Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
5, Mei 2024
PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS
KEDOKTERAN TERHADAP LINGKUNGAN BELAJAR MENGGUNAKAN DREEM (DUNDEE READY
EDUCATION ENVIROMENT MEASURE)
Jeffry S. J. Lengkong1*,
Damajanty H. C. Pangemanan2, Jimmy Rumam Puk3, Joice N. A.
Engka4, Stefana H. M. Kaligis5
Universitas Negeri
Manado, Minahasa, Indonesia1,2,3,4,5
Email: [email protected]1*, [email protected]2,
[email protected]4, [email protected]5
Abstrak
Lingkungan belajar merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Lingkungan belajar yang baik dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk
belajar, sehingga mahasiswa dapat belajar dengan lebih efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi
mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar menggunakan DREEM
(Dundee Ready Education Environment Measure). Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan studi cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas X,
sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan studi literatur dan kuesioner menggunakan
Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM). Analisis Data menggunakan metode uji Pearson. Hasil
penelitian menunjukan bahwa 168 (84%) mahasiswa Fakultas Kedokteran memiliki
persepsi yang cenderung positif. Terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi mahasoswa fakultas kedokteran terhadap lingkungan belajar dengan nilai
uji p= 0,054 (p>0,5). Penelitian menyimpulkan persepsi mahasiswa Fakultas
Kedokteran terhadap lingkungan belajar adalah positif. Hal ini menunjukkan
bahwa lingkungan belajar di Fakultas Kedokteran Universitas X secara umum sudah
baik dan mendukung keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Kata Kunci:
Persepsi Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Lingkungan
Belajar
Abstract
The learning
environment is one of the important factors that can affect student success in
learning. A good learning environment can create an atmosphere conducive to
learning, so that students can learn more effectively and efficiently. This
study aims to analyze the perceptions of Faculty of Medicine students towards
the learning environment using DREEM (Dundee Ready Education Environment
Measure). This study used descriptive-analytic research methods with a cross
sectional study approach. The population of this study were medical faculty
students at University X, the sample was selected using purposive sampling
technique. Data collection techniques in this study used literature studies and
questionnaires using the Dundee Ready Educational Environment Measure (DREEM).
Data analysis using the Pearson test method. The results showed that 168 (84%)
Faculty of Medicine students had perceptions that tended to be positive. There
is a significant relationship between the perception of medical faculty
students towards the learning environment with a test value of p = 0.054
(p>0.5). The study concluded that the perception of Faculty of Medicine
students towards the learning environment is positive. This shows that the
learning environment at the Faculty of Medicine, University of X is generally
good and supports student success in learning.
Keywords: Student Perception, Faculty of Medicine, Learning
Environment
Lingkungan
belajar merupakan fondasi utama bagi keberhasilan mahasiswa dalam proses
pendidikan. Keberadaan lingkungan belajar yang memadai dan mendukung memiliki
dampak besar terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Saat lingkungan
belajar tercipta secara kondusif, mahasiswa cenderung dapat fokus dan
berkonsentrasi dengan lebih baik dalam memperoleh pengetahuan serta menguasai
materi pelajaran. Ruang belajar yang nyaman, tersedianya fasilitas yang memadai
seperti perpustakaan lengkap dengan sumber belajar yang beragam, serta
fasilitas teknologi yang memadai dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang
lebih efisien. Selain itu, interaksi yang positif antara sesama mahasiswa,
dosen yang peduli, dan lingkungan akademis yang inklusif juga turut
berkontribusi dalam membentuk lingkungan belajar yang memotivasi, memperkaya,
dan memperluas pemahaman mahasiswa.
Lingkungan
belajar merupakan inti dan aspek vital dari lingkungan di sekolah kedokteran
karena dapat mengarahkan cara mahasiswa berperilaku dan mencapai prestasi
mereka. Lingkungan pembelajaran adalah lingkungan yang berperan secara
signifikan dalam meramalkan prestasi akademis, kesuksesan, dan tingkat motivasi
belajar mahasiswa (Harden & Ladiaw, 2017). Word
Federation Medical Education (WFME) menganjurkan penilaian terhadap lingkungan
pembelajaran. Evaluasi terhadap lingkungan belajar membantu dalam
mengidentifikasi kelebihan dan area yang perlu diperbaiki yang berpengaruh pada
kinerja mahasiswa dan menetapkan keberhasilan suatu institusi (Akbar, 2018).
Pendekatan yang bisa digunakan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap
lingkungan pembelajaran yang dirasakanya dengan menggunakan kuesioner Dunde
Ready Educational Environment Measure (DREEM) (Dent & Harden, 2018). DREEM atau Dundee Ready Education Environment Measure
adalah sebuah alat pengukur yang digunakan untuk menilai persepsi mahasiswa
terhadap lingkungan pembelajaran di institusi medis. Alat ini dikembangkan oleh
Roff, et.al. pada tahun 1997. Dengan menggunakan DREEM, peneliti dapat
mengumpulkan data mengenai bagaimana mahasiswa memandang lingkungan
pembelajaran mereka, sehingga dapat memberikan wawasan tentang kualitas dan
efektivitas lingkungan belajar di institusi medis tersebut (Miles et al.,
2012).
Penelitian terdahulu
oleh (Worombonu et al., 2022) menunjukan bahwa 138
(78,4 %) mahasiswa di FKIK UNIB memiliki persepsi yang cenderung
positif dengan performa
akademikyang sedang. Persentase
skor untuk persepsi akademik 21,89
(68,4%) secara signifikan
lebih tinggi dari
pada persepsi lingkungan
sosial 16,42 (58,6%). Tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi lingkungan belajar dengan
prestasi belajar dengan nilai uji p= 0,270(p>0,5). Penelitian menyimpulkan
bahwapersepsi mahasiswa terhadap
lingkungan belajar adalah positif.
Namun masih ada
beberapa area yang
bermasalah sehingga perlu perhatian
dan pertimbangan
Penelitian lain oleh Pringoutami (2017) menunjukkan sebagian besar mahasiswa tahap preklinik Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung memiliki persepsi tentang lingkungan belajar
yang cukup memuaskan (74,6%) dan motivasi belajar yang tinggi (98,8%).
Berdasarkan analisis bivariat dengan uji Spearman didapatkan hubungan persepsi
mahasiswa tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar dengan nilai p
<0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara persepsi mahasiswa
tentang lingkungan belajar terhadap motivasi belajar pada mahasiswa tahap preklinik
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Penelitian serupa oleh Wati
et al. (2022) menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p-value
0,031) antara persepsi lingkungan belajar online dan offline di Fakultas
Kedokteran Universitas Abdurrab. Kesimpulan: Persepsi mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Abdurrab menunjukkan bahwa lingkungan pembelajaran
offline lebih efektif daripada pembelajaran online dalam hal proses
pembelajaran dan dosen. Sementara itu, lingkungan pembelajaran online lebih
efektif daripada pembelajaran offline dalam hal suasana belajar, prestasi
akademik, dan lingkungan sosial.
Kebaharuan penelitian ini
adalah dari obyek penelitiannya yakni Universitas X yang belum pernah diteliti
sebelumnya. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teori
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap lingkungan
belajar di institusi medis. Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang
pentingnya lingkungan belajar yang kondusif dalam meningkatkan keberhasilan
mahasiswa dalam proses belajar. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap
lingkungan belajar menggunakan DREEM (Dundee Ready Education Environment
Measure).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif-analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Menurut (Sugiyono,
2018) deskriptif analitik adalah sebuah metode yang digunakan untuk memberikan
gambaran atau deskripsi terhadap suatu objek penelitian melalui data atau
sampel yang telah terkumpul, tanpa melakukan analisis atau membuat kesimpulan
yang berlaku umum. Dengan kata lain, metode ini bertujuan untuk menjelaskan
secara rinci mengenai objek penelitian tanpa melakukan generalisasi. Populasi
penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas X, sampel
dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini
menerapkan beberapa kriteria
inklusi yakni mahasiswa kedokteran
yang terdiri dari angkatan
aktif 2021, 2022, dan 2023.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan studi literatur dan kuesioner menggunakan Dundee Ready Educational
Environment Measure (DREEM). Kuesioner DREEM digunakan untuk mengevaluasi
pandangan mahasiswa mengenai lingkungan pembelajaran yang terdiri dari 50
pernyataan. Penilaian dilakukan dengan skala Likert yang mencakup nilai-nilai
seperti 4 untuk "sangat setuju," 3 untuk "setuju," 2 untuk
"ragu-ragu," 1 untuk "tidak setuju," dan 0 untuk
"sangat tidak setuju." Kuesioner ini terbagi menjadi lima subskala
yang mengukur persepsi mahasiswa terhadap beberapa aspek, termasuk pembelajaran
(12 pernyataan), pengajar (11 pernyataan), pencapaian prestasi akademik (8
pernyataan), suasana pembelajaran (12 pernyataan), dan lingkungan sosial (7
pernyataan). Di antara pernyataannya, terdapat 9 pernyataan yang memiliki nilai
negatif pada nomor: 4, 8, 9, 17, 25, 35, 39, 48, dan 50, yang dinilai sebagai
pandangan yang berlawanan (Akbar, 2018). Analisis Data menggunakan metode uji Pearson.
Hasil dan
Pembahasan
Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis
Kelamin
Angkatan |
Jenis Kelamin |
Total |
Persentase |
|
Perempuan (n) |
Laki-laki (n) |
|||
2021 |
30 |
23 |
53 |
100% |
2022 |
42 |
15 |
57 |
100% |
2023 |
56 |
34 |
90 |
100% |
Total |
128 |
72 |
200 |
100% |
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari partisipan
adalah perempuan. Sebanyak 128 mahasiswa (64%) yang menjadi responden adalah
perempuan, sementara 72 mahasiswa (36%) merupakan laki-laki. Persepsi
lingkungan belajar pada mahasiswa angkatan 2021, 2022 dan 2023 dapat dilihat
pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasisa Per
Angkatan Tentang Lingkungan Belajar
Skor DREEM |
||||||||
Angkatan |
Sangat Tidak Memuaskan |
Banyak Permasalahan |
Cukup Memuaskan |
Sangat Memuaskan |
||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
N |
% |
|
2021 |
0 |
0% |
0 |
0% |
7 |
13.2% |
46 |
86.8% |
2022 |
0 |
0% |
0 |
0% |
6 |
11% |
51 |
89% |
2023 |
0 |
0% |
0 |
0% |
19 |
21% |
71 |
79% |
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi presepsi
mahasiswa per angkatan mengenai lingkungan belajar pada 3 angkatan dengan
penyebaran 200 kuesioner didapatkan hasil cukup memuaskan sebanyak 7 orang
(13,2%) dari angkatan 21,6 (11%) dari angkatan 2022, dan 19% (21%) dari
angkatan 2023. Sedangkan, sangat memuaskan sebanyak 46 (86,85) dari angkatan
2021, 51 (89%) dari angkatan 2022, dan 71 (79%) dari angkatan 2023.
Tabel 3. Mean Skor Subskala DREEM
Subskala |
Skor
Mean |
Interpretasi |
Persepsi Mahasiswa terhadap proses
pembelajaran |
30 (25-36) |
Positif |
Persepsi Mahasiswa terhadap pengajar |
28(23-33) |
Positif |
Persepsi Mahasiswa terhadap pencapaian
prestasi akademik |
2(23-2) |
Percaya
Diri |
Persepsi Mahasiswa terhadap atmosfir
(suasana pembelajaran) |
26(25-36) |
Positif |
Persepsi Mahasiswa terhadap lingkungan
sosial |
|
Sangat
Baik |
Berdasarkan hasil nilai mean yaitu persepsi mahasiswa
terhadap proses pembelajaran, pencapaian akademik, lingkungan sosial, suasana
pembelajaran, dan terhadap pengajar menunjukkan hasil yang baik.
Pembahasan
Penelitian
ini dilakukan kepada 200 mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2021 hingga
2023. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner DREEM yang didalamnya terdapat
50 pertanyaan tentang lingkungan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebesar 84% mahasiswa memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap
lingkungan belajar. Namun, nilai uji didapatkan p=0,054 (p>0,5), yang berarti
tidak signifikan secara statistik. Tetapi, penelitian menyimpulkan bahwa
persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar secara umum
adalah positif.
Pendidikan
kedokteran merupakan suatu pendidikan profesi yang bertujuan untuk menghasilkan
tenaga dokter yang memiliki kompetensi dalam ranah pengetahuan, keterampilan,
sikap dan perilaku. Kompetensi minimal seorang dokter di Indonesia baik dalam
ranah pengetahuan, sikap dan perilaku tersebut tercantum dalam Standar
Kompetensi Dokter Indonesia (Konsil Kedokteran Indonesia/ KKI, 2012). Setiap
Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia wajib memenuhi seluruh kompetensi
minimal yang telah ditetapkan dalam SKDI. Pencapaian kompetensi dipengaruhi
oleh banyak variabel, salah satunya adalah kondisi lingkungan belajar (Anisah
et al, 2022)
Lingkungan
belajar pendidikan kedokteran merupakan konteks fisik, non-fisik/sosial di mana
mahasiswa belajar. Lingkungan belajar dinilai sebagai pendorong mahasiswa untuk
menemukan, membahas dan menafsirkan pengetahuan, mengorganisir lingkungan
belajar sehingga membantu mahasiswa membangun dan menerapkan teori-teori mereka
sendiri dan sebagai refleksi memotivasi dari pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh (Anjani et al, 2020). Lingkungan pembelajaran juga berperan penting
dalam memaksimalkan sistem pembelajaran yang ada, sehingga penting bagi
institusi untuk memiliki pendekatan yang valid dan andal dalam mengukur
komponen yang membentuk lingkungan pembelajaran (Riezky et al, 2022). Dalam
lingkungan pembelajaran terdapat beberapa elemen yang menjadi pembentuk
lingkungan pembelajaran tersebut diantaranya tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, sarana dan prasarana
yang tersedia pada lingkungan tersebut. Lingkungan pembelajaran juga merupakan
salah satu faktor penentu yang paling penting dari kurikulum yang efektif
sehingga kualitas lingkungan pembelajaran mencerminkan kualitas kurikulum
(Shafira, 2017).
Jika
lingkungan pendidikan sangat mendukung dalam proses pembelajaran maka mahasiswa
akan berpengaruh untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Menurut Ahmed et al. (2018) lingkungan belajar memiliki dampak
yang kuat pada pengalaman dan hasil belajar mahasiswa, hal itu dapat
mempengaruhi tingkat antusiasme mahasiswa dan tingkat efektivitas mahasiswa.
Lingkungan pendidikan merupakan tempat yang ada disekitar kegiatan belajar
mengajar disuatu pendidikan. Lingkungan pendidikan yang ada merupakan hal yang menjadi
penentu bagi proses belajar mahasiswa, apakah nyaman atau tidak, dan juga
sebagai faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar mahasiswa.
Lingkungan pendidikan bukan hanya benda mati yang ada disekitar tempat belajar,
tetapi manusia-manusia yang ada di tempat tersebut juga termasuk lingkungan
pendidikan. Persepsi mahasiswa terhadap lingkungan pendidikan diukur dan
dievaluasi yang berisikan fokus terhadap proses pembelajaran, dosen, akademik,
atmosfer dan lingkungan sosial (Wulan, 2020).
Pembelajaran
memiliki dampak yang kuat terhadap pengalaman dan hasil belajar mahasiswa; itu
menentukan apa, bagaimana dan mengapa mahasiswa belajar (Zulfa, 2022). Proses pembelajaran adalah sebuah upaya
bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan
tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri mahasiswa
dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria
keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan
secara mandiri (Saputra, 2015). Dalam pendidikan tinggi proses pembelajaran
memiliki tinggi unsur penting yang tidak dapat terpisahkan yaitu dosen,
mahasiswa, dan materi. Dosen bertugas mentransfer knowledge kepada mahasiswa
dengan materi yang telah ditentukan. Dalam proses transfer knowledge, dosen
harus menggunakan berbagai metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran
karena sebagus apapun isi materi perkuliahan namun apabila dosen tidak memiliki
metode, teknik, maupun model dalam pembelajaran maka tidak menutup kemungkinan
pembelajaran tersebut tidak akan efektif (Sholihannisa & Ma’sum, 2020).
Peran
pendidik di dalam pendidikan formal adalah sebagai ujung tombak, karena
pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik secara langsung. Kualitas hasil belajar peserta
didik (mahasiswa) sebagian bergantung pada kualitas proses dan kegiatan belajar
mengajar yang pada akhirnya berlanjut pada kemampuan profesional dosen dalam
membelajarkan mahasiswa dalam arti keahlian dan kemahiran dosen dalam
menciptakan dan mengelola proses belajar mengajar. Kemampuan profesional dosen
mutlak diperlukan karena metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen sangat
berpengaruh pada proses belajar mahasiswa (Sari & Astuti, 2018).
Dosen perlu
mengadakan variasi dalam mengajar mahasiswa. Keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek yaitu variasi dalam gaya
mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran dan variasi
dalam interaksi antara dosen dan mahasiswa (Ibadi et al, 2009). Kompetensi
dosen merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar
(Damaik & Irawan, 2021).
Dengan
demikian, hasil penelitian bahwa presepsi mahasiswa fakultas kedokteran
universitas X terhadap lingkungan belajar cenderung positif. Didukung dengan
motivasi yang berasal dari diri mahasiswa itu sendiri dan kompetensi yang
dimiliki oleh dosen sebagai tenaga pendidik di fakultas kedokteran.
Lingkungan belajar memiliki peran penting dalam
keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Lingkungan belajar yang baik dapat
menciptakan suasana yang kondusif, memungkinkan mahasiswa belajar dengan lebih
efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 168 mahasiswa
Fakultas Kedokteran (84%) memiliki persepsi yang cenderung positif terhadap
lingkungan belajar. Meskipun terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi
mahasiswa dengan lingkungan belajar, nilai uji menunjukkan p=0,054 (p>0,5),
yang berarti tidak signifikan secara statistik. Namun, penelitian menyimpulkan
bahwa persepsi mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap lingkungan belajar secara
umum adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar di Fakultas
Kedokteran Universitas X sudah baik dan mendukung keberhasilan mahasiswa dalam
proses belajar.
Ahmed, Y., Taha, M. H., Al-Neel, S., & Gaffar, A.
M. (2018). Students’ perception of the learning environment and its relation to
their study year and performance in Sudan. International Journal of Medical
Education, 9, 145.
Akbar, R. R. (2018). Hubungan Persepsi
Mahasiswa terhadap Lingkungan Pembelajaran dan Tingkat Stres. Jurnal Kedokteran Biturrahmah, 46-54.
Anjai, E., Sari, M.,
Apriliana, E. (2020). Hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Pendekatan
Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Medula. 10(2), 351-358.
Anisah, Hawa, P., Tarigan,
H., Hidana, R., Faiza, Y & Fitriana, E. (2022). Hubungan Lingkungan Belajar
Dengan Motivasi Belajar Kadet Mahasiswa Fakultas Kedokteran Militer UNHAN TA
2020/2021. Jurnal Pertahanan & Bela
Negara. 12(2), 90-106.
Damanik, B., & Irawan,
E. (2021). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen dan Lingkungan
Belajar Terhadap Motivasi Belajar. Jurnal
Publikasi Pendidikan. 11(2), 180-186.
Dent J, & Harden R. (2013). A Pratical Guide for Medical Teachers. 4th
ed. London: Elsevier.
Harden R,
Laidlaw J. (2017). Essential Skills for Medical Teacher. 2nd ed. Elsevier.
Ibadi, M., Murdani, &
Janan, D. (2009). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Mengajar Dosen
Terhadap Hasil Belajar Dalam Mata Kuliah Teknik Permesinan. Jurnal PTM. 9(1),
51-55.
Miles, S.,
Swift, L., & Leinster, S. J. (2012). The Dundee Ready Education Environment
Measure (DREEM): a review of its adoption and use. Medical teacher, 34(9),
e620-e634.
Pringgoutami,
Z. (2017). Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Lingkungan Belajar Terhadap
Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Tahap Preklinik Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Riezky, A., Andrianty, S.,
& Aslim, M. (2022). Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Terhadap Lingkungan Pembelajaran. Jurnal Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan. 9(2), 760-770.
Saputra, K. (2015). Pengaruh
Proses Pembelajaran Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP
Maulana Pegayaman. 5(1).
Sari, D., & Astuti, D.
(2018). Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pembelajaran Dosen. Jurnal Pembelajaran Prospektif. 3(1),
16-22.
Shafira, N. (2017). Presepsi
Mahasiswa Terhadap Lingkungan Pembelajaran Di Program Studi Kedokteran Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. JMJ. 5(2), 137-150.
Sholihannisa, L., & Ma’sun,
H. (2020). Persepsi Mahasiswa terhadap Kinerja Dosen dalam Pembelajaran dengan
Model Block System Learning. JUPIIS:
Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. 12(2), 383-392.
Wati, H.
M., Harahap, Y. D., & Yulnefia, Y. (2022). Perbedaan Persepsi Mahasiswa Terhadap
Efektivitas Lingkungan Pembelajaran Online Dan Offline: Kajian Fakultas
Kedokteran Universitas Abdurrab. Collaborative Medical Journal (CMJ), 5(3),
1-9.
Wulan, S. (2020). Persepsi
Mahasiswa Terhadap Lingkungan Pendidikan Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Program Studi Manajemen Universitas Islam Syekh-yusuf Tangerang. Journal of Business Education and Social. 1(1), 14-28.
Zulfa, P. (2023). Persepsi Mahasiswa
Pendidikan Dokter Angkatan 2020 Terhadap Lingkungan Belajar Pada Pembelajaran
Keterampilan Penyampaian Kabar Buruk Di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala. Universitas Syiah Kuala.
Copyright holder: Jeffry S. J. Lengkong, Damajanty H. C. Pangemanan, Jimmy Rumam Puk, Joice N. A. Engka, Stefana H. M. Kaligis (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |