Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 7, Juli 2024

 

PEMANFAATAN FLIPPED CLASSROOM PADA MATA PELAJARAN BAHASA DAYAK DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

 

Atrin Afriana1, Hamsi Mansur2, Agus Hadi Utama3

Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Model flipped classroom merupakan salah satu jenis pembelajaran campuran. Model ini dapat mengkaji materi yang diberikan oleh guru dalam bentuk Powerpoint, sehingga siswa lebih mandiri dalam mempelajari materi dirumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kemampuan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran bahasa dayak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan permasalahan pada pelaksanaan model flipped classroom dalam mencapai tujuan. Data yang ambil berasal dari observasi bahan ajar, observasi tingkah laku siswa, serta wawancara terhadap guru ataupun siswa dengan jumlah siswa 30 dan 1 guru. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kebanyakan siswa lebih mudah memahami pembelajaran melalui model flipped classroom dengan memanfaatkan media power point.

Kata kunci: Flipped Classroom, Powerpoint, Keaktifan

 

Abstract

The flipped classroom model is a type of blended learning. This model can review material provided by the teacher in Powerpoint form, so that students are more independent in studying the material at home. The aim of this research is to increase student activity in the learning process, students' ability to understand concepts in Dayak language learning. This type of research is qualitative research where this research was carried out to describe the problems in implementing the flipped classroom model in achieving the objectives. The data taken came from observations of teaching materials, observations of student behavior, as well as interviews with teachers or students with a total of 30 students and 1 teacher. The results of this research state that it is easier for most students to understand learning through the flipped classroom model using PowerPoint media.

Keywords: Flipped Classroom, Powerpoint, Activeness

 

Pendahuluan

Kondisi mengenai konsep arah pendidikan Indonesia saat ini Kurnia et al. (2024) tidak terfokus terhadap satu tujuan yang menyebabkan bentuk mengaktualisasikan dari disiplin ilmu berdampak pada kesenjangan. Kualitas dari proses dan luaran pembelajaran selalu berhubungan satu sama lain. Proses pembelajaran yang berkualitas akan menghasilkan luaran pembelajaran yang berkualitas pula. Mengenai pembelajaran guru juga harus berusaha untuk melaksanakan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik agar bisa tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Kesuksesan dalam suatu pembelajaran itu bisa berasal dari guru yang mampu merancang pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik, dan mampu menciptakan suasana belajar yang tadinya membosankan menjadi lebih menarik dan menyenangkan (Budiman, 2017; Destriani & Warsah, 2022). Terkadang juga peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal tersebut menjadi permasalahan yang biasanya sering terjadi. Indikator dari proses pembelajaran yang baik diperoleh dari pemanfaatan model pembelajaran. Seperti pembelajaran Bahasa Dayak Ngaju yang saat ini maish digynakan dalam komunikasi sehari – hari oleh masyarakat sekitar daerah Kalimantan Tengah, akan tetapi penggunaan Bahasa Dayak Ngaju mulai berkurang dikalangan anak – anak terutama didaerah Seruyan, yang masyaraktnya bercampur dengan masyarakat suku Banjar, Jawa, Batak, Ternate, bahkan bahasa yang lebih dominan dipakai oleh anak – anak disana adalah Bahasa Jawa, karena lingkungan sekitar, dan teman sebaya yang berasal dari suku tersebut.

Seperti yang terjadi berdasarkan dengan observasi awal di sekolah SMP Eka Tjipta Tangar, sekolah ini termasuk salah satu sekolah menengah pertama yang mengajarkan Muatan Lokal Bahasa Dayak Ngaju, mata pelajaran ini di ajarkan seminggu dua kali, dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, akan tetapi dalam mengajarkan pembelajaran tersebut terdapat beberapa masalah, yaitu kurangnya buku paket pembelajaran Bahasa Dayak Ngaju, kurangnya pemahaman konsep belajar siswa tentang Bahasa Dayak Ngaju, dan kurangnya tenaga pendidik (guru) yang menguasai Bahasa Dayak Ngaju sehingga penyampain mata pelajaran Bahasa Dayak mengenai materi ”Asal Usul Temapayan dan Belanga” kurang maksimal. Karakteristik peserta didik yang hiperaktif, membuat guru sulit dalam memancing fokus siswa agar memperhatikan pelajaran. Selain itu berdasarkan wawancara pada hari kamis tanggal 16 November 2023 bersama Ibu Aprilia Ramadayani di Smp Eka Tjipta Tangar, beliau mengatakan bahwa lingkungan siswa yang terkadang membuat susah untuk mempelajari Bahasa Dayak ini. Dikarenakan siswa yang kebanyakan berasal dari suku yang berbeda antara cara pengucapan, cara membaca kalimat tersebut, serta contoh benda yang hanya bisa dilihat dari buku teks yang sudah disediakan oleh sekolah. Beliau juga menerangkan bahwa terkadang proyektor yang digunakan untuk menampilkan contoh bisa dipakai oleh kelas lain.

Guru harus memilih model pembelajaran yang sangat baik digunakan, dari banyak nya model pembelajaran yang ada flipped classroom adalah salah satunya. Model pembelajaran satu ini tidak terbatas oleh waktu pembelajaran terjadwal dan ruang belajar fisik (Fatmiyati & Juandi, 2023; Fauzan et al., 2021). Guru memiliki kesempatan untuk menyesuaikan aktivitas pembelajaran dengan lingkungan pembelajaran yang dirasa paling cocok (Nuryadin et al., 2021). Tujuan model pembelajaran flipped classroom ini untuk menumbuhkan rasa kesadaran siswa untuk belajar mandiri dan tidak hanya mengandalkan guru saja. Siswa harus memahami makna belajar serta manfaatnya agar dapat memposisikan diri sebagai manusia yang membutuhkan bekal di masa depan. Flipped classrooms refer to the practice of assigning lectures outside of class and devoting class time to a variety of learning activities. In this review, we discuss the range of approaches to the flipped classroom and focus on activities frequently used in these settings (DeLozier & Rhodes, 2017).

Dari kemajuan teknologi yang saat ini semakin meningkat, sebagai guru tidak dapat berpaku hanya kepada buku cetak saja dikarenakan kebosanan yang dapat dirasakan oleh siswa sehingga media saat ini sangat diperlukan untuk membantu belajar siswa (Novita et al., 2019). Menurut Mahyudi dan Mansur dalam (Salim et al., 2022) media pembelajaran merupakan medium dalam mengantarkan pesan atau materi ajar, media sangat dibutuhkan dalam belajar mengajar sebagai perantara pesan dari guru kepada siswa (Salim et al., 2022). Adanya model pembelajaran flipped classroom yang nantinya berbantuan media power point ini mampu meringankan aktivitas belajar mengajar dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih maju.

Setelah  penjelasan diatas, target penelitian ini untuk melihat apakah dengan memanfaatkan model flipped classroom ini berhasil memajukan keefektifan siswa pemahaman konsep siswa dalam mempelajari bahasa dayak. Hasil dari penelitian ini nantinya dapat menjadi alternatif dalam melalukan model pembelajaran flipped classroom berbantuan Powerpoint sebagai medianya, dapat memajukan keaktifan dan pemahaman konsep siswa melalui pembelajaran nan menyejukan.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini, menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, yang dimana penelitian ini lebih mengarah kepada temuan secara langsung dilapangan (Sugiyono, 2018). Penelitian kualitatif biasanya digunakan untuk menganalisis sebuah kejadian, fenomena, ataupun keadaan yang terjadi pada saat melakukan penelitian dilapangan. Pemilihan pendekatan ini berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini adalah penelitian yang baik digunakan untuk melihat fakta secara natural. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Dayak serta siswa dan siswi kelas VII di Smp Eka Tjipta Tangar, objek penelitian yang diamati adalah kelas, lingkungan sekolah serta alat yang mendukung dalam penilitian. Uji keabsahan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi sumber data dan perpanjangan keikutsertaan informan (Hadi, 2016). Pada penelitian ini ada tiga teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen pada penelitian ini berupa pedoman yang tertulis mengenai observasi, wawancara atau bahkan berupa pertanyaan yang sudah dipersiap untuk mendapatkan beberapa informasi dalam sebuah penelitian.

