Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
PENGARUH TINGKAT LIKUIDITAS, TATA KELOLA PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN
DAN KUALITAS
AUDITOR
TERHADAP PEMBERIAN OPINI GOING CONCERN
DI MASA PANDEMI COVID-19
Khaliful
Azhar1, Zaenal Abidin2
Perbanas Institute, Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
likuiditas, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), ukuran perusahaan dan
kualitas auditor terhadap pemberian Opini
audit going concern di masa pandemi Covid-19 pada property dan real estate yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2018-2022. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sampel dalam
penelitian ini sejumlah 180 perusahaan yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
Analisis regresi logistic dan pengujian statistik menggunakan program EVIEWS
versi 12. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tingkat likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini going concern di masa
Pandemi Covid-19, 2) Penerapan Good
Coporate Governance (GCG) melalui komposisi komisaris independent tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian opini going concern di masa Pandemi Covid-19, 3) Ukuran perusahaan melalui total aset berpengaruh signifikan terhadap
pemberian opini going concern di masa
Pandemi Covid-19, dan 4) Kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pemberian opini going concern
di masa Pandemi Covid-19.
Kata
kunci: Opini going concern, Tingkat likuiditas, Ukuran perusahaan, Komposisi komisaris independent,
Kualitas auditor
Abstract
The purpose of this
study is to determine the impact of liquidity level, good corporate governance
(GCG), company size, and auditor quality on the provision of going concern
opinions during the Covid-19 pandemic on property and real estate listed on the
Indonesia Stock Exchange in the years 2018-2022. The research data is secondary
data obtained from the Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The sample
for this study consists of 180 companies selected using the purposive sampling
method. This study is a quantitative research using logistic regression
analysis and statistical testing using the EVIEWS version 12 software. The
results of the study show that: 1) Liquidity level has a significant impact on
the provision of going concern opinions during the Covid-19 pandemic, 2) The
implementation of GCG through the composition of independent directors does not
have a significant impact on the provision of going concern opinions during the
Covid-19 pandemic, 3) Company size through total assets has a significant
impact on the provision of going concern opinions during the Covid-19 pandemic,
and 4) Auditor quality does not have a significant impact on the provision of
going concern opinions during the Covid-19 pandemic.
Keywords:
Going concern opinion, Liquidity level, Company size, Independent director
composition, Auditor quality
Pendahuluan
Pandemi
Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal tahun 2020 sampai dengan saat ini
telah berimbas pada seluruh sektor kehidupan, mulai dari merubah secara paksa
pola hidup, hubungan sosial dan bermasyarakat, serta pada kondisi perekonomian
dunia, tak terkecuali Indonesia. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) yang ditetapkan Pemerintah menyebabkan berbagai sektor usaha menjadi
terhambat dan mengakibatkan kondisi ekonomi Indonesia menjadi terguncang. Pada
tahun awal pandemi yaitu tahun 2020 jumlah Emiten yang mendapat catatan notasi
khusus bertambah 48 perusahaan (94%) dibanding tahun 2019. Hal tersebut
menunjukan dampak pandemi Covid-19 secara tidak langsung mempengaruhi tingkat
keberlangsungan usaha (going concern).
Tabel
1. Rekapitulasi Jumlah Emiten yang Mendapat Catatan Notasi Khusus
Tahun |
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
Emiten yang mendapat Notasi Khusus |
51 |
99 |
78 |
85 |
(sumber: Bursa Efek Indonesia, olah
data)
Opini
audit going concern mengacu pada
prospek keberlanjutan operasional sebuah entitas, dengan asumsi bahwa entitas
tersebut akan terus beroperasi dan mempertahankan bisnisnya dalam periode waktu
yang terprediksi ke depan. Hal tersebut diatur dalam Standar Audit (SA) 570
yang mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang
berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan literasi penelitian-penelitian
sebelumnya, faktor yang mempengaruhi pemberian opini going concern antara lain tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, tata
kelola perusahaan, dan kualitas auditor. Namun faktor-faktor tersebut memiliki
hubungan dan pengaruh yang tidak konsisten terhadap pemberian Opini audit going concern.
Likuiditas menurut KBBI adalah kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo tepat pada waktunya.
Tata kelola yang baik merupakan kunci bagi perusahaan untuk dapat terus
bertahan, bahkan untuk terus tumbuh dan
berkembang.
Menurut
Menurut
Berdasarkan
hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat
likuiditas, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), ukuran perusahaan dan
kualitas auditor terhadap pemberian Opini audit going concern di masa pandemic Covid-19 pada property dan real
estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sektor industri property dan real
estate dipilih karena merupakan salah satu sektor yang mengalami dampak paling
parah akibat pandemi Covid-19.
Metode
Penelitian
Populasi
dan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia sesuai publikasi Indonesian capital market directory (ICMD) periode tahun 2018-2022. Pengambilan sampel perusahaan menggunakan metode purposive sampling dengan proses pengambilan sampel sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2. Data Pemilihan
Sampel Berdasarkan Kriteria
No |
Kriteria |
Jumlah Perusahaan |
1 |
Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2023, Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) per 8
November 2023 |
92 |
2 |
Perusahaan property dan real estate yang tidak secara berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2018-2022. |
(32) |
3 |
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan audited secara lengkap. |
(24) |
Jumlah Sampel Akhir |
36 |
|
Tahun Pengamatan |
5 |
|
Jumlah Pengamatan |
180 |
Sumber:
BEI, Data Sekunder yang telah diolah, 2023
Operasional
Variabel
Opini Audit Going concern
(Variabel Y)
Variabel dependen dalam penelitian
ini merupakan opini audit going concern.
variabel ini menggunakan skala nominal. Untuk perusahaan yang mendapat
opini going concern diberi angka 1,
dan untuk perusahaan yang
tidak mendapat opini going
concern diberi angka 0.
Tingkat Likuiditas (Variabel X1)
Dalam
penelitian ini rasio likuiditas diukur menggunakan rasio lancar (current ratio) yaitu perbandingan antara
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan utang lancar yang dimiliki
perusahaan.
Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang
Lancar
Komposisi
Komisaris Independen (X2)
Penerapan good corporate governance (GCG) dalam penelitian ini diproksikan
melalui komposisi Komisaris Independen. Adapun rumus Dewan komisaris independen menurut
Dewan komisaris independen = ∑ Komisaris Independen ∑
Komisaris Perusahaan
Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran
Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset. Namun untuk menghindari data
yang tidak normal akibat besarnya total aktiva perusahaan yang berbeda-beda
sehingga menimbulkan selisih yang besar dan ekstrim, maka total asset diukur menggunakan
natural logaritma (Ln).
Kualitas Auditor (Variabel X4)
Dalam
penelitian ini pengukuran variabel kualitas auditor menggunakan skala nominal. Untuk
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang termasuk kategori dan/atau terafiliasi
dengan KAP the big four diberi angka
1, sedangkan untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tidak termasuk
kategori dan/atau terafiliasi dengan KAP the
big four diberi angka 0. Adapun daftar KAP di Indonesia yang terafiliasi
dengan KAP the big four adalah:
1. Tanudiredja,
Wibisana & Rekan (Price Waterhouse Coopers);
2. Purwantono,
Suherman & Surja
(Ernst & Young);
3. Osman
Bing Satrio & Rekan
(Delloite);
4.
Siddharta & Widjaja (KPMG).
Teknik
Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis regresi
logistik (logistic regression). regresi logistik digunakan karena variable dependen
dalam penelitian ini menggunakan skala nominal. Model persamaan regresi
logistic yang di kembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ln
+ X3 (LN_TOTAL_ASET) + X4 (KUALITAS_KAP) + e
Dimana:
Ln
Xo : Konstanta
X1 : Koefisien Current
Ratio
X2 : Koefisien
Komisaris Independen
X3 : Koefisien Ln Total
Aset
X4 : Koefisien Kualitas
KAP
E : Standar error
Hasil
dan Pembahasan
Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif ini
digunakan untuk menggambarkan karakteristik dari variabel opini going
concern, tingkat likuiditas
Penerapan GCG (komposisi komisaris independen), ukuran perusahaan, kualitas auditor. Berikut tabel yang
menunjukkan nilai statistik deskriptif variabel penelitian.
Tabel
3. Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Date:
02/20/24 Time: 17:26 |
|||||
Sample: 1
180 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Y_OPINI_GC |
X1_CURRENT_RATIO |
X2_KOMISARIS_INDEPENDEN |
X3_LN_TOTAL_ASET |
X4_KUALITAS_KAP |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mean |
0.105556 |
3.101339 |
0.401515 |
25.78700 |
0.194444 |
Median |
0.000000 |
1.749793 |
0.354167 |
27.60053 |
0.000000 |
Maximum |
1.000000 |
24.88728 |
0.833333 |
31.80540 |
1.000000 |
Minimum |
0.000000 |
3.34E-07 |
0.166667 |
13.34853 |
0.000000 |
Std.
Dev. |
0.308125 |
3.737643 |
0.127152 |
4.865118 |
0.396876 |
Skewness |
2.567430 |
3.153722 |
0.927820 |
-0.997662 |
1.544097 |
Kurtosis |
7.591697 |
15.84895 |
4.210226 |
2.889091 |
3.384236 |
|
|
|
|
|
|
Jarque-Bera |
355.8785 |
1536.594 |
36.81035 |
29.95216 |
72.63438 |
Probability |
0.000000 |
0.000000 |
0.000000 |
0.000000 |
0.000000 |
|
|
|
|
|
|
Sum |
19.00000 |
558.2410 |
72.27262 |
4641.660 |
35.00000 |
Sum
Sq. Dev. |
16.99444 |
2500.625 |
2.893998 |
4236.818 |
28.19444 |
|
|
|
|
|
|
Observations |
180 |
180 |
180 |
180 |
180 |
Sumber: Data
Sekunder yang diolah EVIEWS 12
Berdasarkan tabel diatas disimpulkan bahwa:
1) Pada variabel variabel opini audit going concern diukur menggunakan variabel dummy, dimana jika perusahaan mendapat opini going concern maka diberi kode 1, dan perusahaan yang tidak mendapat opini going concern diberi kode 0. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai mean sebesar 0.105556 dan standar deviasi sebesar 0.308125. Nilai minimum untuk variable ini yaitu 0 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 1.
2) Terhadap variabel tingkat likuiditas menggunakan rumus current ratio. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif variabel tingkat likuiditas diperoleh nilai mean sebesar 3.101339, nilai standar deviasi sebesar 3.737643, nilai minimum sebesar 3.34 dan nilai maksimum sebesar 24.887;
3) Terhadap variabel penerapan GCG melalui komposisi komisaris Independen, didapat hasil analisis statistik deskriptif variabel yaitu nilai mean sebesar 0.401515, nilai standar deviasi sebesar 0.127152, nilai minimum sebesar 0.166667 dan nilai maksimum sebesar 0.833333;
4) Terhadap variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan Ln total asset. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai mean sebesar 25.78700 dan standar deviasi sebesar 4.865118. Nilai minimum untuk variable ini yaitu 13.34853 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 31.80540;
5)
Terhadap variabel kualitas
auditor diukur menggunakan variabel dummy, yaitu jika kantor akuntan public
(KAP) termasuk KAP Big four maka diberi kode 1, sedangkan KAP yang tidak
termasuk KAP Big four diberi kode 0. hasil analisis statistik deskriptif
untuk variabel kualitas auditor diperoleh
nilai mean sebesar 0.194444 dan standar deviasi sebesar 0.396876. Nilai minimum
untuk variable ini yaitu 0 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 1.
Analisis Regresi Logistik
Overall
Model Fit
Uji Overall Model Fit dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan fit dengan data observasi atau tidak. Uji ini dapat diketahui melalui nilai LR Statistic atau nilai p-value item Prob (LR Statistic) pada tabel 4.
Tabel
4.
Overall Model Fit
McFadden
R-squared |
0.290113 |
Mean
dependent var |
0.105556 |
|
S.D.
dependent var |
0.308125 |
S.E.
of regression |
0.273700 |
|
Akaike
info criterion |
0.534191 |
Sum
squared resid |
13.10957 |
|
Schwarz
criterion |
0.622885 |
Log
likelihood |
-43.07722 |
|
Hannan-Quinn
criter. |
0.570153 |
Deviance |
86.15443 |
|
Restr.
deviance |
121.3636 |
Restr.
log likelihood |
-60.68179 |
|
LR
statistic |
35.20915 |
Avg.
log likelihood |
-0.239318 |
|
Prob (LR
statistic) |
0.000000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Obs with
Dep=0 |
161 |
Total
obs |
180 |
|
Obs with
Dep=1 |
19 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Data Sekunder yang diolah EVIEWS 12
Berdasarkan
tabel diatas, diketahui bahwa Nilai p-value 0.0000 lebih kecil dari ringkat signifikansi uji sebesar
0.05. dan nilai LR Statistic 35.20915 lebih besar dari nilai F tabel 2.42
(alpha 5%, df1=4 (k-1), df2=175 (n-k)). Dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan model yang dihipotesiskan telah fit/ cocok dengan data.
Uji
Menilai Kelayakan Model
Pengujian kesesuaian model dalam
analisis regresi ini menggunakan Uji Kesesuaian Hosmer dan Lemeshow untuk menguji hipotesis nol, yang menyatakan
bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil yang diprediksi oleh
model dengan data empiris, sehingga model dapat dianggap sesuai. Apabila nilai
dari Uji Kesesuaian Hosmer dan Lemeshow
lebih dari 0,05, ini menandakan bahwa model memiliki kemampuan untuk
memprediksi nilai yang diamati secara akurat, dan oleh karena itu, model
tersebut dapat diterima. Berikut penilaian terhadap nilai uji hosmer and lemeshow’s goodness of fit Test:
Tabel
5. Uji Kelayakan Model
Goodness-of-Fit
Evaluation for Binary Specification |
|
|
|
|||||
Andrews
and Hosmer-Lemeshow Tests |
|
|
|
|
|
|||
Equation:
LOGISTIK |
|
|
|
|
|
|
||
Date:
02/20/24 Time: 17:29 |
|
|
|
|
|
|||
Grouping
based upon predicted risk (randomize ties) |
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Quantile
of Risk |
Dep=0 |
Dep=1 |
Total |
H-L |
|||
|
Low |
High |
Actual |
Expect |
Actual |
Expect |
Obs |
Value |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
1.E-14 |
6.E-05 |
18 |
17.9998 |
0 |
0.00021 |
18 |
0.00021 |
2 |
6.E-05 |
0.0025 |
18 |
17.9876 |
0 |
0.01244 |
18 |
0.01245 |
3 |
0.0027 |
0.0103 |
18 |
17.8781 |
0 |
0.12185 |
18 |
0.12268 |
4 |
0.0106 |
0.0202 |
18 |
17.7338 |
0 |
0.26620 |
18 |
0.27020 |
5 |
0.0209 |
0.0546 |
17 |
17.2480 |
1 |
0.75204 |
18 |
0.08532 |
6 |
0.0548 |
0.0792 |
17 |
16.8039 |
1 |
1.19606 |
18 |
0.03443 |
7 |
0.0801 |
0.1126 |
15 |
16.2241 |
3 |
1.77593 |
18 |
0.93605 |
8 |
0.1136 |
0.1505 |
16 |
15.6341 |
2 |
2.36593 |
18 |
0.06516 |
9 |
0.1505 |
0.2701 |
16 |
14.6131 |
2 |
3.38694 |
18 |
0.69958 |
10 |
0.3100 |
0.7135 |
8 |
8.87762 |
10 |
9.12238 |
18 |
0.17119 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total |
161 |
161.000 |
19 |
19.0000 |
180 |
2.39727 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H-L
Statistic |
2.3973 |
|
Prob. Chi-Sq(8) |
0.9663 |
|
|||
Andrews
Statistic |
51.5854 |
|
Prob. Chi-Sq(10) |
0.0000 |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Data Sekunder yang diolah EVIEWS 12
Berdasarkan tabel 5 dihasilkan
nilai signifikansi (Prob. Chi-Sq (8)) sebesar 0.9663 lebih besar dari (>)
0,05 sehingga menerima H0, yaitu model dapat diterima dan pengujian hipotesis
dapat dilakukan sebab tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya.
Uji Koefisien
Determinasi (McFadden R-squared)
Uji koefisien determinasi
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel independen dapat
menjelaskan variasi variabel dependen
Tabel
6. Uji Koefisien Determinasi
McFadden R-squared |
0.290113 |
Mean
dependent var |
0.105556 |
Sumber:
Data Sekunder yang diolah EVIEWS 12
Berdasarkan tabel 6 diatas hasil uji koefisien determinasi McFadden R-squared memiliki nilai sebesar 0.290113. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 29.01%, sedangkan 70.99% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian.
Interpretasi Hasil
Tabel
7. Uji z-Statistik (Parsial)
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
z-Statistic |
Odd Ratio |
Wald |
Prob. |
Kesimpulan |
Keterangan |
C |
4.162294 |
2.029936 |
2.050456 |
64.38779 |
4.204 |
0.0403 |
|
|
X1_CURRENT_RATIO |
-1.240795 |
0.397986 |
-3.117685 |
0.288928 |
9.720 |
0.0018 |
<
0,05 |
Berpengaruh
signifikan secara parsial |
X2_KOMISARIS_INDEPENDEN |
-4.060850 |
3.423547 |
-1.186153 |
0.01719 |
1.407 |
0.2356 |
>
0,05 |
Tidak
Berpengaruh signifikan secara parsial |
X3_LN_TOTAL_ASET |
-0.121773 |
0.056056 |
-2.172360 |
0.885281 |
4.719 |
0.0298 |
<
0,05 |
Berpengaruh
signifikan secara parsial |
X4_BIG4 |
0.122670 |
0.660237 |
0.185797 |
1.130599 |
0.035 |
0.8526 |
>
0,05 |
Tidak
Berpengaruh signifikan secara parsial |
Sumber: Data Sekunder yang diolah EVIEWS 12
Dari uji persamaan
regresi logistik, terbentuk persamaan berikut:
Y_OPINI_GC = 4.162 - 1.241 (X1_CURRENT_RATIO) - 4.061 (X2_KOMISARIS_INDEPENDEN)
- 0.122
(X3_LN_TOTAL_ASET) + 0.123 (X4_ KUALITAS_KAP)
Tingkat
Likuiditas terhadap Opini Going Concern
Variabel
Current Ratio (X1) memiliki nilai Probability z- Statistic sebesar 0.0018. maka
nilai probabilitas (0.0018) < nilai α (0.05), sehingga dapat disimpulkan
tingkat likuiditas berpengaruh dan signifikan terhadap pemberian opini going concern di masa Pandemi Covid-19.
Oleh karena nilai coefficient bernilai negatif, maka X1 mempunyai hubungan
negatif dengan Y di dalam model. Semakin tinggi tingkat likuiditas akan semakin
meyakinkan bagi stakeholder bahwa perusahaan
tersebut dapat terus berjalan dan tumbuh. Khususnya pada masa pandemic Covid-19
berlangsung sejak awal tahun 2020 dimana seluruh
kondisi perekonomian dan dunia usaha terguncang. Kecukupan likuiditas menjadi
salah satu hal utama yang akan menjadi pertimbangan investor/calon investor
(principal), stakeholder lainnya dan
auditor untuk menilai apakah perusahaan tersebut dapat mempertahankan
keberlangsungan usahanya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Suryani et al. (2023) dan
Penerapan GCG
(Komposisi Komisaris Independen)
terhadap Opini Going Concern
Variabel
Komposisi Komisaris Independen (X2) memiliki nilai Probability z- Statistic
sebesar 0.2356. sehingga nilai probabilitas (0.2356) > nilai α (0.05), maka dapat
disimpulkan Komposisi Komisaris Independen tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap pemberian opini going concern
di masa Pandemi Covid-19. Keberadaan Komisaris Independen bagi perusahaan yang
listing di Bursa Efek Indonesia merupakan hal wajib yang dipersyaratkan oleh
regulator baik BEI maupun OJK. Sehingga terdapat kemungkinan bahwa sebagian
perusahaan menunjuk Komisaris Independen hanya untuk memenuhi kewajiban (compliance). Komisaris Independen hanya
melakukan pengawasan terhadap kegiatan operasional yang bersifat strategis
(skala besar/mengeluarkan biaya besar yang membutuhkan persetujuan Dewan
Komisaris atau RUPS) dan tidak melakukan pengawasan secara langsung terhadap
keseluruhan aktivitas manajemen. Sehingga komposisi atau keberadaan komisaris
independen tidak menjadi pertimbangan bagi auditor saat memiliki keraguan atas
keberlangsungan usaha suatu perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian
Ukuran
Perusahaan (Total Aset) terhadap Opini Going Concern
Variabel
Ln Total Asset (X3) memiliki nilai Probability z- Statistic sebesar 0.0298.
maka nilai probabilitas (0.0298) < nilai α (0.05), sehingga dapat
disimpulkan total aset berpengaruh dan signifikan terhadap pemberian opini going concern di masa Pandemi Covid-19.
Perusahaan dengan total aset yang besar menggambarkan sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan tersebut untuk lebih mengembangkan usahanya. Total asset juga
menggambarkan kondisi bahwa perusahaan memiliki jaminan yang cukup untuk
melunasi kewajibannya, khususnya pada kondisi pandemi covid 19 dimana hampir
seluruh perusahaan mengalami kesulitan untuk mempertahankan profit. Sehingga
semakin besar asset yang dimiliki potensi perusahaan mengalami kebangkrutan
akan semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Kualitas
Auditor terhadap Opini Going Concern
Variabel
Kualitas Auditor (X4) memiliki nilai Probability z- Statistic sebesar 0.8526.
sehingga nilai probabilitas (0.8526) > nilai α (0.05), maka dapat
disimpulkan kualitas auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pemberian opini going concern di masa
Pandemi Covid-19. Dengan kata lain KAP yang tidak terafiliasi Big four pun akan memiliki standar yang
sama dengan memberikan kualitas audit yang baik serta bersikap objektif dan
independen untuk memberikan opini going
concern pada saat mendapatkan keraguan atas kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan usahanya. Selain itu terhadap perusahaan yang telah listing di pasar modal, opini dari KAP
yang melakukan audit akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
oleh stakeholder. KAP dan akuntan
yang akan melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu
terdaftar di OJK dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam POJK Nomor
13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan
Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan, sehingga KAP akan mempertahankan
reputasinya dengan memberikan jasa audit yang objektif dan independen. Hasil
ini tidak sesuai dengan penelitian
Kesimpulan
Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan yaitu tingkat likuiditas berpengaruh dan signifikan
terhadap pemberian opini going concern
di masa Pandemi Covid-19, komposisi komisaris independen tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap pemberian opini going
concern di masa Pandemi Covid-19, total aset berpengaruh dan signifikan
terhadap pemberian opini going concern
di masa Pandemi Covid-19, dan kualitas auditor tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pemberian opini going
concern di masa Pandemi Covid-19.
BIBLIOGRAFI
Abidin, Z., Prabantarikso, R. M., Fahmy, E., & Nabila,
A. (2024). Comperative Efficiency using Data Envelopment Analysis (DEA) and
Stochastic Frontier Analysis (SFA) in the Banking Industry. WSEAS
Transactions on Business and Economics, 21, 109-120.
Akbar, R. (2019). Pengaruh Kondisi
Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan Dan Reputasi
Kap Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi
(JIMEKA), 4(2), 286–303.
Anggraeni, N. (2020). Gender,
Komisaris Independen, Ukuran Dewan, Komite Audit, dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi, 30(7), 1827.
https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i07.p16
Arifah, F. N., & Nazar, M. R.
(2020). The Influence Of Concentrated Ownership,
Managerial Ownership, And Independent Board Of Commissioner On Giving Going
Concern Opinion (An Empirical Study Of Sector Basic Property And Real Estate
On Indonesia Stock Exchange Period 2016-2018).
Banias, W. E., & Kuntadi, C.
(2022). Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Opini
Audit Going Concern (Literature Review). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan
Ilmu Sosial (JMPIS), 4, 2716–3768.
https://doi.org/10.38035/jmpis.v4i1
De Angelo. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal
of Accounting and Economics, 3, 183–199.
Febriyanti, D., & Mujiyati.
(2021). Pengaruh Opinion Shopping, Pertumbuhan Perusahaan, Likuiditas,
Proporsi Komisaris Independen, Dan Komite Audit Terhadap Opini Audit Going
Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Pada Jakarta Islamic
Index Tahun 2016-2019). Seminar Nasional Pertumbuhan Ekonomi 2021 - Ekonomi
Kreatif dan UMKM, 2(1).
Ghozali, I. (2016). Desain penelitian
kuantitatif dan kualitatif: untuk akuntansi, bisnis, dan ilmu sosial lainnya.
Gunawan, S., Yuesti, A.,
Kepramareni, P., & Id, P. C. (2019). Going Concern Audit Opinion and
Corporate Governance In Manufacturing Companies
Listed On BEI. 2(3). https://doi.org/10.1234/ijsegce.v2i3.118
Hery, S. E. (2017). Kajian Riset
Akuntansi. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kusumawardhani, I. (2018). Pengaruh
Kondisi Keuangan, Financial Distres, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Opini Audit Going Concern. Buletin Ekonomi, 16(1).
Minerva, L., Sumeisey, V. S.,
Stefani, S., Wijaya, S., & Lim, C. A. (2020). Pengaruh Kualitas Audit,
Debt Ratio, Ukuran Perusahaan dan Audit Lag terhadap Opini Audit Going
Concern. Owner, 4(1), 254. https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.180
Mutsanna,
H. (2020). Faktor Determinan Opini
Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan
Manajemen, 9(2)
Suryani, I., Yuniarti, R., &
Syahrudin, M. (2023). Effect of Financial Distress, Liquidity, and Leverage
on the Audit Opinion Going Concern on Companies Listed on IDXESGL During the
Pandemic Period (2019-2021). International Journal of Business, Economics and
Social Development, 4(1), 1–11.
Sutedi, A. (2012). Good
Corporate Governance. Sinar Grafika.
Copyright
holder: Khaliful Azhar,
Zaenal Abidin (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |