Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
6, Juni 2024
ANALISIS DIPLOMASI
PUBLIK MELALUI PERTUKARAN GURU : STUDI KASUS PROGRAM
SEA TEACHER ANTARA INDONESIA DAN FILIPINA
Eliza Utami Sunardi
LSPR, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana Program SEA Teacher
berkontribusi pada pencapaian tujuan diplomasi publik Indonesia dan Filipina
dalam meningkatkan generasi muda ASEAN untuk menghadapi globalisasi, pertukaran
pelajar antarnegara anggota ASEAN dan forum kepemudaan pada pekan budaya yang diselenggarakan tahunan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif dengan pendekatan
analisis tematik. Dengan menggunakan metode ini, diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang pengalaman para peserta serta pengalaman para mentor dan
koordinator SEA Teacher dari negara Indonesia dan
Filipina. Hasil
penelitian ini mengungkapkan bagaimana program SEA Teacher
berkontribusi dalam pelaksanaan diplomasi publik kedua negara Indonesia dan
Filipina memperkenalkan budaya dan bahasa dari masing-masing negara peserta SEA
Teacher dan pengembangan diri bagi peserta untuk
mengajar.
Kata kunci:
Pertukaran Pelajar, SEA Teacher, Diplomasi
Publik.
Abstarct
The aim of this study is
to investigate the ways in which
the SEA Teacher Program helps Indonesia and the Philippines accomplish their public diplomacy objectives of preparing
ASEAN youth for globalization, student exchanges among ASEAN member nations, and youth forums
during the annual cultural week.This study employed a qualitative methodology with a thematic analysis technique as its research methodology.
This approach was used in an
effort to gain an understanding of the experiences
of the participants,
SEA Teacher mentors, and coordinators from the Philippines
and Indonesia. The study's findings demonstrate how the SEA Teacher program helps Indonesia and the Philippines carry out their
public diplomacy by introducing participants to the languages and
cultures of each SEA Teacher participating nation and fostering their
own professional growth.
Keywords: public diplomacy, SEA teacher, student exchange.
Pendahuluan
ASEAN
(Association of Southeast Asian Nations ), atau
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, didirikan di
Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok-sering disebut
sebagai "Deklarasi ASEAN". Deklarasi ini ditandatangani oleh lima
negara yakni, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, untuk
membentuk organisasi regional (Syahmin,
1988). Pendirian ASEAN diikuti oleh keanggotaan enam negara
lain di Asia Tenggara, Brunei Darussalaam, Kamboja,
Laos, Vietnam, dan Myanmar. Pada perkembangnya ASEAN
berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang stabil dan damai bermartabat dan
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan demokrasi (Perwita
& Emile, 2023).
Saat
ini ASEAN juga memiliki visi yaitu terwujudnya kerjasama
dinamis di antara negara-negara Asia Tenggara secara damai, stabil, dan
sejahtera dalam ASEAN Community (Masyarakat ASEAN).
Terdapat Tiga pilar dalam terwujudnya Masyarakat ASEAN yaitu Masyarakat Politik
Keamanan ASEAN atau ASEAN Political Security Community (APSC) atau
ASEAN Security Community,
Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC), dan Masyarakat Sosio-Kultural ASEAN atau
ASEAN Socio-Cultural Community
(ASCC).
Masyarakat
Sosio-Kultural ASEAN adalah salah satu dari tiga pilar utama ASEAN yang
bertujuan memelihara sumber daya manusia, budaya dan sumber daya alam untuk
pembangunan berkelanjutan di ASEAN yang harmonis serta berorientasi pada
Masyarakat. bersama dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Masyarakat
Politik-Keamanan ASEAN (Harnandez,
2015). Masyarakat ASEAN ini dibentuk pada tahun 2003,
khusus untuk sosial-kultural ASEAN dimaksudkan untuk meningkatkan dan memajukan
aspek sosial, budaya, dan manusia dari kerjasama
ASEAN. Tujuan dari pilar ke tiga ini adalah mempromosikan kolaborasi di bidang
pengembangan sosial untuk meningkatkan standar hidup bagi kelompok-kelompok
yang kurang beruntung di masyarakat seluruh negara anggota ASEAN.
Indonesia
dan Filipina merupakan negara anggota ASEAN sejak tahun 8 Agustus 1967 (Sari,
2019). Pada tahun 1949, Indonesia dan Filipina menjalin
hubungan diplomatik formal. Pada awalnya, kedua negara ini merupakan mitra yang
erat, dan sejarah bersama mereka berubah menjadi salah satu periode paling
penting dalam sejarah Asia Tenggara. Dengan adanya kedutaan besar di
masing-masing ibu kota kedua negara. Kedutaan Besar Filipina di Jakarta, Kedutaan
Besar Indonesia di Manila, dan Konsulat Jenderal RI di Davao
City. Kedekatan hubungan bilateral Indonesia dan Filipina akhirnya terjalin.
Selain itu, terdapat sejarah migrasi orang Indonesia ke pesisir Filipina yang
sudah ada sejak abad ke-17, dan pada awal tahun 1900-an terjadi gelombang
diaspora pertama yang signifikan. Filipina dan Indonesia memiliki kesamaan
dalam sejarah, yaitu keduanya di jajah oleh bangsa Eropa. Filipina dengan
Spanyol, Indonesia dengan Belanda
Salah
satu program dari ASEAN yang sesuai dengan 3 (tiga) pilar adalah program dari
SEAMEO. SEAMEO adalah Southeast Asian Ministers of Education
Organization. Pemerintah negara-negara Asia Tenggara
membentuk SEAMEO pada tahun 1965 SEAMEO adalah sebuah organisasi
antarpemerintah regional untuk mempromosikan kerja sama di bidang penelitian,
pendidikan, dan budaya di seluruh wilayah. SEAMEO sendiri memiliki banyak
program seperti SEAMEO CARES, SEAMEO CPRN, SEA-PLM, SEA Teacher,
SEA Secretariat's Webinars,
Journal Publication,
dan masih banyak lagi.
Pada
bulan Oktober 2014 SEAMEO menguraikan tujuh bidang prioritas di mana SEAMEO
akan berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara.
Salah satu prioritas utama untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi
Revitalisasi Pendidikan Guru / pertukaran guru yang biasa disebut , ” SEA Teacher ”
Pertukaran
guru ini merupakan mahasiswa semester 3 – 4 yang berada di jurusan pendidikan
matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, PAUD, ekonomi, dan SD/SMP. Durasi selama
pertukaran guru ini dilakukan selama satu bulan. Bahasa Inggris merupakan
bahasa yang digunakan dalam program ini. Setiap universitas yang menerima
program pertukaran ini wajib menyiapkan mentor untuk memantau para guru selama
masa praktik.
Terdapat
enam tahap dalam seleksi pertukaran guru. Tahap pertama adalah Universitas yang
berpartisipasi menandatangani Surat Perjanjian di bawah koordinasi dan
fasilitasi SEAMEO Sekretariat SEAMEO untuk menyepakati mekanisme pembagian
biaya, pelaksanaan pelaksanaan serta proses evaluasi.
Kedua untuk menjadi anggota resmi dari proyek ini, universitas yang universitas
yang berpartisipasi harus mengikuti langkah- langkah menyetujui proses yang
pertama dan menandatangani perjanjian, melengkapi formulir aplikasi, yang
tersedia secara online, dan mengirimkan formulir
aplikasi yang telah diisi lengkap ke email: [email protected]. Ketiga
Universitas menunjukkan jumlah siswa guru yang ingin mereka yang ingin mereka
kirim dan terima.
Selanjutnya
Sekretariat SEAMEO berhak untuk menetapkan universitas untuk setiap siswa yang
berpartisipasi dan akan mengumumkan hasil pemetaan. Lalu untuk memilih
mahasiswa calon guru yang memenuhi syarat, universitas penerima diharuskan
untuk mengatur jadwal wawancara dan menentukan platform online
mana yang akan digunakan, dan terakhir Universitas pengirim wajib mempersiapkan
mahasiswa calon guru sebelum keberangkatan.
Universitas
yang berpartisipasi menandatangani Surat Perjanjian (LoA)
di bawah koordinasi dan fasilitasi SEAMEO untuk menyepakati mekanisme pembagian
biaya, pelaksanaan pelaksanaan serta proses evaluasi.
Universitas pengirim harus memberikan dukungan/bantuan dalam mengatur biaya
tiket pesawat, uang makan/uang saku, asuransi kesehatan, kecelakaan, dan
asuransi perjalanan mahasiswa yang berpartisipasi. Universitas penerima
bertanggung jawab atas akomodasi, transportasi lokal, menyediakan tempat
praktikum yang sesuai sekolah dan persiapan mentor dan teman bagi mahasiswa
yang berpartisipasi.
Universitas
menunjukkan jumlah siswa guru yang mereka yang ingin mereka kirim dan terima.
Namun, jumlah mahasiswa calon guru yang guru yang akan diterima dalam program
ini akan tergantung pada penawaran dan permintaan. Proses seleksi yang sangat
kompetitif dalam kegiatan ini dilakukan untuk memilih kandidat yang memenuhi syarat.
Preferensi akan diberikan kepada kandidat yang memiliki kualifikasi yang
relevan dan pengalaman mengajar yang dapat dibuktikan. Ketersediaan beasiswa
dan pendanaan lainnya juga dapat mempengaruhi jumlah mahasiswa calon guru yang
diterima.
Ada
empat fase utama dari program ini: pengajaran di kelas, asisten guru, kelas
orientasi dan observasi, serta refleksi dan pembelajaran. Kelas orientasi dan
observasi merupakan komponen utama dari fase awal program SEA Teacher. Para peserta akan diperkenalkan dengan budaya dan
sistem pendidikan negara tujuan. Mereka juga dapat berinteraksi dengan para
pendidik dan siswa setempat serta menyaksikan proses belajar mengajar di kelas.
Para peserta mengambil peran sebagai asisten pengajar pada tahap kedua dari
program ini. Pada tahap ini, mereka membantu para pendidik dalam membuat
rencana pembelajaran, melaksanakan strategi instruksional, dan mengevaluasi
tujuan pembelajaran para siswa. Mengajar di kelas merupakan langkah ketiga dari
program SEA Teacher. Peserta berkesempatan untuk
mengajar murid- murid di sekolah mitra dalam mata pelajaran yang berkaitan
dengan bidang keahlian mereka. Refleksi dan pembelajaran merupakan tahap akhir
dari program SEA Teacher. Pada tahap ini, para
peserta mengevaluasi pengalaman program mereka, menentukan pelajaran yang dapat
dipetik, dan membuat tujuan untuk menggunakan informasi dan kemampuan yang
telah mereka peroleh untuk memajukan karir mereka sebagai guru
Penelitian
ini menunjukkan bahwa program SEA Teacher ini juga
diikuti oleh mahasiswa Filipina yang mengajar di Indonesia memiliki berpontensi memiliki kontribusi terhadap peningkatan people to people
contact diantara masyarakat
yang berada di ASEAN. Secara umum program ini menjadi bagian dari diplomasi
publik yang memfasilitasi pertukaran diantara warga
negara ASEAN dan pada saat yang sama mendorong kerja sama di tingkat bilateral,
antara Indonesia dan Filipina. Hal ini
membuat mahasiswa Filipina mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan mengajar dan belajar tentang sistem pendidikan di negara
Indonesia. Mahasiswa Filipina juga dapat mempelajari budaya dan tradisi negara
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program SEA Teacher dapat menjadi model yang efektif untuk meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris siswa di negara- negara berkembang.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami makna dari sejumlah individu atau kelompok
orang terkait masalah sosial (Cresswell, 2017). Jenis penelitian ini bersifat subjektif dari sudut pandang partisipan
secara deskriptif, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan
secara luas. Penelitian ini melibatkan informan dari dua negara, yaitu Indonesia dan Filipina, yang merupakan
narasumber utama. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2024 melalui wawancara online dengan merekam data menggunakan HP recorder dan mencatat hasil dari informan. Data primer yang diperoleh dari informan utama dan pendukung digunakan sebagai sumber data utama dalam analisis.
Populasi
dalam penelitian ini adalah para partisipan SEA Teacher 2023, Koordinator
SEA Teacher dari Indonesia, dan
Mentor SEA Teacher 2023 dari Filipina. Sampel penelitian terdiri dari Koordinator
SEA Teacher di Indonesia, yaitu Hanifah
Al Shofianti, Partisipan
SEA Teacher dari Indonesia, yaitu
Yunita Herlina, Koordinator SEA Teacher di Filipina, yaitu
Driselle Pajuyo, dan Partisipan SEA Teacher dari Filipina, yaitu John Rico
Quinones Tapaoan. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari Januari hingga Maret 2024 di
Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi literatur untuk data sekunder. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, serta kesimpulan dan verifikasi data untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang program SEA Teacher dan
pengalaman hidup para partisipan
serta pemangku kepentingan lainnya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang pelaksanaan program SEA Teacher antara Indonesia dan
Filipina serta evaluasi terhadap program tersebut untuk meningkatkan kerja sama bilateral.
Hasil dan Pembahasan
Analisis Data
Analisis data pada
penelitian ini berdasarkan pada hasil wawancara dengan nara sumber atau informan
seperti yang disebutkan diatas yaitu:
1) Koordinator SEA Teacher di Indonesia: Hanifah Al Shofianti.
2) Partisipan SEA Teacher yang berasal
dari Indonesia: Yunita
Herlina.
3) Koordinator SEA Teacher di Filipina: Driselle Pajuyo.
4) Partisipan SEA Teacher dari Filipina: John Rico Quinones Tapaoan.
Nara sumber tersebut diatas sebagai
sumber data primer yang terlibat langsung dengan program SEA Teacher.
Analisis
Tematik
Penyusunan laporan penelitian berdasarkan tema
tentang program SEA Teacher dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan
informan berikut ini:
Tabel
1.
Pengalaman program SEA Teacher
No. |
Tema |
Sub tema |
1. |
Tantangan dan |
Mengidenfitikasi |
|
hambatan |
tantangan dan |
2. |
Manfaat dan dampak |
hambatan pelaksanaan |
positif |
program SEA Teacher |
|
3. |
Kesempatan untuk |
|
|
mengembangkan diri |
|
Hasil
wawancara dengan salah satu mahasiswa alumni program SEA Teacher, mbak Yunita Herlina
sebagai partisipan program SEA Teacher yang berasal dari Universitas Negeri
Surabaya sebagai salah satu peserta dari Indonesia yang mengikuti program SEA Teacher di negara Filipina yang mendapatkan praktik
mengajar di sekolah BED Far
Eastern Cavita, Manila Filipina Menggali pengalaman dari mbak Yunita,
dari proses seleksi
sampai melaksanakan tugas mengajar di sekolah tersebut diatas. Pengalaman mengajar disana
menjadi pengalaman yang amat terkesan dan sangat
membantu untuk mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan mengajar
di kelas yang seluruh siswanya adalah orang asing yang berbeda budaya, bahasa
dan bangsa tentu menjadi pengalaman yang sangat berarti bagi calon guru.
Selanjutnya hasil
wawancara dengan peserta
program SEA Teacher dari
negara Filipina, John Rico Quinones Tapaoan yang mengajar di sekolah SMKN 6 Jambi – Provinsis Jambi, Sumatera
Indonesia. Pengalaman mengajar selama di Indonesia sangat berkesan sekali. Ia banyak belajar
tentang budaya, bahasa dan sistem pendidikan Indonesia. Adaptasi dengan
lingkungan baru tidak mudah, perlu waktu untuk menyusaikan
diri dengan lingkungan baru.
Tabel 2. Persepsi terhadap
Program SEA Teacher
No. |
Tema |
Sub tema |
1. |
Diplomasi publik
dan |
Mahasiswa peserta |
|
hubungan bilateral |
program SEA Teacher |
2. |
Pemahaman budaya |
beradaptasi dengan |
|
dan bahasa |
budaya, bahasa
dan |
3. |
Meningkatkan citra |
system pendidikan |
bangsa |
negara tujuan |
Peserta
program SEA Teacher dari Filipina, John Rico Quinones Tapaoan menceritakan pengalamannya selama menjalankan program SEA Teacher di sekolah
Indonesia, terkait adaptasi
dengan budaya dan bahasa
yang menjadi pengalaman tersendiri bagi dirinya selama tinggal di Indonesia.
Terutama masalah makanan yang berbeda
cita rasa dengan negara asalnya. Masakan Filipina terkenal dengan rasa asam,
asin dan banyak memakai cuka berbeda dengan masakan Indonesia yang terkenal
pedas, gurih dan bersantan. Secara perlahan akhirnya ia menyukai masakan
Indonesia, terutama nasi goreng dan rendang.
Begitu juga dengan mbak Yunita
Herlina, peserta program SEA Teacher asal Indonesia, banyak menceritakan pengalamannya selama mengajar
di sekolah Filipina. Sama halnya dengan Rico Tapaoan
harus beradaptasi dengan lingkungan barunya selama
di Filipina. Dari budaya, bahasa, dan masakan cita rasa berbeda antara Indonesia dengan Filipina. Lambat laun
mbak Yunita mulai menikmati makanan khas Filipina yang asam, asin, banyak
memakai cuka dan bawang.
Pemahaman
budaya dan bahasa serta sistem
pendidikan dari masing-masing negara,
tentu akan menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peserta SEA Teacher dan
dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan baru yang didapat selama mengikuti
program SEA Teacher.
Program
SEA Teacher berperan sebagai diplomasi publik antar kedua negara Indonesia dan Filipina.
Peserta SEA Teacher banyak mendapatkan pengetahuan
budaya dan bahasa dari masing-masing negara,
melalaui kegiatan sharing antar mahasiswa peserta program SEA Teacher,
guru, dosen dan para siswa sekolah tempat mengajar.
Tabel 3. Dampak Program
SEA Teacher
No. |
Tema |
Sub tema |
1. |
Memperkenalkan budaya dan Bahasa serta pendidikan keluar negeri |
Bermanfaat
bagi mahasiswa peserta program SEA Teacher |
Berdasarkan
hasil wawancara dengan Driselle Pajuyo
sebagai Koordinator SEA Teacher di Filipina, menjawab
pertanyaan dari peneliti bagaimana dampak program SEA Teacher
untuk mahasiswa guru dari Filipina, ia menyatakan bahwa program SEA Teacher ini juga diikuti oleh mahasiswa Filipina yang
mengajar di Indonesia memiliki dampak positif. Mahasiswa Filipina mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan mengajar dan belajar tentang sistem
pendidikan di negara Indonesia. Mahasiswa Filipina juga dapat mempelajari
budaya dan tradisi negara Indonesia. Program
SEA Teacher dapat
menjadi model yang efektif untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris mahasiswa di negara- negara berkembang.
Sedangkan
pernyataan hasil wawancara dengan Koordinator SEA Teacher di Indonesia, Ibu Hanifah Al Shofianti, menyatakan bahwa program
SEA Teacher ini memberikan peluang bagi mahasiswa
Indonesia untuk memahami perbedaan budaya dan pendidikan di berbagai negara
khususnya di Asia Tenggara. Selain menjadi pengalaman yang membanggakan,
kesempatan ini juga menjadi kontribusi positif dalam mempererat hubungan
Indonesia dengan negara-negara di Asia Tenggara, dan khusunya
dengan negara Filipina. Tinggal di
negara dengan budaya berbeda akan melatih mahasiswa menjadi lebih adaptif dan
memiliki pandangan yang luas dalam menghadapi keberagaman. Dari perbedaan
tersebut diharapkan mahasiswa mampu menangkap peluang, misalnya peluang dalam kesempatan mengajar
di luar negeri.
Tabel 4. Harapan terhadap
Program SEA Teacher
No. |
Tema |
Sub tema |
1. |
Pengembangan diri untuk mengajar |
Meningkatkan wawasan regional dan global |
Hasil
wawancara peneliti dengan Ibu Hanifah Al Shofianti
selaku Koordinator SEA Teacher di Indonesia, ia membahas terkait target dalam suksesnya program ini, yakni pengembangan
kemampuan mengajar dan pedagogik, mendorong
mahasiswa untuk mempraktikkan kemampuan bahasa
inggris, memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk memandang dunia,
bersosialisasi dengan mahasiswa dari negara yang berbeda-beda, dan membuka
masa depan guru dalam situasi,
nilai, dan kesempatan yang berbeda. Ia
menambahkan program SEA Teacher dibawah naungan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). SEAMEO merupakan Organisasi Kementerian Pendidikan Se-Asia
Tenggara yang saat ini berfokus pada agenda pendidikan pada tujuh area guna
meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara. Maksud dari SEA- Teacher Project adalah menyediakan peluang bagi mahasiswa
pada jurusan pendidikan untuk memiliki pengalaman mengajar di sekolah- sekolah
pada kawasan Asia Tenggara. Program ini diselenggarakan dikawasan
Asia Tenggara, Jepang, Australia, dan lainnya.
Begitu
juga hasil wawancara dengan Mr. Driselle Pajuyo selaku
Koordinator SEA Teacher di Filipina, menambahkan
informasi terkait dengan program SEA Teacher yang merupakan program Kegiatan SEA Teacher Project
merupakan program pertukaran pelajar dibidang kependidikan yang dipelopori oleh Southeast
Asia Ministers of Education Organization (SEAMEO)
dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di kawasan ASEAN dalam bidang
pendidikan dan pengajaran. Sebagai salah satu program prioritas, program ini bertujuan untuk:
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal pengajaran dan pendidikan;
Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa; dan Meningkatkan wawasan
regional dan global bagi mahasiswa.
Rapat evaluasi merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh
SEAMEO dan partner universitas untuk membahas teknis pelaksanakan
dan kendala-kendala yang dihadapi pada saat implementasi kegiatan. Secara garis
besar, rapat evaluasi bertujuan untuk melihat common problems dan diskusi pemecahan masalah.
Tabel 5. Kontribusi Program
SEA Teacher terhadap
Diplomasi Publik
No. |
Tema |
Sub tema |
1. |
Memperkuat
hubungan bilateral dan kolaborasi internasional |
Mengidentifikasi kontribusi
program SEA Teacher terhadap
diplomasi public sebagai kebijakan negara |
Hasil wawancara dengan Ibu Hanifah Al Shofianti sebagai Koordinator SEA Teacher di Indonesia menjelaskan SEA Teacher berkontribusi pada diplomasi publik sebagai program pertukaran mahasiswa khususnya jurusan keguruan.
Pertukaran mahasiswa ini hanya
dalam lingkup Asia Tenggara. Jika lolos menjadi
kandidat SEA Teacher, maka akan mendapat
kesempatan mengajar di salah satu sekolah di negara-negara Asia Tenggara. Program
ini diselenggarakan oleh SEAMEO
yang
merupakan organisasi kepemerintahan negara-negara Asia Tenggara.
Kontribusi nyata SEA Teacher pada diplomasi publik,
seperti diketahui sifat dari diplomasi publik itu sendiri yaitu tidak rigid dan pelaksanaannya dapat menciptakan opini publik
yang baik. Lebih mudah dilaksanakan oleh masyarakat secara umum, tidak hanya
untuk orang- orang pemerintahan saja.
Melalui program SEA Teacher,
pelaksanaan diplomasi publik dapat dilakukan oleh mahasiswa, guru dan dosen
pembimbing serta para siswa sekolah yang terlibat dalam program tersebut.
Pendidikan tinggi sebagai pihak yang terlibat dalam program SEA Teacher, diupayakan dapat memobilisasi mahasiswa dan
berpotensi memberikan keuntungan dan menumbuhkan hubungan intelektual,
komersial, dan sosial yang dapat meningkatkan reputasi suatu negara dalam
meningkatkan kapasitasnya untuk berpartisipasi dan berdampak pada kerja sama
regional maupun global.
Pertukaran pelajar melalui program
SEA Teacher yang disponsori oleh negara Asia Tenggara, termasuk yang dilakukan di
perguruan tinggi, dianggap sebagai upaya hubungan kerja
sama yang dilakukan
oleh negara- negara yang
tergabung dalam organisasi SEAMEO. Motivasi bagi mahasiswa untuk mengikuti program SEA Teacher memiliki
tujuan seperti ingin meningkatkan skill mengajar,
memahami budaya, bahasa dan sistem pendidikan negara tujuan.
Hasil Analisis
Hasil analisis pada penelitian
ini berdasarkan dari analisis tematik
tersebut diatas sebagai berikut:
Berdasarkan
tabel 1 yaitu pengalaman mengikuti program SEA Teacher,
mahasiswa sebagai peserta program SEA Teacher baik
dari Indonesia maupun Filipina mengaku merasa senang dan bahagia karena dengan mengikuti program ini dapat
menambah ilmu pengetahuan sebagai guru di negara lain. Perbedaan bahasa, budaya dan sistem pendidikan pada
masing-masing negara anggota program SEA Teacher
menjadikan pengalaman pribadi bagi mahasiswa yang sangat berarti. Pengalaman mengajar bagi mahasiswa sangat membantu untuk mengembangkan
potensi diri untuk meningkatkan kemampuan mengajar di kelas yang seluruh
siswanya adalah orang asing yang berbeda budaya dan bahasa.
Hal ini sejalan dengan teori diplomasi
umum yang dikemukakan oleh d’Hooghe (2015),
berpendapat bahwa aktivitas-aktivitas diplomasi publik meliputi citizen diplomacy, diplomasi
budaya, komunikasi strategis. Salah satu aktivitas citizen diplomasi
adalah pemberian hibah akademis, program pertukaran pelajar, visitor programs, kegiatan kembar,
kegiatan bisnis untuk diplomasi publik, kegiatan olahraga
dan budaya. Sementara itu diplomasi budaya dapat berupa pertunjukan budaya,
pameran, festival budaya dan film, promosi bahasa, dan partisipasi dalam
Pameran Dunia.
Pada
tabel 2 yang membahas tema tentang
persepsi terhadap program SEA Teacher, berdasarkan
hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa memiliki pemahaman atau cara
pandang yang berbeda antar informan. Masing-masing memiliki persepsi atau cara memandang dari sisi budaya, bahasa dan sistem
pendidikan dari masing-masing negara tujuan.
Akan tetapi
pada dasarnya setiap
mahasiswa peserta program
SEA Teacher memaknai sama yaitu pemahaman
budaya dan bahasa serta sistem
pendidikan dari masing-masing negara,
tentu akan menambah pengetahuan dan pemahaman bagi peserta SEA Teacher dan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan baru
yang didapat selama mengikuti program SEA Teacher.
Ini
selaras dengan teori diplomasi umum
dari Nicholas (2012), berpendapat bahwa aktivitas
diplomasi publik meliputi aktivitas yang luas seperti
bidang pendidikan, budaya,
seni, komunikasi, penyiaran, olahraga dan beragam aktivitas
lain. Aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan dua arah, sehingga
tidak hanya mengutamakan kepentingan pelaksana, tetapi juga mempertimbangkan kepentingan
target.
Selanjutnya
pembahasan analisis pada tabel 3 dampak program SEA Teacher,
setelah dilakukan wawancara dengan koordinator dari Indoneia
dan mentor Filipina menyatakan berdampak
positif. Banyak manfaat dan kegunaannya melaksanakan program ini. Salah satunya
mempererat hubungan kerja sama negara-negara di kawasan Asia Tenggara
yang tergabung SEAMEO dalam meningkatkan kualitas mahasiswa calon guru dengan
adanya pertukaran pelajar guru dalam program SEA Teacher.
Bagi mahasiswa itu sendiri tentunya banyak manfaatnya, salah satunya mengenal budaya, bahasa dan sistem pendidikan saat melakukan kegiatan
belajar mengajar di negara asing. Hal ini sejalan dengan teori
diplomasi umum dari Nye (2004) Diplomasi publik adalah upaya untuk
membangun hubungan dengan publik asing untuk menciptakan dukungan bagi
kebijakan dan nilai-nilai suatu negara, selanjutnya pendapat dari
Nicholas (2012), diplomasi publik
adalah upaya untuk membangun hubungan dengan publik asing dan untuk
mempromosikan pemahaman dan dukungan untuk kebijakan dan nilai-nilai
suatu negara.
Pada
tabel 4 harapan terhadap program SEA Teacher, menurut
pendapat informan koordinator dan mentor dari kedua negara Indonesia dan Filipina
menyatakan bahwa pengembangan kemampuan mengajar dan pedagogik,
mendorong mahasiswa untuk mempraktikkan kemampuan bahasa, memberi kesempatan
bagi mahasiswa untuk memandang dunia, bersosialisasi dengan mahasiswa dari
negara yang berbeda-beda, dan membuka masa depan guru dalam situasi, nilai, dan kesempatan yang berbeda. Tentu
ini berdampak pada peningkatan kualitas
mahasiswa dalam mengajar di
kelas saat telah lulus kuliah. Sejalan dengan pendapat
dari d’Hooghe (2015) berpendapat
bahwa aktivitas-aktivitas
diplomasi publik meliputi citizen diplomacy,
diplomasi budaya, komunikasi strategis
dan Hayden (2017) berpendapat
bahwa aktivitas diplomasi publik dapat meliputi program pertukaran,
penyiaran internasional, diplomasi budaya dan messaging
campaigns.
Hasil
wawancara pada analisis tema tabel 5 kontribusi
program SEA Teacher
pada diplomasi publik berdasarkan hasil wawancara dengan koorditor SEA Teacher Indonesia dan mentor dari Filipina menyatakan bahwa melalui
program SEA Teacher, pelaksanaan diplomasi publik dapat dilakukan oleh perguruan
tinggi, dosen mahasiswa, dan guru pembimbing serta para siswa sekolah yang
terlibat dalam program tersebut. Hal ini selaras dengan teori diplomasi publik
yang diutarakan oleh Snow (2019) berpendapat bahwa
aktor diplomasi publik meliputi aktor diplomasi publik tradisional seperti
urusan publik dan petugas informasi publik pemerintah, lembaga penyiaran
pemerintah, dan mediator budaya seperti siswa pertukaran yang disponsori dan pekerja lapangan
ditambah aktor diplomasi publik baru yang mencakup siapa
saja yang menentang asumsi dominan dalam hubungan internasional dan kebijakan luar negeri negara
(Trisni
& Putri, 2023).
Berdasarkan hasil analisis wawancara
dengan informan selanjutnya dijelaskan bagaimana
pengalaman dari mahasiswa Indonesia dan Filipina selama mengikuti program SEA Teacher yang berkesan dan bermanfaat bagi mahasiswa
tersebut. Melalui program SEA Teacher, perguruan tinggi yang ada di Indonesia
dan Filipina masing-masing mengirimkan mahasiswa
ke negara tujuan baik Indonesia maupun Filipina. Tujuan dari pengiriman
mahasiswa tersebut adalah untuk memberikan eksposur internasional kepada
mahasiswa dan memberikan pengalaman mengajar tingkat internasional.
Mahasiswa yang mengikuti program
ini melewati beberapa
tahapan, mulai dari seleksi
berkas, wawancara, dan pembekalan micro-teaching. Tes kemampuan bahasa Inggris yang baik juga
menjadi syarat meskipun tidak perlu dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi bahasa
Inggris. Program Sea Teacher ini
diharapkan dapat menjadi peluang yang bermanfaat bagi mahasiswa dan perguruan
tinggi lainnya untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan internasional.
Universitas
Negeri Surabaya (UNESA) perguruan tinggi asal Yunita Herlina mahasiswa peserta
SEA Teacher bekerja
sama dengan dua perguruan tinggi di Filipina, yaitu Far Eastern University
(FEU) dan Adventist
University of Philippines. UNESA mengirim delapan mahasiswanya pada
kedua perguruan tinggi tersebut dan UNESA juga
menerima mahasiswa dari kedua perguruan tinggi (Percakapan pribadi, 2024 ).
Selama
di Filipina, Yunita mendapatkan pengalaman mempelajari bahasa dan budaya baru.
Dia menemukan bahwa budaya Filipina memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia,
tetapi juga memiliki keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah cara mereka
menyapa orang asing atau
menghormati seseorang dengan sebutan ‘Po’. Masyarakat Filipina amat ramah, sama
halnya seperti masyarakat Indonesia.
Tantangan
dan hambatan dalam melaksanakan program SEA Teacher
bagi mahasiswa adalah bahasa keseharian masyarakat Filipina menggunakan bahasa Tagalog dan bahasa Inggris dengan dialek yang berbeda. Makanan
halal sulit didapat
karena mayoritas agama
masyarakat Filipina
adalah Katolik. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang mengikuti
program SEA Teacher
selama berada di Filipina.
Bagi mahasiswa yang mengikuti program
SEA Teacher, saat masuk
kelas hendak mengajar akan menemukan hal yang lain, karena seluruh siswa
berbicara dengan bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan bahasa kedua
masyarakat Filipina, setelah bahasa Tagalog. Menurut
pengalaman Yunita, ia menuturkan, “ Senang sekali, pertama kali bisa merasakan
mengajar di luar negeri apalagi di negara yang belum pernah aku datangi.
Rasanya jantung berdebar begitu keras, tapi seru. Ada ketakutan tersendiri
seperti tidak paham apa yang mereka omongin ” (Percakapan Pribadi,
2024 ). Begitu ungkapan mbak Yunita selama
mengajar di sekolah Filipina.
Program
SEA Teacher merupakan program magang yang
ditangani oleh SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization).
Program ini menawarkan magang di luar negeri dengan tujuan di negara yang
menjadi anggota SEAMEO. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan mengajar, memotivasi mahasiswa calon guru dalam meningkatkan
keterampilan berbicara, yang terakhir adalah membantu memperoleh pengalaman
beragam tentang bagaimana situasi dan kondisi pengajaran di luar negeri.
Program SEA Teacher
merupakan salah satu program praktik mengajar bergengsi di luar negeri bagi
mahasiswa calon guru, dimana pesertanya adalah
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se Asia Tenggara
(ASEAN) yang tergabung dalam
SEAMEO. Banyak manfaat
yang didapatkan mahasiswa yang mengikuti program
SEA Teacher ini. Hasil dari wawancara dengan narasumber
(informan) yang sebagian besar merasa senang mengikuti program ini, seperti
yang dituturkan oleh Yunita, mahasiswa UNESA yang mengikuti program SEA Teacher berikut ini: “ Mengajar menjadi tantangan ketika guru berusaha
membangun situasi kelas dengan
menarik hingga membuat siswa merasa senang apalagi di tempatkan di negara yang
asing bagi aku ditambah lagi dengan sistem pendidikan yang cukup berbeda. Kalau
di Indonesia siswa yang berpacaran sesama jenis mungkin sudah di panggil orang
tuanya, berbeda dengan disini. Kalau di Filipina
diperbolehkan bahkan sampai berani berkontak fisik, itu yang membuat aku shock selama mengajar ” (Percakapan Pribadi,
2024).
Program SEA Teacher
menyediakan banyak kegiatan untuk mahasiswa calon guru. Mahasiswa calon guru
tidak hanya akan mengajar para siswa sebagai tujuan awal mengikuti proyek SEA Teacher, namun mahasiswa calon guru juga akan melakukan sharing budaya dengan para mahasiswa perguruan
tinggi tujuan di Filipina. Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini merasa senang
dapat mengikuti prorgam SEA Teacher, seperti
yang diungkapkan oleh mahasiswa peserta program SEA Teacher asal Filipina, John Rico Quinones Tapaoan mengungkapkan rasa kebahagiannya
dapat mengikuti program SEA Teacher di Indonesia, “Sangat senang dan saya sangat bersyukur mendapat
kesempatan ini. Saya memiliki
banyak pengalaman selama bertukar pelajar di Indonesia. Saya belajar banyak
mengenai negara Indonesia. Contohnya ialah mengenai agama dan bagaimana orang
Indonesia bisa bertahan hidup. Saya ingin melanjutkannya sehingga kerja sama
antara Indonesia dan Filipina semakin solid dan semakin kuat untuk
memaksimalkan semuanya,”. (Percakapan Pribadi, 2024)
Praktek mengajar di luar negeri dirasakan sebagai pengalaman luar biasa yang dirasakan oleh mahasiswa
calon guru. Mahasiswa calon guru mendapatkan pengalaman menyenangkan dan sangat
bermanfaat untuk masa depan. Hal ini
membuat mahasiswa calon guru peserta program SEA Teacher
akan terus mengasah dan meningkatkan kemampuan
bahasa, mengajar lebih baik untuk
pengembangan diri. Pengalaman mengajar merupakan awal bagi mahasiswa
calon guru untuk meningkatkan
keterampilan mengajar dan pengetahuan pedagogik.
Dalam program SEA Teacher,
mahasiswa calon guru akan merasakan pengalaman baru mengajar di luar negeri
dengan sistem pendidikan yang berbeda terutama dengan negara asalnya, terutama
dalam kebijakan sistem
pendidikan. Oleh karena
itu, mahasiswa calon guru
tidak hanya merasa bersemangat tetapi
juga grogi saat pertama
kali masuk kelas melaksanakan
praktik mengajar. Tentunya hal ini kesempatan bagi mahasiswa peserta program
SEA Teacher untuk mengembangkan dan meningkatkan
potensi dan kemampuan serta mengembangkan diri calon guru yang siap pakai.
Berikut penuturan dari Koordinator
SEA Teacher
di Indonesia ibu Hanifah Al Shofianti, “ Peran ASEAN memudahkan karena program SEA Teacher ini tidak perlu visa karena berada di dalam satu
naungan ASEAN. Jadi menurut kami ASEAN sangat mendukung program ini dengan cara
membuka wadah bagi setiap negara untuk bertukar satu sama lain melalui program
SEA Teacher, yang mana dari pertukaran itu lah terjadinya hubunga yang baik
untuk memudahkan dunia pendidikan di ASEAN,” ( Percakapan Pribadi, 2024 ).
Demikian juga yang diungkapkan oleh
Koordinator program SEA Teacher dari Filipina, Mr. Driselle Pajuyo mengungkapkan, “ Bagian
utama dari program SEA Teacher adalah diplomasi
publik, yang mempromosikan kerja sama dan kerjasama
antara lembaga-lembaga Filipina dan Indonesia.
Jumlah perguruan tinggi
Indonesia yang datang ke
Far Eastern University telah meningkat
secara pesat, kemungkinan besar
sebagai hasil dari reputasi
yang baik dari program ini. Hubungan yang terjalin jelas telah diperkuat
oleh program SEA Teacher. Sebuah fondasi untuk interaksi
dan kolaborasi organisasi
yang lebih dinamis diletakkan oleh pengalaman bersama. Salah satu mitra aktif yang patut dicatat adalah
Indonesia. Dalam
rangka menjalin kemitraan dan memberikan kuliah serta diskusi
terkait program SEA Teacher,
banyak universitas dari
Indonesia mengunjungi Far Eastern University. Selain itu, program ini juga telah memungkinkan kolaborasi formal dengan institusi akademis lainnya. Pencapaian program
SEA Teacher sering disebut-sebut oleh universitas yang ingin berkolaborasi dengan Far Eastern
University sebagai komponen
penting. Pada dasarnya, inisiatif ini menumbuhkan lingkungan diplomasi publik yang konstruktif,
meningkatkan kemudahan dan efektivitas kerja sama antara lembaga-lembaga
akademis Indonesia dan Filipina,” (Percakapan Pribadi, 2024).
Pembahasan
Program SEA Teacher merupakan program
magang yang ditangani oleh SEAMEO (Southeast Asian Ministers of
Education Organization).
Program ini menawarkan magang di luar negeri dengan tujuan di negara yang menjadi
anggota SEAMEO.Tujuan dari proyek ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan mengajar, memotivasi mahasiswa calon guru untuk
meningkatkan keterampilan berbicara mereka, yang terakhir adalah membantu siswa
guru memperoleh pengalaman beragam tentang bagaimana situasi dan kondisi
pengajaran.
Guru merupakan subjek yang dapat memberikan persepsi tentang
situasi kelas ketika mereka mengajar di kelas berdasarkan pengalaman. Dalam
memperoleh perspektif pengalaman. Hasil penelitian menyajikan data berdasarkan
wawancara kepada mahasiswa program SEA Teacher selama
mengajar di luar negeri.
Progam SEA Teacher menyediakan banyak kegiatan untuk calon guru. Para calon guru tidak hanya mengajar para siswa sebagai
tujuan awal mereka mengikuti
proyek SEA Teacher, namun mahasiswa calon guru
melakukan sharing budaya
dengan para mahasiswa di negara tujuan.
Narasumber yang diwawancarai merasa senang bisa mengikuti proyek
SEA Teacher. Kebahagiaan tersebut dibuktikan dengan
berbagai kegiatan seperti culture sharing, hari pendidikan nasional di Filipina.
Sesuai dengan hasil penelitian dari Hendra et al. (2019), Hasil dari penelitian ini adalah temuannya menunjukkan ada empat aspek yang
muncul antara lain persoalan kepekaan agama, pembedaan materi pelajaran, kendala
bahasa, dan iklim sekolah. Karena adanya sosialisasi terlebih dahulu sebelum
berangkat ke negara tujuan program SEA Teacher,
kendala-kendala tersebut diatas dapat ditangani
dengan baik. Sehingga kegiatan program SEA Teacher
dapat telaksana tanpa kendala yang berarti.
Mahasiswa mendapatkan pengetahuan budaya baru, pembelajaran
bahasa, pengetahuan pendidikan, dan lain sebagaianya
selama mengikuti program SEA Teacher. Mengajar di luar negeri merupakan suatu kegiatan
yang menarik untuk dilakukan. Disebutkan
bahwa para calon guru merasa senang dan bersyukur mendapat kesempatan mengajar
di luar negeri melalui program SEA Teacher. Mahasiswa peserta program SEA Teacher merasa
bahwa praktik mengajar di luar negeri dapat meningkatkan keterampilan berbicara
karena harus berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Inggris atau
bahasa nasional negara tujuan setiap
harinya. Praktek mengajar di luar negeri tidak hanya
sekedar mengajar tetapi juga mempelajari ilmu baru dengan
bertemu dengan berbagai
macam orang berbeda suku bangsa dan budaya serta bahasanya.
Hasil temuan menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru merasakan
pengalaman baru yang menyenangkan dalam program SEA Teacher.
Berdasarkan data, para calon guru mendapatkan pengalaman baru yang menyenangkan
dari program SEA Teacher. Mereka mendapat pengalaman
baru tidak hanya dalam praktik mengajar tetapi juga berbagi budaya, bahasa baru
dan membantu mereka meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris maupun
bahasa nasional negara tujuan program SEA Teacher. Seperti
halnya yang diungkapkan hasil penelitian
dari Widyastuti dan Kumyai (2019)dengan judul penelitian “A Reflective Study on SEA Teacher Practice:from Thailand to Indonesia ". Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa praktik mengajar para peserta mendapatkan dampak yang
signifikan dari program SEA Teacher.
Pentingnya
komunikasi yang baik, penyesuaian budaya, dan juga kesiapan
yang memadai untuk pendekatan pembelajaran yang manjur dalam lingkungan multikultural. Pentingnya komunikasi yang baik, penyesuaian budaya,
dan juga kesiapan yang memadai untuk pendekatan
pembelajaran yang manjur dalam lingkungan multikultural.
Sesuai
dengan penelitian dari Musa dan Ariyanti
(2020), dengan judul jurnal, “ SEA-Teacher Students 'Perspective : Challenges Teaching English Overseas in the Philippines, “Metodologi
jurnal ini adalah studi kualitatif yang menggunakan alur analisis kualitatif
Miles, Huberman, dan Saldana (2013) serta strategi analisis data
kualitatif. Hasil dari jurnal penelitian tersebut adalah ketika mereka mengajar
bahasa Inggris di Filipina, para mahasiswa SEA Teacher
yang berasal dengan latar belakang pendidikan Asia Tenggara menghadapi beberapa
tantangan besar. Tantangan tersebut antara lain bagaimana mengelola kelas
karena siswa yang kurang perhatian dan berisik, merancang pelajaran karena
perbedaan kurikulum, dan menghadapi sikap dan partisipasi aktif siswa di kelas.
Penelitian
tersebut juga menjelaskan bahwa Selain itu, kesulitan khusus dalam konteks
pengajaran bahasa Inggris di Filipina adalah siswa pengajar untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan mereka dalam mengawasi kelas yang besar dengan jumlah
siswa yang cukup banyak. Kesulitan ini dapat disebabkan oleh perilaku siswa di
kelas yang berbeda dengan perilaku siswa di negara asalnya. Hal ini berarti
bahwa mengajar bahasa Inggris dengan status sebagai partisipan dari SEA Teacher di Filipina memiliki kesulitan tersendiri yang
membutuhkan metode dan kemampuan khusus untuk mengatasinya.
Mahasiswa peserta program SEA Teacher
bersemangat untuk mengajar di sekolah negara tujuan melalui program SEA Teacher
karena bisa mendapatkan banyak pengalaman bahasa, budaya dan sistem pendidikan
baru selama mengajar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa praktik
mengajar di luar negeri khususnya
dalam mengikuti program SEA Teacher sangat menyenangkan. Kendala yang dialami oleh mahasiswa peserta program SEA Teacher tidak menjadi hambatan
untuk mengembangkan potensi diri dalam melakukan pembelajaran di kelas.
Didukung pula hasil penelitian dari Wijayanti et al. (2020), dengan judul penelitian “Supervisory Pattern of Microteaching for SEA TEACHER Program: Student Perception“, dan
hasil penelitian ini menyatakan bahwa program SEA Teacher
dianggap menyeluruh dan terstruktur dengan baik. Penelitian ini menemukan bahwa
persepsi mahasiswa terhadap pola supervisi pengajaran mikro di program SEA Teacher secara umum positif. Salah satu contoh penggunaan alat
pertukaran dalam diplomasi publik adalah inisiatif SEA Teacher. Mahasiswa
calon guru dari negara-negara Asia Tenggara dapat mengajar di luar negeri melalui program ini. Program ini memiliki banyak manfaat, diantara:
a) Meningkatkan
reputasi negara: Program ini memiliki potensi untuk mengembangkan reputasi
negara-negara Asia Tenggara di dunia internasional.
b) Meningkatkan
pemahaman antara guru dan siswa: Program ini memberikan dukungan dalam
peningkatan pemahaman tentang beragam budaya dan perspektif.
c) Mengembangkan hubungan
interpersonal: Program ini memfasilitasi terjadinya pertemuan dan
pengembangan hubungan personal antara guru dan siswa dari negara lain.
d) Meningkatkan
pendidikan: Pertukaran guru memiliki peluang untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di negara-negara Asia Tenggara.
e) Kerja sama:
Program ini dapat menciptakan kesempatan untuk berkolaborasi di dalam kelas.
f) Membangun
kepercayaan: Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling hormat dan pengertian di antara berbagai negara.
Adaptasi budaya, bahasa dan minimnya dukungan media pengajaran
khususnya media IT di kelas menjadi cambuk untuk dapat berkreasi menciptakan
media pembelajaran yang dapat diterima dan disenangi oleh siswa. Selaras dengan
hasil penelitian dari Wijayanti
dan Syahruzah (2021) dengan judul "Achievement of Pre-Service
Teacher's Competency in Educational Technology during SEA-Teacher Project: Student's Perception in Online System", Dimana hasil penelitian ini menyatakan bahwa program SEA
Teacher
memiliki efek positif pada persepsi mahasiswa.
Mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menyediakan waktu untuk dirinya
sendiri, yang menandakan bahwa mereka mampu mengatur waktu dengan baik selama
mengikuti program. Pengoptimalan performa program dianggap sudah ideal, yang
menunjukkan bahwa program
ini secara efektif
meningkatkan keahlian para mahasiswa dalam kegiatan pengajaran
di kelas.
Penelitian
ini menyimpulkan bahwa, secara keseluruhan, dengan memenuhi kebutuhan akan pentingnya penguasaan bahasa, mengoptimalkan
performa program, dan menggabungkan praktik-praktik pengajaran yang efektif, program
SEA Teacher dan berhasil meningkatkan kompetensi mahasiswa yang
mengikuti program ini.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis
hasil penelitian dan pembahasan di bab IV tersebut diatas
maka dapat disimpulkan penelitian ini adalah
Studi ini meneliti Program Guru SEA Teacher
yang dibuat oleh SEAMEO adalah sebuah program pertukaran guru yang memberikan
kesempatan kepada para peserta dari negara-negara ASEAN untuk mengajar di luar
negeri khususnya di negara ASEAN. Tujuan dari program ini adalah untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam berbahasa Inggris, mengembangkan kemampuan
mengajar, dan mengekspos para siswa guru pada berbagai macam situasi pengajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% dari peserta dan staf merasa sangat puas
karena telah menjadi bagian dari program ini. Ditemukan bahwa praktik mengajar
merupakan pengalaman yang bermanfaat yang membantu mengembangkan kemampuan
beradaptasi dan kompetensi untuk mengajar siswa dari berbagai latar belakang.
Dengan membiarkan para peserta dari program SEA Teacher
merasakan budaya, bahasa, dan sistem pendidikan mereka sendiri dengan para
siswa di negara tuan rumah, program ini mendorong pertukaran budaya di tambah
dengan tanggung jawab mengajar yang sangat penting. Terakhir, kesulitan yang
dialami peserta digunakan sebagai inspirasi untuk mengembangkan referensi
pengajaran yang menarik bagi para siswa.
Cresswell, J. W. (2017). Research
Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Ketiga).
Pustaka Belajar.
d’Hooghe, I. (2015). China’s public diplomacy. In China’s Public
Diplomacy. Brill Nijhoff.
Harnandez, P. E. D. C. G. (2015). The ASEAN Community Beyond 2015. Presentation
Made at The, 29.
Hayden, C. (2017). Scope, mechanism, and outcome: arguing soft power in
the context of public diplomacy. Journal of International Relations and
Development, 20, 331–357.
Hendra, R., Mukmimin, A., Tersta, F. W., & Priyanto, N. (2019). An
international teaching practicum: Pre-service teacher exchange in Southeast
Asia (SEA Teacher)’s cultural and teaching experiences. International
Journal of Scientific and Technology Research, 8(10), 190–196.
Miles, M. B., Huberman, M. A., & Saldana, J. (2013). Qualitative Data
Analysis: A Methods Sourcebook. In SAGE Publication (3rd Ed). SAGE
Publications.
Musa, C. U., & Ariyanti, A. (2020). SEA-teacher students’ perspective:
Challenges teaching English overseas in the Philippines. Borneo Educational
Journal (Borju), 2(1), 14–19.
Nicholas, J. C. (2012). Diplomacy in the Age of Publics.
Nye, J. S. (2004). Soft power: The means to success in world politics.
Public affairs.
Perwita, A. A. B., & Emile, A. (2023). Demokratisasi dan Refleksi
Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Era Reformasi. 25 TAHUN DEMOKRASI,
33.
Sari, S. (2019). Peran Indonesia dalam Implementasi ASEAN Political
Security Community. Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional,
4(01), 24–65.
Syahmin, A. K. (1988). Masalah-masalah Aktual Hukum Organisasi
Internasional. Bandung: Armico.
Trisni, S., & Putri, A. (2023). Diplomasi Publik dan Soft Power: Sama
atau Berbeda? Andalas Journal of International Studies (AJIS), 12(1),
1–12.
Widyastuti, I., & Kumyai, K. (2019). A Reflective Study on SEA Teacher
Practice: from Thailand to Indonesia. Tamansiswa International Journal in
Education and Science (TIJES), 1(1).
Wijayanti, P. S., & Syahruzah, J. K. (2021). Achievement of
Pre-Service Teacher’s Competency in Educational Technology during SEA-Teacher
project: Student’s Perception in Online system. Journal of Physics:
Conference Series, 1823(1), 12016.
Wijayanti, P. S., Syahruzah, J. K., Permana, S. A., Hartanto, S., &
Setiawati, E. (2020). Supervisory pattern of microteaching for SEA TEACHER
program: Student perception. Universal Journal of Educational Research, 8(11B),
5824–5832.
Copyright holder: Eliza Utami Sunardi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This article is licensed under: |