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil

            Pemanfaatan model pembelajaran flipped classroom ini sejatinya dapat memudahkan guru dalam proses belajar mengajar yang dapat membuat siswa bisa lebih antusias dikarenakan model pembelajaran flipped classroom ini dibantu dengan Powerpoint yang berisikan materi dari LKS yang sekolah punya. Dukungan sekolah yang diberikan terhadap lancarnya pemanfaatan model pembelajaran flipped classroom ini adalah menyediakan alat bantu seperti laptop, dan LCD Proyektor untuk menunjang proses pembelajaran (Seels & Richey, 2012). Pada proses pembelajaran ini kekurangan yang ditemukan hanya ketidakmampuan tenaga listrik dalam mendukung pembelajaran tersebut, dikarenakan sekolah yang jauh dari kota mengakibatkan penggunaan listrik harus dibatasi.

            Pada proses pembelajaran yang dilaksanakan 2x30 menit pada hari Rabu, 21 Februari 2024 dan hari Kamis, 22 Februari 2024 dengan mata pelajaran Bahasa Dayak di kelas VII yang dimana kurikulum yang masih berjalan adalah kurikulum 2013. Pada pemanfaatan model pembelajaran flipped classroom ini hadirnya guru tentu saja berperan penting pada sistem pembelajaran. Selanjutnya dalam pelaksanaan belajar mengajar ini terdapat beberapa tahapan yang dilaksanakan, tahapan itu berbentuk tahap awal, sari, dan tahap akhir.

            Tahap yang pertama adalah tahap awal, tahap ini dilaksanakan dengan cara melihat apakah siswa sudah siap secara psikis (membaca doa, memberi salam dan absensi) untuk mengikuti pelajaran, selain itu mengecek apakah kelas yang digunakan untuk pembelajaran bisa di pakai, menanyakan apakah siswa sudah membaca materi dirumah yang akan di ajarkan entah itu pengertian, manfaat ataupun sebagainya. Tahap selanjutnya adalah tahap sari, yang dimana guru melakukan observasi (mengamati), guru menampilkan bahan ajar menggunakan Powerpoint tentang Asal Usul Tempayan dan Belanga kemudian siswa mencatat poin – poin penting yang terdapat dalam power point sambil mendengarkan guru yang menjelaskan. Pada tahap ini juga guru menyelengi dengan proses tanya jawab bersama siswa dengan materi yang sudah mereka bahas tadi pada saat proses belajar mengajar. Dengan adanya kegiatan ini guru dapat melihat bahwa banyak sekali siswa yang berlomba – lomba untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, dikarenakan mudahnya banyaknya siswa yang sangat cepat menangkap pelajaran yang telah dijelaskan dengan memanfaatkan model pembelajaran flipped classroom yang berbantuan power point.

Setelah tahap sari lalu dilanjutkan dengan tahap yang ketiga yaitu tahap akhir, dimana pada tahap tersebut pendidik meneruskan beberapa refleksi terhadap peserta didik  dari materi adapun mereka dengarkan tadi dan guru memberitahukan informasi terkait dengan materi apa yang akan dibahas pada pertemuan minggu depan, dan siswa diminta untuk mempelajari terlebih dahulu materi tersebut dari bahan ajar dan Powerpoint yang sudah disediakan oleh guru. Jika informasi telah selesai diberitahukan maka kegiatan ketiga dapat ditutup dengan pembacaan doa, pengucapan terimakasih ataupun salam.

Dari tahap di atas membuktikan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan model flipped classroom ini berhasil membuat perubahan pada siswa entah itu mulai dari sikap ataupun keaktifan siswa pada kegiatan belajar mengajar, dimana siswa sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berbantuan dengan power point yang diikuti dengan semangat dan kekatifan didalam menjawab beberapa pertanyaan mengenai materi yang sudah dijelaskan sebelumnya.

 

Pembahasan

            Menurut Hidayati, Junus, dan Syam (2021) keaktifan siswa merupakan keadaan dimana siswa dapat melakukan berbagai kegiatan yang aktif, yang dimana siswa memiliki rasa ketertarikan dan semangat yang dilakukan atas dasar penting untuk keberhasilan proses pembelajaran dengan menggunakan indikator – indikator keaktifan. Keaktifan siswa yang dapat terlihat seperti; memperhatikan guru saat sedang menjelaskan, mampu mengemukakan pendapat, aktif mengajukan pertanyaan, ikut dalam mencari informasi, mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, siswa dapat bekerja dengan kelompok, menghargai pendapat orang lain, berdiskusi, dan membantu serta menyelesaikan masalah.

            Keberhasilan penelitian ini dibuktikan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Chrismawati dan Septiana (2021). Dimana beliau menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan model pembelajaran flipped classroom yang berbantuan dengan Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar serta keaktifan siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan adanya pemanfaatan tersebut membuat siswa dapat belajar secara mandiri dirumah dengan bantuan alat bantu yang mereka seperti Handphone, Laptop ataupun PC. Yang sudah guru bagikan melalui whatsapp group, pastinya dibawah bimbingan orang tua dirumah. Selain itu juga siswa memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar mandiri dirumah dengan gaya belajar siswa yang memiliki ciri khas masing – masing. Pada penelitian yang dilakukan oleh Suastra dan Margunayasa (2023) beliau menjelaskan bahwa terdapat beberapa perbedaan antara siswa yang pembelajarannya memanfaatkan model pembelajaran flipped classroom berbantuan Powerpoint dengan siswa yang tidak memanfaatkan model tersebut, sehingga siswa yang memanfaatkan model flipped classroom yang berbantuan Powerpoint ini ternyata lebih terlihat bahwa siswa tersebut aktif dan sangat cepat memahami pembelajaran.

            Hal ini sesuai dengan pandangan Oktavera (2017) bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan flipped classroom dengan bantuan Powerpoint ini mampu membuat siswa tersebut sangat aktif untuk ikut serta dalam pembelajaran. Pendapat tersebut juga diperkuat dalam temuan oleh Fuad dan  Permatasari (2019) yang dimana direpkannya flipped classroom dengan media slide Powerpoint ini mampu membuat siswa aktif mengalami peningkatan serta dapat mempengaruhi kemajuan belajar siswa, yang dapat menjadikan siswa lebih baik dalam proses memahami konteks pembelajaran. Selain itu juga tingkah laku siswa didalam kelas sangat terlihat berbeda dikarenakan pada saat kelas dilaksakan siswa sangat serius dalam mendengarkan materi dan tidak takut lagi untuk menyampaikan pendapatnya didalam belajar kelompok. Selain itu siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti pelajaran, hal ini dapat membuat kemajuan didalam meningkatkan hasil pembelajaran.

            Dalam tahap pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator, motivator serta evaluator. Dalam pemanfaatan model ini diperlukannya kerjasama pada saat belajar mengajar agar hal tersebut dapat membuat pembelajaran menjadi lebih hidup, menjadi lebih asyik dan dapat memberikan makna bagi siswa. Aktifnya siswa dalam kelas menjadi salah satu semangat mengajar bagi guru, hal ini dapat membuat guru merasa senang dalam melakukan tugas belajar mengajarnya yang dimana hal baik tersebut akan berbalik lagi kepada siswa, menjadikan siswa yang sangat mudah dalam memahami materi yang akan di jelaskan. Inovasi dalam pembelajaran harus selalu dilakukan guna meningkatkan terciptanya proses belajar mengajar hendaknya lebih bermutu setara karena keperluan siswa. Dengan adanya model pembelajaran ini dapat membantu guru ataupun siswa dalam proses belajar yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik. Yang nantinya akan mempengaruhi mutu dan prestasi sekolah. Dengan demikian penelitian tentang pemanfaatan model pembelajaran flipped classroom berbantuan Powerpoint dalam pelajaran Bahasa Dayak kelas VII Smp Eka Tjipta Tangar ini mampu meningkatkan keaktifan dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat menyebabkan peningkatan pada pemahaman konsep dan belajar siswa

 

 

 

 

Kesimpulan

            Memanfaatkan model pembelajaran flipped classroom dengan berbantuan media Powerpoint ini telah menciptakan sebuah kesempatan bagi guru dan siswa untuk bekerja sama secara efektif di dalam ataupun diluar ruangan kelas. Model pembelajaran yang secara khusus digunakan untuk pendekatan yang berpusat pada siswa ini mampu memberikan banyak perubahan pada proses pembelajaran yang terjadi pada pelajaran bahasa dayak kelas VII SMP Eka Tjipta Tangar, yang dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa yang akhirnya memberikan pengaruh baik pada prestasi yang didapatkan oleh siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga terlihat lebih hidup dengan adanya penerapan media slide Powerpoint dalam materi Asal Usul Tempayan dan Belanga. Pada saat proses pembelajaran siswa terlihat lebih bersemangat dan lebih memusatkan perhatikan ketika guru sedang menjelaskan. Berdasarkan dengan simpulan tersebut peneliti menyampaikan bahwa keaktifan siswa pada proses pembelajaran sangat berperan penting untuk membuat kelas lebih hidup, untuk menunjang keberhasilan siswa. Maka peran guru khususnya guru pada pelajaran bahasa dayak dapat membantu siswa agar berminat dan aktif terhadap materi yang diajarkan dengan menyajikan media yang lebih menarik.

 

BIBLIOGRAFI

 

Budiman, H. (2017). Penggunaan media visual dalam proses pembelajaran. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 171–182.

Chrismawati, M., & Septiana, I. (2021). Peningkatan hasil belajar melalui model flipped classroom berbantuan media power point dan audio visual di sekolah dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(5), 1928–1934.

DeLozier, S. J., & Rhodes, M. G. (2017). Flipped classrooms: A review of key ideas and recommendations for practice. Educational Psychology Review, 29(1), 141–151.

Destriani, D., & Warsah, I. (2022). Pemanfaatan model pembelajaran flipped classroom pada pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah dasar islam terpadu. SITTAH: Journal of Primary Education, 3(2), 175–190.

Fatmiyati, N., & Juandi, D. (2023). Efektivitas Flipped Classroom Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis Matematis: Systemtic Literature Review. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 6(3), 1161–1176.

Fauzan, M., Haryadi, H., & Haryati, N. (2021). Penerapan Elaborasi Model Flipped Classroom dan Media Google classroom Sebagai Solusi Pembelajaran Bahasa Indonesia Abad 21. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 5(2), 361–371.

Fuad, A. J., & Permatasari, A. D. (2019). Penggunaan media slide powerpoint dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sekolah dasar pada pembelajaran tematik. EL Bidayah: Journal of Islamic Elementary Education, 1(1), 61–78.

Hadi, S. (2016). Pemeriksaan Keabsahan data penelitian kualitatif pada skripsi. Jurnal Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 22(1), 109874.

Hidayati, P., Junus, M., & Syam, M. (2021). Analisis Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Flipped Classroom Melalui Aplikasi Zoom Pada Materi Suhu dan Kalor di SMP Negeri 2 Bontang. Jurnal Literasi Pendidikan Fisika (JLPF), 2(2), 149–159.

Kurnia, K., Salim, A., & Utama, A. H. (2024). Pemanfaatan Media Video Pembelajaran Youtube Untuk Menunjang Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar. J-INSTECH, 5(1), 148–158.

Novita, L., Sukmanasa, E., & Pratama, M. Y. (2019). Penggunaan media pembelajaran video terhadap hasil belajar siswa SD. Indonesian Journal of Primary Education, 3(2), 64–72.

Nuryadin, A., Muharram, M. R. W., & Guntara, R. G. (2021). Penggunaan model flipped classroom berbantuan digital tools untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar selama masa pandemi covid-19. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 4(3), 348–361.

Oktavera, S. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Media Powerpoint Dengan Menggunakan Model Talking Stick Di Kelas IV SDN 149 Palembang. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan, 15(1).

Salim, H. N., Dalu, Z. C. A., & Utama, A. H. (2022). Pemanfaatan Media Kahoot untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII di SMPN 2. J-INSTECH, 3(2), 21–27.

Seels, B. B., & Richey, R. C. (2012). Instructional technology: The definition and domains of the field. Iap.

Suastra, I. W., & Margunayasa, I. G. (2023). Model Pembelajaran Flipped Classroom Berbantuan Powerpoint terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar IPA. PENDASI Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia, 7(2), 354–364.

Sugiyono, T. (2018). Metode Penelitian Evaluasi (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi). Bandung: Alfabeta.

 

 

Copyright holder:

Atrin Afriana, Hamsi Mansur, Agus Hadi Utama (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: