Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BODY BUTTER
DARI EKSTRAK BUNGA TELANG (CLITORIA TERNATEA L.)
Arif Fajar Sentosa1*, Joko Santoso2, Purgiyanti3
Politeknik Harapan Bersama, Tegal, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
Bunga telang merupakan tanaman yang memiliki kandungan senyawa
flavonoid yang menghasilkan warna ungu, sehingga dapat dijadikan sebagai body
butter. Penelitian ini bertujuan mengetahui ekstrak bunga telang sebagai body
butter, formula berapakah yang paling baik ditinjau dari sifat fisik sediaan
dan aktivitas antioksidan pada bunga telang (Clitoria ternateaL.) dengan metode
DPPH (2,2-Diphenyl 1-1 Picrylhydrazyl). Sampel diperoleh daerah tegal dan
menggunakan teknik non- random/probability dengan metode simple random
sampling. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode refluks dengan pelarut
etanol 70%. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak bunga telang
(Clitoria ternatea L.) dengan konsentrasi 1%, 3%, 6%. Kemudian sediaan body
butter dilakukan uji sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji pH menggunakan
stik pH, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji aktivitasantioksidan bunga
telang dengan menggunakan DPPH tergolong kuat, yaitu nilai bunga telang pada
formulasi 1:82,84 µg/ml, formulasi 2:77,98 µg/ml, formulasi 3:77,39 µg/ml.
Kata kunci: Body Butter, Ekstrak Bunga
telang, IC50, DPPH, Aktivitas antioksidan
Abstract
Butterfly pea flowers are plants that contain flavonoid compounds which
produce a purple color, so they can be used as body butter. This research aims
to determine the butterfly pea flower extract as body butter, which formula is
the best in terms of the physical properties of the preparation and the
antioxidant activity of the butterfly pea flower (Clitoria ternatea L.) using
the DPPH (2,2-Diphenyl 1-1 Picrylhydrazyl) method. Samples were obtained from
the Tegal area and used non-random/probability techniques with the simple
random sampling method. The extraction method used is the reflux method with
70% ethanol solvent. This research used concentrations of butterfly pea flower
extract (Clitoria ternatea L.) with concentrations of 1%, 3%, 6%. Then the
physical properties of the body butter preparation were carried out including
organoleptic tests carried out with the naked eye, pH testing using a pH stick,
adhesion test, spreadability test, and antioxidant activity test of butterfly
pea flower using DPPH which was classified as very, namely the value of
butterfly pea flower in formulation 1:82,84 µg/ml, formulation 2: 77,98 µg/ml,
formulation 3:77,39 µg/ml.
Keywoards: Body
Butter, Butterfly Flower Extract, IC50, DPPH, Antioxidant activity.
Pendahuluan
Saat ini keadaan masyarakat Indonesia secara umum sedang
memprihatinkan. Hal ini didukung oleh perubahan pola konsumsi dan kebiasaan
masyarakat dimana masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor untuk
bepergian dibandingkan berjalan kaki atau bersepeda. Semua ini mengarah pada
peningkatan jumlah radikal bebas di dalam tubuh (Andriani & Murtisiwi, 2020; Lumentut et al., 2020)
Radikal bebas adalah atom, molekul, atau senyawa yang dapat
berdiri sendiri dan mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat
reaktif dan tidak stabil sehingga dapat menimbulkan masalah kerusakan sel atau
jaringan (Nurdiana et al., 2021; Wahdaningsih et al., 2011).
Antioksidan diperlukan untuk mengatasi bahaya radikal bebas.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas dengan cara
menyumbangkan elektron pada senyawa radikal bebas. Senyawa antioksidan dapat
mencegah kerusakan akibat radikal bebas pada sel normal, protein dan gemuk. Antioksidan adalah zat yang bisa
memberi perlindungan endogen dan tekanan oksidatif eksogen dengan menangkap
radikal bebas (Allemann
& Baumann, 2008; Rohmah et al., 2020).
Bunga
telang (Clitoria ternatea L.), sering disebut juga sebagai butterfly
pea, merupakan bunga yang khas dengan kelopak tunggal berwarna ungu. Bunga
telang (Clitoria ternatea L.) dikenal sebagai tumbuhan merambat yang
sering ditemukan di pekarangan atau tepi persawahan/perkebunan. Bunga telang (Clitoria
ternatea L.) termasuk dalam suku Febaceae (polong-polongan) ini berasal
dari Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika (Lumentut et al., 2020; Rusliyanti et al., 2021).
Gambar 1. Tanaman
bunga telang
(Clitoria ternatea L.)
Dilihat dari potensi farmakologinya, tanaman berbunga
Telang (Clitoria ternatea L.) mempunyai sifat antioksidan, antibakteri,
antiradang, analgesik, antidiabetes, antikanker, antihistamin, dan lain-lain. Metabolit sekunder dapat berperan sebagai antioksidan
dan mencegah reaksi oksidatif akibat radikal bebas. Metabolit sekunder tumbuhan
antara lain fenol, alkaloid, dan flavonoid. Antioksidan ada sebagai inhibitor di dalam dan di luar
tubuh, mencegah oksidasi dengan bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk
radikal bebas non-reaktif, yang lebih stabil dan melindungi sel dari efek
berbahaya (Lumentut et al., 2020; Sentosa, 2024).
Body butter seringkali mengandung minyak
lemak dalam jumlah yang cukup tinggi. Oleh karena itu, body butter memiliki
kemampuan menutrisi dan menjaga kelembapan kulit lebih baik dibandingkan produk
lotion. Karena manfaatnya, sediaan body butter cocok digunakan di daerah tropis
dan untuk area kulit yang kering, tebal, dan rapuh seperti siku, tumit, dan
lutut. Selain itu, konsentrasi etanol berpengaruh terhadap rendemen, total
fenol, total flavonoid dan aktivitas penghambat radikal DPPH dengan kandungan
tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 70% (Suhendra et
al., 2019). Oleh karena itu pada penelitian ini
akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh perbedaan
konsentrasi ekstrak etanol 70% terhadap kandungan antioksidan sediaan body
butter dari ekstrak bunga telang (Clitoria Ternatea L.) secara
spektroskopi UV-Vis, Oleh karena itu, data tersebut dapat digunakan untuk
menentukan pelarut optimal dalam ekstraksi sediaan body butter (Lumentut et al., 2020). Penelitian ini
bertujuan mengetahui ekstrak bunga telang sebagai body butter, formula
berapakah yang paling baik ditinjau dari sifat fisik sediaan dan aktivitas
antioksidan pada bunga telang (Clitoria ternateaL.) dengan metode DPPH
(2,2-Diphenyl 1-1 Picrylhydrazyl).
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental.
Alat
Oven, mortar dan stamper, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, corong pisah, labu alas bulat,cawan petri, beaker glass,gelas
ukur, pipet tetes, spektrofotometer UV-Vis.
Bahan
Ekstrak bunga telang, asam stearat, cetyl alkohol, gliserin,
TEA, paraffin cair, nipagin, nipasol, aquadest.
Pada
tahap persiapan sampel, bunga telang (Clitoria
ternatea L) dikeringkan di
dalam oven sampai kadar air dibawah 10 %. Ekstraksi bunga telang (Clitoria ternatea L) sebanyak 90 gram direfluks dengan pelarut etanol 70%
sebanyak 1:10 selama 2x2 jam. Ekstrak yang diperoleh di uapkan pelarutnya
dengan pelarut etanol. Ekstrak kental yang diperoleh dihitung rendemennya.
Body butter dibuat dengan mencampurkan fase air dan fase minyak. Fase
air terdiri dariparaffin cair, gliserin dan aquadest, sedangkan fase minyak
terdiri dari asam stearat, nipagin, nipasol dan TEA. Setelah terbentuk basis
yang bagus kemudian dicampurkan dengan ekstrak bunga telang sesuai dengan
formula masing-masing.
Tabel 1. Variasi Formulasi Body
Butter Ekstrak Bunga Telang.
Bahan |
F1 |
F2 |
F3 |
Ekstrak Bunga Telang |
1% |
3% |
6% |
Asam stearat
|
4,1 |
4,1 |
4,1 |
TEA |
1 |
1 |
1 |
Cetyl
alkohol |
4,1 |
4,1 |
4,1 |
Paraffin
Cair |
11,6 |
11,6 |
11,6 |
Gliserin |
8,3 |
8,3 |
8,3 |
Nipagin |
0,3 |
0,3 |
0,3 |
Nipasol |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
Aquadest |
Ad 60 |
Ad 60 |
Ad 60 |
Uji Sifat Fisik Body Butter Ekstrak
Bunga Telang
Uji Orgaoleptis
Body butter ekstrak bunga telang diamati organoleptisnya meliputi
warna, bentuk, rasa, dan aroma.
Uji Homogenitas
Homogenitas dari body butter dilakukan dengan mengambil 1 gram body
butter ekstrak bunga telang, kemudian dioleskan pada sekeping kaca transparan,
dan diamati jika terjadi pemisahan fase.
pH
Dilakukan dengan cara menempelkan stik pH pada masing-masing formula.
Uji daya sebar
Body butter
ekstrak bunga telang sebanyak 0,5 gr body butter diletakkan diatas kaca bulat
yang berdiameter 15 cm, kaca lainnya diletakkan diatasnya dan dibiarkan selama
1 menit. Diameter sebar body butter diukur. Setelahnya, ditambahkan 50 g beban
tambahan, diamkan selama 1 menit. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali lagi,
dengan beban tambahan 50 g pada tiap kali penambahan beban, diamkan 1 menit dan
ukur diameternya.
Sebanyak 0,5 gram body butter ekstrak bunga
telang diletakkan di atas gelas obyek yang telah ditentukan luasnya. Diletakkan
gelas obyek yang lain di atas boddy butter tersebut. Diberikan beban 250 gram
selama 5 menit. Beban diangkat dan dua plat berlekatan dilepaskan sambil
dicatat waktu sampai kedua plat saling lepas.
Uji Penentuan
Aktivitas Antioksidan
a. Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM
Ditimbang
serbuk DPPH sebanyak 15,7 mg dan dilarutkan menggunakan metanol p.a, lalu
digenapkan volumenya hingga 100 ml. dalam labu ukur 100 mL.
b. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
(Amaks) DPPH
Larutan
DPPH 0,4 mM dipipet sebanyak 1 mL dan ditambahkan metanol p.a hingga 5 ml..
Selanjutnya, dikocok hingga tercampur homogen dan larutan didiamkan selama 30
menit pada tempat gelap. Larutan tersebut dimasukkan ke dalam kuvet hingga
seluruh bagian kuvet terisi, lalu diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 400- 800 nm.
c. Pengukuran Standar Baku Kuersetin
Pengukuran standar baku kuersetin dilakukan dengan prosedur hasil
penelitian Susiloningrum dan Sari (2021). Ditimbang kuersetin sebanyak 25 mg
dan dilarutkan dengan metanol pa hingga 25 ml., sehingga diperoleh konsentrasi
larutan kuersetin 1000 ppm sebagai larutan baku. Larutan baku 1000 ppm,
diencerkan dengan dipipet sebanyak 1 mL dan dilarutkan menggunakan metanol pa
hingga 10 ml. dalam labu ukur 10 mL, maka diperoleh konsentrasi larutan baku
100 ppm. Dibuat larutan standar kontrol positif kuersetin dengan variasi
konsentrasi 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm dari larutan baku 100 ppm.
Kemudian sebanyak 1 ml. larutan DPPH 0,4 mM ditambahkan larutan standar kontrol
positif masing-masing hingga 5 ml. pada labu ukur 5 ml.. Campuran dihomogenkan
dan dibiarkan selama 30 menit pada tempat gelap serta terlindung cahaya.
Dilakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer . UV-Vis pada
panjang gelombang 400- 800 nm.
d. Pengujian Aktivitas Antioksidan
Sediaan Body Butter
Pembuatan larutan uji dengan ditimbang masing-masing ekstrak sebanyak
25 mg. lalu dilarutkan dengan masing-masing pelarut hingga 25 ml.. Diperoleh
larutan induk 1000 ppm. Setiap larutan dibuat beberapa variasi konsentrasi (10
ppm,20 ppm, 40 ppm, dan 80 ppm) masingmasing sebanyak 5 ml. Pengukuran
aktivitas antioksidan pada sampel dilakukan dengan dipipet larutan DPPH 0.4 mM
sebanyak 1 ml. dan ditambahkan 5 ml. Masing-masing konsentrasi larutan.
Campuran dihomogenkan dan diinkubasi selama 30 menit. Diukur absorbansi menggunakan
spektrofotometer pada mas (Pujiastuti & Islamiyati, 2021: Susiloningrum
& Sari, 2021). Diinterpretasikan nilai %inhibisi masing-masing sampel
dengan persamaan berikut :
(%)Perendeman=
Keterangan:
A blanko= absorbansi tidak mengandung sampel.
A ekstrak = absorbansi ekstrak
Dilanjutkan dengan regresi linier antara %
inhibisi dan konsentrasi bunga telang (Clitoria Ternatea L.), hingga
diperoleh persamaan y bx + a. Berdasarkan persamaan ini, dihitung nilai Ic50 :
×= (50 -a)/(b ) (Handayani & Qa,ariah, 2023)
Hasil dan Pembahasan
Tahap pertama simplisia bunga telang (clitoria ternatae L) diekstrak dengan
metode refluks menggunakan pelarut etanol 70% dan diuapkan menggunakan
waterbath hingga menghasilkan ekstrak kental sebanyak 34,83 gram.
Tahap selanjutnya membuat sediaan body butter
dengan tiga formula. Ekstrak bunga telang yang digunakan pada penelitian
ini merupakan bahan aktif utama yang memiliki aktivitas antioksidan dengan cara
menyerap sinar UV dengan panjang gelombang 400-800 nm, khususnya senyawa
kurkumin dan flavonoid. Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan bahwa senyawa
kurkumin mengandung kromofor alifatik dan gugus C-H yang mampu menyerap sinar
UV dengan panjang gelombang antara 290-800 nm. Penelitian ini menggunakan
spektrofotometri dengan pengenceran untuk mengetahui nilai Antioksidan. Metode
ini valid untuk digunkan tetapi tidak
dapat menunjukkan nilai Antioksidan secara pasti. Pada proses pengenceran
diperoleh bahan selain body butter, seperti pelarut yang dapat mempengaruhi
hasil penyerapan body butter, sehingga kemampuan menyerap sinar UV lebih
besar.
Dengan mengukur daya serap body butter yang
dilakukan peneliti, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa body butter
menghasilkan nilai serapan kurang lebih 1 pada panjang gelombang 290-320 nm.
Hal ini membuktikan bahwa eksipien pada body butter dan bahan aktif
lainnya, juga dapat menciptakan pita serapan UV, sehingga mempengaruhi nilai
Antioksidan body butter. Formula I, II dan III di uji sifat fisiknya yang
terdiri dari organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar dan uji
viskositas.
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis pada body butter.
Uji organoleptis |
Formulasi 1 |
Formulasi 2 |
Formulasi 3 |
Warna |
Hijau terang |
Hijau kebiruan |
Hijau pekat |
Bentuk |
Semi padat |
Semi padat |
Semi padat |
Bau |
Khas |
Khas |
Khas |
Homogenitas |
Homogen |
Homogen |
Homogen |
a. Uji pH
Tabel 3. Hasil Uji pH pada body butter
Uji pH |
Replikasi 1 |
Replikasi 2 |
Replikasi 3 |
Rata rata |
Referensi |
Formulasi 1 |
7 |
7 |
7 |
7 |
5-7 Menurut (Purwanto et
al, 2013; Edy et al, 2016) |
Formulasi 2 |
6 |
6 |
6 |
6 |
|
Formulasi 3 |
6 |
6 |
6 |
6 |
Uji fisik berikutnya adalah pengukuran pH.
Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman dari sediaan. Seperti
yang tertera pada tabel 3 sediaan body
butter bunga telang memenuhi syarat karena memiliki nilai pH yang sesuai
dengan pH kulit (5,6,7).
b.
Uji
homogenitas
Tabel
4.
Hasil Uji homogenitas body butter.
Uji homogenitas |
Replikasi 1 |
Replikasi 2 |
Replikasi 3 |
Referensi |
Formulasi 1 |
Homogen |
Homogen |
Homogen |
Homogen (Ida dan Noer, 2012) |
Formulasi 2 |
Homogen |
Homogen |
Homogen |
|
Formulasi 3 |
Homogen |
Homogen |
Homogen |
Uji homogenitas body butter
bertujuan untuk melihat apakah seluruh komponen body butter tercampur
dengan baik atau tidak, ssetelah dilihat hasil tersebut tidak terlihat adanya
butiran kasar pada kaca objek pada saat pengamatan dan warna yang merata.
c. Uji daya sebar
Pada saat uji daya
sebar pada sediaan body butter memiliki nilai yang mencukupi nilai
standar yaitu:
Tabel
5.
Hasil Uji daya sebar body butter.
Daya sebar |
Replikasi 1 |
Replikasi 2 |
Replikasi 3 |
Rata rata |
Referensi |
Formulasi 1 |
5,8cm |
6,5cm |
6,8cm |
6,3cm |
Diameter 5cm – 7cm (ulaen et al,
2012; Purwanto et al, 2013; Edy et al, 2016). |
Formulasi 2 |
5,2cm |
5,6cm |
5,9cm |
5,5cm |
|
Formulasi 3 |
5,4cm |
6cm |
6,4cm |
5,9cm |
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan penyebaran body butter pada permukaan kulit. Persyaratan daya
sebar untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm. Dari formulasi 1 kenapa nilai
rata-rata paling tinggi dan terendah diformulasi 2 dikarenakan konsentrasi pada
formulasi 1 memiliki nilai kekentalan yang dapat mnegetahui kemampuan kecepatan
saat dioleskan pada kulit. Berdasarkan data pada tabel 5 ketiga formula body butter ekstrak bunga telang memenuhi syarat
daya sebar body butter yang baik.
d. Uji daya lekat
Pada uji daya lekat
setelah diuji dan mmenuhi syarat
mendapatkan
hasil formulasi:
Tabel
6.
Hasil Uji daya lekat body butter.
Uji daya lekat |
Replikasi 1 |
Replikasi 2 |
Replikasi 3 |
Rata rata |
Standar |
Formulasi 1 |
02,45 |
02,48 |
01,15 |
2,02 |
>4 detik (Ulaen et al,2012;
Purwanto et al, 2013; Edy et
al, 2016). |
Formulasi 2 |
03, 15 |
03,55 |
05,07 |
3,92 |
|
Formulasi 3 |
01, 06 |
03,32 |
06,80 |
3,72 |
Pengujian daya lekat yaitu untuk mengetahui
kemampuan body butter melekat pada kulit. Dari formulasi nilai yang
paling tinggi di formulasi 2 dan nilai terendah di furmulasi 1 dikarenakan pada
konsentrasi 1 mempunyai sifat kekentalan yang kurang dan formulasi 2 itu nilai
formulasi yang paling tinggi. Persyaratan untuk body butter yang baik
adalah lebih dari >4 detik. Dari hasil uji daya lekat tersebut body
butter ekstrak bunga telang memenuhi syarat daya lekat yang baik karena
lebih dari >4 detik.
e. Uji viskositas
Pada uji viskositas dengan
menggunakan viskositas brookfield dilakukan pada body butter.
Tabel 7. Hasil Uji viskositas body butter
Spindle 3 V30 |
Replikasi 1 |
Replikasi 2 |
Replikasi 3 |
Rata rata |
Standar |
Formulasi 1 |
3690 Cp |
3692 Cp |
3689 Cp |
3690 Cp |
2000-50000 Cp (centipoise) (Rahayu,
2016) |
Formulasi 2 |
3701 Cp |
3705 Cp |
3698 Cp |
3701 Cp |
|
Formulasi 3 |
3729 Cp |
3725 Cp |
3719 Cp |
3724 Cp |
Uji viskositas menggambarkan apakah
sediaan tersebut encer atau terlalu kental.pada saat diuji pada
formulasi 3 memiliki sifat kekentalan paling tinggi dan di formulasi1 itu nilai
formulasinya paling rendah berdasarkan nilai konsentrasi pada uji viskositas
memiliki sifat kekentalan dengan nilai kisaran viskositas yang dipersyaratkan ( 2000- 50000 Cps) (Rahayu, et al, 2016).
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara kuantitatif menggunaka metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazyl). Panjang gelombang diukur untuk membuat kurva standar yang didasari oleh hukum ”Lambert-beer” dimana grafik konsentrasi dengan absorbansi membentuk garis lurus. Metode DPPH merupakan metode yang dapat mengukur aktivitas antioksidan secara cepat, sederhana, dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) merupakan uji untuk menentukan aktivitas antioksidan dengan kemampuannya menangkal radikal bebas. Larutan ekstrak bunga telang (Clitoria Ternatea L.) dibaca panjang gelombang 400-800 nm. Aktivitas antioksidan dari ekstrak bunga telang dinyatakan dalam persentase inhibisi ekstrak terhadap radikal bebas DPPH. Perbedaan serapan antara absorban DPPH dengan absorban sampel yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis merupakan cara untuk mendapatkan persen inhibisi ekstrak bunga telang. Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC50 yaitu konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak bunga Telang dapat dilihat pada Tabel II menunjukkan formulasi I,II,III bahwa nilai IC50 sebesar I:82,84 ppm,II: 77,98 ppm,III: 77,39 ppm.
Tabel 8. Hasil Nilai Aktivitas Antioksidan
sampel |
Konsentrasi
(ppm) |
Log
konsentrasi |
Absorbansi
rata rata |
%
inhibisi |
Probit |
Formulasi 1 |
10 |
1 |
0,554 |
30,83 % |
4,50 |
|
20 |
1,301 |
0,490 |
38,82 % |
4,72 |
|
40 |
1,602 |
0,467 |
41,69 % |
4,80 |
|
80 |
1,903 |
0,399 |
50,18 % |
5,00 |
|
|
|
|
|
|
Formulasi 2 |
10 |
1 |
0,501 |
37,45 % |
4,67 |
|
20 |
1,301 |
0,499 |
37,70 % |
4,69 |
|
40 |
1,602 |
0,487 |
39,20 % |
4,72 |
|
80 |
1,903 |
0,437 |
45,44 % |
4,87 |
|
|
|
|
|
|
Formulasi 3 |
10 |
1 |
0,497 |
37,95 % |
4,69 |
|
20 |
1,301 |
0,460 |
42,57 % |
4,82 |
|
40 |
1,602 |
0,451 |
43,67 % |
4,85 |
|
80 |
1,903 |
0,390 |
51,31 % |
5,03 |
Dari hasil pada tabel 8 hasil dilakukan perhitungan nilai IC50dengan persamaan
linier yang didapat, hasil tersebut pada tabel:
Tabel 9. Hasil IC50 Dengan
Regresi Linier
Formulasi |
Persamaan Regresi Linier |
IC50 |
Formulasi 1 |
y = 0,5249x + 3,9931 |
82,84
ppm |
Formulasi 2 |
y = 0,2993x + 4,4337 |
77,98
ppm |
Formulasi 3 |
y = 0,3488x + 4,3412 |
77,39
ppm |
Berdasarkan serapan yang diperoleh dari masing
- masing konsentrasi sampel terlihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka
semakin kuat pula kemampuan bunga telang
dalam menghilangkan radikal bebas. Kemudian digunakan persamaan regresi
linier untuk mencari nilai konsentrasi hambat IC50 (50%) untuk menganalisis
aktivitas antioksidan (Uncaria et al., 2023).
Gambar 1. Regresi Linier Uji Antioksidan Formulasi 1
Berdasarkan
hasil regresi yang diperoleh dari formulasi 1 dengan konsentrasi 1% dengan
mengganti nilai y dengan 50 maka, nilai IC50 sebesar 82,84 ppm. Secara spesifik antioksidan dikategorikan sangat
kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat jika IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100-
150 ppm, dan antioksidan dikategorikan lemah jika IC50 bernilai 150-200
ppm (Apriani, 2020).
Gambar 2. Regresi
Linier Uji Antioksidan Formulasi 2
Berdasarkan hasil persamaan regresi yang diperoleh pada formulasi 2 dengan konsentrasi 3% dengan mengganti nilai y dengan 50 maka, nilai IC50 sebesar 77, 9830 ppm. Secara spesifik, antioksidan dikategorikan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat jika IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100- 150 ppm, dan antioksidan dikategorikan lemah jika IC50 bernilai 150-200 ppm (Apriani, 2020).
Gambar 3. Regresi
Linier Uji Antioksidan Formulasi 3
Berdasarkan hasil persamaan regresi yang
diperoleh pada formulasi 3 dengan konsentrasi 6% dengan mengganti nilai y
dengan 50 maka, nilai IC50 sebesar 29,904 ppm. Secara spesifik, antioksidan
dikategorikan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 ppm, kuat jika IC50
bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC50 bernilai 100- 150 ppm, dan antioksidan dikategorikan
lemah jika IC50 bernilai 150-200 ppm (Apriani, 2020). Hasil uji aktivitas antioksidan sediaan
body butter ekstrak bunga telang menunjukkan bahwa ekstrak bunga telang
mempunyai aktivitas antioksidan sangat kuat.
Penelitian-penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Andriani dan Murtisiwi (2020) Uji aktivitas antiradikal
dengan metode DPPH dilakukan pada panjang gelombang 517,6 nm dengan waktu
inkubasi 30 menit. Penentuan aktivitas antiradikal dilakukan melalui
perhitungan inhibitory concentration (IC50). Nilai IC50 adalah konsentrasi ekstrak dan standar yang memberikan % aktivitas
antiradikal sebesar 50% dibanding kontrol melalui suatu persamaan garis regresi
linier antara kadar terhadap % penangkapan radikal (Mailandari, 2012). Semakin
besar nilai IC50, semakin kecil aktivitas antioksidannya dan sebaliknya semakin kecil
nilai IC50, semakin besar pula aktivitas antioksidannya. Secara spesifik, suatu
senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50
µg/ml, kuat untuk IC50 bernilai 50-100 µg/ml, sedang jika IC50 bernilai 151-
200µg/ml. Hasil uji aktivitas antioksidan menunjukkan nilai IC50 ekstrak bunga
telang sebesar 41,36 ± 1,191µg/mL dan nilai IC50 Vitamin C
sebesar 6,25 ± 0,414µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa sampel memiliki aktivitas
antioksidan yang sangat kuat sedangkan untuk vitamin C memberikan nilai IC50 sebesar
6,25µg/ml yang termasuk dalam kategori sangat kuat (Andriani and Murtisiwi 2020), Cahyaningsih, et al. (2019), hasil
penelitiannya pada bunga telang (Clitoria ternatea L.) didapatkan hasil
perhitungan nilai IC50 dengan kurva regresi linear, didapatkan hasil uji konsentrasi sampel
uji dengan persentase peredaman di buat dalam kurva regresi linear, y = bx + a,
dimana x merupakan konsentrasi (ppm) dan y merupakan persentase IC50.40,41 Penelitian
Cahyaningsih, et al. (2019), dimana hubungan antara
konsentrasi larutan uji dengan persen peredaman,diperoleh persamaan regresi y =
0.5232x + 4.0289, dengan R² = 0.9733. Dari nilai R² dapat diketahui bahwa
terdapat keeratan hubungan yang signifikan antara konsentrasi pelarut dengan
persentase peredaman yang diamati dengan derajat keeratan sebesar 0.9733. Hal
ini menunjukan bahwa 97% derajat penghambatan.
Dari formulasi 1, 2, dan 3 yang semuanya mempunyai aktivitas antioksidan, setelah teliti dari ketiga konsentrasi itu mendapatkan nilai antioksidan yang kuat untuk nilai yang paling kuat pada konsentrasi 6% di formulasi 3. Pada saat uji body butter dengan ekstrak bunga Telang (Clitoria ternatea L) terdapat kadar antioksidan yang kuat dengan nilai 77,39 ppm menunjukan bahwa ekstrak ini memiliki aktivitas antioksidan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan,bunga Telang mengandung senyawa kimia seperti tanin, karbohidrat, saponin, triterpenoid, fenol, flavonoid, glikosida flavonol, protein, alkaloid, antrakuinon, antosianin, glikosida jantung, stigmast-4-ene-3,6-dione, minyak atsiri dan steroid. Dimana kandungan senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai antimikroba, obat cacing atau agen antiparasit dan insektisidal, obat demam dan pereda nyeri, antikanker, antioksidan, penurun kadar gula darah, penyakit Alzheimer’s, antiulcer, antikolesterol, antialergi, imuomodulator dan dapat digunakan dalam pengobatan luka (Al Sanafi, 2016). Kandungan senyawa fitokimia antosianin pada bunga telang memiliki kestabilan yang baik sehingga dapat digunakan sebagai pewarna alami lokal pada industri pangan. Kandungan fitokimia lain yang terdapat pada bunga telang seperti flavonoid. Kandungan flavonoid pada bunga telang dapat berperan sebagai sumber antioksidan. Kandungan flavonoid tersebut dapat dikembangkan pada berbagai industri pangan. Sehingga selain meningkatkan atribut mutu terhadap warna juga dapat memberikan efek terhadap kesehatan (Makasana., 2017).
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian pembuatan sediaan body butter danuji aktivitas antioksidan dari ekstrak bunga telang(Clitoria ternatea L.) dapat disimpulkan; (1) sediaan body butter dengan
bahan aktif ekstrak bunga Telang (Clitoria Ternatea L) mempunyai daya
aktivitas antioksidan, dan (2) formulasi 3 dengan ekstrak bunga telang (Clitoria Ternatea L) sebanyak
konsentrasi 6% mempunyai nilai aktivitas Antioksidan yang paling baik dengan
nilai IC50 77,39 ppm.
BIBLIOGRAFI
Allemann, I. B.,
& Baumann, L. S. (2008). Antioxidants and skin care formulations.
Andriani, D., & Murtisiwi, L. (2020). Uji aktivitas
antioksidan ekstrak etanol 70% bunga telang (Clitoria ternatea L) dari daerah
sleman dengan metode DPPH. Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, 17(1),
70–76.
Anisa, N. (2019). Potensi Ekstrak Bunga Telang (Clitoria
Ternatea) Sebagai Antioksidan dan Inhibitor Tirosinase. Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Apriani, S. (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Bunga Telang ( Clitoria ternatea L.) dengan Metode DPPH (2,2-diphenyl 1-1
pickrylhydrazyl ) SKRIPSI. 7.
Cahyaningsih, E., Yuda, P. E. S. K., & Santoso, P.
(2019). Skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol bunga
telang (Clitoria ternatea L.) dengan metode spektrofotometri uv-Vis. Jurnal
Ilmiah Medicamento, 5(1).
Handito, D., Basuki, E., Saloko, S., Dwikasari, L. G.,
& Triani, E. (2022). Analisis Komposisi Bunga Telang (Clitoria
ternatea) Sebagai Antioksidan Alami Pada
Produk Pangan. Prosiding SAINTEK, 4(November 2021), 64–70.
https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingsaintek/article/view/481
Lumentut, N., Edi, H. J., & Rumondor, E. M. (2020).
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah
Pisang Goroho (Musa acuminafe L.) Konsentrasi 12.5% Sebagai Tabir Surya. Jurnal
MIPA, 9(2), 42. https://doi.org/10.35799/jmuo.9.2.2020.28248
Maesaroh, K., Kurnia, D., & Al Anshori, J. (2018).
Perbandingan Metode Uji Aktivitas Antioksidan DPPH, FRAP dan FIC Terhadap Asam
Askorbat, Asam Galat dan Kuersetin. Chimica et Natura Acta, 6(2),
93. https://doi.org/10.24198/cna.v6.n2.19049
Nurdiana, A. Y., Purwati, E., & Safitri, C. I. N. H.
(2021). Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan Sabun Padat Ekstrak Kulit Bawang
Merah (Allium cepa L): Formulation and Physical Quality Test for Onion Skin
Extract Solid Soap (Allium cepa L). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences, 13, 1–7.
Prasetyo, E., Kiromah, N. Z. W., & Rahayu, T. P. (2021).
Uji Aktivitas Antioksidan Menggunakan Metode DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Terhadap Ekstrak Etanol Kulit Buah Durian (Durio
zibethinnus L.) dari Desa Alasmalang Kabupaten Banyumas. Jurnal
Pharmascience, 8(1), 75. https://doi.org/10.20527/jps.v8i1.9200
Rohmah, J., Saidi, I. A., & Rini, C. S. (2020). Aktivitas
antioksidan ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksana batang turi putih
(Sesbania grandiflora (L.) Pers.) Dengan metode dpph (1,
1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl). Jurnal Kimia Riset (JKR), 5(1),
67–85.
Rusliyanti, S. Y. C., Fitriani, E., & Safitri, C. I. N.
H. (2021). Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Sediaan Body Butter Ekstrak
Kunyit Putih (Curcuma mangga Val.). Prosiding SNPBS (Seminar Nasional
Pendidikan Biologi Dan Saintek), 387–395.
Satu, A., One, J., & Anova, W. A. Y. (2020). Statistika
penelitian. April.
Sentosa, A. F. (2024). Uji Aktivitas Antioksidan Body Butter
Dari Ekstrak Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.). Journal of Comprehensive
Science (JCS), 3(3).
Sholekah, F. F. (2017). Perbedaan ketinggian tempat terhadap
kandungan flavonoid dan beta karoten buah karika (Carica pubescens) daerah
Dieng Wonosobo. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Biologi,
2, 75–82.
Suhendra, C. P., Widarta, I. W. R., & Wiadnyani, A.
(2019). Pengaruh konsentrasi etanol terhadap aktivitas antioksidan ekstrak
rimpang ilalang (Imperata cylindrica (L) Beauv.) pada ekstraksi menggunakan
gelombang ultrasonik. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan, 8(1),
27–35.
Susiloningrum, D., & Sari, D. E. M. (2021). Uji
Aktivitas Antioksidan dan Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Temu Mangga
(Curcuma mangga Valeton & Zijp) dengan Variasi Konsentrasi Pelarut.
Uncaria, K., Roxb, G., Metode, D., Salsabilla, H.,
Febriyanti, R., & Amananti, W. (2023). Penentuan Aktivitas Antioksidan
Infudasi Akar Bajakah Tampala ( Spatholobus littoralis Hassk ) DAN. 5(1),
22–29.
Wahdaningsih, S., Setyowati, E. P., & Wahyuono, S.
(2011). Aktivitas penangkap radikal bebas dari batang pakis (Alsophila glauca
J. Sm). Majalah Obat Tradisional, 16(3), 156–160.
Copyright holder: Arif Fajar Sentosa, Joko Santoso, Purgiyanti (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |