Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
7, Juli 2024
RENCANA DAN STRATEGI MANAJEMEN REKAYASA
LALU LINTAS DI KAWASAN PASAR PUCUNG KOTA DEPOK1
Pradipta Dean Prihartoni1*,
Ruchyat Deni Djakapermana2, Umar Mansyur3
Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
Kota
Depok memiliki kegiatan penggunaan lahan yang tidak hanya menghasilkan
pengembangan penggunaan lahan tetapi juga menarik pergerakan lalu lintas. Pasar
Pucung di Depok menarik pergerakan masuk dan keluar untuk berbelanja, menjual,
dan mendistribusikan barang. Selain berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi,
kawasan ini juga mempengaruhi kondisi lalu lintas. Pergerakan lalu lintas baik
orang maupun kendaraan di lokasi ini mengakibatkan arus lalu lintas
berpotongan, konvergen, dan divergen di persimpangan, hal itu berpotensi
menyebabkan keterlambatan perjalanan dan membutuhkan infrastruktur dan manajemen
rekayasa lalu lintas yang ideal. Tujuan penelitian adalah: 1) Menginventarisasi
dan menganalisis interaksi antara kondisi lalu lintas saat ini dan penggunaan
lahan; 2) Menganalisis kinerja lalu lintas di jalanan Jatimulya, Kalimulya,
Arido, Kampung Sawah, dan Boulevard Green Depok City (GDC) di kawasan Pasar
Pucung Depok; 3) Menganalisis kinerja simpang Pasar Pucung, simpang Arido, dan
simpang GDC; 4) Mengembangkan strategi untuk rekayasa lalu lintas dan untuk
devolep managemen. Metode analisis menggunakan observasi lapangan, pedoman
dampak lalu lintas, dan perbandingan tingkat pelayanan (LOS) Standar Pedoman
Kapasitas Jalan Raya Indonesia (MKJI) dan kondisi perilaku di lokasi. Hasil
analisis adalah: 1) Di kawasan Pasar Pucung dengan dihuni 30 jenis penggunaan
lahan dan memiliki daya tarik terlintas tertinggi pusat komersial, dengan tarif
29,1 pcu/jam; 2) Performa jalan terburuk ada di Jln. Jatimulya Segmen 1 dan 2
dengan tingkat pelayanan F; 3) Kinerja persimpangan terburuk adalah pada
simpang susun Arido dengan tingkat pelayanan F. Finaly, 4) strategi untuk
pengengorganisasian sistem lalu lintas adalah mendesain ulang simpang di
kawasan Pasar Pucung dengan redevalop inter-section uncontrol menjadi
intert-section control, dan manajemen pengendalian lalu lintas dengan
menggunakan desain geometrik jalan dan sinyal lalu lintas.
Kata
kunci: Aktivitas, Pasar,
Rencana dan Strategi, Kinerja Lalu Lintas
The city of Depok has land use activities that not
only generate to the land use development but also attract traffic movements.
The Pucung Market in Depok attracts incoming and outgoing movements for
shopping, selling, and distributing goods. In addition to contributing to
economic development, this area also affects traffic conditions. Traffic
movements of both people and vehicles in this location result intersecting,
converging, and diverging traffic flows at intersections, it was potentially
causing travel delays and requiring ideal infrastructure and traffic
engineering management. The research objectives are: 1) Inventory and analyze
the interaction between current traffic conditions and land use; 2) Analyze the
performance of traffic in the streets of Jatimulya, Kalimulya, Arido, Kampung
Sawah, and Boulevard Green Depok City (GDC) in the Pucung Market area of Depok;
3) Analyze the performance of the Pucung Market intersection, Arido
intersection, and GDC intersection; 4) Develop a strategy for traffic
engineering and to devolep managemen. The analysis method uses field
observations, guidelines for traffic impact, and comperssion bet ween the
standart level of service (LOS) of Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI)
and the condition behaviors at location. The result of analisis are: 1) At the
Pucung Market area with occupaid 30 types of land use and has a highest traffic
attraction commercial center, with a rate of 29.1 pcu/hour; 2) The worst road
performance is in Jln. Jatimulya Segments 1 and 2 with a level of service F; 3)
The worst intersection performance is at the Arido intersection with a level of
service F. Finaly, 4)strategy for traffic system engenerring is to redesigning
intersections at Pucung Market area by redevalop inter-section uncontrol to be
intert-section control, and manajement of traffic control by using road geometrik design and traffic
signal.
Keywords: Activities, Market, Plan
and Strategy, Traffic Performance
Kota Depok memiliki penggunaan lahan yang diisi oleh kegiatan – kegiatan selain yang dapat membangkitkan (generated) lalu lintas seperti kawasan perumahan pemukiman dan kawasan industri yang membangkitkan lalu lintas truck dan hasil hasil produksinya, juga tata guna lahan dapat berperan menarik (attracted) lalu lintas seperti kawasan perdagangan, perkantoran, pasar, perhotelan dan niaga, pendidikan, rekreasi dan kawasan industri sebagai attracted atau menarik buruh dan karyawan serta pegawai datang ke lokasi industri tersebut (Irawan & Dasuki, 2017; Raditya et al., 2020; Rumiris et al., 2019). Salah satu pasar sebagai penarik pergerakan datang kelokasi pasar tersebut (attraction) adalah kawasan Pasar Pucung Kota Depok. Lokasi pasar Pucung Kota Depok ini menarik pergerakan datang dan pergi sebagai purpused of trip untuk berbelanja, berjualan dan mendistribusikan barang niaga. Serta beberapa kegiatan lain yang berada di lokasi tersebut seperti kegiatan pendidikan, kesehatan, layanan umum, pangkalan angkutan umum dan memiliki ruas jalan yang menjadi akses penghubung kepusat Kota Depok yang diperkirakan mampu menghasilkan tarikan perjalanan cukup besar (Hidayat & Mitra, 2014; Tamin & Frazila, 1997).
Sebagaimana yang disampaikan oleh Bruton (Bruton, 2021), transportasi atau lalu lintas akan selalu berinteraksi langsung dengan land use-nya sebagaimana telur dan ayam (like egg and chiken) (Sutaryono et al., 2020; Tamin, 2000). Hal ini menyebabkan adanya pergerakan lalu lintas orang maupun kendaraan pada lokasi tersebut (Morlok & Hainim, 1985). Pergerakan lalu lintas dipersimpangan menghasilkan pergerakan lalu lintas berpotongan, berhimpitan, menyatu dan berpisah (crossing traffic marging, diferging and conferging) (Besin et al., 2022; Lubis et al., 2020; Tanan, 2008). Pendalaman pengetahuan tentang interaksi lalu lintas dan land use akan sangat mempengaruhi tujuan dan prinsip perencanaan kota. Djakapermana (2021) juga menjelaskan bahwa kemacetan merupakan permasalahan yang timbul karna perkembangan suatu kawasan yang tidak terkontrol dan masif sehingga hal ini tidak menunjukkan keberlanjutan. Mansyur (1998) juga menjelaskan bahwa Persoalan yang terjadi pada wilayah berkembang adalah ruas-ruas jalan yang ada tidak mampu menampung volume lalu lintas sehingga terjadilah tundaan, bahkan, kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan, (1) Inventarisasi dan menganalisa interaksi kondisi lalu lintas dan land use saat ini, (2) Menganalisis kinerja ruas jalan, (3) Menganalisis kinerja persimpangan, dan (4) Menyusun rencana dan strategi manajemen rekayasa lalu lintas.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Kawasan Pasar Pucung berada di bagian selatan Kota Depok, tepatnya di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat. Kawasan Pasar Pucung dilintasi oleh Jalan Kampung Sawah, Jalan Jatimulya, Jalan Kalimulya, Jalan Arido dan Jalan GDC yang sering kali terjadi kemacetan. Kawasan Pasar Pucung memiliki karakteristik tata guna lahan yang beraneka ragam dari pasar, perdagangan, perkantoran, pergudangan, pendidikan, sebagian kecil perumahan hingga pelayanan umum.
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 8 bulan dari bulan Agustus 2023 – Maret 2024. Dalam rentang waktu tersebut telah dilakukan ujian proposal pada bulan November 2023, sementara persiapan penelitian dan pencarian data sudah di mulai sejak bulan Agustus 2023. Survai primer dilakukan pada bulan November – Desember 2023, lokasi penelitian seperti disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi
Penelitian
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir survai, drone, kamera,
counter, walking measure.
Pengumpulan data terdiri dari 2 jenis data yaitu data sekunder dan data primer, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kunjungan ke Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok serta Metode observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting yang terjadi di lapangan beserta fenomena penting yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi tata guna lahan, prasarana dan perlengkapan jalan, volume lalu lintas, kecepatan gerak rata – rata di ruas dan masalah yang terjadi di lokasi penelitian.
Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari teknik untuk analisis potensi bangkitan dan tarikan perjalanan, kinerja ruas jalan, kinerja simpang dengan pendekatan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Hasil dari analisis adalah menyusun rencana dan strategi manajemen rekayasan lalu lintas di kawasan Pasar Pucung Kota Depok. Jenis dan teknik analisis data serta output yang diharapkan setiap tujuan penelitian seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Matriks
tujuan penelitian, jenis data, teknik
analisis dan output
No |
Tujuan |
Jenis Data |
Teknik Pengumpulan data |
Teknik Analisis |
Output |
1 |
- Data
tata guna lahan di Kawasan Pasar Pucung - Data
prasarana dan perlengkapan jalan di kawasan kawasan Pasar Pucung |
- Data
RTRW Kota Depok (PUPR Kota Depok) - Data
Perlengkapan Jalan (DISHUB Kota Depok) - Survai
Lapangan Inventarisasi |
- Observasi
tata guna lahan - Analisis
bangkitan lalu lintas - Observasi
prasarana dan perlengkapan jalan di kawasan Pasar Pucung |
- Jumlah
bangkitan dan tarikan perjalanan - Kapasitas
jalan - Jumlah
Perlengkapan jalan eksisting - Pola
pergerakan lalu lintas |
|
2 |
Menghitung
kinerja lalu lintas saat ini pada ruas jalan di kawasan Pucung Kota Depok; |
- Data
kapasitas ruas jalan - Data
Volume lalu lintas - Data
kecepatan kendaraan |
- Data
Survai Inventarisasi - Data
Survai Volume lalu lintas - Data
Survai Kecepatan (Spod Speed) |
- Analisis
kinerja ruas jalan dengan MKJI 1997 |
- Kinerja
ruas jalan - V/C
Ratio ruas jalan - Kecepatan
rata-rata kendaraan pada ruas jalan - Tingkat
Pelayanan ruas jalan |
3 |
Menganalisa kinerja
simpang di kawasan Pasar Pucung Kota Depok |
- Data
Inventarisasi Simpang - Data
volume lalu lintas Gerakan membelok di persimpangan |
- Data
Survai Inventarisasi - Data
Survai Volume lalu lintas berbelok |
- Analisis
Simpang dengan MKJI 1997 |
- Drajat
kejenuhan - Peluang
antrian - Tundaan |
4 |
Menyusun rencana dan
strategi manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan |
- Data
Kinerja dan tingkat pelayanan ruas jalan |
- Hasil
analisis kinerja lalu lintas |
- Analisis
Perengkingan kinerja lalu lintas (MKJI 1997) |
-
Rencana
dan strategi manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan |
Dari data yang di peroleh dari Dinas PUPR Kota Depok sebagaimana Gambar 2 Peta Penggunaan Lahan diketahui bahwa total luas lahan terbangun yang berpotensi menimbulkan tarikan dan bangkitan perjalanan pada lokasi penelitian sebesar 2,62 Ha dengan 17 jenis penggunaan lahan. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah potensi bangkitan dan tarikan perjalanan terhadap lalu lintas pada lokasi penelitian maka selanjutnya dilakukan perhitungan bangkitan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh (Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2004) dalam pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas dan Perencanaan Transportasi Akibat Pengembangan Kawasan di Perkotaan didapatkan trip rate / rata-rata perjalanan dari masing-masing jenis area guna menghitung jumlah tarikan/bangkitan perjalanan lalu lintas yang dihasilkan.
Gambar 2.
Peta Penggunaan Lahan
Tabel 2. Tingkat Bangkitan
Perjalanan
No |
Jenis Penggunaan Lahan
(Ps. Pucung Th. 2023) |
Luasan Lahan |
Tingkat Bangkitan |
Trip Rate |
||
Ha |
M2 |
100 M2 |
SMP/Jam/100 M2 |
|||
1 |
ATM |
0,07 |
696,40 |
6,96 |
0,73 |
5,08 |
2 |
Fasilitas Kesehatan
Lainnya |
0,06 |
554,81 |
5,55 |
0,26 |
1,44 |
3 |
Industri |
0,30 |
3040,51 |
30,41 |
0,56 |
17,03 |
4 |
Kantor Bank |
0,05 |
525,70 |
5,26 |
0,73 |
3,84 |
5 |
Pendidikan Anak Usia Dini |
0,04 |
382,62 |
3,83 |
1,51 |
5,78 |
6 |
Pendidikan Dasar |
0,18 |
1762,68 |
17,63 |
1,51 |
26,62 |
7 |
Pendidikan Menengah Umum |
0,15 |
1510,00 |
15,10 |
1,51 |
22,80 |
8 |
Poliklinik/Polindes/Posyandu |
0,02 |
215,10 |
2,15 |
0,26 |
0,56 |
9 |
Properti Tumpang Susun |
0,08 |
760,00 |
7,60 |
0,21 |
1,60 |
10 |
Pusat Perdagangan dan
Niaga Kota (Mal/Toserba) |
0,10 |
952,01 |
9,52 |
1,30 |
12,38 |
11 |
Pusat Perdagangan
Tradisional (Pasar Eceran/Grosi* |
0,13 |
1346,50 |
13,47 |
2,16 |
29,08 |
12 |
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu |
0,01 |
100,00 |
1,00 |
0,26 |
0,26 |
13 |
Restauran/Tempat Makan |
0,02 |
200,00 |
2,00 |
1,30 |
2,60 |
14 |
Rumah Hunian Lainnya |
0,15 |
1450,00 |
14,50 |
0,25 |
3,63 |
15 |
Rumah Komplek/Properti
Real Estate |
1,24 |
12434,09 |
124,34 |
0,25 |
31,09 |
16 |
Rumah Toko/Rumah Kantor |
0,01 |
90,00 |
0,90 |
0,73 |
0,66 |
17 |
Terminal Bus/Angkutan
Kendaraan Lainnya |
0,02 |
200,00 |
2,00 |
3,00 |
6,00 |
TOTAL |
2,62 |
26220,42 |
262,20 |
|
165,35 |
Sehingga diperoleh bahwa tarikan perjalanan lalu lintas pada Kawasan Pasar Pucung Kota Depok terbesar berada di pusat perdagangan sebesar 29,08 smp/jam dan untuk bangkitan perjalanan lalu lintas pada Kawasan Pasar Pucung Kota Depok berada di perumahan sebesar sebesar 31,09 smp/jam, hal ini membuktikan kawasan Pasar Pucung menjadikan perdagangan sebagai dominasi tarikan kegiatan dan apabila didistribusikan ke ruas jalan akan berpengaruh terhadap kinerja ruas jalan di Kawasan Pasar Pucung.
Tabel 3. Kinerja Ruas Jalan
Kawasan Pasar Pucung
Kinerja
Ruas Jalan |
||||||||
No |
Nama
Ruas Jalan |
Arah |
Kapasitas |
Volume |
Kinerja
Ruas |
LOS |
||
VC |
KEC |
Kepadatan |
||||||
1 |
Jl.
KAMPUNG SAWAH |
Bogor
- Depok |
1504,955 |
1253,200 |
0,833 |
17,141 |
73,111 |
D |
Depok
- Bogor |
1504,955 |
1263,500 |
0,840 |
16,354 |
77,257 |
D |
||
2 |
Jl.
Kalimulya |
Kalimulya
- Sp. Ps. Pucung |
738,920 |
392,900 |
0,532 |
22,232 |
17,673 |
C |
Sp.
Ps. Pucung - Kalimulya |
738,920 |
419,800 |
0,568 |
21,042 |
19,950 |
C |
||
3 |
Jl.
Jatimulya (Seg.1) |
Sp.
Ps. Pucung - Sp. Arido |
819,033 |
862,340 |
1,053 |
14,394 |
59,908 |
F |
Sp.
Arido - Sp. Ps. Pucung |
819,033 |
883,630 |
1,079 |
13,454 |
65,676 |
F |
||
4 |
Jl.
Jatimulya (Seg.2) |
Sp.
Arido - Sp. GDC |
819,033 |
819,223 |
1,000 |
13,382 |
61,218 |
E |
Sp.
GDC - Sp. Arido |
819,033 |
927,812 |
1,133 |
13,068 |
70,998 |
F |
||
5 |
Jl.
Jatimulya (Seg.3) |
Jl.
Jatimulya - Sp. GDC |
819,033 |
297,722 |
0,364 |
18,482 |
16,108 |
B |
Sp.
GDC - Jl. Jatimulya |
819,033 |
380,374 |
0,464 |
19,194 |
19,818 |
C |
||
6 |
Jl.
Jl. Arido |
Jl.
Arido - Sp. Arido |
592,760 |
238,666 |
0,403 |
31,905 |
7,481 |
B |
sp.
Arido - Jl. Arido |
592,760 |
132,889 |
0,224 |
29,798 |
4,460 |
B |
||
7 |
Jl.
Boulevard GDC (Seg.1) |
Sp.
GDC - Boulevard GDC |
6158,592 |
819,223 |
0,133 |
20,084 |
40,791 |
A |
Boulevard
GDC - Sp. GDC |
4105,728 |
927,812 |
0,226 |
19,032 |
48,751 |
A |
||
8 |
Jl.
Boulevard GDC (Seg.2) |
GDC
Seg. 1 - GDC Seg. 2 |
6158,592 |
803,223 |
0,130 |
20,084 |
39,994 |
A |
GDC
Seg.2 - GDC Seg.1 |
4105,728 |
826,042 |
0,201 |
19,032 |
43,404 |
B |
Kinerja jalan terburuk berada di ruas jalan Jatimulya Segmen 1 dan Jatimulya Segmen 2 hal ini membuktikan bahwa pergerakan lalu lintas sangat dipengaruhi oleh penggunaan fungsi lahan yang dimana, ruas jalan terburuk berada di wilayah yang di dominasi oleh kegiatan perdagangan.
Tabel 4.
Kinerja Simpang Ps. Pucung
Pilihan |
Arus lalu-lintas |
Derajat |
Tundaan rata-rata D det/smp |
Tundaan Geometrik |
Tundaan |
Peluang |
||||||
|
Q smp/jam |
kejenuhan |
Total |
Jl. Utama |
Jl. Simpang |
Simpang |
Simpang |
Antrian |
||||
|
USIG-1 |
DS = Q/C |
DT1 |
DTma |
DTmi |
DG |
D |
Qp% |
||||
|
Brs 23-kol 10 |
(30)/(28) |
Gbr C 2:1 |
Gbr C 2:2 |
|
|
|
|
Gbr C 3:1 |
|||
|
(30) |
(31) |
(32) |
(33) |
(34) |
(35) |
(36) |
(37) |
||||
0 |
1.942 |
|
1,21 |
|
37,9 |
|
21,6 |
121 |
|
3,6 |
41,5 |
59,3 |
Tabel 5.
Kinerja Simpang Arido
Pilihan |
Arus lalu-lintas |
Derajat |
Tundaan rata-rata D det/smp |
Tundaan Geometrik |
Tundaan |
Peluang |
||||||
|
Q smp/jam |
kejenuhan |
Total |
Jl. Utama |
Jl. Simpang |
Simpang |
Simpang |
Antrian |
||||
|
USIG-1 |
DS = Q/C |
DT1 |
DTma |
DTmi |
DG |
D |
Qp% |
||||
|
Brs 23-kol 10 |
(30)/(28) |
Gbr C 2:1 |
Gbr C 2:2 |
|
|
|
|
Gbr C 3:1 |
|||
|
(30) |
(31) |
(32) |
(33) |
(34) |
(35) |
(36) |
(37) |
||||
0 |
2.278 |
|
1,27 |
|
74,3 |
|
32,5 |
375 |
|
4,0 |
78,3 |
66,6 |
Tabel 6.
Kinerja Simpang GDC
Pilihan |
Arus
lalu-lintas |
Derajat |
Tundaan
rata-rata D det/smp |
Tundaan
Geometrik |
Tundaan
|
Peluang
|
||||||
|
Q
smp/jam |
kejenuhan |
Total |
Jl.
Utama |
Jl.
Simpang |
Simpang |
Simpang |
Antrian |
||||
|
USIG-1 |
DS
= Q/C |
DT1 |
DTma |
DTmi |
DG |
D |
Qp% |
||||
|
Brs
23-kol 10 |
(30)/(28) |
Gbr
C 2:1 |
Gbr
C 2:2 |
|
|
|
|
Gbr
C 3:1 |
|||
|
(30) |
(31) |
(32) |
(33) |
(34) |
(35) |
(36) |
(37) |
||||
0 |
1.934 |
|
0,92 |
|
12,0 |
|
8,6 |
14 |
|
4,1 |
16,1 |
33,9 |
Berdasarkan analisis yang dilakukan melalui pendekatan MKJI 1997 simpang Arido memiliki kinerja yang paling rendah dengan Derajat Kejenuhan sebesar 1,27, nilai tundaan geometrik sebesar 4,0 detik/smp, Tundaan Simpang sebesar 78,3 detik/smp dan Peluang Antrian sebesar 66,6 %. Sehingga simpang Arido memiliki kinerja F karena kondisi tundaan lebih dari 60 detik per kendaraan.Dengan jarak yang dekat antara simpang Arido dengan kedua simpang lainnya (Simpang Pasar Pucung dan Simpang GDC), maka simpang Pasar Pucung dan simpang GDC ikut terdampak akibat kemacetan yang terjadi.
Dalam meyusun rencana dan strategi manajemen rekayasa lalu lintas terbaik yang akan diterapkan, maka dilakukan penyusunan rencana dan dilakukan pengukuran kinerja melalui manual kapasitas jalan Indonesia. Setelah perbandingan kinerja dan perengkingan dilakukan maka strategi atau pilihan keputusan dalam menangani kemacetan yang terjadi dapat di tentukan. Adapun rencana yang akan dilakukan yaitu dengan pengaturan arus lalu lintas, pemasangan alat pemeberi isyarat lalu lintas dan redisain persimpangan. Pada pengaturan arus lalu lintas, dilakukan pembatasan dalam gerak lalu lintas sehingga mengurangi gerakan memotong pada simpang yang berpeluang terjadinya tundaan perjalanan.
Gambar 3. Pengaturan Arus Lalu Lintas
Pada rencana pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas, dilakukan dengan merubah simpang uncontrolled menjadi simpang bersinyal dengan waktu siklus 315 detik, sehingga dapat mengatur volume lalu lintas yang masuk kedalam leg atau kaki simpang serta diharapkan kapasitas ruas jalan dapat menampung volume lalu lintas yang melewati suatu ruas jalan.
Gambar 4. Pemasangan APILL
Redisain simpang dilakukan untuk mengatur geometrik simpang dengan menyesuaikan volume lalu lintas yang melewati simpang sehingga diharapkan dapat memperlancar serta mempermudah pergerakan masyarakat dalam berlalu lintas atau berpindah dari lokasi landuse asal ke lokasi landuse tujuan untuk melakukan kegiatan.
Gambar 5. Redisain Simpang
Selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja lalu lintas melalui manual kapasitas jalan Indonesia terhadap setiap rencana penanganan untuk dilakukan perengkingan. Setelah perbandingan kinerja dan perengkingan dilakukan maka strategi atau pilihan keputusan dalam menangani kemacetan yang terjadi dapat di tentukan.
Tabel 7. Perengkingan Kinerja
No |
Nama Ruas Jalan / Simpang |
Arah |
Kinerja |
|||
Eksisting |
Rencana 1 |
Rencana 2 |
Rencana 3 |
|||
1 |
Jl. KAMPUNG SAWAH |
Bogor - Depok |
D |
F |
C |
C |
Depok - Bogor |
D |
F |
C |
C |
||
2 |
Jl. Kalimulya |
Kalimulya - Sp. Ps. Pucung |
C |
C |
B |
A |
Sp. Ps. Pucung - Kalimulya |
C |
C |
B |
A |
||
3 |
Jl. Jatimulya (Seg.1) |
Sp. Ps. Pucung - Sp. Arido |
F |
F |
B |
B |
Sp. Arido - Sp. Ps. Pucung |
F |
E |
B |
B |
||
4 |
Jl. Jatimulya (Seg.2) |
Sp. Arido - Sp. GDC |
E |
F |
C |
B |
Sp. GDC - Sp. Arido |
F |
F |
C |
B |
||
5 |
Jl. Jatimulya (Seg.3) |
Jl. Jatimulya - Sp. GDC |
B |
B |
A |
A |
Sp. GDC - Jl. Jatimulya |
B |
B |
B |
A |
||
6 |
Jl. Jl. Arido |
Jl. Arido - Sp. Arido |
B |
B |
A |
A |
sp. Arido - Jl. Arido |
B |
A |
A |
A |
||
7 |
Jl. Boulevard GDC (Seg.1) |
Sp. GDC - Boulevard GDC |
A |
B |
A |
B |
Boulevard GDC - Sp. GDC |
A |
B |
B |
C |
||
8 |
Jl. Boulevard GDC (Seg.2) |
GDC Seg. 1 - GDC Seg. 2 |
A |
A |
A |
A |
GDC
Seg.2 - GDC Seg.1 |
B |
A |
A |
A |
||
9 |
Simpang Pasar Pucung |
- |
E |
B |
F |
B |
10 |
Simpang Arido |
- |
F |
C |
||
11 |
Simpang GDC |
- |
B |
A |
A |
A |
Dengan
melihat perbandingan kinerja lalu lintas maka dapat diketahui bahwa strategi
terbaik berada di rencana tiga yaitu dengan melakukan redisain persimpangan.
Karena dengan melakukan redisain persimpangan, kinerja di ruas jalan maupun di
simpang dalam kondisi baik.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa; (1) penggunaan lahan mempengaruhi
pola pergerakan lalu lintas yang terjadi pada kawasan tersebut, karena setiap
jenis kegiatan berpeluang untuk menimbukan perjalanan baik berupa bangkitan
maupun tarikan perjalanan berupa perpindahan orang dari tempat asal ke tempat
tujuan yang berpengaruh terhadap kinerja lalu lintas pada ruas jalan maupun
simpang yang menjadi akses penghubung antara lokasi masyarakat dalam berkegiatan,
(2) kinerja ruas jalan terburuk terjadi pada ruas jalan Jatimulya segmen satu
dan jalan Jatimulya segmen dua dengan
tingkat pelayanan jalan F, kedua ruas jalan tersebut memiliki pada nilai v/c
rasio lebih dari 1, kecepatan lalu lintas dibawah 15 km/jam dan kepadatan lalu
lintas diatas 50 hal membuktikan bahwa pergerakan lalu lntas sangat dipengaruhi
oleh penggunaan fungsi lahan yang dimana, ruas jalan terburuk berada di wilayah
yang di dominasi oleh kegiatan perdagangan dan berpotensi menarik perjalanan
tertinggi pada lokasi penelitian yang sedang dilakukan, (3) kinerja simpang
terburuk terjadi pada simpang Arido dengan nilai kinerja F.Simpang Arido
memiliki derajat kejenuhan sebesar sebesar 1,27 dengan tundaan geometrik
sebesar 4,0 detik/smp, Tundaan Simpang sebesar 78,3 detik/smp dan Peluang
Antrian sebesar 66,6%. Dengan jarak antara simpang Arido dengan kedua simpang
lainnya (Simpang Pasar Pucung dan Simpang GDC) yang berdekatan, maka simpang
Pasar Pucung dan simpang GDC ikut
terdampak akibat kemacetan yang terjadi di simpang Arido, dan (4) rencana
dan strategi terbaik di ukur dengan kinerja lalu lintas yang dimana hasil
terbaik berada pada rencana redisain simpang, hal ini dikarenakan adanya
kombinasi antara pengaturan arus lalu lintas, pemasangan APILL yang dapat
mengendalikan banyaknya volume lalu lintas yang melewati di ruas dan
memperbaiki geometrik simpang sehingga kendaraan yang melintas dapat bermanufer
dengan baik, strategi ini memiliki tingkat pelayanan C, dengan kendaraan
terhenti di simpang 0,67 stop/smp dengan pangjang antrian di kaki simpang 10
meter – 37 meter. Tundaan simpang rata rata akibat redisain simpang sebesar
22,91 detik. Dengan melihat perbandingan kinerja lalu lintas maka dapat
diketahui bahwa strategi terbaik berada di rencana tiga yaitu dengan melakukan
redisain persimpangan. Karena dengan melakukan redisain persimpangan, kinerja
di ruas jalan maupun di simpang dalam kondisi baik.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. (2004). Pengembangan
Pedoman Analisis Dampak Lalu Lintas dan Perencanaan Transportasi Akibat
Pengembangan Kawasan di Perkotaan.
Besin, I., Arifianto, A. K., &
Primasworo, R. A. (2022). Evaluasi dan Perencanaan Lampu Lalu Lintas di
Persimpangan Gadang Kota Malang. Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana
Tunggadewi.
Bruton, M. J. (2021). Introduction
to transportation planning. Routledge.
Djakapermana, R. D. (2021).
Penguatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kawasan Jabodetabekpunjur Secara
Konsisten. Prosiding Seminar Nasional Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia
(ASPI) 2021, 44–54.
Hidayat, B., & Mitra, N. S.
(2014). Analisis Dampak Lalu Lintas (Pengaruh Pembangunan Terhadap Lalu
Lintas). Aura Pustaka, Yogyakarta.
Irawan, D., & Dasuki, R. E.
(2017). Kajian Pendirian Lembaga Keuangan Mikro Kota Depok.
Lubis, M., Samosir, A., &
Mahda, N. (2020). Evaluasi kinerja persimpangan akibat adanya fly over jamin
ginting terhadap pergerakan arus lalu lintas. Buletin Utama Teknik, 15(2),
96–100.
Mansyur, U. (1998). Kajian
karakteristik tundaan di ruas jalan Jenderal Sudirman-Dr. Ratulangi
Kotamadya Makassar [Tesis]. Bandung: Program Magister Perencanaan Wilayah Dan
Kota, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
Morlok, E. K., & Hainim, J. K.
(1985). Pengantar teknik dan perencanaan transportasi.
Raditya, B., Soedwiwahjono, S.,
& Kusumastuti, K. (2020). Kesesuaian Kawasan Terminal Tirtonadi dan Stasiun
Solo Balapan, Surakarta dari Perspektif Konsep TOD. Desa-Kota: Jurnal
Perencanaan Wilayah, Kota, Dan Permukiman, 5(1), 133–147.
Rumiris, M., Bawole, R., &
Pattiasina, T. F. (2019). Evaluasi dan re-disain tipologi ruang terbuka
hijau (kasus daerah perkotaan di Provinsi Papua Barat.
Sutaryono, S., Riyadi, R., &
Widiyantoro, S. (2020). Tata Ruang Dan Perencanaan Wilayah: Implementasi
Dalam Kebijakan Pertanahan. Stpn Press.
Tamin, O. Z. (2000). Perencanaan
dan pemodelan transportasi. ITB.
Tamin, O. Z., & Frazila, R. B.
(1997). Penerapan Konsep Interaksi Tata Guna Lahan-Sistem Transportasi Dalam
Perencanaan Sistem Jaringan Transportasi. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan
Kata, 8(3), 11–18.
Tanan, N. (2008). Penanganan
Konflik Lalulintas di Persimpangan Gatot Subroto-Gedung Empat Cimahi. Jurnal
Jalan Jembatan, 25(3), 23.
Copyright
holder: Pradipta Dean Prihartoni, Ruchyat Deni Djakapermana,
Umar Mansyur (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |