Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 5, Mei 2024

 

EFEKTIVITAS INTERPROFESIONAL EDUCATION (IPE) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMPETENSI MAHASISWA KEDOKTERAN DAN PROFESI KESEHATAN LAINNYA: LITERATURE REVIEW

 

Wardini1*, Shulhana Mokhtar2, Irmayanti Haidir Bima3

Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]*

 

Abstrak

Interprofessional Education (IPE) mengacu pada proses pembelajaran kolaboratif di mana pelajar dari berbagai latar belakang petugas kesehatan terlibat dalam interaksi dan kolaborasi untuk mengembangkan dan memberikan layanan kesehatan yang mencakup promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi. Penggabungan program IPE ke dalam pendidikan akademis memiliki arti penting dalam menumbuhkan gagasan kolaborasi dan kerja sama di antara para praktisi kesehatan, sehingga meningkatkan kesiapan dan kemahiran para tenaga kesehatan dalam mengatasi tantangan kesehatan. Artikel ini menyajikan tinjauan literatur tentang efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif studi literature review. Penelusuran ResearchGate, Google Scholar dan Academia.edu mengulas efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review. Sebanyak 10 studi yang dilakukan antara tahun 2020–2024 dimasukkan dalam tinjauan ini. Sebanyak 347 judul telah diidentifikasi, yang pada akhirnya menghasilkan 10 penelitian yang memenuhi kriteria yang berkaitan dengan kemanjuran Interprofessional Education (IPE) dalam meningkatkan kemahiran mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya: literature review. Interprofessional Education (IPE) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kolaborasi antar profesi yang berbeda, sehingga menumbuhkan tenaga kesehatan yang dapat berkolaborasi secara efektif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Kata Kunci: Interprofesional Education (IPE), Kemampuan Kompetensi Mahasiswa Kedokteran Dan Profesi Kesehatan Lainnya

 

Abstract

Interprofessional Education (IPE) refers to a collaborative learning process in which students from diverse health worker backgrounds engage in interaction and collaboration to develop and deliver health services that include promotion, prevention, treatment, and rehabilitation. The incorporation of IPE programs into educational academies has an important meaning in communicating ideas, collaboration and cooperation among health practitioners, thereby increasing the readiness and skills of health professionals in overcoming health challenges. This article presents a literature review regarding the effectiveness of Interprofessional Education (IPE) in increasing the competency abilities of medical students and other health professions: literature review. Descriptive research with a qualitative approach to literature review studies. ResearchGate, Google Scholar and Academia.edu searches review the effectiveness of Interprofessional Education (IPE) in increasing the competency abilities of medical students and other health professions: literature review. A total of 10 studies conducted between 2020-2024 were included in this review. In total, 347 titles were identified, resulting in 10 studies that met the requirements/criteria which discussed the effectiveness of Interprofessional Education (IPE) in increasing the competency abilities of medical students and other health professions: literature review. Interprofessional Education (IPE) aims to increase the capacity and skills of collaboration between different professions, thereby growing health workers who can collaborate effectively and improve the quality of health services.

Keywords: Interprofessional Education (IPE), Competency Abilities of Medical Students and Other Health Professions

 

Pendahuluan

Di era global ini, saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan. Kesehatan merupakan penentu penting keberadaan manusia. Menurut WHO, kesehatan dicirikan sebagai keadaan sejahtera yang mencakup aspek fisik, mental, dan sosial, mencakup penghindaran penyakit dan upaya mencapai kehidupan yang sejahtera (Lubis, 2016). Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, seseorang harus memiliki kesehatan yang optimal, karena kesehatan yang baik merupakan faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Pencapaian kesejahteraan masyarakat dapat difasilitasi melalui penyediaan layanan kesehatan berkualitas tinggi, tanpa memandang faktor-faktor seperti ras, agama, ideologi politik, dan keadaan ekonomi atau sosial. Untuk meningkatkan kualitas dan kemahiran layanan kesehatan, sangat penting untuk membina kolaborasi yang efektif di antara para tenaga kesehatan (Morato et al., 2021a).

Pembentukan karakter kolaboratif difasilitasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia melalui penggunaan pendidikan formal yaitu melalui Interprofessional Education (Maryana, 2021). Interprofessional Education (IPE) mengacu pada proses pembelajaran kolaboratif yang melibatkan beragam siswa atau tenaga kesehatan dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Tujuan utama IPE adalah untuk menghasilkan dan memberikan layanan kesehatan yang mencakup promosi, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi individu (Suswati et al., 2018).

Dalam bidang layanan kesehatan, hal ini dapat dicapai secara efektif dengan mengumpulkan tim ahli yang beragam yang berkolaborasi untuk mengelola berbagai proses perawatan pasien. Tim kesehatan terdiri dari beragam profesional dengan tanggung jawab dan tugas berbeda. Etos kerja kooperatif sangat penting untuk membina lingkungan kerja yang harmonis guna mencapai tujuan bersama (Zahirah, 2023). Mengintegrasikan program IPE ke dalam pendidikan layanan kesehatan akademis sangat penting untuk membina kerja sama dan kolaborasi di antara para tenaga kesehatan. Hal ini akan meningkatkan pelatihan dan kemahiran petugas kesehatan dalam menangani masalah kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyediakan program ini secara efisien kepada siswa untuk memfasilitasi keterlibatan dan kerja sama mereka dengan rekan-rekan dari berbagai bidang akademik (Damayanti & Bachtiar, 2020).

Tujuan dari kegiatan IPE adalah untuk memupuk kolaborasi dan kerjasama tim antar mahasiswa program studi kesehatan, sehingga mampu secara kolektif mengatasi tantangan kesehatan di dunia profesional. Hal ini akan memungkinkan pelajar untuk memprioritaskan keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan bersama dengan tenaga kesehatan lainnya (Rosyid, 2023).

Negara-negara maju, antara lain Amerika Serikat, Kanada, Swedia, dan Australia, telah menerapkan Interprofessional Education (IPE) sejak tahun 1940-an. Sebaliknya, negara-negara berkembang baru menerapkan IPE pada tahun 2010an. Hal ini menghambat penyebaran luas studi yang berkaitan dengan Ekonomi Politik Internasional (IPE) di negara-negara berkembang. Negara-negara berkembang kemungkinan besar akan menghadapi lebih banyak hambatan dalam penerapan IPE, termasuk masalah terkait kurikulum, tantangan administratif, infrastruktur, penjadwalan, dan kesiapan fakultas (Manuaba & Yani, 2023).

Berdasarkan uraian tersebut, program Interprofessional Education (IPE) harus disajikan secara efisien kepada siswa untuk kerja sama mereka dengan mahasiswa dari berbagai bidang akademik. Para peneliti telah menyatakan minatnya untuk melakukan penelitian berjudul Efektivitas interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan kompetensi mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan lainnya: literature review”.

 

Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan memerlukan desain penelitian deskriptif, menggunakan strategi kualitatif untuk melakukan studi tinjauan literatur atau tinjauan literatur menggunakan sumber daya online (Creswell, 2021). Data tersebut diperoleh melalui pemanfaatan database dan mesin pencari seperti Google Scholar, Researchgate, dan Academia.edu. Sebuah studi literatur dilakukan untuk menyelidiki kemanjuran Interprofessional Education (IPE) dalam meningkatkan kompetensi keterampilan mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya. Kriteria inklusi penelitian meliputi publikasi penelitian, baik artikel asli maupun kajian/resensi, sebagai sumber pustaka utama. Studi literatur ini mengkaji artikel dan publikasi yang mengeksplorasi kemanjuran Interprofessional Education (IPE) dalam meningkatkan keterampilan kompetensi mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya. yang diterbitkan dari 2020-2024. Peneliti menemukan artikel yang sesuai kata kunci tersebut dengan rincian Researchgate (n = 258), Google Scholar (n = 38) dan Academia.edu (n = 51). Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi dengan mendeley dan tidak ditemukan artikel yang sama sehingga ada artikel yang dikeluarkan atau duplikasi (n = 201). Peneliti melakukan skrining berdasarkan judul (n = 108), kemudian didapatkan abstrak (n=35) kemudian dilakukan skrining berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi pada keseluruhan teks (full text) sehingga didapatkan sebanyak (n = 10) yang dapat digunakan dalam literature review.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil studi menunjukkan sebanyak 10 artikel memenuhi kriteria berdasarkan topik literature review. Hasil karakteristik studi dari 3 database (ResearchGate, Google Scholar dan Academia.edu).

 

Tabel 1. Rangkuman Artikel Referensi

Penulis Dan Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Manuaba dan Yani (2023)

Evaluasi Kemampuan Komunikasi dan Kerjasama Tim dalam Pelaksanaan Interprofessional Education (IPE) : Sebuah Tinjauan Literatur

 

Literature Review

 

Interprofessional Education (IPE) adalah pendekatan pendidikan kooperatif yang melibatkan pendidik dan siswa dari beberapa profesi kesehatan dan bidang dasar. Tujuan IPE adalah untuk memfasilitasi perolehan keterampilan kerja tim dan penerapan informasi, keterampilan, dan nilai-nilai oleh siswa dalam praktik mereka di masa depan, sehingga memungkinkan mereka memberikan perawatan pasien dengan kualitas terbaik. Berdasarkan analisis komprehensif dari banyak sumber literatur, telah ditentukan bahwa penggunaan IPE dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaboratif.

Rosyid (2023)

Efektivitas Interprofessional Education

 Dalam Skill Kolaborasi Antar Profesi

 

Eksperimental pre test dan post test desain secara cross sectional

Sebelum dan sesudah intervensi Kolaborasi Antar Profesional, terdapat perbedaan mencolok dalam beberapa aspek fungsi tim, kolaborasi pasien, kerja sama tim, komunikasi, manajemen konflik, serta peran dan tugas. Penerapan Inter-Professional Collaboration Skills dalam pendekatan pembelajaran efektif ditunjukkan dalam bidang Inter Professional Education (IPE).

Prihanti, Soemantri, dan Findyartini (2022)

 

Evaluasi Persepsi dan Kompetensi Interprofessional Education Mahasiswa di Rotasi Klinik

 

Studi potong lintang

Pengaruh variabel gender dan pandangan IPE terhadap pencapaian kompetensi IPE adalah signifikan. Siswa laki-laki diharapkan akan terlibat lebih aktif dalam mencapai kompetensi IPE. Selain itu, kemajuan metodologi pembelajaran IPE diperkirakan akan mendorong keterlibatan dan intensitas yang lebih besar di kalangan siswa laki-laki. Berdasarkan program IPE yang dilaksanakan selama rotasi klinis, terdapat peningkatan yang signifikan baik dalam persepsi maupun kompetensi IPE. Minimnya disparitas persepsi dan kompetensi IPE antar program studi Kedokteran, Farmasi, dan Keperawatan, baik sebelum maupun setelah program rotasi IPE klinis, menunjukkan bahwa dimasukkannya skenario dan paparan klinis dalam program IPE meningkatkan efektivitasnya, sehingga menghasilkan persepsi dan kompetensi IPE yang sebanding di kalangan siswa.

Gaghauna (2021)

Narrative Review : Peran Fungsi Interprofesional Education (IPE) dan pelaksanaan Interprofesional Collaboration (IPC) Dalam Pendidikan Kesehatan melalui perspektif Keperawatan Kritis

 

Narrative Review

Pendidikan dan kolaborasi antarprofesional memainkan peran penting dalam berbagai konteks. Jika kita menilik bidang pelayanan kesehatan yang sangat bergantung pada prinsip-prinsip Pengolahan dan Komunikasi Informasi (IPE) dan Pengolahan dan Komunikasi Informasi (IPC), menjadi jelas bahwa penyediaan pelayanan di kalangan tenaga kesehatan memerlukan integrasi berbagai bidang, termasuk bidang teknik. untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan kesehatan, serta pengelolaan limbah. Selain itu, rumah sakit memerlukan sistem informasi yang memfasilitasi pembuatan atau penyiapan dokumen rahasia rumah sakit melalui pemanfaatan program informatika profesional. Selain itu, para tenaga kesehatan memerlukan landasan yang kuat dalam prinsip-prinsip ilmiah dalam bidang manajemen agar dapat secara efektif mengoordinasikan dan melaksanakan tugas-tugas manajerial baik di lingkungan rumah sakit maupun komunitas yang lebih luas. Bukti yang disebutkan di atas menunjukkan pentingnya Interprofessional Education dan Kolaborasi Interprofesional sebagai mata pelajaran penting yang dapat diperiksa dan ditawarkan sebagai sarana untuk membekali siswa untuk peran kepemimpinan mereka di masa depan.

Morato, Diarthini, dan Utami (2021b)

Efektivitas Interprofessional Education (IPE) Terhadap Kompetensi Antar Profesi Kesehatan

 

Narrative Review

Interprofessional Education (IPE) yang difasilitasi oleh kolaborasi antar layanan kesehatan dapat menumbuhkan praktisi kesehatan profesional yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dan memahami antar profesional dalam bidang kesehatan.

Sundari dan Rai (2021)

Interprofessional Education (IPE) Improves Students’ Communication Skills: A Literature Review

 

Literature Review

Penerapan IPE berpotensi meningkatkan kapasitas siswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif, menumbuhkan pengembangan kualitas kepemimpinan, dan menumbuhkan rasa menghargai pengetahuan dan pengalaman satu sama lain. Meningkatkan keterampilan komunikasi, memupuk rasa saling menghormati di antara profesi kesehatan, dan meningkatkan rasa saling menghormati posisi satu sama lain dapat mengarah pada peningkatan layanan kesehatan dan, akibatnya, peningkatan keselamatan pasien. Untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, berbagai metode dapat digunakan. Metode ini mencakup kursus, laboratorium klinis yang menampilkan simulasi pasien, pengalaman belajar yang melibatkan modul IPE, studi kasus, praktik laboratorium, menghadiri kuliah di kelas tentang komunikasi tim, dan menonton video yang menjelaskan setiap peran. Selain itu, simulasi, pengaturan komunikasi telepon yang menggabungkan prinsip SBAR, diskusi kelompok terfokus (FGD), kerja kelompok, administrasi survei dengan instrumen wawancara, kolaborasi tim antarprofesional, komunikasi email melalui telepon, dan konferensi video dapat digunakan untuk tujuan ini.

Morato, Diarthini, dan Utami (2021a)

Literature Review : Efektivitas Interprofessional Education (IPE) terhadap Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi antar Profesi Kesehatan

 

Literature Review

Interprofessional Education (IPE) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi kolaborasi antar profesi kesehatan, sehingga menumbuhkan praktisi kesehatan profesional yang mampu bekerja secara kolektif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan

Damayanti, dan Bachtiar (2020)

Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Interprofessional Education di Indonesia

Literature Review

Kesiapan dan sikap peserta didik terhadap pelaksanaan Pendidikan Interprofessional Education (IPE) di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi, pemilihan program studi, tingkat kognitif mahasiswa, latar belakang budaya, pengalaman atau paparan klinis awal, pencantuman IPE dalam kurikulum, dan kesiapan staf pengajar. Selain itu, lembaga juga harus membekali diri secara menyeluruh dengan sarana, prasarana, dan kurikulum yang kondusif bagi keberhasilan penerapan IPE. Terdapat beberapa tantangan dalam menumbuhkan kesiapan dan persepsi siswa mengenai pelaksanaan Pendidikan Interprofessional Education (IPE) di Indonesia. Tantangan-tantangan ini mencakup pembagian pekerjaan yang ambigu dan stigma yang ada yaitu perasaan rendah diri dibandingkan dengan profesi kesehatan lainnya. Sangat penting bagi lembaga pendidikan kesehatan untuk memasukkan program pendidikan profesional terpadu (IPE) ke dalam kurikulum mereka. Program-program ini harus bertujuan untuk mendorong pembelajaran kolaboratif di antara siswa dari latar belakang akademis yang berbeda. Dengan melakukan hal ini, mereka dapat menetapkan batasan tanggung jawab yang jelas untuk setiap profesi kesehatan, sehingga mengurangi potensi kebingungan di kalangan pelajar mengenai peran berbagai profesi kesehatan. Penerapan IPE pada tahap awal akan meningkatkan kesiapan siswa dan menumbuhkan kesan positif.

Nurhidayah dan Revi (2020)

Kecerdasan Emosional, Komunikasi Interpersonal, Kerja Tim dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners dalam Implementasi Inter Professional Education  Di Rumah Sakit USU

 

Deskriptif

Pemahaman tentang efektivitas tim, komunikasi interpersonal, kecerdasan emosional, dan motivasi di kalangan mahasiswa program pendidikan profesi keperawatan patut diapresiasi dalam konteks Interprofessional Education (IPE). Dimasukkannya IPE sangat penting baik dalam lingkungan klinis maupun komunitas untuk pembelajaran yang efektif. Interprofessional Education (IPE) dilaksanakan karena berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap implementasi Interprofessional Collaboration (IPC). Rekomendasinya adalah untuk memastikan pemahaman berbagai profesi terkait Interprofessional Education (IPE), agar dapat dimanfaatkan sebagai kontribusi berharga terhadap peningkatan implementasi IPE dan IPC.

Hanum dan Findyartini (2020)

Interprofessional shared decision-making: a literature review

Literature Review

IP-SDM kini muncul sebagai pendekatan baru yang mengintegrasikan kolaborasi antarprofesional dan pengambilan keputusan kolaboratif. Penggabungan pendekatan kolaboratif antarprofesional dan keterlibatan aktif pasien merupakan komponen penting dalam proses pengambilan keputusan klinis. Pemanfaatan strategi IP-SDM berpotensi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan menyelaraskannya dengan kepentingan pasien. Interprofessional Education memainkan peran penting dalam membekali para profesional layanan kesehatan dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk terlibat secara efektif dalam praktik layanan kesehatan kolaboratif. Tujuan IPE adalah untuk menumbuhkan berbagai kompetensi interprofesional, termasuk IP-SDM. Meskipun penelitian mengenai pembelajaran IP-SDM di IPE masih terbatas, namun terbukti bahwa masih banyak hal yang perlu diteliti lebih lanjut terkait pembelajaran IP-SDM di IPE, khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan investigasi atau pemeriksaan tambahan terkait penggabungan pengembangan IP-HR ke dalam IPE di Indonesia.

 

Pembahasan

Interprofessional Education (IPE) mengacu pada pendekatan pendidikan kooperatif di mana banyak profesional atau pelajar pekerja kesehatan yang beragam terlibat dalam interaksi dan kolaborasi selama jangka waktu tertentu. Tujuan utama IPE adalah untuk meningkatkan kemahiran tenaga kesehatan dengan memfasilitasi penyediaan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Tujuan dari kegiatan IPE ini adalah untuk membekali pelajar petugas kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan layanan kesehatan dalam suasana kooperatif. Hal ini akan memungkinkan mereka meningkatkan kualitas layanan, meminimalkan durasi masa pemulihan, dan mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Dalam konteks Interprofessional Education (IPE), pelajar pekerja kesehatan diinstruksikan mengenai upaya kolaboratif dari berbagai profesi dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk secara efektif mengatasi masalah kesehatan yang mendesak baik bagi individu maupun masyarakat. Instruksi ini berfokus pada perilaku dan kompetensi interprofesional (Morato, 2021).

Penting untuk memasukkan penggabungan IPE, yang melibatkan pentingnya profesionalisme dalam pendidikan akademis. Hal ini akan memungkinkan siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi secara efektif dengan para profesional dari berbagai bidang, mengadaptasi kegiatan yang dilakukan di lembaga pendidikan, dan memanfaatkan infrastruktur dan sumber daya yang ada sebagai peluang. Penegasan ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Morato (2021) yang menunjukkan adanya korelasi yang patut diperhatikan dan afirmatif antara kompetensi tim dengan prestasi siswa dalam penerapan Interprofessional Education (IPE). Temuan menunjukkan bahwa siswa menunjukkan persepsi, keterampilan, sikap, dan kemampuan yang baik ketika terlibat dengan program IPE dalam konteks pendidikan akademik. (Nurhidayah, 2020). Menurut Sundari (2021), temuan penelitian Prihanti (2022) menunjukkan bahwa Interprofessional Education dalam program sarjana berkontribusi pada peningkatan kinerja dalam tim interprofesional dan pengembangan keterampilan komunikasi, sehingga memberikan hasil positif bagi keselamatan pasien.

Interprofessional Education mengacu pada pembelajaran langsung siswa dalam bidang ilmiah, dengan fokus pada masalah dunia nyata. Tujuannya agar siswa mampu menganalisis secara mandiri dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang tepat, dengan tetap menjaga etos kerja yang kuat dan usaha yang konsisten (Sundari, 2021). Terjalinnya kerjasama dilandasi dengan pelaksanaan program IPE. Tujuan dari kegiatan IPE ini adalah untuk memfasilitasi kolaborasi antar tenaga kesehatan dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar melalui proses pendidikan. Selain itu, IPE dapat menumbuhkan pengembangan kerjasama antar profesional dengan mendorong sikap dan perilaku positif antar profesi yang terlibat. Dimulainya program IPE didorong oleh tujuan utama untuk meningkatkan layanan kesehatan yang mengutamakan pemulihan dan keselamatan pasien. Metode interprofesional memungkinkan siswa dari beberapa bidang untuk memperoleh pengetahuan dari satu bidang, sehingga meningkatkan keterampilan baru mereka, memanfaatkan keahlian unik dari setiap bidang, dan mendorong peningkatan kolaborasi dalam pengaturan tim yang terintegrasi (Hanum, 2020). Menurut Gaghauna (2021), bidang IPE menjanjikan dalam membentuk sikap dan keyakinan mengenai kolaborasi interprofesional, sehingga meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan klinis dan memastikan peningkatan kualitas pengobatan.

Kolaboratif mempunyai arti penting dalam bidang kesehatan terkait pengelolaan permasalahan pasien yang dinamis dan rumit memerlukan keterlibatan banyak tenaga kesehatan, dibandingkan hanya mengandalkan satu profesi (Manuaba, 2023). Kolaborasi di bidang Pendidikan Pasien Terpadu (IPE) adalah prosedur yang memiliki banyak aspek dan rumit yang memerlukan keterlibatan banyak tenaga kesehatan dengan beragam pengetahuan dan keahlian. Mereka bekerja sama untuk menilai dan merencanakan perawatan pasien, mengevaluasinya melalui kolaborasi independen, komunikasi terbuka, dan pengambilan keputusan bersama. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Faktor utama penyebab terjadinya kesalahan medis, pelayanan yang terfragmentasi, pelayanan yang tumpang tindih, konflik antar profesi, keterlambatan pemeriksaan dan tindakan, kejadian tidak terduga yang menimbulkan kerugian dan bahaya, bahkan membahayakan nyawa pasien merupakan hambatan yang tidak efektif dalam menjalin kerjasama antar tenaga kesehatan (Rosyid, 2012). Ketegangan hubungan antara tim layanan kesehatan dan pasien, serta keluarga pasien, serta tidak memadainya bantuan dan dukungan dari tenaga kesehatan terhadap kesejahteraan pasien, menyebabkan menurunnya standar layanan kesehatan yang diberikan selama masa tindak lanjut pasien. -naik naik. Penerapan IPE dalam perawatan pasien meningkatkan keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan pengobatan, meningkatkan kebahagiaan pasien, mengurangi kesalahan medis, dan meningkatkan manajemen layanan kesehatan dalam perawatan pasien (Prihanti, 2022).

Berkolaborasi dalam sebuah tim berarti mengumpulkan banyak orang dengan beragam keahlian dan sudut pandang, yang harus bersedia melepaskan independensi profesional mereka agar dapat berkolaborasi dengan orang lain dan mencapai hasil yang unggul bagi tim. Kualitas kerja tim kolaboratif mencakup kumpulan ahli yang memiliki kewajiban bersama, terlibat dalam pemecahan masalah kolektif, membuat keputusan kolektif, dan terlibat dalam komunikasi antarprofesional, sehingga secara signifikan meningkatkan efektivitas kerja sama. Bakat seorang individu dalam tim kolaboratif dapat dipengaruhi oleh berbagai elemen, antara lain kecerdasan dan kecerdasan emosional, ciri-ciri hubungan kepribadian, kemampuan komunikasi, interpersonal, dan kemampuan beradaptasi. Agar sebuah tim dapat membangun hubungan kerja yang harmonis dan efisien dalam praktik kolaboratif, penting untuk membina hubungan kerja sama di antara anggota tim. Kualitas penentu dalam mencakup kepercayaan, saling menghormati, komunikasi terbuka, dan kemauan untuk mempertimbangkan sudut pandang sesama anggota tim dengan penuh perhatian (Damayanti, 2020).

Latihan IPE menawarkan keuntungan dalam memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan kolaborasi dan kerja tim, yang kemudian dapat diterapkan dalam praktik di masa depan dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan penyembuhan dan keselamatan pasien. Praktik kolaboratif sangat penting tidak hanya untuk tujuan pemulihan dan keselamatan pasien, namun juga untuk peningkatan tingkat kepuasan dan pembentukan layanan kesehatan yang saling menguntungkan dan patut dicontoh (Morato, 2021). Kegiatan ini juga mencakup pengajaran kepada siswa tentang kolaborasi yang efektif, komunikasi, penggambaran peran, manajemen konflik, pengambilan keputusan, berbagi pengetahuan dan keterampilan, serta penanaman rasa saling menghormati antar teman (Nurhidayah, 2020).

Salah satu wawasan utama yang diperoleh dari program kegiatan IPE adalah pemeliharaan komunikasi. Terbukti bahwa kemahiran tenaga kesehatan dalam berkomunikasi secara efektif, yang mencakup keterampilan observasi, mendengarkan secara aktif, penjelasan, dan empati, memainkan peran penting dalam membentuk hasil layanan kesehatan dan persepsi kepuasan pasien (Sundari, 2021). Kegiatan ini memfasilitasi perolehan keterampilan komunikasi yang efektif, kemampuan menyampaikan pesan positif dan santun secara efektif baik kepada teman maupun masyarakat, pengembangan toleransi untuk memahami prioritas berbagai program studi, peningkatan fungsi tim dalam mengatasi hambatan secara efektif, pesan-pesan memperkuat kepercayaan diri dalam komunikasi interpersonal, dan peningkatan keterampilan komunikasi dalam kelompok interprofesional dan masyarakat secara keseluruhan (Hanum, 2020).

Kolaborasi merupakan aspek kedua yang diperoleh dari IPE. Arti penting kolaborasi dalam tim kesehatan terletak pada beragamnya informasi, keterampilan, bakat, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing tenaga kesehatan. Kegiatan IPE ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memperluas dan menggali wawasan secara komprehensif, mengembangkan kemampuan membandingkan persepsi antar profesi yang berbeda, memberikan dukungan timbal balik antar profesi, serta terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara kolaboratif dengan pihak lain. Menurut Hanum (2020), keputusan tim kolaboratif dibuat untuk meningkatkan pemanfaatan kekuatan dalam memberikan layanan kesehatan. Menerapkan kolaborasi mempunyai manfaat tambahan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, memungkinkan mereka mengatasi berbagai masalah secara efektif dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dengan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya manusia yang tersedia (Gaghauna, 2021).

Salah satu pembelajaran penting dari IPE adalah pengakuan terhadap perbedaan tugas dan kewajiban yang terkait dengan masing-masing program studi atau profesi kesehatan. Program IPE menekankan bahwa tidak ada satu profesi pun yang memiliki posisi lebih tinggi atau lebih rendah, dan setiap anggota memahami peran dan tanggung jawab rekan-rekannya. Setiap profesi memiliki tujuan yang sama dan mengakui pengetahuan khusus dari setiap profesi. Karakteristik unik dari setiap profesi dapat saling menguatkan, memfasilitasi pertukaran ide untuk mengatasi berbagai tantangan secara efektif dan efisien. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan keterampilan, menyesuaikan peran untuk meningkatkan kinerja, dan menghasilkan hasil positif di kalangan profesional (Manuaba, 2023).

Salah satu pelajaran penting dari kurikulum IPE adalah manajemen konflik. Program ini bertujuan untuk membekali pelajar pekerja kesehatan dengan keterampilan yang diperlukan untuk mengatur, mengelola, dan meredakan konflik secara efektif. Hal ini juga menekankan pentingnya pengendalian diri, alokasi tugas, dan pencarian solusi optimal baik secara individu maupun kolaboratif. Untuk membangun tim interprofesional dan mengatasi konflik secara efisien dan efektif (Rosyid, 2023).

Bab kelima dari kurikulum IPE berfokus pada pengambilan keputusan. Dalam bab ini, siswa diinstruksikan tentang cara mengidentifikasi, mengoordinasikan perawatan, dan mengelola pendidikan kesehatan pasien secara efektif melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya. Program tersebut menekankan pentingnya penerapan strategi dan pengambilan keputusan melalui musyawarah, memastikan konsensus di antara seluruh petugas kesehatan untuk mencegah ketidakselarasan dan kesalahan (Prihanti, 2022).

Salah satu pembelajaran utama dari IPE adalah pentingnya berbagi pengetahuan dan keterampilan. Program IPE menekankan perlunya pelajar untuk bertukar informasi secara terbuka, mau berbagi pengetahuan, dan menerima masukan yang selaras dengan keahlian tenaga kesehatan lainnya (Damayanti, 2020).

Salah satu aspek penting yang diperoleh dari program IPE adalah penanaman rasa saling percaya dan hormat. Hal ini mencakup memupuk rasa saling pengertian dan penerimaan ilmu di antara teman-teman yang berbeda profesi. Melalui partisipasi dalam program IPE, siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kepercayaan, rasa hormat, pemahaman, dan penerimaan pengetahuan satu sama lain. Menurut Morato (2021), penting bagi individu dalam berbagai profesi petugas kesehatan untuk menumbuhkan citra diri yang baik dan mengakui rekan kerja mereka sebagai orang yang sederajat dan bukan bawahan, tanpa memandang warna kulit, agama, atau pekerjaan. Elemen-elemen ini bertujuan untuk mendidik dan membina siswa menjadi tenaga kesehatan yang dapat berkolaborasi secara efektif dengan menetapkan tujuan bersama dan memanfaatkan pengetahuan khusus dari setiap profesi untuk memberikan perawatan secara kolaboratif dan profesional. Tujuan utamanya adalah memastikan kesembuhan dan keselamatan pasien secara optimal (Nurhidayah, 2020).

Penerapan program IPE dapat menghasilkan keuntungan dan memfasilitasi peningkatan koordinasi melalui kolaborasi antarprofesional. Konsekuensinya, memasukkan IPE ke dalam pendidikan akademik akan meningkatkan kesiapan mahasiswa tenaga kesehatan untuk meningkatkan komunikasi, memperkuat tim kerja, memperjelas peran dan tanggung jawab profesional, dan memprioritaskan nilai-nilai pengambilan keputusan yang etis (Sundari, 2021). Penerapan Integrated Patient Education (IPE) tidak hanya memberikan manfaat bagi pasien namun juga memberikan kepuasan bagi tenaga kesehatan. Dengan memupuk kolaborasi, IPE meningkatkan dan mengoptimalkan proses pengambilan keputusan di antara profesi kesehatan, memastikan bahwa keputusan pengobatan dan perawatan bersifat komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pendekatan ini mengakui dan mempertimbangkan kontribusi masing-masing profesi kesehatan (Hanum, 2020).

Sejumlah penelitian telah menunjukkan efek menguntungkan yang terkait dengan penerapan Interprofessional Education dalam rangkaian layanan kesehatan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Morato (2021) menunjukkan bahwa layanan kesehatan dengan menggunakan pembelajaran IPE meningkatkan hasil kesehatan dan meningkatkan literasi kesehatan pasien dan keluarganya. Penelitian Damayanti (2020) memberikan bukti adanya variasi yang signifikan dalam proses kolaborasi antar profesi kesehatan, sehingga menyoroti perlunya kolaborasi yang efisien di antara profesi-profesi tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sundari (2021) menunjukkan bahwa kolaborasi antar tenaga kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan memberikan hasil yang baik dalam hal memberikan layanan berkualitas tinggi kepada pasien, menumbuhkan rasa penghargaan terhadap keberagaman antar profesi, dan secara efektif memanfaatkan keterampilan unik dari setiap bidang.

 

Kesimpulan

Berdasarkan berbagai tinjauan literatur, dapat disimpulkan bahwa Interprofessional Education (IPE) meningkatkan kemampuan dan kompetensi kolaborasi antar profesi kesehatan, sehingga menghasilkan pengembangan tenaga tenaga kesehatan yang terampil yang dapat berkolaborasi secara efektif dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Penerapan IPE berpotensi meningkatkan kapasitas siswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif, menumbuhkan pengembangan kualitas kepemimpinan, dan menumbuhkan rasa menghargai pengetahuan dan pengalaman satu sama lain. Peningkatan layanan kesehatan dan peningkatan keselamatan pasien dapat dicapai melalui pengembangan keterampilan komunikasi yang efisien, saling menghormati di antara para tenaga kesehatan, dan pengakuan atas peran berbeda yang dimainkan oleh tiap profesi.

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Creswell, J. W. (2021). A concise introduction to mixed methods research. SAGE publications.

Damayanti, R. A., & Bachtiar, A. (2020). Kesiapan Mahasiswa Kesehatan terhadap Penerapan Pendidikan Interprofesional di Indonesia. Interest: Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(1), 16–28.

Gaghauna, E. E. M. (2021). Narrative Review: Peran Fungsi Interprofesional Education (IPE) dan pelaksanaan Interprofesional Collaboration (IPC) Dalam Pendidikan Kesehatan melalui perspektif Keperawatan Kritis. Journal of Nursing Invention, 2(1), 21–28.

Hanum, C., & Findyartini, A. (2020). Interprofessional shared decision-making: a literature review. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 9(1), 81–94.

Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro. Wanita dan Perkembangan Reproduksinya: Ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologinya. Kencana.

Manuaba, I. B. A. P., & Yani, M. V. W. (2023). Evaluasi Kemampuan Komunikasi dan Kerjasama Tim dalam Pelaksanaan Interprofessional Education (IPE): Sebuah Tinjauan Literatur. Intisari Sains Medis, 14(1), 382–386.

Maryana, M. (2021). Buku Modul Pembelajaran Manajemen Bencana Berbasis IPE. Poltekkes Jogja Press.

Morato, A. G. D., Diarthini, N. L. P. E., & Utami, D. K. I. (2021a). Literature review: efektivitas interprofessional education (IPE) terhadap peningkatan kemampuan dan kompetensi antar profesi kesehatan. Jurnal Kesehatan, 12(2), 322–329.

Morato, A. G. D., Diarthini, N., & Utami, D. K. I. (2021b). Efektivitas Interprofessional Education (IPE) Terhadap Kompetensi Antar Profesi Kesehatan. Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 11(1), 1–9.

Nurhidayah, R. E., & Revi, H. (2020). Kecerdasan Emosional, Komunikasi Interpersonal, Kerja Tim dan Motivasi Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners dalam Implementasi Inter Professional Education Di Rumah Sakit USU. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 4(2), 798–805.

Prihanti, G. S., Soemantri, D., & Findyartini, A. (2022). Evaluasi Persepsi dan Kompetensi Pendidikan Interprofesional Mahasiswa di Rotasi Klinik. EJournal Kedokteran Indonesia, 4–12.

Rosyid, A. R. (2023). Efektivitas Interprofessional Education Dalam Skill Kolaborasi Antar Profesi. JMHSA: Journal of Midwifery and Health Science of Sultan Agung, 2(1), 1–7.

Sundari, S., & Rai, H. (2021). Interprofessional Education (Ipe) Improves Students’communication Skills: A Literature Review. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education, 10(2), 177–178.

Suswati, I., Setiawan, F. E. B., Prasetyo, Y. B., & Tilaqsa, A. (2018). Interprofessional Education (Ipe) Panduan Tutorial Dan Homevisit Kesehatan Keluarga (Vol. 1). Ummpress.

Zahirah, F. D. (2023). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Insentif Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Bina Marga Dki Jakarta. Universitas Nasional.

 

 

Copyright holder:

Wardini, Shulhana Mokhtar, Irmayanti Haidir Bima (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: