Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No.
7, Juli 2024
ANALISIS POTENSI BAHAYA DENGAN TEKNIK JSA DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PENGOPERASIAN ALAT SURVEI SIDE
SCAN SONAR (SSS) DALAM PROYEK SITE SURVEI MINYAK DAN GAS DI PUAU
NATUNA TAHUN 2023
Rendra Mahessa Putra1*, Edison C. Sembiring2, Soehatman Ramli3
Universitas Sahid Jakarta, Jakarta, Indonesia1,2,3
Email:
[email protected]*
Industri minyak dan gas bumi memiliki risiko tinggi
terkait kecelakaan kerja, termasuk potensi bahaya yang terkait dengan
penggunaan alat survei Side Scan Sonar (SSS) dalam survei laut. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tahapan operasi SSS, mengidentifikasi potensi
bahaya dengan Teknik Analisis Keselamatan Kerja (JSA), dan merumuskan
langkah-langkah pengendalian bahaya. Melalui pendekatan ini, penelitian ini
bertujuan untuk memberikan kontribusi yang relevan dalam bidang keselamatan dan
kesehatan kerja serta mendorong penerapan JSA dalam identifikasi bahaya di
tempat kerja, khususnya dalam proyek survei minyak dan gas laut. Analisis
dilakukan terhadap survei site di Pulau Natuna tahun 2023 oleh PT.X, dengan
menyoroti pentingnya penggunaan JSA yang efektif untuk mencegah risiko serius
yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan keberlanjutan perusahaan. Hasil
penelitian menyajikan tahapan pekerjaan SSS dengan tingkat keparahan dan
probabilitas, menekankan perlunya JSA yang teratur, pelatihan karyawan, audit
keselamatan rutin, komunikasi efektif, investasi dalam teknologi keselamatan,
dan penelitian lanjutan dalam pemahaman potensi bahaya dan pengembangan JSA
yang sesuai. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya kesadaran akan
risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi SSS dalam industri minyak dan
gas laut serta perlunya langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk
meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera.
Kata kunci: Minyak dan Gas
Bumi, Side Scan Sonar, Analisis Keselamatan Kerja, Potensi Bahaya, JSA
The oil and gas
industry poses high risks associated with workplace accidents, including
potential hazards related to the use of Side Scan Sonar (SSS) surveying
equipment in marine surveys. This study aims to analyze the operational stages
of SSS, identify potential hazards using Job Safety Analysis (JSA) techniques,
and formulate hazard control measures. Through this approach, the research aims
to make a relevant contribution to occupational health and safety and promote
the application of JSA in identifying workplace hazards, particularly in
offshore oil and gas survey projects. The analysis was conducted on a site
survey in the Natuna Islands in 2023 by PT.X, highlighting the importance of
effective JSA use in preventing serious risks that can threaten worker safety
and company sustainability. The research findings present SSS job stages with
severity and probability levels, emphasizing the need for regular JSA, employee
training, routine safety audits, effective communication, investment in safety
technology, and further research into understanding potential hazards and
developing appropriate JSA. The implications of this research underscore the
importance of awareness of risks associated with SSS technology in the offshore
oil and gas industry and the need for appropriate preventive measures to
minimize accident and injury risks.
Keywords: Oil and Gas Industry, Side Scan Sonar, Job Safety
Analysis, Potential Hazards, JSA
Industri sektor minyak dan gas bumi merupakan sektor yang memiliki tingkat bahaya yang sangat tinggi karena banyaknya kecelakaan yang terjadi di sektor migas seperti kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan, dan lainnya menyebabkan industri migas memiliki potensi bahaya yang tinggi terhadap kejadian kecelakaan kerja (Abidin & Ramadhan, 2019). Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) merupakan sektor yang menyumbang penerimaan bagi negara Republik Indonesia.
Industri minyak dan gas
bumi meliputi usaha pencarian (eksplorasi), pengembangan, produksi, pengolahan,
pengankutan dan pemasaran (Bangun & Pamardi, 2023) . Dan telah bertahun-tahun lamanya industry
ini memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia dimana
pendapatan dari industry minyak dan
gas bumi merupakan devisa dan pendapatan untuk anggaran negara. Oleh karena
itu, perlu adanya pengembangan dan pengeolaan yang baik terhadap hasil industry
minyak dan gas bumi ini. Referensi
peraturan perundangan minyak dan gas dalam tesis ini, yaitu Undang –undang
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001, mengenai minyak dan gas bumi (Raihan &
Fitriani, 2023).
Perusahaan yang bergerak di sektor minyak dan gas, dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tentunya
perusahaan ini memiliki
berbagai macam bahaya seperti bahaya kebakaran, bahaya peledakan, bahaya
fisik, dan bahaya pencemaran lingkungan.
Pengeboran sumur minyak dan gas dikenal sebagai proyek yang
berisiko tinggi (high risk) dan
membutuhkan biaya yang sangat besar (high
cost) (Soedirman, 2014). Salah satu risiko yang
paling besar dalam kegiatan pengeboran yaitu terjadinya semburan liar (Blow Out) risiko di area pengeboran tidak hanya semburan liar saja. Sebagai
akibatnya, tingkat dan bentuk potensi bahaya
di tempat kerja yang harus dihadapi tenaga kerja juga akan untuk mengatasinya, identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko seperti Eimination, Subtitution,
Administrative control , Personal Protective.
PT X merupakan perusahan yang bergerak di bidang jasa survei Geofisika, Geoteknik, dan jaringan pipa kabe bawah laut. PT X menyediakan kepada kliennya dengan data yang diperlukan dan layanan teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan mereka di berbagai aplikasi muai dari kegiatan pra-pengeboran, rute pemasangan pipa kabe. PT X menggunakan alat survei Side Scan Sonar (SSS) untuk menggambarkan kondisi dasar laut.
Pengoperasian alat survei Side Scan Sonar (SSS) merupakan salah satu metode penting dalam eksplorasi bawah laut yang bertujuan untuk memetakan dan mengidentifikasi benda-benda atau struktur di dasar laut (Hidayat & Nuruddin, 2022). Teknologi Side Scan Sonar memungkinkan para peneiti, geologi, ahli keautan, dan peaku industri keautan untuk mendapatkan data visual dengan tingkat resolusi tinggi tentang kontur bawah laut. Dalam operasionalnya, penggunaan alat Side Scan Sonar (SSS) dapat meibatkan beberapa risiko dan potensi bahaya yang perlu diidentifikasi, dievaluasi, serta dikeola dengan tepat guna.
Penelitian tentang Health,
Safety, and Environment (HSE) dalam konteks penggunaan Side Scan Sonar (SSS)
sangat penting untuk memastikan penggunaan alat tersebut aman, terkendali, dan
minim dampak terhadap lingkungan serta sumber daya alam (Hikmi et al., 2020). Contoh kecelakaan
yang terjadi meliputi kecelakaan kapal akibat kesalahan navigasi, gangguan
komunikasi, atau masalah teknis, serta cedera fisik yang disebabkan oleh
ketidakhati-hatian dalam menurunkan atau mengangkat SSS, termasuk potensi
bahaya lain seperti terjepitnya alat atau terpeeset karena kurangnya perhatian
dari crew. Seain itu, kecelakaan lingkungan seperti kebocoran bahan bakar juga
menjadi dampak yang perlu diantisipasi (Sani et al., 2022).
Penelitian terdahulu telah memberikan landasan dan pemahaman yang penting untuk Penelitian ini. Namun, dalam konteks penggunaan Side Scan Sonar (SSS), ada beberapa hal yang membuat Penelitian ini menjadi lebih unik (Prayetno & Ulinnuha, 2020). Pertama, Penelitian ini mengintegrasikan teknologi terbaru, yaitu Side Scan Sonar, yang masih kurang familiar di Indonesia. Kedua, penggunaan teknologi baru ini membawa risiko tambahan yang perlu diidentifikasi, seperti kesalahan teknis dan risiko peralatan. Ketiga, Penelitian ini akan fokus pada identifikasi risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi Side Scan Sonar dalam proses kerja, sehingga menjadi sebuah kontribusi yang reevan dalam bidang keseamatan dan kesehatan kerja (Bungin, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tahapan operasi SSS dalam survei site, mengidentifikasi potensi
bahaya dengan Teknik Job Safety Analysis (JSA), dan merumuskan langkah-langkah
pengendalian bahaya untuk mengurangi risiko kecelakaan dan cedera. Manfaatnya
mencakup referensi bagi peneiti lain, institusi pendidikan, dan perusahaan
terkait implementasi JSA dalam mengidentifikasi bahaya di tempat kerja,
terutama dalam proyek site survei minyak dan gas. Ruang lingkup Penelitian
mencakup identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, serta rekomendasi
pencegahan dan mitigasi, tetapi tidak termasuk aspek teknis perbaikan alat SSS
itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan pada proyek sekitar Kepulauan Natuna Tahun 2023, berlangsung dari buan Jui 2023 hingga Jui 2023. Pemilihan lokasi berdasarkan Penelitian sebeumnya menunjukkan bahwa PT X merupakan salah satu perusahaan terkemuka dalam eksplorasi minyak dan gas dengan risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Metode Penelitian kualitatif digunakan untuk menggambarkan identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya dengan teknik JSA pada alat survei Side Scan Sonar (SSS) (Fiantika et al., 2022). Data dikumpukan mealui informan yang berpengalaman dalam HSE Management, Supervisor, Officer, dan Operator Side Scan Sonar, serta studi literatur akademis, publikasi industri, dan laporan terkait JSA dalam operasi survei laut. Instrumen Penelitian meliputi panduan observasi, wawancara, dokumen resmi PT X, laptop, peralatan rekam suara, kertas catatan, dan alat tuis. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam, sementara data sekunder berasal dari teaah dokumen. Analisis data dilakukan mealui analisis isi untuk mengeompokkan, mengkategorikan, dan menginterpretasi hasil Penelitian (Uin & Banjarmasin, 2018). Keabsahan data diperkuat mealui pemanjangan keikutsertaan, trianguasi, dan penggunaan referensi. Data yang diperoleh penulis dalam pembuatan tesis ini, disajikan dalam bentuk narasi wawancara mendalam. Penyajian data akan didukung dengan hasil pengamatan analisis dokumen.
Tabel
1. Tabel Triangulasi Data
Substansi Penelitian |
Observasi |
Wawancara Mendalam |
Dokumen |
Informan |
Sumber Daya Manusia |
X |
√ |
- Prosedur
JSA - Prosedur
pelaksanaan kerja ama
PT X - Formulir penilaian kinerja analisa bahaya (JSA) |
HSE Manager, Supervisor
dan pekerja (operator
Side Scan Sonar) |
Metode |
X |
√ |
- Prosedur JSA - Prosedur pelaksanaan kerja aman PT X |
HSE Manager, Supervisor
dan pekerja (operator
Side Scan Sonar) |
Fasilitas |
X |
√ |
- Prosedur JSA - Formulir penilaian kinerja analisa bahaya
(JSA) |
HSE Manager, Supervisor
dan pekerja (operator
Side Scan Sonar) |
Pelaksanaan identifikasi bahaya |
X |
√ |
-
Prosedur dasar
pelaksanaan |
HSE Manager, Supervisor
dan pekerja (operator
Side Scan Sonar) |
(Job Safety
Analysis (JSA) |
|
|
- kerja aman PT X - Manual Book peralatan - Prosedur JSA - Formulir penilaian kinerja analisa bahaya
(JSA) |
|
Teridentifikasi bahaya di tempat
kerja |
X |
√ |
Dokumen JSA |
HSE Manager, Supervisor
dan pekerja (operator
Side Scan Sonar) |
Feedback |
X |
√ |
|
HSE Manager,
Supervisor dan pekerja
(operator Side Scan Sonar) |
Tujuan Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan
(K3L) adalah prioritas utama bagi PT X dalam setiap aktivitas yang dilakukan di
site survei minyak dan gas di Pulau Natuna. Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk
melindungi kehidupan, mencegah cidera, dan melestarikan lingkungan, sejalan dengan
komitmen perusahaan terhadap standar keamanan tertinggi.
Manajemen PT X bertanggung jawab penuh atas implementasi
dan pemantauan kebijakan K3L ini. Manajemen berkomitmen untuk menyediakan sumber
daya yang cukup dan melibatkan seluruh pekerja untuk mencapai dan menjaga
tingkat keamanan dan keberlanjutan tertinggi.
Segala aktivitas di site survei minyak dan gas harus mematuhi
standar keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan industri. Setiap
karyawan diwajibkan untuk menjalani pelatihan keselamatan secara berkala dan mematuhi
prosedur operasional standar yang telah ditetapkan.
PT X berkomitmen untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan
setiap karyawan. Program kesehatan dan pemeriksaan rutin akan disediakan, dan pekerja
yang memiliki kondisi kesehatan tertentu akan diberikan perhatian khusus.
Keamanan dan pengamanan fasilitas serta data sangat penting.
Setiap karyawan diwajibkan untuk mematuhi prosedur keamanan, termasuk kontrol
akses dan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan.
PT X berkomitmen untuk menjalankan aktivitasnya dengan meminimalkan
dampak lingkungan. Setiap kegiatan harus mematuhi peraturan lingkungan dan upaya
harus dilakukan untuk mengurangi jejak karbon dan limbah.
Partisipasi dan keterlibatan pekerja dalam pengembangan,
implementasi, dan pemantauan kebijakan K3L sangat dihargai. Semua karyawan diundang
untuk memberikan masukan dan melaporkan potensi risiko atau pelanggaran kebijakan.
Kebijakan K3L ini akan dievaluasi secara berkala dan diperbarui
sesuai dengan perkembangan teknologi, peraturan, dan praktik terbaik. Setiap
insiden atau kejadian akan diinvestigasi, dan langkah-langkah korektif akan
diambil untuk mencegah kembali terjadinya kecelakaan kerja yang tidak di
inginkan.
Informasi terkait K3L akan dikomunikasikan secara terbuka
dan transparan kepada seluruh pihak terkait, termasuk karyawan, kontraktor, dan
masyarakat setempat.
PT X berkomitmen untuk mematuhi semua peraturan
dan hukum terkait K3L yang berlaku di Pulau Natuna dan Indonesia.
Struktur Organisasi HSE PT. X
Gambar 1. Struktur Organisasi HSE PT.XYZ
Berikut adalah tahapan umum dalam pengerjaan Side Scan Sonar (SSS) oleh PT. X dalam survey minyak dan gas bumi di laut di laut:
1) Perencanaan Operasi:
a) Menentukan area penelitian atau survei yang akan dilakukan.
b) Mengidentifikasi tujuan survei dan parameter yang akan diukur.
c) Melakukan analisis terhadap kondisi laut, kedalaman, dan kondisi cuaca.
1) Pemilihan Perangkat Side Scan Sonar (SSS):
a) Memilih Side
Scan Sonar (SSS)
yang sesuai dengan kebutuhan survei.
b) Memastikan perangkat Side Scan
Sonar (SSS) dilengkapi dengan teknologi yang memadai untuk memperoleh data
seismik secara akurat.
2) Persiapan Perangkat dan Peralatan:
a) Menyiapkan dan kalibrasi perangkat Side
Scan Sonar (SSS) sebelum penggunaan.
b) Memastikan semua peralatan pendukung
seperti kabel, generator, dan peralatan penyimpanan data berfungsi dengan baik.
3) Peluncuran dan Pemantauan:
a) Menempatkan perangkat Side Scan
Sonar (SSS) di kapal atau platform survei.
b) Memastikan perangkat terhubung dengan
sistem navigasi dan kontrol kapal.
c) Melakukan peluncuran dan pantau
kondisi perangkat serta kualitas data yang diperoleh selama survei.
4) Pengaturan Parameter Side Scan Sonar (SSS) :
a) Menyesesuaikan parameter perangkat Side
Scan Sonar (SSS) sesuai dengan kondisi laut dan kebutuhan survei.
b) Menentukan kedalaman pemindaian dan
jarak antara jalur survei.
5) Pemindaian:
a) Memulai pemindaian Side Scan
Sonar (SSS) sesuai dengan pola yang telah ditentukan.
b) Memperhatikan kecepatan dan kedalaman
kapal untuk memastikan data yang dihasilkan berkualitas.
6) Pengumpulan Data:
a) Mengamati dan kumpulkan data yang
dihasilkan oleh Side Scan Sonar (SSS).
b) Mempastikan data yang terkumpul mencakup
area yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan survei.
7) Pengolahan Data:
a) Melakukan pengolahan awal data Side
Scan Sonar (SSS) untuk menghilangkan gangguan dan meningkatkan kualitas
gambar.
b) Mengkonversikan data mentah menjadi
format yang dapat dianalisis lebih lanjut.
8) Analisis Data:
a) Melakukan analisis data Side Scan
Sonar (SSS) untuk mengidentifikasi struktur geologi dan potensi sumber daya
di bawah laut.
b) Menggunakan perangkat lunak khusus untuk menganalisis dan memvisualisasikan data seismik.
9) Dokumentasi dan Pelaporan:
a) Mendokumentasikan hasil survei dan temuan
penting.
b) Membuat laporan yang mencakup hasil analisis data serta rekomendasi atau temuan signifikan.
10) Evaluasi dan Pembaruan:
a) Mengevaluasi keseluruhan operasi Side
Scan Sonar (SSS) untuk memperbaiki dan meningkatkan prosedur survei di masa
mendatang.
b) Memperbarui atau mengupgrade peralatan
dan prosedur sesuai dengan pengalaman dan perkembangan teknologi terbaru.
Beberapa alat
yang digunakan PT.X dalam operasi Side Scan Sonar (SSS) dan cara penggunaannya:
Deskripsi: Perangkat utama yang digunakan untuk memproduksi gambar sonar dari dasar laut dan struktur bawah laut.
Penggunaan: Menempatkan Side Scan Sonar (SSS) di kapal atau platform survei, pastikan terhubung dengan sistem navigasi kapal, dan menyesuaikan parameter seperti kedalaman pemindaian dan jarak antara jalur survei.
Deskripsi: Alat untuk menentukan posisi, arah, dan kecepatan kapal.
Penggunaan: Menghubungkan Side Scan Sonar (SSS) dengan sistem navigasi kapal untuk memastikan akurasi posisi data sonar. Mengintegrasikan data posisi dan sonar untuk menghasilkan gambar yang tepat geografis.
Deskripsi: Kabel untuk menghubungkan Side Scan Sonar (SSS) ke kapal dan sistem pengontrol.
Penggunaan: Memastikan kabel terpasang dengan aman dan berfungsi dengan baik dan pengontrol untuk mengatur dan memonitor Side Scan Sonar (SSS).
Deskripsi: Sumber daya untuk mengoperasikan Side Scan Sonar (SSS) dan peralatan lainnya.
Penggunaan: Memastikan generator berfungsi dengan baik dan memberikan daya yang cukup. Memonitor kestabilan daya selama operasi Side Scan Sonar (SSS).
Deskripsi: Perangkat lunak khusus untuk mengolah dan menganalisis data Side Scan Sonar (SSS).
Penggunaan: Menggunakan perangkat lunak untuk menghilangkan noise, meningkatkan kualitas gambar, dan mengonversi data mentah menjadi format yang dapat dianalisis.
Deskripsi: Perangkat untuk menyimpan data sonar yang terkumpul.
Penggunaan: Memastikan peralatan penyimpanan memiliki kapasitas yang cukup untuk menyimpan semua data survei. Menyimpan data dengan baik dan aman untuk analisis selanjutnya.
Deskripsi: Memonitor untuk memantau operasi Side Scan Sonar (SSS).
Penggunaan: Memantau data yang dihasilkan oleh Side Scan Sonar (SSS) secara real-time. Menggunakan kontrol untuk melakukan penyesuaian parameter saat diperlukan.
Deskripsi: Alat-alat keselamatan seperti pelampung, peralatan penyelamatan, dan peralatan darurat lainnya.
Penggunaan: Memastikan semua peralatan keselamatan terpasang dan siap digunakan. Memberikan pelatihan keselamatan kepada kru kapal.
Pengoperasian Side Scan Sonar (SSS) di laut dapat melibatkan beberapa potensi bahaya. Memahami dan mengelola risiko ini penting untuk menjaga keselamatan personel, peralatan, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa potensi bahaya yang dapat terjadi dalam pengoperasian Side Scan Sonar (SSS) :
Potensi Bahaya: Kecelakaan
atau tabrakan kapal dapat terjadi selama operasi Side Scan Sonar (SSS),
terutama jika navigasi tidak hati-hati atau tidak memperhatikan kondisi cuaca.
Mitigasi: Memastikan
kru kapal memiliki pelatihan navigasi yang memadai dan pantau kondisi cuaca sebelum
setiap misi.
Potensi Bahaya: Pemeliharaan
dan perbaikan peralatan Side Scan Sonar (SSS) dapat melibatkan risiko cedera
jika tidak dilakukan dengan benar.
Mitigasi: Memberikan
pelatihan khusus kepada personel yang bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan
perbaikan. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan ikuti prosedur yang telah ditentukan.
Potensi Bahaya: Kabel
dan peralatan elektris dapat menyebabkan risiko kejutan listrik atau kerusakan
peralatan jika tidak ditangani dengan benar.
Mitigasi: Memastikan
kabel dalam kondisi baik, gunakan perlengkapan yang tahan air jika diperlukan,
dan lakukan pemeriksaan rutin terhadap peralatan elektris.
Potensi Bahaya: Cuaca
ekstrem seperti badai atau gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan operasi
dan integritas peralatan.
Mitigasi: Memantau perkembangan
cuaca dengan cermat dan hentikan operasi jika kondisi menjadi tidak aman.
Pastikan kapal memiliki sistem penanganan gelombang yang memadai.
Potensi Bahaya:
Rintangan di dasar laut, seperti karang atau bangkai kapal, dapat merusak peralatan
Side Scan Sonar (SSS).
Mitigasi: Melakukan
pemetaan area sebelum survei untuk mengidentifikasi potensi rintangan. Menggunakan
sistem navigasi yang canggih untuk menghindari tabrakan.
Potensi Bahaya: Jika
operasi melibatkan penyelaman, ada risiko kecelakaan selama atau setelah penyelaman.
Mitigasi: Memastikan
penyelam dilengkapi dengan peralatan penyelamatan yang memadai dan adakan pelatihan
keselamatan untuk situasi darurat.
Potensi Bahaya: Operasi
di kedalaman laut yang ekstrem dapat membawa risiko teknis dan keselamatan.
Mitigasi: Memastikan peralatan Side Scan Sonar (SSS) dapat beroperasi di kedalaman yang diinginkan. Hindari operasi di wilayah dengan kondisi kedalaman yang ekstrem tanpa penelitian dan persiapan yang cermat.
Berdasarkan wawancara mendalam oleh salah satu
perwakilan perusahaan PT.X dapat diketahui bahwa metode Job Safety Analysis
(JSA) dapat mengidentifikasi dan menganalisis potensi bahaya yang terdapat pada
site survei minyak dan gas di Pulau Natuna tahun 2023 (Rizki, 2023). Potensi bahaya yang ditemukan di lapangan berbeda-beda
berdasarkan langkah kerja pada alat Side Scan Sonar (SSS). Berikut ini merupakan
hasil grafik dari potensi bahaya dalam penggunaan alat Side Scan Sonar
(SSS) di site survei minyak dan gas di Pulau Natuna tahun 2023.
Gambar
2. Grafik Potensi Bahaya Alat Side Scan Sonar (SSS)
Berdasarkan grafik pada gambar 2 potensi
bahaya alat Side Scan Sonar (SSS), nilai tingkat risiko (Level Risiko)
yang memiliki potensi bahaya tinggi (high risk) pada alat Side Scan Sonar
(SSS) untuk site survei minyak dan gas di Pulau Natuna tahun 2023, sebagai berikut
(Rofiq &
Azhar, 2022):
1) Perencanaan Operasi memiliki nilai
potensi bahaya 9 H (High Risk – Resiko tinggi)
2) Peluncuran dan Pemantauan nilai potensi
bahaya 9 H (High Risk – Resiko tinggi)
3) Pengaturan Parameter Side Scan
Sonar (SSS) nilai potensi bahaya 9 H (High Risk – Resiko tinggi)
4) Pemindaian nilai potensi bahaya 9 H
(High Risk – Resiko tinggi)
5) Pengumpulan Data nilai potensi
bahaya 9 H (High Risk – Resiko tinggi)
6) Pengolahan Data nilai potensi bahaya
9 H (High Risk – Resiko tinggi)
7) Analisis Data nilai potensi bahaya 9
H (High Risk – Resiko tinggi)
Setelah dibuatnya
grafik diatas mengenai potensi bahaya dengan alat Side
Scan Sonar (SSS)
ditemukan banyak high risk dalam pengoperasian side scan sonar, langkah-langkah
berikut yang harus dilakukan PT.X adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi
Bahaya Spesifik:
a)
Periksa grafik JSA untuk mengidentifikasi secara
spesifik di mana high risk terkait pengoperasian Side Scan Sonar (SSS).
b)
Tinjau setiap langkah dalam proses dan tentukan
area-area yang berpotensi menyebabkan bahaya atau kecelakaan.
2) Perbarui
dan Perbaiki Prosedur:
a)
Revisi prosedur operasi untuk Side Scan Sonar
(SSS) dengan memperhitungkan temuan dari JSA.
b)
Pastikan bahwa setiap langkah operasi mencakup
langkah-langkah keselamatan yang sesuai.
3) Pelatihan
Karyawan:
a)
Pastikan semua karyawan yang terlibat dalam
operasi Side Scan Sonar (SSS) mendapatkan pelatihan yang memadai.
b)
Fokuskan pada pemahaman mereka terhadap bahaya
yang mungkin timbul dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari
risiko.
4) Penggunaan
Peralatan dan Perlengkapan Keselamatan:
a)
Pastikan bahwa peralatan dan perlengkapan keselamatan
yang sesuai digunakan selama operasi Side Scan Sonar (SSS).
b)
Periksa dan pastikan bahwa alat pelindung
diri (APD) seperti helm, rompi pelampung, atau peralatan lainnya dalam kondisi
baik.
5) Catatan
dan Pelaporan Kejadian:
a) Mendorong
pelaporan kejadian atau hampir kecelakaan untuk memperbaiki sistem dan
langkah-langkah pencegahan lebih lanjut.
6) Peralatan
dan Perawatan:
a)
Pastikan bahwa peralatan Side Scan Sonar
(SSS) dalam kondisi baik dan telah menjalani perawatan secara berkala.
b)
Tentukan prosedur pemeriksaan rutin dan perbaikan
yang harus diikuti untuk memastikan keandalan peralatan.
7) Pemantauan
Lingkungan:
a)
Terapkan pemantauan lingkungan secara ketat selama
pengoperasian Side Scan Sonar (SSS) untuk mengidentifikasi potensi
risiko tambahan, seperti ketidakstabilan cuaca atau lingkungan laut yang berubah-ubah.
8) Komunikasi
dan Koordinasi:
a)
Pastikan terdapat sistem komunikasi yang efektif
di antara anggota tim selama operasi Side Scan Sonar (SSS)
b)
Tetap berkoordinasi dengan pihak lain yang terlibat
dalam kegiatan di area yang sama, seperti kapal lain atau otoritas maritim setempat.
9) Pemantauan
Kesehatan dan Keselamatan:
a)
Tetapkan langkah-langkah pemantauan kesehatan
dan keselamatan untuk melindungi anggota tim dari potensi bahaya fisik atau
kimia selama operasi.
10)
Evaluasi Pasca-operasi proyek:
a)
Setelah setiap operasi, lakukan evaluasi pasca-operasi
untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat ditingkatkan atau perubahan yang perlu
dilakukan dalam prosedur atau pengelolaan risiko.
b)
Dengan mengambil langkah-langkah ini, Anda
dapat membantu mengelola dan mengurangi risiko tinggi yang terkait dengan pengoperasian
Side Scan Sonar (SSS).
Operasional Side Scan Sonar (SSS) dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi perusahaan, tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis operasi, tujuan survei, dan kemampuan perusahaan untuk mengelola risiko. Berikut adalah gambaran umum dari dampak positif dan negatif:
1) Dampak Positif:
a) Pemetaan dan Penemuan Potensi Sumber Daya:
Side Scan Sonar (SSS) memungkinkan perusahaan untuk melakukan
pemetaan bawah laut dengan tingkat detail tinggi. Ini dapat membantu mengidentifikasi
potensi sumber daya seperti minyak, gas, mineral, atau situs arkeologi bawah laut.
b) Analisis Struktur Bawah Laut:
Perusahaan dapat menggunakan
data Side Scan Sonar (SSS) untuk menganalisis struktur bawah laut seperti
dasar laut, geologi, dan topografi bawah laut. Informasi ini dapat digunakan untuk
perencanaan konstruksi atau pekerjaan lainnya.
c) Penelitian Lingkungan:
Side Scan Sonar (SSS) dapat digunakan untuk survei lingkungan
laut, termasuk pemantauan terumbu karang, habitat ikan, dan keanekaragaman
hayati bawah laut. Ini membantu perusahaan mematuhi regulasi lingkungan dan melibatkan
praktik yang berkelanjutan.
d) Pemantauan dan Penanganan Bencana:
Penggunaan Side Scan
Sonar (SSS) dalam pemetaan dasar laut dapat membantu dalam pemantauan dan penanganan
bencana laut seperti kebocoran minyak atau kecelakaan kapal.
a) Dampak Lingkungan:
Penggunaan Side Scan
Sonar (SSS) dan kegiatan survei bawah laut dapat memiliki dampak lingkungan,
terutama jika tidak diatur dengan baik. Penggunaan peralatan berat dan kebisingan
dari operasi Side Scan Sonar (SSS) dapat mengganggu ekosistem laut.
b) Dampak Pekerja:
Penggunaan Side Scan
Sonar (SSS) membutuhkan keterlibatan karyawan dalam proses pemeliharaan, pengoperasian,
atau interpretasi data, perusahaan perlu memberikan pelatihan tambahan kepada
karyawan. Ketidakmampuan memberikan pelatihan yang memadai dapat meningkatkan
risiko kecelakaan atau kesalahan, yang pada akhirnya dapat merugikan karyawan.
c) Keselamatan Navigasi:
Jika tidak digunakan dengan
hati-hati, operasi Side Scan Sonar (SSS) dapat menciptakan risiko keselamatan
navigasi, terutama jika tidak ada koordinasi yang baik dengan pihak maritim
lainnya atau jika informasi posisi kapal tidak akurat.
d) Konflik dengan Pemilik Lahan atau Otoritas Lokal:
Penggunaan Side Scan
Sonar (SSS) mungkin menimbulkan konflik dengan pemilik lahan atau otoritas
lokal, terutama jika survei dilakukan di wilayah yang dipersengketakan atau
jika tidak ada izin yang diperlukan.
e) Biaya Operasional dan Pemeliharaan:
Pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan Side Scan Sonar (SSS) dapat memerlukan investasi yang
signifikan dalam hal biaya operasional, pelatihan personel, dan perawatan peralatan.
f) Keamanan Data:
Data yang dihasilkan oleh
Side Scan Sonar (SSS) mungkin berisi informasi sensitif atau berharga.
Jika tidak dikelola dengan baik, dapat timbul risiko keamanan data dan kerahasiaan
informasi.
Hasil wawancara di lokasi survei minyak dan gas di Pulau
Natuna menggunakan Side Scan Sonar (SSS) menunjukkan bahwa pekerja tidak
memahami bahaya kerja secara detail. Setiap tahapan pekerjaan memiliki bahaya
masing-masing yang dapat menimpa mereka kapan saja. Mereka hanya menyadari
bahaya besar seperti ombak besar dan kondisi cuaca ekstrem. Faktor-faktor seperti
kurangnya pemahaman teknologi, pelatihan yang tidak memadai, dan pengawasan
yang kurang dapat mengurangi efektivitas penerapan JSA (Job Safety Analysis)
pada teknologi seperti Side Scan Sonar (SSS). Hal ini menyebabkan PT. X
mengalami kerugian (Ramadhan &
Pamardi, 2023).
Dampak terhadap perusahaan
akibat ketidakefektifan analisis potensi bahaya dengan teknik Job Safety
Analysis (JSA) bisa sangat serius dan merugikan. Berikut adalah beberapa
contoh dampak yang mungkin terjadi (Rozenfeld
et al., 2010):
1)
Kecelakaan dan Cedera Pekerja:
a)
Tanpa analisis potensi bahaya yang efektif, pekerja
mungkin tidak menyadari risiko yang ada di lingkungan kerja mereka.
b)
Kurangnya pemahaman terhadap bahaya dapat menyebabkan
kecelakaan kerja, yang dapat mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian pekerja.
2)
Penurunan Produktivitas:
a)
Jika pekerja terlibat dalam kecelakaan atau cedera,
ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas karena absensi pekerja atau keterbatasan
pekerjaan yang dapat dilakukan oleh pekerja yang cedera.
3)
Biaya Pemulihan dan Asuransi:
a)
Perusahaan akan menghadapi biaya besar terkait
pemulihan dan asuransi untuk menangani cedera pekerja atau kerusakan peralatan
yang dapat terjadi akibat kegagalan dalam menganalisis potensi bahaya.
4)
Reputasi Perusahaan:
a)
Kecelakaan atau insiden serius dapat merusak
reputasi perusahaan di mata publik, pelanggan, dan mitra bisnis. Perusahaan mungkin
kehilangan kepercayaan dan reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
5)
Sanksi Regulasi:
a)
Jika perusahaan tidak dapat menunjukkan kepatuhan
terhadap standar keamanan dan keselamatan kerja, dapat terkena sanksi dan denda
dari badan regulasi yang berwenang.
6)
Gangguan Operasional:
a)
Insiden keamanan dapat menyebabkan gangguan
operasional, termasuk penutupan sementara fasilitas atau bagian tertentu, yang
dapat berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan.
7)
Tuntutan Hukum:
a)
Perusahaan dapat menghadapi tuntutan hukum
dari pekerja atau keluarga mereka akibat kecelakaan atau cedera yang disebabkan
oleh ketidakefektifan analisis potensi bahaya.
8)
Peningkatan Premi Asuransi:
a)
Kecelakaan atau cedera yang sering terjadi
dapat menyebabkan peningkatan premi asuransi, yang akan meningkatkan beban
biaya operasional perusahaan.
9)
Ketidakstabilan Organisasi:
a)
Kondisi kerja yang tidak aman atau sering terjadi
insiden dapat menciptakan ketidakstabilan di dalam organisasi, mempengaruhi semangat
kerja dan kesejahteraan karyawan.
10) Kehilangan
Karyawan Terampil:
a)
Ketidakamanan di lingkungan kerja dapat membuat
karyawan terampil merasa tidak aman dan memilih untuk meninggalkan perusahaan,
menyebabkan kehilangan talenta yang berharga.
Oleh
karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan analisis potensi bahaya dengan
teknik JSA secara efektif guna mencegah potensi dampak negatif tersebut. Keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan operasional
perusahaan
Untuk mengatasi hal negatif yang terjadi di atas, untuk
mengatasi potensi ketidak-efektifan Job Safety Analysis (JSA) dan mengantisipasi
hal-hal negatif dalam pengoperasian Side Scan Sonar (SSS), berikut ini adalah pengendalian yang sudah
dilakukan oleh PT.X dengan menggunakan hirarki pengendalian
(Ramli, 2018).
1) Eliminasi
a) Pastikan
operator yang bekerja dengan Side Scan Sonar (SSS) dilengkapi dengan peralatan
pelindung pribadi (PPE) seperti sarung tangan khusus dan pelindung mata.
b) Pastikan
operator yang bertanggung jawab atas pengoperasian Side Scan Sonar (SSS)
telah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi yang diperlukan
c) Lakukan
survei lingkungan sebelum operasi untuk memastikan tidak adanya potensi bahaya
yang signifikan.
d) Hentikan
operasi Side Scan Sonar (SSS) saat kondisi cuaca ekstrem seperti badai
atau gelombang tinggi.
e) Monitor
perkiraan cuaca dengan cermat dan lakukan evakuasi jika diperlukan.
f)
Pastikan operator Side Scan Sonar
(SSS) memiliki pemahaman yang baik tentang alur navigasi yang ada dan struktur
laut lainnya di sekitar area survei.
2) Subtitusi
a)
Menggunakan peralatan Side Scan Sonar
(SSS) yang dilengkapi dengan proteksi khusus untuk menghindari kebocoran arus
listrik.
b)
Tentukan tugas khusus yang harus dilakukan dengan
Side Scan Sonar (SSS) dan identifikasi pekerja yang akan melaksanakannya.
c)
Melibatkan tim untuk melakukan analisis mendalam
terhadap potensi bahaya yang terkait dengan penggunaan Side Scan Sonar
(SSS) di lokasi survei minyak dan gas.
d)
Menghitung tingkat risiko untuk setiap bahaya
yang diidentifikasi dan prioritaskan langkah-langkah pengendalian yang diperlukan.
e)
Mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian,
seperti pelatihan khusus untuk operator Side Scan Sonar (SSS), pemantauan
lingkungan, dan penggunaan peralatan keselamatan pribadi.
f)
Memastikan semua pekerja dilengkapi dengan peralatan
keselamatan yang sesuai, seperti pelampung, helm, dan perlengkapan pelindung
lainnya.
g)
Melakukan pemantauan terus-menerus selama penggunaan
Side Scan Sonar (SSS), dan revisi JSA jika ada perubahan dalam pekerjaan
atau lingkungan yang dapat memengaruhi keselamatan.
3) Engineering
control
a)
Rutin periksa dan lakukan pemeliharaan preventif
pada alat Side Scan Sonar (SSS) untuk memastikan kinerjanya yang
optimal.
b)
Memasang perangkat perlindungan listrik seperti
pelindung lonjakan tegangan dan pemutus sirkuit untuk mencegah kerusakan pada peralatan
dan melindungi operator.
c)
Pastikan bahwa Side Scan Sonar (SSS)
tidak mengeluarkan bahan kimia berbahaya atau merusak lingkungan sekitar.
d)
Melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin
pada kapal dan alat Side Scan Sonar (SSS) untuk memastikan kondisi operasional
yang baik.
4) Administrative
Control
a) Kebijakan
Keselamatan Operasional
Mengimplementasi kebijakan yang menekankan pentingnya
keselamatan selama penggunaan Side Scan Sonar (SSS).
Menetapkan aturan penggunaan alat, termasuk batasan
operasional dan area yang aman.
b)
Prosedur Pengoperasian Standar:
Menyusun prosedur pengoperasian standar (SOP) yang
jelas untuk penggunaan Side Scan Sonar (SSS).
Menyertakan langkah-langkah pengoperasian, pemeriksaan
prakondisi, dan tindakan darurat.
c)
Pelatihan Operator:
Menyelenggarakan pelatihan reguler untuk operator Side
Scan Sonar (SSS) tentang pengoperasian yang aman, pemeliharaan, dan
tindakan darurat.
Memastikan pemahaman tentang JSA dan kebijakan keselamatan.
d)
Penunjukan Pekerja Bertanggung Jawab (Safety
Officer):
Menunjuk pekerja atau tim khusus yang bertanggung
jawab atas pemantauan keselamatan selama penggunaan Side Scan Sonar
(SSS).
Mereka harus memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk
menanggapi situasi darurat.
e)
Pembatasan Akses
Menetapkan wilayah yang aman dan pembatasan akses
bagi orang yang tidak berkepentingan untuk mengurangi potensi bahaya dan gangguan.
f)
Pemeriksaan Rutin dan Pemeliharaan:
Menetapkan jadwal pemeriksaan rutin dan pemeliharaan
untuk memastikan bahwa Side Scan Sonar (SSS) selalu
dalam kondisi operasional yang baik.
g)
Pelaporan Insiden dan Pembelajaran:
Membuat sistem pelaporan insiden untuk menganalisis
kejadian tidak diinginkan dan memastikan bahwa tindakan korektif diambil untuk
mencegah terulangnya kejadian serupa.
h)
Evaluasi Rutin JSA:
Melakukan evaluasi rutin terhadap JSA untuk memastikan
bahwa prosedur keselamatan tetap relevan dan efektif.
5) Personal
Protective Equipment (PPE)
Menggunakan PPE Lengkap yang sesuai dengan SOP saat memasuki
area pekerjaan Terdiri
dari
Helm Khusus, Rompi Pelampung, Kacamata Pelindung:, Sarung Tangan Khusus, Pakaian Khusus, Alat Komunikasi Bawah Air, Sepatu Pelindung Khusus, Masker Pernapasan, Life Jacket.
Penelitian ini
menyoroti pentingnya identifikasi dan penanganan potensi bahaya yang terkait
dengan penggunaan alat Side Scan Sonar (SSS) dalam kegiatan survei minyak dan
gas laut di Puau Natuna tahun 2023 oleh PT.X. Tanpa analisis Job Safety
Analysis (JSA) yang efektif, risiko serius dapat timbu, mengancam keseamatan
pekerja, merusak peralatan, dan menimbukan dampak finansial yang signifikan
bagi perusahaan. Hasil Penelitian
menyajikan 11 tahapan pekerjaan SSS dengan 29 tingkat keparahan dan 31 probabilities.
Dampak tidak efektifnya JSA bisa berdampak pada biaya perusahaan, reputasi, dan
keseamatan pekerja. Saran yang diberikan termasuk peaksanaan JSA yang teratur,
peatihan karyawan, audit keseamatan rutin, komunikasi yang efektif antara
manajemen dan pekerja, investasi dalam teknologi keseamatan, serta Penelitian
lebih lanjut untuk memahami potensi bahaya secara menyeuruh dan mengembangkan
JSA yang sesuai.
Abidin, A. U., & Ramadhan, I. (2019). Penerapan job
safety analysis, pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kejadian
kecelakaan kerja di laboratorium perguruan tinggi. Jurnal Berkala Kesehatan,
5(2), 76.
Bangun, T.,
& Pamardi, L. P. (2023). Identifikasi Bahaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) dengan Metode Job Safety Analysis (JSA) pada Stasiun Digester &
Press. AGROFORETECH, 1(3), 2028–2031.
Bungin, B.
(2013). Metodologi Penelitian Sosial & ekonomi: Format-format
kuantitatif dan Kualitatif untuk studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi,
manajemen, dan pemasaran.
Fiantika,
F., Wasil, M., Jumiyati, S. R. I., Honesti, L., Wahyuni, S. R. I., Mouw, E.,
Mashudi, I., Hasanah, N. U. R., Maharani, A., & Ambarwati, K. (2022).
Metodologi penelitian kualitatif. Metodologi Penelitian Kualitatif. In Rake
Sarasin (Issue March). Surabaya: PT. Pustaka Pelajar. Https://Scholar. Google.
Com/Citations.
Hidayat, M.
C., & Nuruddin, M. (2022). Analisis Identifikasi Bahaya Kecelakaan Kerja
Menggunakan Job Safety Analysis (Jsa) Dengan Pendekatan Hazard Identification,
Risk Assessment and Risk Control (Hirarc)(Studi Kasus Pt. Smelting Plan
Refinery). JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri), 2(4),
557–569.
Hikmi, N.,
Firwandri, R., & Haryanto, B. (2020). Penerapan Metoda Job Safety Analysis
Dalam Identifikasi Potensi Bahaya Pada Pekerja Divisi Pipa, Sumatera Barat. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 10(1), 1–7.
Prayetno,
E., & Ulinnuha, H. (2020). Pemanfaatan Citra Side Scan Sonar untuk
Identifikasi Objek Bawah Laut. JGISE: Journal of Geospatial Information
Science and Engineering, 3(1), 49–60.
Raihan, A.
D., & Fitriani, R. (2023). Analisis Risiko K3 dengan Metode Job Safety
Analysis di Terminal LPG PT. XYZ. Jurnal Serambi Engineering, 8(3).
Ramadhan,
D., & Pamardi, L. P. (2023). Identifikasi Bahaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) terhadap Kegiatan Maintenance Menggunakan Metode Job Safety Analysis
(JSA) di Stasiun Loading Ramp. AGROFORETECH, 1(3), 2061–2072.
Ramli, S.
(2018). Manajemen Resiko: dalam perspektif K3 OHS Risk Management Berbasis
ISO 31.000 (Vol. 2). Prosafe.
Rizki, M.
M. (2023). Analisis Risiko Pelaksanaan Upgrade System Hidrant dengan Metode Job
Safety Analysis (Studi Kasus: PT. Multi Pilar Mandiri). Serambi Engineering,
8(2), 5681–5692.
Rofiq, M.
A., & Azhar, A. (2022). Hazards Identification and Risk Assessment In
Welding Confined Space Ship Reparation PT. X With Job Safety Analysis Method. Berkala
Sainstek, 10(4), 175–186.
Rozenfeld,
O., Sacks, R., Rosenfeld, Y., & Baum, H. (2010). Construction job safety
analysis. Safety Science, 48(4), 491–498.
Sani, G.
M., Priyana, E. D., & Rizqi, A. W. (2022). Identifikasi Dan Analisis Risiko
Kecelakaan Kerja Dengan Metode Jsa (Job Safety Analysis) Di Bengkel Pemesinan
Smk Nurul Islam Gresik. SITEKIN: Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 20(1),
300–307.
Soedirman,
P. S. (2014). Kesehatan kerja dalam perspektif hiperkes & keselamatan
kerja. Jakarta: Erlangga, 141–142.
Uin, A. R.,
& Banjarmasin, A. (2018). analisis data kualitatif (Vol. 17, Issue 33).
E-ISSN.
Copyright holder: Rendra Mahessa Putra, Edison C. Sembiring, Soehatman Ramli (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |