Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus 2024
STRATEGI MEDIA SOSIAL MINUMIN
BENGKULU DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF
Santrian Wibyanto1*, Lisa Adhrianti2,
Alfarabi3
Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Abstrak
Media
sosial memiliki peranan penting dalam membangun citra posotif pada Minumin
Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan
penelitian melalui observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui strategi media sosial Minumin
Bengkulu dalam membangun citra positif masyarakat di Bengkulu ini menggunakan
konsep Kevin Lane Keller dalam buku Strategic
Brand Management sebagai pisau analisis. Dalam hasil penelitian, peneliti
memiliki kesimpulan bahwa Minumin Bengkulu menggunakan strategi memonopoli
pasar media sosial dalam mempengaruhi media sosial brand lokal yang ada di
Bengkulu.
Kata kunci: Citra,
Media Sosial, Minumin Bengkulu
Abstract
Social media has an important role in
building a positive image of Minumin Bengkulu. This research was conducted
using a qualitative descriptive method which used purposive sampling techniques
to determine research informants through direct observation, in-depth
interviews and documentation. This research, which aims to determine Minumin
Bengkulu's social media strategy in building a positive image of society in
Bengkulu, uses Kevin Lane Keller's concept in the book Strategic Brand
Management as an analytical tool. In the research results, researchers
concluded that Minumin Bengkulu used a strategy to monopolize the social media
market in influencing the social media of local brands in Bengkulu.
Keywords: Image, Social Media, Drinking Bengkulu
Pendahuluan
Modernisasi
perkembangan teknologi membuat pola hidup masyarakat bergeser menjadi serba
praktis (Hatuwe
et al., 2021; Prayoga et al., 2019).
Pada awalnya masyarakat terbiasa dengan sajian makanan dan minuman olahan, saat
ini masyarakat terbiasa dengan konsep cepat saji, baik makanan maupun minuman,
termasuk di Bengkulu.
Wilayah
Bengkulu, khususnya di Kota Bengkulu, memiliki banyak gerai minuman yang masuk
dalam kategori cepat saji maupun frainchaise,
seperti: Es Teh Indonesia, Minumin Bengkulu, Es Gboy, Thai Tea, Shiboba dan
lain-lain. Semua gerai minuman ini berada di sepanjang jalan wilayah Kota
Bengkulu
Semua
franchaise minuman yang ada di
Bengkulu ini memiliki karakteristik produk yang berbeda, mulai dari brand, produk maupun layanan yang tentu
saja sebagai faktor produksi yang mempunyai peran
untuk memenuhi kebutuhan terhadap sebuah masyarakat.
Brand dalam kacamata Kotler
dan Keller dalam penelitian oleh Vanessa dan Arifin (2017)
memiliki makna sebagai sebuah konsep yang menghubungkan antara unit usaha,
bisnis, atau desain sebuah produk sehingga mencerminkan kekuatan, perbedaan,
atau karakteristik. Pengidentifikasian ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat
gambaran bisnis, meningkatkan volume penjualan, dan menjadi unsur yang
memisahkan dari pesaing bisnis lainnya sehingga dapat melibatkan pula berbagai
unsur fisik maupun non fisik serta pandangan dari para konsumen yang pada
akhirnya menjadi kunci dasar dalam melihat preferensi konsumen, memperkuat
loyalitas merek serta membentuk citra brand
di Pasar.
Brand lokal yang ada di
Bengkulu saat ini mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat dengan beberapa
penilaian yang masuk dalam standar, seperti harga, rasa dan layanan. Peneliti
melakukan sebuah pra penelitian untuk melihat bagaimana keberadaan brand lokal minuman
dalam benak masyarakat dengan beberapa masyarakat Bengkulu secara acak, Berikut
hasil penelitian sampaikan melalui tabel 1.
Tabel
1. Hasil Penelitian
Pertanyaan |
Jawaban |
Apa saja Minuman di Bengkulu yang
anda ketahui? |
1) Sekarang lumayanlah, sudah banyak pilihan. Semuanya
enak, apalagi kalau promo, jadi makin banyak diskon di mana-mana” (M.Malik) 2) Minuman? Minumin tulah bang (M.Hanif) 3) Kalau minuman, yang enak tu Minumin sama Es Teh
Indonesia (Putri Dewi Sartika) 4) 4. Minumin sih yang paling murah, jadi sering beli (M.Fajar) |
Berdasarkan
hasil wawancara pada peneilitian yang peneliti lakukan, peneliti menemukan
beberapa hasil jawaban yang mengarah pada salah satu brand lokal minuman di Bengkulu, yaitu Minumin Bengkulu.
Hasil
wawancara menunjukkan bahwa Minumin ini menjadi pilihan beberapa informan
dengan latar belakang yang berbeda meskipun didominasi oleh Gen Z. Namun,
peneliti menjadi tertarik untuk mengetahui bagaimana strategi yang dimiliki
oleh Minumin sehingga menjadi salah satu brand
lokal minuman pilihan utama masyarakat.
Hubungan
antara strategi promosi dan pemasaran memang sangat besar dengan kemampuan
dalam penggunaan teknologi yang handal karena saat ini konsumen menggunakan
media sosial dalam mencari informasi terlebih dalam memutuskan untuk membeli
sebuah produk karena perkembangan dunia industri dapat dilihat dari
berkembangnya dunia usaha yang semakin lama semakin pesat (Sidi
& Yogatama, 2019; Soekandar & Pratiwi, 2023; Sudirwo et al., 2021).
Konsep
"citra merek" memegang peran penting dalam membentuk persepsi
konsumen terhadap suatu merek (Raharja
& Aksari, 2019). Citra merek diartikan
sebagai kesan dan keyakinan konsumen yang terbentuk melalui beragam asosiasi
yang tertanam dalam ingatan mereka, sejalan dengan pandangan beberapa ahli
pemasaran seperti Kotler (2016),
Rangkuti (2013),
Ferrinadewi (2008),
dan Surachman (2008).
Pentingnya
membangun citra merek yang positif ditekankan oleh Rangkuti (2013),
yang menyarankan langkah-langkah seperti menentukan posisi yang tepat,
menciptakan nilai merek yang sesuai, dan mengembangkan konsep yang tepat sesuai
dengan sasaran pasar. Faktor-faktor seperti kesadaran akan merek, persepsi
kualitas, negara asal, tanggung jawab sosial perusahaan, dan keunikan juga
turut menentukan citra merek (Anselmsson
et al., 2014).
Media
sosial merujuk pada platform-platform online yang memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi, berbagi konten, dan berpartisipasi dalam jaringan virtual (Armaya
et al., 2023; Setiadarma et al., 2024).
Ini adalah sarana komunikasi dan interaksi digital yang memungkinkan pengguna
untuk membuat dan berbagi konten serta terlibat dalam aktivitas sosial secara
online.
Media
sosial memungkinkan pengguna untuk
berinteraksi dengan orang lain secara virtual melalui berbagai bentuk konten,
termasuk teks, gambar, video, dan audio. Platform-media sosial umumnya
memungkinkan pengguna untuk membuat profil pribadi, berbagi pembaruan status,
berbagi foto, video, atau artikel, dan terlibat dalam interaksi langsung
melalui komentar, suka, atau berbagi konten dari pengguna lain.
Beberapa
contoh platform media sosial termasuk Facebook, Twitter, Instagram, LinkedIn,
Snapchat, TikTok, dan banyak lagi. Platform-platform ini memainkan peran
penting dalam membentuk budaya digital modern dan telah mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan, termasuk komunikasi, politik, berita, dan bisnis. Media sosial
juga telah menjadi alat penting untuk pemasaran digital, kampanye promosi, dan
pertukaran informasi secara luas di seluruh dunia.
Berdasarkan
hasil penjabaran di atas dari latar belakang dan penelitian yang telah peneliti
lakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Media Sosial Minumin Bengkulu
Dalam Membangun Citra Positif” untuk melihat bagaimana strategi
yang dimiliki oleh Minumin Bengkulu melalui media sosial hingga mendapatkan
kepercayaa bagi masyarakat Bengkulu.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada strategi Minumin Bengkulu
dalam mencapai tingkatan top of mind di Bengkulu. Metode
penelitian deskriptif kualitatif penelitian ini akan membuat kita lebih
mengamati bagaimana Minumin Bengkulu mencapai Tahapan Top of mind melalui Social Media. Sehingga
dalam penelitian ini informan penelitian adalah mereka yang mengetahui
informasi mengenai permasalahan yang diteliti, dalam peneliti ini informan
pokok adalah para Owner Minumin Bengkulu Serta orang orang yang terlibat
langsung dalam pembentukan brand Minumin Bengkulu dengan karakteristik sebagai berikut :
1) Pemilik
Bisnis
Dengan kriteria sebagai owner
yang memiliki strategi pemasaran melalui media sosial secara matang. Owner juga memiliki pengalaman dalam
menjalankan beberapa metode promosi melalui media sosial yang berhasil membuat
Minumin Bengkulu menjadi top of mind
masyarakat di Bengkulu jika kita membahas tentang minuman lokal Bengkulu.
2) Pembeli
Dengan dua kriteria, pertama sebagai pembeli Minumin
Bengkulu yang mengetahui informasi Minumin Bengkulu melalui media sosial dan
kedua, sebagai pembeli yang peneliti temui langsung di lokasi Minumin Bengkulu.
Kedua kriteria pembeli harus berusia maksimal 17 tahun atau dengan kata lain
maksimal kelas 3 SMA.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi
partisipan dan wawancara mendalam serta dokumentasi sehingga untuk teknik
analisis data menggunakan metode reduksi, data empiris dan pengambilan
kesimpulan dengan teknik keabsahan data uji kredibilitas sehingga akan
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh (sugiyono,
2019).
Hasil
dan Pemabahasan
Minumin Bengkulu sejak awal mendirikan bisnis ini memang lebih
berfokus pada media sosial instagram karena melihat peluang yang besar dan
mudah untuk diakses terutama dalam eksistensi diri. Langkah yang diambil adalah
langsung menjalin kerja sama dengan Bengkuluinfo karena beranggapan bahwa akun
ini adalah akun yang paling dipercaya masyarakat Bengkulu saat ini dalam
memberikan infomasi sehingga ketika akun ini memberikan informasi pada
masyarakat Bengkulu mengenai produk minuman lokal Bengkulu yaitu Minumin
Bengkulu maka sasaran akan sampai dengan luas pada masyarakat Bengkulu ditambah
pada masa itu adalah masa pandemic yang membuat masyarakat lebih berfokus pada
penggunaan media sosial dalam mendapatkan informasi seputar Bengkulu.
Kerja samanya adalah melalui influencer
yang memiliki pengaruh yang banyak dengan masyarakat di Bengkulu serta
brand-brand yang memiliki fokus yang sama sehingga akan lebih mudah dalam
mempromosikan produk karena memiliki visi misi yang sama. Terakhir, dengan
menggunakan jasa dari agensi yang berfokus pada algoritma Instagram menjadi
salah satu strategi yang sangat baik karena dalam pengaplikasian Instagram
memang dibutuhkan kemampuan dalam membaca algoritma agar sesuai dengan
kebutuhan trend yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Ketika masyarakat memutuskan untuk membeli produk Minumin
Bengkulu, mereka memiliki beberapa faktor yang mendukung, selain dengan
strategi media sosialnya, terdapat beberapa faktor pendukung lain yang juga
menjadi faktor yang memperkuat alasan para konsumen untuk membeli produk
Minumin Bengkulu ini. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, terdapat 2
faktor pendukung, yaitu faktor potongan harga atau diskon dan yang kedua adalah
faktor tanggal-tanggal “cantik”. Faktor potongan harga menjadi salah satu alasan
utama bagi masyarakat untuk memutuskan membeli produk Minumin Bengkulu setelah
mereka mengetahui keberadaan brand ini melalui media sosial.
Dengan demikian, membuat antusias masyarakat khususnya anak-anak
muda semakin meningkat karena mereka akan rela antre demi mendapatkan produk
minumin di tanggal 17 Agustus. Selain itu, event-event juga diperhatikan dengan
sangat oleh Owner misalnya pada event
pemilihan Bujang Gadis Provinsi Bengkulu, Minumin Bengkulu hadir sebagai
sponsor selama masa karantina. Namun, pada saat yang sama, para finalis akan
membuat paid promo mengenai Minuman Bengkulu yang dibalut sebagai ungkapan
terima kasih mereka karena Minumin Bengkulu telah ikut serta mensukseskan
acara. Untuk itu, faktor tanggal dan
event memang sangat berpengaruh pada keberadaan Minumin Bengkulu khsusunya pada
anak-anak muda.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada
brand Minumin Bengkulu mengenai strategi media sosial hingga pada tahapan top
of mind, dapat peneliti menarik sebuah kesimpulan, yaitu Minumin Bengkulu dapat
menarik perhatian masyarakat Bengkulu dengan citranya yang posiif karena dapat
memonopoli pasar media sosial anak-anak muda dan memiliki strategi serta
menangkap peluang dengan baik.
BIBLIOGRAFI
Anselmsson,
J., Vestman Bondesson, N., & Johansson, U. (2014). Brand image and
customers’ willingness to pay a price premium for food brands. Journal of
Product & Brand Management, 23(2), 90–102.
Armaya, A. A., Yasmin, A. S., Agustina, D., & Nurbaiti, N. (2023).
Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana Pengembangan Komunitas Virtual. Madani:
Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(11).
Ferrinadewi, E. (2008). Pengaruh threat emotion konsumen dan brand trust
pada keputusan pembelian produk susu Anlene di Surabaya. Jurnal
Kewirausahaan, 1(2), pp-1.
Hatuwe, R. S. M., Tuasalamony, K., Susiati, S., Masniati, A., & Yusuf,
S. (2021). Modernisasi terhadap perubahan sosial masyarakat desa namlea
kabupaten buru. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(1),
84–96.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Prinsip–Prinsip Pemasaran,
Jakarta: Erlangga.
Prayoga, K., Nurfadillah, S., Saragih, M., & Riezky, A. M. (2019).
Menakar perubahan sosio-kultural masyarakat tani akibat miskonsepsi modernisasi
pembangunan pertanian. Journal on Socio-Economics of Agriculture and
Agribusiness, 13(1), 96–114.
Raharja, C. L. M., & Aksari, N. M. A. (2019). Pengaruh Persepsi
Kualitas Dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Merek Dalam Membangun Ekuitas Merek.
Udayana University.
Rangkuti, F. (2013). Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus.
Gramedia Pustaka Utama.
Setiadarma, A., Abdullah, A. Z., Sadjijo, P., & Firmansyah, D. (2024).
Tinjauan Literatur Transformasi Sosial dalam Era Virtual. Khatulistiwa:
Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora, 4(1), 232–244.
Sidi, A. P., & Yogatama, A. N. (2019). Mediasi Intellectual Capital
atas Pengaruh Digital Marketing Terhadap Kinerja Pemasaran. Iqtishoduna,
15(2), 129–152.
Soekandar, A. J., & Pratiwi, P. (2023). Difusi Inovasi untuk
Keberlanjutan Bisnis Ritel Kecil: Strategi Pemasaran Digital. Jurnal Ilmiah
Manajemen, Ekonomi Dan Bisnis, 2(1), 81–99.
Sudirwo, S., Nurriqli, A., & Risanta, M. (2021). Pemanfaatan Instagram
bagi Pengembangan Pemasaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Banjarbaru. Jurnal
Riset Inspirasi Manajemen Dan Kewirausahaan, 5(1), 50–57.
sugiyono. (2019). metode penelitihan pendidikan (kuantitatif,
kualitatif, kombinasi, R&D, dan penelitian pendidikan) (apri nurya).
Surachman, S. A. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Merek. Malang: Bayumedia
Publishing.
Venessa, I., & Arifin, Z. (2017). Pengaruh Citra Merek (Brand
Image) dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Survei pada Mahasiswa
Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Malang Tahun Angkatan 2013/2014 dan 2014/2015 Pengguna Kartu Pra-b.
Brawijaya University.
Copyright
holder: Santrian Wibyanto, Lisa Adhrianti,
Alfarabi (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This
article is licensed under: |