Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
7, Juli 2024
PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA BERBASIS CARING
THEORY PATRICIA BENNER DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM BANYUBENING BOYOLALI (ACTION
RESEARCH)
Ahmad Jaelani1,
Blacius Dedi2, Witri Hastuti3
Universitas Karya Husada, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2,
[email protected]3
Abstrak
Protokol
penilaian kinerja perawat berbasis caring merupakan sebuah panduan
penilaian kinerja perawat pelaksana yang dikembangkan untuk mengukur kinerja
perawat sehari-hari berdasarkan perilaku caring perawat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan protokol penilaian kinerja perawat berbasis
caring di Rumah Sakit Umum Islam Banyubening Boyolali. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Action Research, penelitian dilakukan dalam 1 (satu)
siklus dari bulan Juli 2023 sampai oktober 2023. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah partisipan dalam
penelitian ini sebanyak enam orang, yang terdiri dari satu kepala bidang
keperawatan dan lima kepala ruangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pedoman wawancara mendalam dan panduan focus group discussion.
Data dianalisis secara kualitatif menggunakan content analys. Hasil
penelitian menunjukkan ada 5 tema yang muncul, yaitu: i) Indikator kinerja
perawat yang harus dinilai, ii) Manfaat penilaian kinerja untuk evaluasi dan
penghargaan , iii) Faktor pendukung dalam pelaksanaan penilaian kinerja, iv)
Hambatan dalam pelaksanaan penilaian kinerja, v) Harapan terkait pelaksanaan
penilaian kinerja. Penelitian ini menghasilkan suatu protokol penilaian kinerja
perawat berbasis caring, yang perlu diterapkan oleh manajerial rumah
sakit. Protokol ini direkomendasikan kepada pihak manajerial keperawatan dalam
mengukur kinerja perawat secara spesifik, sehingga dapat mengurangi komplain
dari pasien terhadap pelayanan rumah sakit dan diharapkan meningkatkan mutu
asuhan keperawatan.
Kata Kunci: Action research, Caring, Fokus grup diskusi, Penilaian kinerja
perawat
Abstract
The caring-based nurse performance assessment protocol is a guideline
developed to evaluate the performance of practicing nurses based on their caring behaviors. This research aims
to develop a caring-based nurse performance assessment protocol at BanyuBening
Boyolali Islamic General Hospital. The research design employed is Action
Research, conducted in a single cycle from July 2023 to October 2023. Purposive
sampling was used to select six participants, consisting of one nursing
department head and five ward heads. The research instruments included an
indepth interview and a focus group discussion guide. Qualitative data analysis
was performed using content analysis. The research revealed five emerging
themes: i) Indicators of nurse performance to be assessed, ii) Benefits of
performance assessment for evaluation and recognition, iii) Supporting factors
in the implementation of performance assessment, iv) Barriers in the
implementation of performance assessment, v) Expectations related to
performance assessment implementation. The study produced a caring-based nurse
performance assessment protocol recommended for hospital management. This
protocol is suggested for nursing management to measure nurse performance
specifically, aiming to reduce patient complaints about hospital services and
enhance the quality of nursing care.
Keywords: Action research, Caring, Focus
group discussions, Nurse performance assessment
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan yang memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran strategis
ini didapat karena rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi,
karya, modal, masalah dan profesi (Aditama, 2007). Salah satu profesi yang
mempunyai peran penting di rumah sakit adalah keperawatan.
Standar kompetensi perawat di indonesia diatur
dalam KMK Nomor HK.01/07/(Menteri Kesehatan Republik Indonesia/425/2020) tentang Standar
Profesi Perawat. Aturan ini disesuaikan dengan amanah UU No. 38/2014 tentang
keperawatan. Standar kinerja bentuknya tertulis tentang suatu pekerjaan. Kinerja
perawat dapat dinilai melalui daftar isian pekerjaan yang diisi oleh manajer
untuk mencegah penurunan kualitas kerja. Perawat dalam kondisi penurunan
kinerja berisiko untuk melakukan kesalahan saat merawat pasien dan dapat
mengakibatkan kondisi pasien lebih memburuk (Dall’Ora, Ball, Reinius, & Griffiths, 2020). Kinerja yang
menurun membuat mutu pelayanan menurun dan memberikan ketidakpuasan kepada
pasien, perawat bekerja tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan,
perawat tidak ramah dan acuh terhadap keluhan pasiennya, perawat cenderung
indisipliner dan tidak memberi penjelasan atau informasi dan komunikasi pada
waktu memberikan asuhan keperawatan serta kurangnya monitoring dan observasi sehingga
berdampak pada proses penyembuhan pasien (Y. B. Kim & Lee, 2023).
Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sering mengalami penurunan kinerja, akibat dari situasi
kerja yang tidak bersahabat juga beban kerja yang berlebihan (Pujiyanto & Hapsari, 2021). Penelitian yang
dilakukan oleh (Maimun & Yelina, 2016) di Rumah Sakit
Bhayangkara Pekanbaru menunjukkan bahwa kinerja Perawat Pelaksana mencapai
tingkat rendah sebesar 53,4%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hidayat
Rahmat (2016) di rumah sakit Surabaya juga mengindikasikan kinerja Perawat
Pelaksana yang rendah sebesar 50%. Selain itu, penelitian oleh Maulani (2015)
di RSUD H. Hanafie Muara Bungo Jambi juga menunjukkan kinerja Perawat Pelaksana
berada dalam kategori kurang baik sebesar 47,6%.
Penilaian kinerja perawat merupakan
kegiatan mengontrol sumber daya manusia dan
produktivitasnya (Swansburg, 2001), suatu ukuran pengawasan yang digunakan oleh
manajer perawat (Gillies, 1994), alat yang
mengobservasi kinerja dan kepuasan kerja yang dapat diukur dengan menggunakan
teknik komunikasi yang efektif (Hadi & Mohammed, 2022) (Barilaro et al., 2020), (Lum, Dowedoff, & Englander, 2016) yang tujuannya
adalah sebagai motivasi
untuk mencapai tujuan
dan misi dari
suatu organisasi.
Penilaian kinerja berperan penting dalam
memotivasi perawat untuk mencapai kinerja yang tinggi, promosi pegawai,
peningkatan pembayaran gaji, pelatihan bagi pengembangan keterampilan, rencana
tindakan untuk mencapai tujuan (Putri, 2020). Struktur sistem
formal dalam menilai dan mengevaluasi kinerja seseorang dari waktu lalu,
sekarang. dan akan datang, membuat perawat memiliki nilai moral
yang baik (Dufour et al., 2019), (G. Yang, 2022), memberikan
pengakuan atas kompetensi yang dimiliki, memberikan kesempatan untuk menumbuhkan
pengetahuan dan berfokus pada pengembangan diri perawat (Watung, 2022).
Penilaian kinerja sebagai pengembangan
diri perawat merupakan hal penting dalam mengelola manajemen sumber daya
manusia, namun pada kenyataannya dapat menimbulkan berbagai masalah ketika
diterapkan, masalah yang muncul bisa dari segi penilai, orang yang dinilai,
proses penilaian, alat penilaian, dan hasil penilaian (Moawad et al., 2016) Dari segi penilai
yaitu tidak ada seorang manajer yang dapat begitu objektif dalam menilai
kinerja orang lain, karena pekerjaan adalah bagian penting identitas seseorang,
seseorang menjadi sensitif terhadap opini tentang cara mereka bekerja (Rapin et al., 2022), (Kim, Gu et al., 2022). menyatakan
penilaian kinerja tahunan tidak dilakukan oleh sumber daya profesional.
Studi literatur menunjukan bahwa penilai
sering tidak sadar akan tujuan dan objektivitas dari pekerjaan seseorang,
penilai lebih menilai kepada pekerjaan seseorang daripada kinerjanya, tidak
mampu berperilaku cerdas dan kompeten dalam menilai (Çalışkan & Şenyuva, 2022) menentang
kegiatan penilaian karena dianggap sebagai kegiatan yang tidak dibutuhkan, rasa
takut atas respon negatif dari perawat dan ketidakcukupan data untuk melakukan
penilaian (Chen, et al., 2021), menggunakan
proses penilaian kinerja yang sama dari tahun ke tahun untuk semua perawat,
kurangnya informasi dan ketidakakuratan tentang perilaku kerja perawat (Rani & Mayasari, 2018), (Chen et al., 2022).
Masalah yang muncul dari segi orang yang
dinilai yaitu sebagian besar perawat bersikap negatif terhadap penilaian
kinerja, tidak serius menjalani proses penilaian, mengganggap proses yang
dijalani hanya sebagai ruitinitas (Bahrami, Purfarzad, et al., 2019). Munculnya budaya
kecurigaan dan ketidakakuratan mengenai penilaian, (de Oliveira, Cucolo, et al., 2022), (Marquis & Huston, 2010) Keengganan untuk
melengkapi format yang diisi secara tepat waktu dan sedikit yang berkenan untuk
melakukan sesuatu yang baru (Zheng, Ma, Huang, & Liu, 2022).
Beberapa masalah yang muncul dari segi
proses penilaian kinerja yaitu kurang terbinanya komunikasi yang baik antara
penilai dan individu yang dinilai, kurangnya supervisi yang dilakukan manajer
perawat, penilaian yang dilakukan tidak adil, penilaian bersifat subjektif,
kurang berperannya sistem hukum dan aturan dalam organisasi, kesenjangan antara
teori dan praktik yang ada, tidak adanya
penilaian yang berkelanjutan
(Juanamasta et al., 2021), (Samari, Sadeghian et al., 2022) dan kurangnya unsur caring selama proses penilaian kinerja (Berlin, Alinaghizadeh, et al., 2016) (Ferretti-Rebustini et al., 2022).
Masalah yang ditemukan pada instrumen
penilaian kinerja yaitu instrumen hanya mewakili kompetensi klinis, dan tidak
ada instrumen subkategori perilaku psikologis-emosional perawat yang memberikan
asuhan keperawatan setiap waktu kepada pasien
(Samari et al., 2022), indikator
penilaian kurang jelas dalam format penilaian kinerja hanya mengukur aktivitas
tetapi tidak mengukur hasil atau dampak dari aktivitas klinis (Watung, 2022), instrumen yang
digunakan selalu sama dari tahun ke tahun (G. Yang, 2022), kelaikan
instrumen yang digunakan masih kurang baik (Agbojinmi, Ayorinde et al., 2022) dan
ketidaksesuaian antara standar kinerja dengan tugas perawat (Dergİsİ & Sayi, 2017). Pemakaian
instrumen cukup rumit, prosesnya lama, tidak ada praktik pengisian, jumlah
pemberian centang sedikit (Wang, Ma, et al., 2022). Masalah yang
berhubungan dengan hasil dari penilaian kinerja menurut hasil penelitian (Moawad et al., 2016) adalah kurangnya
umpan balik dan perhatian terhadap pemberian jasa yang sesuai dengan kinerja.
Masalah
yang timbul adalah tidak adanya laporan hasil penilaian kinerja serta ketidaktepatan
dalam memberikan umpan balik setelah dilakukan dokumentasi penilaian kinerja. Rapin et al., (2022). Penelitian yang
dilakukan oleh (Ashton, 2015), perawat harus
mendapatkan dukungan sosial, pengetahuan dan kompetensi sehingga dibutuhkan umpan balik dalam laporan
penilaian untuk mencapai kinerja yang maksimal. (Hajizadeh et al., 2022) menemukan bahwa
pelayanan kesehatan membutuhkan tindakan yang lebih berfokus kepada perawat
dalam memberikan pelayanan yang akuntabilitas kepada pasien dan hal ini dapat
diselesaikan dengan mendiskusikan hasil umpan balik untuk mencapai kompetensi
terkait alat penilaian kinerja perawat (Akgün et al., 2021) pengembangan dan
penggunaan alat penilaian kinerja direkomendasikan untuk menjamin keamanan dan
kualitas pelayanan pasien. Pengembangan alat penilaian kinerja yang tepat
diperlukan standar kompetensi yang jelas (Slater & McCormack, 2005) deskripsi kerja
yang akurat, mengurangai bias, meningkatkan objektivitas (Gillies, 1994).
Sistem penilaian
kinerja sangat berguna bagi perawat. Menurut (Carson, 2004) penilaian kinerja mempunyai dampak positif yaitu
terjalinnya hubungan yang
baik antar perawat, meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien,
meningkatkan kepercayaan diri perawat, meningkatkan performa perawat
dalam bekerja, meningkatkan motivasi perawat dan efektif untuk
pengambilan keputusan oleh manajer. Penilaian kinerja perawat juga mampu
menjaga iklim kerja, enggagement dan loyalitas perawat dalam memenuhi
ekspektasi dalam pekerjaanya sehingga meminimalisir adanya turnover (Ritonga, 2018), (Dwiyanti & Bagia, 2020) Walaupun penilaian kinerja memiliki banyak kekurangan
tetapi penilaian kinerja merupakan suatu struktur sistem yang formal dalam
mengevaluasi dan memprediksi kinerja perawat di waktu lalu dan sekarang. Sistem
penilaian kinerja yang adil membuat perawat memiliki moral baik karena didukung
metode dan karateristik yang adil dan produktif untuk semua sasaran yang ingin
dicapai (Aly, Alghabbashi et al., 2022). Menurut (Connor et al., 2015) mengatakan bahwa sebagian
besar manajer perawat mengakui bahwa mereka membutuhkan suatu penilaian kinerja
dan menyarankan agar sistem penilaian kinerja diinformasikan kepada perawat agar kemampuan
dan bakat yang dimiliki perawat dapat lebih digunakan.
Menurut moeheriono (2010:106) dalam (Yuniarsih, 2018), Penilaian
kinerja individu dapat diukur dari empat aspek, 1) Hasil kerja, dalam hal ini
kinerja diukur berdasarkan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaanya.
2) Perilaku, aspek perilaku yang bersifat intangible, tidak terukur
secara kuantitatif namun dapat dirasakan, misalnya menyangkut tndak-tanduk
dalam melaksanakan pekerjaan, kualitas pelayanan, kesopanan, serta sikap dan
perlakuan terhadap rekan kerja dan pelanggan 3) Atribut dan Kompetensi, aspek
ini diukur dari tingkat pengetahuan, keterampilan, maupun keahliannya dalam
aspek kompetensi, inisiatif dan koimtmen kerja 4) Komparatif, aspek ini diukur
dengan membandingkan hasil kerja sesama pegawai. Penilaian kinerja berbasis
perilaku (Caring) adalah salah satu penilaian yang sesuai dengan profesi
keperawatan, di mana kualitas pelayanan, kesopanan, serta sikap dan perlakuan
terhadap pasien akan berdampak langsung kepada kepuasan pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan dan menjaga mutu pelayanan rumah sakit.
Keperawatan
sebagai ilmu caring dari Patricia benner “From novice to expert” berisi beberapa contoh aplikasi dalam penerapan metodenya di beberapa
situasi praktek Dolan (1984) dalam Carson (2004). Benner menggunakan pendekatan
promosi, jenjang perawat klinik, program untuk lulusan perawat yang baru dan
seminar untuk mengembangkan pengetahuan klinik. Simposium berfokus pada
keunggulan pada praktek keperawatan yang dilaksanakan untuk pengembangan staff,
pengenalan, dan penghargaan sebagai salah satu jalan untuk mendemonstrasikan
perkembangan pengetahuan klinik dalam praktek (Dolan, 1984). Jika caring begitu sangat penting, maka caring seharusnya diukur pada penilaian
kinerja perawat.
Hasil penelitian Carson, (2004) tentang penilaian
kinerja perawat yang menggambarkan hubungan antara ukuran rumah sakit dengan caring didapatkan hasil bahwa hubungan “From
novice to expert” yaitu setidaknya 3/4 dari penilaian kinerja di fasilitas
kecil, 2/3 di fasilitas medium dan 1/2 di fasilitas besar. Alat penilaian caring yang bertujuan untuk mengukur
aktivitas caring perawat dikembangkan oleh Duffy (1990 dalam Watson, 2007). alat ini
dirancang untuk merefleksikan persepsi staf perawat atas manajer mereka
yang digunakan untuk meneliti dalam bidang administrasi keperawatan termasuk kinerja.
Berdasarkan hasil studi awal pada tanggal
16 Maret 2023 di Rumah Sakit Umum Islam Banyubening Boyolali, sistem penilaian
kinerja perawat pelaksana belum disempurnakan dan masih menggunakan format
penilaian karyawan keseluruhan. Penilaian kinerja saat ini belum menilai secara
tepat kemampuan kinerja perawat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja
perawat. Kelemahan sistem penilaian ini termasuk penilaian yang bersifat
subjektif, kurangnya umpan balik, dan kekurangan evaluasi kepuasan perawat.
Hasil wawancara juga menunjukkan beban kerja tambahan bagi perawat yang harus
melakukan mentoring untuk mengaji dan menghafalkan Al-Quran, yang mengganggu
fokus mereka dalam memberikan asuhan keperawatan. Selain itu, perilaku perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan masih perlu ditingkatkan, dengan kurangnya
empati terhadap pasien dan kurangnya ekspresi caring kepada rekan perawat.
Kepala bidang keperawatan mengharapkan sistem penilaian kinerja dapat menjadi
tolok ukur dalam memberikan insentif, reward, promosi, dan pelatihan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan keterikatan perawat dalam mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan. Dari kondisi ini, terlihat bahwa perawat membutuhkan
sistem penilaian kinerja yang mendukung pengembangan kinerja mereka demi
tercapainya mutu pelayanan keperawatan yang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan rumah sakit.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan sistem penilaian kinerja bagi perawat
berbasis perilaku caring di Rumah Sakit Umum Islam Banyubening Boyolali. Studi
ini bertujuan untuk menjawab bagaimana mengembangkan sistem tersebut dan
mengeksplorasi kelayakannya. Manfaat dari penelitian ini meliputi pembuatan
sistem penilaian khusus bagi perawat di rumah sakit tersebut, yang dapat
memberikan informasi bagi praktik, pendidikan, dan penelitian keperawatan.
Penelitian ini memanfaatkan penelitian terdahulu dalam bidang tersebut, dengan
fokus pada konteks spesifik rumah sakit untuk memberikan solusi yang
disesuaikan guna meningkatkan pelayanan dan kualitas keperawatan.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Action Research (AR) untuk
mengembangkan sistem penilaian kinerja perawat di RSUI Banyubening Boyolali.
Lokasi penelitian dilakukan di Ruang Rawat VIP dan Kelas 1 dari Agustus hingga
November 2023. Partisipan penelitian melibatkan 6 orang, termasuk kepala bidang
keperawatan, supervisor, dan kepala ruangan dengan pendidikan Sarjana
Keperawatan dan pengalaman kerja minimal 3 tahun. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, observasi, self-report, dan Focus Group Discussion (FGD).
Alat pengumpulan data yang digunakan meliputi panduan wawancara, panduan FGD,
kuisioner, dan lembar observasi. Analisis data kualitatif dilakukan dengan
content analysis dan menggunakan software Weft QDA miner lite. Kredibilitas
data dipertimbangkan dengan kepercayaan, transferabilitas, keteguhan, dan
kepastian, serta telah memperoleh ethical clearance dari Komisi Etik
Keperawatan.
Hasil dan Pembahasan
Pengumpulan data pada siklus action research telah
dilakukan di Rumah Sakit Umum Islam Banyubening Boyolali. Penelitian
pengembangan sistem penilaian kinerja perawat pelaksana ini mendapatkan hasil
temuan yang dapat dijelaskan kedalam beberapa pokok bahasan sebagai berikut:
Hasil Penelitian
1. Analisis
Tematik
Hasil penelitian menunjukkan ada 5
tema yang muncul, yaitu:
a.
Indikator
kinerja perawat yang harus dinilai dengan metode caring. 1) Pengetahuan perawat. 2) Skill/
kemampuan, kmpetensi, keahlian tindakan keperawatan. 3) Sikap/attitude, rasa
peduli antar perawat dan pasien. 4) Kemampuan komunikasi yang baik dan
profesional. 5) Ketepatan waktu/disiplin bekerja.
b.
Manfaat
penilaian kinerja untuk evaluasi dan penghargaan. 1) Untuk mengevaluasi
keterampilan perawat. 2) Sebagai acuan untuk pelatihan perawat. 3) Sebagai
acuan untuk pemberian penghargaan. 4) Sebagai acuan dan upaya untuk peningkatan
kompetensi jangka panjang.
c.
Faktor
pendukung dalam pelaksanaan penilaian kinerja, 1) Format penilaian dan sosialisasi penggunaanya. 2) Dukungan
atasan atas penilaian kinerja. 3) Faktor lingkungan dan waktu penilaian.
d.
Hambatan
dalam pelaksanaan penilaian kinerja, 1) Perawat merasa penilaian kinerja sebagai
rutinitas. 2) Format penilaian kurang komunikatif. 3) Relevansi format
penilaian kinerja. 4) Umpan balik penilaian tidak tepat sasaran.
e.
Harapan
terkait pelaksanaan penilaian kinerja. 1) Penilaian diharapkan untuk tolok ukur jenjang
karir, 2) Umpan balik yang lebih tepat sasaran setelah dilakukan penilaian. 3) Engagement
dari perawat untuk rumah sakit. 4) Penilaian diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas perawat. 5) Komitmen Rumah sakit kesejahteraan perawat.
Analisis dalam penelitian
penilaian kinerja perawat berbasis caring para partisipan dalam studi ini untuk
memenuhi pelayanan asuhan keperawatan
di Rumah Sakit Banyubening Boyolali. Tema-Tema tersebut saling terhubung satu
dengan yang lainnya. Gambaran dari hasil analisis tema-tema tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Analisis Tema 1 :
Indikator kinerja perawat
yang harus dinilai
Pernyataan
partisipan |
Kata
kunci |
Kategori |
Tema 1 |
..yang perlu
dinilai pengetahuan perawat, skill dan kompetensi,
displin kerja, sikap kepada rekan kerja serta pada pasien (P1) keahlian perawat dalam menangani pasien, rasa peduli pada pasien dan mengerjakan jobdesk sesuai
dengan asuhan keperawatan dan kebutuhan pasien (P2) komunikasi pada sesama perawat dan pasien, disiplin
waktu kerja datang dan pulangnya, keahlian tindakan keperawatan pada pasien
efektif dan efisien, sikap peduli pada pasiennya (P3) pengetahuan perawat dalam menangani masalah
keperawatan, komunikasi dan rasa peduli juga bisa hal yang dinilai karena itu
mempererat hubungan antar perawat dan
pasien (P5) kurang lebih
sama, disiplin dalam memberikan
tindakan keperawatannya juga dan sikap kepada pasien itu juga penting
supaya pasien merasa lebih baik perasaannya (P6) |
1.Pengetahuan
perawat 2.Skill/
kemampuan, kompetensi, keahlian tindakan keperawatan 3.Sikap/ attitude,
rasa peduli/caring 4.Kemampuan komunikasi 5.Ketepatan
waktu/ disiplin |
Indikator
kinerja |
Indikator
kinerja perawat yang harus dinilai |
Penelitian ini
mendapatkan tema satu yaitu indikator kinerja perawat yang harus dinilai, hasil
dari fokus grup diskusi dengan enam partisipan menyatakan bahwa indikator
kinerja yang harus dinilai adalah pengetahuan perawat, kompetensi dan keahlian
tindakan keperawatan, attitude/sikap antar perawat dan rasa peduli pada
pasien, kemampuan komunikasi perawat dan ketepatan waktu kehadiran/disiplin.
Peneliti mendapatkan hasil temuan bahwa Indikator penilaian kinerja sangat
mempengaruhi kualitas kerja dari seorang perawat dan berbagai aspek dalam
konteks pelayanan kesehatan. Dampak yang timbul peningkatan kualitas asuhan
pasien, pengembangan keterampilan, kolaborasi tim, kepuasan pasien dan
kepatuhan terhadap standar etika dan profesionalisme. Tema mengenai Indikator kinerja perawat yang harus dinilai didukung oleh 5 kategori sebagai berikut :
1)
Pengetahuan perawat
2)
Skill/ kemampuan, Kompetensi, Keahlian tindakan
keperawatan
3)
Sikap/ attitude, Rasa peduli
4)
Kemampuan komunikasi
5)
Ketepatan waktu/ disiplin
Disiplin menjadi penting dalam budaya kerja tim sehingga
tercapainya asuhan keperawatan dengan mutu yang berkualitas sehingga pasien
merasa nyaman saat berada dalam perawatan.
Tabel 2. Analisis Tema 2 : Manfaat penilaian kinerja
Pernyataan partisipan |
Kata kunci |
Kategori |
Tema 2 |
..untuk mengetahui apa yang mereka bisa lakukan,
misalnya untuk mengetahui apakah mereka dapat memasang infus yang baik.. (P2) (P3) manfaatnya
untuk kita bisa buat sebagai acuan untuk mengadakan
pelatihan dan bisa juga menjadi acuan pemberian reward (P4) untuk
membuat perencaan, kalau ada yang kurang bagaimana rencana untuk
perbaikannya, kalau ada yang baik bagaimana untuk upaya meningkatkannya lagi
(P5) |
1.Evaluasi keterampilan perawat 2.Acuan untuk pelatihan perawat 3.Acuan untuk pemberian reward 4.Upaya perencanaan peningkatan kompetensi jangka
panjang |
Evaluasi penilaian |
Manfaat penilaian kinerja |
Penelitian ini mendapat temuan tema kedua
yaitu manfaat penilaian kinerja untuk evaluasi dan penghargaan, sebagai acuan
untuk menambah keterampilan perawat dengan pelatihan, juga sebagai perencanaan
untuk meningkatkan jenjang dengan kompetensi jangka panjang. Peneliti mendapatkan hasil temuan bahwa manfaat
penilaian kinerja dapat mempengaruhi berbagai aspek, baik dari perspektif
individu maupun organisasi. Secara individu memberikan pemahaman tentang
kekuatan dan area pengembangan individu, memungkinkan perencanaan pengembangan
dan keterampilan dan pengetahuan lebih lanjut. Menjadikan motivasi dan kepuasan
kerja atas adanya pengakuan kerja sehingga meningkatkan rasa nilai diri dan
kebanggaan perawat terhadap profesi keperawatan. Peluang mengembangkan karir
termasuk promosi atau tanggung jawab tambahan. Dampak organisasi dapat
digunakan untuk pengambilan kekuasaan strategis terkait pengembangan sumber
daya manusia dan perencanaan organisasi rumah sakit, meningkatkan produktivitas
pengembangan budaya organisasi dan mengelola kinerja organisasi. Tema mengenai manfaat penilaian kinerja didukung oleh 4
kategori sebagai berikut:
1) Evaluasi
keterampilan perawat
2) Acuan
untuk pelatihan perawat
3) cuan
untuk pemberian reward
4) Upaya
perencanaan peningkatan kompetensi jangka panjang
Tabel 3.
Analisis Tema 3 : Faktor pendukung dalam
pelaksanaan penilaian kinerja
Kata
kunci |
Kategori |
Tema 3 |
|
..Saya kira
formatnya yang paling utama itu bisa mencakup proses penilaian. Harusnya
atasan kita mendukung, jadi kita kalau misalnya mengevaluasi penilaian
kinerja perawat kita ini, tapi kalau atasan kita tidak mendukung ya sama aja
(P1) formatnya
harus disosialisasikan dulu pada perawat agar mereka paham poin-poin yang
dinilai (P2) waktu dan lingkungan, waktu yang longgar dan tenang,
(P3) cara kita dalam memberikan penilaian kita harus
objektif yaitu menialai sesuai apa yang seharusnya dinilai (P4) Lingkungan..suasana lingkungan kerja kita juga harus
mendukung (P5) Dukungan atasan, dalam proses penilaian dan setelah
penilaian.” (P6) |
1.Format penilaian dan sosialisasinya 2. Dukungan atasan/bagian manajemen 3. Faktor lingkungan dan waktu penilaian |
Format penilaian |
Faktor
pendukung dalam pelaksanaan penilaian kinerja |
Penelitian ini mendapat temuan tema ketiga
yaitu Faktor pendukung dalam
pelaksanaan penilaian kinerja
adalah dari format penilaian dan sosilisasinya, penilaian kinerja yang didukung
atasan dan tempat dan waktu pada proses penilaian dilakukan. Peneliti
mendapatkan hasil temuan bahwa sistem penilaian kinerja dengan proses manajemen
kinerja dan pengembangan keterampilan perawat dapat meningkatkan efisiensi dan
relevansi penilaian, diperlukan juga adanya pelatihan bagi mereka yang
melakukan penilaian kinerja agar dapat meningkatkan objektivitas dan keadilan
dalam proses penilaian, menyediakan fleksibilitas waktu dan lingkungan dalam
proses penilaian untuk mempertimbangkan perbedaan dalam peran dan tanggung
jawab perawat, keterlibatan aktif dari atasan menunjukkan komitmen terhadap
pengembangan keterampilan perawat, hal ini mencakup umpan balik secara teratur
dan menjadi bagian dari perencaan pengembangan untuk jenjang karir. Tema
mengenai faktor pendukung dalam pelaksanaan penilaian kinerja didukung oleh 3
kategori sebagai berikut:
1) Format
penilaian dan sosialisasinya
2) Dukungan
atasan
3) Faktor
lingkungan dan waktu penilaian
Tabel 4.
Analisis Tema 4: Hambatan dalam
pelaksanaan penilaian kinerja
Pernyataan partisipan |
Kata kunci |
Kategori |
Tema 4 |
Sejauh ini tidak ada, dulu penilaian kinerja hanya
sebagai rutinitas.. (P1) Hanya pada
formatnya kurang komunikatif dari poin-poin yang dinilai, format cheklist
lebih mudah dimengerti(P2) Saya rasa hambatan penilaian
dari individunya sendiri..menerima tidak kita nilai… (P3) mungkin format ya, karena kita menggunakan format yang sama setiap
tahun tapi kalau sudah lama kan kadang tidak relevan, sehingga butuh alat
penilaian kinerja yang baru supaya bisa menjaga knerja dari perawat yang
dinilai (P4) |
1. Penilaian kinerja sebagai rutinitas 2. Format kurang komunikatif 3. Relevansi format penilaian kinerja 4. feedback penilaian tidak tepat sasaran |
Bias
penilaian |
Hambatan dalam pelaksanaan penilaian kinerja |
Penelitian ini mendapat temuan tema
keempat yaitu Hambatan dalam pelaksanaan penilaian kinerja, Peneliti
mendapatkan hasil temuan bahwa partisipan merasa penilaian kinerja hanya sebagai
rutinitas sehingga merasa kebingungan tentang konsekuensi atau tindakan
selanjutnya setelah menerima hasil penelitian dan pelaporan data kinerja,
relevansi format penilaian kinerja
fokus dengan dengan jobdesc sebagai perawat yang bertanggung jawab
dengan memberikan asuhan keperawatan, kurangnya pemahaman atau ketidakjelasan
terkait ekspektasi kinerja membuat perawat merasa bingung dan tidak yakin
tentang apa yang diharapkan dari para perawat, hal ini terjadi karena umpan
balik yang tidak tepat sasaran. Tema mengenai
hambatan dalam pelaksanaan kinerja didukung oleh 4 kategori sebagai berikut.
1)
Penilaian kinerja sebagai rutinitas
2)
Format kurang komunikatif
3)
Relevansi format penilaian kinerja
4)
feedback penilaian tidak
tepat sasaran
Partisipan
mengungkapkan individu yang dinilai juga sebaiknya menerima dengan penilaian apalagi pada kondisi penilai sebagai junior
dari yang diniliai. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan dari partisipan di
bawah ini.
“..Saya rasa hambatan penilaian dari individunya sendiri..menerima tidak
kita nilai… “(P3)
Tabel
5. Analisis Tema 5: Harapan terkait
pelaksanaan penilaian kinerja
Pernyataan partisipan |
Kata kunci |
kategori |
Tema 5 |
feedback
yang nyata dan reward yang kita terima, kalau untuk menambahkan skill perawat
sudah ada pelatian yang rutin diadakan oleh rumah sakit untuk meningkatkan
jenjang karir (P1) setiap penilaian yang kita buat itu adalah
realisasinya, feedback-nya harus ada (P3) kepala ruangan juga bisa memberi masukan pada rumah
sakit untuk diadakan pelatihan sehingga perawat lebih berkompeten dan percaya diri (P4) ..menurut saya kalau harapan dari kita adanya dampak
perubahan untuk kesejahteraan perawat. Tapi kalau belum dimulai..ya susah lah itu, dan
terkait reward harusnya ada (P6) |
1.
Penilaian untuk jenjang karir 2. Feedback
yang lebih tepat sasaran 3.
Engagement dari perawat untuk RS 4.
Penilaian diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perawat 5.
Komitmen RS untuk kesejahteraan perawat |
Umpan
balik penilaian |
Harapan
terkait pelaksanaan penilaian kinerja |
Penelitian ini mendapat temuan tema kelima
yaitu harapan terkait pelaksanaan penilaian kinerja untuk jenjang karir
perawat, adanya umpan balik yang lebih terarah
sehingga meningkatkan enggagement perawat terhadap organiasi rumah sakit
sehingga ada rasa tanggung jawab dalam diri perawat bersama mencapai tujuan
dari visi misi rumah sakit. Peneliti mendapatkkan hasil temuan bahwa, jika
penilaian kinerja mampu mengembangkan karir profesional, perawat cenderung
merespons lebih positif terhadap proses penilaian. Harapan akan adanya keadilan
dalam proses penilaian dan pengakuan atas kinerja yang baik dapat memengaruhi
persepsi perawat terhadap keadilan dan objektivitas penilaian, hal ini akan
memotivasi perawat jika kinerjanya diakui dan dihargai dengan sistem
pengahrgaan dan pengakuan atas kinerja yang baik sehingga menguatkan komitmen
rumah sakit dalam menyejahterakan perawat. Tema mengenai harapan terkait
pelaksanaan kinerja didukung oleh 5 kategori sebagai berikut
1)
Penilaian untuk jenjang karir
2) Engagement dari
perawat untuk Rumah Sakit
3) Penilaian
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perawat
4) Komitmen Rumah
Sakit untuk kesejahteraan perawat
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
lima substansi penilain kinerja berbasis caring, Berbabagai subtema dari
masing-masing tema yang ditemukan. Selanjutnya akan dibahas sebagai berikut.
1. Indikator
kinerja perawat yang harus dinilai
Penilaian
kinerja sebagai faktor yang penting untuk mempertahankan mutu pelayanan
keperawatan dan memaksimalkan produktivitas perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan. Menurut (Robbins, S. P., & Judge, 2015) dan (Yuniarsih, 2018) Indikator kinerja
yang harus dinilai adalah Knowledge/pengetahuan, Skill/keahlian, attitude/sikap,
kemampuan komunikasi dan disiplin dalam pekerjaanya.
a. Pengetahuan
perawat
b. Skill/Keahlian,
Kompetensi
c. Attitude/Sikap,
Caring/Rasa peduli
d.
Kemampuan komunikasi
e.
Disiplin/Ketepatan waktu
2. Manfaat
penilaian kinerja
Kinerja perawat memiliki sejumlah manfaat yang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan perawatan kesehatan. Evaluasi dalam
penilaian kinerja perawat secara sistematis, organisasi dapat mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan
memfasilitasi pengembangan profesional.
a. Evaluasi
keterampilan perawat
b. Acuan
untuk pelatihan perawat
c. Acuan
untuk pemberian reward
d. Upaya
perencanaan peningkatan kompetensi jangka panjang
3. Faktor
pendukung dalam pelaksanaan penilaian kinerja
Pelaksanaan
penilaian kinerja dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor pendukung yang dapat
meningkatkan efektivitas dan akurasi proses penilaian tersebut.
a.
Format penilaian dan sosialisasinya
b.
Dukungan atasan
c.
Faktor lingkungan dan waktu penilaian
4. Hambatan
dalam pelaksanaan penilaian kinerja
Hambatan
dalam penilaian kinerja dapat memengaruhi validitas, objektivitas, dan
keberhasilan keseluruhan proses penilaian.
a.
Penilaian kinerja sebagai rutinitas
b.
Format kurang komunikatif
c.
Relevansi format penilaian kinerja
d.
feedback penilaian tidak
tepat sasaran
5. Harapan
terkait pelaksanaan penilaian kinerja
Harapan
perawat terkait pelaksanaan penilaian kinerja dapat mencakup sejumlah aspek
yang mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka terhadap proses evaluasi yang
dilakukan oleh rumah sakit.
a.
Penilaian untuk jenjang karir
b.
Feedback yang lebih tepat
sasaran
c.
Engagement dari perawat
untuk rumah sakit
d.
Penilaian diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas perawat
e.
Komitmen RS untuk kesejahteraan perawat
Dukungan rumah sakit untuk keseimbangan
kerja dengan menerapkan budaya kerja yang baik menghindari overtime sehingga
tidak terjadi burnout. Menurut Y. Yang, (2023) dan Al Fanani & Paskarini, (2023) menyatakan rumah
sakit yang mendukung keseimbangan work-life balance melalui kebijakan
dan program yang sesuai dapat meningkatkan kesejahteraan perawat. Sejalan dengan Baisa & Nilasari, (2022) dan Permadi, Diputra, & Sanjiwani, (2023) Kepemimpinan yang mendukung, memberikan dukungan
emosional, dan memfasilitasi komunikasi terbuka dapat meningkatkan kinerja dan
kesejahteraan perawat.
Rumah sakit
memberikan dukungan agar tercapai keseimbangan kerja dengan kehidupan pribadi
perawat agar terciptanya mental health dan menghindari stress kerja. Menurut
Lakeman et al., (2023) menyatakan rumah
sakit yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi perawat dapat
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja mereka. hal ini sejalan dengan
penelitian Newman, Roche, & Elliott, (2023) menyatakan rumah
sakit yang menyediakan fasilitas dan program kesejahteraan, termasuk dukungan
untuk kesehatan mental perawat, dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.
Sedangkan menurut Justiana, (2023). Komitmen rumah
sakit terhadap pengembangan perawat, termasuk program pelatihan dan
pengembangan keterampilan, dapat meningkatkan kinerja perawat.
Sistem penghargaan juga menjadi diharapkan
menjadi komitmen rumah sakit agar terciptanya kesejahteraan perawat pemberi
asuhan keperawatan. Menurut (Saputri & Arief Hidayat, 2021) menyatakan sistem
penghargaan yang adil dan pengakuan untuk kinerja unggul dapat meningkatkan
motivasi dan kesejahteraan perawat.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penilaian
kinerja perawat menekankan pentingnya evaluasi kinerja yang berpedoman pada
standar praktik profesional, serta perlu adanya pembaruan dalam meningkatkan
kompetensi perawat, khususnya dalam konteks rumah sakit Islam Banyubening
Boyolali. Saran disampaikan bagi pelayanan keperawatan, manajemen rumah sakit,
dan institusi pendidikan untuk mengadopsi sistem penilaian kinerja yang
berbasis caring, memastikan proses penilaian yang adil dan efektif, serta
melanjutkan penelitian ini untuk mengembangkan metode penilaian yang lebih baik
dan memperkaya khasanah ilmu keperawatan.
BIBLIOGRAFI
Agbonijinmi, L. A., Ayorinde, A. M., & Gbenga-epibnu, M.
A. (2022). Assessment of Patients’ Satisfaction with Nursing Care in Babcock
University Teaching Hospital, Ilishan-Remo, Ogun State, Nigeria. International
Journal of Nursing, Midwife and Health Related Cases, 8(3), 34–44.
https://doi.org/10.37745/ijnmh.15/vol8n33444
Akgün, M., Kavradim, S. T., Boz, I.,
& Özer, Z. (2021). Development and psychometric properties of the Caring
Behaviors Assessment Tool Nursing Version-Short Form. International Journal
for Quality in Health Care, 32(10), 701–707.
https://doi.org/10.1093/intqhc/mzaa134
Al Fanani, T., & Paskarini, I.
(2023). Relationship of burnout to nurse job satisfaction at Semen Gresik
Hospital. Jurnal Keperawatan, 14(02), 84–91.
https://doi.org/10.22219/jk.v14i02.25664
Aly, S. M., Alghabbashi, M. T.,
Alhusyeni, N. M., & Alkhaybary, M. M. (2022). The Relationship between the
new Leadership Styles and Nursing Productivity. Pakistan Journal of Medical
and Health Sciences, 16(5), 836–841.
https://doi.org/10.53350/pjmhs22165836
Ashton, K. S. (2015). The Orientation
Period: Essential for New Registered Nurses’ Adaptation. Nursing Science
Quarterly, 28(2), 142–150. https://doi.org/10.1177/0894318415571600
Bahrami, M., Purfarzad, Z., Keshvari,
M., & Rafiei, M. (2019). The components of nursing competence in caring for
older people in Iranian hospitals: A qualitative study. Iranian Journal of
Nursing and Midwifery Research, 24(2), 124–130.
https://doi.org/10.4103/ijnmr.IJNMR_83_18
Baisa, Q. N. M., & Nilasari, B.
M. (2022). Mediation Role of Work-Life Balance on the Effect of Job Demand and
Workplace Resources on Nurse Job Satisfaction During the Covid-19 Pandemic. Jurnal
Aplikasi Manajemen, 20(3).
https://doi.org/10.21776/ub.jam.2022.020.03.06
Barilaro, A., Conidi, A., Ligarò, S.,
Licata, F., Marinaro, M. A., Ventura, S., … Spagnuolo, R. (2020). Nursing
Communication as a Tool for Patient Satisfaction. A Single Hospital Survey. The
Open Nursing Journal, 13(1), 220–227.
https://doi.org/10.2174/1874434601913010220
Berlin, A., Alinaghizadeh, H.,
Törnkvist, L., Willman, A., & Nilsson, G. (2016). Psychometric
characteristics of a modified Sympathy-Acceptance-Understanding-Caring
competence model questionnaire among foreign-born parents encountering nurses
in primary child health care services. Primary Health Care Research and
Development, 17(3), 298–310.
https://doi.org/10.1017/S1463423615000444
Çalışkan, F., & Şenyuva, E.
(2022). A Valid and Reliable Tool to Assess Nursing Professional Competences:
The Nursing Professional Competence Scale. Medical Journal of Bakirkoy, 18(2),
177–188. https://doi.org/10.4274/BMJ.galenos.2021.2021.11-2
Carson, E. (2004). Do Performance
Appraisals of Registered Nurses Reflect a Relationship Between Hospital Size
and Caring? https://doi.org/DOI: 10.1111/j.0029-6473.2004.00005.x
Chen, Q., Huang, C., Castro, A. R.,
& Tang, S. (2021). Instruments for measuring nursing research competence: A
protocol for a scoping review. BMJ Open, 11(2).
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2020-042325
Chen, Q., Tang, S., Liu, D., Zhou,
C., Castro, A. R., Jiang, S., … Chen, J. (2022). Effects of a blended emergent
research training programme for clinical nurses on nursing research competence
and critical thinking (Part 2): A quasi-experimental study. Journal of
Clinical Nursing, 31(5–6), 755–769.
https://doi.org/10.1111/jocn.15934
Connor, J. A., LaGrasta, C., &
Hickey, P. A. (2015). Complexity assessment and monitoring to ensure optimal
outcomes tool for measuring pediatric critical care nursing. American
Journal of Critical Care, 24(4), 297–308.
https://doi.org/10.4037/ajcc2015230
Dall’Ora, C., Ball, J., Reinius, M.,
& Griffiths, P. (2020). Burnout en enfermería: una revisión teórica.
Burnout in nursing: A theoretical review. Human Resources for Health, 18(1),
1–17.
de Oliveira, J. L. C., Cucolo, D. F.,
de Magalhães, A. M. M., & Perroca, M. G. (2022). Beyond patient
classification: The “hidden” face of nursing workload. Revista Da Escola de
Enfermagem, 56(June).
https://doi.org/10.1590/1980-220X-REEUSP-2021-0533en
Dergİsİ, E., & Sayi, Y. (2017). Dokuz
Eylül Üniversitesi Hemşirelik Fakültesi Elektronik Dergisi
http://www.deuhyoedergi.org. 10(1), 67–69.
Dufour, É., Duhoux, A., & Bolduc,
J. (2019). Measured and perceived effects of audit and feedback on nursing
performance: A mixed methods systematic review protocol. Systematic Reviews,
8(1), 1–27. https://doi.org/10.1186/s13643-019-0956-1
Dwiyanti, I. A. K. A., & Bagia,
I. W. (2020). Peningkatan Kepuasan Kerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi. Jurnal
Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 130–138.
Ferretti-Rebustini, R. E. de L.,
Souza-Talarico, J. N. de, Fhon, J. R. S., & Greenberg, S. A. (2022). The
role of assessment in competence-based gerontological advanced practice
nursing. Revista Da Escola de Enfermagem Da U S P, 56(spe),
e20220072. https://doi.org/10.1590/1980-220X-REEUSP-2022-0072en
Gillies. (1994). Nursing
management: System approach. (3th ed), philadelpia: W. B. Saunders Co.
Hadi, M. A., & Mohammed, S. S.
(2022). Nursing communication skills in preoperative care. International
Journal of Health Sciences, 6(April), 10480–10488. https://doi.org/10.53730/ijhs.v6ns2.7721
Hajizadeh, A., Bahreini, R., Kakemam,
E., Zamanzadeh, V., Hamidi, H., & Khodayari-Zarnaq, R. (2022). Developing a
framework for the participation of nursing managers in the health policy-making
process in Iran: A Delphi study. Journal of Nursing Management,
(December). https://doi.org/10.1111/jonm.13841
Juanamasta, I. G., Aungsuroch, Y.,
& Gunawan, J. (2021). A concept analysis of quality nursing care. Journal
of Korean Academy of Nursing, 51(4), 430–441. https://doi.org/10.4040/jkan.21075
Justiana, H. (2023). Research in
Business & Social Science Islamic hospital nurse loyalty model : motivation
, commitment and satisfaction. International Journal Business and Soscial
Science, 12(5), 130–138.
Kim, S., Gu, M., & Sok, S. (2022).
Relationships between Violence Experience, Resilience, and the Nursing
Performance of Emergency Room Nurses in South Korea. International Journal
of Environmental Research and Public Health, 19(5).
https://doi.org/10.3390/ijerph19052617
Kim, Y. B., & Lee, S. H. (2023).
The Nursing Work Environment, Supervisory Support, Nurse Characteristics, and
Burnout as Predictors of Intent to Stay among Hospital Nurses in the Republic
of Korea: A Path Analysis. Healthcare (Switzerland), 11(11). https://doi.org/10.3390/healthcare11111653
Lakeman, R., Foster, K., Happell, B.,
Hazelton, M., Moxham, L., & Hurley, J. (2023). Informing the development of
a fit-for-purpose mental health nursing curriculum: A survey of mental health
nurse academics in Australia. International Journal of Mental Health Nursing,
(September). https://doi.org/10.1111/inm.13226
Lum, L., Dowedoff, P., &
Englander, K. (2016). Internationally educated nurses’ reflections on nursing
communication in Canada. International Nursing Review, 63(3),
344–351. https://doi.org/10.1111/inr.12300
Maimun, N., & Yelina, A. (2016).
Kinerja Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 3(2), 65–68.
https://doi.org/10.25311/keskom.vol3.iss2.104
Marquis, B. L., & Huston, C. J.
(2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : teori dan aplikasi, (Ed.
4). Jakarta : EGC.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
(2020). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.01.07/MENKES/425/2020 TENTANG STANDAR PROFESI PERAWAT. Molecules,
Vol. 2, pp. 1–12.
Moawad, H., Samah, A., &
Mohammed, A. (2016). Evaluation of Nursing Performance at Pediatric Burn
Unit in Benha City : An Intervention Study. 5(6), 50–57.
https://doi.org/10.9790/1959-0506075057
Newman, C., Roche, M., & Elliott,
D. (2023). Exposure to patient aggression and health outcomes for forensic
mental health nurses: A cross-sectional survey. Journal of Advanced Nursing,
(May), 1–11. https://doi.org/10.1111/jan.15885
Permadi, I. K. O., Diputra, I. K. S.,
& Sanjiwani, P. A. P. (2023). The Effect of Work-Life Balance and Workload
on Job Satisfaction to Affect Nurse Performance. Ekonomis: Journal of
Economics and Business, 7(2), 884.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v7i2.1150
Pujiyanto, T. I., & Hapsari, S.
(2021). Analisis Kelelahan kerja sebagai penyebab resiko penurunan kinerja
perawat di rumah sakit. Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, 4(2),
160–166. https://doi.org/https://doi.org/10.32584/jkmk.v4i2.1185
Putri, E. M. I. (2020). Sistem
Penilaian Kinerja perawat pelaksana berbasis caring. In Pena Persada
(Vol. 53).
Rani, I. H., & Mayasari, M.
(2018). Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai
Variabel Moderasi. Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 7(2),
139–148.
Rapin, J., Pellet, J., Mabire, C.,
Gendron, S., & Dubois, C. A. (2022). How does nursing-sensitive indicator
feedback with nursing or interprofessional teams work and shape nursing
performance improvement systems? A rapid realist review. Systematic Reviews,
11(1), 1–18. https://doi.org/10.1186/s13643-022-02026-y
Ritonga, E. (2018). Peran
Organizational Citizenship Behavior Sebagai Pemediasi Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Perawat. Iqtishoduna, 71–86.
https://doi.org/10.18860/iq.v0i0.4830
Robbins, S. P., & Judge, T. A.
(2015). Perilaku Organisasi (16th ed.). Jakarta: Salemba Empat. Jakarta.
Samari, B., Sadeghian, E., Sattari,
M., & Aghaie, B. (2022). Explaining the dimensions of specific competence
in training specialist nurses in multiple sclerosis: a qualitative study. Frontiers
of Nursing, 9(3), 311–317. https://doi.org/10.2478/FON-2022-0040
Saputri, B. Y., & Arief Hidayat,
S. (2021). Development of a Performance-Based Reward System Model for Job
Satisfaction of Nurse. Fundamental and Management Nursing Journal, 4(1),
7. https://doi.org/10.20473/fmnj.v4i1.21469
Slater, P., & McCormack, B.
(2005). Determining older people’s needs for care by Registered Nurses: The
Nursing Needs Assessment Tool. Journal of Advanced Nursing, 52(6),
601–608. https://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2005.03641.x
Swansburg, R. C. (2001). . Pengantar
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wang, L., Ma, Y. J., Chen, X. T.,
Zhang, J., & Liu, T. (2022). The design and application of an intensive
care unit point-of-care nursing handover checklist based on the situation,
background, assessment, and recommendation technique. Frontiers in Public
Health, 10(5). https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.1029573
Watson, J. (2007). Theory of Human
Caring. Danish Clinical Nursing Journal. Online: www.uchsc.edu/nursing/caring.
Watung, S. R. (2022). Functional
Factors Related to Nursing Performance in Inpatient Installation. 03043.
Yang, G. (2022). The construction of
nursing performance evaluation model in community health service center based
on the balanced scorecard and hygiene factors. Scientific Reports, 12(1),
1–9. https://doi.org/10.1038/s41598-022-26334-4
Yang, Y. (2023). Relationship
between burnout , job performance and nurse-patient interaction in Taizhou ,
China. 1–14.
Yuniarsih, T. (2018). Knerja
unggul Sumber daya manusia. Bandung: Rizqi Press.
Zheng, X., Ma, A., Huang, J., &
Liu, C. (2022). Establishment and application of information-based training and
assessment platform for clinical nursing operation technology. BMC Nursing,
21(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12912-022-01053-3
Copyright
holder: Ahmad Jaelani, Blacius Dedi, Witri Hastuti (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |