Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
UNJUK KERJA MESIN
DIESEL SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR PLASTIK
Agung Sudrajad1*,
Sunardi Sunardi2, Kevin Rafael3
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
IPST
Asari, di bawah naungan PT Chandra Asri Petrochemical, mengelola sampah plastik
menjadi solar plastik melalui proses pirolisis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja mesin diesel satu silinder menggunakan bahan bakar solar
plastik yang diproduksi oleh IPST Asari. Mesin diuji pada putaran 1200 RPM,
1600 RPM, dan 2000 RPM dengan pembebanan tetap 1000 Watt. Bahan bakar yang
diuji meliputi solar plastik murni dan campuran solar plastik dengan dexlite
dalam rasio D100, PO30, PO50, PO70, dan PO100. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja mesin dengan PO100 lebih rendah dibandingkan dengan dexlite; secara
spesifik, pada 1200 RPM, daya efektif lebih rendah 16,73%, torsi lebih rendah
17,34%, dan efisiensi termal hanya mencapai 10,59%. Selain itu, konsumsi bahan
bakar spesifik (SFC) dari solar plastik 33,81% lebih tinggi dibandingkan
dexlite. Meskipun demikian, solar plastik tetap menjadi bahan bakar alternatif
yang layak, menghadirkan solusi berkelanjutan untuk pemanfaatan energi dari
sampah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun solar plastik menghasilkan
metrik kinerja yang lebih rendah dibandingkan dexlite konvensional, ia
menawarkan jalur yang menjanjikan untuk konversi sampah menjadi energi,
menyoroti potensi manfaat lingkungan dan ekonomi yang lebih luas.
Kata kunci: motor diesel,
bahan bakar plastik, daya efektif, torsi, konsumsi bahan bakar
Abstract
IPST Asari, under PT Chandra Asri
Petrochemical, processes plastic waste into plastic diesel through pyrolysis.
This study aims to evaluate the performance of a single-cylinder diesel engine
using plastic diesel fuel produced by IPST Asari. The engine was tested at
rotational speeds of 1200 RPM, 1600 RPM, and 2000 RPM with a constant load of
1000 Watts. The fuels tested included pure plastic diesel and blends of plastic
diesel with dexlite in the ratios of D100, PO30, PO50, PO70, and PO100. The
results indicated that the engine performance with PO100 was lower compared to
dexlite; specifically, at 1200 RPM, the effective power was 16.73% lower,
torque was 17.34% lower, and thermal efficiency reached only 10.59%.
Furthermore, the specific fuel consumption (SFC) of plastic diesel was 33.81%
higher than dexlite. Despite these findings, plastic diesel remains a viable
alternative fuel, presenting a sustainable solution for energy utilization from
waste. The study concludes that while plastic diesel may result in lower
performance metrics compared to conventional dexlite, it offers a promising
avenue for waste-to-energy conversion, highlighting the potential for broader
environmental and economic benefits.
Keywords: diesel engine, plastic fuel,
effective power, torque, fuel consumption
Pendahuluan
Bahan bakar yang sering dipakai
dalam kegiatan manusia adalah minyak bumi yang tergolong dalam sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui dan terbatas. Sehingga potensi besar akan krisis
bahan bakar minyak (BBM) akan terjadi juga dan potensi akan kenaikan harga
minyak. Selain potensi terjadinya krisis ketersediaan bahan bakar minyak bumi
(BBM), terdapat juga masalah sampah plastik yang sulit terurai. Jumlah sampah
plastik di Indonesia pada tahun 2022 adalah 35,9 juta ton atau 17,98% dari
jumlah total komposisi sampah lainnya (Abdurrojaq
et al., 2021; Dharma et al., 2018; Effendi, 2018).
Dalam perkembangan teknologi yang
terus meningkat, sampah plastik dapat di daur ulang menjadi energi biomassa
yang berupa bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan proses pirolisis (Novia,
2021). Sehingga bahan bakar minyak dari hasil daur ulang
plastik tersebut dapat menjadi bahan bakar minyak alternatif dengan. Salah satu
lembaga yang telah berpartisipasi untuk membuat bahan bakar alternatif tersebut
adalah Industri Pengelolaan Sampah Terpadu Atasi Sampah – Kelola Mandiri (IPST
ASARI) di Kota Cilegon dengan metode teknologi pirolisis. Bahan bakar yang
dihasilkan berasal dari sampah plastik (waste plastic oil /wpo), dengan produk
yang dihasilkan adalah solar plastik (CN 49,2) , kerosene plastik, dan bensin plastic
(Prasetiyo
& Wahyudi, 2022; Rahmayetty et al., 2021).
Penelitian ini menggunakan bahan
bakar plastik hasil proses pyrolysis IPST ASARI sebagai bahan bakar motor
diesel satu silinder di laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sementara itu pengujian karakteristik bahan
bakar seperti angka setana, spesifik gravity, viskositas, dan nilai kalori
dilaksanakan di laboratorium uji Lemigas.
Salah satu metode mengurangi sampah
plastic yang efektif adalah metode
pirolisis, karena metode ini dapat menghasilkan bahan bakar alternatif (Ariani
et al., 2017). Pirolisis adalah suatu proses
dekomposisi bahan secara kimia dengan cara degradasi thermal biomassa oleh
bantuan panas tanpa oksigen (O2) (Arifin,
2017; Mustofa, 2016). Hasil produk dari metode
pirolisis yakni bahan bakar minyak dan gas, serta arang. Sehingga sampah
plastik dapat berkurang hingga 90% (Gabe,
2015). Salah satu lembaga yang melakukan kegiatan
pengolahan limbah/ sampah plastik dengan menggunakan metode pirolisis di
Indonesia adalah Industri Pengelolaan Sampah Terpadu Atasi Sampah – Kelola
Mandiri (IPST ASARI) di Kota Cilegon. Dalam proses kegiatan pengolahan sampah
plastik di Industri Pengelolaan Sampah Terpadu Atasi Sampah – Kelola Mandiri
(IPST ASARI) di Kota Cilegon dengan menggunakan metode pirolisis, ada lima alur
proses utama yang dilakukan yaitu:
a.
Proses
penyortiran (pemilahan) sampah plastik
b.
Proses
pencacahan sampah plastik
c.
Proses
pembakaran sampah
d.
Proses
pemisahan hasil pembakaran
e.
Proses
penyerapan (absorpsi) gas
Gambar
1. Reaktor Pirolisator IPST ASARI
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja mesin diesel satu silinder menggunakan bahan bakar solar
plastik yang diproduksi oleh IPST Asari.
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian
sesuai tujuan, maka penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan prosedur yang
harus dilakukan. Tahapan prosedur penelitian tersebut telah disajikan dalam
bentuk gambar diagram alir sebagai berikut:
Pengujian karakteristik bahan bakar
dilaksanakn di PPPTMGB Lemigas dengan menngukur spesifik gravity, kinematic
viskositas dan angka setana. Sementara itu penelitian uji bahan bakar
dilaksanakan di laboratorium motor bakar dengan menggunakan mesin diesel satu
silinder type Dong Feng R175A dengan pendingin air dan putaran mesin maksimal
2600 rpm. Pengujian dilaksanakan dengan melakukan starting mesin menggunakan
dexlite 100% dan diikuti dengan campuran bahan Bakar PO30, PO50, sampai ke
PO100 dengan variabel kecepatan putaran mesin yang telah ditetapkan yakni ≥1200
RPM, ≥1600 RPM, dan ≥2000 RPM. Berikut bentuk skema pengujian unjuk kerja motor
diesel Dong Feng R175A menggunakan bahan bakar plastik dan campuran dengan
bahan bakar dexlite.
Gambar
3. Skema Pengujian
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Data
Pengujian Karakteristik Solar Plastik dan Campuran Dexlite
Berdasarkan perhitungan indeks
setana ASTM D975 pada campuran solar plastik dengan dexlite didapat angka
setana sebagimana tercantum dalam table 1 dibawah ini.
Tabel
1. Hasil Data Pengujian Indeks Setana & Angka Setana
Jenis Sampel |
Indeks Setana IS |
Metode Indeks Setana |
Angka Setana |
Metode Angka Setana |
Dexlite |
48 |
ASTM D4737 |
51 |
ASTM D 613 |
PO30 |
52,64 |
ASTM D975 |
50,46 |
ASTM D 613 |
PO50 |
53,39 |
ASTM D975 |
50,1 |
ASTM D 613 |
PO70 |
52,04 |
ASTM D975 |
49,74 |
ASTM D 613 |
PO100 |
- |
- |
49,2 |
ASTM D 613 |
Karakteristik bahan bakar minyak
yang diambil sebagai data dalam penelitian ini adalah pengujian distilasi,
pengujian gravitasi spesifik 60/60oF, pengujian viskositas kinematik, pengujian
angka setana, perhitungan indeks setana, dan perhitungan nilai kalori bersih.
Gambar 3 menunjukkan hasil data pengujian dari gravitasi spesifik 60/60oF
(specific gravity at 60/60oF) dapat juga disebut densitas 15oC (dengan satuan
g/cm3) pada bahan bakar minyak dexlite murni, solar plastik murni,
dan campurannya dengan dexlite:
Gamber
3. Perbandingan Nilai Gravitasi Spesifik
Gambar 4 menunjukkan hasil data
pengujian viskositas kinematik (kinematic viscosity) pada bahan bakar minyak
dexlite murni, solar plastik murni, dan campurannya dengan dexlite:
Gamber
4. Perbandingan Nilai Viskositas Kinematik Suhu 40oC
Nilai kalori bersih (Net Calorific
Value/ NCV) atau dapat disebut dengan nilai kalori rendah (Low Heat Value/ LHV)
dapat dicari nilainya dari hasil pengujian data gravitasi spesifik. Berdasarkan
perhitungan Analisa maka didapat nilai kalor seperti terlihar dalam gambar 5
dibawah ini.
Grafik 5.
Perbandingan Nilai Kalori Bersih
Data Pengujian
Karakteristik Solar Plastik dan Campuran Dexlite
Gambar 6 memperlihatkan nilai daya
mesin menggunakan bahan bakar campuran berada diantara nilai daya mesin
menggunakan bahan bakar dexlite dan PO100. Dari hasil data nilai daya efektif
yang telah didapat, nilai daya efektif dengan menggunakan bahan bakar dexlite
lebih tinggi pada setiap putarannya dibandingkan dengan variabel bahan bakar
lainnya. Hal ini dikarenakan nilai angka setana pada dexlite lebih tinggi
dibandingkan variabel bahan bakar PO30, PO50, PO70, dan PO100. Perlu diketahui
nilai angka setana dan nilai kalori rendah (low heating value) sangat
memengaruhi nilai daya efektif pada motor diesel. Semakin tinggi nilai angka
setana, maka semakin tinggi kualitas bahan bakar diesel tersebut. Dimana bahan
bakar akan semakin mudah dikompresi, yang membuat ketukan pada mesin diesel
akan berkurang sehingga dapat melakukan proses pembakaran yang lebih efisien
sehingga menghasilkan daya pada mesin yang lebih tinggi (Attallasyah
et al., 2024; Fahri, 2021; Milenia et al., 2022).
Selain itu nilai kalori rendah yang lebih rendah pada dexlite membuat
lebih mudah terbakar dibandingkan dengan dengan variabel bahan bakar PO30,
PO50, PO70, dan PO100. Untuk itu dari segi daya efektif yang dikeluarkan pada
motor diesel, bahan bakar dexlite lebih unggul dibandingkan dengan variabel
bahan bakar PO30, PO50, PO70, dan PO100.
Gambar
6.
Perbandingan Nilai
Daya Efektif
Pada putaran rendah 1200 RPM,
perbedaan nilai daya yang dihasilkan antara penggunaan bahan bakar dexlite dan
PO100 memiliki persentase perbandingan adalah 16,73%. Namun pada putaran 1600
RPM, persentase perbandingan nilai daya yang dihasilkan antara penggunaan bahan
bakar dexlite dan PO100 yaitu 7,4%. Akan tetapi pada putaran 2000 RPM,
persentase perbedaan nilai daya yang dihasilkan antara penggunaan bahan bakar
dexlite dan PO100 adalah15,22%.
Gambar
7. Perbandingan Nilai Momen Torsi
Gambar 7 menunjukkan momen torsi
mesin menggunakan bahan bakar campuran berada diantara nilai torsi mesin
menggunakan bahan bakar dexlite dan PO100. Dari hasil data nilai momen torsi
yang telah didapat, momen torsi dengan menggunakan bahan bakar dexlite lebih
tinggi. Nilai momen torsi dipengaruhi oleh nilai angka setana pada setiap
variabel bahan bakar yang digunakan (Setyadji,
2008). Nilai angka setana pada dexlite lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan variabel bahan bakar PO30, PO50, PO70, dan
P100, sehingga nilai momen torsi dengan menggunakan bahan bakar dexlite
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan variabel bahan
bakar PO30, PO50, PO70, dan P100. Ketika nilai angka setana tinggi, maka akan
menghasilkan pembakaran yang lebih cepat sehingga dapat menghasilkan daya yang
tinggi. Dari hasil daya yang tinggi akan mengakibatkan besaran gaya yang
bekerja pada roda (momen torsi) akan meningkat. Untuk itu kenaikan dan
penurunan nilai momen torsi berbanding lurus dengan kenaikan dan penurunan
nilai daya efektif, semakin tinggi nilai daya efektif (Ne) maka nilai momen
torsi (Mt) akan semakin tinggi juga.
Gambar
8.
Perbandingan Nilai
SFC
Gambar 8 menunjukkan nilai SFC
untuk setiap bahan bakar mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya
kecepatan putaran mesin. Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa nilai SFC yang
dihasilkan menggunakan bahan bakar PO100 lebih tinggi dibandingkan dengan bahan
bakar campuran PO70, PO50, PO30 dan dexlite pada setiap putaran mesin. Pada
kecepatan putaran mesin 1200 RPM, perbandingan nilai SFC menggunakan bahan
bakar dexlite dengan PO100 memiliki perbedaan yang lumayan jauh dengan
persentase sebesar 33,81%. Pada putaran 1600 RPM, persentase perbandingan nilai
SFC menggunakan bahan bakar dexlite dengan PO100 memiliki perbedaan juga masih
lumayan jauh yakni mencapai 26,69%.
Begitu juga dengan pada putaran 2000 RPM, persentase perbandingan nilai SFC
menggunakan bahan bakar dexlite dengan PO100 masih memiliki perbedaan yang
cukup jauh yakni mencapai 27,78%.
Berdasarkan grafik dan nilai
persentase diatas, dapat dilihat nilai SFC dengan menggunakan bahan bakar
dexlite lebih kecil atau dalam artian lebih irit dibandingkan dengan
menggunakan bahan bakar variabel lainnya. Nilai viskositas dan angka setana
dapat juga memengaruhi nilai SFC (Apriansyah,
2022). Diketahui nilai viskositas dan angka setana pada
bahan bakar dexlite lebih tinggi dibandingkan nilai viskositas dengan bahan
bakar PO30, PO50, dan PO70, sehingga saat bahan bakar mengalir lebih lama ke
dalam ruang kompresi dan lebih sempurna saat dikompresikan. Bahan bakar PO30,
PO50, dan PO70 yang bahan bakarnya lebih mengalir lebih cepat ke dalam ruang
kompresi tapi tidak sempurna saat dikompresikan karena memiliki nilai angka
setana yang lebih kecil, sehingga residu bahan bakar dengan menggunakan PO30, PO50,
PO70, dan PO100 akan lebih banyak terbuang keluar melalui celah saat mesin
diesel sedang melakukan kompresi bahan bakar. Akan tetapi dari hasil persentase perbandingan SFC antara dexlite
dengan PO100 yang tidak mencapai setengah konsumsinya, maka bahan bakar PO100
masih layak menjadi bahan bakar alternatif.
Gambar
9.
Perbandingan Nilai
Efisiensi Termal
Nilai effisiensi thermal yang
terjadi pad pengujian bahan bakar plastic pada mesin diesel ditunjukkan pada
Gambar 9 diatas. Selisih persentase perbandingan nilai efisiensi termal pada
kecepatan putaran 1200 RPM dengan menggunakan bahan dexlite dan PO100 yakni
mencapai 10,59%. Pada kecepatan putaran mesin 1600 RPM, perbedaan nilai
efisiensi termal dengan menggunakan bahan bakar dexlite dan PO100 adalah 4%.
Pada kecepatan putaran mesin 2000 RPM, perbedaan nilai efisiensi termal dengan
menggunakan bahan bakar dexlite dan PO100 adalah 3,99%. Berdasararkan dari
hasil yang dapat dilihat pada tabel dan grafik efisiensi termal, bahwasannya
bahan bakar dexlite lebih tinggi dibandingkan dengan variabel bahan bakar PO30,
PO50, PO70, dan PO100 pada setiap putaran. Hal ini dikarenakan nilai angka
setana yang lebih tinggi pada bahan bakar dexlite, sehingga menghasilkan daya
pada mesin yang lebih tinggi. Semakin tinggi nilai daya mesin yang dihasilkan,
maka semakin tinggi nilai efisiensi termal yang dihasilkan. Hal tersebut
dikarenakan nilai efisiensi termal berbanding lurus dengan nilai daya efektif
dan momen torsi. Apabila dihubungkan dengan nilai SFC, nilai efisiensi termal
akan berbanding terbalik. Semakin rendah nilai SFC pada dexlite, maka semakin
tinggi nilai efisiensi termal pada dexlite. Dari hasil selisih persentase
perbandingan efisiensi termal antara menggunakan bahan bakar dexlite dengan
PO100 yang tidak mencapai 25%, maka bahan bakar PO100 dapat dikatakan layak
sebagai bahan bakar alternatif.
Kesimpulan
Pengujian bahan bakar plastik dan
campuran dexlite pada mesin diesel satu silinder telah dilaksanakan. Dari
pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai unjuk kerja mesin diesel
yang berupa daya efektif, momen torsi, dan efisiensi termal yang berbanding
lurus dengan nilai angka setana. Untuk itu dapat diketahui semakin tinggi nilai
angka setana, maka nilai unjuk kerja akan semakin bagus. Dari data perhitungan
dan Analisa di laboratorium angka setana bahan bakar dexlite adalah 51
sementara bahan bakar plastic memiliki angka setana 49,2. Dari data tersebut
dapat dijelasakan bahwa bahan bakar dexlite masih lebih unggul dibandingkan
bahan bakar uji yaitu bahan bakar plastik PO30, PO50, PO70, dan PO100 dari
nilai daya efektif, momen torsi, dan efisiensi termal, dan SFC. Meskipun
demikian melalui penelitian ini dapat diambul kesimpulan bahwa bahan bakar
PO100 layak digunakan sebagai bahan bakar alternatif pada mesin diesel wujud
implementasi konsep waste to energy.
BIBLIOGRAFI
Abdurrojaq, N., Devitasari, R. D., Aisyah, L., Faturrahman,
N. A., Bahtiar, S., Sujarwati, W., Wibowo, C. S., & Anggarani, R. (2021).
Perbandingan Uji Densitas Menggunakan Metode ASTM D1298 dengan ASTM D4052 pada
Biodiesel Berbasis Kelapa Sawit. Lembaran Publikasi Minyak Dan Gas Bumi,
55(1), 49–57.
Apriansyah, M. R. (2022). Analisa pengujian karakteristik
fisika kimia biodiesel 20% dan uji kinerja pada mesin diesel statis dynamometer
serta emisinya.
Ariani, F., Ginting, E., & Sitorus, T. B. (2017).
Karakteristik Kinerja Mesin Diesel Stasioner dengan Bahan Bakar Campuran
Biodiesel dari Biji Kemiri Sunan. Media Teknika, 12(1).
Arifin, Z. (2017). Proses Pirolisis Bertingkat Berkatalis
Alam Untuk Meningkatkan Kualitas Bio-Oil Dari Sampah Kota.
Attallasyah, T., Firmansyah, M. R., Al Kafy, M. N.,
Suhartian, M. R., Harisandi, N., Alsyahrani, G. M., & Alfarizy, I. (2024).
Karakterisasi untuk Kerja Mesin Diesel Generator Set Sistem Dual Fuel
Menggunakan Gas Hasil Gasifikasi dan Minyak Solar. Jurnal Majemuk, 3(1),
104–123.
Dharma, U. S., Nugroho, E., & Fatkurahman, M. (2018).
Analisa Kinerja Mesin Diesel Berbahan Bakar Campuran Solar dan Minyak Plastik. Turbo
J. Progr. Stud. Tek. Mesin, 7.
Effendi, Y. (2018). Uji Performa Mesin Diesel Satu Silinder
Menggunakan Metode Standar Nasional Indonesia (Sni) 0119: 2012. Motor Bakar:
Jurnal Teknik Mesin, 2(2).
Fahri, N. (2021). Efek penambahan ozon dalam udara suplay
terhadap prestasi pembakaran biodiesel (B30) pada mesin diesel tipe TV 1.
Gabe, F. A. P. A. (2015). Analisa termal pada rancang
bangun reaktor pirolisis untuk memproduksi bahan bakar minyak dari limbah
plastik.
Milenia, R., Islam, L. S., Ihsan, M., & Sarosa, A. H.
(2022). Studi Potensi Minyak Sereh Wangi Sebagai Alternatif Bahan Aditif Pada
Bahan Bakar Minyak. Jurnal Rekayasa Bahan Alam Dan Energi Berkelanjutan,
6(1), 6–15.
Mustofa, A. (2016). Karakteristik Bio-Oil Sampah Kota
Bandar Lampung Menggunakan Metode Pirolisis Isotermal Berkatalis Alam.
Novia, T. (2021). Pengolahan Limbah Sampah Plastik
Polytthylene Terephthlate (PET) Menjadi Bahan Bakar Minyak dengan Proses
Pirolisis. Gravitasi: Jurnal Pendidikan Fisika Dan Sains, 4(01),
33–41.
Prasetiyo, D. H. T., & Wahyudi, D. (2022). Pengaruh rasio
ekuivalen dan komposisi bahan bakar terhadap karakteristik api dengan
menggunakan bahan bakar biodiesel kesambi. Turbo: Jurnal Program Studi
Teknik Mesin, 11(2).
Rahmayetty, R., Bahauddin, A., Kurniawan, B., Suhendi, E.,
& Fuad, A. (2021). Pengembangan Pengolahan Industri Sampah Plastik
Terpadu Berbasis Circular Economy di Kota Cilegon-Banten.
Setyadji, M. (2008). Karakteristik biodiesel dari minyak
jelantah dan solar di dalam mesin diesel. BIMIPA, 18(2), 102–113.
Copyright
holder: Agung Sudrajad, Sunardi Sunardi,
Kevin Rafael (2024) |
First
publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |