Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
PREDIKSI CLOSING PRICE SAHAM HARIAN BERBASIS SOFT COMPUTING
Ni`mah Firsta Cahya Susilo1, Cahyo Crysdian2
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, Indonesia1,2
Email: [email protected]1,
[email protected]2
Abstrak
Prediksi harga saham adalah tugas kompleks
yang bergantung pada banyak faktor seperti kondisi politik, ekonomi global,
laporan keuangan perusahaan, dan pendapatan. Oleh karena itu, untuk
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian, diperlukan adanya teknik
memprediksi nilai saham. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh fitur terhadap perkiraan harga close price saham dan membandingkan
kinerja multiple linear regression dan artificial neural network. Uji koefisien
korelasi yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien variabel terbesar
dan terkecil dalam penelitian ini adalah 0,9. Algoritma multiple linear
regression mengungguli artificial neural network dengan MAPE sebesar
0,900016423%.
Kata kunci: prediksi saham, linear regression, neural
network, closing price
Abstract
Stock price prediction is a complex task
that depends on many factors such as political conditions, global economy,
company financial statements, and earnings. Therefore, to maximize profits and
minimize losses, techniques for predicting share value are needed. The aim of
this research is to determine the effect of features on stock close price
estimates and compare the performance of multiple linear regression and
artificial neural networks. The correlation coefficient test that was carried
out resulted in the largest and smallest variable coefficient values in this
study being 0.9. The multiple linear regression algorithm outperforms the
artificial neural network with a MAPE of 0.900016423%.
Keywords: stock prediction, linear regression, neural network, closing price
Pendahuluan
Saham adalah saham yang mewakili sebagian kecil dari suatu
perusahaan. Hal ini memberikan hak kepada pemegang saham untuk mendapatkan
bagian atas kekayaan dan keuntungan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya (Badan Pengawas Pasar Modal
Dan Lembaga Keuangan, 2011). Pasar saham memegang peranan penting dalam
perekonomian global yang menghasilkan keuntungan sebagai instrumen investasi
pertumbuhan ekonomi (Akhtar et al., 2022; Alam
et al., 2017). Menurut Masoud (2013), pasar saham memiliki karakteristik dinamis dan
non-linier.
Murkute dan Sarode (2015) menemukan bahwa prediksi harga saham merupakan
tugas yang sulit karena bergantung pada beberapa faktor seperti kondisi
politik, ekonomi global, laporan keuangan dan kinerja perusahaan. Jadi, untuk
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian, nilai saham harus dapat
diprediksi. Menganalisis tren beberapa tahun terakhir sebelumnya bisa sangat
berguna untuk mengetahui pergerakan pasar saham. Metode regresi linier dianggap
sebagai pendekatan yang patut dipertimbangkan karena kesederhanaannya dan
penggunaannya secara luas dalam penelitian sebelumnya yang membahas masalah
serupa (Annisa, 2023; Fadha, 2023). Selain itu, ANN memiliki kinerja lebih baik
daripada regresi linier untuk hubungan non-linier (Hallman, 2019).
Penelitian Vijha et al. (2020) menunjukkan bahwa prediksi pasar saham sangat
kompleks. Meningkatkan daya komputasi dan mengembangkan kecerdasan buatan
terbukti lebih efektif dalam memprediksi harga saham. Dalam penelitiannya,
peramalan harga saham dilakukan dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan dan
metode random forest, setelah itu digunakan RMSE dan MAPE untuk evaluasinya.
Studi menunjukkan bahwa ANN memiliki kineraja yang lebih baik dalam hal RMSE
(0,42), MAPE (0,77) dan MBE (0,013).
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, faktor-faktor
yang mempengaruhi prediksi close price saham perlu ditentukan untuk mendapatkan
hasil prediksi close price saham yang optimal. Dalam penelitian ini, Artificial
Neural Network dan Multiple Linear Regression dipilih untuk pada prediksi close
price saham harian di Indonesia berdasarkan hasil penelitian-penelitian
sebelumnya. Metode soft computing tersebut dilakukan perbandingan hasil
evaluasi untuk mengetahui metode dengan kinerja yang lebih baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap
faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam prediksi close price saham dan mengukur
kinerja metode-metode dalam memprediksi close price saham, digunakan sebagai
pertimbangan dalam hal keuangan bagi emiten serta digunakan sebagai
pertimbangan keuangan yang mempengaruhi harga saham perusahaan bagi perusahaan
sekuritas.
Metode Penelitian
Penelitian ini meliputi pengumpulan data, pengembangan
sistem, pengujian, komparasi kinerja metode berdasarkan hasil uji coba serta
pembahasan. Pengujian seperti digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Desain penelitian
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data saham
Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia pada link
https://www.idx.co.id/. Data yang diambil adalah saham-saham anggota Jakarta
Islamic Index (JII) periode Juli hingga November 2022 yang terlampir pada Tabel
1.
Tabel 1. Daftar Saham Anggota Indeks Jakarta Islamic Index (JII)
No. |
Kode |
Nama
Saham |
1 |
ADRO |
Adaro Energy Indonesia Tbk. |
2 |
ANTM |
Aneka Tambang Tbk. |
3 |
BRIS |
Bank Syariah Indonesia Tbk. |
4 |
BRPT |
Barito Pacific Tbk. |
5 |
CPIN |
Charoen Pokphand Indonesia Tbk |
6 |
EMTK |
Elang Mahkota Teknologi Tbk. |
7 |
ERAA |
Erajaya Swasembada Tbk. |
8 |
EXCL |
XL Axiata Tbk. |
9 |
HRUM |
Harum Energy Tbk. |
10 |
ICBP |
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. |
11 |
INCO |
Vale Indonesia Tbk. |
12 |
INDF |
Indofood Sukses Makmur Tbk. |
13 |
INKP |
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. |
14 |
INTP |
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. |
15 |
ITMG |
Indo Tambangraya Megah Tbk. |
16 |
JPFA |
Japfa Comfeed Indonesia Tbk. |
17 |
KLBF |
Kalbe Farma Tbk. |
18 |
MDKA |
Merdeka Copper Gold Tbk. |
19 |
MIKA |
Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. |
20 |
MNCN |
Media Nusantara Citra Tbk. |
21 |
PGAS |
Perusahaan Gas Negara Tbk. |
22 |
PTBA |
Bukit Asam Tbk. |
23 |
SCMA |
Surya Citra Media Tbk. |
24 |
SMGR |
Semen Indonesia (Persero) Tbk. |
25 |
TINS |
Timah Tbk. |
26 |
TLKM |
Telkom Indonesia (Persero) Tbk. |
27 |
TPIA |
Chandra Asri Petrochemical Tbk. |
28 |
UNTR |
United Tractors Tbk. |
29 |
UNVR |
Unilever Indonesia Tbk. |
30 |
WIKA |
Wijaya Karya (Persero) Tbk. |
Tujuan pemilihan fitur adalah untuk meningkatkan kinerja sistem dan mengurangi waktu komputasi. Adapun -fitur tersebut ditunjukkan pada Tabel 2. Distribusi data latih dan data uji yang fitur digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi 70% dari total data merupakan data latih dan 30% dari total data merupakan data uji.
Tabel 2. Ilustrasi fitur data penelitian
No |
Kode
Saham |
Hari
Sebelumnya |
Hari
Ini |
|||||
Open Price |
Tertinggi |
Terendah |
Close Price |
Open Price |
Tertinggi |
Terendah |
||
1. |
ADRO |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
ANTM |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
BRIS |
|
|
|
|
|
|
|
Pada penelitian ini, proses
prediksi close price harian berbasis soft computing melibatkan prediksi
menggunakan metode multiple linear regression dan artificial neural network.
Kedua metode tersebut terlibat dalam soft computing dan memiliki nilai RMSE
yang rendah berdasarkan penelitian sebelumnya.
Multiple Linear Regression
Multiple Linear Regression berfokus pada hubungan linier
antara satu variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas. Regresi
linier berganda melibatkan lebih banyak masalah dibandingkan regresi linier
sederhana, termasuk kolinearitas, inflasi varians, tampilan grafis diagnosis
regresi, dan identifikasi outlier serta pengamatan yang berpengaruh dalam
regresi.
Bentuk umum dari pemodelan multiple regression tercantum
pada Persamaan 1, dimana y merupakan variabel dependen,
Variabel independen pada persamaan 3 merupakan input-input
yang digunakan pada penelitian ini yang meliputi:
Artificial Neural Network
Artificial Neural Network adalah model komputer yang
terdiri dari beberapa elemen pemrosesan yang menerima masukan dan menghasilkan
keluaran berdasarkan fungsi aktivasi yang diberikan (Cynthia & Ismanto,
2017; Hamdina et al., 2020). Jaringan harus dilatih terlebih dahulu untuk
mempelajari pola tersembunyi dalam data masukan, yang direpresentasikan dalam
model sebagai bobot koneksi. Sifat non-parametrik dari jaringan saraf
memungkinkan pengembangan model tanpa pengetahuan sebelumnya tentang distribusi
populasi data atau kemungkinan interaksi variabel, seperti yang disyaratkan
oleh metode statistik parametrik yang umum digunakan (Kumar et al., 2021;
Walczak, 2012).
Gambar 2. Desain Artificial Neural Network
Gambar 2 menunjukkan desain artificial neural network untuk prediksi
close price saham dengan input yang telah melalui proses pemilihan fitur yang
ditunjukkan oleh variabel
Hasil dan Pembahasan
Pengujian Epoch
Masalah overfitting pada model jaringan saraf dapat menyebabkan model kesulitan mencapai hasil terbaik karena performanya yang kurang optimal. Iterasi yang telah ditentukan sebelumnya dapat mempengaruhi hasil close price saham secara signifikan. Untuk mengatasi hal ini, pengujian epoch dilakukan pada semua data yang tersedia. Gambar 3 mencakup hasil tes 30 epoch dengan learning rate 0,01.
Gambar 3. Uji coba epoch
Pada perbandingan yang telah dilakukan pada 30 saham tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa epoch yang paling optimal pada penelitiaan ini adalah epoch ke-400. Besaran epoch yang telah diperoleh digunakan sebagai parameter selanjutnya untuk menguji data pada penelitian ini.
Pengaruh Fitur
Fitur-fitur yang diidentifikasi sebagai masukan pada proses peramalan penelitian ini harus dilakukan uji korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun langkah untuk menghitung korelasi antar varibel dijelaskan pada Persamaan 3.
Pada Gambar 4 dijelaskan bahwa pada data saham variable close price ADRO memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi pada variabel tertinggi dan terendah sebesar 0.99. Nilai koefisien korelasi tertinggi pada saham ANTM terdapat pada variabel open price, tertinggi dan terendah dengan nilai sebesar 0.99. Seperti halnya pada ADRO, data saham BRIS, BRPT dan CPIN juga memiliki nilai koefisien korelasi antara close price dengan variabel tertinggi dan terendah padda nilai koefisien korelasi 0.99.
Gambar 4. Korelasi ADRO, ANTM, BRIS, BRPT, dan CPIN
Pada Gambar 5 ditunjukkan bahwa pada data saham variable close price EMTK memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi pada variabel tertinggi, terendah dan close price sebelumnya sebesar 1. EXCL memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi antara close price dengan variabel tertinggi dan terendah senilai 0.99. Pada data saham HRUM dan ICBP nilai koefisien korelasi tertinggi terletak pada variabel tertinggi, terendah, tertinggi sebelumnya, dan terendah sebelumnya.
Gambar 5. Korelasi EMTK, ERAA, EXCL, HRUM, ICBP
Pada Gambar 6 ditunjukkan bahwa pada data saham variable close price INCO yang tidak jauh berbeda dengan dua saham sebelumnya dengan koefisien korelasi tertinggi sebesar 1 pada variabel tertinggi, terendah, tertinggi sebelumnya, dan terendah sebelumnya. Berbeda dengan INCO, pada INDF besar koefisien korelasi tertinggi terletak pada variabel tertinggi, terendah, dan terendah sebelumnya sebesar 0.99. INKP dan INTP memiliki koefisien korelasi tertinggi yang sama yaitu pada variabel tertinggi dan terendah dengan nilai 0.99. Sedangkan ITMG memiliki nilai korelasi tertinggi dengan variable open price, tertinggi dan terendah sebesar 1.
Gambar 6. Korelasi INCO, INDF, INKP, INTP, ITMG
Pada Gambar 7 ditunjukkan bahwa pada data saham variable close price JPFA memiliki koefisien korelasi tertinggi pada variabel tertinggi dengan nilai 1. KLBF memiliki nilai koefisien tertinggi sebesar 0.99 pada variabel tertinggi dan terendah. MDKA dan MIKA memiliki koefisien korelasi tertinggi yang sama yaitu pada variabel tertinggi dan terendah dengan nilai masing-masing 1 dan 0.99. Sedangkan pada MNCN, koefisien korelasi selain variabel open price sebelumnya dan tertinggi sebelumnya memiliki nilai 1.
Gambar 7. Korelasi JPFA, KLBF, MDKA, MIKA, MNCN
Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa pada data saham variable close price PGAS, PTBA dan SMGR memiliki nilai korelasi tertinggi dengan variable tertinggi dan terendah sebesar 1. SCMA memiliki koefisien korelasi tertinggi pada variabel tertinggi, terendah, dan close price sebelumnya sebesar 1. Sedangkan pada TINS, koefisien korelasi tertinggi terletak pada variabel selain open price dan open price sebelumnya dengan nilai sebesar 1.
Gambar 8. Korelasi PGAS, PTBA, SCMA, SMGR dan TINS
Pada Gambar 9 ditunjukkan bahwa pada data saham variable close price TLKM dan UNTR memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dengan variable tertinggi dan terendah sebesar 1. TPIA dan WIKA memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dengan nilai 1 pada variabel tertinggi, terendah dan close price sebelumnya. Sedangkan UNVR memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi pada variabel open price, tertinggi, terendah, dan close price sebelumnya.
Gambar 9. Korelasi TLKM, TPIA, UNTR, UNVR, WIKA
Hasil uji koefisien korelasi dengan nilai 1 menunjukkan bahwa variabel tersebut sama besarnya dengan close price saham. Berdasarkan uji korelasi dapat disimpulkan bahwa variabel tertinggi dan terendah dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap prediksi close price saham sehingga menjadi fitur penting pada penelitian ini.
Pengujian Algoritme
Pengujian kinerja algoritme dilakukan untuk mengetahui algoritme yang lebih baik dalam prediksi close price saham (Lanbouri & Achchab, 2020). Hasil kinerja algoritme pada penelitian ini diukur dengan melihat nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) antara kedua algoritma tersebut.
Tabel
3. Perbandingan MAPE Multiple Linear
Regression dan Artificial Neural Network
Kode
Saham |
MLR |
ANN |
ADRO |
0.727871 |
0.9841 |
ANTM |
0.727871 |
1.4059 |
BRIS |
0.96314 |
1.1011 |
BRPT |
0.985383 |
1.0247 |
CPIN |
0.766981 |
1.5578 |
EMTK |
1.138015 |
0.7144 |
ERAA |
0.768974 |
1.2872 |
EXCL |
0.756231 |
0.9692 |
HRUM |
0.969513 |
1.1181 |
ICBP |
0.570346 |
0.7006 |
INCO |
0.729071 |
0.9908 |
INDF |
0.531044 |
0.7217 |
INKP |
0.676601 |
1.1864 |
INTP |
0.696368 |
0.8603 |
ITMG |
0.586802 |
0.9954 |
JPFA |
0.809395 |
1.2711 |
KLBF |
0.887862 |
0.8722 |
MDKA |
0.840164 |
1.4681 |
MIKA |
2.967737 |
1.2398 |
MNCN |
0.769537 |
1.1156 |
PGAS |
0.664653 |
0.8464 |
PTBA |
0.623578 |
0.8729 |
SCMA |
1.031584 |
1.2475 |
SMGR |
0.603492 |
1.2247 |
TINS |
0.87036 |
0.8658 |
TLKM |
0.468193 |
0.7373 |
TPIA |
1.878439 |
1.314 |
UNTR |
0.718074 |
1.8571 |
UNVR |
0.622159 |
1.0544 |
WIKA |
1.651054 |
1.579 |
TOTAL |
27.00049 |
33.1836 |
Tabel 3 menunjukkan perbandingan MAPE antara multiple linear regression dan artificial neural network pada masing-masing data saham yang ada. Nilai MAPE untuk masing-masing algoritma dilakukan penjumlahan sehingga menghasilkan 27.00049 untuk multiple linear regression dan 33.1836 untuk aritificial neural network. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata antara kedua algoritma tersebut, dapat disimpulkan bahwa multiple linear regression lebih unggul daripada artificial neural network dengan MAPE sebesar 0.900016423%.
Kesimpulan
Pada percobaan perbandingan nilai MAPE kedua metode yang
dilakukan, error prediksi MAPE pada algoritma multiple sebesar 0,900016423%,
lebih rendah dibandingkan dengan jaringan syaraf tiruan dengan MAPE sebesar
1,10612%. Hal ini menunjukkan bahwa regresi linier berganda lebih baik dalam
memprediksi harga saham terdekat pada penelitian ini.
BIBLIOGRAFI
Akhtar, M. M., Zamani, A. S., Khan, S.,
Shatat, A. S. A., Dilshad, S., & Samdani, F. (2022). Stock market
prediction based on statistical data using machine learning algorithms. Journal
of King Saud University-Science, 34(4), 101940.
Alam, M. M., Akbar, C. S., Shahriar, S. M.,
& Elahi, M. M. (2017). The Islamic Shariah principles for investment in
stock market. Qualitative Research in Financial Markets, 9(2),
132–146.
Annisa, B. L. (2023). Pengaruh
Komunikasi Antar Budaya Terhadap Sikap Etnosentrisme Mahasiswa Pendidikan Ips
Fkip Universitas Lampung.
Cynthia, E. P., & Ismanto, E. (2017).
Jaringan syaraf tiruan algoritma backpropagation dalam memprediksi ketersediaan
komoditi pangan provinsi riau. Rabit: Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi
Univrab, 2(2), 83–98.
Fadha, C. R. I. (2023). Penerapan Tam
(Technology Acceptance Model) Dalam Implementasi Wakaf Uang Secara Online
(Studi Pada Mahasiswa Fiai Uii).
Hallman, J. (2019). A comparative study
on Linear Regression and Neural Networks for estimating order quantities of
powder blends.
Hamdina, H., Rahmat, Z., & Wahyuddin,
S. (2020). Analisis penilaian kinerja pegawai untuk mengetahui kualitas
kelayakan kerja mengguanakan jaringan syaraf tiruan backpropagation. Movere
Journal, 2(1), 12–24.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan, (2011).
Kumar, G., Jain, S., & Singh, U. P.
(2021). Neuro-fuzzy and particle swarm optimization based hybrid approach for
stock price forecasting. 2021 International Conference on Emerging Smart
Computing and Informatics (ESCI), 753–758.
Lanbouri, Z., & Achchab, S. (2020). A
new approach for trading based on Long Short Term Memory technique. ArXiv
Preprint ArXiv:2001.03333.
Masoud, N. M. H. (2013). The impact of
stock market performance upon economic growth. International Journal of
Economics and Financial Issues, 3(4), 788–798.
Murkute, A., & Sarode, T. (2015).
Forecasting market price of stock using artificial neural network. International
Journal of Computer Applications, 124(12), 11–15.
Vijh, M., Chandola, D., Tikkiwal, V. A.,
& Kumar, A. (2020). Stock closing price prediction using machine learning
techniques. Procedia Computer Science, 167, 599–606.
Walczak, S. (2012). Methodological
triangulation using neural networks for business research. Advances in
Artificial Neural Systems, 2012.
Xie, Y., & Jiang, H. (2019). Stock
market forecasting based on text mining technology: A support vector machine
method. ArXiv Preprint ArXiv:1909.12789.
Yan, X., & Su, X. (2009). Linear
regression analysis: theory and computing. world scientific.
Copyright holder: Ni`mah Firsta Cahya Susilo, Cahyo
Crysdian (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |