Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 5, Mei 2024
APAKAH KESUKSESAN LAYANAN GOVERNMENT-TO-EMPLOYEES
BERHASIL MENCIPTAKAN NILAI PUBLIK?
Sandhi Kusudiandaru1, Umanto2
Universitas
Indonesia, Depok, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Banyak
pemerintah di dunia, terutama di negara-negara berkembang, telah mulai
mempraktekkan e-government. Namun, untuk negara berkembang, seperti
Indonesia, diyakini masih belum jelas apakah praktik e-government telah
menciptakan nilai publik, terutama dari perspektif organisasi dan lingkungan.
Penelitian ini menggunakan teori kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (2003) yang telah diperbaharui oleh Wang dan Liao (2008) sebagai landasan teori untuk menentukan apakah
kesuksesan e-government dapat menciptakan nilai publik dari sisi kinerja
organisasi dan kelestarian lingkungan. Penelitian ini akan mengisi research
gap pada penelitian sebelumnya mengenai penggunaan model penelitian secara
lintas negara. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan PLS-SEM dan teknik
probability sampling, hasil penelitian menunjukkan bahwa, di Indonesia,
pegawai pemerintah menganggap bahwa penggunaan sistem (use) e-government
mampu menciptakan kelestarian lingkungan dan meningkatkan kinerja organisasi. Information
quality, system quality, dan service quality memiliki
hubungan yang signifikan dengan kepuasan pengguna (user satisfaction). System
quality dan service quality memiliki hubungan yang signifikan dengan
penggunaan (use). User satisfaction memiliki pengaruh positif
terhadap kelestarian lingkungan. Kelestarian lingkungan memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja organisasi.
Kata kunci: nilai publik, e-government, kinerja
organisasi, kelestarian lingkungan, Indonesia
Abstract
Many
governments in the world, especially those in developing countries, have
started practicing e-government. However, for developing countries, such as
Indonesia, it is believed that it is still not clear whether e-government
practices have created public value, especially from an organizational and
environmental perspective. This research uses Delone and McLean's (2003) information systems success theory that
has been updated by Wang and Liao (2008) as a theoretical basis for determining
whether e-government success can create public value in terms of organizational
performance and environmental sustainability. This research will fill the
research gap in previous study regarding the use of the research model
cross-border. Based on the results of the analysis using PLS-SEM and
probability sampling techniques, the research results show that, in Indonesia,
government employees consider that the use of e-government systems is able to
create environmental sustainability and improve organizational performance. Information
quality, system quality, and service quality have a significant relationship
with user satisfaction. System quality and service quality have a significant
relationship with use. User satisfaction has a positive influence on
environmental sustainability. Environmental sustainability has a positive
influence on organizational performance.
Keywords: public value, e-government, organizational
performance, environmental sustainability, Indonesia.
Pendahuluan
Kehadiran
teknologi digital telah mengubah cara hidup, bekerja, berperilaku, dan
berkomunikasi manusia. Dalam sektor publik, teknologi digital telah
mentransformasi hubungan antara pemerintah dengan masyarakat yang dilayani,
antara pemerintah dengan pemerintah, dan juga antara pemerintah dengan para
pemangku kepentingan lainnya. Digitalisasi pada sektor publik lebih sering
dikenal dengan nama electronic government. Electronic government
atau e-government dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
informasi dan telekomunikasi pada sistem administrasi pemerintahan yang
memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif, efisien dan
transparan sehingga dapat memuaskan masyarakat
Kurangnya
keberhasilan pada inisiatif e-government telah mempertanyakan nilai
publik yang sebenarnya dari e-government bagi para pemangku kepentingan
Di Indonesia, pelaksanaan e-government sendiri baru berkembang setelah adanya
gerakan reformasi di tahun 1998. Pelaksanaan e-government muncul sebagai
upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan baik (clean and
good governance). Guna mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik
terutama dari segi akuntabilitas dan transparansi publik maka perlu ada suatu
langkah kebijakan dalam perubahan sistem kelembagaan dan tata laksana melalui
pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT) yaitu e-government
atau di Indonesia dikenal juga sebagai Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE). Sebagai sebuah negara berkembang, dalam realisasi pengembangan e-government,
tentu saja Indonesia juga menghadapi rintangan dan hambatan yaitu dalam hal
ketersediaan sumber daya manusia ahli, faktor geografi, ekonomi, kesiapan
teknologi, politik dan budaya.
Di
lain sisi, artikel ini secara khusus akan membahas mengenai model kesuksesan
sistem informasi model DeLone & Mclean dengan memodifikasi variabel net
benefit dan menggantinya dengan menggunakan variabel nilai publik khususnya
konsep kinerja organisasi dan kelestarian lingkungan. Model kesuksesan sistem
informasi model DeLone & McLean telah banyak digunakan untuk meneliti
kesuksesan dari suatu sistem informasi. Model ini pertama kali diperkenalkan
oleh DeLone & McLean pada tahun 1992 dan seiring dengan perkembangan
teknologi yang begitu cepat telah dilakukan pembaharuan pada tahun 2003 dengan
menggabungkan tujuh dimensi utama. Dimensi-dimensi tersebut meliputi system
quality, information quality, service quality, intention
to use/use, user satisfaction, dan net benefit. System
quality berkaitan dengan pengukuran usability, availability, reliability,
adaptability dan response time. Information quality
berkaitan dengan personalized, complete, relevant, easy
to understand, dan secure. Service quality berkaitan dengan
seluruh layanan yang diberikan oleh penyedia layanan meliputi keandalan,
empati, dan responsibilitas. Intention to use dan use berkaitan
dengan sifat pemakaian, pola-pola navigasi, jumlah transaksi yang berhasil
dieksekusi, dan jumlah situs yang dikunjungi. User satisfaction
merupakan variabel yang mengukur siklus pengalaman kepuasan pengguna dalam
menggunakan sistem, misalnya keinginan untuk mengunjungi kembali. Variabel ini berkaitan dengan opini dari
pengguna yang berhubungan dengan pengalamannya menggunakan sistem informasi
terutama tentang penggunaan layanan pelanggan, pembelian, pembayaran, dan
penerimaan barang/jasa. Terakhir adalah net benefit, merupakan seluruh
dampak negatif atau positif yang dapat mempengaruhi pengguna atau masyarakat
serta para stakeholders
Gambar 1. Updated
Delone & McLean IS Success Model
Ide dari adanya nilai publik
sangat sederhana yaitu menciptakan nilai publik dari aset yang dipercayakan ke
pemerintah oleh publik, aset tersebut diistilahkan sebagai uang publik (public
money) yang didapat dari pemungutan pajak yang digunakan untuk kemakmuran
rakyat
Beberapa
peneliti berpendapat bahwa e-government telah berkontribusi dalam
menciptakan nilai publik
Pada
penelitian ini kami berfokus kepada kinerja organisasi dan kelestarian
lingkungan sebagai dimensi nilai publik sebagaimana disampaikan pada penelitian
Penelitian
ini terilhami dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Sebagaimana
telah disebutkan di atas bahwa artikel ini akan membahas kesuksesan e-government
yang dibangun berdasarkan teori kesuksesan sistem informasi DeLone dan Mclean
(2003) yang telah diperbaharui oleh Wang & Liao (2008) dan menggunakan
kinerja organisasi serta kelestarian lingkungan sebagai dimensi nilai publik
yang mensubstitusi variabel net benefit (manfaat bersih).
Penggunaan variabel net benefit pada pengukuran keberhasilan e-government
maupun e-commerce sangat bergantung kepada sistem yang sedang dievaluasi
serta tujuan dari sistem itu dibangun
System
quality merupakan kualitas dari
sistem informasi yang menunjukkan kualitas hardware dan software
H1: system quality pada
e-office berpengaruh positif terhadap use pegawai kementerian
H2: system quality pada
e-office berpengaruh positif terhadap satisfaction pegawai kementerian
Information
quality mengacu kepada
persepsi umum konsumen terhadap keakuratan dan kelengkapan informasi situs e-government
yang berkaitan dengan transaksi dengan warga negara. Informasi yang berkualitas
tinggi membantu mengurangi ketidakpastian dan risiko dari transaksi elektronik
di mana informasi yang berkualitas harus akurat, kekinian (up to date),
dan relevan serta dapat menyediakan apa yang diperlukan oleh pengguna
H3:
information quality pada e-office berpengaruh positif terhadap use
pegawai kementerian
H4:
information quality pada e-office berpengaruh positif terhadap satisfaction
pegawai kementerian
Service
quality berkaitan dengan seluruh
layanan yang diberikan oleh penyedia layanan
H5: Service quality pada
e-office berpengaruh positif terhadap use pegawai kementerian
H6: Service quality pada
e-office berpengaruh positif terhadap satisfaction pegawai kementerian
H7: Use pada sistem e-office berpengaruh positif terhadap
satisfaction pegawai kementerian
Dalam konteks penciptaan nilai publik pada e-government,
salah satu kriteria yang harus dinilai adalah terkait dengan kepuasan
masyarakat (citizen satisfaction)
terhadap layanan sektor publik
H8: Penggunaan (use) e-office berpengaruh
positif terhadap kinerja organisasi
H9: Satisfaction pegawai kementerian
secara positif mempengaruhi kinerja organisasi
Kelestarian lingkungan menjadi tantangan dominan
yang muncul saat ini dan menjadi menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat
besar seperti pemanasan global, naiknya permukaan air laut, meluasnya
kekeringan, pengasaman laut, dan hilangnya keanekaragaman hayati
H10: Penggunaan (use) e-office berpengaruh positif terhadap
kelestarian lingkungan
H11: Satisfaction pegawai kementerian secara positif mempengaruhi kelestarian lingkungan
Selain itu,
H12: Kelestarian
lingkungan berhubungan positif dengan kinerja organisasi
Atas dasar penyusunan hipotesis kami
berusaha mengembangkan model penelitian sebagaimana tersebut pada gambar 2 di
bawah ini.
Gambar 2. Model Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap aplikasi e-government
G2E bernama e-office di Kementerian Investasi/BKPM Republik Indonesia. E-office
merupakan suatu layanan e-government yang menyediakan
layanan internal bagi pegawai kementerian dengan fitur layanan mencakup
presensi online, layanan kepegawaian, layanan keuangan, persuratan, dan
inventori. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Sebelum
menentukan sampel pada penelitian ini, kami melakukan identifikasi populasi
untuk mendapatkan kerangka populasi. Populasi yang ditargetkan merupakan
seluruh pegawai di lingkungan Kementerian Investasi/BKPM Republik Indonesia.
Adapun jumlah total populasi adalah sebanyak 707 pegawai dan setelah dilakukan filtering
total populasi menjadi berjumlah 695 pegawai. Jumlah sampel ditentukan dengan
menggunakan aturan 10 kali jumlah maksimum anak panah pada variabel independen
terbesar yang menunjuk pada variabel laten di mana pun dalam model jalur PLS
Hasil dan Pembahasan
Tabel 2 menggambarkan profil demografi responden. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin pria (63,3%), berusia
31-40 tahun (60%), berpendidikan sarjana (S1) (56,7%), memiliki jabatan
pelaksana/staf (40%), dan memiliki masa kerja 6-10 tahun (43,3%).
Langkah pertama dalam mengevaluasi hasil
dari PLS-SEM adalah dengan melakukan evaluasi terhadap model pengukuran (outer
model). Kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi model pengukuran akan
berbeda antara konstruk indikator reflektif dengan formatif
Tabel 1. Profil Demografi Responden
Karakteristik |
Frekuensi |
Persentase |
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-Laki |
22 |
36,7% |
Perempuan |
38 |
63,3% |
Usia |
|
|
< 25 |
0 |
0 |
25-30 |
6 |
10% |
31-40 |
36 |
60% |
41-50 |
11 |
18,3% |
>50 |
7 |
11,7% |
Pendidikan |
|
|
≤Sarjana (S1) |
4 |
6,7% |
Sarjana (S1) |
34 |
56,7% |
Magister (S2) |
22 |
36,7% |
Doktor (S3) |
0 |
0 |
Jabatan |
|
|
Eselon 1 |
1 |
1,7% |
Eselon 2 |
3 |
5% |
Staf Khusus |
0 |
0 |
Eselon 3 |
5 |
8,3% |
Eselon 4 |
5 |
8,3% |
Pejabat Fungsional |
11 |
18,3% |
Staf |
24 |
40% |
PPPK |
0 |
0 |
Non-ASN/Honorer |
11 |
18,3% |
Masa Kerja |
|
|
1-2 tahun |
4 |
6,7% |
3-5 tahun |
5 |
8,3% |
6-10 tahun |
26 |
43,3% |
11-15 tahun |
8 |
13,3% |
16-20 tahun |
8 |
13,3% |
21-25 tahun |
3 |
5% |
>25 tahun |
6 |
10% |
Selain uji validitas, uji reliabilitas
juga perlu dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi, dan ketepatan
instrumen dalam mengukur konstruk. Uji reliabilitas pada PLS-SEM dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite
Reliability. Namun menurut
Tabel 2. Reliabilitas Konstruk
Konstruk dan Indikator |
Outer Loadings |
Cronbach’s α |
Composite Reliability |
AVE |
System Quality |
|
0,86 |
0,91 |
0,71 |
SQ1 |
0,810 |
|
|
|
SQ2 |
0,885 |
|
|
|
SQ3 |
0,835 |
|
|
|
SQ4 |
0,835 |
|
|
|
Information Quality |
|
0,90 |
0,92 |
0,67 |
IQ1 |
0811 |
|
|
|
IQ2 |
0,779 |
|
|
|
IQ3 |
0,846 |
|
|
|
IQ4 |
0,853 |
|
|
|
IQ5 |
0,892 |
|
|
|
IQ6 |
0,730 |
|
|
|
Service Quality |
|
0,87 |
0,90 |
0,61 |
ServQ1 |
0,805 |
|
|
|
ServQ2 |
0,793 |
|
|
|
ServQ3 |
0,840 |
|
|
|
ServQ4 |
0,801 |
|
|
|
ServQ5 |
0,705 |
|
|
|
ServQ6 |
0,724 |
|
|
|
Use |
|
0,85 |
0,90 |
0,69 |
U1 |
0,834 |
|
|
|
U2 |
0,845 |
|
|
|
U3 |
0,859 |
|
|
|
U4 |
0,781 |
|
|
|
User Satisfaction |
|
0,84 |
0,92 |
0,86 |
US1 |
0,909 |
|
|
|
US2 |
0,945 |
|
|
|
Kelestarian lingkungan |
|
0,86 |
0,91 |
0,71 |
ES1 |
0,900 |
|
|
|
ES2 |
0,902 |
|
|
|
ES3 |
0,840 |
|
|
|
Kinerja Organisasi |
|
0,79 |
0,88 |
0,71 |
OP1 |
0,908 |
|
|
|
OP2 |
0,884 |
|
|
|
OP3 |
0,729 |
|
|
|
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
tabel 3, outer loading pada seluruh indikator lebih besar dari 0,708
sehingga tidak ada items atau indikator pada variabel laten/konstruk
yang dieliminasi. Cronbach’s alpha dan composite reliability
berada di atas 0,7 yang berarti nilai-nilai tersebut telah memenuhi batas yang
diinginkan. Sehingga semua konstruk dapat diandalkan dan memiliki konsistensi
internal yang baik. Nilai AVE pada hasil pengolahan data ditemukan >0,5 yang
mengindikasikan validitas konvergen yang memadai dan valid. Nilai HTMT
sebagaimana tercantum dalam tabel 4 telah memenuhi kriteria empiris sehingga
validitas diskriminasi dari konstruk yang membentuk model yang diusulkan telah
terjamin. Dengan demikian, model pengukuran pada percobaan ini menunjukkan
keandalan, validitas konvergen dan diskriminasi yang memadai.
Tabel 3. Heterotrait-Monotrait (HTMT)
Konstruk |
HTMT |
|||||
ES |
IQ |
OP |
ServQ |
SQ |
U |
|
Kelestarian lingkungan (ES) |
|
|
|
|
|
|
Information Quality (IQ) |
0,54 |
|
|
|
|
|
Kinerja Organisasi (OP) |
0,78 |
0,59 |
|
|
|
|
Service Quality (ServQ) |
0,73 |
0,83 |
0,80 |
|
|
|
System Quality (SQ) |
0,50 |
0,87 |
0,72 |
0,83 |
|
|
Use (U) |
0,55 |
0,60 |
0,80 |
0,78 |
0,76 |
|
User Satisfaction (US) |
0,48 |
0,88 |
0,60 |
0,81 |
0,85 |
0,54 |
Langkah kedua dalam mengevaluasi hasil
dari PLS-SEM adalah dengan melakukan penilaian terhadap structural model.
Kriteria penilaian structural model meliputi coeficient of
determination (R2), blindfolding-based cross validated
redundancy (Q2), statistical significance, dan relevansi path
coefficients. Nilai R2 digunakan untuk menentukan kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. R2 digunakan
untuk mengukur varians yang dijelaskan dalam setiap konstruk endogen. R2 berkisar
antara 0-1 dengan nilai tertinggi menunjukkan kekuatan penjelas yang lebih
besar
Tabel 4. R2
Konstruk |
R2 |
Kelestarian lingkungan |
0,30 |
Kinerja Organisasi |
0,60 |
Use |
0,52 |
User Satisfaction |
0,66 |
Hasil studi terhadap konstruk
menunjukkan nilai R2 berkisar
antara 0.30 sampai 0.66 (Tabel 4). Sehingga, menurut
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menilai relevansi path coefficients dan statistical significance.
Statistical significance dapat dilakukan dengan memberikan statistik t-value
dan/atau p-value yang sesuai dengan prosedur resampling (bootstraping).
Prosedur bootstrap menggunakan seluruh original sample untuk
melakukan resample
Berdasarkan hasil analisa, tiga
hipotesis menunjukkan t-statistic yang sangat lemah (0,61; 1,34; 1,23)
dan memiliki p-values yang lebih besar dari 0,05 (0,55; 018; 0,22)
dengan demikian hipotesis yang memiliki nilai tersebut, yaitu H3, H7, dan H9 tidak
mendukung (not supported). Untuk hipotesis yang dinyatakan signifikan,
direkomendasikan untuk diukur seberapa besar pengaruhnya dengan menilai ukuran
F2. F2 memungkinkan untuk memeriksa efek perubahan R2
setelah variabel tersebut dikeluarkan dari model
Tabel 5. Path Coefficients dan F2
|
Path Coefficients |
t-statistics |
p-values |
F2 |
Hasil |
SQ -> U (H1) |
0.39 |
2.35 |
0.02 |
0.11 |
supported |
SQ -> US (H2) |
0.30 |
2.62 |
0.01 |
0.09 |
supported |
IQ -> U (H3) |
-0.11 |
0.61 |
0.55 |
0.01 |
not supported |
IQ -> US (H4) |
0.41 |
3.48 |
0.00 |
0.17 |
supported |
ServQ -> U (H5) |
0.47 |
2.95 |
0.00 |
0.18 |
supported |
ServQ -> US (H6) |
0.27 |
1.97 |
0.05 |
0.07 |
supported |
U -> US (H7) |
-0.14 |
1.34 |
0.18 |
0.03 |
not supported |
U -> OP (H8) |
0.42 |
3.73 |
0.00 |
0.30 |
supported |
US -> OP (H9) |
0.14 |
1.23 |
0.22 |
0.03 |
not supported |
U -> ES (H10) |
0.38 |
3.11 |
0.00 |
0.16 |
supported |
US -> ES (H11) |
0.25 |
1.99 |
0.05 |
0.07 |
supported |
ES -> OP (H12) |
0.39 |
3.78 |
0.00 |
0.27 |
supported |
ES = Kelestarian
lingkungan; IQ = Information Quality; OP = Kinerja Organisasi; ServQ = Service
Quality; SQ = System Quality; U = Use; US = User
Satisfaction; Berdasarkan kepada two-tailed test; t-value =
1,96 (signifikansi level = 5%)
Evaluasi model Q2 merupakan
suatu cara untuk menilai relevansi prediktif pada inner model (structural
model). Ukuran ini dibangun berdasarkan kepada prosedur blindfolding
yaitu suatu teknik penggunaan ulang sampel yang menghilangkan bagian dari matriks
data, mengestimasi parameter model, dan memprediksi bagian yang dihilangkan
dengan menggunakan estimasi tersebut
Tabel 7. Nilai Q2
Variabel Dependen |
Q2 |
Kelestarian lingkungan |
0,20 |
Kinerja Organisasi |
0,39 |
Use |
0,32 |
User Satisfaction |
0,52 |
Terakhir adalah melakukan pengukuran
kecocokan model (model fit) untuk PLS-SEM dengan menggunakan Standadized
Root Mean Square Residual (SRMR). Nilai SRMR kurang dari 0,10 atau 0,08
(dalam versi yang lebih konservatif) dianggap cocok
Gambar
3. Model Structural
Gambar 3 menunjukkan hasil PLS-SEM untuk
model struktural. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa system quality memiliki nilai positif dan hubungan
signifikan terhadap use dan user satisfaction (H1 = 0,39; H2 =
0,30). Hubungan signifikan ini juga ditandai dengan nilai t-statistic yang
cukup baik yaitu H1= 2,35; H2=2,62 dan p-value di di bawah 0,05 (tabel
6). Hasil ini telah sejalan dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Hubungan antara service quality
dengan use dan user satisfaction bernilai positif dan signifikan
(H5 = 0,47; H6=0,27). Hasil penelitian ini telah mengkonfimasi penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Hariguna et al. (2019) bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara service quality dengan use dan user
satisfaction. Kualitas layanan e-office yang mencakup sistem dapat
digunakan dimana saja, mampu menyederhanakan proses administrasi perkantoran,
memperbaiki proses pengambilan Keputusan, mengurangi waktu pemrosesan
administrasi perkantoran, memodernisasi proses administrasi, dan dapat
memperbaiki kualitas administrasi terbukti memiliki dampak kepada kegunaan yang
dirasakan dan kepuasan pengguna. Kualitas layanan pada e-government yang
baik terbukti mampu memberikan kepuasan pengguna sistem e-office dan
menciptakan kegunaan (use).
Use memiliki nilai negatif dan
tidak signifikan terhadap user satisfaction (H7= -0.14; t-statistic =
1.34; p-value= 0.18). Oleh karena itu, H7 ditolak. Temuan ini
bertentangan dengan
User satisfaction memiliki nilai
positif dan hubungan tidak signifikan dengan kinerja organisasi (H9 = 0.14; t-statistic
= 1.23; p-value = 0,22). Oleh karena itu, H9 ditolak. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh
Kesimpulan
Hasil penelitian ini memvalidasi model penelitian yang telah dijelaskan
pada penelitian terdahulu. Sehingga peneliti berkesimpulan bahwa model
penelitian pada penelitian ini dapat digunakan untuk menganalisis kesuksesan
sistem e-government dan mengaitkannya dengan variabel nilai publik
sebagai pengganti variabel net benefit khususnya konsep kinerja
organisasi dan kelestarian lingkungan di lokasi yang berbeda, yaitu di negara
Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa information quality, system
quality, dan service quality memiliki hubungan yang signifikan
terhadap user satisfaction. System quality dan service quality
memiliki hubungan yang signifikan dengan use, namun hubungan tidak
signifikan ditemukan pada hubungan antara information quality dengan use
dan antara use dengan user satisfaction. Di sisi lain, variabel use
memiliki pengaruh positif baik itu terhadap kinerja organisasi maupun kelestarian
lingkungan. User satisfaction tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
organisasi namun memiliki pengaruh positif terhadap kelestarian lingkungan.
Terakhir, variabel kelestarian lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
organisasi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam kaidah lintas negara baik
itu di negara Tunisia maupun di Indonesia, pegawai pemerintah menganggap bahwa
penggunaan sistem e-government mampu menciptakan kelestarian lingkungan
dan meningkatkan kinerja organisasi. Sehingga menurut kami, penggunaan e-government
pada negara berkembang mampu menghasilkan nilai publik dalam hal ini berkaitan
dengan meningkatkan pengendalian lingkungan hidup dan juga kinerja organisasi.
Selain itu, studi mengenai kesuksesan e-government dengan
memperhatikan perspektif nilai publik masih sedikit dilakukan
BIBLIOGRAFI
Abdulkareem, A. K.,
& Ramli, R. M. (2021). Does Digital Literacy Predict E-government
Performance An Extension of DeLone & McLean Information System Success
Model. Electronic Government, an International Journal, 17(1),
1. https://doi.org/10.1504/eg.2021.10034963
Agbabiaka, O.,
& Ugaddan, R. (2016). The public value creation of eGovernment: A test of
the respecified is success model. Proceedings of the Annual Hawaii
International Conference on System Sciences, 2016-March, 2923–2932.
https://doi.org/10.1109/HICSS.2016.366
Alford, J., &
Hughes, O. (2008). Public value pragmatism as the next phase of public
management. American Review of Public Administration, 38(2),
130–148. https://doi.org/10.1177/0275074008314203
Alhanatleh, H.,
Aboalganam, K., & Awad, H. (2022). Electronic government public value of
public institutions in jordan. International Journal of Data and Network
Science, 6(1), 27–36. https://doi.org/10.5267/J.IJDNS.2021.10.007
Alkraiji, A., &
Ameen, N. (2022). The impact of service quality, trust and satisfaction on
young citizen loyalty towards government e-services. Information Technology
and People, 35(4), 1239–1270.
https://doi.org/10.1108/ITP-04-2020-0229
Alkraiji, A. I.
(2021). An examination of citizen satisfaction with mandatory e-government
services: comparison of two information systems success models. Transforming
Government: People, Process and Policy, 15(1), 36–58.
https://doi.org/10.1108/TG-01-2020-0015
Alsaghier, H.,
Ford, M., Nguyen, A., & Hexel, R. (2009). Conceptualising Citizen’s Trust
in e-Government: Application of Q Methodology. Electronic Journal of
E-Government, 7(4), 295–310.
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&profile=ehost&scope=site&authtype=crawler&jrnl=1479439X&AN=50167681&h=sYIkjqlmgs700FumdFRwZ9SGBNB8s6n6xYcZJfTp2tBuz7lf8/ZzOIi/tBuUmKgNJF9vPWR0KsdpKW8AJnlcdw==&crl=c
Alsarraf, H. A.,
Aljazzaf, S., & Ashkanani, A. M. (2023). Do you see my effort? An
investigation of the relationship between e-government service quality and
trust in government. Transforming Government: People, Process and Policy,
17(1), 116–133. https://doi.org/10.1108/TG-05-2022-0066
Black, K. (2019). Business
Statistics: For Contemporary Decision Making (10th ed.). Wiley.
Cai, S., Chen, X.,
& Bose, I. (2013). Exploring the role of IT for environmental
sustainability in China: An empirical analysis. International Journal of
Production Economics, 146(2), 491–500.
https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2013.01.030
Chen, A. J. W.,
Boudreau, M., & Watson, R. T. (2008). Information systems and ecological
sustainability. Journal of Systems and Information Technology, 10(3),
186–201. https://doi.org/10.1108/13287260810916907
Chen, J. V.,
Jubilado, R. J. M., Capistrano, E. P. S., & Yen, D. C. (2015). Factors
affecting online tax filing - An application of the IS Success Model and trust
theory. Computers in Human Behavior, 43, 251–262.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.11.017
Chen, Y. C., Hu, L.
T., Tseng, K. C., Juang, W. J., & Chang, C. K. (2019). Cross-boundary
e-government systems: Determinants of performance. Government Information
Quarterly, 36(3), 449–459.
https://doi.org/10.1016/j.giq.2019.02.001
Chin, W. W. (1998).
The partial least squares approach for structural equation modeling. In Modern
Methods for Business Research (1st Edition, pp. 295–336). Lawrence Erlbaum
Associates Publishers.
Cohen, J. (2013). Statistical
Power Analysis for the Behavioral Sciences. Routledge.
https://doi.org/10.4324/9780203771587
DeLone, W. H.,
& McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean model of information systems
success: A ten-year update. Journal of Management Information Systems, 19(4),
9–30. https://doi.org/10.1080/07421222.2003.11045748
Deng, H.,
Karunasena, K., & Xu, W. (2018). Evaluating the performance of
e-government in developing countries: A public value perspective. Internet
Research, 28(1), 169–190. https://doi.org/10.1108/IntR-10-2016-0296
Elazzaoui, E.,
& Lamari, S. (2022). Delone and McLean information systems success
model in the public sector: A systematic review. 3.
https://doi.org/https://doi.org/10.48434/IMIST.PRSM/jossom-v3i1.30393
F. Hair Jr, J.,
Sarstedt, M., Hopkins, L., & G. Kuppelwieser, V. (2014). Partial least
squares structural equation modeling (PLS-SEM). European Business Review,
26(2), 106–121. https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
Ghozali, I. (2021).
Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program
SmartPLS 3.2.9 untuk Penelitian Empiris (Edisi 3). Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hair, J. F.,
Risher, J. J., Sarstedt, M., & Ringle, C. M. (2019). When to use and how
to report the results of PLS-SEM. European Business Review, 31(1),
2–24. https://doi.org/10.1108/EBR-11-2018-0203
Hair, J., Hult, G.
T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2014). A Primer on Partial Least
Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) (1st ed.). Sage
Publications.
Hariguna, T.,
Rahardja, U., Aini, Q., & Nurfaizah. (2019). Effect of social media
activities to determinants public participate intention of e-government. Procedia
Computer Science, 161, 233–241.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.11.119
Heeks, R. (2003). eGovernment
for Development Projects Fail: How Can Risks be Reduced? (14).
http://www.comnet.mtWeb:http://idpm.man.ac.uk/View/Downloadfrom:http://idpm.man.ac.uk/publications/wp/igov/index.shtmlEducators’Guidefrom:http://idpm.man.ac.uk/publications/wp/igov/educigov.shtmlElectroniccopyavailableat:https://ssrn.com/abstract=3540052
Henseler, J.,
Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2015). A new criterion for assessing
discriminant validity in variance-based structural equation modeling. Journal
of the Academy of Marketing Science, 43(1), 115–135.
https://doi.org/10.1007/s11747-014-0403-8
Holmes, D. (2001). EGov:
an EBusiness plan for government (1st ed.). Nicholas Brealey.
Hu, L., &
Bentler, P. M. (1998). Fit indices in covariance structure modeling:
Sensitivity to underparameterized model misspecification. Psychological
Methods, 3(4), 424–453. https://doi.org/10.1037/1082-989X.3.4.424
Jauhari, A., Majid,
M., Basri, H., & Djalil, M. A. (2020). Are E-Government and Bureaucratic
Reform Promoting Good Governance towards a Better Performance of Public
Organization? Quality-Access to Success, 21.
Kareem, M. A.,
& Haseeni, Z. J. (2015). E-Government and Its Impact on Organizational
Performance. In International Journal of Management and Commerce
Innovations (Vol. 3). www.researchpublish.com
Karunasena, K.,
& Deng, H. (2012). Critical factors for evaluating the public value of
e-government in Sri Lanka. Government Information Quarterly, 29(1),
76–84. https://doi.org/10.1016/j.giq.2011.04.005
Karunasena, K.,
Deng, H., & Singh, M. (2011). Measuring the public value of e-government:
A case study from Sri Lanka. Transforming Government: People, Process and
Policy, 5(1), 81–99. https://doi.org/10.1108/17506161111114671
Kassinis, G. I.,
& Soteriou, A. C. (2003). Greening The Service Profit Chain: The Impact Of
Environmental Management Practices. Production and Operations Management,
12(3), 386–403. https://doi.org/10.1111/j.1937-5956.2003.tb00210.x
Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2022). Laporan
Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi SPBE Tahun 2022.
Kim, D. J., Ferrin,
D. L., & Rao, H. R. (2008). A trust-based consumer decision-making model
in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and their
antecedents. Decision Support Systems, 44(2), 544–564.
https://doi.org/10.1016/j.dss.2007.07.001
Kurniawan, C.,
Pribadi, U., & Iqbal, M. (2023). The Role of E-governance in Improving
Local Governments Performance (Case Study: Sumbawa Regency). Jurnal Ilmiah
Peuradeun, 11(3), 1139–1154.
https://doi.org/10.26811/peuradeun.v11i3.795
Lee, Y. (2017). Exploring
the Relationship between E-Government Development and Environmental
Sustainability: A Study of Small Island Developing States. Sustainability,
9(5), 732. https://doi.org/10.3390/su9050732
Liao, S. H., Hu, D.
C., & Chou, H. L. (2022). Consumer Perceived Service Quality and Purchase
Intention: Two Moderated Mediation Models Investigation. SAGE Open, 12(4).
https://doi.org/10.1177/21582440221139469
Mellouli, M.,
Bouaziz, F., & Bentahar, O. (2020). E-government success assessment from a
public value perspective. International Review of Public Administration,
25(3), 153–174. https://doi.org/10.1080/12294659.2020.1799517
Moore, M. H.
(2021). Creating public value: The core idea of strategic management in
government. In International Journal of Professional Business Review
(Vol. 6, Issue 1, pp. 1–2). AOS-Estratagia and Inovacao.
https://doi.org/10.26668/businessreview/2021.v6i1.219
Nookhao, S., &
Kiattisin, S. (2023). Achieving a successful e-government: Determinants of
behavioral intention from Thai citizens’ perspective. Heliyon, 9(8),
e18944. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e18944
Omar, K.,
Scheepers, H., & Stockdale, R. (2011). eGovernment Service Quality
Assessed through the Public Value Lens. In LNCS (Vol. 6846).
Pang, M. S., Lee,
G., & Delone, W. H. (2014). In public sector organisations: A public-value
management perspective. Journal of Information Technology, 29(3),
187–205. https://doi.org/10.1057/jit.2014.2
Petter, S., DeLone,
W., & McLean, E. (2008). Measuring information systems success: Models,
dimensions, measures, and interrelationships. European Journal of
Information Systems, 17(3), 236–263.
https://doi.org/10.1057/ejis.2008.15
Rahayu, A. Y. S.,
Juwono, V., & Rahmayanti, K. P. (2022). Pelayanan publik dan
e-government: Sebuah teori dan konsep (Y. S. Hayati, Ed.; 2nd ed.).
Rajawali Pers.
Riesta, A. M.,
Pribadi, M. J., Prasetyo, C. L., Tenggoro, B. W., Nadhiroh, B., Lathif, T.,
& Suryanto, M. (2021). Evaluasi Kualitas Layanan Website E-Government
Terhadap Kepuasan Pengguna menggunakan E-Govqual dan IPA. In JIFTI-Jurnal
Ilmiah Teknologi Informasi dan Robotika (Vol. 3).
Ritchi, H. (2021,
September 27). Menyonsong Evaluasi SPBE sebagai Gerak Digital Pemerintah.
Veda Praxis.
Sachan, A., Kumar,
R., & Kumar, R. (2018). Examining the impact of e-government service
process on user satisfaction. Journal of Global Operations and Strategic
Sourcing, 11(3), 321–336.
https://doi.org/10.1108/JGOSS-11-2017-0048
Sapraz, M., &
Han, S. (2019). A Review of Electronic Government for Environmental
Sustainability. https://www.researchgate.net/publication/343127376
Sari, K. D. A.,
& Winarno, W. A. (2012). Implementasi E-Government Systemdalam Upaya
Peningkatan Clean and Good Governance Di Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan
Politik, XI(1), 1–19.
Scott, M., Delone,
W., & Golden, W. (2016). Measuring eGovernment success: A public value
approach. European Journal of Information Systems, 25(3),
187–208. https://doi.org/10.1057/ejis.2015.11
Sorongan, E., &
Hidayati, Q. (2020). Evaluation of Implementation E-Government with Delone and
Mclean. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Penerapan Teknologi Sistem
Informasi, 4(1), 22–37.
https://doi.org/10.29407/intensif.v4i1.13067
Tetteh, J. E.,
Haizel-Commeh, J., & Otchere-Ankrah, B. (2022). Online Service Quality of
State Organizations: A Study of Online Services of Ghana Revenue Authority. Journal
of Internet Commerce. https://doi.org/10.1080/15332861.2022.2109877
Tomorri, I., &
Keco, R. (2023). E-public Services Evaluation, based on Citizens’ Perception,
(The Albanian Case). WSEAS Transactions on Computer Research, 11,
158–165. https://doi.org/10.37394/232018.2023.11.14
Twizeyimana, J. D.,
& Andersson, A. (2019). The public value of E-Government – A literature
review. In Government Information Quarterly (Vol. 36, Issue 2, pp.
167–178). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.giq.2019.01.001
Urbach, N., &
Ahlemann, F. (2010). Structural equation modeling in information systems
research using Partial Least Squares. In Article in Journal of Information
Technology Theory and Application (Vol. 11, Issue 2). https://www.researchgate.net/publication/228467554
Wagner, C., Cheung,
K. S. K., Ip, R. K. F., & Böttcher, S. (2006). Building Semantic Webs for
e-government with Wiki technology. Electronic Government, 3(1),
36–55. https://doi.org/10.1504/EG.2006.008491
Wang, Y. S., &
Liao, Y. W. (2008). Assessing eGovernment systems success: A validation of the
DeLone and McLean model of information systems success. Government
Information Quarterly, 25(4), 717–733.
https://doi.org/10.1016/j.giq.2007.06.002
Copyright holder: Sandhi Kusudiandaru, Umanto (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |