Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus
2024
AKURASI
DATA GEOLOGI, GEOFISIKA DAN TEKNOLOGI EKSPLORASI MELALUI PORTOFOLIO ANALISIS
TERHADAP AKURASI PREDIKSI KEBERHASILAN DAN RISIKO PROYEK EKSPLORASI MINYAK DAN
GAS BUMI
Pujo Ponco
P. A.1*, Paidi W. S.2
Universitas Tanri Abeng, Jakarta, Indonesia1,2
Email:
[email protected]*
Abstrak
Memahami risiko geologi bawah permukaan
sangat penting untuk keberhasilan industri minyak dan gas. Studi ini menyelidiki keakuratan data teknologi geologi, geofisika, dan eksplorasi yang digunakan untuk evaluasi teknis dan pengambilan keputusan dalam penilaian risiko bawah permukaan (Pg) dan dampaknya dalam memprediksi keberhasilan proyek eksplorasi minyak dan gas di PHE Eksplorasi.
Menggunakan studi kasus dari SHU Eksplorasi PHE selama periode 2020-2022, analisis portofolio dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana prediksi keberhasilan proyek mencerminkan keakuratan data yang
tersedia. Integrasi data geologi
dan geofisika yang efektif dalam analisis eksplorasi dapat meningkatkan akurasi prediksi keberhasilan proyek, memungkinkan interpretasi yang lebih holistik dan pemahaman yang lebih baik tentang
struktur bawah permukaan. Memanfaatkan teknologi eksplorasi tingkat lanjut, seperti pemrosesan data seismik tingkat lanjut dan pemodelan reservoir, dapat meningkatkan akurasi prediksi dengan memberikan informasi yang lebih tepat mengenai kondisi reservoir. Standarisasi penilaian risiko bawah permukaan memastikan konsistensi dalam interpretasi data dan meminimalkan ambiguitas dalam penilaian risiko. Hal ini memberikan kepastian dalam memahami kondisi bawah permukaan,
yang merupakan hal mendasar dalam penilaian risiko dan keputusan investasi. Analisis portofolio menggunakan Pg dan data penghitungan
sumber daya yang divalidasi dapat memprediksi tingkat keberhasilan pengeboran. Analisis dari tahun
2018 hingga 2022 menunjukkan
peningkatan yang signifikan
dalam memprediksi rasio keberhasilan rata-rata dimana akurasi antara apa yang diprediksi dengan hasil aktualnya mencapai 80%, hal ini menunjukkan pentingnya standarisasi dalam penilaian risiko. Temuan penelitian ini mempunyai implikasi penting bagi industri
minyak dan gas. Peningkatan
akurasi data teknologi geologi, geofisika, dan eksplorasi akan sangat penting dalam mengoptimalkan
keberhasilan proyek eksplorasi di masa depan. Standarisasi penilaian risiko bawah permukaan
sangat penting untuk meningkatkan akurasi prediksi, sehingga membantu pengambilan keputusan investasi yang tepat.
Kata
Kunci: Geologi,
Geofisika, Proyek Eksplorasi Minyak, Gas Bumi
Abstract
Understanding subsurface geological
risks is crucial for the success of the oil and gas industry. This study
investigates the accuracy of geological, geophysical, and exploration
technology data used for technical evaluation and decision-making in subsurface
risk assessment (Pg) and its impact on predicting the success of oil and gas
exploration projects at PHE Exploration. Using a case study from PHE
Exploration SHU during the period of 2020-2022, portfolio analysis was
conducted to evaluate the extent to which project success predictions reflect
the accuracy of available data. Effective integration of geological and
geophysical data in exploration analysis can improve the accuracy of project
success predictions, enabling a more holistic interpretation and better
understanding of subsurface structures. Leveraging advanced exploration
technologies, such as advanced seismic data processing and reservoir modeling, can enhance prediction accuracy by providing more
precise information about reservoir conditions. Standardization of subsurface
risk assessments ensures consistency in data interpretation and minimizes
ambiguity in risk assessment. This provides certainty in understanding
subsurface conditions, which is fundamental in risk assessment and investment decision-making.
Portfolio analysis using Pg and validated resource calculation data can predict
drilling success rates. Analysis from 2018 to 2022 shows a significant
improvement in predicting average success ratios, with accuracy between
predicted and actual results reaching 80%, demonstrating the importance of
standardization in risk assessment. The findings of this research have
important implications for the oil and gas industry. Improving the accuracy of
geological, geophysical, and exploration technology data will be crucial in
optimizing the success of exploration projects in the future. Standardization
of subsurface risk assessment is essential for improving prediction accuracy,
thus assisting in making informed investment decisions.
Keywords: Geology, Geophysics, Oil
Exploration Projects, Natural Gas
Pendahuluan
Industri
minyak dan gas bumi sangatlah penting karena industri ini memiliki dampak
yang signifikan terhadap perekonomian global, lingkungan,
dan keamanan energi (Wirajaya et al., 2024). Minyak dan gas bumi adalah salah satu sektor utama
dalam perekonomian global (Bakrie et al., 2022;
Pamungkas et al., 2022). Negara-negara produsen minyak dan gas dan seringkali mengandalkan pendapatan dari ekspor energi
ini. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi industri ini sangatlah
penting untuk perencanaan kebijakan ekonomi. Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi
utama dunia, dan keberlanjutannya
sering menjadi perhatian utama. Ketidakstabilan dalam pasokan energi, fluktuasi harga minyak, dan ketergantungan pada produsen minyak tertentu dapat mengancam keamanan energi suatu negara atau wilayah (Abdoellah, 2016; Sholikin,
2018).
Untuk
bisa menghasilkan minyak dan gas bumi harus melalui beberapa
tahap yaitu eksplorasi,pengembangan dan produksi.
Tahapan Eksplorasi menjadi sangat penting karena menjadi ujung tombak untuk mencari keberadaan awal dari minyak
dan gas bumi dengan menggunakan data-data yang relative terbatas.
Seiring dengan tingginya kompleksitas dan risiko yang terkait dengan kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas, industri ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengelola proyek-proyeknya dengan efektif dan efisien (Chang et al., 2006; Wibowo,
2019).
Risiko
merupakan hal yang tidak terhindarkan dalam setiap proyek,
termasuk dalam industri minyak dan gas. Oleh karena itu, manajemen
risiko menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mengelola
proyek di industri ini, terutama pada program eksplorasi yang biasanya memerlukan investasi yang sangat besar (Irawan & Wibawa, 2015).
Berdasarkan
peneliti terdahulu yang dilakukan Kaufman (1996) yang berjudul Risk Analysis: From Prospect to Exploration
Portfolio and Back , memberikan wawasan tentang penerapan metode Portfolio Risk
Analysis dalam konteks eksplorasi minyak dan gas. Peneliti membahas tentang aspek-aspek kunci yang terkait dengan penilaian risiko bawah permukaan dan keekonomian serta penggunaan decision tree untuk membuat portfolio Exploration. Dalam
penelitian ini peneliti menyampaikan bahwa manajemen resiko diperlukan untuk mengurangi resiko penilaian elemen petroleum system dari ahli karena penilaian
tersebut sudah dilakukan standarisasi. Kemudian evaluasi dan kalibrasi perlu dilakukan karena mempunyai pengaruh yang besar serta menerapkan
analogi statistic untuk memudahkan dalam melakukan analisasukses rasio dari sumur-sumur
eksplorasi.
Restrukturisasi
Pertamina menjadi Holding-Subholding sejak tahun 2020 yang diikuti dengan penetapan organisasi Subholding Upstream (SHU) Pertamina,
beberapa perbaikan telah terjadi khususnya
dalam hal efisiensi dan efektivitas operasi yang lebih terintegrasi. Organisasi yang lebih ramping dan efisien menjadikan Subholding Upstream lebih gesit dan berada di jalur yang benar untuk menjadi
center of excellence serta
menjadi yang terbaik di industri migas. Selain itu, perubahan
delegasi kewenangan persetujuan investasi yang menjadikan proses persetujuan lebih cepat dan dan mengurangi tahapan persetujuan investasi yang sebelumnya dilakukan di Holding. Hal ini sejalan dengan tujuan dari restrukturisasi
untuk dapat menjadi lebih cepat
dan lincah. Transformasi organisasi Pertamina ini juga mempengaruhi arah dan strategi dari eksplorasi. Bisnis proses mengalami perubahan dan penyesuaian pasca berubahnya Pertamina Hulu Energi (PHE) dari holding menjadi subholding terlebih dalam program kerja pengusulan prospect siap bor eksplorasi.
Apabila membandingkan sebelum atau sesudah
transformasi organisasi pertamina, berdasarkan bisnis proses yang terbaru bisa terlihat bahwa
pada saat melakukan penilaian risiko subsurface sumur eksplorasi. Risiko bawah permukaan
dinilai oleh team evaluator yang dibentuk
melalui surat perintah direktur Eksplorasi. Karena penilainya adalah orang yang sama, maka bisa dikatakan
penilaian resiko bawah permukaan mengalami standarisasi penilaian sesui yang diharapkan.
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas di Indonesia. Sebagai
perusahaan yang memiliki tanggung jawab besar terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, PHE perlu menerapkan manajemen risiko yang baik dan efektif dalam menjalankan
program eksplorasinya (S. A. Pamungkas &
Effendy, 2020).
Dalam proses pengeboran sumur-sumur eksplorasi, penting untuk memiliki penilaian risiko yang akurat dan dapat diandalkan. Penilaian risiko yang tepat dapat membantu perusahaan mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan (Sundja & Hanafiah, 2009). Metode Portfolio Risk Analysis merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam mengelola risiko investasi di berbagai bidang, termasuk dalam industri minyak dan gas (Bowles et al., 1998; Crawley
& Grant, 1997).
Namun, meskipun metode Portfolio Risk
Analysis telah digunakan dalam industri ini, belum ada
standar yang jelas untuk penilaian risiko bawah permukaan
khususnya dalam konteks pengeboran sumur-sumur eksplorasi. Oleh karena itu, penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan standarisasi penilaian risiko bawah permukaan
melalui metode Portfolio
Risk Analysis yang dapat diterapkan
pada pengeboran sumur-sumur
eksplorasi (Chavas, 2004; Sentosa et
al., 2015).
Studi kasus yang dilakukan pada Pertamina Hulu Energi Subholding tahun 2020-2022 akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi sukses ratio pada pengeboran sumur-sumur eksplorasi. Dengan menganalisis akurasi prediksi sukses ratio, penelitian ini akan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat keberhasilan pengeboran dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan prediksi risiko dan kinerja pengeboran di masa depan. Inilah yang menjadi alasan dari peneliti untuk
mengambil topik manajemen resiko karena sangat penting untuk melakuakan prediksi sukses ratio pengeboran yang bisa menjadi dasar untuk
melakukan portofolio sumur eksplorasi dengan memaikan kombinasi sumur-sumur dengan resiko tinggi
dengan beresiko rendah.
Dengan
adanya standarisasi penilaian risiko bawah permukaan melalui metode Portfolio Risk
Analysis yang lebih akurat
dan teruji, diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan keputusan investasi dan mengurangi risiko dalam pengeboran
sumur-sumur eksplorasi, sehingga berdampak pada efisiensi operasional dan keberlanjutan industri minyak dan gas secara keseluruhan.
Tujuan
Penelitian:
1)
Meneliti
dan menguji standarisasi penilaian risiko bawah permukaan menggunakan metode Portfolio Risk Analysis yang dapat diterapkan dalam pengeboran sumur-sumur eksplorasi.
2)
Meneliti
dan menguji akurasi prediksi sukses ratio pada pengeboran sumur-sumur eksplorasi di Pertamina Hulu Energi Subholding pada periode tahun 2020-2022.
3)
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
prediksi sukses ratio pada pengeboran sumur-sumur eksplorasi di Pertamina Hulu Energi Subholding.
4)
Menilai
pengaruh standarisasi penilaian risiko bawah permukaan terhadap akurasi prediksi sukses ratio pada pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan dalam rangka untuk mempelajari
praktik terbaik dalam manajemen risiko pada program eksplorasi di
industri minyak dan gas, sehingga dapat memberikan kontribusi pada pengembangan manajemen risiko yang lebih efektif dan efisien di industri ini.
5)
Memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan prediksi risiko dan kinerja pengeboran sumur-sumur eksplorasi di masa depan berdasarkan hasil analisis dan studi kasus di Pertamina Hulu Energi Subholding.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis
data terkait dengan penilaian risiko bawah permukaan sumur eksplorasi di Pertamina Hulu Energi Subholding (Sugiyono, 2017). Populasi yang menjadi fokus penelitian
ini adalah seluruh sumur eksplorasi
yang telah dievaluasi di Pertamina Hulu Energi Subholding sebelum dan sesudah tahun 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui dua sumber utama, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer mencakup
nilai Pg (Posibility
success of Geology) dari elemen
Petroleum System, data wawancara dengan
ahli geologi dan geofisika, serta data dari kuisioner yang dikumpulkan untuk mendapatkan masukan tentang proses penilaian teknis. Sedangkan data sekunder meliputi data sumur-sumur penemuan sebelum dan sesudah tahun 2021 serta data dari laporan, pedoman
tata kelola, dan jurnal-jurnal
pendukung penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan berbagai alat analisis seperti
metode Portfolio Risk Analysis, analisis
statistik, analisis regresi, analisis sensitivitas, dan analisis komparatif untuk mengevaluasi efektivitas penerapan metode Portfolio Risk
Analysis dalam standarisasi
penilaian resiko bawah permukaan sumur eksplorasi.
Penelitian
ini memberikan perhatian khusus terhadap proses standarisasi penilaian resiko bawah permukaan dengan menerapkan metode Portfolio Risk Analysis. Dengan
menggunakan data primer dari
penilaian Pg dan data sekunder
dari sumur-sumur penemuan sebelum dan sesudah tahun 2021, penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan proses standarisasi dalam meningkatkan akurasi prediksi sukses ratio pengeboran. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan berbagai alat analisis seperti
analisis statistik, regresi, sensitivitas, dan komparatif, yang diimplementasikan
melalui software PRA (Portfolio Risk Analysis). Hasil
analisis ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
hubungan antara proses penilaian resiko bawah permukaan dengan keberhasilan pengeboran sumur eksplorasi, serta memberikan dasar bagi perbaikan dan peningkatan dalam proses evaluasi teknis di Pertamina Hulu Energi Subholding.
Analisa Risiko
Ketidakpastian Bawah Permukaan
Penilaian
risiko geologi, atau biasa dikenal
dengan istilah probabilitas keberhasilan secara geologi (Geological Chance
Factor) untuk masing-masing zona atau
objective geologi umumnya umumnya disingkat menjadi GCF, COS, POS atau Pg. Penilaian risiko geologi ini meliputi
evaluasi dari semua elemen petroleum system
yang kritikal untuk mendapatkan cadangan ataupun sumberdaya hidrokarbon di suatu struktur. Ada 5 (lima) faktor
yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi risiko geologi (Pg), dimana kelima factor ini bersifat independen satu dengan yang lainnya, dan harus hadir untuk terdapatnya
suatu discovery. Kelima faktor tersebut mewakili kemungkinan untuk mendapatkan volume minimal
(sumberdaya P99). Pertamina
kemudian mengadopsi 5
(lima) faktor tersebut yang
direkomendasikan oleh Rose & associates, yaitu: Batuan Induk (SR), Timing
migration (TM), Batuan Reservoir (R), Closure (CI), dan Contaiment
(Ct) (Gambar 1).
Masing-masing faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari eksplorasi suatu struktur atau area, dan masing-masing harus
dinilai secara terpisah dengan mempertimbangkan keberadaannya
dan tingkat efektivitasnya.
Nilai Pg yang dihasilkan tersebut
akan menggambarkan tingkat risiko dari suatu struktur
atau prospek, bukan risiko dari
suatu sumur. Penilaian Pg dari Tim Adhoc akan mewakili
risiko sumuran yang akan sangat bergantung pada lokasi sumur.
Gambar 1. 5 Elemen
Petroleum System yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi risiko geologi (Pg)
Penilaian Risiko Geologi
Keberhasilan
geologi (Pg) merupakan probabilitas keberhasilan secara teknis untuk
mendapatkan cadangan hidrokarbon yang bisa diambil dan diproduksikan, yang bisa didapatkan dengan cara seperti
di bawah ini:
Gambar
2. Langkah Cadangan Hidrokarbon
Data-data
yang digunakan untuk Penilaian Risiko Geologi
Sebelum
dilakukan funnelling
review sumur eksplorasi
maka dibutuhkan data-data seperti data seismik, data sumur (logging)
dan data pemetaan geologi permukaan. Detail data yang dibutuhkan
mencakup cek list data yang
ada di table 3. Kualitas
data seismik maupun data sumur sangat mempengaruhi hasil interpretasi bawah permukaan dan mempengaruhi juga hasil penilai risiko untuk beberapa elemen Petroleum
System seperti yang tercantum
dalam table cek list
data-data yang dibutuhkan.
Kualitas
data seismik, data sumur pengeboran minyak dan gas bumi, serta data lainnya sangat penting dalam analisis dan interpretasi untuk membuat prospect
dan lead sumur
eksplorasi. Berikut beberapa alasan mengapa kualitas data tersebut sangat penting:
1)
Data seismik
memungkinkan geologis dan geofisis untuk membuat gambaran bawah permukaan, yang dapat membantu dalam menentukan struktur geologi dan cekungan potensial di bawah permukaan tanah. Kualitas yang baik dari data seismik akan meningkatkan
akurasi interpretasi tersebut.
2)
Data sumur
pengeboran memberikan informasi langsung tentang komposisi, sifat, dan kualitas formasi di bawah permukaan. Data ini penting untuk memahami
potensi produksi minyak dan gas serta jenis sumber daya
yang ada.
3)
Dengan data yang berkualitas tinggi, tim eksplorasi
dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efisien tentang lokasi pengeboran yang potensial, mengurangi risiko, dan meningkatkan peluang kesuksesan.
4)
Data yang akurat
dan lengkap dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko geologi dan operasional yang terkait dengan pengeboran dan produksi.
Dalam keseluruhan proses eksplorasi, kualitas data merupakan fondasi yang penting untuk kesuksesan proyek. Dengan data yang baik, interpretasi yang akurat, dan analisis yang cermat, perusahaan dapat meningkatkan peluang menemukan reservoir minyak dan gas bumi yang berpotensi tinggi dan memaksimalkan hasil dari investasi mereka.
Analisis Data Subsurface Sumur Eksplorasi
Dalam bisnis proses yang ada di Pertamina Hulu Energi Subholding, untuk pengajuan sumur eksplorasi melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari
Pre-Funneling
Review di tingkat Regional kemudian
Funneling Review teknis
di tingkat Subholding PHE. Pre-Funneling
di tinggkat Regional ini adalah evaluasi teknis yang dilakukan oleh team pengusul di Regional dengan menggunakan data-data subsurface berupa
data seismic,data sumur dan
data2 pendukung lainnya.
Hasil Evaluasi tersebut kemudian diajukan untuk mendapatkan persetujuan teknis di PHE Subholding sebagai pemegang regulasi dan portfolio.
Gambar
3. Cek list data-data dan hasil interpretasi
yang dipakai dalam diskusi - teknis usulan sumur eksplorasi
Pada proses pengajuan kandidat sumur eksplorasi, setiap regional melakukan analisa dan interpretasi bawah permukaan sumur-sumur eksplorasi untuk mendapatkan perhitungan angka Pg (Probability of Geological Success) dimana untuk mengetahui
kemungkinan suksesnya mendapatkan minyak dan gas bumi pada area eksplorasi serta melakukan perhitungan sumberdaya minyak dan gas bumi. Setelah Evaluasi di lakukan di Pre Funneling
Regional (gambar 12) untuk pengajuan funnelling
review di level SHU untuk mendapatkan
persetujuan menjadi Sumur TAP (Technicap Approval)
atau Prospect Siap Bor (PSB) ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu salah satunya adalah cek list data-data subsurface dan juga data analisanya setidaknya 80% sudah terpenuhi. Dari data cek list ini kualitas
data yang ada menjadi hal yang penting dan juga skill personal yang mengolah
data tersebut yang bisa mempengaruhi penilaian resiko bawah permukaan
ketika dilakukan funnelling review di PHE Subholding.
Dalam
perjalanan diskusi teknis untuk mendapatkan
status sebagai sumur TAP dari PHE Subholding, biasanya akan ada
perbedaan penilaian terhadap risiko geologi karena masih ada unsur
subjektifitas penilaian.
Oleh karena itu team reviewer dari
PHE Subholding selaku team
yang akan mengeluarkan persetujuan teknis status sumur TAP ini harus
team yang memang dedicate
dan anggota timnya sama tidak berubah-ubah
sehingga pada saat melakukan penilaian sudah melalui standarisasi.
Sehingga antara sumur eksplorasi yang diajukan dari Regional PHE akan mendapatkan penilaian resiko bawah permukaan yang sama dalam arti cara pandang tentang
kualitas data, hasil analisa data-data dan interpretasinya
sama. Ketika dilakukan diskusi teknis apabila penilaian risiko antara team reviewer dengan
pengusul berbeda jauh pada awal tahun 2020 seiring perjalanan waktu karena proses standarisasi yang telah dilakukan dengan mengacu kepada kualitas data bawah permukaan, bisa ditangkap oleh team pengusul dari regional sehingga dalam pengusulan berikutnya sudah mulai dikurangi
gap perbedaan penilaiaan antara pengusul dengan team reviewer dari PH Subsholding Eksplorasi.
Gambar
4. Diagram alur proses maturasi
usulan sumur eksplorasi mulai Pre Funneling
di Regional hingga Funneling di PHE Eksplorasi dan ditutup dengan persetujuan PSB (Prospek Siap Bor)
Setelah
dilakukan penilaian resiko bawah permukaan
oleh team assessor PHE Subholding kemudian dibuat cross plot
perbandingan antara penilaian risiko geologi (Pg) dari team pengusul dan team reviewer
menunjukan bahwa rata-rata penilaian team pengusul lebih tinggi daripada
team reviewer PHE SHU (Team Adhoc) seperti yang terlihat di gambar 5. Tim reviewer ini sudah mempunyai standarisasi dalam penggunaan data-data bawah permukaan yang digunakan dalam hal ini
kualitas datanya misalnya data yang digunakan antara data seismic 2D dengan
data 3D akan berimplikasi
juga kepada penilaian risiko dimana data 3D lebih baik dalam
menggabarkan kondisi bawah permukaan dan juga dari cara dan teknologi
yang dipakai untuk menganalisa serta interpreasi bawah permukaan ini juga menjadi dasar penilaian,
sehingga setiap usulan yang masuk akan mendapatkan penilaian risiko bawah permukaan dengan dibalancing dan distandarisasi dulu sehingga akan terjadi
gap atau perbedaan penilaian antara team pengusul dengan penilaian final dari team reviewer PHE SHU.
Gambar 5. Cross plot antara Pg pengusul
dengan Pg hasil evaluasi team assessor
Adhoc mulai dari Pg Objective
dan Pg Prospect
Apabila
standarisasi penilaian ini sudah dilakukan
dan tersosialisasikan dengan
baik menjadikan persepsi dan cara pandang dari Regional PHE dalam melakukan analisa dan interpretasi
data-data bawah permukaan menjadi semakin lama sejalan dengan team reviewer PHE SHU (team AdHoc) dimana gap perbedaan tersebut menjadi semakin kecil dari tahun
ke tahun dalam rentang tahun
2020-2022. Pemahaman yang sama
ini menjadi penting supaya pada saat melakukan penilaian risiko bawah permukaan dapat dimitigasi dengan baik.
Selain
penilaian risiko bawah permukaan, aspek sumberdaya atau resources juga
menjadi aspek yang penting untuk nantinya
dimasukan dalam analisa sukses ratio sumur-sumur eksplorasi yang masuk dalam portfolio pengeboran dalam satu tahun program kerja. Perhitungan resources ini
juga dipengaruhi oleh kualitas
data yang dipakai seperti
data seismik untuk mendefinikan struktur closure-nya sedangkan data-data sumur dipakai untuk
menentukan penyebaran reservoir batuan
yang menyimpan kandungan minyak dan gas bumi. Selain itu dibutuhkan
data properties dari reservoir seperti
porositas dan saturasi hidrokarbonnya. Hampir sama dengan penilaian
risiko bawah permukaan, perhitungan sumberdaya atau resources juga adanya perbedaan dari apa yang dihitung
oleh tim pengusul dimana kesenderungan lebih besar dibandingkan
dengan hasil final perhitungan sumberdaya yang disetujui oleh tim reviewer dari
PHE Subholding. Dengan kata
lain tim pengusul lebih optimis pada saat menghitung sumberdaya (Gambar 6). Tim Adhoc
yang mereview setiap usulan sumur eksplorasi
dari Regional melakukan standarisasi dalam perhitungan sumberdaya untuk memastikan secara teknis sudah
menggunakan pedoman perhitungan sumberdaya yang sudah ditentukan oleh perusahaan dimana penentuan area serta properties dari reservoir sudah dilakukan standararisasi.
Gambar
6. Cross plot antara
Perhitungan 2U resources
pengusul dengan hasil evaluasi tim assessor Adhoc
Dalam perhitungan sumberdaya ini yang perlu diperhatikan adalah range uncertainty besaran
sumberdaya mulai P90, P50
dan P10. Dalam industri eksplorasi minyak dan gas bumi, istilah P90, P50, dan P10 digunakan untuk menggambarkan tingkat kepercayaan atau probabilitas dari estimasi sumberdaya.
1)
P90 (Pesimistic Estimate) merupakan estimasi
paling konservatif atau pesimistis dari volume sumberdaya. Ada 90% kemungkinan bahwa volume sumberdaya yang sebenarnya akan lebih besar dari
atau sama dengan estimasi P90.
2)
P50 (Best Estimate) merupakan estimasi terbaik atau estimasi tengah
dari volume sumberdaya. Ada
50% kemungkinan bahwa
volume sumberdaya yang sebenarnya
akan lebih besar dari atau
sama dengan estimasi P50. Tingkat kepercayaan
adalah 50%, yang berarti ada peluang yang sama besar bahwa
volume sumberdaya bisa lebih kecil atau
lebih besar dari estimasi ini.
3)
P10 (Optimistic Estimate) merupakan estimasi yang paling optimis dari volume sumberdaya.Ada 10% kemungkinan bahwa volume sumberdaya yang sebenarnya akan lebih besar
dari atau sama dengan estimasi
P10.
Ketiga
estimasi ini sering digunakan untuk menyediakan kisaran nilai sumberdaya
yang mungkin dan membantu dalam pengambilan keputusan investasi dan pengembangan. Biasanya, estimasi P50 digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan pengembangan, sementara estimasi P90 dan P10 digunakan untuk mengidentifikasi risiko dan peluang ekstrem dalam proyek. Untuk
melihat range uncertainty yang dilakukan
dengan mengunakan perhitungan ratio P10/P90 dimana semakin tinggi ratio P10/P90 menunjukan range uncertainty yang semakin
lebar. Dengan melihat sumur eksplorasi
data yang digunakan terbatas
dan penuh dengan uncertainty sehingga
estimasi range antara P10
dan P90 dibuat tidak terlalu sempit untuk mengakomodir adanya uncertainty
tersebut.
Gambar 7. Cross
Plot Ratio P10/P90 2U resources
pengusul dengan hasil evaluasi tim assessor Adhoc
Dari hasil cross plot ratio P10/P90 (Gambar 7) antara
pengusul dengan tim assessor Adhoc menunjukan bahwa ratio dari tim assessor Adhoc lebih tinggi
dibandingkan dengan pengusul artinya adalah team pengusul membuat range antara P10 dan P90 terlalu sempit. Standarisasi dilakukan oleh team
assessor dari PHE Subholding
untuk membuat range P10 dan
P90 dibuat lebih besar untuk mengakomodir
uncertainty sumur
eksplorasi yang mempunyai resiko yang lebih besar dengan data-data yang terbatas dibandingkan dengan sumur development yang datanya jauh lebih
lengkap.
Performance Tracking Manajemen Risiko
Performance Tracking Penilaian PG
dan perhitungan Resources
Performance tracking penilaian
(PG) dan perhitungan
resources dalam
industri minyak dan gas mengacu pada pengawasan dan evaluasi kinerja dalam funnelling
review teknis sumur eksplorasi untuk menentukan penilaian risiko dan perhitungan sumberdaya. Proses ini sangat penting untuk memastikan
bahwa proyek berjalan sesuai rencana serta untuk mengidentifikasi
potensi masalah atau risiko yang mungkin timbul. Hasil Funneling teknis sumur eksplorasi PHE untuk dilakukan final penilaian risiko dan sumberdaya selama tahun 2021 sampai dengan 2022 menunjukan bahwa penilaian resiko bawah permukaan
yang dilakukan oleh pengusul
dibandingkan dengan final penilaian dari team Assesor sudah mendekati
dengan rata-rata mencapai 82% (gambar 16) artinya standarisasi yang dilakukan sudah cukup berhasil. Hasil perbandingan perhitungan sumberdaya juga perbandingan antara final approved
sumberdaya 2U dengan
proposed mencapai angka
rata-rata sekitar 83% dan pada Q4 2022 bisa mencapai 88%.
Gambar
8. Grafik performance
tracking Pg Final dan perhitungan 2U resources final dibandingkan
dengan usulan
Dari hasil performance tracking ini menunjukan bahwa dengan berjalannya waktu dimana usaha
standarisasi yang dilakukan
mulai tahun 2020 sudah mulai berhasil
dengan meningkatnya tingkat kemiripan antara hasil akhir
penilaian dengan yang dihasilkan yang mencapai tingkat kemiripan diatas 80%.
Performance
Tracking Sumberdaya Post-Drill dan Pre-Drill
Setelah
sumur eksplorasi di bor kemudian terbukti
menemukan kandungan minyak dan gas bumi, maka dari hasil
pengeboran tersebut dihitung besaran sumberdaya cadangan 2C. Besaran sumber daya 2C ini kemudian
dibandingkan dengan angka sumberdaya 2U sebelum dilakukan pengeboran. Kalau dilihat dari Pre-drill dan post drill sumberdaya aktual pada level objective reservoir sebagian besar masih masuk dalam
range uncertainty besaran
sumber daya Pre-drill (
P10-P90 ) dimana akurasinya
mencapai 80% (gambar 9).
Gambar 9. Performance tracking ploting resources
objective reservoir Post Drill dengan range usulan 2U P10-P90 Pre-drill
Dari
total 11 objective reservoir yang sudah dilakukan pengeboran (gambar 17), menunjukan bahwa hanya ada
2 objective yang diluar dari
prediksi angka resourcesnya yaitu PHE-2 layer F dimana actual 2Cnya ada di bawah P90 prediksi dan PHE-1 sand
3 yang angka 2C pengeboran lebih besar dari
prediksi P10 nya. Sedangkan objective target yang lain masih
masuk dalam range P10-P90.
Sedangkan
kalau dilihat perbandingan resources
pada tingkat sumuran besaran sumberdaya Post Drill (2C) dibandingkan
dengan Pre-Drill
(2U) tingkat akurasinya masuk dalam range uncertainty P10-P90 mencapai 63% (gambar 10).
Gambar 10. Performance tracking ploting resources 2C
sumur Post-drill
dengan range
usulan 2U P10-P90 Pre-drill
Dengan
melihat tingkat conformance antara
Post-drill dengan
Pre-drill yang mencapai
80% untuk level objektif
reservoir dan 63% untuk level sumuran
menunjukan bahwa upaya standarisasi dari penilaian resiko perhitungan sumberdaya sudah cukup baik sehingga
apa yang diprediksi dengan hasil aktual
sudah mendekati kebenarannya. Dari 7 sumur yang dibor ada 2 sumur
yang berada diluar range prediksi dari P10 dan P90 yaitu sumur PHE-3 dimana hasil pengeborannya
sumberdaya 2C yang didapatkan
dibawah P90 dari yang diprediksi, sedangkan sumur PHE-1 sumberdaya 2C pengeboran lebih besar dari P10 prediksi.
Pembahasan
Memprediksi
risiko di bawah permukaan sumur eksplorasi adalah salah satu kunci untuk
mencapai kesuksesan dalam industri minyak dan gas. Dengan memprediksi risiko bawah permukaan suatu usulan sumur
eksplorasi kemudian dimasukan dalam portfolio pengeboran sumur dalam satu tahun
akan bisa diprediksi sukses ratio pengeboran sumur eksplorasi. Sehingga dalam satu tahun
pengeboran sumur eksplorasi akan bisa diprediksi kesuksesan dalam menemukan kandungan minyak dan gas bumi dari sumur
eksplorasi dalam satu tahun.
Gambar 11. Perhitungan
aktual sukses ratio hasil pengeboran eksplorasi tahun 2022
Dengan melihat data hasil pengeboran sumur discovery
pada tahun 2022 dimana dari total 18 sumur yang selesai dilakukan pengeboran, sukses ratio actual sebesar 61% (gambar 11) . Kemudian dibandingkan dengan prediksi average sukses ratio sebesar 52% artinya sudah mendekati
dengan apa yang diprediksikan.
Gambar 12. Performance tracking Succes ratio pengeboran sumur eksplorasi dibandingkan dengan prediksi Pg Pre-drill
Data hasil pengeboran sumur eksplorasi selama 5 tahun dari tahun 2018 hingga 2022 menunjukan adanya perbaikan significant dalam
hal meprediksi rata-rata sukses ratio. Setelah penilaian resiko bawah permukaan (Pg) dan perhitungan sumberdaya dilakukan standarisasi di tingkat eksplorasi Subholding tingkat akurasi prediksi menjadi semakin lebih baik dibandingkan
sebelum dilakukan standarisasi penilaian sebelum tahun 2020 (gambar 12). Dari hal ini menunjukan bahwa pentingnya melakukan standarisasi dalam memberikan penilaian besarnya resiko bawah permukaan
dan perhitungan resources. Secara
pedoman penilaian dan perhitungan resources sudah ada hanya dibutuhkan
tim review teknis sumur eksplorasi di level Eksplorasi SHU yang bertugas untuk mengawal konsistensi pada saat memberikan penilaian dan memutuskan final teknis usulan sumur eksplorasi
kemudian dimasukan dalam software PRA (Portofolio
Analysis) untuk mendapatkan
prediksi sukses ratio pengeboran eksplorasi.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis yang telah disajikan, beberapa kesimpulan dapat ditarik sebagai
berikut (1) Penggunaan data
geologi dan geofisika yang terintegrasi secara efektif dalam analisis
eksplorasi dapat meningkatkan akurasi prediksi keberhasilan proyek. Integrasi ini memungkinkan interpretasi yang lebih holistik dan menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang
struktur bawah permukaan. (2) Penerapan teknologi eksplorasi terbaru, seperti pemrosesan data seismik lanjutan dan pemodelan reservoir
yang canggih, dapat meningkatkan akurasi prediksi. Teknologi ini membantu mengatasi
tantangan interpretasi dan memberikan informasi yang lebih tepat tentang
kondisi reservoir. (3) Pentingnya
validasi dan verifikasi
data geologi dan geofisika dalam memastikan keakuratan prediksi keberhasilan proyek. Proses ini melibatkan pengujian ulang terhadap data, pembandingan dengan data lapangan aktual, dan koreksi jika diperlukan. (4) Standarisasi penilaian resiko
bawah permukaan memastikan konsistensi dalam interpretasi data geologi dan geofisika serta meminimalkan ambiguitas dalam penilaian risiko. Hal ini memberikan kepastian dalam pemahaman tentang kondisi bawah permukaan
yang menjadi dasar dalam pengambilan penilaian risiko bawah permukaan dan juga untuk keputusan investasi. (5) Analisis portofolio pada proyek eksplorasi minyak dan gas bumi di PHE Eksplorasi SHU dengan mengguakan PRA dimana dibutuhkan inpu data risiko bawah permukaan
(Pg) dan data perhitungan sumberdaya
yang sudah divalidasi dimana output dari analisis tersebut
dapat untuk memprediksi sukses rasio pengemboran sumur eksplorasi dalam satu tahun
rencana kerja.
BIBLIOGRAFI
Abdoellah, O. S. (2016). Pembangunan
berkelanjutan di Indonesia: Di persimpangan jalan. Gramedia Pustaka Utama.
Bakrie, C. R., Delanova, M. O., &
Yani, Y. M. (2022). Pengaruh perang Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian
negara kawasan Asia Tenggara. Caraka Prabu: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 6(1),
65–86.
Bowles, D. S., Anderson, L. R.,
Glover, T. F., & Chauhan, S. S. (1998). Portfolio risk assessment: A tool
for dam safety risk management. Proceedings of USCOLD 1998 Annual Lecture.
Buffalo, New York.
Chang, Y., Dou, H., Chen, C., Wang,
X., & Liu, K. (2006). An Innovative Method: Risk Assessment for Exploration
and Development of Oil and Gas. SPE Eastern Regional Meeting,
SPE-104458.
Chavas, J.-P. (2004). Risk
analysis in theory and practice. Elsevier.
Crawley, F. K., & Grant, M. M.
(1997). Concept risk assessment of offshore hydrocarbon production
installations. Process Safety and Environmental Protection, 75(3),
157–163.
Irawan, G., & Wibawa, B. M.
(2015). Analisis peta risiko pengeboran di wilayah Asset 5 PT Pertamina EP. Jurnal
Manajemen Dan Kewirausahaan, 17(2), 123–135.
Kaufman, G. M. (1996). Risk analysis:
From prospect to exploration portfolio and back. In Norwegian Petroleum
Society Special Publications (Vol. 6, pp. 135–152). Elsevier.
Pamungkas, A. C., Alunaza, H.,
Shafitri, D. N., & Putri, A. (2022). Implikasi Sanksi Ekonomi Bagi Rusia
Terhadap Potensi Eskalasi Harga Minyak dan Gas Alam Pada Distribusi Pasar
Dunia. Journal of International Relations (JoS), 1(2), 50–66.
Pamungkas, S. A., & Effendy, M.
(2020). Implementasi Reliability Centered Maintenance (RCM) Pada Gas
Compresor-Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore Gresik. No3. Hal3-10.
Sentosa, M. D., Amin, M., &
Prabu, U. A. (2015). Prospek Proyek Pembukaan Pemboran Sumur Minyak X Pada
Lapangan X PT Pertamina Ep Asset 2 Field Prabumulih. Jurnal Ilmu Teknik
Sriwijaya, 3(2), 103060.
Sholikin, A. (2018). Otonomi Daerah
dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (Minyak Bumi) di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal
Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi, 15(1),
35–50.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, CV.
Sundja, A., & Hanafiah, A.
(2009). Analisa risiko investasi pengeboran migas area Sumatera. Simposium
Nasional IATMI, 1(1), 1–4.
Wibowo, A. A. (2019). Analisa risiko
keselamatan kerja pada explorasi minyak. Jurnal Baut Dan Manufaktur, 1(1),
57–68.
Wirajaya, A., Sasongko, N. A.,
Supriyadi, I., & Purwantoro, S. A. (2024). Analisis Peran Gas Bumi Terhadap
Transisi Energi Di Indonesia. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial,
11(4), 1646–1658.
Copyright
holder: Pujo Ponco P. A., Paidi W. S. (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |