Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 5, Mei 2024

 

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR MENGGUNAKAN DREEM (DUNDEE READY EDUCATION ENVIROMENT MEASURE)

 

Jeffry S. J. Lengkong1*, Damajanty H. C. Pangemanan2, Jimmy Rumam Puk3, Joice N. A. Engka4, Stefana H. M. Kaligis5

Universitas Negeri Manado, Minahasa, Indonesia1,2,3,4,5

Email: [email protected]1*, [email protected]2,

[email protected]4, [email protected]5

 

Abstrak

Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Lingkungan belajar yang baik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga mahasiswa dapat belajar dengan lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar menggunakan DREEM (Dundee Ready Education Environment Measure). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas X, sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi literatur dan kuesioner menggunakan Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM). Analisis  Data menggunakan metode uji Pearson. Hasil penelitian menunjukan bahwa 168 (84%) mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki persepsi yang cenderung positif. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasoswa fakultas kedokteran terhadap lingkungan belajar dengan nilai uji p= 0,054 (p>0,5). Penelitian menyimpulkan persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar di Fakultas Kedokteran Universitas X secara umum sudah baik dan mendukung keberhasilan mahasiswa dalam belajar.

Kata Kunci:  Persepsi Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Lingkungan Belajar

 

Abstract

The learning environment is one of the important factors that can affect student success in learning. A good learning environment can create an atmosphere conducive to learning, so that students can learn more effectively and efficiently. This study aims to analyze the perceptions of Faculty of Medicine students towards the learning environment using DREEM (Dundee Ready Education Environment Measure). This study used descriptive-analytic research methods with a cross sectional study approach. The population of this study were medical faculty students at University X, the sample was selected using purposive sampling technique. Data collection techniques in this study used literature studies and questionnaires using the Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM). Data analysis using the Pearson test method. The results showed that 168 (84%) Faculty of Medicine students had perceptions that tended to be positive. There is a significant relationship between the perception of medical faculty students towards the learning environment with a test value of p = 0.054 (p>0.5). The study concluded that the perception of Faculty of Medicine students towards the learning environment is positive. This shows that the learning environment at the Faculty of Medicine, University of X is generally good and supports student success in learning.

Keywords: Student Perception, Faculty of Medicine, Learning Environment

 

Pendahuluan

Lingkungan belajar merupakan fondasi utama bagi keberhasilan mahasiswa dalam proses pendidikan. Keberadaan lingkungan belajar yang memadai dan mendukung memiliki dampak besar terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Saat lingkungan belajar tercipta secara kondusif, mahasiswa cenderung dapat fokus dan berkonsentrasi dengan lebih baik dalam memperoleh pengetahuan serta menguasai materi pelajaran. Ruang belajar yang nyaman, tersedianya fasilitas yang memadai seperti perpustakaan lengkap dengan sumber belajar yang beragam, serta fasilitas teknologi yang memadai dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih efisien. Selain itu, interaksi yang positif antara sesama mahasiswa, dosen yang peduli, dan lingkungan akademis yang inklusif juga turut berkontribusi dalam membentuk lingkungan belajar yang memotivasi, memperkaya, dan memperluas pemahaman mahasiswa.

Lingkungan belajar merupakan inti dan aspek vital dari lingkungan di sekolah kedokteran karena dapat mengarahkan cara mahasiswa berperilaku dan mencapai prestasi mereka. Lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang berperan secara signifikan dalam meramalkan prestasi akademis, kesuksesan, dan tingkat motivasi belajar mahasiswa (Harden & Ladiaw, 2017). Word Federation Medical Education (WFME) menganjurkan penilaian terhadap lingkungan pembelajaran. Evaluasi terhadap lingkungan belajar membantu dalam mengidentifikasi kelebihan dan area yang perlu diperbaiki yang berpengaruh pada kinerja mahasiswa dan menetapkan keberhasilan suatu institusi (Akbar, 2018).

Pendekatan yang bisa digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran yang dirasakanya dengan menggunakan kuesioner Dunde Ready Educational Environment Measure (DREEM) (Dent & Harden, 2018). DREEM atau Dundee Ready Education Environment Measure adalah sebuah alat pengukur yang digunakan untuk menilai persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pembelajaran di institusi medis. Alat ini dikembangkan oleh Roff, et.al. pada tahun 1997. Dengan menggunakan DREEM, peneliti dapat mengumpulkan data mengenai bagaimana mahasiswa memandang lingkungan pembelajaran mereka, sehingga dapat memberikan wawasan tentang kualitas dan efektivitas lingkungan belajar di institusi medis tersebut (Miles et al., 2012).

Penelitian terdahulu oleh (Worombonu et al., 2022) menunjukan bahwa 138 (78,4 %) mahasiswa di FKIK UNIB memiliki persepsi yang  cenderung  positif dengan performa  akademikyang  sedang.  Persentase  skor  untuk  persepsi akademik  21,89  (68,4%)  secara  signifikan  lebih  tinggi  dari  pada  persepsi  lingkungan  sosial  16,42 (58,6%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi lingkungan belajar dengan prestasi belajar dengan nilai uji p= 0,270(p>0,5). Penelitian  menyimpulkan  bahwapersepsi  mahasiswa  terhadap  lingkungan  belajar adalah  positif.  Namun masih  ada  beberapa  area  yang  bermasalah  sehingga  perlu  perhatian  dan pertimbangan

Penelitian lain oleh Pringoutami (2017) menunjukkan sebagian besar mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung memiliki persepsi tentang lingkungan belajar yang cukup memuaskan (74,6%) dan motivasi belajar yang tinggi (98,8%). Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Spearman didapatkan hubungan persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar dengan nilai p <0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Penelitian serupa oleh Wati et al. (2022) menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0,031) antara persepsi lingkungan belajar online dan offline di Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Kesimpulan: Persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab menunjukkan bahwa lingkungan pembelajaran offline lebih efektif daripada pembelajaran online dalam hal proses pembelajaran dan dosen. Sementara itu, lingkungan pembelajaran online lebih efektif daripada pembelajaran offline dalam hal suasana belajar, prestasi akademik, dan lingkungan sosial.

Kebaharuan penelitian ini adalah dari obyek penelitiannya yakni Universitas X yang belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap lingkungan belajar di institusi medis. Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang pentingnya lingkungan belajar yang kondusif dalam meningkatkan keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar menggunakan DREEM (Dundee Ready Education Environment Measure).

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Menurut (Sugiyono, 2018) deskriptif analitik adalah sebuah metode yang digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi terhadap suatu objek penelitian melalui data atau sampel yang telah terkumpul, tanpa melakukan analisis atau membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dengan kata lain, metode ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci mengenai objek penelitian tanpa melakukan generalisasi. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas X, sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian  ini  menerapkan  beberapa  kriteria  inklusi  yakni mahasiswa  kedokteran  yang terdiri  dari  angkatan  aktif  2021, 2022, dan 2023.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi literatur dan kuesioner menggunakan Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM). Kuesioner DREEM digunakan untuk mengevaluasi pandangan mahasiswa mengenai lingkungan pembelajaran yang terdiri dari 50 pernyataan. Penilaian dilakukan dengan skala Likert yang mencakup nilai-nilai seperti 4 untuk "sangat setuju," 3 untuk "setuju," 2 untuk "ragu-ragu," 1 untuk "tidak setuju," dan 0 untuk "sangat tidak setuju." Kuesioner ini terbagi menjadi lima subskala yang mengukur persepsi mahasiswa terhadap beberapa aspek, termasuk pembelajaran (12 pernyataan), pengajar (11 pernyataan), pencapaian prestasi akademik (8 pernyataan), suasana pembelajaran (12 pernyataan), dan lingkungan sosial (7 pernyataan). Di antara pernyataannya, terdapat 9 pernyataan yang memiliki nilai negatif pada nomor: 4, 8, 9, 17, 25, 35, 39, 48, dan 50, yang dinilai sebagai pandangan yang berlawanan (Akbar, 2018). Analisis  Data menggunakan metode uji Pearson.

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Responden

 

Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Angkatan

Jenis Kelamin

Total

Persentase

Perempuan (n)

Laki-laki (n)

2021

30

23

53

100%

2022

42

15

57

100%

2023

56

34

90

100%

Total

128

72

200

100%

 

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari partisipan adalah perempuan. Sebanyak 128 mahasiswa (64%) yang menjadi responden adalah perempuan, sementara 72 mahasiswa (36%) merupakan laki-laki. Persepsi lingkungan belajar pada mahasiswa angkatan 2021, 2022 dan 2023 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

 

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasisa Per Angkatan Tentang Lingkungan Belajar

Skor DREEM

Angkatan

Sangat         Tidak Memuaskan

Banyak Permasalahan

Cukup Memuaskan

Sangat Memuaskan

N

%

N

%

N

%

N

%

2021

0

0%

0

0%

7

13.2%

46

86.8%

2022

0

0%

0

0%

6

11%

51

89%

2023

0

0%

0

0%

19

21%

71

79%

 

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi presepsi mahasiswa per angkatan mengenai lingkungan belajar pada 3 angkatan dengan penyebaran 200 kuesioner didapatkan hasil cukup memuaskan sebanyak 7 orang (13,2%) dari angkatan 21,6 (11%) dari angkatan 2022, dan 19% (21%) dari angkatan 2023. Sedangkan, sangat memuaskan sebanyak 46 (86,85) dari angkatan 2021, 51 (89%) dari angkatan 2022, dan 71 (79%) dari angkatan 2023.

Tabel 3. Mean Skor Subskala DREEM

Subskala

Skor Mean

Interpretasi

Persepsi Mahasiswa terhadap proses pembelajaran

30 (25-36)

Positif

Persepsi Mahasiswa terhadap pengajar

28(23-33)

Positif

Persepsi Mahasiswa terhadap pencapaian prestasi akademik

2(23-2)

Percaya Diri

Persepsi Mahasiswa terhadap atmosfir (suasana pembelajaran)

26(25-36)

Positif

Persepsi Mahasiswa terhadap lingkungan sosial

 

Sangat Baik

 

Berdasarkan hasil nilai mean yaitu persepsi mahasiswa terhadap proses pembelajaran, pencapaian akademik, lingkungan sosial, suasana pembelajaran, dan terhadap pengajar menunjukkan hasil yang baik.

 

 

Pembahasan

Penelitian ini dilakukan kepada 200 mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2021 hingga 2023. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner DREEM yang didalamnya terdapat 50 pertanyaan tentang lingkungan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 84% mahasiswa memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap lingkungan belajar. Namun, nilai uji didapatkan p=0,054 (p>0,5), yang berarti tidak signifikan secara statistik. Tetapi, penelitian menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar secara umum adalah positif.

Pendidikan kedokteran merupakan suatu pendidikan profesi yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga dokter yang memiliki kompetensi dalam ranah pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Kompetensi minimal seorang dokter di Indonesia baik dalam ranah pengetahuan, sikap dan perilaku tersebut tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (Konsil Kedokteran Indonesia/ KKI, 2012). Setiap Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia wajib memenuhi seluruh kompetensi minimal yang telah ditetapkan dalam SKDI. Pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh banyak variabel, salah satunya adalah kondisi lingkungan belajar (Anisah et al, 2022)

Lingkungan belajar pendidikan kedokteran merupakan konteks fisik, non-fisik/sosial di mana mahasiswa belajar. Lingkungan belajar dinilai sebagai pendorong mahasiswa untuk menemukan, membahas dan menafsirkan pengetahuan, mengorganisir lingkungan belajar sehingga membantu mahasiswa membangun dan menerapkan teori-teori mereka sendiri dan sebagai refleksi memotivasi dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh (Anjani et al, 2020). Lingkungan pembelajaran juga berperan penting dalam memaksimalkan sistem pembelajaran yang ada, sehingga penting bagi institusi untuk memiliki pendekatan yang valid dan andal dalam mengukur komponen yang membentuk lingkungan pembelajaran (Riezky et al, 2022). Dalam lingkungan pembelajaran terdapat beberapa elemen yang menjadi pembentuk lingkungan pembelajaran tersebut diantaranya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia pada lingkungan tersebut. Lingkungan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penentu yang paling penting dari kurikulum yang efektif sehingga kualitas lingkungan pembelajaran mencerminkan kualitas kurikulum (Shafira, 2017).

Jika lingkungan pendidikan sangat mendukung dalam proses pembelajaran maka mahasiswa akan berpengaruh untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Ahmed et al. (2018) lingkungan belajar memiliki dampak yang kuat pada pengalaman dan hasil belajar mahasiswa, hal itu dapat mempengaruhi tingkat antusiasme mahasiswa dan tingkat efektivitas mahasiswa. Lingkungan pendidikan merupakan tempat yang ada disekitar kegiatan belajar mengajar disuatu pendidikan. Lingkungan pendidikan yang ada merupakan hal yang menjadi penentu bagi proses belajar mahasiswa, apakah nyaman atau tidak, dan juga sebagai faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa. Lingkungan pendidikan bukan hanya benda mati yang ada disekitar tempat belajar, tetapi manusia-manusia yang ada di tempat tersebut juga termasuk lingkungan pendidikan. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan diukur dan dievaluasi yang berisikan fokus terhadap proses pembelajaran, dosen, akademik, atmosfer dan lingkungan sosial (Wulan, 2020).

Pembelajaran memiliki dampak yang kuat terhadap pengalaman dan hasil belajar mahasiswa; itu menentukan apa, bagaimana dan mengapa mahasiswa belajar (Zulfa, 2022).  Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri mahasiswa dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri (Saputra, 2015). Dalam pendidikan tinggi proses pembelajaran memiliki tinggi unsur penting yang tidak dapat terpisahkan yaitu dosen, mahasiswa, dan materi. Dosen bertugas mentransfer knowledge kepada mahasiswa dengan materi yang telah ditentukan. Dalam proses transfer knowledge, dosen harus menggunakan berbagai metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran karena sebagus apapun isi materi perkuliahan namun apabila dosen tidak memiliki metode, teknik, maupun model dalam pembelajaran maka tidak menutup kemungkinan pembelajaran tersebut tidak akan efektif (Sholihannisa & Ma’sum, 2020).

Peran pendidik di dalam pendidikan formal adalah sebagai ujung tombak, karena pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik secara langsung. Kualitas hasil belajar peserta didik (mahasiswa) sebagian bergantung pada kualitas proses dan kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya berlanjut pada kemampuan profesional dosen dalam membelajarkan mahasiswa dalam arti keahlian dan kemahiran dosen dalam menciptakan dan mengelola proses belajar mengajar. Kemampuan profesional dosen mutlak diperlukan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen sangat berpengaruh pada proses belajar mahasiswa (Sari & Astuti, 2018).

Dosen perlu mengadakan variasi dalam mengajar mahasiswa. Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi dalam interaksi antara dosen dan mahasiswa (Ibadi et al, 2009). Kompetensi dosen merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar (Damaik & Irawan, 2021).

Dengan demikian, hasil penelitian bahwa presepsi mahasiswa fakultas kedokteran universitas X terhadap lingkungan belajar cenderung positif. Didukung dengan motivasi yang berasal dari diri mahasiswa itu sendiri dan kompetensi yang dimiliki oleh dosen sebagai tenaga pendidik di fakultas kedokteran.

 

Kesimpulan

Lingkungan belajar memiliki peran penting dalam keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Lingkungan belajar yang baik dapat menciptakan suasana yang kondusif, memungkinkan mahasiswa belajar dengan lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 168 mahasiswa Fakultas Kedokteran (84%) memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap lingkungan belajar. Meskipun terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi mahasiswa dengan lingkungan belajar, nilai uji menunjukkan p=0,054 (p>0,5), yang berarti tidak signifikan secara statistik. Namun, penelitian menyimpulkan bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar secara umum adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar di Fakultas Kedokteran Universitas X sudah baik dan mendukung keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar.

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ahmed, Y., Taha, M. H., Al-Neel, S., & Gaffar, A. M. (2018). Students’ perception of the learning environment and its relation to their study year and performance in Sudan. International Journal of Medical Education, 9, 145.

Akbar, R. R. (2018). Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Lingkungan Pembelajaran dan Tingkat Stres. Jurnal Kedokteran Biturrahmah, 46-54.

Anjai, E., Sari, M., Apriliana, E. (2020). Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Pendekatan Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Medula. 10(2), 351-358.

Anisah, Hawa, P., Tarigan, H., Hidana, R., Faiza, Y & Fitriana, E. (2022). Hubungan Lingkungan Belajar Dengan Motivasi Belajar Kadet Mahasiswa Fakultas Kedokteran Militer UNHAN TA 2020/2021. Jurnal Pertahanan & Bela Negara. 12(2), 90-106.

Damanik, B., & Irawan, E. (2021). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar. Jurnal Publikasi Pendidikan. 11(2), 180-186.

Dent J, & Harden R. (2013). A Pratical Guide for Medical Teachers. 4th ed. London: Elsevier.

Harden R, Laidlaw J. (2017). Essential Skills for Medical Teacher. 2nd ed. Elsevier.

Ibadi, M., Murdani, & Janan, D. (2009). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Mengajar Dosen Terhadap Hasil Belajar Dalam Mata Kuliah Teknik Permesinan. Jurnal PTM. 9(1), 51-55.

Miles, S., Swift, L., & Leinster, S. J. (2012). The Dundee Ready Education Environment Measure (DREEM): a review of its adoption and use. Medical teacher34(9), e620-e634.

Pringgoutami, Z. (2017). Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Tahap Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Riezky, A., Andrianty, S., & Aslim, M. (2022). Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Terhadap Lingkungan Pembelajaran. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. 9(2), 760-770.

Saputra, K. (2015). Pengaruh Proses Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Maulana Pegayaman. 5(1).

Sari, D., & Astuti, D. (2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Dosen. Jurnal Pembelajaran Prospektif. 3(1), 16-22.

Shafira, N. (2017). Presepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Pembelajaran Di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. JMJ. 5(2), 137-150.

Sholihannisa, L., & Ma’sun, H. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Kinerja Dosen dalam Pembelajaran dengan Model Block System Learning. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. 12(2), 383-392.

Wati, H. M., Harahap, Y. D., & Yulnefia, Y. (2022). Perbedaan Persepsi Mahasiswa Terhadap Efektivitas Lingkungan Pembelajaran Online Dan Offline: Kajian Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab. Collaborative Medical Journal (CMJ)5(3), 1-9.

Wulan, S. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap Lingkungan Pendidikan Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Islam Syekh-yusuf Tangerang. Journal of Business Education and Social. 1(1), 14-28.

Zulfa, P. (2023). Persepsi Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2020 Terhadap Lingkungan Belajar Pada Pembelajaran Keterampilan Penyampaian Kabar Buruk Di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Universitas Syiah Kuala.

 

Copyright holder:

Jeffry S. J. Lengkong, Damajanty H. C. Pangemanan, Jimmy Rumam Puk, Joice N. A. Engka, Stefana H. M. Kaligis (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: