Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 7, Juli
2024
PENGARUH
AUDIT FEE, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
Sudarmadi
Universitas
Pamulang, Tangerang, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan atau pengaruh antara audit fee, investment opportunity set dan
corporate governance terhadap integritas laporan keuangan. Populasi dalam penelitian
ini, yaitu seluruh perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan trasnportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018 - 2022. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang
memenuhi kriteria, yaitu 35 perusahaan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.
Teknik analisis data pada penelitian ini, yaitu analisis regresi data panel
dengan analisis deskriptif kuantitatif menggunakan data sekunder. Data - data
dalam penelitian ini diolah menggunakan E-views 12 dan software Microsoft Excel
2016. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini,
ditemukan bahwa variabel audit fee berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan, investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, serta komisaris independen berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan.
Kata kunci: Integritas Laporan
Keuangan, Audit Fee, Investment Opportunity Set, Corporate Governance,
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komisaris Independen.
Abstract
This research aims to analyze the relationship or
influence between audit fees, investment opportunity set and corporate
governance on the integrity of financial reports. The population in this
research is all companies in the infrastructure, utilities and transportation
sectors listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2018 - 2022 period.
The sampling technique used was purposive sampling, so that the number of
samples that met the criteria was 35 companies in the infrastructure, utilities
and transportation sectors. The data analysis technique in this research is
panel data regression analysis with quantitative descriptive analysis using
secondary data. The data in this research were processed using E-views 12 and
Microsoft Excel 2016 software. From the results of data processing in this
research, it was found that the audit fee variable has an effect on the
integrity of financial reports, investment opportunity set has no effect on the
integrity of financial reports, institutional ownership has an effect on the
integrity of financial reports, managerial ownership has an effect on the
integrity of financial reports, and independent commissioners have an effect on
the integrity of financial reports. integrity of financial reports.
Keywords:
Integrity of Financial
Reports, Audit Fees, Investment Opportunity Set, Corporate Governance,
Institutional Ownership, Managerial Ownership, Independent Commissioners.
Pendahuluan
Dari laman
detikNews dapat dilihat hasil survei penilaian integritas (SPI) yang dilakukan
oleh Kementerian Keuangan pada tahun 2021 dan 2022 melalui persentase Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yaitu sebesar 72,40% di tahun
2021 dan 71,94% di tahun 2022. Dari hasil SPI dikedua tahun tersebut, dapat
dilihat bahwa hasil survei yang dilakukan pada tahun 2022 mengalami penurunan
dari hasil survei tahun 2021, maka pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menyatakan bahwa di Indonesia masih rentan terhadap permasalahan korupsi
ataupun manipulasi laporan keuangan sehingga perlu melakukan perbaikan tata
kelola yang berkelanjutan. Setelah mengetahui data survei penilaian integritas
tersebut, maka integritas laporan keuangan di Indonesia sampai saat ini masih
menjadi issue yang hangat untuk diperbincangkan dan dibahas oleh semua
penguna laporan keuangan khususnya para stakeholder (Manossoh, 2016; Meirizk, 2014).
Pembahasan
terkait penelitian integritas laporan keuangan di Indonesia sebenarnya sudah
banyak dilakukan, tetapi dari tahun ke tahun tetap saja ditemukan kasus korupsi
maupun manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Berikut beberapa kasus terkait permasalahan manipulasi laporan keuangan, yaitu
kasus yang terjadi pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. tahun 2017, dimana
terkuak bahwa ditemukannya bukti pemberian gratifikasi kepada auditor berupa
motor Harley-Davidson sebesar Rp 115 juta serta fasilitas hiburan malam sebagai
upaya menutupi laporan keuangan tahun 2017 atas penggunaan anggaran tahun 2015
dan 2016 (nasional.kompas.com); kemudian kasus yang terjadi di tahun 2019 pada
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., dimana perusahaan tersebut melakukan
pengakuan sekaligus pendapatan perjanjian kerjasama dengan PT. Mahata Aero
Teknologi sebesar USD 239,94 juta, tetapi tidak terjadi adanya transaksi
pembayaran sampai tutup buku tahun 2018 (cnbindonesia.com); dan kasus
manipulasi laporan keuangan terbaru yang terkuak di tahun 2023, yaitu kasus PT.
Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk., dimana
direktur utama pada PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. melakukan penyimpangan
penggunaan dana dengan pencairan dana supply chain financing menggunakan
dokumen pendukung palsu sebagai pembayaran hutang perusahaan terhadap proyek
pekerjaan fiktif untuk kepentingan pribadinya dan mengalami kerugian keuangan
negara untuk perusahaan sebesar Rp 2,5 triliun. sedangkan PT. Wijaya Karya (Persero)
Tbk. melakukan manipulasi laporan keuangan pada kuartal I tahun 2023, dimana
tercatat dalam laporan keuangan perusahaan tersebut laba bersih yang diperoleh
sebesar Rp 1,32 miliar di tahun 2022 menjadi rugi sebesar Rp 521,25 miliar per
31 Maret 2023 (cnbindonesia.com). Terkuaknnya beberapa kasus terkait manipulasi
laporan keuangan dalam suatu perusahaan inilah yang membuat masyarakat
mempertanyakan keintegritasan laporan keuangan yang dibuat oleh pihak
perusahaan tersebut.
Laporan keuangan
dari suatu perusahaan akan dikatakan baik atau bahkan sangat baik, jika laporan
keuangan tersebut dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan kata
lain, laporan keuangan mempunyai nilai integritas yang tinggi serta tidak akan
menyesatkan pengguna laporan keuangan tersebut (Cahyo et al., 2022). Integritas dari suatu laporan keuangan perusahaan
akan menentukan laporan pertanggungjawaban tersebut terindikasi kecurangan atau
tidak terhadap informasi keuangan perusahaan. Jika pihak dari perusahaan melakukan
kecurangan terhadap laporan keuangan, maka akan terjadi kerugian yang sangat
besar bagi perusahaan. Kerugian yang dimaksudkan dalam hal ini, yaitu hilangnya
kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap kualitas, transparansi dan
integritas dari suatu laporan yang dibuat serta dipublikasikan oleh pihak
perusahaan.
Dari uraian
tersebut, menunjukkan bahwa manipulasi laporan keuangan terjadi karena pihak
manajemen perusahaan gagal menyajikan laporan keuangan yang berpedoman pada
keintegritasan memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Selain itu,
terungkapnya beberapa kasus atau fenomena tersebut mengakibatkan turunnya
kepercayaan masyarakat terhadap suatu laporan keuangan yang telah dibuat dan
dipublikasikan oleh pihak Perusahaan (Kardhianti & Srimindarti, 2022). Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait dengan integritas laporan keuangan ini dengan judul “Pengaruh
Audit Fee, Investment Opportunity Set, Dan Corporate Governance
Terhadap Integritas Laporan Keuangan” dengan studi Empiris Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2018 - 2022.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka penulis menentukan rumusan pokok permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini, yaitu apakah pengaruh dari audit fee, investment
opportunity set, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan
komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan. Sehingga dari
rumusan masalah tersebut, penulis menemukan tujuan penelitian yang hendak
dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh dari audit fee, investment
opportunity set, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan
komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan. Manfaat yang bisa
diberikan dari hasil riset, yaitu mampu untuk memberikan kontribusi terhadap
pengembangan baik dalam literatur maupun penelitian dibidang akuntansi
khususnya terkait dengan integritas laporan keuangan; memberikan manfaat
sebagai sarana edukasi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta teoritis yang
dipelajari dibangku perguruan tinggi; dapat menjadi acuan untuk meningkatkan
nilai integritas laporan keuangan lebih baik serta menjadi masukkan untuk
mengusahakan dan menciptakan tata kelola perusahaan yang lebih baik lagi bagi
perusahaan maupun auditor.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif dengan sumber data dari website Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan website resmi perusahaan sektor infrastruktur, utilitas, dan
transportasi periode 2018-2022 (Sugiyono, 2019). Objek penelitian
dipilih dari perusahaan go public untuk memudahkan akses terhadap data keuangan
yang diperlukan. Populasi terdiri dari 178 perusahaan dengan sampel sebanyak 35
perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan, menggunakan metode purposive
sampling. Variabel penelitian mencakup integritas laporan keuangan, audit fee,
investment opportunity set, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
dan komisaris independen, yang diukur dengan rumus yang sesuai.
Hasil dan
Pembahasan
Analisis Statistik
Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan metode analisis mengumpulkan,
mengolah, menyajikan serta menganalisis data - data yang diperoleh melalui
nilai rata - rata (mean) (Wijayanti et al., 2022), varian, standar deviasi, varian maksimum dan
minimum, sum, kurtosis, serta skewness sehingga dapat memberikan
gambaran atau deskripsi suatu penelitian dengan jelas dan terperinci. Berikut
hasil perhitungan analisis statistik deskriptif berdasarkan pengolahan data
menggunakan E-Views versi 12, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Analisis Statistik
Deskriptif
Date: 09/26/23
Time: 10:12
Sample:
2018 |
2022 |
|
||||
|
Y |
LOGX1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X5 |
Mean |
0.532770 |
3.067052 |
0.344127 |
0.582614 |
0.153547 |
0.405617 |
Median |
0.597241 |
3.071913 |
0.272131 |
0.602799 |
0.053133 |
0.333333 |
Maximum |
0.999671 |
3.195822 |
0.991474 |
0.999578 |
0.896377 |
0.750000 |
Minimum |
0.001867 |
2.896014 |
0.010956 |
0.017009 |
1.27E-05 |
0.166667 |
Std. Dev. |
0.339187 |
0.056127 |
0.242272 |
0.220919 |
0.208693 |
0.113884 |
Skewness |
-0.211903 |
-0.072432 |
0.818459 |
-0.691145 |
1.820125 |
0.584355 |
Kurtosis |
1.492286 |
2.892273 |
2.666920 |
3.048207 |
6.276434 |
3.119304 |
Jarque-Bera |
15.12569 |
0.200976 |
17.20771 |
11.79713 |
147.9164 |
8.510720 |
Probability |
0.000519 |
0.904396 |
0.000183 |
0.002743 |
0.000000 |
0.014188 |
Sum |
78.84992 |
453.9237 |
50.93077 |
86.22680 |
22.72496 |
60.03135 |
Sum Sq. Dev. |
16.91207 |
0.463082 |
8.628247 |
7.174376 |
6.402235 |
1.906519 |
Observations |
148 |
148 |
148 |
148 |
148 |
148 |
Sumber: Output Eviews 12
Berdasarkan
hasil analisis statistik deskriptif, ditemukan beberapa temuan penting. Pertama, pada variabel
integritas laporan keuangan (Y), nilai minimumnya adalah 0.001867 dan
maksimumnya adalah 0.999671, dengan rata-rata 0.532770 dan median 0.597241.
Standar deviasi sebesar 0.339187 menunjukkan bahwa penyebaran data tersebut
relatif stabil. Kemiringan (skewness) negatif (-0.211903) menandakan distribusi
data cenderung condong ke kiri, namun nilai kurtosis (1.492286) yang lebih
besar dari 0.263 menunjukkan bahwa data berdistribusi leptokurtik namun masih
dalam kisaran normal. Kedua, untuk
variabel audit fee (X1), nilai minimumnya adalah 2.896014 dan maksimumnya
adalah 3.195822, dengan rata-rata 3.067052 dan median 3.071913. Standar deviasi
sebesar 0.056127 menunjukkan penyebaran data yang stabil. Kemiringan negatif
(-0.072432) menandakan distribusi condong ke kiri, sedangkan kurtosis
(2.892273) yang tinggi menunjukkan distribusi leptokurtik dan sedikit tidak
normal. Selanjutnya, pada variabel investment opportunity set (X2), nilai
minimumnya adalah 0.010956 dan maksimumnya adalah 0.991474, dengan rata-rata
0.344127 dan median 0.272131. Standar deviasi sebesar 0.242272 menunjukkan
penyebaran data yang stabil. Kemiringan positif (0.818459) menandakan
distribusi data condong ke kanan, namun kurtosis (2.666920) yang tinggi
menunjukkan distribusi leptokurtik dan sedikit tidak normal. Keempat, pada
variabel kepemilikan institusional (X3), nilai minimumnya adalah 0.017009 dan
maksimumnya adalah 0.999578, dengan rata-rata 0.582614 dan median 0.602799.
Standar deviasi sebesar 0.220919 menunjukkan penyebaran data yang stabil.
Kemiringan negatif (-0.691145) menandakan distribusi condong ke kiri, namun
kurtosis (3.048207) yang tinggi menunjukkan distribusi leptokurtik dan sedikit
tidak normal. Kelima, untuk variabel kepemilikan manajerial (X4), nilai minimumnya
adalah 0.0000127 dan maksimumnya adalah 0.896377, dengan rata-rata 0.153547 dan
median 0.053133. Standar deviasi sebesar 0.208693 menunjukkan penyebaran data
yang bervariasi. Kemiringan positif (1.820125) menandakan distribusi data
condong ke kanan, dan kurtosis (6.276434) yang tinggi menunjukkan distribusi
leptokurtik dan tidak normal. Terakhir, pada variabel komisaris independen
(X5), nilai minimumnya adalah 0.166667 dan maksimumnya adalah 0.750000, dengan
rata-rata 0.405617 dan median 0.333333. Standar deviasi sebesar 0.113884
menunjukkan penyebaran data yang stabil. Kemiringan positif (0.584355)
menandakan distribusi data condong ke kanan, dan kurtosis (3.119304) yang
tinggi menunjukkan distribusi leptokurtik dan tidak normal.
Model
Regresi Data Panel
Common Effect
Model (CEM)
Tabel 2. Hasil Uji Model Regresi
Data Panel Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 09/26/23
Time: 09:19
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 31
Total panel (unbalanced) observations: 148
Variable
Coefficient Std. Error t-Statistic
Prob.
C |
2.024354 |
1.496418 |
1.352801 |
0.1783 |
LOGX1 |
-0.632971 |
0.480519 |
-1.317265 |
0.1899 |
X2 |
0.201924 |
0.108975 |
1.852936 |
0.0660 |
X3 |
-0.009928 |
0.171187 |
-0.057996 |
0.9538 |
X4 |
0.168862 |
0.183993 |
0.917764 |
0.3603 |
X5 |
0.887879 |
0.235898 |
3.763821 |
0.0002 |
Root MSE |
0.310656 |
R-squared |
0.155450 |
|
Mean dependent var |
0.532770 |
Adjusted R-squared |
0.125713 |
|
S.D. dependent var |
0.339187 |
S.E. of regression |
0.317152 |
|
Akaike info criterion |
0.580822 |
Sum squared resid |
14.28309 |
|
Schwarz criterion |
0.702331 |
Log likelihood |
-36.98084 |
|
Hannan-Quinn criter. |
0.630191 |
F-statistic |
5.227383 |
|
Durbin-Watson stat |
0.299470 |
Prob(F-statistic) |
0.000195 |
Sumber: Output Eviews 12
Berdasarkan hasil dari uji analisis regresi data panel pada common
effect model (CEM) tersebut, menunjukkan bahwa common effect model (CEM)
pada penelitian ini memiliki nilai konstanta (c) sebesar 2.024354. Dari ujian
model regresi data panel pada common effect model (CEM) tersebut, dapat
diketahui juga bahwa variabel audit fee (X1) dalam penelitian ini
memiliki nilai regresi sebesar -0.632971, variabel investment opportunity
set (X2) memiliki nilai regresi sebesar 0.201924, variabel kepemilikan institusional
(X3) memiliki nilai regresi sebesar -0.009928, variabel kepemilikan manajerial
(X4) memiliki nilai regresi sebesar 0.168862, dan variabel komisaris independen
(X5) memiliki nilai regresi sebesar 0.887879.
Fixed Effect Model (FEM)
Tabel 3. Hasil
Uji Model Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 10/03/23
Time: 15:50
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 31
Total panel (unbalanced) observations: 148
Linear estimation after
one-step weighting matrix
Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (no d.f. correction)
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.206945 |
0.309760 |
-0.668082 |
0.5055 |
LOGX1 |
0.221026 |
0.096759 |
2.284298 |
0.0242 |
X2 |
0.036439 |
0.018691 |
1.949580 |
0.0537 |
X3 |
0.132765 |
0.029560 |
4.491439 |
0.0000 |
X4 |
0.282178 |
0.126932 |
2.223058 |
0.0282 |
X5 |
-0.176035 |
0.066952 |
-2.629254 |
0.0098 |
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
Root MSE 0.090955 R-squared
0.989173
Mean dependent var |
0.977655 |
Adjusted R-squared |
0.985790 |
S.D. dependent var |
1.300824 |
S.E. of regression |
0.104556 |
Sum squared resid |
1.224381 |
F-statistic |
292.3577 |
Durbin-Watson stat |
1.962340 |
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
Unweighted Statistics |
|||
R-squared |
0.918609 |
Mean dependent var |
0.532770 |
Sum squared resid |
1.376494 |
Durbin-Watson stat |
1.930507 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan hasil dari uji analisis regresi data panel pada fixed effect model
(FEM) tersebut, menunjukkan bahwa fixed effect model (FEM) pada penelitian ini
memiliki nilai konstanta (c) sebesar -0.206945. Dari uji model regresi data
panel pada fixed effect model (FEM) tersebut, dapat diketahui juga bahwa
variabel audit fee (X1) dalam penelitian ini memiliki nilai regresi sebesar
0.221026, variabel investment opportunity set (X2) memiliki nilai regresi
sebesar 0.036439, variabel kepemilikan institusional (X3) memiliki nilai
regresi sebesar 0.132765, variabel kepemilikan manajerial (X4) memiliki nilai
regresi sebesar 0.282178, dan variabel dari komisaris independen (X5) memiliki
nilai regresi sebesar -0.176035.
Random Effect
Model (REM)
Tabel 4. Hasil Uji Model Regresi Data Panel Random
Effect Model (REM)
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/03/23 Time: 16:07
Sample: 2018 2022
Periods included: 5
Cross-sections included: 31
Total panel (unbalanced) observations: 148
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.285959 |
1.151487 |
-0.248339 |
0.8042 |
LOGX1 |
0.230297 |
0.369941 |
0.622524 |
0.5346 |
X2 |
0.059459 |
0.048229 |
1.232856 |
0.2197 |
X3 |
0.126140 |
0.108786 |
1.159522 |
0.2482 |
X4 |
0.530063 |
0.139343 |
3.804026 |
0.0002 |
X5 |
-0.183300 |
0.138939 |
-1.319287 |
0.1892 |
Effects Specification
S.D. Rho
|
|
Cross-section
random 0.303350
0.8868
Idiosyncratic
random 0.108394 0.1132
|
|
Weighted Statistics
Root MSE |
0.108562 |
R-squared |
0.105189 |
Mean dependent var |
0.085030 |
Adjusted R-squared |
0.073681 |
S.D. dependent var |
0.114743 |
S.E. of regression |
0.110832 |
Sum squared resid |
1.744295 |
F-statistic |
3.338536 |
Durbin-Watson stat |
1.442821 |
Prob(F-statistic) |
0.006998 |
Unweighted Statistics |
|||
R-squared |
-0.024304 Mean dependent var |
0.532770 |
|
Sum squared resid |
17.32310 Durbin-Watson |
0.145280 |
Sumber:
Output Eviews 12
Berdasarkan hasil dari uji analisis regresi data panel pada random effect
model (REM) tersebut, menunjukkan bahwa random effect model (REM) pada
penelitian ini memiliki nilai konstanta (c) sebesar -0.285959. Dari uji model
regresi data panel pada random effect model (REM) tersebut, dapat diketahui
juga bahwa variabel audit fee (X1) dalam penelitian ini memiliki nilai regresi
sebesar 0.230297, variabel investment opportunity set (X2) memiliki nilai
regresi sebesar 0.059459, variabel kepemilikan institusional (X3) memiliki
nilai regresi sebesar 0.126140, variabel kepemilikan manajerial (X4) memiliki
nilai regresi sebesar 0.530063, dan variabel dari komisaris independen (X5)
memiliki nilai regresi sebesar -0.183300.
Metode Estimasi Model Regresi Data Panel
Uji
Chow
Tabel 5. Hasil Uji Chow
Redundant
Fixed Effects Tests Equation: MODEL_FEM |
|||
Effects Test |
Statistic |
d.f. |
Prob. |
Cross-section
F |
36.788742 |
(30,112) |
0.0000 |
Cross-section
Chi-square |
352.912719 |
30 |
0.0000 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan hasil dari uji chow tersebut, menunjukkan bahwa nilai
probability cross-section F sebesar 0.0000. Berdasarkan hasil uji chow
tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai probability cross-section chi-square
< nilai signifikan (0.0000 < 0.05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Sehingga dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model yang tepat
untuk digunakan adalah fixed effect model (FEM). Uji chow yang telah dilakukan
terhadap data panel tersebut telah memilih fixed effect model (FEM), maka akan
dilakukan pengujian berikutnya, yaitu uji hausman. Uji hausman dilakukan untuk
memilih model yang paling tepat antara fixed effect model (FEM) dengan random effect
model (REM).
Uji Hausman
Tabel 6. Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Tes Equation:
|
|||
Test Summary |
Chi-Sq. Statistic |
Chi-Sq. d.f. |
Prob. |
Cross-section random |
11.846469 |
5 |
0.0370 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan hasil dari uji hausman tersebut, menunjukkan bahwa nilai
probability cross-section random sebesar 0.0370. Berdasarkan hasil uji hausman
tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai probability cross-section random <
nilai signifikan (0.0370 < 0.05), maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga
pengambilan keputusan atau kesimpulan dalam penelitian akan menggunakan fixed
effect model (FEM). Uji hausman yang telah dilakukan terhadap data panel
tersebut telah memilih fixed effect model (FEM) sebagai model analisis regresi
data panel yang paling tepat, maka pengujian yang dilakukan penulis untuk
memilih model regresi data panel yang paling tepat dalam penelitian ini hanya
sampai pada uji hausman. Hal tersebut dikarenakan ketentuan yang berlaku, jika
random effect model (REM) yang terpilih maka akan dilakukan pengujian
berikutnya, yaitu uji Lagrange Multiplier. Tetapi, jika fixed effect model
(FEM) yang terpilih maka pengujian yang dilakukan penulis sudah selesai.
Tabel 7.
Hasil Penentuan Metode Estimasi Model Regresi Data Panel
No. |
Metode |
Pengujian |
Metode Terpilih |
1. |
Uji Chow |
Common
Effect Model (CEM) vs Fixed Effect Model (FEM) |
Fixed Effect Model (CEM) |
2. |
Uji Hausman |
Fixed
Effect Model (FEM) vs Random Effect Model (REM) |
Fixed Effect Model (FEM) |
Uji
Normalitas
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews 12
Berdasarkan pada sampel penelitian ini, data observasi sebenarnya, yaitu
175 data observasi. Tetapi dalam proses pengolahan data yang dilakukan tersebut
terdapat data ekstrim di dalam sebaran data pada uji normalitas. Sehingga hal
tersebut akan mempengaruhi hasil dari uji normalitas, dimana hasil uji
normalitas tersebut adalah 0.000169, maka residual atau variabel pengganggu
yang ada pada penelitian ini tidak berdistribusi normal. Hal tersebut yang
membuat penulis harus melakukan uji normalitas kedua, dimana penulis melakukan
transformasi data X1 menggunakan log menjadi logX1 dan mengeliminasi 27 data
observasi yang ekstrim.
Setelah penulis melakukan transformasi data
dan eliminasi pada data penelitian yang ekstrim tersebut, maka data observasi
menjadi 148 data observasi. Dengan data observasi 148 data tersebut, maka dapat
dilihat pada gambar 4.1 bahwa uji normalitas pada penelitian ini telah
didapatkan nilai probability sebesar 0.123241.
Dengan
nilai probability 0.123241 >
0.05 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa residual atau variabel pengganggu
yang ada pada penelitian ini berdistribusi normal.
Uji
Multikolinearitas
Tabel
8. Hasil Uji Multikolinearitas
|
LOGX1 |
X2 |
X3 |
X4 |
X5 |
LOGX1 |
1.000000 |
0.005601 |
0.109363 |
-0.228007 |
-0.059544 |
X2 |
0.005601 |
1.000000 |
-0.030974 |
0.043350 |
0.126120 |
X3 |
0.109363 |
-0.030974 |
1.000000 |
-0.708948 |
0.099335 |
X4 |
-0.228007 |
0.043350 |
-0.708948 |
1.000000 |
0.041017 |
X5 |
-0.059544 |
0.126120 |
0.099335 |
0.041017 |
1.000000 |
Sumber: Output Eviews 12
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengujian
multikolinearitas terhadap nilai variance inflation factor (VIF) pada masing -
masing variabel, yaitu Audit Fee (X1), Investment Opportunity Set (X2),
Kepemilikan Institusional (X3), Kepemilikan Manajerial (X4), dan Komisaris
Independen (X5) menghasilkan nilai variance inflation factor (VIF) lebih kecil
dari 10 atau VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi data
panel yang terpilih dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Uji
Heteroskedastisitas
Tabel
9. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser |
|||
F-statistic |
1.273216 |
Prob. F(5,142) |
0.2788 |
Obs*R-squared |
6.350372 |
Prob. Chi-Square(5) |
0.2736 |
Scaled explained SS |
3.952249 |
Prob. Chi-Square(5) |
0.5563 |
Sumber: Output Eviews 12
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pengujian
heteroskedastisitas di atas, menunjukkan hasil pengujian nilai probability yang
diperoleh dalam penelitian ini, yaitu 0.2788, 0.2736, dan 0.5563. Hasil dari
nilai probability tersebut menunjukkan bahwa semua nilai probability > α
sebesar 0.05 (5%), sehingga pada sebaran data dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
Uji
Autokorelasi
Tabel
10. Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Null hypothesis: No serial correlation at up to 2
lags
F-statistic |
2.746068
Prob. F(2,132) |
0.0678 |
Obs*R-squared |
5.592312
Prob. Chi-Square(2) |
0.0610 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengujian autokorelasi
di atas, menunjukkan hasil pengujian nilai probability chi-square yang
diperoleh dalam penelitian ini, yaitu 0.0610. Hasil dari nilai probability
chi-square tersebut menunjukkan bahwa probability chi-square > 0.05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi data panel yang terpilih layak
digunakan dan tidak terjadi permasalahan autokorelasi dalam penelitian ini.
Tabel 11.
Hasil Persamaan Regresi Data
Panel
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.206945 |
0.309760 |
-0.668082 |
0.5055 |
LOGX1 |
0.221026 |
0.096759 |
2.284298 |
0.0242 |
X2 |
0.036439 |
0.018691 |
1.949580 |
0.0537 |
X3 |
0.132765 |
0.029560 |
4.491439 |
0.0000 |
X4 |
0.282178 |
0.126932 |
2.223058 |
0.0282 |
X5 |
-0.176035 |
0.066952 |
-2.629254 |
0.0098 |
Sumber : Output Eviews 12
Y = -0.206945 + 0.221026(X1) + 0.036439(X2) +
0.132765(X3) + 0.282178(X4) - 0.176035(X5)
Hasil analisis regresi data panel
menunjukkan beberapa temuan penting. Pertama, konstanta (C) memiliki nilai
-0.206945, menandakan bahwa jika semua variabel independen dianggap tetap,
integritas laporan keuangan akan menurun sebesar -0.206945. Kedua, koefisien
audit fee sebesar 0.221026, menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan dalam audit
fee akan diikuti oleh peningkatan integritas laporan keuangan sebesar 0.221026.
Ketiga, koefisien investment opportunity set, kepemilikan institusional, dan
kepemilikan manajerial berturut-turut adalah 0.036439, 0.132765, dan 0.282178,
menunjukkan bahwa kenaikan satu satuan dalam variabel tersebut akan diikuti
oleh peningkatan integritas laporan keuangan. Terakhir, koefisien komisaris
independen sebesar -0.176035, menunjukkan bahwa peningkatan satu satuan dalam
jumlah komisaris independen akan diikuti oleh penurunan integritas laporan
keuangan sebesar -0.176035.
Uji
Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Root MSE |
0.090955 |
R-squared |
0.989173 |
Mean dependent var |
0.977655 |
Adjusted R-squared |
0.985790 |
S.D. dependent var |
1.300824 |
S.E. of regression |
0.104556 |
Sum squared resid |
1.224381 |
F-statistic |
292.3577 |
Durbin-Watson stat |
1.962340 |
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil uji koefisien
determinasi (R2) diperoleh nilai Adjusted R-squared sebesar
0.985790. Dari nilai Adjusted R-squared tersebut, menunjukkan bahwa pengaruh
dari variabel audit fee, investment opportunity set, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, dan komisaris independen terhadap integritas laporan
keuangan adalah 98,58%. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen
dalam penelitian ini mampu menjelaskan pengaruh sebesar 98,58% terhadap
variabel dependennya, sehingga sisanya sebesar 1,42% dipengaruhi oleh varabel
lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Uji
Statistik F (Uji Simultan)
Tabel
13. Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)
Root MSE |
0.090955 |
R-squared |
0.989173 |
Mean dependent var |
0.977655 |
Adjusted R-squared |
0.985790 |
S.D. dependent var |
1.300824 |
S.E. of regression |
0.104556 |
Sum squared resid |
1.224381 |
F-statistic |
292.3577 |
Durbin-Watson stat |
1.962340 |
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
Sumber : Output Eviews 12
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil dari uji
statistik F dalam penelitian ini diperoleh nilai probability (F-stastistic)
sebesar 0.000000. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai probability
(F-stastistic) < 0.05, sehingga variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Maka dapat disimpulkan dalam penelitian
ini bahwa variabel audit fee, investment opportunity set, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dan komisaris independen secara simultan
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Uji
Statistik t (Uji Parsial)
Tabel
14. Hadil Uji Statistik t (Uji Parsial)
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-0.206945 |
0.309760 |
-0.668082 |
0.5055 |
LOGX1 |
0.221026 |
0.096759 |
2.284298 |
0.0242 |
X2 |
0.036439 |
0.018691 |
1.949580 |
0.0537 |
X3 |
0.132765 |
0.029560 |
4.491439 |
0.0000 |
X4 |
0.282178 |
0.126932 |
2.223058 |
0.0282 |
X5 |
-0.176035 |
0.066952 |
-2.629254 |
0.0098 |
Sumber : Output Eviews 12
Pengujian hipotesis pada
variabel-variabel dalam penelitian ini memberikan hasil yang penting. Pertama,
uji hipotesis terhadap audit fee menunjukkan bahwa variabel tersebut
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, dengan nilai p-value sebesar
0.0242 yang lebih kecil dari 0.05. Kedua, uji hipotesis terhadap investment opportunity
set menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, dengan nilai p-value sebesar 0.0537 yang lebih besar dari
0.05. Ketiga, uji hipotesis terhadap kepemilikan institusional menunjukkan
bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan,
dengan nilai p-value sebesar 0.0000 yang jauh lebih kecil dari 0.05. Keempat,
uji hipotesis terhadap kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa variabel
tersebut berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, dengan nilai p-value
sebesar 0.0282 yang juga lebih kecil dari 0.05. Kelima, uji hipotesis terhadap
komisaris independen menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan, dengan nilai p-value sebesar 0.0098 yang lebih
kecil dari 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel audit fee,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komisaris independen
berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan investment
opportunity set tidak berpengaruh.
Pembahasan
Pengaruh Audit
Fee Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa variabel audit
fee berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini dibuktikan
melalui hasil uji statistik t (uji parsial) yang menunjukkan bahwa nilai dari
probabilitas (p-value) variabel audit fee terhadap integritas laporan keuangan
sebesar 0.0242. Dimana nilai probabilitas (p-value) < 0.05 (0.0242 <
0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel audit fee berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan. Hasil analisis tersebut menandakan bahwa besar
kecilnya audit fee yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada auditor untuk
melakukan pengauditan terhadap laporan keuangan perusahaan akan mempengaruhi
integritas laporan keuangan.
Dalam variabel audit fee ini, terdapat adanya pengaruh terhadap
integritas laporan keuangan yang disebabkan karena seorang auditor dalam
mengaudit suatu laporan keuangan akan menemukan salah saji dalam laporan
keuangan tersebut, sehingga pihak perusahaan akan melakukan kecurangan dengan
memberikan upah yang lebih besar dari kesepakatan kepada pihak akuntan publik
(auditor). Sehingga hal yang dilakukan pihak perusahaan tersebut akan
mengakibatkan nilai dari laporan keuangan stabil dan reputasi perusahaan akan
tetap aman (baik) dimata publik. Maka dari itu, audit fee yang diterima oleh
auditor akan mempengaruhi integritas laporan keuangan dalam perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, menunjukkan hasil yang
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Christian, Upa, Mannan, & Indrijawati,
2023; Setyawati, Koeswayo, & Puspitasari, (2023) dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
audit fee berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Menurut Christian, Upa, Mannan, & Indrijawati,
2023; Setyawati, Koeswayo, & Puspitasari, (2023) adanya pengaruh antara audit fee dengan integritas
laporan keuangan disebabkan karena semakin tinggi audit fee yang diterima oleh
auditor maka semakin tinggi integritas laporan keuangan suatu perusahaan.
Selain itu, audit fee tersebut akan mampu untuk memotivasi auditor dalam
memeriksa laporan keuangan dan akan meningkatkan integritas laporan keuangan
perusahaan sehingga tidak terjadi salah saji.
Pengaruh Investment
Opportunity Set Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa variabel
investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji statistik t (uji parsial) yang
menunjukkan bahwa nilai dari probabilitas (p-value) variabel investment
opportunity set terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0.0537. Dimana
nilai probabilitas (p-value) > 0.05 (0.0537 > 0.05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan. Hasil analisis tersebut menandakan bahwa besar kecilnya
peluang nilai yang dipilih oleh perusahaan terutama pihak manajemen untuk
melakukan investasi jangka panjang periode masa mendatang tidak mempengaruhi
nilai dari integritas laporan keuangan suatu perusahaan.
Dari hasil penelitian yang didapatkan, maka penulis menarik kesimpulan
bahwa peluang yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk melakukan investasi jangka
panjang tidak bisa menjadi salah satu faktor dalam menentukan keintegritasan
laporan keuangan. Hal tersebut disebabkan karena kesesuaian harga saham yang
setiap harinya berubah, sehingga pihak manajemen tidak bisa mengambil peluang
investasi disetiap kesempatan dengan baik karena harus melihat dan meninjau
ulang apakah investasi yang dilakukannya bisa membawa return saham yang besar.
Selain itu, perusahaan yang memaksimalkan kinerja investasinya akan dituntut
untuk memberikan informasi laporan keuangan yang baik di mata publik untuk
ditunjukkan serta ditampilkan, sehingga mampu untuk membuat para investor
percaya dengan keintegritasan laporan keuangan perusahaan dan akan terus
menjadi investor di perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Dewanti & Karmudiandri, 2023;
Febriyanti & Wahidahwati, 2020) dimana dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
investment opportunity set berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Tetapi dalam penelitian ini, penulis menemukan temuan baru, yaitu bahwa
investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan karena perusahaan yang memaksimalkan kinerja investasinya akan
dituntut untuk memberikan informasi laporan keuangan yang baik di mata publik
untuk ditunjukkan serta ditampilkan.
Pengaruh
Kepemilikan Institusional Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa variabel
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal
ini dibuktikan melalui hasil uji statistik t (uji parsial) yang menunjukkan
bahwa nilai dari probabilitas (p-value) variabel kepemilikan institusional
terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0.0000. Dimana nilai probabilitas
(p-value) < 0.05 (0.0000 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dari
kepemilikan institusional dalam perusahaan maka hal tersebut akan mampu untuk
meningkatkan nilai integritas laporan keuangan suatu perusahaan. Dalam
penelitian ini, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan disebabkan oleh adanya investor pada perusahaan yang berasal
dari institusi, seperti dana pensiun, reksadana dan perusahaan - perusahaan
yang menanamkan saham di suatu entitas. Dengan adanya investor tersebut dalam
suatu perusahaan dapat mengurangi perilaku opportunistic manajemen, sehingga
investor institusional dianggap mampu untuk memonito (mengawasi) setiap
tindakan yang dilakukan manajemen lebih baik daripada investor individual.
Keberadaan investor institusional tersebut akan membatasi perilaku
opportunistic dan mampu mengantisipasi kecurangan laporan keuangan yang
terjadi. Selain itu, dalam penelitian ini variabel kepemilikan institusional
terdapat adanya pengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal tersebut
membuktikan bahwa kepemilikan institusional mampu untuk membuat manajer
perusahaan untuk berhati - hati dalam membuat keputusan serta selalu fokus
dalam pencapaian kinerja yang maksimal, sehingga mampu untuk mencegah perilaku
oportunistik seorang manajer (ketidaksukaan manajer terhadap proyek investasi
yang beresiko tinggi) dan menjamin keadilan bagi para pemegang saham.
Dalam penelitian yang dilakukan ini, membuktikan bahwa jumlah kepemilikan
institusional mampu untuk menjalankan fungsi pengawasan yang efektif terhadap
aktivitas manajemen. Dari hal tersebut, maka nilai dari kepemilikan
institusional mampu untuk meningkatkan nilai integritas laporan keuangan suatu
perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, menunjukkan hasil
yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Atiningsih & Suparwati, 2018;
Indrasti, 2020; Tamara & Kartika, 2021; Wardhani & Samrotun, (2020) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara
kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan.
Pengaruh
Kepemilikan Manajerial Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa variabel
kepemilikan manjaerial berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Hal
ini dibuktikan melalui hasil uji statistik t (uji parsial) yang menunjukkan
bahwa nilai dari probabilitas (p-value) variabel kepemilikan manajerial
terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0.0282. Dimana nilai probabilitas
(p-value) < 0.05 (0.0282 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa adanya kepemilikan manajerial dalam
perusahaan, maka akan membuat manajer perusahaan memiliki rasa tanggung jawab
yang besar terhadap perusahaan.
Selain itu, dengan adanya kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka
pihak manajemen perusahaan akan lebih bertanggungjawab dalam mengelola
perusahaan terutama dalam menyajikan laporan keuangan dengan jujur dan benar,
sehingga laporan keuangan tersebut menjadi lebih berintegritas. Sehingga dari
hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepemilikan manajerial
yang tinggi mampu untuk mengoptimalkan kinerja manajemen dalam menyajikan
laporan keuangan yang berintegritas tinggi karena manajemen akan mengoptimalkan
kinerjanya supaya pihak manajemen tersebut tidak dirugikan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh penulis ini, menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Atiningsih & Suparwati, 2018), (Arista et al., 2018) (Febriyanti & Wahidahwati, 2020), serta (Dewi & Abundanti, 2019) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara
kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan.
Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan Keuangan
Dari hasil analisis dalam penelitian ini,
dibuktikan bahwa variabel komisaris independen berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji statistik t (uji parsial)
yang menunjukkan bahwa nilai dari probabilitas (p-value) variabel komisaris
independen terhadap integritas laporan keuangan sebesar 0.0098. Dimana nilai
probabilitas (p-value) < 0.05 (0.0098 < 0.05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel komisaris independen berpengaruh terhadap integritas laporan
keuangan.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa
adanya komisaris independen dalam perusahaan, maka perusahaan akan mampu untuk
menyelaraskan pengambilan keputusan yang tepat sebagai upaya untuk melindungi
pihak pemodal saham minoritas serta pihak lainnya yang bersangkutan. Komisaris
independen dalam perusahaan berperan untuk penyeimbang dalam mengambil
keputusan serta menjadi pencegah terjadinya perselisihan antar para manajer
internal dan untuk mengawasi kebijakan serta memberikan nasihat kepada para
manajer. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, menunjukkan hasil
yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arista,
Wahyudi, & Yusnaini, (2018) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh antara
komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data yang telah dilakukan oleh penulis serta pembahasan
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel audit fee berpengaruh
terhadap integritas laporan keuangan, di mana besar kecilnya audit fee yang diberikan
perusahaan terhadap auditor akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
integritas laporan keuangan perusahaan. Namun, variabel investment opportunity
set tidak berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan karena perusahaan
yang memaksimalkan kinerja investasinya akan dituntut untuk memberikan
informasi laporan keuangan yang baik di mata publik. Selain itu, variabel
kepemilikan institusional dan manajerial berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan, di mana besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki oleh
institusional serta proporsi kepemilikan manajerial di dalam suatu perusahaan
akan sangat mempengaruhi nilai integritas laporan keuangan. Terakhir, variabel
komisaris independen juga berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, di mana
keberadaan komisaris independen yang lebih banyak akan mampu menjadi
penyeimbang dalam pengambilan keputusan dan mencegah perselisihan antar manajer
internal, serta mengawasi kebijakan perusahaan secara efektif, sehingga
mempengaruhi nilai integritas laporan keuangan perusahaan.
BIBLIOGRAFI
Arista, S., Wahyudi, T., & Yusnaini, Y. (2018). Pengaruh
struktur corporate governance dan audit tenure terhadap integritas laporan
keuangan. Akuntabilitas, 12(2), 81–98.
Atiningsih, S.,
& Suparwati, Y. K. (2018). Pengaruh Corporate Governance dan Leverage
Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi
Terapan (JIMAT), 9(2), 109–123.
Cahyo, R. D.,
Murni, Y., & Azizah, W. (2022). Determinan Integritas Laporan Keuangan. Akrual:
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(1).
Christian, F.,
Upa, V. A., Mannan, A., & Indrijawati, A. (2023). Mampukah Profitabilitas
dan Fee Audit Mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, 24(01), 1–8.
Dewanti, E. A.,
& Karmudiandri, A. (2023). Integritas Laporan Keuangan Dan Faktor-Faktor
Yang Memengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi TSM, 3(1), 47–60.
Dewi, L. S., &
Abundanti, N. (2019). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Udayana
University.
Febriyanti, N.,
& Wahidahwati, W. (2020). Pengaruh corporate governance, leverage dan
investment opportunity set terhadap integritas laporan keuangan. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi (JIRA), 9(4).
Indrasti, A. W.
(2020). Peran komisaris independen, kepemilikan institusional, kebijakan hutang
serta ukuran perusahaan terhadap integritas laporan keuangan. Jurnal
Ekonomika Dan Manajemen, 9(2), 152–163.
Kardhianti, O. K.,
& Srimindarti, C. (2022). Pengaruh Manajemen Laba dan Good Corporate
Governance Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan. Fair Value: Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Keuangan, 4(Spesial Issue 3), 961–981.
Manossoh, H.
(2016). Good Corporate Governance untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan. PT. Norlive Kharisma Indonesia.
Meirizk, S. F.
(2014). Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Dan Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Ekstraktif. STIE Indonesia Banking School.
Setyawati, D.,
Koeswayo, P. S., & Puspitasari, E. (2023). Pengaruh Audit Fee Terhadap
Integritas Laporan Keuangan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 7(1),
17–37.
Sugiyono. (2019). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Tamara, A. N. P.,
& Kartika, A. (2021). Pengaruh kepemilikan institusional, kepemlikan
manajerial, dan komite audit terhadap integritas laporan keuangan. JIMAT
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 12(2), 647–656.
Wardhani, W. K.,
& Samrotun, Y. C. (2020). Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap integritas laporan
keuangan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2),
475–481.
Wijayanti, R. R.,
Malau, N. A., Sova, M., Ngii, E., Sugiri, T., Ardhiarisca, O., Astuti, Y.,
& Saidah, H. (2022). Statistik Deskriptif.
Copyright holder: Sudarmadi (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |