Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 5, Mei 2024
PENGARUH STRATEGI DRTA DAN SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Sulastri1, Amprasto2, Astri Dwi Jayanti Suhandoko3
Universitas Terbuka, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar
masih rendah, sebagaimana tergambar dari hasil survei PIRLS, OECD, dan skor
PISA, serta asesmen awal membaca. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.
Dengan populasi sebanyak 84 siswa, penelitian ini menggunakan seluruh populasi
sebagai sampel. Strategi DRTA, SQ3R, dan kombinasinya diterapkan pada tiga
kelas eksperimen. Hasil uji dua rata-rata pretest menunjukkan perbedaan
kemampuan membaca antar kelas. Analisis N-Gain dilakukan untuk mengevaluasi
pengaruh strategi pembelajaran pada lima indikator membaca pemahaman. Kelas
eksperimen 1, menggunakan strategi DRTA, hanya memberikan pengaruh rendah pada
indikator kosakata sulit. Kelas eksperimen 2, yang menggunakan strategi SQ3R,
memberikan pengaruh sedang pada beberapa indikator. Kelas eksperimen 3, yang
menerapkan kombinasi strategi DRTA dan SQ3R, memberikan pengaruh sedang pada
indikator ide pokok, namun hanya memberikan pengaruh rendah pada indikator
kosakata sulit. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi
DRTA dan kombinasi DRTA-SQ3R memberikan pengaruh rendah terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa, sementara penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh
sedang.
Kata Kunci: strategi
DRTA, strategi SQ3R, kemampuan membaca pemahaman, pendidikan dasar
Abstract
The reading
comprehension skills of fourth-grade elementary school students are still low,
as evidenced by the PIRLS, OECD surveys, PISA scores, and initial reading
assessments. This study aims to analyze the influence of DRTA and SQ3R
strategies on students' reading comprehension abilities. With a population of
84 students, the entire population was used as the sample. DRTA, SQ3R, and
their combination were applied in three experimental classes. The results of
the two-sample pretest mean test showed differences in reading abilities among
classes. N-Gain analysis was conducted to evaluate the influence of teaching
strategies on five reading comprehension indicators. Experimental Class 1,
using the DRTA strategy, only had a low impact on the difficult vocabulary
indicator. Experimental Class 2, which used the SQ3R strategy, had a moderate
impact on several indicators. Experimental Class 3, applying a combination of
DRTA and SQ3R strategies, had a moderate impact on the main idea indicator, but
only had a low impact on the difficult vocabulary indicator. From these
results, it can be concluded that the use of DRTA and DRTA-SQ3R combination
strategies has a low impact on students' reading comprehension abilities, while
the use of SQ3R strategy has a moderate impact.
Keywords: DRTA
strategy, SQ3R strategy, reading comprehension ability, elementary education
Gerakan literasi sekolah lahir sebagai bentuk pengejawanatahan dari
Permendikbud No 23 Tahun 2015. Sebagai sebuah gerakan sosial, gerakan ini lahir
untuk mewujudkan terbentuknya kebiasaan membaca pada siswa di sekolah. Satgas Gerakan Literasi
Sekolah Kemendikbud (2018) menyatakan bahwa sebagai sebuah gerakan massal yang
diselenggarakan di sekolah serta melibatkan seluruh warga sekolah, maka pelaksanaan
kegiatan literasi sekolah dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan
masing- masing sekolah.
Salah satu komponen penting dalam kegiatan literasi di sekolah adalah
membaca. Namun, sekarang ini kita dihadapkan pada masalah masih rendahnya minat
baca serta kesulitan untuk memahami bacaan. Berdasarkan hasil survei Progress in
International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2011, Mullis et al. (2012)
menyatakan presentase soal yang dijawab benar oleh siswa Indonesia sebesar 34
%, sedangkan rata- rata internasional mencapai 57 %. Capaian ini menempatkan
Indonesia pada posisi ke 7 dari bawah. Begitu juga dengan hasil Programmer for International Student Asessment
(PISA) menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Dilansir melalui OECD (2019) yang merilis hasil studi PISA tahun 2018, menyatakan
bahwa nilai siswa Indonesia dalam hal membaca sebesar 371, dimana skor ini jauh
di bawah rata- rata OECD yaitu 487.
Sejalan dengan data di atas, menurut Satgas Gerakan Literasi
Sekolah Kemendikbud (2018), Puspendik Kemendikbud pada tahun 2016 melaksanakan Indonesian
National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
(AKSI) untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca, matematika, dan sains bagi
siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dengan perhatian utama pada uji kemampuan membaca,
maka diperoleh hasil sebagai berikut; sebesar 46,83% dalam kriteria kurang,
47,11% dalam kriteria cukup, serta sisanya sebesar 6,06% yang memiliki kriteria
baik.
Untuk melengkapi data yang dipaparkan di atas, peneliti juga melaksanakan
observasi awal pada siswa kelas IV SDIT Al Istiqomah, dan menunjukkan hasil yang
kurang lebih sama. Pada kegiatan asesmen awal kemampuan membaca pemahaman yang
dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2023, diperoleh data bahwa nilai rata- rata
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV sebesar 66. Sehingga berdasarkan
beberapa data di atas terbukti secara empiris bahwa kemampuan siswa kelas IV SD dalam membaca
pemahaman masih rendah, oleh karena itu diperlukan sebuah usaha untuk
meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa khususnya dalam hal membaca
pemahaman.
Mullis, I. V. S., &
Martin (2019) dalam sebuah artikel yang dirilis oleh PIRLS mengartikan literasi membaca
adalah kompetensi untuk memahami serta mempergunakan berbagai bahasa tulis baku ke dalam kehidupan
sehari-hari, serta kemampuan dalam menemukan makna dari berbagai ragam teks; serta memanfaatkan kemampuan yang
dimiliki untuk mendukung proses pembelajaran baik di sekolah maupun dalam keseharian
serta melakukan hobi yang dimilikinya.
Menurut Ambarita dkk. (2021) kemampuan dalam memahami sebuah bacaan tidak didapatkan
secara turun temurun, tetapi merupakan sebuah hasil dari proses latihan yang
dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan menurut Pohan dkk. (2019), pada aktifitas membaca pemahaman, maka siswa akan
mendapatkan informasi baik yang tersirat maupun tersurat dari bahan bacaan
tersebut. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan menjadi
sebuah indikator bagi kemampuan siswa tersebut dalam membaca.
Sejalan dengan pemikiran di atas, Maesaroh (2021), kegiatan membaca pemahaman yang diselenggarakan dengan
baik, akan berdampak bagi kesuksesan belajar siswa. Hal ini juga memberikan
makna bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan kegiatan bagi para siswa
untuk menemukan informasi secara aktif serta dilakukan secara berkesinambungan serta
latihan terus menerus di bawah bimbingan guru.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ambarita dkk., (2021) disebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan
siswa dalam membaca, antara lain ketertarikan siswa serta ragam kegiatan yang
dilakukan saat membaca, adanya perbedaan kemampuan pada siswa itu sendiri, serta
kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki baik oleh siswa, lingkungan
sekolah, maupun saat di rumah.
Selain faktor di atas, salah satu hal yang berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan membaca pemahaman adalah pemilihan strategi yang tepat dalam
pembelajaran. Pohan dkk. (2019) menyatakan strategi pembelajaran sangat diperlukan agar
mampu mengaktifkan siswa dalam meningkatkan kemampuannya menangkap isi bacaan
dengan lebih baik lagi. Sedangkan
menurut Maulinda (2023) media serta strategi pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas berguna untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca. Karena minat atau
semangat siswa dalam membaca akan menjadi faktor yang menentukan kesuksesan
dalam belajar.
Menurut Muhsyanur (2019), beberapa strategi yang digunakan dalam kegiatan membaca
di kelas, antara lain strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity),
strategi PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate), strategi
ECOLA ( Estending Concept trought Languange Acitvitie ), strategi K-W-L
(Know Want to Learn), dan strategi Scramble. Sedangkan menurut Abidin dkk., (2017), setidaknya ada enam strategi dalam mengajarkan kemampuan
membaca pemahaman, yaitu strategi membaca cermat multiliterasi, strategi
pembelajaran inkuiri membaca, strategi eksplorasi masalah matematis, strategi
SQ3R (Strategi Surveys, Question, Reading, and Review), strategi PQRST (Preview,
Question, Read, Summary dan Test), dan strategi SQRQCQ (Survey,
Read, Question, Compute dan Question).
Terkait dengan banyaknya strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan
membaca, maka penulis hanya terfokus pada dua strategi saja yaitu strategi DRTA
serta strategi SQ3R. Kedua strategi tersebut dipilih karena mampu mengaktifkan
siswa saat kegiatan membaca. Berdasarkan pendapat Fatih (2019), strategi DRTA mengutamakan partisipasi siswa dalam
kegiatan membaca, karena dalam strategi ini, kegiatan difokuskan pada kegiatan
untuk memperkirakan isi bacaan kemudian
membuktikannya dengan cara membaca isi seluruh teks. Maka dengan menggunakan
strategi ini, diharapkan pembelajaran membaca di kelas berlangsung dengan aktif
dan berpusat pada siswa.
Adapun Maesaroh (2021) strategi SQ3R memiliki kelebihan mampu mengaktifkan
siswa saat kegiatan membaca berlangsung. Sehingga siswa akan lebih mudah
mengerti isi dari bacaan yang sedang dibaca. Selain itu, pembelajaran juga
lebih menyenangkan dan terfokus pada kandungan pokok materi yang sedang
dipelajari.
Data penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunaan strategi DRTA maupun
SQ3R dalam kegiatan membaca pemahaman terbukti mampu memberikan pengaruh yang
positif pada kemampuan siswa dalam memahami sebuah bacaan, baik teks sastra
maupun non sastra. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan kajian secara
lebih mendalam tentang penggunaan strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas IV sekolah dasar.
Penggunaan strategi DRTA dan SQ3R yang dilakukan secara bersamaan, masih
sedikit dilakukan oleh peneliti terdahulu. Salah satunya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Bella (2021) yang menggunakan strategi DRTA dan SQ3R secara bersamaan
dalam aspek membaca pemahaman pada mata Pelajaran Bahasa Inggris siswa kelas 8
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam penelitian tersebut menggunakan satu
kelas eksperimen dan satu kelas kontrol saja.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek
penelitian, yaitu siswa kelas IV Sekolah Dasar, serta penggunaan tiga kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Fokus penelitian adalah pada pengaruh
strategi DRTA dan SQ3R terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Tujuan
penelitian mencakup analisis pengaruh masing-masing strategi serta kombinasinya
terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan kontribusi baik secara teoritis maupun praktis dalam meningkatkan
literasi siswa, menjadi acuan pengembangan pembelajaran literasi, meningkatkan
kualitas kegiatan literasi di sekolah, menjadi referensi bagi penelitian lain
di bidang literasi pendidikan dasar, dan menjadi pedoman untuk penelitian
selanjutnya.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan eksperimen semu (quasi eksperimental) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh dari penerapan strategi DRTA dan SQ3R terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD. Desain penelitian yang digunakan
adalah Pretest-Posttest, Nonequivalent Multiple-Group Design. Enam pertemuan
dilakukan untuk setiap kelas, dimana pertemuan pertama untuk pretest, pertemuan
kedua sampai kelima untuk penerapan strategi pada kelas eksperimen, dan
pertemuan keenam untuk posttest. Keempat kelas paralel di jenjang yang sama
digunakan sebagai sampel, dengan penentuan kelas dan strategi secara acak.
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen nontes (lembar observasi,
wawancara, dan kuesioner) serta instrumen tes. Validitas instrumen diuji
melalui validitas isi dengan melibatkan ahli, sementara reliabilitasnya diukur
menggunakan koefisien reliabilitas. Proses pengumpulan data dilakukan di sebuah
Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu di wilayah kabupaten Tangerang, mulai dari
November 2023 hingga Maret 2024. Analisis data dilakukan melalui statistik
deskriptif, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis menggunakan skor N-Gain.
Pengukuran statistik deskriptif hasil pretest membaca
pemahaman perlu dilakukan untuk melihat gambaran data secara umum seperti nilai
rata- rata (mean), nilai tertinggi (max), nilai terendah (min), standar deviasi
serta varians dari data yang ada baik di kelas eksperimen 1, 2, 3 maupun kelas
kontrol. Perhitungan statistik deskriptif menggunakan bantuan aplikasi SPSS 29.
Dalam tabel 1 berikut, disajikan hasil
perhitungan statistika deskriptif untuk data pretest dari kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Deskriptif Statistik
Data Pretest
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Hasil Pretest Kelas Eksperimen 1 |
21 |
40 |
85 |
65.95 |
12.808 |
Hasil Pretest Kelas Eksperimen 2 |
21 |
25 |
95 |
61.43 |
17.040 |
Hasil Pretest Kelas Eksperimen 3 |
21 |
35 |
90 |
67.86 |
15.213 |
Hasil Pretest Kelas Kontrol |
21 |
45 |
85 |
67.62 |
11.792 |
Valid N (listwise) |
21 |
|
|
|
|
Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.
Kelas eksperimen 1
adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 45.
2) Kelas Eksperimen 2
Kelas eksperimen 2 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 70.
3) Kelas Eksperimen 3
Kelas eksperimen 3 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA
dan SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 55.
4) Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 40.
Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas, terlihat bahwa nilai
rata- rata dari keempat kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kontrol
berbeda. Karena terdapat
perbedaan hasil nilai pretest dari keempat kelas, maka tidak bisa
dilakukan paired sample t test, tetapi akan dilakukan analisis N-Gain
terhadap nilai pretest dan posttest.
Dalam tabel 2 berikut,
disajikan hasil perhitungan statistika deskriptif untuk data pretest dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Deskriptif
Statistik Data Posttest
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
Hasil Posttest Kelas Eksperimen 1 |
21 |
45 |
85 |
65.24 |
12.891 |
Hasil Posttest Kelas Eksperimen 2 |
21 |
60 |
85 |
76.19 |
8.352 |
Hasil Posttest Kelas Eksperimen 3 |
21 |
50 |
85 |
69.52 |
9.605 |
Hasil Posttest Kelas Kontrol |
21 |
50 |
85 |
69.76 |
10.305 |
Valid N (listwise) |
21 |
|
|
|
|
Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.
1) Kelas Eksperimen 1
Kelas eksperimen 1 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
DRTA. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 40.
2) Kelas Eksperimen 2
Kelas eksperimen 2 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.
3) Kelas Eksperimen 3
Kelas eksperimen 3 adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran DRTA
dan SQ3R. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.
4) Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Rentang nilai minimal dan nilai maksimal adalah 35.
Uji
prasyarat analisis diawali dengan uji normalitas dan uji homogenitas data
pretest dari keempat kelas tersebut, baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
Uji normalitas data pretest ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data nilai hasil pretest berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS 29. Hasil pengujian tersaji
dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Pretest
Tests of Normality |
|||||||
|
Kelas |
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
|
Statistic |
df |
Sig. |
Statistic |
df |
Sig. |
|
Kemampuan Membaca
Pemahaman |
Pretest Eksperimen 1
(Strategi DRTA) |
.195 |
21 |
.035 |
.920 |
21 |
.087 |
Pretest Eksperimen 2 (Strategi
SQ3R) |
.171 |
21 |
.109 |
.947 |
21 |
.301 |
|
Pretest Eksperimen 3
(Strategi DRTA dan SQ3R) |
.204 |
21 |
.022 |
.913 |
21 |
.064 |
|
Pretest Kontrol |
.170 |
21 |
.117 |
.914 |
21 |
.067 |
|
a. Lilliefors
Significance Correction |
Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.
Berdasarkan hasil
perhitungan data pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig)
untuk seluruh kelas, baik eksperimen 1, 2, 3 maupun kontrol > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest
Test of Homogeneity of
Variance |
|||||
|
Levene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
|
Hasil Pretest Membaca Pemahaman |
Based on Mean |
.504 |
3 |
80 |
.681 |
Based on Median |
.309 |
3 |
80 |
.819 |
|
Based on Median and
with adjusted df |
.309 |
3 |
66.750 |
.819 |
|
Based on trimmed mean |
.476 |
3 |
80 |
.700 |
Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.
Berdasarkan hasil
perhitungan data pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig)
untuk semua data baik kelas eksperimen 1, eksperimen 2, eksperimen 3 maupun
kelas kontrol > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest tersebut
bersifat homogen. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua rata- rata untuk
hasil pretest dari keempat kelas.
Tabel 5. Hasil uji dua rata- rata kelas eksp 1 dan kontrol
Paired Samples Test |
|||||||||
Hasil Pretest Kelas Eksp 1 -Kelas
Kontrol |
Paired Differences |
t |
df |
Significance |
|||||
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
95% Confidence Interval of the Difference |
One-Sided p |
Two-Sided p |
||||
Lower |
Upper |
||||||||
-1.667 |
17.200 |
3.753 |
-9.496 |
6.163 |
-.444 |
20 |
.331 |
.662 |
Sumber: Output SPSS 29, data sudah diolah.
Dari hasil uji dua rata- rata di atas,
nilai signifikansi (sig) sebesar 0, 662 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data hasil
pretest kedua kelas tersebut memang berbeda.
Tabel 6. Hasil Uji Dua Rata- Rata Kelas Eksp 2
dan Kontrol
Kelas Eksperimen 2 -
Kelas Kontrol |
Paired Differences |
t |
df |
Significance |
|||||
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
95% Confidence Interval of the
Difference |
One-Sided p |
Two-Sided p |
||||
Lower |
Upper |
||||||||
-6.190 |
19.033 |
4.153 |
-14.854 |
2.473 |
-1.490 |
20 |
.076 |
.152 |
Dari hasil uji dua rata- rata di atas, nilai signifikansi
(sig) sebesar 0,152 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data hasil pretest kedua
kelas tersebut memang berbeda.
Tabel 7. Hasil Uji Dua Rata- Rata Kelas Eksp 3
dan Kontrol
Paired Samples Test |
|||||||||
Kelas Eksperimen 3 - Kelas Kontrol |
Paired Differences |
t |
df |
Significance |
|||||
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
95% Confidence
Interval of the Difference |
One-Sided p |
Two-Sided p |
||||
Lower |
Upper |
||||||||
.238 |
20.825 |
4.544 |
-9.241 |
9.718 |
.052 |
20 |
.479 |
.959 |
Dari hasil uji dua rata- rata di atas,
nilai signifikansi (sig) sebesar 0,959 > 0, 05 sehingga terbukti bahwa data
hasil pretest kedua kelas tersebut memang berbeda.
Berdasarkan ketiga hasil uji dua rata- rata di atas, yang menunjukkan hasil berbeda
untuk hasil pretest keempat kelas, baik kelas eksperimen1, 2, 3, maupun kelas
kontrol, tidak bisa dilakukan uji perbandingan hasil posttest, tetapi akan
dilanjutkan dengan analisis N-Gain.
Analisis N-Gain dilakukan terhadap hasil pretest dan posttest kelas
eksperimen 1, 2, 3 dan kelas kontrol. Hasil perhitungan analisis N-Gain dari keempat kelas secara
rinci bisa
dilihat pada lampiran. Namun berdasarkan jika dikelompokkan sesuai kriteria skor N-Gain, maka
diperoleh data seperti pada gambar berikut.
Gambar 2.
Hasil Analisis N-Gain
Gambar 1. Hasil Analisis N-Gain
Berdasarkan hasil analisis N-Gain terhadap keempat kelas
di atas, maka bisa diinterpretasikan bahwa jika dilihat dari pengaruh pemberian
perilaku berupa strategi pembelajaran terhadap ketrampilan membaca pemahaman,
maka strategi yang memiliki pengaruh tertinggi adalah kelas eksperimen 2 yang
menggunakan strategi SQ3R. Penerapan strategi pembelajaran dengan pengaruh
terendah terhadap peningkatan ketrampilan membaca pemahaman adalah kelas
eksperimen 3 yang menggunakan strategi DRTA dan SQ3R.
Untuk mengetahui secara detail pengaruh penggunaan
strategi pembelajaran, maka tahapan selanjutnya adalah analisis N-Gain
terhadap masing- masing indikator membaca pemahaman di tiap kelas, baik kelas
eksperimen maupuan kelas kontrol. Tujuan dari analisis tiap indikator ini untuk
melihat seberapa besar pengaruh penggunaan strategi baik DRTA, SQ3R, maupun
gabungan dari keduanya, serta strategi membaca konvensional terhadap
ketrampilan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Dalam penelitian ini, terdapat lima indikator pemahaman
yaitu ide pokok, rincian atau fakta dari teks, kosakata atau kata- kata sulit,
kesimpulan, dan tanggapan kreatif. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas,
maka analisis N-Gain dilakukan terhadap setiap kelas, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Hasilnya terdapat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Analisis N-Gain indikator membaca
pemahaman untuk kelas Eksp.1
Pretest |
Posttest |
Posttest-Pretest |
100-pretest |
Ngain |
Kategori |
|
Ide Pokok |
73.8 |
72.6 |
-1.2 |
26.2 |
0.0 |
Rendah |
Rincian atau fakta dari teks |
69 |
66.7 |
-2.4 |
31 |
-0.1 |
Tidak berdampak |
Kosakata atau kata- kata sulit |
54.8 |
63.1 |
8.33 |
45.2 |
0.2 |
Rendah |
Kesimpulan |
73.8 |
70.2 |
-3.6 |
26.2 |
-0.1 |
Tidak berdampak |
Tanggapan kreatif |
58.3 |
53.6 |
-4.8 |
41.7 |
-0.1 |
Tidak berdampak |
Berdasarkan data
di atas, interpretasi data tentang penggunaan strategi DRTA pada pembelajaran
membaca pemahaman berdasarkan analisis N-Gain setiap indikator membaca
pemahaman adalah sebagai berikut:
1)
Berdasarkan kategori N-Gain, strategi DRTA
memiliki pengaruh rendah terhadap indikator ide pokok dan menemukan kosakata
atau kata- kata sulit.
2)
Pada indikator ide pokok, rincian atau fakta dari teks,
dan kesimpulan penggunaan strategi DRTA tidak berdampak, karena N-Gain score
pada ketiga indikator tersebut kurang dari nol.
Selanjutnya
dilakukan analisis N-Gain per indikator membaca pemahaman pada kelas eksperimen
2 dan hasilnya tersaji pada tabel 9 berikut.
Tabel 9. Analisis
N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas Eksp.2
Pretest |
Posttest |
Posttest-Pretest |
100-pretest |
Ngain |
Kategori |
|
Ide Pokok |
67.9 |
88.1 |
20.2 |
32.1 |
0.6 |
Sedang |
Rincian atau fakta dari teks |
67.9 |
69 |
1.19 |
32.1 |
0.04 |
Rendah |
Kosakata atau kata- kata sulit |
57.1 |
69 |
11.9 |
42.9 |
0.3 |
Sedang |
Kesimpulan |
51.2 |
76.2 |
25 |
48.8 |
0.5 |
Sedang |
Tanggapan kreatif |
63.1 |
78.6 |
15.5 |
36.9 |
0.4 |
Sedang |
Berdasarkan data di atas, interpretasi penggunaan
strategi SQ3R pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analisis N-Gain
setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:
1)
Strategi SQ3R memiliki pengaruh rendah pada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman pada indikator rincian atau fakta dari teks.
2)
Strategi SQ3R memiliki pengaruh sedang pada peningkatan
kemampuan membaca pemahaman pada indikator menemukan ide pokok, kosakata atau
kata- kata sulit, kesimpulan dan tanggapan kreatif.
Selanjutnya akan dilakukan analisis N-Gain pada kelas
eksperimen 3 yang menerapkan strategi DRTA dan SQ3R secara bersamaan. Data
tercantum pada tabel 10 berikut.
Tabel
10. Analisis N-Gain indikator membaca
pemahaman untuk kelas Eksp.3
Indikator Membaca
Pemahaman |
Pretest |
Posttest |
Posttest-Pretest |
100-pretest |
Ngain |
Kategori |
81 |
88.1 |
7.14 |
19 |
0.4 |
Sedang |
|
Rincian atau fakta dari teks |
72.6 |
77.4 |
4.76 |
27.4 |
0.2 |
Rendah |
Kosakata atau kata- kata sulit |
64.3 |
64.3 |
0 |
35.7 |
0 |
Rendah |
Kesimpulan |
67.9 |
61.9 |
-6 |
32.1 |
-0.2 |
Tidak berdampak |
Tanggapan kreatif |
53.6 |
56 |
2.38 |
46.4 |
0.1 |
Rendah |
1)
Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan
tidak memiliki dampak terhadap indikator penarikan kesimpulan.
2)
Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan
memiliki pengaruh rendah terhadap indikator kemampuan membaca pemahaman pada
rincian atau fakta dari teks, kosakata sulit dan tanggapan kreatif.
3)
Strategi DRTA dan SQ3R yang digunakan secara bersamaan memiliki
pengaruh sedang terhadap indikator kemampuan membaca pemahaman pada ide pokok.
Langkah terakhir adalah melakukan analisis N-Gain pada
kelas kontrol. Adapun hasilnya, terdapat pada tabel 11 berikut.
Tabel
11. Analisis
N-Gain indikator membaca pemahaman untuk kelas kontrol
Indikator membaca
pemahaman |
Pretest |
Posttest |
Posttest-Pretest |
100-pretest |
Ngain |
Kategori |
Ide Pokok |
72.6 |
81 |
8.33 |
27.4 |
0.3 |
Sedang |
Rincian atau fakta
dari teks |
61.9 |
81 |
19 |
38.1 |
0.5 |
Sedang |
Kosakata atau kata-
kata sulit |
70.2 |
63.1 |
-7.1 |
29.8 |
-0.2 |
Tidak berdampak |
Kesimpulan |
73.8 |
59.5 |
-14 |
26.2 |
-0.5 |
Tidak berdampak |
Tanggapan kreatif |
59.5 |
64.3 |
4.76 |
40.5 |
0.1 |
Rendah |
Berdasarkan data di atas, interpretasi data penggunaan
strategi konvensional pada pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan analissi N-Gain
setiap indikator membaca pemahaman adalah sebagai berikut:
1)
Strategi konvensional yang digunakan tidak memiliki pengaruh
terhadap indikator kosakata atau kata- kata sulit dan penarikan kesimpulan.
2)
Strategi konvensional memiliki pengaruh rendah terhadap
indikator kemampuan membaca pemahaman yaitu tanggapan kreatif.
3)
Strategi konvensional memiliki pengaruh sedang terhadap
peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada menemukan ide pokok dan rincian
atau fakta dari teks.
Berdasarkan hasil analisis N-Gain dari
tiap indikator tersebut, maka terlihat bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan
pengaruh yang lebih banyak jika dibandingkan dengan strategi DRTA maupun
gabungan DRTA dan SQ3R. Hasil
ini setemali dengan hasil penelitian Ari
(2014), ada perbedaan
nyata dalam penggunaan strategi DRTA
antara hasil posttest siswa yang dilatih dengan strategi DRTA dan kelompok
kontrol dan hasil posttest siswa yang belajar menggunakan strategi SQ3R. Begitu
juga
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bella (2021), yang menyatakan
bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh lebih baik jika dibandingkan
dengan strategi DRTA. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Maulinda (2023), memberikan hasil serupa bahwa
penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh lebih baik jika dibandingkan
dengan strategi DRTA.
Beberapa hal yang diduga
menjadi faktor yang memberikan
pengaruh pada meningkatnya kemampuan
membaca pemahaman siswa di kelas eksperimen 2 dengan
strategi SQ3R adalah:
a.
Dalam strategi SQ3R terdapat dua kali tahapan membaca,
yaitu membaca sekilas dan membaca secara utuh. Hal ini sesuai yang disampaikan
oleh pengajar di kelas eksperimen 2 yang menyatakan bahwa adanya dua kali
tahapan membaca membuat siswa mampu memahami bacaan dengan lebih baik,
b.
Adanya aktivitas prediksi pada tahapan survey, sebagaimana
pendapat Salam (2018) yang menyatakan
bahwa strategi SQ3R berguna bagi pembaca untuk meningkatkan kemampuan literal
pemahaman isi bacaan, dan kegiatan memprediksi serta mengelaborasi isi bacaan.
Kegiatan tersebut merupakan ciri khas
dari strategi SQ3R.
Begitu juga menurut Pangestu,
P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023), strategi SQ3R membantu pembaca dalam
menemukan ide pokok pada teks yang sedang dibaca.
c.
Adanya kegiatan untuk mengaktifkan siswa di kelas dalam
kegiatan menebak isi cerita berdasarkan gambar ataupun judul cerita. Menurut Suherman et al. (2021), strategi SQ3R
dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa di kelas, serta membangun proses berfikir dari
siswa dengan memikirkan kemungkinan isi cerita pada tahapan prediksi. Menurut Orlando
(1978), terdapat tiga
kegiatan dalam tahapan recite yang akan membuat siswa memahami bacaan dengan
lebih baik, yaitu membaca teks, membuat ringkasan serta memeriksa kembali tekas
untuk memastikan seluruh ide pokok sudah dituliskan.
d.
Adanya
tahapan membuat pertanyaan setelah siswa membaca sekilas, membuat siswa
terampil dalam mencari ide pokok. Hal ini sejalan dengan hasil angket yang
disebarkan ke siswa sebagai responden, Sebanyak 76 % responden menyatakan
setuju bahwa penggunaan strategi SQ3R memudahkan mereka dalam mencari ide
pokok. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis N-Gain per indikator pada kelas
eksperimen 2, yang memberikan data bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan
pengaruh sedang pada keempat indikator membaca pemahaman, yaitu menemukan ide
pokok cerita, mengartikan kata- kata sulit, membuat kesimpulan, serta
memberikan tanggapan kreatif.
Oleh karena itu, berdasarkan pembahasan
data di atas, maka jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian yang telah
disusun di bab 3, tentang penerapan strategi SQ3R terhadap peningkatan kemampuan
membaca pemahaman, maka secara empiris terbukti mampu memberikan pengaruh
positif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SDIT Al Istiqomah.
Hasil ini juga sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023). Pada penelitian
tersebut, penggunaan strategi SQ3R mampu memberikan dampak positif pada
ketrampilan membaca pemahaman siswa dibandingkan dengan penggunaan strategi
konvensional. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Nadzifah (2016), penggunaan
strategi SQ3R memberikan dampak positif pada kemampuan membaca pemahaman siswa
pada siswa kelas IV sekolah dasar. Hal ini juga diperkuat dengan hasil
analisis N-Gain per indikator pada kelas eksperimen 2, yang memberikan data
bahwa penggunaan strategi SQ3R memberikan pengaruh sedang pada keempat
indikator membaca pemahaman, yaitu menemukan ide pokok cerita, mengartikan
kata- kata sulit, membuat kesimpulan, serta memberikan tanggapan kreatif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiharti et al. (2020), walaupun tidak
menjelaskan secara detail peningkatan pada setiap indikator membaca pemahaman, namun penggunaan strategi
SQ3R mampu memberikan pengaruh yang baik pada kemampuan membaca pemahaman
siswa. Jika dikaitkan dengan pendapat Nirmala (2019), maka pengaruh
strategi SQ3R pada kemampuan membaca pemahaman di kelas eksperimen 2 sampai
pada level empat yaitu pemahaman evaluasi. Dalam pemahaman evaluasi ini, meliputi
kemampuan untuk memadukan informasi yang dimiliki sebelumnya serta memberi
penilaian terhadap isi, model ekspresi, ide pokok atau fakta, nilai yang
dipegang atau dipahami.
Penggunaan strategi DRTA dalam
penelitian ini, memiliki pengaruh yang rendah terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Kara & Doi (2021). Pada penelitian
tersebut, penggunaan strategi DRTA memiliki pengaruh positif pada ketrampilan
membaca pemahaman siswa, dengan adanya perbedaan nilai posttest kelas
eksperimen yaitu 77,70 sedangkan pada kelas konvensional hanya mendapatkan
nilai 74,47. Walaupun jika dilihat
dari selisih nilai pretest dan posttest pada penelitian tersebut, juga tidak
ada perbedaan yang sangat signifikan, hanya terpaut 3 poin saja.
Selain itu, berdasarkan wawancara
dengan pengajar pada kelas ekperimen satu yang menyatakan bahwa
pada indikator menemukan ide pokok, baru sebagian siswa yang menguasainya. Peningkatan
ketrampilan pada indikator ide pokok, menurut pengajar disebabkan karena para siswa
tersebut sudah memiliki kebiasaan membaca yang baik sebelumnya. Sedangkan pada
tiga indikator lainnya, yaitu rincian atau fakta dari teks, penarikan
kesimpulan dan tanggapan kreatif, belum terlihat peningkatannya. Namun jika dilihat dari hasil perhitungan
data, penggunaan strategi DRTA hanya berdampak rendah pada indikator menemukan
ide pokok dan kosakata sulit saja. Sedangkan pada tiga indikator lainnya
terlihat bahwa penggunaan strategi DRTA tidak memiliki pengaruh pada
ketrampilan membaca pemahaman siswa.
Hasil serupa juga terlihat pada hasil
angket yang diisi oleh para responden
yaitu siswa kelas eksperimen dua sebanyak 81 % menyatakan bahwa hanya kemampuan
mencari ide pokok yang mengalami peningkatan, sedangkan penggunaan strategi
DRTA tidak berpengaruh secara nyata pada keempat indikator lainnya. Menurut
penelitian Hidayana
et al. ( 2021), dalam penggunaan
strategi DRTA ini dibutuhkan ketrampilan guru dalam memberikan abstraksi di
awal pembelajaran. Kegiatan abstraksi ini diharapkan mampu mendorong siswa
untuk lebih cepat dalam memahami bacaan. Begitu juga dengan Fatih
(2019), penggunaan strategi
DRTA memerlukan kemampuan guru dalam mengatur waktu dan manajemen kelas agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Selain itu,
Berdasarkan data- data di atas, maka
jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian, maka penggunaan strategi DRTA pada
penelitian ini hanya memberikan pengaruh rendah terhadap kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas IV di SDIT Al Istiqomah. Sedangkan pada penelitian Karakaita
Putri et al. (2019) penerapan strategi DRTA dilaksanakan
dengan menggunakan bantuan flip chart dan menunjukkan perbedaan yang nyata
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sejalan dengan itu, Nathalia
Angelina & dkk (2021) juga menerapkan strategi DRTA dengan pengembangan
media animasi dan menunjukkan pengaruh yang positif pula. Demikian juga dengan Kurniaman
et al. (2021), yang melakukan
pengembangan bahan ajar membaca menggunakan strategi DRTA. Sehingga kemungkinan
penyebab rendahnya pengaruh penerapan strategi DRTA antara lain karena tidak
ada pengembangan atau bantuan media yang digunakan dalam pelaksanaannya.
Sedangkan pada kelas eksperimen 3 yang
menerapkan pembelajaran membaca dengan menggabungkan strategi DRTA dan SQ3R,
berdasarkan hasil analisis N-Gain, hanya memberikan
pengaruh pada indikator mencari ide pokok cerita. Sedangkan pada keempat indikator
lainnya, tidak ada pengaruh sebagaiman yang diharapkan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan pengajar di kelas tersebut, salah satu hal yang diduga menjadi
penyebab tidak terlihatnya dampak penggunaan strategi DRTA dan SQ3R adalah
siswa sudah nyaman dengan strategi DRTA yang lebih sederhana dalam alur
kegiatannya, sehingga saat beralih ke strategi SQ3R, minat siswa menjadi
berkurang dan merasa kesulitan. Selain itu, pengajar juga menyatakan kesulitan
jika menerapkan dua strategi pembelajaran secara bergantian. Terutama karena
dalam strategi SQ3R juga membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan
strategi DRTA.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pangestu, P. A., Nuzulia, D., & Rizhardi (2023), bahwa strategi
SQ3R membutuhkan waktu lebih lama dalam pelaksanaannya karena ada beberapa
tahapan yang harus dilalui. Sedangkan
saat dilakukan sebaran angket kepada para siswa, hanya 57 % siswa menyatakan setuju
bahwa penggunaan strategi DRTA dan SQ3R memudahkan mereka dalam membuat kesimpulan dari sebuah
cerita. Dengan menggabungkan
dua strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa ternyata
memberikan hasil yang tidak sesuai harapan. Sebagaimana Sari,
Elia Irma. Wiarsih, Cicih. Bramasta (2021) menyatakan bahwa penggunaan strategi
yang tepat memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pengajaran
membaca di kelas.
Bahkan jika dibandingkan dengan kelas
kontrol, maka hasil yang diperoleh pada kelas eksperimen 1 dan 3 tidaklah lebih
baik. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan bersama
pengajar di kelas kontrol pada tanggal 12 Februari 2024, pengajar menceritakan
strategi konvensional yang digunakan dalam pelajaran membaca pemahaman meliputi
3 langkah yaitu pra membaca, membaca, dan pasca membaca. Dalam kegiatan pra
membaca atau disebut juga dengan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang
dimaksud adalah mengaitkan ide cerita yang akan dibaca dengan pengalaman
sehari- hari siswa di kelas. Adanya pengaitan ide cerita dengan pengalaman
sehari- hari ini menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa akan isi cerita yang
dibaca. Hal ini sejalan dengan Prayogo et al. (2015), yang menyatakan
bahwa kemampuan seseorang dalam
memahami sebuah bacaan salah satunya dipengaruhi oleh pengalaman atau informasi
yang dimiliki sebelumnya. Dengan cara mengaitkan informasi lama dengan hal baru
yang akan dipelajari, maka memudahkan seseorang dalam memahami sebuah cerita. Habók et
al. (2024) juga menemukan
hubungan yang positif antara penggunaan strategi membaca dengan kemampuan
membaca pemahaman siswa jenjang menengah pertama.
Berdasarkan paparan di atas, maka jika
dikaitkan dengan hipotesis penelitian, maka penggunaan strategi gabungan DRTA
dan SQ3R hanya memberikan pengaruh rendah pada kemampuan membaca siswa,
terutama pada indikator menemukan ide pokok. Sedangkan pada empat indikator
lainnya, penggunaan strategi gabungan ini, tidak memberikan dampak peningkatan
yang berarti. Sehingga bisa dinyatakan bahwa penggunaan strategi DRTA dan SQ3R
secara bersamaan tidak efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa.
Berdasarkan
analisis data dan pembahasan pada bab 4, kesimpulan dari penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: Penerapan strategi DRTA menunjukkan pengaruh
rendah terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Sementara itu, penerapan strategi SQ3R memiliki pengaruh sedang terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar. Namun, penggunaan
kedua strategi secara bersamaan menunjukkan pengaruh rendah terhadap kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Abidin, Y. (2017). Pembelajaran Literasi (Y. N. Indah
Sari (ed.); 1st ed.). Bumi Aksara.
Ambarita, R. S., Wulan, N. S., &
Wahyudin, D. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Analisis Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Siswa Sekolah Dasar. 3(5), 2336–2344.
Amin, S. (2022). 164 Model
Pembelajaran Komtenporer. Pusat Penerbitan LPPM Universitas Islam 45
Bekasi. https://www.google.co.id/books
Andriani, D. (2017). The Influence of
Reading Comprehension Achievement at the Eighth Grade Students of SMP
Muhammadiyah 1 Rawa Bening By Using DRTA and KWL Strategies. Tell-Us Journal,
2(2), 7–19. https://doi.org/10.22202/tus.2016.v2i2.1316
Ari, G. (2014). The Effects Of SQ3R
and DR-TA Reading Strategies Used by Fifth Grade Students on Comprehension. In Journal
of Theory and Practice in Education (Vol. 10, Issue 2, pp. 535–555).
Arifin, Z. (2014). Penelitian
Pendidikan Metode dan Paradigma Baru (3rd ed.). Rosdakarya.
Barmawi, Murni, & Rahman, D.
(2022). Penerapan Strategi Sq3r (Survey, Question, Read, Recite and Review)
Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Energi Dalam Sistem Kehidupan. Jurnal
Pendidikan Dan Konseling, 4(4), 5301–5311.
Bella, A. (2021). A Comparison of
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) and Survey, Question, Read, Recite,
and Reviews (SQ3R) Strategy to Improve Reading Comprehension Achievement of
Indonesian Junior High School Students. International Journal of Research
and Review, 8(8), 689–695. https://doi.org/10.52403/ijrr.20210891
Burns, P. C. (1984). Teaching
Reading in Today’s Elementary Schools (Third Edit). Houghton Mifflin
Company Boston.
Creswell, J. W. (2014). Educational
Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative dan Qualitative
Research (Fourth Edi). Pearson New International Edition.
Creswell, J. W. (2018). Mixed Methods
Procedures. In Research Defign: Qualitative, Quantitative, and Mixed M
ethods Approaches.
Dr. Muhsyanur, M. P. (2019). Pengembangan
Ketrampilan Membaca (A. FAUZI (ed.)). UNIPRIMA PRESS.
Edwin, L. D., Gunayasa, I. B. K.,
& Setiawan, H. (2021). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity
Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Kelas V SD Gugus 3 Kecamatan Gunung Sari. Jurnal
Pendidikan Dasar, 1(1), 10–18.
https://jurnal.educ3.org/index.php/pendagogia/article/view/4%0Ahttp://www.jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/710
Fatih, M. (2019). Peningkatan Membaca
Pemahaman melalui Strategi Direct Reading Thinking Activities (DRTA) Siswa
Kelas VA SDN Bendogerit 1 Kota Blitar. Riset Dan Konseptual,
Www.Journal.Unublitar.Ac.Id/Jp, 3(1).
http://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v2i4.99
Fitriyani, D. (2017). Kemampuan
Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Survey, Question, Read, Recite, dan
Review (SQ3R). Jurnal Pesona, 3(1), 43–49.
https://media.neliti.com/media/publications/165434-ID-kemampuan-membaca-pemahaman-dengan-mengg.pdf
Goodman, D. R. et all. (1981).
Reading Strategies: Focus on Comprehension. In The English Journal (Vol.
70, Issue 7). https://doi.org/10.2307/817495
Habók, A., Oo, T. Z., & Magyar,
A. (2024). The effect of reading strategy use on online reading comprehension. Heliyon,
10(2). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e24281
Hidayana, S., Pateda, L., Pautina, A.
R., Fitk, P., Sultan, I., Gorontalo, A., Fitk, P., Sultan, I., Fitk, P.,
Sultan, I., & Gorontalo, A. (2021). Pengaruh Strategi Directed Reading
Thinking Activity ( DRTA ) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Oleh : Kata
Kunci : Strategi Directed Reading Thinking Activity , Kemampuan Membaca
Pemahaman Keywords : Directed Reading Comprehension Ability Thinking Act. 2(1),
58–81.
Kara, Y. M. D. K., & Doi, M.
(2021). Pengaruh Strategi Pembelajaran Inovatif Directed Reading and Thinking
Activity ( DRTA ) dan Motivasi Belajar terhadap Kemampuan Membaca Bahasa
Inggris Siswa. Jurnal Riset Teknologi Dan Inovasi Pendidikan (JARTIKA), 4(1),
59–68. http://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/view/134%0Ahttps://journal.rekarta.co.id/index.php/jartika/article/download/134/118
Karakaita, P. N. A., Arini, N. W.,
& Sumantri, M. (2019). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) Berbantuan Media Flip Chart Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman. Jurnal
Ilmiah Sekolah Dasar, 3(2), 158.
https://doi.org/10.23887/jisd.v3i2.17762
Khaerunnisa, K., Salam, R., &
Astuti, U. (2018). Penerapan Strategi Survey Question Reading Recite Review
(Sq3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Indonesian
Journal of Educational Studies, 21(1), 11–25.
https://doi.org/10.26858/ijes.v21i1.6689
Kočiský, T., Schwarz, J., Blunsom,
P., Dyer, C., Hermann, K. M., Melis, G., & Grefenstette, E. (2018). The
NarrativeQA Reading Comprehension Challenge. Transactions of the Association
for Computational Linguistics, 6, 317–328. https://doi.org/10.1162/tacl_a_00023
Kurniaman, O., Noviana, E., &
Zufriady, Z. (2021). Developing DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
Strategy Teaching Materials for Elementary School Students in Improving Reading
Prediction Skills. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 13(1), 261–272.
https://doi.org/10.35445/alishlah.v13i1.350
Maesaroh, S. (2021). Sq3R
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Nonfiksi. Indonesian Journal
of Education and Learning, 4(2), 469.
https://doi.org/10.31002/ijel.v4i2.3137
Maulinda, R. (2023). The Influence
of Learning Techniques And Reading Interest on the Reading Comprehension
Ability of Grade V Students of SDIT Al Hamidiyah Depok. 02(01),
100–107. https://doi.org/10.55299/ijere.v2i1.447
Mullis, I. V. S., & Martin, M. O.
(Eds. . (2019). PIRLS 2021 Assessment Frameworks.
https://timssandpirls.bc.edu/pirls2021/frameworks/
Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy,
P., & Drucker, K. T. (2012). PIRLS 2011 International Results in Reading.
In TIMSS & PIRLS International Study Center. http://timss.bc.edu/pirls2011/reports/downloads/P11_IR_FullBook.pdf%5Cnpapers2://publication/uuid/048FDFAE-2EE0-4781-84C7-3EE8024C4C56
Mustadi, A. dkk. (2021). Strategi
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dan Bersastra yang Efektif di Sekolah
Dasar. In Https://Medium.Com/. https://www.google.co.id/books.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf
Nadzifah, W. (2016). Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman Menggunakan Metode Sq3R Siswa Kelas IV Sd N
Katongan I. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(28),
2721–2731.
Nathalia Angelina, G., & dkk.
(2021). Pengembangan Media Video Animasi Berorientasi Membaca Pemahaman Dengan
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Muatan Bahasa
Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(1),
100–108. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/view/32453
Nirmala, S. D. (2019). Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Iv Se-Gugus 2 Purwasari Dalam Membaca Pemahaman
Melalui Model Fives Dan Model Guided Reading. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 10(2), 44–58. https://doi.org/10.30595/dinamika.v10i2.3889
Oakhill, J., Cain, K., & Elbro,
C. (2014). Understanding and teaching reading comprehension: A handbook. In Understanding
and Teaching Reading Comprehension: A handbook (1st ed.). Routledge.
https://doi.org/10.4324/9781315756042
OECD. (2019). Pendidikan di Indonesia
Belajar dari Hasil PISA 2018. Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang
Kemendikbud, 021, 1–206.
Orlando, V. P. (1978). The Relative
Effectiveness of a Modified Version of SQ3R on University Students’ Study
Behavior. University Microfilms International.
Pangestu, P. A., Nuzulia, D., &
Rizhardi, R. (2023). Pengaruh Metode Pembelajaran Strategi Survey, Question,
Read, Recite, Review (SQ3R) Terhadap Keterampilan Membaca Pada Siswa. Jurnal
Ilmu Kependidikan, 21(3), 640–647.
Pohan, A. A., Abidin, Y.,
Sastromiharjo, A., & Indonesia, U. P. (2019). MODEL PEMBELAJARAN RADEC.
496.
Prayogo, M. M., Mursita, R. A., &
Septiany, G. A. (2015). Panduan Asesmen: Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar:(kobuku). kobuku.com.
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=rwIVEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=%22bermain%22+%22asesmen%22&ots=dg--fa3D90&sig=i_AETFDYlXgtrb_NBsioLs-QAxA
Salam. (2018). Membaca
Komprehensif Strategi Pemahaman Bacaan. Ideas Publishing.
Sari, Elia Irma. Wiarsih, Cicih.
Bramasta, D. (2021). Strategi Guru Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca
Pemahaman Pada Peserta Didik di Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Educatio,
Volume 7,. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i1.847
Satgas Gerakan Literasi Sekolah
Kemendikbud. (2018). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Stauffer, R. G., & Harrell, M. M.
(1975). Individualizing Reading-Thinking Activities. The Reading Teacher,
28(8), 765–769. http://www.jstor.org/stable/20193909
Sugiharti, R. E., Pramintari, R. D.,
& Destianingsih, I. (2020). SQ3R Method as A Solution To Improve Reading
Comprehension Skills in Elementary School. Indonesian Journal of Primary
Education, 4(2), 238–247. https://doi.org/10.17509/ijpe.v4i2.26300
Sugiyono. (2013). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (19th ed.). Alfa Beta CV.
Sugiyono. (2021). Statistika Untuk
Penelitian (Cetakan ke). Alfabeta.
Suherman, Rahmadani, N. A.,
Vidákovich, T., Mujib, Fitria, N., Sari Putri, N. I., Addarojat, M. R. U.,
& Priadi, M. (2021). SQ3R method assisted by ethnomathematics-oriented
student worksheet: The impact of mathematical concepts understanding. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 1796(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1796/1/012059
Tim Kurikulum SDIT Al Istiqomah.
(2022). Buku Kurikulum SDIT AL ISTIQOMAH.
Unruh, S., McKellar, N. . (2017).
Reading Comprehension. In: Assessment and Intervention for English Language
Learners. Springer, Cham.
https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-3-319-52645-4_7
Yuliantika, N. P., Kristiantari, M.
G. R., & Putra, M. (2018). Pengaruh Strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman. Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, 1.
Copyright
holder: Sulastri, Amprasto, Astri Dwi Jayanti Suhandoko (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |