Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 5, Mei 2024
ANALISIS
PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI MEDIASI
Romario Katagame1*, Indarto2, Kuswardani3
Universitas Semarang, Semarang, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, komitmen dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan serta Menganalisis Pengaruh Motivasi,
Komitmen Dan Budaya organisasi terhadap Kinerja karyawan dengan Kepuasan kerja
sebagai variabel mediasi Di Kantor Yayasan Binterbusih Semarang. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
yang bekerja di Kantor Yayasan Binterbusih Semarang yang berjumlah sebanyak 51
Orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan sampling
Nonbrobability Sampling dengan teknik purposive sampling yang dimana yang
dimana bersifat tertutup yang akan digunakan sebagai sampel. Data penelitian
ini menggunakan geogle formulir. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear berganda bertahap
dengan bantuan spss ver 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan antara Motivasi dan Budaya organisasi terhadap Kepuasan
kerja sedangkan komitmen tidak berpangaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Disisi lain tidak ada pengaruh motivasi, Komitmen dan Budaya
organisasi terhadap Kinerja karyawan. Dan adanya pengaruh kepuasan Kerja
terhadap Kinerja karyawan. di kantor binterbusih semarang. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian
belum bisa dikatakan diterima atau dengan kata lain beberapa variabel tersebut
belum mampu untuk menjelaskan besarnya variabel independen terhadap variabel
dependen.yang di mediasi oleh Kepuasan Kerja.
Kata
Kunci: Motivasi, Komitmen, Budaya organisasi, Kinerja Karyawan, Kepuasan Kerja
Abstract
This research aims to analyze the
influence of motivation, commitment and organizational culture on employee
performance and analyze the influence of motivation, commitment and
organizational culture on employee performance with job satisfaction as a
mediating variable at the Semarang Binterbusih Foundation Office. This research
uses quantitative methods. The population in this study were 51 employees who
worked at the Binterbusih Semarang Foundation Office. Sampling in this research
uses non-brobability sampling with a purposive sampling technique which is
closed which will be used as a sample. This research data uses Google form. The
data was analyzed using descriptive statistical analysis and stepwise multiple
linear regression analysis with the help of SPSS ver 25. The research results
showed that there was a positive and significant influence between motivation
and organizational culture on job satisfaction, while commitment did not have a
positive and significant influence on job satisfaction. On the other hand,
there is no influence of motivation, commitment and organizational culture on
employee performance. And there is an influence of job satisfaction on employee
performance. at the office of Binterbusih Semarang. Therefore, the hypothesis
in the research cannot be said to be accepted or in other words, some of these
variables are not able to explain the magnitude of the independent variable on
the dependent variable, which is mediated by Job Satisfaction.
Keywords: Motivation,
Commitment, Organizational Culture, Employee Performance, Job Satisfaction
Pendahuluan
Organisasi merupakan wadah yang menampung
individu-individu untuk mewujutkan satu visi dan misi yang disepakati Bersama.
Organisasi senantiasa berjalan dengan tiga opsi, yaitu opsi maju, opsi mundur,
dan stabil. Namun dalam praktiknya kerapkali menimbulkan sebuah usaha (decode
prediciction) di luar perkiraan. Dalam berorganisasi, eksistensi seperti
roda yang kadang ada dibawah, dan kadang ada diatas. Otomatis, semakin besar
suatu organisasi, semakin kompleks pula struktur dan system kerjanya dan semakin
berpeluang menghasilkan produktifitas.
Kinerja
adalah merupakan hasil kerja selama periode periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, misal standa, target sasaran atau kriteria yang
telah disepakati Bersama. Penilaian kinerja mempunyai peran penting dalam
peningkatan motivsi di tempat kerja. Penilaian kinerja ini (performance
appraisal) pada dasarnya merupakan factor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif dan efsien.
Menurut Riniwati (2022)
Kinerja apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
bertentangan dengan moral dan etika. Sementara menurut Marjoko (2017)
mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sendiri sangatlah
perlu di dalam suatu perusahaan, sebab dengan mengetahui kinerja pegawai akan
terlihat seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya. Terdapat banyak faktor-faktor yang berpengaruh pada
kinerja pegawai diantaranya faktor motivasi kerja, komitmen kepada organisasi,
dukungan dari budaya organisasi dan kepuasan kerja yang diterima pegawai.
Motivasi kerja merupakan salah satu faktor penting yang menunjang efektifitas
organisasi. Motivasi kerja menurut Rustaningsih
(2018) merupakan dorongan dan kemauan yang
kuat untuk menghasilkan kepuasan kerja dan prestasi kerja yang baik, sehingga
hal ini akan menjadi suatu kontribusi tersendiri terhadap efektivitas
organisasi. Motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukkan minat
individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap
aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (Waridin & Masrukhin, 2004).
Adanya
research gap tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja. Menurut
hasil penelitian dari Noer, et. al (2020)
menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Motivasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai (Brahmasari & Suprayetno, 2008). Selain motivasi, kinerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor komitmen organisasi. Dalam memberikan kinerja terbaiknya
seorang anggota organisasi diawali dengan memiliki komitmen yang kuat terhadap
organisasinya. Sehingga dalam komitmen organisasi tinggi akan diperoleh kinerja
yang baik. Komitmen Organisasi dipandang sebagai derajat dimana karyawan
terlibat dalam organisasinya dan berkeinginan untuk tetap menjadi anggotanya,
dimana didalamnya mengandung sikap kesetiaan dan kesediaan karyawan untuk
bekerja secara maksimal bagi organisasi tempat karyawan tersebut bekerja (Greenberg & Baron, 1993). Komitmen organisasional dibangun
atas dasar kepercayaan pekerja atas nilainilai organisasi, kerelaan pekerja
membantu mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota
organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut
memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Jika
pekerja merasa jiwanya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka
dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat.
Adanaya research gap tentang pengaruh komitmen terhadap kinerja. Menurut hasil
penelitian dari Salsabila dan Hermana (2021) dan Sumarni dan Pramuntadi (2019)
menunjukkan bahwa komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawai. Komitmen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Selain motivasi dan komitmen, faktor
budaya organisasi juga mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam mengelola suatu
organisasi harus diarahkan kepada kemampuan budaya organisasi untuk mengangkat
kinerja organisasi, karena fungsi budaya yang memberikan satu himpunan nilai
untuk penetapan prioritas dan memberikan bagaimana segala sesuatu dilakukan
dalam kelompok atau organisasi. Selain itu budaya juga berfungsi sebagai
fasilitator timbulnya komitmen bersama sebagaimana mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para pegawai. Oleh
karena itu pengelolaan yang baik atas budaya akan bisa mempengaruhi tercapainya
kepuasan kerja yang tinggi
(Rustaningsih, 2018). Budaya organisasi pengaruhnya semakin besar jika
budaya perusahaan semakin kuat, oleh karena itu setiap perusahaan harus mampu
mengelola budayanya dengan baik agar tercipta budaya yang kuat dan mampu
mendorong tercapainya kinerja tinggi serta pada sisi lain juga mampu menekan
tingkat keinginan pindah kerja (turnover intention) (O’hEocha, 2000).
Berkaitan
dengan obyek penelitian. Yayasan Binterbusih merupakan yayasan non profit
taking, yang bekerja dalam bidang pemenuhan kebutuhan pelajar dan mahasiswa
Papua di Jawa Bali. Didalamnya terdiri dari beberapa departemen yaitu
departemen Tim kerja Koordianator, tim kerja keuangan, tim kerja pelajar, tim
kerja mahasiswa di bahwa Yayasan Binterbusih. yang merupakan mediator
terpercaya dan dibentuk oleh Pemerintah Daerah dan PT.Freeport Indonesia untuk
menyalurkan dana dan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa Papua yang ada di
Jawa dan Bali. Pendanaan atau donatur utama berasal dari Pemda dan PT. Freeport
Indonesia. Yayasan Binterbusih berpusat di Semarang dengan memiliki kordinator
wilayah pada setiap daerah. Kordinator wilayah ini bertugas untuk pemantauan
dan menyampaikan laporan ke pusat, yang kemudian ditindak lanjuti oleh pusat
dengan berbentuk laporan kepada Pemeritah Daerah dan PT. FreePort.
Masing-masing Kordinator wilayah memiliki dua orang petugas yang memantau dan
menyampaikan laporan kepada Binterbusih yang kemudian ditindak lanjuti.
Namun
dalam perjalanannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tim kerja koordinator Melakukan pendampingan kepada pelajar dan mahasiswa sesuai dengan job desknya. Telah berjalan namun belum optimal di
karenakan dalam menjalankan tugasnya butuh dana dari pihak pertama dan yang
terjadi tiap tahun adalah keterlambatan pengiriman dana.
Tim
kerja keuangan dalam kerjanya belum maksimal dikarenakan pengiriman biaya dari
pendonor Pemda dan juga Pt freeport yang telat ditambah tuntutan kerja yang
tinggih.
Tim
kerja pelajar dalam jobdesknya belum optimal karena beberapa aturan-aturan yang
dibuat oleh pamong dan juga sanksi-sanksi yang diberikan kepada pelajar tidak
membuat mereka tobat atau kemudian sadar.
Tim
kerja mahasiswa masi belum maksimal dalam kerja karena tugas yang dijalankan
selama ini seperti komunikasi, pemberian arahan dan mengurus administrasi
kemahasiswaan dan juga pemantauan belum cukup maka masi saja terdapat
mahasiswa-mahasiswi yang bermasalah dikampus seperti lama study, administrasi
bermasalah. Ditambah lagi tekanan kerja timja mahasiswa yang harus siap secara
berkala untuk menangani mahasiswa dan mahasiswi
Dalam
pengukuran kinerjanya, Yayasan binterbusih berdasarkan Rencana target kerja
(RTK) yang telah dibuat oleh masing-masing deparment pada awal tahun dan akhir
tahun nanti akan dilalukan evaluasi oleh manajemen mengenai seberapa banyak
realisasi yang telah dicapai dari rencana target kerja (RTK) yang telah dibuat
di masing -masing department, nantinya akan dibuat suatu presentasi (%)
realisasi yang telah dicapai oleh suatu department tersebut.
Dari penelusuran penelitian
sebelumnya yang mengangkat tentang Motivasi, Komitmen dan Budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan masi ditemukan adanya research gap yang
meliputi perbedaan hasil diantara peneliti dan keterbatasan pada peneliti
sebelumnya. Research gap dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Research
Gap
Issue
Gap |
Peneliti
dan tahun |
Hasil |
Terdapat hasil
peneitian yang berbeda-beda mengenai
Pengaruh motivasi Kerja
terhadap kinerja pegawai |
Noer, et al. (2020) Wulandari dan Bagia (2020) |
Motivasi
Perpengaruh Posistif dan Signifikan terhadap kinerja karaywan |
Terdapat hasil
peneitian yang berbeda-beda mengenai
Pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja Karyawan |
Adha, et al. (2019) Brahmasari (2008) |
Motivasi kerja tidak Berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan |
Terdapat hasil
peneitian yang berbeda-beda mengenai
Pengaruh komitmen terhadap kinerja pegawai |
Salsabila dan Hermana (2021) Dan Sumarni dan
Pramuntadi (2019) |
Komitmen
Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap kinerja Pegaaai |
Terdapat hasil
peneitian yang berbeda-beda mengenai
Pengaruh Komitmen Kerja terhada kinerja Karyawan |
Bodroastuti, et al. (2018) Rizky (2013) |
Komitmen Kerja
Tidak Berpengaruh Signifikan terhadap kinerja karyawan |
Sumber
: Berbagai Jurnal
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bahwa terjadi permasalahan penelitian yaitu kesenjangan hasil penelitian antara
variabel motivasi , komitmen dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai,
oleh karena itu penelitian ini menambahkan variabel mediasi kepuasan kerja.
Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, kepuasaan sangat diperlukan untuk
mendorong individu atau pegawai dalam mencapai tujuan, meningkatkan semangat
kerja dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Hal ini didukung dengan
merujuk pada hasil penelitian Iskandar
dan Juhana (2014), Luthans (2006)dan Riska dan Fahmy (2020) yang menyatakan bahwa variabel
kepuasan kerja dapat memediasi pengaruh variable independen terhadap variable dependennya.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Untuk
menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan
2) Untuk
menganalisis pengaruh komitmen terhadap
kinerja karyawan
3) Untuk
menganalisis pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan
4) Untuk
menganalisis pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja
5) Untuk
menganalisis pengaruh komitmen terhadap kepuasan kerja
6) Untuk
menganalisis pengaruh budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja
7) Untuk
menganalisis pengaruh kepuasan
kerja terhadap kinerja karyawan.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
explanatory asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Populasi pada penelitian ini
adalah semua pegawai pada masing-masing bagian di yayasan binterbusih berjumlah
51 orang, sedangkan sampel penelitian diambil menggunakan metode sensus, yaitu
dengan menjadikan seluruh pegawai pada masing-masing bagian di yayasan
binterbusih sebagai sampel penelitian sehingga diperoleh responden sejumlah 51
orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari jawaban
responden berkenaan dengan daftar pertanyaan kuesioner atau google form,
sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur dan penelitian terdahulu yang
dapat mendukung penelitian ini.
Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data tertutup dengan
menggunakan Google Form, di mana responden diminta untuk mengisi pertanyaan
tertutup tersebut. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk
mendapatkan gambaran umum responden serta identitas responden, sedangkan
analisis kuantitatif digunakan untuk menggambarkan hubungan dan pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis kuantitatif ini
menggunakan perhitungan statistik dengan alat bantu Program SPSS. Selain itu,
dalam penelitian ini juga dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan
analisis regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
dan uji heteroskedastisitas. Setelah itu, dilakukan analisis regresi linier
berganda untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Uji Validitas Dan Reliabilitas
Berikut adalah tabel
yang menunjukan hasil uji Validitas dan Reliabilitas pada penelitian ini :
Tabel 2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Motivasi
No. Item
pertanyaan |
r Hitung |
r Tabel |
Keterangan |
Mtv1 |
0,673 |
0,279 |
Valid |
Mtv2 |
0,560 |
0,279 |
Valid |
Mtv3 |
0,699 |
0,279 |
Valid |
Sumber
: Data primer Spss Ver 25
Berdasarkan
Tabel diatas diketahui bahwa nilai r Hitung > r Tabel sehingga semua item
pertanyaan untuk variabel Motivasi ini dapat dikatakan valid.
Tabel 3 Uji
Validitas dan Reliabilitas Komitmen
No.
Item pertanyaan |
r
Hitung |
r
Tabel |
Keterangan |
Kmt1 |
0,477 |
0,279 |
Valid |
Kmt2 |
0,679 |
0,279 |
Valid |
Kmt3 |
0,757 |
0,279 |
Valid |
Sumber
: Data primer Spss Ver 25
Berdasarkan
Tabel diatas diketahui bahwa nilai r
Hitung > r Tabel sehingga semua item pertanyaan untuk variabel Motivasi ini
dapat dikatakan valid.
Tabel 4 Uji
Validitas dan Reliabilitas Budaya Organisasi
No.Item
pertanyaan |
r Hitung |
r Tabel |
Keterangan |
BO1 |
0,703 |
0,279 |
Valid |
BO2 |
0,734 |
0,279 |
Valid |
BO3 |
0,589 |
0,279 |
Valid |
BO4 |
0,749 |
0,279 |
Valid |
Sumber
: Data primer Spss Ver 25
Berdasarkan Tabel
diatas diketahui bahwa nilai r Hitung
> r Tabel sehingga semua item pertanyaan untuk variabel Motivasi ini dapat
dikatakan valid.
Tabel 5. Uji
Validitas dan Reliabilitas Kinerja Karyawan
No.Item
pertanyaan |
r Hitung |
r Tabel |
Keterangan |
K1 |
0,788 |
0,279 |
Valid |
K2 |
0,803 |
0,279 |
Valid |
K3 |
0,762 |
0,279 |
Valid |
K4 |
0,783 |
0,279 |
Valid |
K5 |
0,633 |
0,279 |
Valid |
Sumber
: Data primer Spss Ver 25
Berdasarkan
Tabel diatas diketahui bahwa nilai r
Hitung > r Tabel sehingga semua item pertanyaan untuk variabel Motivasi ini
dapat dikatakan valid.
Tabel 6. Uji
Validitas dan Reliabilitas Kepuasan kerja
No.Item
pertanyaan |
r Hitung |
r Tabel |
Keterangan |
KK1 |
0,774 |
0,279 |
Valid |
KK2 |
0,796 |
0,279 |
Valid |
KK3 |
0,736 |
0,279 |
Valid |
KK4 |
0,843 |
0,279 |
Valid |
KK5 |
0,796 |
0,279 |
Valid |
Sumber
: Data primer Spss Ver 25
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa nilai r Hitung > r Tabel
sehingga semua item pertanyaan untuk variabel Motivasi ini dapat dikatakan
valid
Tebel 7. Hasil
Uji Reliabilitas
Variabel |
Alpha Cronbach |
Keterangan |
Motivasi |
0,261 |
Reliabel |
Komitmen |
0,294 |
Reliabel |
Budaya Organisasi |
0,628 |
Reliabel |
Kinerja
Karyawan |
0,810 |
Reliabel |
Kepuasan
Kerja |
0,844 |
Reliabel |
Sumber Data Primer SPSS Ver 25
Berdasarkan tabel dapat diketahui nahwa untuk masing-masing
variabel pada penelitian ini memiliki nilai Alpha Cronbach yang lebih besar
daripada 0,6 sehingga dikatakan reliabel
Hasil
Uji Asumsi Klasik
Hasil
Uji Normalitas
Tabel 8. Hasil
Uji Normalitas Model 1
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized
Residual |
|
N |
51 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
2.08544305 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.062 |
Positive |
.062 |
|
Negative |
-.059 |
|
Test Statistic |
.062 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance
Correction. |
||
d. This is a lower bound of the
true significance. |
Sumber : Data Primer Spss Ver 25
Tabel 9. Hasil
Uji Normalitas Model 2
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
||
|
Unstandardized
Residual |
|
N |
51 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
2.13193338 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.068 |
Positive |
.068 |
|
Negative |
-.053 |
|
Test Statistic |
.068 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance
Correction. |
||
d. This is a lower bound of the
true significance. |
Sumber
: Data Primer Spss Ver 25
Berdasarkan
pada Tabel diatas Diketahui bahwa hasil Pengujian untuk Normalitas fapat
dilihat dari nilai Kolmogorof-Smirnovsig. Sebesar 0,200 > 0,05 dapat
dikatakan bahwa data ini berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Berikut ini
adalah tabel yang menunjukan hasil Multikolinearitas pada penelitian ini:
Tabel 10. Hasil
Uji Multikolinearitas Model 1
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-.622 |
2.962 |
|
-.210 |
.835 |
|
|
Motivasi |
.630 |
.290 |
.312 |
2.175 |
.035 |
.486 |
2.056 |
|
Komitmen |
.187 |
.283 |
.091 |
.662 |
.511 |
.527 |
1.898 |
|
Budaya Organisasi |
.658 |
.158 |
.469 |
4.158 |
.000 |
.787 |
1.271 |
|
a. Dependent Variable: Kepuasan
Kerja |
Sumber
: Data Primer Spss Ver 25
Berdasarkan
tabel atas dapat diketahui bahwa nilai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF <
10. Jadi dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini bebas dari
Multikolinearitas. Artinya tidak ada korelasi antara variabel independen pada
penelitian ini.
Tabel
11. Hasil Uji Multikolinearitas Model 2
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
9.420 |
2.571 |
|
3.665 |
.001 |
|
|
Motivasi |
.344 |
.264 |
.214 |
1.302 |
.199 |
.442 |
2.263 |
|
Komitmen |
-.034 |
.246 |
-.021 |
-.137 |
.891 |
.522 |
1.916 |
|
Budaya Organisasi |
-.092 |
.160 |
-.082 |
-.574 |
.569 |
.575 |
1.739 |
|
Kepuasan Kerja |
.469 |
.127 |
.590 |
3.710 |
.001 |
.471 |
2.125 |
|
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan |
Sumber
: Data Primer Spss Ver 25
Berdasarkan
tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF <
10. Jadi dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini bebas dari
Multikolinearitas. Artinya tidak ada korelasi antara variabel independen pada
penelitian ini.
Uji
Heteroskedastisitas
Pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser yaitu dengan melihat nilai
sig > 0,05, sehingga dikatakan bebas heteroskedastisitas.
Tabel 12. Uji
Heterokedastisitas Model 1
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3.204 |
1.749 |
|
1.831 |
.073 |
Motivasi |
.002 |
.171 |
.002 |
.010 |
.992 |
|
Komitmen |
-.107 |
.167 |
-.128 |
-.642 |
.524 |
|
Budaya organisasi |
-.016 |
.093 |
-.027 |
-.169 |
.867 |
|
a. Dependent Variable: Abs_RES1 |
Sumber Data Spss Ver 25
Berdasarkan
tabel diatas pengaruh antara variabel Motivasi,Komitmen dan Budaya organisasi
terhadap Kinerja karyawan dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi pada variabel Motivasi adalah 0,992 > 0,05, variabel
Komitmen 0,524 > 0,05 dan Variabel Budaya organisasi 0,867 > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Motivasi, komitmen dan Budaya
organisasi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 13. Uji
Heterokedastisitas Model II
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
3.091 |
1.392 |
|
2.221 |
.031 |
Motivasi |
.038 |
.143 |
.053 |
.269 |
.789 |
|
Komitmen |
.172 |
.133 |
.235 |
1.286 |
.205 |
|
Budaya organisasi |
-.070 |
.087 |
-.141 |
-.809 |
.423 |
|
kepuasan kerja |
-.153 |
.069 |
-.429 |
-2.233 |
.030 |
|
a.
Dependent Variable: Abs_RES2 |
Sumber Data Spss Ver
25
Berdasarkan
tabel diatas pengaruh antara variabel Motivasi,Komitmen dan Budaya organisasi
terhadap Kinerja karyawan dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi pada variabel Motivasi adalah 0,789> 0,05, variabel
Komitmen 0,205 > 0,05 variabel Budaya organisasi 0,423 > 0,05 kemudian
pada variabel Kepuasan kerja 0,030 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Motivasi, komitmen,Budaya organisasi dan Kepuasan kerja tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Analisis
Regresi Bertahap
Analisis
regresi bertahap bertujuan untuk mengetahui koefisien-koefisien regresi serta
signifikansi untuk menjawab hipotesis serta untuk mengetahui pengaruh langsung
dan tidak langsung dari varibel bebas terhadap variabel terikatnya. Secara umum
formulasi dari analisis regresi bertahap dapat ditulis sebagai berikut:
Tabel
14. Analisis Bertahap Model 1
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
-.622 |
2.962 |
|
-.210 |
.835 |
Motivasi |
.630 |
.290 |
.312 |
2.175 |
.035 |
|
Komitmen |
.187 |
.283 |
.091 |
.662 |
.511 |
|
Budaya organisasi |
.658 |
.158 |
.469 |
4.158 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: kepuasan kerja |
Sumber
data Spss Ver 25
Berdasarkan
tabel diatas persamaan regresi bertahap
I adalah sebagai berikut:
Y1 =
0,312 X1 + 0,091 X2+ 0,469X3
Keterangan :
Y1 =
Kinerja Karyawan
X1 =
Motivasi
X2 =
Komitmen
X3 = Budaya organisasi
Adapun
penjelasan persamaan regresi bertahap 1 sebagai berikut :
a. X1
= bertanda positif, artinya jika Motivasi semakin meningkat maka
Kepuasan kerja akan meningkat dengan syarat variabel
constant.
b. X2
= bertanda positif, artinya jika Komitmen semakin meningkat maka
Kepuasan kerja akan meningkat dengan syarat variabel
constant.
c. X3
= bertanda positif, artinya jika Budaya organisasi semakin meningkatmaka
Kepuasan kerja akan meningkat dengan syarat variabel
constant.
d.
Dari
uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan
mempengaruhi variabel
Kepuasan kerja adalah variabel Budaya organisasi dengan 0,469.
Tabel
15. Analisis Bertahap Model 1I
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
9.420 |
2.571 |
|
3.665 |
.001 |
Motivasi |
.344 |
.264 |
.214 |
1.302 |
.199 |
|
Komitmen |
-.034 |
.246 |
-.021 |
-.137 |
.891 |
|
Budaya organisasi |
-.092 |
.160 |
-.082 |
-.574 |
.569 |
|
kepuasan kerja |
.469 |
.127 |
.590 |
3.710 |
.001 |
|
a. Dependent Variable: kinerja karyawan |
Sumber
data Spss Ver 25
Berdasarkan
tabel diatas persamaan regresi bertahap II adalah sebagai berikut:
Y1 =
0,214 X1 - 0,021 X2 - 0,082 X3 + 0,590 Y2
Keterangan :
Y1 =
Kinerja Karyawan
Y2 =
Kepuasan Kerja
X1 =
Motivasi
X2 =
Komitmen
X3 = Budaya organisasi
Adapun
penjelasan persamaan Regresi bertahap II sebagai berikut :
a) X1
= bertanda positif, artinya jika Motivasi yang dipengaruhi semakin meningkat maka Kinerja
karyawan akan meningkat dengan syarat
variabel constant.
b) X2
= bertanda Negative, artinya jika Komitmen yang dipengaruhi semakin meningkat maka Kinerja
karyawan akan menurun dengan syarat
variabel constant.
c) X3
= bertanda Negative, artinya jika Budaya organisasi yang dipengaruhi semakin meningkat maka Kinerja karyawan akan
menurun dengan syarat variabel constant.
d) Y2
= bertanda positif, artinya jika Kepuasan Kerja yang dipengaruhi semakin meningkat maka Kinerja karyawan akan
meningkat dengan syarat variabel constant.
e) Dari uraian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi variabel Kinerja karyawan adalah variabel Kepuasan Kerja dengan 0,590.
Uji t
Uji t
dimaksudkan untuk menguji apakah secara individu ada pengaruh antara
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Pegujian secara parsial
untuk setiap koefisien regresi diuji untuk mengetahui berpengaruh secara
parsial antara variabel bebas dengan variabael terikat pada tingkat signifikansi
yang dipilih (Ghozali, 2016). Hipotesis yang diuji adalah:
1) Jika
Sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh signifikan variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen.
2) Jika
Sig > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada pengaruh signifikan variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen.
a)
Uji
Hipotesis Motivasi Terhadap Kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil pengujian pada koefisien
regresi Motivasi Kepuasan kerja dapat
diperoleh nilai dengan signifikan sebesar 0,035 < 0,05. maka Ho
ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara
variabel Motivasi terhadap Kepuasan
kerja. Berdasarkan hasil tersebut maka H1 diterima
b)
Uji
Hipotesis Komitmen Terhadap Kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil pengujian pada
koefisien regresi Komitmen terhadap Kepuasan kerja dapat diperoleh nilai dengan
signifikan sebesar 0,511 > 0,05, maka
Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak
ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Komitmen terhadap kepuasan
kerja. Berdasarkan hasil tersebut
maka H2 ditolak
c)
Uji
Hipotesis Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan kerja
Berdasarkan hasil pengujian pada koefisien
regresi Budaya organisasi terhadap Kepuasan
kerja dapat
diperoleh nilai dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,05. maka Ho ditolak dan Ha diterima
berarti ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel Budaya organisasi
terhadap Kepuasan kerja. Berdasarkan
hasil tersebut maka H3 diterima
d)
Uji
Hipotesis Motivasi Terhadap Kinerja
karyawan.
Berdasarkan hasil pengujian pada
koefisien regresi Motivasi terhadap kinerja karyawan dapat diperoleh nilai
dengan signifikan sebesar 0,199 >
0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel
Motivasi terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil tersebut maka H4
ditolak.
e)
Uji
Hipotesis Komitmen Terhadap Kinerja
karyawan.
Berdasarkan hasil pengujian pada
koefisien regresi Komitmen terhadap kinerja karyawan dapat diperoleh nilai
dengan signifikan sebesar 0,891> 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh
positif dan signifikan antara variabel Motivasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil tersebut maka H5 ditolak.
f)
Uji
Hipotesis Budaya organisasi Terhadap Kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil pengujian pada
koefisien regresi Budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dapat diperoleh
nilai dengan signifikan sebesar 0,569 >
0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak berarti tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel
Budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil tersebut maka H6
ditolak.
g)
Uji
Hipotesis Kepuasan kerja Terhadap Kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil pengujian pada koefisien
regresi Kepuasan kerja Terhadap Kinerja karyawan dapat diperoleh nilai dengan signifikan sebesar
0,010 < 0,05. maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh positif
dan signifikan antara variabel Kepuasan kerja terhadap Kinerja karyawan. Berdasarkan hasil tersebut maka H7 diterima
Uji koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
bebas dalam menerangkan variabel terikat. Nilai determinasi ditentukan dengan
nilai Adjusted R Square:
Tabel
16. Hasil Uji Determinasi Model 1
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.728a |
.529 |
.499 |
2.199 |
a.
Predictors: (Constant), Budaya organisasi, Komitmen, Motivasi |
Sumber Data Spss Ver
25
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,499,
hal ini berarti bahwa variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen sebesar 49,9% dan sisanya
sebesar 50,1% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel
17. Hasil Uji Determinasi Model II
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.673a |
.453 |
.406 |
1.907 |
a.
Predictors: (Constant), Kepuasan kerja, Komitmen, Budaya organisasi,
Motivasi |
Sumber Data Spss Ver 25
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar
0,406 hal ini berarti bahwa variabel
independen dapat mempengaruhi variabel
dependen sebebsar 40,6% dan sisanya sebesar 59,4% dipengaruhi oleh variabel
lain.
Uji
Mediasi
Uji Mediasi pengaruh motivasi terhadap kinerja
karyawan dengan kepuasan kerja sebagai mediasi
Analisis jalur pengaruh langsung
dan tidak langsung variabel motivasi terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja
menjadi variabel mediasi pada pengaruh Motivasi terhadap kinerja karyawan, Jika
b1
x b7
> b4.
Dimana koefisien langsung (b4) = 0,508 dan koefisien tidak langsung b1
x b7
= 0,191 x 0,540 = 0,103. Sehingga dapat diketahui bahwa pengaruh tidak
langsung (0,103) lebih kecil dari
pengaruh pengaruh langsung (0,508). Berdasarkan perhitungan tersebut maka
Motivasi lebih efektif berpengaruh langsung terhadap kinerja dari pada pengaruh
tidak langsung (melalui Kepuasan kerja)
Uji Mediasi
Kepuasan kerja pada pengaruh Komitmen terhadap Kinerja karyawan
Analisis jalur pengaruh langsung
dan tidak langsung variabel Komitmen terhadap kinerja karyawan. Kepuasan kerja
menjadi variabel mediasi pada pengaruh komitmen terhadap kinerja karyawan, Jika
b2
x b7
> b5.
Dimana koefisien langsung (b5) = 0,378 dan koefisien tidak langsung b2
x b7
= 0,048 x 0,612 = 0,029. Sehingga dapat diketahui bahwa pengaruh tidak
langsung (0,029) lebih kecil dari
pengaruh pengaruh langsung (0,378). Berdasarkan perhitungan tersebut maka
Komitmen lebih efektif berpengaruh langsung terhadap kinerja dari pada pengaruh
tidak langsung (melalui Kepuasan kerja)
Uji Mediasi
Kepuasan kerja pada pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan
Analisis jalur pengaruh langsung
dan tidak langsung variabel Budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
Kepuasan kerja menjadi variabel mediasi pada pengaruh Budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan, Jika b3 x b7
> b6.
Dimana koefisien langsung (b6) = 0,387 dan koefisien tidak langsung b3
x b7
= - 0,057 x 0,689 = -0,039. Sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh
tidak langsung. Pengaruh langsung (0,378). Berdasarkan perhitungan tersebut
maka Budaya organisasi lebih efektif berpengaruh langsung terhadap kinerja dari
pada pengaruh tidak langsung (melalui Kepuasan kerja).
Dari
hasil ketiga uji mediasi diatas menunjukan bahwa variabel kepuasan kerja bukan
merupakan variabel mediasi yang baik dari variabel Motivasi, Komitmen dan
Budaya organisasi. Dikarenakan nilai koefisien langsung ketiga varibel bebas
tersebut terhadap kinerja karyawan lebih besar daripada koefisien tidak
langsung yang melalui perantara variabel mediasi yaitu kepuasan kerja.
Pembahasan
Pengaruh
Motivasi terhadap Kepuasan kerja
Berdasarkan
uji statistik yang telah dilakukan pada penelitian ini menunjukan hasil bahwa
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya
jika motivasi di yayasan binterbusih semarang dinaikan maka kepuasan kerja akan
maksimal hal ini di buktikan dengan penelitian Hasibuan (2016)
berpendapat bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukug perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antutias mencapai hasil
yang optimal.
Menurut
Robbins dan Judge (2015)
Mengatakan bahwa kunci keberasilan seorang manajer/pimpinan dalam menggerahkan
bawahannya terletak pada kemampuannya memahami teori motivasi sehingga menjadi
daya pendorong yang efektif dalam upaya peningkatan kepuasan dalam suatu perusahaan.
Menurut
Rustaningsih (2018) pemberian Motivasi yang cocok oleh
pimpinan untuk pegawai cenderung akan menimbulkan kepuasan kerja pada diri
pegawai, sehingga terciptalah keiklasan pegawai dalam bekerja. Dikarenakan
hubungan seorang terhadap pekerjaannya
itu sangat mungkin menentukan kepuasan atau tidakpuasan dalam pekerjaan.
Hal
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kirani dan Bagia (2020). Menyatakan bahwa Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian yang
dilakukan oleh Lantara (2018)
juga mengatakan ada korelasi positif dan signifikan antara motivasi dan
kepuasan kerja. Dapat disimpulkan bahwa motivasi mempunyai peran sangat penting
bagi pegawai. Dikarenakan dengan adanya motivasi yang tinggi, maka pekerjaan
akan dilakukan dengan bersemangat sehingga dapat tercapailah kepuasan kerja.
Untuk menjalankan tersebut manajemen harus sering mengadakan seminar atau
pembinaan tentang Motivasi kepada semua karyawan agar bisa tertanam jiwa
motivasi dalam dirinya.
Pengaruh
Komitmen terhadap Kepuasan kerja
Pada penelitian
ini didapatkan hasil bahwa Komitmen tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kepuasan Kerja Hal ini dibuktikan dengan uji t artinya jika komitmen dinaikan maka
kepuasan kerja belum tentu akan naik atau maningkat sehingga hipotesis yang
dibangun oleh Dwiyanti
dan Bagia (2020) dan Arifah dan Romadhon (2015) dengan
hasil bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja. Semakin
tinggi tingkat komitmen
organisasional, maka semakin tinggi tingkat kepuasan
kerja. Berdasarkan hubungan antar variable
dan penelitian sebelumnya di tolak atau tidak mendukung hasil uji t
tersebut.
Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Kepuasan kerja
Hasil uji t pada penelitian ini menunjukkan hasil
bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Kerja. Dalam menjelaskan pengaruhnya tersebut bahwa jika Budaya organisasi pada
Yayasan binterbusih semarang di tingkatkan maka Kepuasan kerja akan maksimal
hal ini di buktikan denga penelitian dari Robbins dan Judge (2015)
berpendapat
bahwa beberapa faktor penting yang lebih banyak mendatangkan kepuasan kerja
adalah pekerjaan yang memberikan kesempatan untuk mendayagunakan kemampuan dan
kompetensi dalam bekerja, selanjutnya adalah bagaimana kondisi kerja pegawai
baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan.
Hal-hal tersebut berkaitan erat dengan aturan dan standart yang telah
ditetapkan oleh organisasi, dimana aturan dan standart tersebut terbentuk dari
adanya budaya organisasi yang ada.
Hal
ini sejalan dengan penelitian Bunjamin
dan Yosepha (2020) dan Herawan, et al. (2015) bahwa Budaya Organisasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja. Dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi mempunyai peran sangat penting bagi pegawai. Dikarenakan semakin
tinggi budaya organisasi, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya. Untuk menjalankan tersebut
manajemen harus sering mengadakan sosialisasi tentang budaya kerja yang baik
dalam organisasi dan mempraktekkannya tanpa pandang bulu.
Pengaruh
Motivasi terhadap Kinerja karyawan
Pada penelitian
ini diperoleh hasil bahwa Motivasi tidak berpengaruh berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja, yang diwujudkan karyawan melalui Kepuasan kerja.
Artinya jika Motivasi yang dibangun didalam kantor binterbusih semarang
dinaikan maka kinerja karyawan belum tentu akan naik atau meningkat Sehingga
hopotesis yang dibangun pada penelitian yang dilakukan
oleh Noer,
et al. (2020) dan
Wulandari dan Bagia (2020) didapatkan hasil bahwa Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja. Bedasarkan hubungan antar variable dan
penelitian sebelumnya. ditolak atau
tidak didukung sebagaimana mestinya.
Pengaruh Komitmen terhadap Kinerja
Hasil uji t yang
di lakukan pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Komitmen tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kinerja. Artinya jika Komitmen dinaikan dalam
yayasan binterbusih maka kinerja karyawan belum tentu naik atau meningkat
sehingga hipotesis yang dibangun oleh Salsabila dan Hermana (2021) dan Sumarni dan Pramuntadi (2019) mengemukakan hasil bahwa secara parsial terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai.
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Hasil uji t yang
dilakukan pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Budaya Organisasi tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Artinya jika yayasan
binterbusih semarang menaikan tingkat budaya organisasi maka belum tentu akan naik atau meningkat
kinerja karyawan sehingga penelitian yang dilakukan
oleh Dunggio (2020) dan Jufrizen dan Rahmadhani (2020) menemukan bukti empiris bahwa budaya organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja. Bedasarkan hubungan
antar variable dan penelitian sebelumnya ini ditolak
atau tidak didukung sebagaimana mestinya.
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Dalam
menjelaskan pengaruhnya tersebut, variabel kepuasan kerja diwujudkan melalui
kepuasan atas tambahan penghasilan, kepuasan atas pekerjaan, kepuasan dengan
promosi, kepuasan dengan atasan serta kepuasan dengan rekan kerja.
Seorang Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja yang
tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, dan seorang
karyawan yang tidak puas akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaannya. Jika pegawai merasa puas terhadap perlakuan yang diterimanya di
tempat kerja, maka mereka akan bersemangat untuk bekerja sebagaimana yang
diharapkan sehingga akan meningkatkan kinerja mereka dan selanjutnya akan
meningkatkan kinerja organisasi (Rustaningsih, 2018).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan Oleh Budi, et al. (2020) dan Adha, et al. (2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja mempunyai peran sangat penting bagi pegawai. Dikarenakan semakin
tinggi kepuasan kerja, maka semakin tinggi pula tingkat kinerja. Untuk
menjalankan tersebut manajemen harus sering memperhatikan aspek penghasilan
karaywan, kesejateraan karyawan dan rasa kekompakan dalam bekerja dalam tim
agar karyawan merasa puasa dalam bekerja.
Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut; (1) penelitian ini menunjukan hasil bahwa
Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pada kantor
Yayasan Binterbusih Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin
baik Motivasi dalam organisasi maka akan tinggi Kepuasan kerja, (2) penelitian ini
didapatkan hasil bahwa Komitmen tidak berpengaruh posititif dan signifikan
terhadap Kepuasan Kerja pada kantor Yayasan Binterbusih
Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik Komitmen dalam
organisasi maka belum tentu semakin tinggi Kepuasan kerja, (3) penelitian ini
didapatkan hasil bahwa Budaya organisasi
berpengaruh posititif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja pada
kantor Yayasan Binterbusih Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
semakin baik Budaya organisasi dalam organisasi maka tentu semakin tinggi
Kepuasan kerja, (4) penelitian ini didapatkan hasil bahwa
Motivasi tidak berpengaruh posititif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada
kantor Yayasan Binterbusih Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
semakin baik Motivasi dalam organisasi maka belum tentu semakin tinggi Kinerja
karyawan, (5) penelitian ini didapatkan hasil bahwa Komitmen tidak berpengaruh
posititif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada
kantor Yayasan Binterbusih Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
semakin baik Komitmen dalam organisasi maka belum tentu semakin tinggi Kinerja
karyawan, (6) penelitian ini didapatkan hasil bahwa Budaya organisasi tidak berpengaruh
posititif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada
kantor Yayasan Binterbusih Semarang. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
semakin baik Budaya organisasi dalam organisasi maka belum tentu semakin tinggi
Kinerja karyawan, (7) penelitian ini didapatkan hasil bahwa Kepuasan kerja berpengaruh posititif dan signifikan terhadap
Kinerja karyawan pada kantor Yayasan Binterbusih Semarang.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik Kepuasan kerja dalam
organisasi semakin tinggi Kinerja karyawan.
BIBILOGRAFI
Adha, S., Wandi, D., & Susanto,
Y. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang. Jurnal Ekonomi
Vokasi, 2(1), 61–72.
Arifah, D. A., & Romadhon, C.
(2015). Pengaruh komitmen organisasi, komitmen profesional dan gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dengan motivasi sebagai variabel
intervening (studi empiris pada kantor akuntan publik di Semarang). Conference
In Business, Accounting, And Management (CBAM), 2(1), 357–369.
Bodroastuti, T., Riszaeni, R., &
Suhaji, S. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, dan
Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah
Aset, 20(2), 129–140.
Brahmasari, I. A., & Suprayetno,
A. (2008). Pengaruh motivasi kerja, kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
kepuasan kerja karyawan serta dampaknya pada kinerja perusahaan (Studi kasus
pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen Dan
Kewirausahaan, 10(2), 124–135.
Budi, B., Anwar, S., Zahra, D., &
Rudi, R. (2020). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Cross-Border,
3(1), 1–7.
Bunjamin, C., & Yosepha, S. Y.
(2020). Pengaruh Budaya Organisasi, Pelatihan dan Disiplin Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Pegawai (Studi Kausal Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah
Jakarta dan Banten). Jurnal Ilmiah Manajemen Surya Pasca Scientia, 10(1).
Dunggio, S. (2020). Pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat Dungingi Kota Gorontalo. Publik:
Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi Dan Pelayanan Publik, 7(1),
1–9.
Dwiyanti, I. A. K. A., & Bagia,
I. W. (2020). Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kepuasan Kerja. Prospek:
Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 130–138.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi
analisis multivariate dengan program IBM SPSS 23. BPFE Universitas
Diponegoro.
Greenberg, J., & Baron, R. A.
(1993). Behavior in organizations: Understanding and managing the human side
of work.
Hasibuan, M. (2016). Manajemen sumber
daya manusia (revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Herawan, K., Mukzam, D. M., &
Nurtjahjono, E. G. (2015). Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan
kerja karyawan studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) kantor cabang
Kota Malang Kawi. Brawijaya University.
Iskandar, S., & Juhana, E. (2014).
Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta
Implikasinya Pada Kinerja Guru Di SDN Baros Mandiri 5 Kota Cimahi. Jurnal
Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 8(2), 86–98.
Jufrizen, J., & Rahmadhani, K. N.
(2020). Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan lingkungan
kerja sebagai variabel moderasi. JMD: Jurnal Riset Manajemen & Bisnis
Dewantara, 3(1), 66–79.
Kirani, K. D. B., & Bagia, I. W.
(2020). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kepuasan Kerja Serta Dampaknya
Pada Kinerja Karyawan di Hotel Bali Niksoma Boutique Beach Resort. Prospek:
Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 231–240.
Lantara, I. W. A. (2018). Pengaruh
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening Di Pt. Indonesia Tourism Development Corporation (Itdc). Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 10(1), 231–240.
Luthans, F. (2006). Perilaku
Organisasi edisi sepuluh. Yogyakarta: Andi.
Marjoko, A. H. (2017). Pengaruh
Pendidikan, Kornpetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan dengan
Kompensasi sebagai Variabel Moderating. Semarang.
Noer, R. N., Rachmawati, I., &
Basori, Y. F. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Billing
Manajemen Di PT. Haleyora Power ULP Sukabumi Kota. Dinamika: Jurnal Ilmiah
Ilmu Administrasi Negara, 7(2), 323–332.
O’hEocha, M. (2000). A study of the
influence of company culture, communications and employee attitudes on the use
of 5Ss for environmental management at Cooke Brothers Ltd. The TQM Magazine,
12(5), 321–330.
Riniwati, H., Harahab, N., Utami, T.
N., Wati, L. A., & Wike. (2022). Empowerment Human Resources Through the
Gender Development Index and Their Impact on Sustainable Development in the
Rural Coastal Areas with Dynamic System and Multi-Policy Model. In Conserving
Biocultural Landscapes in Malaysia and Indonesia for Sustainable Development
(pp. 173–193). Springer.
Rizky, L. C. (2013). Pengaruh
Kemampuan, Komitmen Organisasional, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai PT Bukit Asam (Persero) Tbk Kantor Perwakilan Jakarta. Bakrie
University.
Rustaningsih, D. (2018). Kualitas
Kehidupan Kerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Pengaruhnya terhadapKinerja
dengan Kepuasan KerjaSebagai Mediasi. Semarang.
Salsabila, S., & Hermana, H. C.
(2021). Pengaruh Kompetensi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis,
26(1), 41–53.
Stephen, R., & Judge, T. A.
(2015). Perilaku organisasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sumarni, S., & Pramuntadi, A.
(2019). Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perawat di RS PK
Muhammadiyah Bantul. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo,
5(2), 154–164.
Susanti, R., & Fahmy, R. (2020).
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi pada Pengaruh Ketidakjelasan Peran
terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 8(1),
68–74.
Waridin, & Masrukhin. (2004). Pengaruh
motivasi kerja, kepuasan kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai. Ekobis.
Wulandari, P. A. A., & Bagia, I.
W. (2020). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pada Pegawai Puskesmas. Prospek:
Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 251–257.
Copyright holder: Romario Katagame,
Indarto, Kuswardani (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |