Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 7, Juli 2024
PENGARUH KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN KEPUASAN KERJA YANG DIMEDIASI OLEH MOTIVASI KERJA TERHADAP
KINERJA PEJABAT FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAPPI
Geradus Wen1, Arius Andreas Kambu2, Ikhwan,
H.S.3
Universitas Terbuka UPBJJ, Jayapura, Indonesia1
Universitas Cendrawasih, Jayapura, Indonesia2
Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia3
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Masalah
utama penelitian ini adalah kinerja pejabat fungsional dan struktural dinas pendidikan
belum mencapai target yang diharapkan sehingga tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja
dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100
responden. Adapun pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan parameter
skala likert. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan
SEM- PLS untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan kepemimpinan
transformasi dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui
motivasi kerja, sedangkan hasil pengujian secara langsung menunjukan
kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja.
Hasil pengujian ini juga mengkonfirmasi bahwa kepemimpinan transformasi dan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja dan motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja.
Kata Kunci: Transformasi kepemimpinan, Kepuasan
kerja, Motivasi kerja, Kinerja, Fungsional, Struktural
Abstract
The main problem of this study is that the performance of
functional and structural staff of the education office has not reached the
expected target so that the purpose of this study is to analyze the effect of transformational
leadership and job satisfaction with work motivation as a mediating variable.
The sampling technique used accidental sampling technique with a sample size of
100 respondents. The variable measurement was carried out using Likert scale
parameters. Data analysis using descriptive statistics using SEM- PLS to test
the hypothesis. The results showed that leadership transformation and job
satisfaction had a significant effect on performance through work motivation,
while the direct test results showed that transformational leadership and job
satisfaction had no effect on performance. The results of this test also
confirm that transformation leadership and job satisfaction affect work
motivation and work motivation affects performance.
Keywords:
Leadership
transformation, Job satisfaction, Work motivation, Performance, Functional, Structural
Pendahuluan
Dengan keadaan manajemen pemerintahan dinas pendidikan Kabupaten Mappi
saat ini banyak pegawai merasa tidak puas baik pada pejabat fungsional dan
struktural karena tidak ditempatkan sesuai dengan kompetensinya, kurangnya
transparansi dalam promosi jabatan dan pengelolaan keuangan kantor dan sekolah.
Sedangkan kepuasan kerja
merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja pegawai. Menurut (Mangkunegara,
2013) bahwa faktor penentu
kepuasan kerja antara lain kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, sejauh mana
pekerja memberikan kesempatan, belajar dan kesempatan menerima tanggung jawab.
Pada aspek motivasi
kerja pejabat dinas pendidikan menunjukan dalam banyak pekerjaan tidak mampu
merealisasikan program sesuai dengan ketersediaan anggaran belanja dalam APBD
daerah sesuai target. Demikian juga penilaian kehadiran menunjukan motivasi
disiplin kerjanya masih rendah yaitu sebanyak 40% pejabat fungsional untuk
wilayah pedalaman dan sebanyak 80% pada wilayah perkotaan (Data Bidang Sekolah
Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Mappi (2022) (Fitriani &
Arsyad, 2021).
Pendekatan kepemimpinan
transformasional dalam suatu organisasi merupakan salah faktor yang menentukan
berhasilnya suatu organisasi, karena kesuksesan kepemimpinan menunjukkan
pengelolaan suatu organisasi berhasil dilaksanakan dengan sukses. Dinas
Pendidikan Kabupaten Mappi memerlukan pendekatan kepemimpinan transformasional untuk
memotivasi pegawai dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehingga meningkatkan
kinerja.
Untuk mencapai kinerja yang maksimal maka
diperlukan pengaruh dari beberapa factor diantaranya kepemimpinan
transformasional, kepuasan kerja dan motivasi. Dalam beberapa kajian penelitian
terdahulu ditemukan adanya perbedaan hasil penelitian tentang kepemimpinan
transformasi terhadap kinerja pegawai. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Jones, 2010) kepemimpinan yang memiliki power berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dengan motivasi kerja sebagai variable mediasi. tidak menemukan adanya
pengaruh yang signifikan kepemimpinan transformasi terhadap kinerja Aparatus
Sipil, sedangkan kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja. (Tucunan et al.,
2014) menghasilkan beberapa
kesimpulan penelitian bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara
kepemimpinan transformasional dengan kinerja karyawan, ada pengaruh positif dan
signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan motivasi karyawan, ada
pengaruh positif signifikan antara motivasi karyawan dengan kinerja karyawan.
Sedangkan Kepemimpinan transformasional dengan kinerja karyawan melalui
motivasi kerja tidak memiliki pengaruh secara langsung. Penelitian (Sugiyarti, 2016) menemukan berdasarkan uji regresi linear berganda bahwa gaya
kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan sedangkan motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian diatas berbeda dengan
penelitian lain seperti (Armansyah, 2020) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan
transformasi, motivasi kerja terhadap kinerja baik secara parsial maupun
simultan. (Putra, 2020) menemukan bahwa kepemimpinan transformasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dan kepuasan kerja berpengaruh posistif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja secara positif dan signifikan
memediasi kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan. (Hidayat et al.,
2018) menemukan motivasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan kepemimpinan transformasi
berpengaruh poistif dan signifikan terhadap kinerja dan Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. (Sudiardhita et
al., 2019) hasil penelitian menunjukan
bahwa kepemimpinan transformasi mempengaruhi kinerja karyawan dan kepuasan
kerja berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitian Ardiaz, (2017) menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh tidak langsung
terhadap kinerja sedangkan kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian diatas masih
terdapat perbedaan hasil temuan penelitian, dimana tidak semua penelitian
memasukan variabel motivasi sebagai variabel yang memediasi pengaruh
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja, dan kepuasan kerja, sehingga
posisi penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut tentang kinerja dipengaruhi
oleh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja yang dimediasi oleh
motivasi kerja. Selain itu pada penelitian sebelumnya menunjukan motivasi tidak
selamanya mempengaruhi kinerja secara langsung, demikian juga kepemimpinan
transformasi tidak selamanya berpengaruh terhadap kinerja sehingga bertentangan
dengan beberapa penelitian lain dan teori -teori yang mendukung.
Teori-teori yang digunakan sebagai dasar
analisis pada penelitian ini adalah teori kepemimpinan transformasional dikemukakan James Mcgregor
Burns, (1978) yang dipertegas oleh Bernard Bass dalam Shalahuddin, (2015) menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mengubah
(transform) nilai anggota secara personal sehingga dapat digunakan sebagai
pendukung atau suport dari visi dan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
Kemudian teori goal setting theory of motivation yang
dikembangkan oleh Locke dan latham (1990) yang menyatakan bahwa penetapan
tujuan dan motivasi menentukan kinerja organisasi dan teori ini menekankan
pentingnya hubungan antara motivasi, penetapan tujuan dengan kinerja (Lunenburg
C.F, 2011).
Menurut (Zin et al.,
2023) pemimpin
transformasional mencurahkan perhatian pada keprihatinan dan kebutuhan
pengembangan dari pengikut individual; mereka mengubah kesadaran para pengikut
akan persoalan- persoalan dengan membantu mereka memandang masalah dengan
cara-cara baru dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami
para pengikut untuk mencapai tujuan kelompok. Bernard Bass (Gill et al, 2010)
memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “Leadership and
performance beyond expectations”. Sedangkan Tracyand Hinkin (dalam Gill dkk, 2010)
memaknai kepemimpinan transformasional sebagai berikut: “The process of nfluencing major changes n the attitudes and
assumptions of organization members and building commitment for the
organization’s mission or objectives”.
Secara teoristis pengertian kepuasan kerja telah
dikemukakan oleh beberapa ahli. Salah satunya (Sudaryo et al.,
2018) kepuasan kerja adalah
perasaan tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai pekerjaan
berdasarkan atas harapan dengan mbalan yang diberikan oleh instansi. Organisasi dan Motivasi
Dasar Peningkatan Produktivitas (Hasibuan, 2008) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ni dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan,
dan prestasi kerja.
Motivasi adalah perasaan atau perilaku seseorang
melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, terutama dalam berprilaku (Nursalam, 2013). Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang mempengaruhi untuk
mebangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
hubungan kerja.
Berdasarkan pendapat
motivasi adalah proses intensitas arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu
tujuan. Intensitas berkaitan dengan seberapa giat seseorang berusaha karena
dengan intensitas tinggi akan menghasilkan kinerja atau prestasi kerja yang
tinggi dan ketekunan merupakan ukuran mengenai berapa lama orang dapat
mempertahankan usahanya.Robbert Heller dalam Rizky, (2022) motivasi kerja adalah hasil dari kumpulan
kekuatan nternal dan eksternal yang menyebabkan pekerjaan memilih jalan
bertindak yang sesuai dan menggunakan prilakum tertentu. Motivasi Kerja pada
umumnya berkaitan dengan setiap tujuan, sedangkan tujuan organisasional
memfokus pada prilaku yang berkaitan dengan pekerjaan (Robbins dan Judge dalam (Wibowo, 2012)
Kinerja
pegawai
merupakan
prestasi
kerja,
yakni
perbandingan
antara
hasil
kerja
yang
dapat
dilihat
secara
nyata
dengan
standar
kerja
yang
telah
ditetapkan
organisasi.
Kemudian
Robbins
(2008)
mendefinisikan
kinerja
yaitu
suatu
hasil
yang
dicapai
oleh
pegawai
dalam
pekerjaanya
menurut
kriteria
tertentu
yang
berlaku
untukisuatu
pekerjaan.
Sutrisno
(2016:172)
“Kinerja
adalah
hasil
kerja
karyawan
dilihat
dari
aspek
kualitas,
kuantitas,
waktu
kerja,
dan
kerja
sama
untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan
oleh
organisasi.”. (Mangkunegara,
2013) “Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Lubis et al., 2017) “Kinerja adalah
hasil
dari
suatu
proses
yang
mengacu
dan
diukur
selama
periode
waktu
tertentu
berdasarkan
ketentuan
atau
kesepakatan
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.”
Secara teoritis model
penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut;
Gambar 1. Konstruksi Model Penelitian
Berdasarkan
konstruksi model diatas maka di kembangkan hipotesis sebagai berikut
Hubungan kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja pegawai.
Hasil penelitian Prahesti, Dewi, Dkk (2017) dijelaskan bahwa
Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahrir Natsir, (2000)
yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap
kinerja karyawan, terdapat pengaruh langsung dari perilaku kerja terdapat
kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Slahanti & Setyowati, 2022), kepemimpinan transformasional berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan melalui peningkatan motivasi kerja dan kemampuan
adaptasi. Begitu
pula, menurut Wei et al. (2020), kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan melalui peningkatan inovasi, komunikasi, dan
kepercayaan diri karyawan.
H1:
Terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai.
Hubungan
kepuasan kerja terhadap kinerja
Hasil penelitian (Ediyanto, 2022) menemukan
bahwa Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Demikian halnya dengan Syauta, Eka, Margono, Solimun.
(2012) yang membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
H2: Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja.
Hubungan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Menurut penelitian (Nurhadian, 2017) motivasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara
simultan. Hal ini didukung oleh Hakim (2006) yang menyebutkan salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu faktor motivasi, dimana motivasi
merupakan kondisi yang menggerakan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan
atau mencapai hasil yang diinginkan. Terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan
dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari
pekerjaan yang dilaksanakannya. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan
motivasi yang dimiliki oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya akan
memberikan peningkatan terhadap kinerjanya. Penelitian yang dilakukan oleh Tati
Hartati (2020) Work Motivation as measured by employee performance has a
positive and significant contribution to the level of employee performance.
H3: Terdapat pengaruh Motivasi Kerja terhadap kinerja
Hubungan antara kepemimpinan transformasi terhadap
motivasi kerja
Menurut penelitian (Kartawidjaja, 2020) menunjukan bahwas kepemimpinan transformasional
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Komang. A.P.M Putra dan I Gede A. Sudibya
menunjukan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Peran pimpinan dalam meningkatkan
kinerja pegawai adalah sebagai motivator dan pengawas dalam setiap pelaksanaan
kegiatan atau pekerjaan. Sebagai motivator yang bertugas memberikan dan menjaga
semangat kerja pegawai agar selalu termotivasi untuk menunjukkan kinerja
terbaik.
H4:
Terdapat pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi kerja.
Hubungan
antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Afifah et al., 2017) mengemukakan
bahwa Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tjiong Fei Lie dan (Siagian, 2016) bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan searah
dengan movasi kerja, dimana semakin tinggi kepuasan, maka motivasi kerja dari
karyawan akan mengalami peningkatan.
H5: Terdapat pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi
Kerja.
Pengaruh kepemimpinan transformasi terhadap kinerja
dengan motivasi kerja sebagai mediasi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Afifah et al., 2017) mengemukakan bahwa Kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja. Sependapat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tjiong Fei Lie dan Siagian, H
(2018) bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan searah dengan movasi kerja,
dimana semakin tinggi kepuasan, maka motivasi kerja dari karyawan akan
mengalami peningkatan.
H6:
Terdapat pengaruh Kepemimipinan transformasi terhadap kinerja dengan Motivasi
Kerja sebagai mediasi
Pengaruh Kepusan kerja terhadap kinerja dengan
motivasi kerja sebagai mediasi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Afifah dan Mosadieq (2017),
mengemukakan bahwa Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi
kerja. Sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjiong Fei Lie dan Siagian, H (2018) bahwa kepuasan kerja
memiliki hubungan searah dengan movasi kerja, dimana semakin tinggi kepuasan,
maka motivasi kerja dari karyawan akan mengalami peningkatan.
H7:
Terdapat pengaruh Kepuasan Kerja terhadap kinerja dengan motivasi kerja sebagai
mediasi
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
di Kantor Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten
Mappi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat fungsional dan struktural
Dinas Pendidikan Kabupaten Mappi sebanyak 350 Orang.teknik pengambilan sampel
menggunakan cara accidental Sampling.
Insrumen penelitian menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada responden yang dipih sebagai sampel. Untuk
memperoleh data penelitian penulis menyebarkan kuesioner melalui google form
yang diisi oleh responden yang merupakan pejabat struktural dan fungsional
dinas pendidikan dan responden diminta untuk menjawab salah satu alternatif
jawaban yang disediakan dari lima pilihan jawaban untuk masing-masing
pernyataan yang tercantum dalam kuesioner. Penilaian jawaban dengan menggunakan skala likert dengan ketentuan
skor penilaian 1 sampai 5 untuk setiap jawaban. Data mentah diolah dengan
menggunakan SEM-PLS.
Adapun
indikator variabel kepemimpinan transformasional yang digunakan dalam
penelitian ini diadaptasi dari terdiri dari 8 butir
pernyataan . Sedangkan indikator variabel (Widyatmika & Riana,
2020)kepuasan
kerja terdiri dari 9 butir pernyataan yang diadaptasi dari (Wen et al., 2024).
Untuk menguji validitas
dan realibilitas instrumen menggunakan analisis outer model sedangkan Uji reliabilitas
diperkuat dengan Cronbach Alpha yang nilainya diharapkan > 0,7 untuk semua
konstruk. Untuk memprediksi hubungan kausal antar model menggunakan analisa inner
model. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan alpha 5% nilai
t-statistik yang digunakan adalah 1,96 (Muniarti et al., 2013). Additionally, the relationship model, which
included both direct and mediation models, underwent testing using Structural
Equation Modeling (SEM) with the Smart PLS 3.0 program.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi data responden
Karakteristik demografi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
gender, usia, jenjang pendidikan dan masa kerja yang disajikan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Deskripsi data
Responden
No |
Karakteristik |
Klasifikasi |
Jumlah |
Porsentase % |
1 |
Gender |
Laki-Laki |
63 |
63% |
|
|
Prempuan |
37 |
37% |
Jumlah |
100 |
100% |
||
2 |
Usia |
20-30 |
17 |
17% |
|
|
31-40 |
35 |
35% |
|
|
41-50 |
28 |
28% |
|
|
>50 |
20 |
20% |
Jumlah |
100 |
100% |
||
3 |
Pendidikan |
SMA/SMK |
13 |
13% |
|
|
Diploma 3 |
17 |
17% |
|
|
Sarjana S1/D4 |
49 |
49% |
|
|
Pascasarjana S2 |
21 |
21% |
Jumlah |
100 |
100% |
Hasil uji validasi menunjukkan bahwa 8 item kuesioner yang berkaitan
dengan kepemimpinan transformasional
dianggap valid, dengan loading factor berkisar antara 0,604 hingga
0,887. Demikian pula, 9 item pertanyaan untuk variabel kepuasan kerja
dinyatakan valid, dengan loading factor berkisar antara 0,715 hingga 0,855.
Variabel motivasi kerja juga menghasilkan 4 pernyataan yang dianggap valid,
dengan loading factor antara 0,844 dan 0,897. Selanjutnya, validitas dari item kuesioner kinerja diverifikasi,
menunjukkan faktor pemuatan yang berkisar antara 0,827 hingga 0,937. Pengujian reliabilitas
menunjukkan koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.931 untuk kepemimpinan
transformasional, kepuasan kerja, 0,928
untuk motivasi kerja, 0,925 untuk variabel kinerja sebesar 0,908
Koefisien-koefisien ini melebihi ambang batas 0,6 seperti yang direkomendasikan
oleh (Zikmund-Fisher et al., 2010)
Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis
adalah nilai yang terdapat pada output
result for inner weight. Tabel 2 memberikan output estimasi untuk pengujian
model struktural.
Tabel 2. Result
For Inner Weight
|
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV|) |
P Values |
Kepemimpinan transformasional à Motivasi kerja |
0,336 |
0,323 |
0,113 |
2,967 |
0,003 |
Kepuasan kerja à Motivasi kerja |
0,539 |
0,544 |
0,109 |
4,932 |
0,000 |
Kepemimpinan transformasional à Kinerja pegawai |
0,097 |
0,092 |
0,091 |
1,062 |
0,289 |
Kepuasan kerja à Kinerja pegawai |
0,004 |
0,007 |
0,133 |
0,029 |
0,977 |
Motivasi kerja à Kinerja pegawai |
0,731 |
0,722 |
0,153 |
4,767 |
0,000 |
Sumber: Data diolah dengan SmartPLS Versi
3.0
Berdasarkan uji hipotsis diatas, menghasilkan kepemimpinan
transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi
kerja. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara kepemimpinan
transformasional terhadap motivasi kerja menunjukkan adanya pengaruh yang
positif dengan nilai koefisien sebesar 0.336 dengan nilai t-statistik sebesar
2,967 dan signifikan pada α= 0.05. Hipotesis 2 menyatakan bahwa kepuasan
kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi
kerja. Hasil
uji terhadap koefisien
parameter antara kepuasan kerja terhadap motivasi kerja menunjukkan adanya pengaruh yang positif dengan nilai
koefisien sebesar 0.539 dengan nilai t-statistik sebesar 4.932 dan
signifikan pada α=0.05.
Hipotesis 3 menyatakan bahwa
Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
pegawai. Hasil
uji terhadap koefisien
parameter antara Kepemimpinan
transformasional terhadap Kinerja
pegawai menunjukkan tidak adanya
pengaruh nilai koefisien sebesar 0.097 dengan nilai t-statistik sebesar 1.062 dan
tidak signifikan pada α= 0.05 (0,289). Hipotesis 4 menyatakan bahwa Kepuasan
kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara Kepuasan kerja terhadap kinerja
pegawai menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan, dengan nilai koefisien sebesar 0.004 dengan
nilai t-statistik sebesar 0.029 dan tidak signifikan pada α= 0,977.Hipotesis
5 menyatakan bahwa Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja pegawai.
Hasil uji terhadap
koefisien parameter antara Motivasi kerja terhadap Kinerja
pegawai menunjukkan adanya
pengaruh yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0.731 dengan
nilai t-statistik sebesar 4.767 dan signifikan pada α=0.05.
Berdasarkan hasil dari analisis PLS pengaruh antar variabel maka didapat dilihat pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Analisa Pengaruh
antar Variabel
No |
Pengaruh
antar Variabel |
Pengaruh
Langsung |
Pengaruh
tidak Langsung |
Pengaruh
Total |
1. |
Kepemimpinan
transformasional à Motivasi kerja |
0,336 |
|
|
2. |
Kepuasan
kerja à Motivasi kerja |
0,539 |
|
|
3. |
Kepemimpinan
transformasional à Kinerja pegawai |
0,097 |
|
|
4. |
Kepuasan
kerja à Kinerja pegawai |
0,004 |
|
|
5. |
Motivasi
kerja à Kinerja pegawai |
0,731 |
|
|
6. |
Kepemimpinan transformasional à Motivasi kerja à Kinerja pegawai |
- |
0.246 |
0.343 |
7. |
Kepuasan
kerja à Motivasi kerja à Kinerja pegawai |
- |
0.394 |
0.398 |
Sumber:
Data diolah dengan SmartPLS Versi 3.0
Signifikansi
parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai
pengaruh antara variabel-variabel penelitian, yang dapat dilihat pada Gambar 2
dibawah ini:
Gambar 2. Signifikansi Parameter Variabel Penelitian
Kemudian hasil uji hipotesis ditunjukan oleh
tabel 3 berikut ini;
Tabel
3. Hasil uji Hipotesis
Hubungan Konstruk |
Path Coefficient |
T
Statistics |
p-value |
Kepemimpinan transformasional à Motivasi
kerja |
0,336 |
2,967 |
0,003 |
Kepuasan kerja à Motivasi kerja |
0,539 |
4,932 |
0,000 |
Kepemimpinan transformasional à Kinerja
pegawai |
0,097 |
1,062 |
0,289 |
Kepuasan kerja à Kinerja
pegawai |
0,004 |
0,029 |
0,977 |
Motivasi kerja à Kinerja
pegawai |
0,731 |
4,767 |
0,000 |
Kepemimpinan
Transformasional àMotivasi Kerja à Kinerja Pejabat |
0,246 |
2,363 |
0,019 |
Kepuasan Kerja àMotivasi Kerja àKinerja Pejabat |
0,394 |
3,572 |
0,000 |
Pembahasan
Hasil analisis jalur menunjukkan terdapat
pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Mappi, dengan nilai t hitung untuk
variabel kepemimpinan
transformasional lebih besar dari nilai t tabel (1,96) yang
mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan.Hasil penelitian ini
konsisten dengan beberapa hasil penelitian dan teori bahwa ada beberapa
variabel yang dapat mempengaruhi motivasi karyawan diantaranya adalah
kepemimpinan transformasional. Kajian yang dilakukan Xiaomeng dan Kathryn
(2010), menyatakan kepemimpinan yang memiliki power berpengaruh terhadap
kinerja karyawan dengan motivasi sebagai variabel mediasi .
Pada variabel
kepuasan kerja terhadap motivasi kerja
dengan nilai t hitung sebesar 4,932 lebih besar daripada
ttabel sebesar 1,96 pada tingkat signifikansi 5%. Temuan penelitian ini mendukung hasil penelitian (Afifah et al., 2017) mengemukakan bahwa Kepuasan kerja berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja, Penelitian yang dilakukan oleh Tjiong Fei
Lie dan Siagian, H (2018) bahwa
kepuasan kerja memiliki hubungan searah dengan movasi kerja, dimana semakin
tinggi kepuasan, maka motivasi kerja dari karyawan akan mengalami peningkatan.
Hasil analisis jalur menunjukkan tidak terdapat pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai dengan thitung sebesar 1,062 lebih kecil daripada ttabel sebesar 1,96 dan tidak signifikan pada 5%. Artinya bahwa Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Setiawan, 2022) yang menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.tidak terdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai dengan nilai t hitung sebesar 0,029 lebih kecil daripada t tabel sebesar 1,96 pada tingkat signifikansi 5%. yang mengindikasikan tidak adanya pengaruh yang signifikan. Hasil ini tidak sejalan atau tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Wen et al., 2024) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, artinya semakin rendah kepuasan kerja pegawai, maka hal ini tidak akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
Variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Mappi di Papua, dengan nilai t hitung sebesar 4,767 untuk variabel motivasi kerja lebih besar dari nilai t tabel (1,96) yang
mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanto et al., 2021) yang
menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Sedangkan hasil pengujian Pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap Kinerja pegawai
melalui Motivasi kerja dengan nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional lebih besar dari nilai t tabel (1,96) yang
mengindikasikan adanya pengaruh yang signifikan. Hubungan
antara kepuasan kerja, kinerja karyawan, dan motivasi kerja telah banyak
diteliti. (Simanjuntak et al., 2023) keduanya menyoroti pengaruh signifikan motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan. Sedangkan nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan transformasional lebih besar
dari nilai t tabel (1,96) yang mengindikasikan adanya pengaruh tidak langsung yang signifikan. Kepuasan kerja mencerminkan sejauh mana
karyawan merasa puas dengan pekerjaan mereka, termasuk aspek-aspek seperti
lingkungan kerja, kesempatan untuk berkembang, kompensasi, dan hubungan
interpersonal di tempat kerja. Kepuasan kerja yang tinggi cenderung
meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik karyawan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis data dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional
berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja dan dan tidak berpengaruh pada
kinerja. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa kepemimpinan transformasi yang
diterapkan selama ini oleh kepala dinas telah memberikan semangat dan dorongan
kepada staff dan pegawai untuk termotivasi dalam melaksanakan tugasnya namun
tidak berdampak pada kinerja pegawai, hal ini juga didukung dengan hasil
penilaian kinerja pegawai di dinas pendidikan. Sedangkan kepuasan kerja
berpengaruh pada motivasi kerja namun tidak berpengaruh pada kinerja pegawai.
Sedangkan motivasi kerja berpengaruh pada kinerja. Kemudian hasil pengujian Pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap
Kinerja pegawai melalui Motivasi kerja menunjukan signifikansi, hal yang sama
terjadi pada variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
melalui motivasi. Temuan penelitian ini telah mengisi kesenjangan penelitian
sebelumnya.Desain ini memiliki kelemahan dalam menjelaskan hubungan sebab
akibat antar variabel, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya
menggunakan desain longitudinal. Kedua, responden penelitian ini terbatas pada
pejabat fungsional dan struktural dinas pendidikan kabupaten mappi, sehingga
hasilnya tidak dapat merepresentasikan kinerja pegawai keseluruhan. Penelitian
selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah atau memperluas unit analisis
penelitian. Terakhir, penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambahkan
variabel-variabel yang berperan dalam meningkatkan kinerja.
BIBLIOGRAFI
Afifah, T., Musadieq, M. A., & Administrasi, F. I.
(2017). Pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja dan dampaknya terhadap
kinerja (studi pada karyawan PT Pertamina Geothermal Energy kantor pusat
Jakarta). Jurnal Administrasi Bisnis, 47(1), 122–129.
Ardiaz, F. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Dimediasi Kepuasan
Kerja. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 4(1).
Armansyah, A. (2020). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional,
Transaksional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Intervening Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Hirarki:
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 90–94.
Ediyanto, E. (2022). Analisis Lokasi Dan Kualitas Pelayanan
Dalam Menentukan Kepuasan Konsumen Dengan Mediasi Keputusan Pembelian Sebagai
Variabel Intervening Pada Rumah Makan Biru Daun Di Kabupaten Situbondo. Analisis
Lokasi Dan Kualitas Pelayanan Dalam Menentukan Kepuasan Konsumen Dengan Mediasi
Keputusan Pembelian Sebagai Variabel Intervening Pada Rumah Makan Biru Daun Di
Kabupaten Situbondo, 1(9).
Fitriani, F., & Arsyad, A. (2021). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja. Societas: Jurnal Ilmu
Administrasi Dan Sosial, 10(2), 141–154.
Hasibuan, H. (2008). Organisasi dan motivasi: dasar
peningkatan produktivitas.
Hidayat, R., Kambara, R., & Lutfi, L. (2018). Pengaruh
Motivasi Intrinsik, Komunikasi Interpersonal Dan Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Kantor Kementerian
Agama Kota Serang). Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen Tirtayasa, 2(1),
43–66.
Jones, R. M. (2010). Corporate governance and accountability.
Corporate Governance: A Synthesis of Theory, Research, and Practice, 559–576.
Kartawidjaja, J. (2020). Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Di PT. Mahameru Mekar Djaya. Syntax
Literate, 5(8), 578–587.
Lubis, A. F., Anggraini, A. M. T., Kurnia, K., Toha, B.,
Hawin, M., Sirait, N. N., Prananingtyas, P., Maarif, S., & Silalahi, U.
(2017). Hukum persaingan usaha: buku teks.
Mangkunegara, A. A. P. (2013). Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadian, A. F. (2017). Pengaruh kepemimpinan
transformasional dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal
Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 11(1), 59–74.
Nursalam, N. (2013). Konsep penerapan metode penelitian ilmu
keperawatan. Salemba Medika.
Putra, P. (2020). Pengaruh Pengembangan Karier Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Fatima Parepare. Jema
Adpertisi Journal, 1(3), 25–35.
Rizky, M. (2022). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi:
Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja & Budaya Organisasi (Suatu Kajian Studi
Literatur Manajemen Sumberdaya Manusia). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(3),
290–301.
Setiawan, M. D. (2022). Pengaruh Kualitas Harga Dan Promosi
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) Merek
Aqua. Jurnal Cafetaria, 3(2), 29–37.
Shalahuddin, S. (2015). Karakteristik kepemimpinan transformasional.
Al-Fikrah: Jurnal Kependidikan Islam IAIN Sulthan Thaha Saifuddin, 6,
56599.
Siagian, Y. A. (2016). Gambaran Histologis dan Tinggi Vili
Usus Halus Bagian Ileum Ayam Ras Pedaging yang diberi Tepung Daun Kelor
(Moringa oleifera) dalam Ransum.
Simanjuntak, F. N., Utomo, S. W., Sika Ery Seda, F. S., Budhi
Soesilo, T. E., & Sumiyati, S. (2023). Learning Chemistry, Connecting
Ecological Citizenship and Environmental Sustainability:“A Plate of Food” as a
Learning Medium. ECNU Review of Education, 20965311231179736.
Slahanti, M., & Setyowati, A. (2022). Kepemimpinan
Transformasional dalam Budaya Organisasi. Jurnal Manajemen Dayasaing, 23(2),
108–119.
Sudaryo, Y., Wibowo, A., & Sofiati, N. A. (2018). Human
Resource Management, Indirect Compensation and Physical Work Environment. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sudiardhita, I. K. R., Dianta, K., Susita, D., & Aisyah,
N. (2019). Placement. Career Development on Employee Performance With Job
Satisfaction as Intervening Variables. DLSU Business & Economics Review,
28(3), 73–80.
Sugiyarti, G. (2016). Analisis kinerja pemasaran usaha
kecil menengah batik di Provinsi Jawa Tengah.
Tucunan, R. J. A., Supartha, W. G., & Riana, I. G.
(2014). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi dan kinerja
Karyawan. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 3(09),
533–550.
Wen, G., Kambu, A. A., & Ikhwan, I. (2024). The Influence
of Transformational Leadership and Job Satisfaction mediated by Work Motivation
on the Performance of Functional and Structural Officials of the Mappi District
Education Office. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 8(2),
1386–1396.
Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja. Rajawali Pers.
Widyatmika, I. D. G. A. P., & Riana, I. G. (2020). Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasional, Dengan Kepuasan
Kerja Sebagai Variabel Mediasi. Udayana University.
Wijayanto, S., Abdullah, G., & Wuryandini, E. (2021).
Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, dan kepuasan kerja
terhadap kinerja guru sekolah dasar. Jurnal Akuntabilitas Manajemen
Pendidikan, 9(1), 54–63.
Zikmund-Fisher, B. J., Couper, M. P., Singer, E., Levin, C.
A., Fowler Jr, F. J., Ziniel, S., Ubel, P. A., & Fagerlin, A. (2010). The
DECISIONS study: a nationwide survey of United States adults regarding 9 common
medical decisions. Medical Decision Making, 30(5_suppl), 20–34.
Zin, E. M., Wildana, S. N., & Anshori, M. I. (2023).
Studi Literatur: Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja. Jurnal
of Management and Social Sciences, 1(3), 208–231.
Copyright
holder: Geradus Wen, Arius Andreas Kambu, Ikhwan, H.S. (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |