Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 4, April 2024
MODEL KOMUNIKASI
PENDAKWAH PADA KONTEN DAKWAH DALAM ISU SOSIAL DAN POLITIK DI MEDIA SOSIAL
Inas Sany Muyassaroh1,
Unggul Sugi Harto2, Diryo Suparto3*, Didi Permadi4,
Sri Sutjiatmi5
Universitas Pancasakti Tegal, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]*
Abstrak
Penelitian ini
menganalisis model komunikasi yang digunakan oleh dua pendakwah, yaitu Habib
Husein Jafar dan Aab Elkarimi, dalam menyebarkan pesan-pesan dakwah melalui
fenomena-fenomena dakwah di media sosial. Fokus penelitian ini adalah bagaimana
kedua pendakwah ini menggunakan media sosial, khususnya Tiktok dan Instagram,
untuk mengkomunikasikan pesan-pesan agama serta mengangkat isu-isu sosial dan
politik yang relevan. Metode analisis dilakukan dengan mengamati konten-konten
tiktok dari kedua pendakwah dan menganalisis pendekatan komunikasi yang mereka
gunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendakwah Habib Husein Jafar
mengadopsi gaya komunikasi yang modern dan sesuai dengan kalangan muda, dengan
penampilan dan gaya berbicara yang berbeda dari citra umum "Habib".
Ia memanfaatkan fenomena-fenomena sosial sehari-hari sebagai titik masuk untuk
menyampaikan pesan-pesan agama Islam yang dapat diterima oleh kalangan anak
muda. Di sisi lain, Aab Elkarimi sebagai konten kreator muda, mengadopsi pendekatan
kritis dalam menyajikan analisis mendalam mengenai isu-isu sosial, politik, dan
agama. Ia mengajak audiensnya untuk berpikir kritis tentang fenomena yang
terjadi dan mengaitkannya dengan ajaran agama Islam. Keduanya berhasil mencapai
target sasaran mereka, yaitu anak muda, dengan efek positif. Pesan-pesan yang
mereka sampaikan membantu membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang
ajaran agama Islam, mengatasi stereotip negatif terhadap agama, dan mendorong
pandangan yang lebih kritis terhadap isu-isu sosial dan politik. Penelitian ini
memberikan wawasan tentang bagaimana pendakwah dapat menggunakan media sosial
sebagai sarana efektif untuk menyebarkan pesan-pesan agama dan menjembatani
antara ajaran agama dengan realitas sosial dan politik yang dihadapi oleh
audiens mereka di era digital saat ini.
Kata Kunci:
Model Komunikasi, Pendakwah, Sosial Media
Abstract
This research analyzes the communication model used by
two preachers, namely Habib Husein Jafar and Aab Elkarimi, in spreading da'wah
messages through da'wah phenomena on social media. The focus of this research
is how these two preachers use social media, especially TikTok and Instagram,
to communicate religious messages and raise relevant social and political
issues. The analysis method was carried out by observing the TikTok content of
the two preachers and analyzing the communication approach they used. The
research results show that preacher Habib Husein Jafar adopts a communication
style that is modern and appropriate for young people, with an appearance and
speaking style that is different from the general image of "Habib."
He uses everyday social phenomena as an entry point to convey Islamic religious
messages that young people can accept. On the other hand, Aab Elkarimi, as a
young content creator, adopts a critical approach to presenting an in-depth
analysis of social, political, and religious issues. He invited his audience to
think critically about the phenomena occurring and relate them to the teachings
of the Islamic religion. Both reached their target audience, namely young
people, with positive effects. The messages they convey help build a deeper
understanding of the teachings of the Islamic religion, overcome negative
stereotypes about the faith, and encourage a more critical view of social and
political issues. This research provides insight into how preachers can use
social media as an effective means of spreading religious messages and bridging
spiritual teachings with the social and political realities their audiences
face in the current digital era.
Keywords:
Communication Model, Preacher, Social Media
Pendahuluan
Perkembangan teknologi
saat ini berefek pada tumbuhnya berbagai sektor kehidupan, mulai dari sektor
pertanian, ekonomi, telekomonikasi, kesehatan dan lainnya yang dapat membantu
masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan pekerjaan. Perkembangan teknologi
ini juga memicu munculnya jaringan internet, yang memungkinkan masyarakat untuk
saling terhubung satu sama lain meski sedang berjauhan. Dikutip dari
cnbcindonesia.com
Internet dapat
menguhubungkan manusia satu ke jutaan manusia lainnya melalui jaringan computer
(Gani, 2020). Jaringan komputer ini yang kemudian dihubungkan dengan halaman
website, jejaring sosial, email, file transfer protocol (FTP), telnet,
e-commerce, game online dan aplikasi-aplikasi lainnya. Karenanya masyarakat
dapat merasakan berbagai manfaat dari internet mulai dari bertukar informasi,
edukasi, hiburan, pendukung kegiatan ekonomi, promosi, branding, dan
lainnya. Salah satu perkembangan yang ada dalam jaringan internet adalah media
sosial, tidak bisa dipungkiri media sosial menjadi tempat yang membuat orang merasa
“betah” didalamnya. Media sosial merupakan media yang memfasilitasi orang-orang
untuk berkomunikasi melalui platform digital. Media adalah perantara yang
menghubungkan komunikator dengan komunikannya. Sedangkan sosial adalah
interaksi antara orang-orang yang ada didalam masyarakat atau sikap sosial pada
umumnya.
Maka dapat diartikan
bahwa media sosial merupakan perangkat yang menghubungkan orang-orang untuk
saling berinteraksi, bertukar sapa, bercanda gurau, bersilaturahmi hingga
sikap-sikap sosial yang dapat terlihat dari pribadi masing-masing yang
disebarkan melalui media sosial. Seperti yang dikatakan oleh
Gambar
1. Data Pengguna Aktif Media Sosial
Januari 2023
Sumber : We Are Social
Dikutip dari We Are
Social jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang
pada Januari 2023. Jumlah ini setara dengan 60,4% dari populasi di dalam
negeri. Dilihat dari Gambar 1, jumlah pengguna aktif media sosial pada Januari
2023 mengalami penurunan 12,57% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang
mencapai 191 juta jiwa. Penurunan tersebut menjadi yang pertama kali dalam satu
dekade terakhir. Lebih lanjut, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai
212,9 juta pada Januari 2023. Berbeda dengan media sosial yang mengalami
penurunan, jumlah pengguna internet pada awal tahun masih lebih tinggi 3,85%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, rata-rata
orang Indonesia menggunakan internet adalah selama 7 jam 42 menit setiap
harinya.
Dilihat dari data
tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial menjadi tempat berkumpulnya
masyarakat dalam dunia maya atau yang masyarakatnya biasa disebut dengan warga
net/netizen. Banyaknya orang yang menggunakan media sosial membuktikan beragam
kegunaan yang bisa di dapatkan melalui media sosial. Pada intinya media sosial dapat melakukan
berbagai aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk kolaborasi, pertukaran dan
saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Kegunaan
media sosial diawali dari tiga hal yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting
Pertukaran informasi di
media sosial sangatlah cepat, media menjadi sebuah bagian penting dalam
kehidupan masyarakat, disadari atau tidak media memiliki pengaruh positif
maupun negatif dalam membentuk pola dan tingkah laku masyarakat
Era ini agama yang
dinilai monoton ketika dikemas dengan baik dapat menjadi sesuatu hal yang
menarik (Wahyudi & Kurniasih, 2021). Kesempatan untuk menyebarkan informasi
lebih luas dan masif ini juga digunakan oleh pendakwah atau da’i. Dakwah yang
biasanya hanya bisa didengar dan dilihat di masjid-masjid atau dari mimbar ke
mimbar kini bisa ditemui dengan mudah di media sosial. Bagi para pendakwah,
media sosial menjadi tempat yang cukup efektif dalam menyebarkan ajaran-ajaran
agama. Arti dakwah secara terminologis adalah mengajak dan menyeru Islam menuju
pedoman hidup yang diridhai oleh Allah swt dalam bentuk amar ma’ruf nahi
munkar Munawir dalam
Fenomena pendakwah yang
ada saat ini sudah mencerminkan hal tersebut, banyak dari pendakwah yang sudah memiliki
target pendengarnya sendiri. Seperti pendakwah Habib Husein Jafar yang memilih
pemuda dengan latar belakang pemahaman Islam yang kurang, atau Hanan Attaki
yang memilih target pemuda/pemudi dengan yang cenderung galau akan hidup, dan
lainnya. Dakwah juga tidak hanya disampaikan oleh orang-orang yang sudah
memiliki nama tetapi juga oleh orang-orang yang baru berkecimpung di dunia
dakwah atau singkatnya dari kaum millennial kepada kaum millennial.
Media sosial menjadi
media dakwah bagi para pendakwah, sayangnya tidak semudah itu dakwah bisa
diterima oleh masyarakat luas (Dewi & Fata, 2021). Adanya algoritma pada
platform masing-masing media sosial menjadi batasan dari penyebaran dakwah itu
sendiri. Adanya pendakwah baru yang
memiliki gayanya masing-masing dalam berdakwah juga menjadi penyegaran dalam
berdakwah. Hal ini menunjukkan dakwah bukan hanya bisa dilakukan oleh orang
yang sudah tua namun juga bagi kalangan muda yang masih dalam proses belajar.
Salah satu hal yang penting dalam dakwah adalah substansi yang disampaikan
yaitu ajaran-ajaran yang bersumber dari Al-Qurán dan hadist.
Habib Jafar
Nama lengkap pendakwah
ini adalah Habib Husein Bin Ja’far Al-Hadar, S.Fil.I., M.Ag. biasa disapa
dengan sebutan Habib Jafar. Lahir 21 Juni 1988 Habib Jafar merupakan seorang
pria berdarah Madura dan memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad. Berawal
sebagai pendakwah dan penulis kini ia lebih dikenal melalui konten-kontennya di
Youtube, Instagram dan Tiktok. Di Tiktok followers yang dimiliki oleh Habib
Jafar adalah 2.3M. Habib Jafar terkenal juga karena berkolaborasi dengan
artis-artis Indonesia, seperti Onad, Boris, Deddy Corbuzier, Tretan Muslim,
Coki dan lainnya. Salah satu program yang terkenal dalam youtubenya adalah
progam “Pemuda Tersesat”.
Aab Elkarimi
Memiliki nama lengkap
Abdul Qodir S.Pd., M.Ars ia lebih dikenal dengan sebutan Aab Elkarimi. Lahir 18
Februari 1995, Aab mengawali kariernya sebagai penulis buku dengan judul
Gerakan Menolak Sembrono dan lanjut ke dunia konten creator yang melahirkan
konten-konten isu sosial yang berbalut dakwah. Saat ini ia sudah mengantongi
followers di Tiktoknya sejumlah 428.1K.
Pada penelitian ini
peneliti tidak hanya melihat model komunikasi yang dilakukan oleh
pendakwah-pendakwah tersebut tetapi juga pesan yang disampaikan yaitu yang
berkaitan mengenai isu sosial dan politik. Seperti yang diketahui dakwah
merupakan pesan-pesan dari Allah swt yang disampaikan kepada Nabi Muhammad dan kemudian dilanjutkan oleh para
sahabat-sahabatnya. Dalam hal ini pesan yang berbalut dakwah memiliki
makna-makna yang ingin disampaikan mulai dari isu sosial hingga politik.
Dalam hal ini peneliti
mengambil dua pendakwah yang memiliki karakteristik yang berbeda yaitu Habib
Jafar dan Aab Elkarimi. Dari observasi yang peneliti lakukan kedua pendakwah
tersebut memiliki segmentasi, pesan dan gaya yang berbeda, Meski begitu nilai-nilai
keislaman yang disampaikan beberapa kali memiliki kandungan yang sama. Penelitian ini menganalisis model
komunikasi yang digunakan oleh dua pendakwah, yaitu Habib Husein Jafar dan Aab
Elkarimi, dalam menyebarkan pesan-pesan dakwah melalui fenomena-fenomena dakwah
di media sosial
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
metode studi fenomenologi dalam pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah suatu proses pemahaman dan penelitian berbasis pada
metodologi yang menggali fenomena sosial dan permasalahan manusia
Sementara itu, studi
fenomenologi berusaha memahami bagaimana individu mengalami dan memberi makna
pada pengalaman tertentu. Pendekatan fenomenologi mendekati objek penelitian
secara konstruktif dan observatif, tanpa mengikuti prasangka dari konsepsi
sebelumnya
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini peneliti membahas mengenai model komunikasi pendakwah melalui fenomena-fenomena dakwah di media sosial yang juga mengangkat isu-isu sosial dan politik. Isu sosial adalah bahasan yang mempengaruhi masyarakat yang dianggap sebagai sebuah masalah, kontroversi dan berkaitan dengan nilai moral. Sedangkan isu politik adalah bahasan yang berkaitan dengan politik praktis yang berhubungan dengan pemerintahan baik secara kelompok maupun perorangan. Penelitian ini melihat fenomena konten dakwah di media sosial tidak hanya membahas mengenai ajaran-ajaran agama saja, tetapi juga isu sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini mengambil 2 subjek yaitu Habib Husein dan Aab Elkarimi.
Habib
Husein Jafar
Pendakwah Habib Husein Jafar memulai konten di media onlinenya di Youtube, dengan nama akun Jeda nulis. Jeda nulis dibuat oleh Habib Jafar karena melihat trend saat ini yang orang lebih banyak menonton di media digital daripada media cetak. Habib mengakui bahwa media cetak dalam penyebarannya tidak bisa semasif dan seefektif media digital. Karenanya ia memanfaatkan trend yang ada untuk menyebarkan nilai-nilai Islam. Tidak hanya sampai disitu, Habib juga membuka media lain yaitu media sosial seperti Tiktok dan Instagram. Dakwah yang disampaikan oleh Habib Jafar melalui media sosial
Pada penelitian ini peneliti melihat model komunikasi yang dilakukan oleh Habib Jafar, berikut uraian model komunikasi yang dilakukan oleh Habib Jafar :
1) Who
: pesan ini disampaikan oleh Habib Jafar, seorang pendakwah keturunan Nabi
Muhammad. Habib Jafar merupakan lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan
Filsafat dan dilanjutkan dengan program magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di
Universitas yang sama. Habib Jafar memberikan kesan yang berbeda dari strerotipe
kebanyakan masayarakat mengenai sosok “Habib” yang biasa diperlihatkan dengan
sorban, gamis cingkrang dan jengot yang tebal. Sedangkan “style” yang digunakan
oleh Habib Jafar adalah style anak muda dengan kemeja, celana jeans, jam
tangan, namun tetap memakai peci.
2) Says
What : pesan yang disampaikan oleh Habib Jafar adalah pesan dakwah yang
dikomunikasikan dengan cara yang bisa diterima oleh kalangan anak muda dan
konten-konten menarik. Pesan yang disampaikan melalui media sosial ini dikemas
dengan membuat video mulai dari berupa video vlog penjelasan singkat, drama,
hingga video podcast yang ia menjadi pembicara didalamnya. Berikut ini dua dari
isi konten tiktok yang dibuat oleh Habib Jafar.
Tabel 1. Konten Habib Jafar
#1
Konten 22/07/2023 Belajar Iman dari Tukang Parkir |
#2
Konten 19/07/2023 Beda qanaah dan bodoh |
Isi
Konten berupa drama singkat : Diperlihatkan
seorang pria sedang memarkirkan motornya di depan swalayan, ia masuk ke
swalayan tersebut dan setelah kembali ke motornya, ia bertemu dengan tukang
parkir yang diperankan oleh Habib Jafar. Kemudian terjadi percakapan, H=Habib
yang berperan sebagai tukang parkir P=Seorang
pengendara motor. H=
Parkirnya mas P=
Perasaan tadi ngak ada ? H=
Kamu Atheis ? P=
Kok bisa ? H=
Ya gak semua yang gak kelihatan, berarti gak ada. |
Isi
Konten berupa video vlog penjelasan singkat: Seorang
sufi ditanya, kok ada ya.. orang yang bodoh dengan merasa cukup atas apa yang
dimiliki , kemudian sufi itu menjawab itu bukan bodoh tapi qanaah. Bodoh dan
qanaah bukan hanya beda tetapi bertolak belakang. Qanaah itu merasa cukup
atas sesuatu yang begitu agung yaitu akhirat. Sedangkan bodoh itu adalah
merasa cukup atas hal yang begitu remeh yaitu dunia. |
Habib Jafar dalam membuat kontennya juga mengikuti fenomena sosial yang ada di masyarakat seperti pada konten #1 yaitu melihat fenomena tukang parkir yang sering kali tidak ada saat menaruh motor dan kemudian tiba-tiba sudah ada dibelakang motor saat seseorang akan meninggalkan tempat parkir tersebut. Tidak hanya mengaitkan fenomena sosial Habib juga menambahkan pesan dakwahnya dengan memberi makna pada fenomena tersebut bahwa tidak semua yang tidak terlihat itu tidak ada. Melalui konten tersebut Habib ingin memberitahu bahwa Tuhan itu ada walau kita tidak bisa melihat-Nya.
Pada konten #2 Habib memberikan penjelasan singkat mengenai arti qanaah, pesan yang disampaikan Habib Jafar cukup jelas bahwa hendaknya manusia itu harus merasa cukup dan menerima ketetapan yang Tuhan berikan karena tujuan dari perasaan cukup itu adalah untuk kebahagian di akhirat bukan kebahagiaan di dunia yang hanya sementara. Pesan ini disampaikan oleh Habib Jafar karena melihat adanya fenomena sosial di Masyarakat yang pamer kekayaan, kesuksesaan dan kebahagian lainnya yang hanya bersifat duniawi saja. Selain itu pesan ini disampaikan oleh Habib Jafar dengan nada yang halus dan lemah lembut agar dapat menyentuh orang-orang yang melihatnya.
1)
In Which Channel
Habib Jafar dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwahnya melalui media sosial diantaranya Instagram, Tiktok dan
Youtube. Pada konten #1 dan #2 peneliti megambil dari konten Tiktok yang ada di
akun @huseinjafar.
2)
To Whom
Target sasaran dari dakwah Habib
Jafar adalah kalangan muda, dari yang peneliti amati kalangan muda yang disasar
oleh Habib adalah anak muda yang masih belum banyak memiliki pengetahuan
mengenai Islam, anak muda yang kritis, anak muda yang masih suka nongkrong
dengan teman-temannya, anak muda yang masih jarang mengamalkan ajaran-ajaran
Islam dan anak muda yang masih banyak berbuat hal-hal yang dilarang oleh agama
Islam. Jika Habib yang biasanya hanya berceramah dimimbar masjid, Habib Jafar
lebih sering berceramah di kafe-kafe, podcast anak muda seperti onad, boris
bokir, coki pardede, tretan muslim dan lainnya. Habib Jafar juga membuat
program podcast yang berjudul “Pemuda Tersesat”. Hal ini menunjukkan Habib
Jafar memiliki target segmen yang khusus dalam kalangan anak muda yang ia
pilih. Target khusus ini yang membuat kontennya benar-benar disesuaikan dan
dibuat untuk ditujukan pada target tersebut.
3)
Whit what effect
Efek pesan yang disampaikan oleh Habib Jafar dengan pembawaan yang mendobrak stereotype mengenai Habib ini membuat anak-anak muda menerima kehadiran dari Habib Jafar. Setelah sosoknya diterima, barulah Habib Jafar memberikan dakwah-dakwah yang pesannya disesuaikan dengan kebutuhan dari target sasarannya. Melalui pengamatan dan analisis yang peneliti lakukan efek pesan dari Habib Jafar adalah banyaknya anak muda yang kini mengetahui nilai-nilai ajaran agama Islam, Islam dapat dikenal dengan ajaran yang baik dan memiliki toleransi beragama yang tinggi, Islam agama yang penuh kasih saying berbeda dengan seperti yang selama ini dikonstruksikan mengenai Islam teroris, radikal dan sebagainya. Pandangan tersebut kini dapat masuk pada kalangan anak muda sehingga dapat mempercayai lebih lagi mengenai agama Islam.
Aab Elkarimi
1) Who: Aab Elkarimi
adalah seorang konten creator muda yang banyak membahas mengenai
masalah-masalah sosial, politik dan agama. Sebelum terjun di dunia konten
creator Aab adalah seorang penulis buku yang berjudul Gerakan Menolak Sembrono.
2) Says
what : Sebagai konten creator yang masih terbilang muda Aab Elkarimi memiliki
pesan-pesan yang mendalam. Pesan yang disampaikan mulai dari isu sosial dan
politik pada akhirnya semua bermuara pada pandangan agama Islam. Aab membuat
contoh penerapan agama Islam yang bisa digunakan dengan fenomena-fenoma yang
saat ini sedang terjadi. Sehingga para pendengarnya memiliki proximity dengan
apa yang disampaikan oleh Aab. Konten yang banyak dibuat oleh Aab adalah video
penjelasan yang dikemas dengan cukup menarik. Walaupun terbilang berat bahasan
yang dibuat oleh Aab tetapi tetap bisa dipahami oleh target segmennya. Berikut
adalah dua konten yang dibuat oleh Aab di media sosial tiktoknya.
Tabel 2. Konten Aab Elkarimi
#1 Konten 30/07/2023 |
#2 Konten 05/07/2023 |
Isi
Konten berupa video dan penjelasan : Bayangkan
kita orang yang kudet,kita gak tau apa-apa, tiba-tiba buka medsos mendapatkan
postingan seperti ini, kerudung, senapan, radikal, islam keras dan pramuka
tersesupi. Apa yang ada dibenak kita ? jika ini diterima terus menerus akan
tertanam dalam diri kita sebuat stereotip bahwa atribut Islam, jika
bersanding dengan simbol-simbol power maka itu radikal dan teroris. Padahal
ini hanya fantasi picik yang dibangun oleh Buzzer. Tapi problemnya dari
stereotip ini bisa jadi Islamphonia, kitab isa muak dengan symbol dan juga
atribut agama sendiri. Padahal begitu serunya foto tersebut, jika kita lihat
postingan aslinya dan perasaan kita menjadi biasa , jika yang tak berkerudung
dan juga anggota pramuka juga pegang pistol mainan. Mungkin yang hari ini
diserang hanya symbol, tapi buktinya ini bisa mempengaruhi pikiran kita,
memancarkan sikap senang juga kebencian-kan ? hanya berupa symbol dan juga
atribut yang diserang, maka itu sebabnya kita perlu membela dan menjaga Islam
itu pun Ketika yang dilecehkan hanya symbol dan atribut. Setuju nggak ? |
Isi
Konten berupa video penjelasan : Ia
menyebut Al-Quran bukan Kalamullah tapi dari Nabi Muhammad, mengaku mazhabnya
Soekarno, ia juga bilang kalau Wanita boleh menjadi imam dan khatib, ia selenggarakan
barisan salat yang renggang, berkusi dan dicampur baur. Masa pendukungnya
mempopulerkan salam Yahudi dan di sana dilaksanakan adzan dengan Gerakan lalu
muadzin menghadap ke jamaah bukan ke kiblat. Itulah sedert kontroversi
Az-Zaytun dan Panji Gumilang yang belakangan membanjiri lini massa,
kontroversi ini udah pasti viral, karena banyak sekali hal aneh yang nggak
biasa tapi ada point inti yang perlu untuk disorot, ini soal dugaan penistaan
Kalamullah, penistaan lewat tafsiran baru dan juga berkreasi pada ritual
ibadah, yang kita lihat ia mempraktekkan sinkritisme dan dengan sederet
kontroversi yang banyak itu, ini udah seharusnya negara cepat hadir dan
segera menindak tegas segala bentuk penyelewengan dan juga penistaan agama,
penistaan yang terus berulang hingga hari inidan terjadi dimana-mana.
Baru-baru ini pula di swedia Al-Quran berulang dibakar sebelumnya oleh Rasmus
Paludan dan kini oleh Salwan Momika yang patut untuk kita tanyakan , apakah
kaum muslimmin hari ini punya kekuatan ? dua milliar jumlahnya, dan kita
terseok kebingungan mengadu entah pada siapa, karena Ketika mengadu pada
institusi resmi yang dibahas terbatas pada legal dan illegal selalu itu.
Al-Quran dibakar legal katanya meski nggak bermoral, agama dinista boleh,
asal nggak bertentangan dengan ideologi negara dan itulah yang sering kita
temukan. Sementara jika turun membela lewat banyak aksi rasa-rasanya stemple
radikal mudah sekali untuk kita dapatkan di bully sebagai jamaah monas,
dimanfaatkan secara politik lalu dijulidin dengan kalimat ngapain sih Allah
dan agama dibela, oleh orang yang ketika kelompok dan tokohnya itu dihina
mereka berubah menjadi monster yang lebih mengerikan. |
Pesan yang disampaikan oleh Aab pada konten tiktoknya semuanya bermuara pada ajaran agama Islam. Pada konten #1 Aab menyoroti mengenai adanya gambar santriwati yang membawa senjata mainan untuk berlatih namun banyak yang mengomentari dengan komentar radikal dan lain sebagainya. Pada konten #2 Aab membahas mengenai kontroversi Al-Zaytun yang tak kunjung ditangani oleh negara. Aab pada kontennya
1) In Which
channel
Aab dalam
menyampaikan pesannya menggunakan beberapa media sosial yaitu Tiktok dan
Instagram. Dalam penelitian ini peneliti mengambil contoh konten tiktok Aab
pada akun @aabelkarimi.
2) To
whom
Target
sasaran dari Aab adalah anak muda yang berpikir kritis atau yang biasa disebut
dengan “smart people”. Aab mengajak anak-anak muda yang memiliki kepedulian
untuk lebih
berpikir kritis dalam melihat suatu fenomena.
3)
With what effect
Efek pesan yang disampaikan oleh
Aab Elkarimi diantaranya adalah membuat anak muda memiliki pandangan yang lebih
kritis dalam melihat suatu fenomena. Aab memberikan pandangan baru bagi anak
muda
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penelitian tersebut mengkaji model komunikasi pendakwah melalui fenomena-fenomena dakwah di media sosial yang juga mengangkat isu-isu sosial dan politik. Dalam penelitian ini, dua pendakwah yang dianalisis adalah Habib Husein Jafar dan Aab Elkarimi. Keduanya menggunakan media sosial, terutama Tiktok dan Instagram, untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada khalayak muda dengan pendekatan yang berbeda. Model Komunikasi Habib Husein Jafar: Habib Husein Jafar mengadopsi pendekatan yang berbeda dari citra umum "Habib" dengan penampilan modern dan gaya berbicara yang lebih sesuai dengan kalangan muda. Melalui konten TikTok, Instagram, dan YouTube, Habib Jafar menyajikan pesan-pesan dakwahnya dengan menarik dan dapat diterima oleh generasi muda. Ia memanfaatkan fenomena sosial dan situasi sehari-hari untuk menghubungkan pesan keagamaan dengan realitas yang dialami audiensnya. Dalam isinya, Habib Jafar mendorong pemahaman nilai-nilai Islam, toleransi beragama, dan pandangan positif terhadap ajaran agama. Aab Elkarimi, sebagai seorang kreator konten muda, memanfaatkan jejaring sosial untuk berdiskusi tentang isu-isu sosial, politik, dan agama. Ia menawarkan pendekatan yang mengajak generasi muda untuk berpikir kritis terhadap fenomena politik dan sosial yang sedang terjadi. Melalui konten TikTok, Aab memberikan analisis mendalam mengenai isu-isu tersebut, menghubungkannya dengan ajaran agama Islam dan mendorong pemahaman lebih dalam tentang berbagai topik. Kedua misionaris ini telah mencapai target audiensnya yaitu kaum muda dan mencapai dampak positif. Pesan-pesan yang disampaikan keduanya membantu mendorong pemahaman yang lebih mendalam terhadap ajaran agama Islam, mengatasi stereotip negatif terhadap agama, dan mendorong cara pandang yang lebih kritis terhadap ajarannya, isu-isu sosial dan politik. Berkat pendekatannya yang ramah terhadap generasi muda, keduanya berhasil menyampaikan pesan-pesan keagamaan dalam bentuk yang selaras dengan realitas yang dihadapi audiensnya di era digital.
Dewi, O. S., & Fata, A. K. (2021).
Beragam jalan menjadi salih: Model dakwah kelas menengah Muslim
Indonesia. Jurnal Bimas Islam, 14(1), 1-32.
Efendi, E., Ayubi, M., & Aulia, N. (2023). Model-Model Komunikasi Linear. Jurnal Pendidikan Dan Konseling , Vol 5(No 1).
Farihah, I. (2013). Media Dakwah Pop. AT-TABSYIR, Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Vol 1(No 2), 29–29.
Gani, A. G. (2020). Sejarah dan Perkembangan Internet di Indonesia. Jurnal Mitra Manajemen, 5(2).
Hidayat, M. (2016). Model Komunikasi Kyai Dengan Santri Di Pesantren. Urnal Komunikasi ASPIKOM, , Vol 2(No 5).
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Novitasari, Y. F. (2015). Jilbab Sebagai Gaya Hidup. Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/13693-ID-Jilbab-Sebagai-Gaya-Hidup-Studi-Fenomenologi-Tentang-Alasan-Perempuan-Memakai-Ji.Pdf.
Nurfitria, S. (2022). Urgensi Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah Melalui Media Di Era Modern. An-Nida, Vol 46(No 1).
Ritonga, M. (2019). Komunikasi Dakwah Zaman Milenial. Jurnal Komunikasi Islam Dan Kehumasan (JKPI), Vol 3(No 1).
Roy. (2022, September). Mengenal Apa Itu Internet, Sejarah Perkembangan & Manfaatnya. Https://Www.Cnbcindonesia.Com/Tech/20220921131159-37-373856/Mengenal-Apa-Itu-Internet-Sejarah-Perkembangan-Manfaatnya#:~:Text=Pertama%20kali%20muncul%20pada%201969,Internet%20yang%20Anda%20kenal%20sekarang.
Satori, D., & Komariah, A. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif . Alfabet.
Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas Komunikasi. Jurnal Humaniora Universitas Bina Sarana Informatika, Vol 16(No 2).
Sulastri, I., Gustia, A. Y., & Juniati, L. (2020). Penggunaan Media Sosial Dalam Berdakwah: Study Terhadap Da’i Di Kota Padang. AL MUNIR Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, Vol 11(No 2).
Suryabrata, & Sumadi. (2010). Metodologi Penelitian. Pt Rajagrafindo Persada.
Wahyudi, D., & Kurniasih, N. (2021). Literasi Moderasi Beragama Sebagai Reaktualisasi “Jihad Milenial” ERA 4.0. Moderatio: Jurnal Moderasi Beragama, 1(1), 1-20.
Copyright holder: Inas Sany Muyassaroh, Unggul Sugi Harto, Diryo
Suparto, Didi Permadi, Sri Sutjiatmi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |