Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 5, Mei 2024

 

PENGARUH STRATEGI DRTA DAN SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

 

Sulastri1, Amprasto2, Astri Dwi Jayanti Suhandoko3

Universitas Terbuka, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar masih rendah, sebagaimana tergambar dari hasil survei PIRLS, OECD, dan skor PISA, serta asesmen awal membaca. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Dengan populasi sebanyak 84 siswa, penelitian ini menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. Strategi DRTA, SQ3R, dan kombinasinya diterapkan pada tiga kelas eksperimen. Hasil uji dua rata-rata pretest menunjukkan perbedaan kemampuan membaca antar kelas. Analisis N-Gain dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh strategi pembelajaran pada lima indikator membaca pemahaman. Kelas eksperimen 1, menggunakan strategi DRTA, hanya memberikan pengaruh rendah pada indikator kosakata sulit. Kelas eksperimen 2, yang menggunakan strategi SQ3R, memberikan pengaruh sedang pada beberapa indikator. Kelas eksperimen 3, yang menerapkan kombinasi strategi DRTA dan SQ3R, memberikan pengaruh sedang pada indikator ide pokok, namun hanya memberikan pengaruh rendah pada indikator kosakata sulit. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi DRTA dan kombinasi DRTA-SQ3R memberikan pengaruh rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa, sementara penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh sedang.

Kata Kunci: strategi DRTA, strategi SQ3R, kemampuan membaca pemahaman, pendidikan dasar

 

Abstract

The reading comprehension skills of fourth-grade elementary school students are still low, as evidenced by the PIRLS, OECD surveys, PISA scores, and initial reading assessments. This study aims to analyze the influence of DRTA and SQ3R strategies on students' reading comprehension abilities. With a population of 84 students, the entire population was used as the sample. DRTA, SQ3R, and their combination were applied in three experimental classes. The results of the two-sample pretest mean test showed differences in reading abilities among classes. N-Gain analysis was conducted to evaluate the influence of teaching strategies on five reading comprehension indicators. Experimental Class 1, using the DRTA strategy, only had a low impact on the difficult vocabulary indicator. Experimental Class 2, which used the SQ3R strategy, had a moderate impact on several indicators. Experimental Class 3, applying a combination of DRTA and SQ3R strategies, had a moderate impact on the main idea indicator, but only had a low impact on the difficult vocabulary indicator. From these results, it can be concluded that the use of DRTA and DRTA-SQ3R combination strategies has a low impact on students' reading comprehension abilities, while the use of SQ3R strategy has a moderate impact.

Keywords: DRTA strategy, SQ3R strategy, reading comprehension ability, elementary education

 


Pendahuluan

Gerakan literasi sekolah lahir sebagai bentuk pengejawanatahan dari Permendikbud No 23 Tahun 2015. Sebagai sebuah gerakan sosial, gerakan ini lahir untuk mewujudkan terbentuknya kebiasaan membaca pada siswa di sekolah. Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud (2018) menyatakan bahwa sebagai sebuah gerakan massal yang diselenggarakan di sekolah serta melibatkan seluruh warga sekolah, maka pelaksanaan kegiatan literasi sekolah dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan masing- masing sekolah.

Salah satu komponen penting dalam kegiatan literasi di sekolah adalah membaca. Namun, sekarang ini kita dihadapkan pada masalah masih rendahnya minat baca serta kesulitan untuk memahami bacaan. Berdasarkan hasil survei Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011, Mullis et al. (2012) menyatakan presentase soal yang dijawab benar oleh siswa Indonesia sebesar 34 %, sedangkan rata- rata internasional mencapai 57 %. Capaian ini menempatkan Indonesia pada posisi ke 7 dari bawah. Begitu juga dengan hasil Programmer for International Student Asessment (PISA) menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Dilansir melalui OECD (2019) yang merilis hasil studi PISA tahun 2018, menyatakan bahwa nilai siswa Indonesia dalam hal membaca sebesar 371, dimana skor ini jauh di bawah rata- rata OECD yaitu 487.

Sejalan dengan data di atas, menurut Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud (2018), Puspendik Kemendikbud pada tahun 2016 melaksanakan Indonesian National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca, matematika, dan sains bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dengan perhatian utama pada uji kemampuan membaca, maka diperoleh hasil sebagai berikut; sebesar 46,83% dalam kriteria kurang, 47,11% dalam kriteria cukup, serta sisanya sebesar 6,06% yang memiliki kriteria baik.

Untuk melengkapi data yang dipaparkan di atas, peneliti juga melaksanakan observasi awal pada siswa kelas IV SDIT Al Istiqomah, dan menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Pada kegiatan asesmen awal kemampuan membaca pemahaman yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2023, diperoleh data bahwa nilai rata- rata kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV sebesar 66. Sehingga berdasarkan beberapa data di atas terbukti secara empiris  bahwa kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca pemahaman masih rendah, oleh karena itu diperlukan sebuah usaha untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa khususnya dalam hal membaca pemahaman.

Mullis, I. V. S., & Martin (2019) dalam sebuah artikel yang dirilis     oleh PIRLS mengartikan literasi membaca adalah kompetensi untuk memahami serta mempergunakan berbagai bahasa tulis baku ke dalam kehidupan sehari-hari, serta kemampuan dalam menemukan makna dari             berbagai ragam teks; serta memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk mendukung proses pembelajaran baik di sekolah maupun dalam keseharian serta melakukan hobi yang dimilikinya.

Menurut Ambarita dkk. (2021) kemampuan dalam memahami sebuah bacaan tidak didapatkan secara turun temurun, tetapi merupakan sebuah hasil dari proses latihan yang dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut Pohan dkk. (2019), pada aktifitas membaca pemahaman, maka siswa akan mendapatkan informasi baik yang tersirat maupun tersurat dari bahan bacaan tersebut. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan menjadi sebuah indikator bagi kemampuan siswa tersebut dalam membaca.

Sejalan dengan pemikiran di atas, Maesaroh (2021), kegiatan membaca pemahaman yang diselenggarakan dengan baik, akan berdampak bagi kesuksesan belajar siswa. Hal ini juga memberikan makna bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan kegiatan bagi para siswa untuk menemukan informasi secara aktif serta dilakukan secara berkesinambungan serta latihan terus menerus di bawah bimbingan guru.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh  Ambarita dkk., (2021) disebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca, antara lain ketertarikan siswa serta ragam kegiatan yang dilakukan saat membaca, adanya perbedaan kemampuan pada siswa itu sendiri, serta kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki baik oleh siswa, lingkungan sekolah, maupun saat di rumah.

Selain faktor di atas, salah satu hal yang berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman adalah pemilihan strategi yang tepat dalam pembelajaran. Pohan dkk. (2019) menyatakan strategi pembelajaran sangat diperlukan agar mampu mengaktifkan siswa dalam meningkatkan kemampuannya menangkap isi bacaan dengan lebih baik lagi. Sedangkan  menurut Maulinda (2023) media serta strategi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas berguna untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca. Karena minat atau semangat siswa dalam membaca akan menjadi faktor yang menentukan kesuksesan dalam belajar.

Menurut Muhsyanur (2019), beberapa strategi yang digunakan dalam kegiatan membaca di kelas, antara lain strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate), strategi ECOLA ( Estending Concept trought Languange Acitvitie ), strategi K-W-L (Know Want to Learn), dan strategi Scramble. Sedangkan menurut Abidin dkk., (2017), setidaknya ada enam strategi dalam mengajarkan kemampuan membaca pemahaman, yaitu strategi membaca cermat multiliterasi, strategi pembelajaran inkuiri membaca, strategi eksplorasi masalah matematis, strategi SQ3R (Strategi Surveys, Question, Reading, and Review), strategi PQRST (Preview, Question, Read, Summary dan Test), dan strategi SQRQCQ (Survey, Read, Question, Compute dan Question).

Terkait dengan banyaknya strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan membaca, maka penulis hanya terfokus pada dua strategi saja yaitu strategi DRTA serta strategi SQ3R. Kedua strategi tersebut dipilih karena mampu mengaktifkan siswa saat kegiatan membaca. Berdasarkan pendapat Fatih (2019), strategi DRTA mengutamakan partisipasi siswa dalam kegiatan membaca, karena dalam strategi ini, kegiatan difokuskan pada kegiatan untuk memperkirakan  isi bacaan kemudian membuktikannya dengan cara membaca isi seluruh teks. Maka dengan menggunakan strategi ini, diharapkan pembelajaran membaca di kelas berlangsung dengan aktif dan berpusat pada siswa.

Adapun Maesaroh (2021) strategi SQ3R memiliki kelebihan mampu mengaktifkan siswa saat kegiatan membaca berlangsung. Sehingga siswa akan lebih mudah mengerti isi dari bacaan yang sedang dibaca. Selain itu, pembelajaran juga lebih menyenangkan dan terfokus pada kandungan pokok materi yang sedang dipelajari.

Data penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan strategi DRTA maupun SQ3R dalam kegiatan membaca pemahaman terbukti mampu memberikan pengaruh yang positif pada kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan, baik teks sastra maupun non sastra. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan kajian secara lebih mendalam tentang penggunaan strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV sekolah dasar.

Penggunaan strategi DRTA dan SQ3R yang dilakukan secara bersamaan, masih sedikit dilakukan oleh peneliti terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Bella (2021) yang menggunakan strategi DRTA dan SQ3R secara bersamaan dalam aspek membaca pemahaman pada mata Pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam penelitian tersebut menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol saja.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek penelitian, yaitu siswa kelas IV Sekolah Dasar, serta penggunaan tiga kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Fokus penelitian adalah pada pengaruh strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Tujuan penelitian mencakup analisis pengaruh masing-masing strategi serta kombinasinya terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis dalam meningkatkan literasi siswa, menjadi acuan pengembangan pembelajaran literasi, meningkatkan kualitas kegiatan literasi di sekolah, menjadi referensi bagi penelitian lain di bidang literasi pendidikan dasar, dan menjadi pedoman untuk penelitian selanjutnya.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental) yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari penerapan strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest, Nonequivalent Multiple-Group Design. Enam pertemuan dilakukan untuk setiap kelas, dimana pertemuan pertama untuk pretest, pertemuan kedua sampai kelima untuk penerapan strategi pada kelas eksperimen, dan pertemuan keenam untuk posttest. Keempat kelas paralel di jenjang yang sama digunakan sebagai sampel, dengan penentuan kelas dan strategi secara acak. Instrumen penelitian terdiri dari instrumen nontes (lembar observasi, wawancara, dan kuesioner) serta instrumen tes. Validitas instrumen diuji melalui validitas isi dengan melibatkan ahli, sementara reliabilitasnya diukur menggunakan koefisien reliabilitas. Proses pengumpulan data dilakukan di sebuah Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu di wilayah kabupaten Tangerang, mulai dari November 2023 hingga Maret 2024. Analisis data dilakukan melalui statistik deskriptif, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis menggunakan skor N-Gain.

 

Hasil dan Pembahasan

A.   Hasil

1.     Analisis Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif hasil pretest membaca pemahaman perlu dilakukan untuk melihat gambaran data secara umum seperti nilai rata- rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi serta varians dari data yang ada baik di kelas eksperimen 1, 2, 3 maupun kelas kontrol. Perhitungan statistik deskriptif menggunakan bantuan aplikasi  SPSS 29.

a.     Analisis Deskriptif Hasil Pretest

Dalam tabel 1 berikut, disajikan hasil perhitungan statistika deskriptif untuk data pretest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

                         

Tabel 1. Hasil Perhitungan Deskriptif Statistik Data Pretest

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Hasil Pretest Kelas Eksperimen 1

21

40

85

65.95

12.808

Hasil Pretest Kelas Eksperimen 2

21

25

95

61.43

17.040

Hasil Pretest Kelas Eksperimen 3

21

35

90

67.86

15.213

Hasil Pretest Kelas Kontrol

21

45

85

67.62

11.792

Valid N (listwise)

21

 

 

 

 

                                   Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.

 

1) Kelas Eksperimen 1

Kelas eksperimen 1 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 45.

2) Kelas Eksperimen 2

Kelas eksperimen 2 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 70.

3) Kelas Eksperimen 3

Kelas eksperimen 3 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA dan SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 55.

4) Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 40.

Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas, terlihat bahwa nilai rata- rata dari keempat kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kontrol berbeda. Karena terdapat perbedaan hasil nilai pretest dari keempat kelas, maka tidak bisa dilakukan paired sample t test, tetapi akan dilakukan analisis N-Gain terhadap nilai pretest dan posttest.

b.     Analisis Deskriptif Hasil Posttest

Dalam tabel 2 berikut, disajikan hasil perhitungan statistika deskriptif untuk data pretest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

               

 

 

Tabel 2. Hasil Perhitungan Deskriptif Statistik Data Posttest

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Hasil Posttest Kelas Eksperimen 1

21

45

85

65.24

12.891

Hasil Posttest Kelas Eksperimen 2

21

60

85

76.19

8.352

Hasil Posttest Kelas Eksperimen 3

21

50

85

69.52

9.605

Hasil Posttest Kelas Kontrol

21

50

85

69.76

10.305

Valid N (listwise)

21

 

 

 

 

                                Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.

 

1)   Kelas Eksperimen 1

Kelas eksperimen 1 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 40.

2)   Kelas Eksperimen 2

Kelas eksperimen 2 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.

3)   Kelas Eksperimen 3

Kelas eksperimen 3 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA dan SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.

4)   Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.

2. Analisis Data

a.   Uji prasyarat analisis

Uji prasyarat analisis diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas data pretest dari keempat kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

b.   Uji normalitas data pretest

Uji normalitas data pretest ini dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai hasil pretest berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 29. Hasil pengujian tersaji dalam tabel 3 berikut.

 

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pretest

Tests of Normality

 

Kelas

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

 

Statistic

df

Sig.

Statistic

df

Sig.

Kemampuan Membaca Pemahaman

Pretest Eksperimen 1 (Strategi DRTA)

.195

21

.035

.920

21

.087

Pretest Eksperimen 2 (Strategi SQ3R)

.171

21

.109

.947

21

.301

Pretest Eksperimen 3 (Strategi DRTA dan SQ3R)

.204

21

.022

.913

21

.064

Pretest Kontrol

.170

21

.117

.914

21

.067

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.

 Berdasarkan hasil perhitungan data pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig) untuk seluruh kelas, baik eksperimen 1, 2, 3 maupun kontrol > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

c.   Uji homogenitas data pretest

Uji homogenitas dilakukan setelah pengujian normalitas pada data pretest. Penghitungan uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi SPSS 29. Adapun hasilnya tersaji dalam tabel 4 berikut.

 

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest

Test of Homogeneity of Variance

 

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

Hasil Pretest Membaca Pemahaman

Based on Mean

.504

3

80

.681

Based on Median

.309

3

80

.819

Based on Median and with adjusted df

.309

3

66.750

.819

Based on trimmed mean

.476

3

80

.700

Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.

 

Berdasarkan hasil perhitungan data pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig) untuk semua data baik kelas eksperimen 1, eksperimen 2, eksperimen 3 maupun kelas kontrol > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest tersebut bersifat homogen. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua rata- rata untuk hasil pretest dari keempat kelas.

d.   Uji dua rata- rata kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol

 

Tabel 5. Hasil uji dua rata- rata kelas eksp 1 dan kontrol

Paired Samples Test

Hasil Pretest Kelas Eksp 1 -Kelas Kontrol

Paired Differences

t

df

Significance

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

One-Sided p

Two-Sided p

Lower

Upper

-1.667

17.200

3.753

-9.496

6.163

-.444

20

.331

.662

Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.

 

Dari hasil uji dua rata- rata di atas, nilai signifikansi (sig) sebesar   0, 662 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data hasil pretest kedua kelas tersebut memang berbeda.

e.   Uji dua rata- rata kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol

 

Tabel 6. Hasil Uji Dua Rata- Rata Kelas Eksp 2 dan Kontrol

Paired Samples Test

Kelas Eksperimen 2 - Kelas Kontrol

Paired Differences

t

df

Significance

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

One-Sided p

Two-Sided p

Lower

Upper

-6.190

19.033

4.153

-14.854

2.473

-1.490

20

.076

.152

 

Dari hasil uji dua rata- rata di atas, nilai signifikansi (sig) sebesar 0,152 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data hasil pretest kedua kelas tersebut memang berbeda.

f.    Uji dua rata- rata kelas eksperimen 3 dan kelas kontrol

 

Tabel 7. Hasil Uji Dua Rata- Rata Kelas Eksp 3 dan Kontrol

Paired Samples Test

Kelas Eksperimen 3 - Kelas Kontrol

Paired Differences

t

df

Significance

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

One-Sided p

Two-Sided p

Lower

Upper

.238

20.825

4.544

-9.241

9.718

.052

20

.479

.959

 

Dari hasil uji dua rata- rata di atas, nilai signifikansi (sig) sebesar 0,959 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data hasil pretest kedua kelas tersebut memang berbeda.

Berdasarkan ketiga hasil uji dua rata- rata di atas, yang menunjukkan hasil berbeda untuk hasil pretest keempat kelas, baik kelas eksperimen1, 2, 3, maupun kelas kontrol, tidak bisa dilakukan uji perbandingan hasil posttest, tetapi akan dilanjutkan dengan analisis N-Gain.

3. Analisis N-Gain

Analisis N-Gain dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest kelas eksperimen 1, 2, 3 dan kelas kontrol. Hasil perhitungan analisis N-Gain dari keempat kelas secara rinci bisa dilihat pada lampiran. Namun berdasarkan jika dikelompokkan sesuai kriteria skor N-Gain, maka diperoleh data seperti pada gambar berikut.

 

 


                       

                       

 

           

 

 

 

 

 

Gambar 2. Hasil Analisis N-Gain

 

Gambar 1. Hasil Analisis N-Gain

 

Berdasarkan hasil analisis N-Gain terhadap keempat kelas di atas, maka bisa diinterpretasikan bahwa jika dilihat dari pengaruh pemberian perilaku berupa strategi pembelajaran terhadap ketrampilan membaca pemahaman, maka strategi yang memiliki pengaruh tertinggi adalah kelas eksperimen 2 yang menggunakan strategi SQ3R. Penerapan strategi pembelajaran dengan pengaruh terendah terhadap peningkatan ketrampilan membaca pemahaman adalah kelas eksperimen 3 yang menggunakan strategi DRTA dan SQ3R.

Untuk mengetahui secara detail pengaruh penggunaan strategi pembelajaran, maka tahapan selanjutnya adalah analisis N-Gain terhadap masing- masing indikator membaca pemahaman di tiap kelas, baik kelas eksperimen maupuan kelas kontrol. Tujuan dari analisis tiap indikator ini untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan strategi baik DRTA, SQ3R, maupun gabungan dari keduanya, serta strategi membaca konvensional terhadap ketrampilan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Analisis N-Gain terhadap Indikator Membaca   Pemahaman

Dalam penelitian ini, terdapat lima indikator pemahaman yaitu ide pokok, rincian atau fakta dari teks, kosakata atau kata- kata sulit, kesimpulan, dan tanggapan kreatif. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka analisis N-Gain dilakukan terhadap setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasilnya terdapat pada tabel 8 berikut.

 

Tabel 8. Analisis N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas Eksp.1

Indikator Membaca Pemahaman

Pretest

Posttest

Posttest-Pretest

100-pretest

Ngain

Kategori

Ide Pokok

73.8

72.6

-1.2

26.2

0.0

Rendah

Rincian atau fakta dari teks

69

66.7

-2.4

31

-0.1

Tidak berdampak

Kosakata atau kata- kata sulit

54.8

63.1

8.33

45.2

0.2

Rendah

Kesimpulan

73.8

70.2

-3.6

26.2

-0.1

Tidak berdampak

Tanggapan kreatif

58.3

53.6

-4.8

41.7

-0.1

Tidak berdampak

 

Berdasarkan data di atas, interpretasi data tentang penggunaan strategi DRTA pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analisis N-Gain setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

1)  Berdasarkan kategori N-Gain, strategi DRTA memiliki pengaruh rendah terhadap indikator ide pokok dan menemukan kosakata atau kata- kata sulit.

2)  Pada indikator ide pokok, rincian atau fakta dari teks, dan kesimpulan penggunaan strategi DRTA tidak berdampak, karena N-Gain score pada ketiga indikator tersebut kurang dari nol.

Selanjutnya dilakukan analisis N-Gain per indikator membaca pemahaman pada kelas eksperimen 2 dan hasilnya tersaji pada tabel 9 berikut.

 

Tabel 9. Analisis N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas Eksp.2

Indikator Membaca Pemahaman

Pretest

Posttest

Posttest-Pretest

100-pretest

Ngain

 Kategori

Ide Pokok

67.9

88.1

20.2

32.1

0.6

 Sedang

Rincian atau fakta dari teks

67.9

69

1.19

32.1

0.04

 Rendah

Kosakata atau kata- kata sulit

57.1

69

11.9

42.9

0.3

 Sedang

Kesimpulan

51.2

76.2

25

48.8

0.5

 Sedang

Tanggapan kreatif

63.1

78.6

15.5

36.9

0.4

 Sedang

 

Berdasarkan data di atas, interpretasi penggunaan strategi SQ3R pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analisis N-Gain setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

1)    Strategi SQ3R memiliki pengaruh rendah pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada indikator rincian atau fakta dari teks.

2)    Strategi SQ3R memiliki pengaruh sedang pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada indikator menemukan ide pokok, kosakata atau kata- kata sulit, kesimpulan dan tanggapan kreatif.

Selanjutnya akan dilakukan analisis N-Gain pada kelas eksperimen 3 yang menerapkan strategi DRTA dan SQ3R secara bersamaan. Data tercantum pada tabel 10 berikut.

 

Tabel 10. Analisis N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas Eksp.3

 

Indikator Membaca Pemahaman

Pretest

Posttest

Posttest-Pretest

100-pretest

Ngain

Kategori

Ide Pokok

81

88.1

7.14

19

0.4

Sedang

Rincian atau fakta dari teks

72.6

77.4

4.76

27.4

0.2

Rendah

Kosakata atau kata- kata sulit

64.3

64.3

0

35.7

0

Rendah

Kesimpulan

67.9

61.9

-6

32.1

-0.2

Tidak berdampak

Tanggapan kreatif

53.6

56

2.38

46.4

0.1

Rendah

Berdasarkan data di atas, interpretasi data penggunaan strategi DRTA dan SQ3R pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analisis N-Gain setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

1)    Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan tidak memiliki dampak terhadap indikator penarikan kesimpulan.

2)    Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan memiliki pengaruh rendah terhadap indikator kemampuan membaca pemahaman pada rincian atau fakta dari teks, kosakata sulit dan tanggapan kreatif.

3)    Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan memiliki pengaruh sedang terhadap indikator kemampuan membaca pemahaman pada ide pokok.

Langkah terakhir adalah melakukan analisis N-Gain pada kelas kontrol. Adapun hasilnya, terdapat pada tabel 11 berikut.

 

Tabel 11. Analisis N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas kontrol

Indikator membaca pemahaman

Pretest

Posttest

Posttest-Pretest

100-pretest

Ngain

Kategori

Ide Pokok

72.6

81

8.33

27.4

0.3

Sedang

Rincian atau fakta dari teks

61.9

81

19

38.1

0.5

Sedang

Kosakata atau kata- kata sulit

70.2

63.1

-7.1

29.8

-0.2

Tidak berdampak

Kesimpulan

73.8

59.5

-14

26.2

-0.5

Tidak berdampak

Tanggapan kreatif

59.5

64.3

4.76

40.5

0.1

Rendah

 

Berdasarkan data di atas, interpretasi data penggunaan strategi konvensional pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analissi N-Gain setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:

1)    Strategi konvensional yang digunakan tidak memiliki pengaruh terhadap indikator kosakata atau kata- kata sulit dan penarikan kesimpulan.

2)    Strategi konvensional memiliki pengaruh rendah terhadap indikator kemampuan membaca pemahaman yaitu tanggapan kreatif.

3)    Strategi konvensional memiliki pengaruh sedang terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada menemukan ide pokok dan rincian atau fakta dari teks.

 

Pembahasan

1.     Penerapan strategi SQ3R

Berdasarkan hasil analisis N-Gain dari tiap indikator tersebut, maka terlihat bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh yang lebih banyak jika dibandingkan dengan strategi DRTA maupun gabungan DRTA dan SQ3R. Hasil ini setemali dengan hasil penelitian Ari (2014), ada perbedaan nyata  dalam penggunaan strategi DRTA antara hasil posttest siswa yang dilatih dengan strategi DRTA dan kelompok kontrol dan hasil posttest siswa yang belajar menggunakan strategi SQ3R. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Bella (2021), yang menyatakan bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan strategi DRTA. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulinda (2023), memberikan hasil serupa bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh lebih baik jika dibandingkan dengan strategi DRTA.

Beberapa hal yang diduga menjadi faktor yang memberikan pengaruh pada meningkatnya kemampuan membaca pemahaman siswa di kelas eksperimen 2  dengan strategi SQ3R adalah:

a.     Dalam strategi SQ3R terdapat dua kali tahapan membaca, yaitu membaca sekilas dan membaca secara utuh. Hal ini sesuai yang disampaikan oleh pengajar di kelas eksperimen 2 yang menyatakan bahwa adanya dua kali tahapan membaca membuat siswa mampu memahami bacaan dengan lebih baik,

b.     Adanya aktivitas prediksi pada tahapan survey, sebagaimana pendapat Salam (2018) yang menyatakan bahwa strategi SQ3R berguna bagi pembaca untuk meningkatkan kemampuan literal pemahaman isi bacaan, dan kegiatan memprediksi serta mengelaborasi isi bacaan. Kegiatan tersebut merupakan ciri  khas dari strategi SQ3R. Begitu juga menurut Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023), strategi SQ3R membantu pembaca dalam menemukan ide pokok pada teks yang sedang dibaca.

c.     Adanya kegiatan untuk mengaktifkan siswa di kelas dalam kegiatan menebak isi cerita berdasarkan gambar ataupun judul cerita. Menurut Suherman et al. (2021), strategi SQ3R dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa di kelas, serta membangun proses berfikir dari siswa dengan memikirkan kemungkinan isi cerita pada tahapan prediksi. Menurut Orlando (1978), terdapat tiga kegiatan dalam tahapan recite yang akan membuat siswa memahami bacaan dengan lebih baik, yaitu membaca teks, membuat ringkasan serta memeriksa kembali tekas untuk memastikan seluruh ide pokok sudah dituliskan.

d.     Adanya tahapan membuat pertanyaan setelah siswa membaca sekilas, membuat siswa terampil dalam mencari ide pokok. Hal ini sejalan dengan hasil angket yang disebarkan ke siswa sebagai responden, Sebanyak 76 % responden menyatakan setuju bahwa penggunaan strategi SQ3R memudahkan mereka dalam mencari ide pokok. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis N-Gain per indikator pada kelas eksperimen 2, yang memberikan data bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh sedang pada keempat indikator membaca pemahaman, yaitu menemukan ide pokok cerita, mengartikan kata- kata sulit, membuat kesimpulan, serta memberikan tanggapan kreatif.

Oleh karena itu, berdasarkan pembahasan data di atas, maka jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian yang telah disusun di bab 3, tentang penerapan strategi SQ3R terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman, maka secara empiris terbukti mampu memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDIT Al Istiqomah.

Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023). Pada penelitian tersebut, penggunaan strategi SQ3R mampu memberikan dampak positif pada ketrampilan membaca pemahaman siswa dibandingkan dengan penggunaan strategi konvensional. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Nadzifah (2016), penggunaan strategi SQ3R memberikan dampak positif pada kemampuan membaca pemahaman siswa pada siswa kelas IV sekolah dasar. Hal ini juga diperkuat dengan hasil analisis N-Gain per indikator pada kelas eksperimen 2, yang memberikan data bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh sedang pada keempat indikator membaca pemahaman, yaitu menemukan ide pokok cerita, mengartikan kata- kata sulit, membuat kesimpulan, serta memberikan tanggapan kreatif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiharti et al. (2020), walaupun tidak menjelaskan secara detail peningkatan pada setiap indikator membaca pemahaman, namun penggunaan strategi SQ3R mampu memberikan pengaruh yang baik pada kemampuan membaca pemahaman siswa. Jika dikaitkan dengan pendapat Nirmala (2019), maka pengaruh strategi SQ3R pada kemampuan membaca pemahaman di kelas eksperimen 2 sampai pada level empat yaitu pemahaman evaluasi. Dalam pemahaman evaluasi ini, meliputi kemampuan untuk memadukan informasi yang dimiliki sebelumnya serta memberi penilaian terhadap isi, model ekspresi, ide pokok atau fakta, nilai yang dipegang atau dipahami.

2.     Penerapan strategi DRTA

Penggunaan strategi DRTA dalam penelitian ini, memiliki pengaruh yang rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Kara & Doi (2021). Pada penelitian tersebut, penggunaan strategi DRTA memiliki pengaruh positif pada ketrampilan membaca pemahaman siswa, dengan adanya perbedaan nilai posttest kelas eksperimen yaitu 77,70 sedangkan pada kelas konvensional hanya mendapatkan nilai 74,47. Walaupun jika dilihat dari selisih nilai pretest dan posttest pada penelitian tersebut, juga tidak ada perbedaan yang sangat signifikan, hanya terpaut 3 poin saja.

Selain itu, berdasarkan wawancara dengan pengajar pada kelas ekperimen satu yang menyatakan bahwa pada indikator menemukan ide pokok, baru sebagian siswa yang menguasainya. Peningkatan ketrampilan pada indikator ide pokok, menurut pengajar disebabkan karena para siswa tersebut sudah memiliki kebiasaan membaca yang baik sebelumnya. Sedangkan pada tiga indikator lainnya, yaitu rincian atau fakta dari teks, penarikan kesimpulan dan tanggapan kreatif, belum terlihat peningkatannya.  Namun jika dilihat dari hasil perhitungan data, penggunaan strategi DRTA hanya berdampak rendah pada indikator menemukan ide pokok dan kosakata sulit saja. Sedangkan pada tiga indikator lainnya terlihat bahwa penggunaan strategi DRTA tidak memiliki pengaruh pada ketrampilan membaca pemahaman siswa.

Hasil serupa juga terlihat pada hasil angket yang diisi oleh para responden yaitu siswa kelas eksperimen dua sebanyak 81 % menyatakan bahwa hanya kemampuan mencari ide pokok yang mengalami peningkatan, sedangkan penggunaan strategi DRTA tidak berpengaruh secara nyata pada keempat indikator lainnya. Menurut penelitian Hidayana et al. ( 2021), dalam penggunaan strategi DRTA ini dibutuhkan ketrampilan guru dalam memberikan abstraksi di awal pembelajaran. Kegiatan abstraksi ini diharapkan mampu mendorong siswa untuk lebih cepat dalam memahami bacaan. Begitu juga dengan Fatih (2019), penggunaan strategi DRTA memerlukan kemampuan guru dalam mengatur waktu dan manajemen kelas agar mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu,

Berdasarkan data- data di atas, maka jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian, maka penggunaan strategi DRTA pada penelitian ini hanya memberikan pengaruh rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV di SDIT Al Istiqomah. Sedangkan pada penelitian Karakaita Putri et al. (2019) penerapan strategi DRTA dilaksanakan dengan menggunakan bantuan flip chart dan menunjukkan perbedaan yang nyata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sejalan dengan itu, Nathalia Angelina & dkk (2021)  juga menerapkan strategi DRTA dengan pengembangan media animasi dan menunjukkan pengaruh yang positif pula. Demikian juga dengan Kurniaman et al. (2021), yang melakukan pengembangan bahan ajar membaca menggunakan strategi DRTA. Sehingga kemungkinan penyebab rendahnya pengaruh penerapan strategi DRTA antara lain karena tidak ada pengembangan atau bantuan media yang digunakan dalam pelaksanaannya.

2.     Penerapan strategi gabungan DRTA dan SQ3R

Sedangkan pada kelas eksperimen 3 yang menerapkan pembelajaran membaca dengan menggabungkan strategi DRTA dan SQ3R, berdasarkan hasil analisis N-Gain, hanya memberikan pengaruh pada indikator mencari ide pokok cerita. Sedangkan pada keempat indikator lainnya, tidak ada pengaruh sebagaiman yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar di kelas tersebut, salah satu hal yang diduga menjadi penyebab tidak terlihatnya dampak penggunaan strategi DRTA dan SQ3R adalah siswa sudah nyaman dengan strategi DRTA yang lebih sederhana dalam alur kegiatannya, sehingga saat beralih ke strategi SQ3R, minat siswa menjadi berkurang dan merasa kesulitan. Selain itu, pengajar juga menyatakan kesulitan jika menerapkan dua strategi pembelajaran secara bergantian. Terutama karena dalam strategi SQ3R juga membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan strategi DRTA.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023), bahwa strategi SQ3R membutuhkan waktu lebih lama dalam pelaksanaannya karena ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Sedangkan saat dilakukan sebaran angket kepada para siswa, hanya 57 % siswa menyatakan setuju bahwa penggunaan strategi DRTA dan SQ3R memudahkan mereka dalam membuat kesimpulan dari sebuah cerita. Dengan menggabungkan dua strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa ternyata memberikan hasil yang tidak sesuai harapan. Sebagaimana Sari, Elia Irma. Wiarsih, Cicih. Bramasta (2021) menyatakan bahwa penggunaan strategi yang tepat memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pengajaran membaca di kelas.

Bahkan jika dibandingkan dengan kelas kontrol, maka hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen 1 dan 3 tidaklah lebih baik. Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama pengajar di kelas kontrol pada tanggal 12 Februari 2024, pengajar menceritakan strategi konvensional yang digunakan dalam pelajaran membaca pemahaman meliputi 3 langkah yaitu pra membaca, membaca, dan pasca membaca. Dalam kegiatan pra membaca atau disebut juga dengan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dimaksud adalah mengaitkan ide cerita yang akan dibaca dengan pengalaman sehari- hari siswa di kelas. Adanya pengaitan ide cerita dengan pengalaman sehari- hari ini menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa akan isi cerita yang dibaca. Hal ini sejalan dengan Prayogo et al. (2015), yang menyatakan bahwa kemampuan seseorang dalam memahami sebuah bacaan salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman atau informasi yang dimiliki sebelumnya. Dengan cara mengaitkan informasi lama dengan hal baru yang akan dipelajari, maka memudahkan seseorang dalam memahami sebuah cerita. Habók et al. (2024) juga menemukan hubungan yang positif antara penggunaan strategi membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa jenjang menengah pertama.

Berdasarkan paparan di atas, maka jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian, maka penggunaan strategi gabungan DRTA dan SQ3R hanya memberikan pengaruh rendah pada kemampuan membaca siswa, terutama pada indikator menemukan ide pokok. Sedangkan pada empat indikator lainnya, penggunaan strategi gabungan ini, tidak memberikan dampak peningkatan yang berarti. Sehingga bisa dinyatakan bahwa penggunaan strategi DRTA dan SQ3R secara bersamaan tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab 4, kesimpulan dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan strategi DRTA menunjukkan pengaruh rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sementara itu, penerapan strategi SQ3R memiliki pengaruh sedang terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar. Namun, penggunaan kedua strategi secara bersamaan menunjukkan pengaruh rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abidin, Y. (2017). Pembelajaran Literasi (Y. N. Indah Sari (ed.); 1st ed.). Bumi Aksara.

Ambarita, R. S., Wulan, N. S., & Wahyudin, D. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. 3(5), 2336–2344.

Amin, S. (2022). 164 Model Pembelajaran Komtenporer. Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45 Bekasi. https://www.google.co.id/books

Andriani, D. (2017). The Influence of Reading Comprehension Achievement at the Eighth Grade Students of SMP Muhammadiyah 1 Rawa Bening By Using DRTA and KWL Strategies. Tell-Us Journal, 2(2), 7–19. https://doi.org/10.22202/tus.2016.v2i2.1316

Ari, G. (2014). The Effects Of SQ3R and DR-TA Reading Strategies Used by Fifth Grade Students on Comprehension. In Journal of Theory and Practice in Education (Vol. 10, Issue 2, pp. 535–555).

Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (3rd ed.). Rosdakarya.

Barmawi, Murni, & Rahman, D. (2022). Penerapan Strategi Sq3r (Survey, Question, Read, Recite and Review) Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(4), 5301–5311.

Bella, A. (2021). A Comparison of Directed Reading Thinking Activity (DRTA) and Survey, Question, Read, Recite, and Reviews (SQ3R) Strategy to Improve Reading Comprehension Achievement of Indonesian Junior High School Students. International Journal of Research and Review, 8(8), 689–695. https://doi.org/10.52403/ijrr.20210891

Burns, P. C. (1984). Teaching Reading in Today’s Elementary Schools (Third Edit). Houghton Mifflin Company Boston.

Creswell, J. W. (2014). Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative dan Qualitative Research (Fourth Edi). Pearson New International Edition.

Creswell, J. W. (2018). Mixed Methods Procedures. In Research Defign: Qualitative, Quantitative, and Mixed M ethods Approaches.

Dr. Muhsyanur, M. P. (2019). Pengembangan Ketrampilan Membaca (A. FAUZI (ed.)). UNIPRIMA PRESS.

Edwin, L. D., Gunayasa, I. B. K., & Setiawan, H. (2021). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SD Gugus 3 Kecamatan Gunung Sari. Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 10–18. https://jurnal.educ3.org/index.php/pendagogia/article/view/4%0Ahttp://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/710

Fatih, M. (2019). Peningkatan Membaca Pemahaman melalui Strategi Direct Reading Thinking Activities (DRTA) Siswa Kelas VA SDN Bendogerit 1 Kota Blitar. Riset Dan Konseptual, Www.Journal.Unublitar.Ac.Id/Jp, 3(1). http://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.99

Fitriyani, D. (2017). Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Survey, Question, Read, Recite, dan Review (SQ3R). Jurnal Pesona, 3(1), 43–49. https://media.neliti.com/media/publications/165434-ID-kemampuan-membaca-pemahaman-dengan-mengg.pdf

Goodman, D. R. et all. (1981). Reading Strategies: Focus on Comprehension. In The English Journal (Vol. 70, Issue 7). https://doi.org/10.2307/817495

Habók, A., Oo, T. Z., & Magyar, A. (2024). The effect of reading strategy use on online reading comprehension. Heliyon, 10(2). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e24281

Hidayana, S., Pateda, L., Pautina, A. R., Fitk, P., Sultan, I., Gorontalo, A., Fitk, P., Sultan, I., Fitk, P., Sultan, I., & Gorontalo, A. (2021). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity ( DRTA ) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Oleh : Kata Kunci : Strategi Directed Reading Thinking Activity , Kemampuan Membaca Pemahaman Keywords : Directed Reading Comprehension Ability Thinking Act. 2(1), 58–81.

Kara, Y. M. D. K., & Doi, M. (2021). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inovatif Directed Reading and Thinking Activity ( DRTA ) dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Membaca Bahasa Inggris Siswa. Jurnal Riset Teknologi Dan Inovasi Pendidikan (JARTIKA), 4(1), 59–68. http://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/view/134%0Ahttps://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/download/134/118

Karakaita, P. N. A., Arini, N. W., & Sumantri, M. (2019). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Berbantuan Media Flip Chart Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(2), 158. https://doi.org/10.23887/jisd.v3i2.17762

Khaerunnisa, K., Salam, R., & Astuti, U. (2018). Penerapan Strategi Survey Question Reading Recite Review (Sq3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Indonesian Journal of Educational Studies, 21(1), 11–25. https://doi.org/10.26858/ijes.v21i1.6689

Kočiský, T., Schwarz, J., Blunsom, P., Dyer, C., Hermann, K. M., Melis, G., & Grefenstette, E. (2018). The NarrativeQA Reading Comprehension Challenge. Transactions of the Association for Computational Linguistics, 6, 317–328. https://doi.org/10.1162/tacl_a_00023

Kurniaman, O., Noviana, E., & Zufriady, Z. (2021). Developing DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Strategy Teaching Materials for Elementary School Students in Improving Reading Prediction Skills. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(1), 261–272. https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i1.350

Maesaroh, S. (2021). Sq3R Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Nonfiksi. Indonesian Journal of Education and Learning, 4(2), 469. https://doi.org/10.31002/ijel.v4i2.3137

Maulinda, R. (2023). The Influence of Learning Techniques And Reading Interest on the Reading Comprehension Ability of Grade V Students of SDIT Al Hamidiyah Depok. 02(01), 100–107. https://doi.org/10.55299/ijere.v2i1.447

Mullis, I. V. S., & Martin, M. O. (Eds. . (2019). PIRLS 2021 Assessment Frameworks. https://timssandpirls.bc.edu/pirls2021/frameworks/

Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P., & Drucker, K. T. (2012). PIRLS 2011 International Results in Reading. In TIMSS & PIRLS International Study Center. http://timss.bc.edu/pirls2011/reports/downloads/P11_IR_FullBook.pdf%5Cnpapers2://publication/uuid/048FDFAE-2EE0-4781-84C7-3EE8024C4C56

Mustadi, A. dkk. (2021). Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dan Bersastra yang Efektif di Sekolah Dasar. In Https://Medium.Com/. https://www.google.co.id/books. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf

Nadzifah, W. (2016). Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Menggunakan Metode Sq3R Siswa Kelas IV Sd N Katongan I. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(28), 2721–2731.

Nathalia Angelina, G., & dkk. (2021). Pengembangan Media Video Animasi Berorientasi Membaca Pemahaman Dengan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Muatan Bahasa Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(1), 100–108. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/view/32453

Nirmala, S. D. (2019). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Iv Se-Gugus 2 Purwasari Dalam Membaca Pemahaman Melalui Model Fives Dan Model Guided Reading. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 10(2), 44–58. https://doi.org/10.30595/dinamika.v10i2.3889

Oakhill, J., Cain, K., & Elbro, C. (2014). Understanding and teaching reading comprehension: A handbook. In Understanding and Teaching Reading Comprehension: A handbook (1st ed.). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315756042

OECD. (2019). Pendidikan di Indonesia Belajar dari Hasil PISA 2018. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemendikbud, 021, 1–206.

Orlando, V. P. (1978). The Relative Effectiveness of a Modified Version of SQ3R on University Students’ Study Behavior. University Microfilms International.

Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi, R. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Strategi Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) Terhadap Keterampilan Membaca Pada Siswa. Jurnal Ilmu Kependidikan, 21(3), 640–647.

 

Pohan, A. A., Abidin, Y., Sastromiharjo, A., & Indonesia, U. P. (2019). MODEL PEMBELAJARAN RADEC. 496.

Prayogo, M. M., Mursita, R. A., & Septiany, G. A. (2015). Panduan Asesmen: Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar:(kobuku). kobuku.com. https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=rwIVEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=%22bermain%22+%22asesmen%22&ots=dg--fa3D90&sig=i_AETFDYlXgtrb_NBsioLs-QAxA

Salam. (2018). Membaca Komprehensif Strategi Pemahaman Bacaan. Ideas Publishing.

Sari, Elia Irma. Wiarsih, Cicih. Bramasta, D. (2021). Strategi Guru Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Peserta Didik di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Educatio, Volume 7,. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i1.847

Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud. (2018). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Stauffer, R. G., & Harrell, M. M. (1975). Individualizing Reading-Thinking Activities. The Reading Teacher, 28(8), 765–769. http://www.jstor.org/stable/20193909

Sugiharti, R. E., Pramintari, R. D., & Destianingsih, I. (2020). SQ3R Method as A Solution To Improve Reading Comprehension Skills in Elementary School. Indonesian Journal of Primary Education, 4(2), 238–247. https://doi.org/10.17509/ijpe.v4i2.26300

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (19th ed.). Alfa Beta CV.

Sugiyono. (2021). Statistika Untuk Penelitian (Cetakan ke). Alfabeta.

Suherman, Rahmadani, N. A., Vidákovich, T., Mujib, Fitria, N., Sari Putri, N. I., Addarojat, M. R. U., & Priadi, M. (2021). SQ3R method assisted by ethnomathematics-oriented student worksheet: The impact of mathematical concepts understanding. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1796(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1796/1/012059

Tim Kurikulum SDIT Al Istiqomah. (2022). Buku Kurikulum SDIT AL ISTIQOMAH.

Unruh, S., McKellar, N. . (2017). Reading Comprehension. In: Assessment and Intervention for English Language Learners. Springer, Cham. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-3-319-52645-4_7

Yuliantika, N. P., Kristiantari, M. G. R., & Putra, M. (2018). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1.

 

Copyright holder:

Sulastri, Amprasto, Astri Dwi Jayanti Suhandoko (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: