Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 7, Juli 2024

 

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI APLIKASI ABSENSI BERBASIS ANDROID “SMAS” PT. DSJ MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5

 

Chaerul Bachri1, Findi Ayu Sariasih2, Aziz Sukma Dhiana3, Edhi Prayitno4, Timu5

Universitas Nusamandiri, Jakarta, Indonesia1,2,4,5

Universitas Bina Sarana Informatika, Jakarta, Indonesia3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5

 

Abstrak

Tata kelola Teknologi Informasi (TI) digunakan untuk membangun suatu sistem yang membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan dimana melibatkan para pemangku kepentingan. PT. DSJ adalah perusahaan yang bergerak dibidang layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang senantiasa mengedepankan teknologi, termasuk untuk operasional perusahaan sehari hari, tak terkecuali dalam hal absensi karyawan untuk mempermudah proses absensi masuk maupun pulang karyawan. Untuk menguji dan mengevaluasi sejauh mana efektifitas dari sistem absensi berbasis android yang saat ini dipergunakan maka dilakukan audit tata kelola TI dengan menggunakan framework COBIT 5. Hasil dari rekapitulasi tingkat model capability bahwa skala nilai penelitian untuk proses kontrol dari sisi internal di PT. DSJ secara rata rata sudah baik dan terstruktur yaitu posisi level 4 (Optimized). Akan tetapi tetap diperlukan evaluasi dan di sosialisasikan rencana perbaikannya kepada para karyawan, agar peran teknologi informasi berdampak makin baik dalam menunjang kinerja setiap karyawan, hal ini terlihat dari Capability Level DSS03 dengan skor 3,05 yaitu Defined Process, yang artinya perusahaan harus terus melakukan improvement.

Kata Kunci: COBIT 5, Audit Sistem Informasi, PT. DSJ

 

Abstract

Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Aplikasi Absensi Berbasis Android “SMAS” PT. DSJ Menggunakan  Framework Cobit 5. Information Technology (IT) governance is used to build a system that assists companies in the decision-making process which involves stakeholders. PT. DSJ is a company engaged in information and communication technology (ICT) services that always puts technology first, including for the company's day-to-day operations, including employee absences to facilitate the absenteeism in and out of employees.To test and evaluate the extent to which the effectiveness of the Android-based attendance system that is currently used, an IT governance audit was carried out using the COBIT 5 framework. The results of the recapitulation of the capability model level show that the research value scale for process control from the internal side at PT. DSJ on average is good and structured, namely the position of level 4 (Optimized). However, it is still necessary to evaluate and socialize the improvement plan to employees, so that the role of information technology has a better impact on supporting the performance of each employee, this can be seen from the DSS03 Capability Level with a score of 3.05, namely Defined Process, which means the company must continue to make improvements.

Keyword: COBIT 5, Audit Sistem Informasi, PT. DSJ

 


Pendahuluan

PT. Distribusi Sentra Jaya (PT. DSJ) adalah salah satu dari anak perusahaan grup Sinar Mas yang bergerak di bidang Telekomunikasi dengan merek dagang Smartfren. Sejak didirikan pada bulan Desember 2007. Smartfren telah berperan dalam perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia dengan menyediakan layanan komunikasi data yang didukung oleh jaringan internet yang dapat diandalkan. Saat ini Smartfren telah memiliki 25 Juta  jumlah pelanggan.

Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), PT. DSJ senantiasa mengedepankan teknologi untuk operasional sehari hari, tak terkecuali dalam hal absensi karyawan untuk mempermudah proses absensi masuk maupun pulang kantor, mempercepat proses absensi dengan biaya murah serta data yang dihasilkan lebih maksimal dan akurat. “SMAS” adalah nama aplikasi berbasis android yang dipergunakan oleh PT. PT. DSJ untuk absensi karyawan. namun dalam kesehariannya “SMAS” kerap terjadi permasalahan atau kendala yang menyebabkan absensi karyawan tidak akurat sehingga sebagian karyawan tetap menggunakan absensi manual menggunakan fingerprint atau manual melalui web.

Pada penelitian audit sistem informasi aplikasi absensi “SMAS” pada PT. DSJ ini ruang lingkup yang dibahas berfokus pada 2 domain dengan masing masing 4 sub domain yang dipilih, 2 domain yang dipilih adalah domain Decision Support and Service (DSS) dengan sub domain DSS03 dan sub domain proses DSS03.1, DSS03.2, DSS03.3, DSS03.4 dan domain Monitor, Evaluate and Asses Compliance With External Requirements (MEA) dengan dengan sub domain MEA02 dan sub domain proses MEA02.1, MEA02.2, MEA02.3, MEA02.

Audit adalah proses teratur untuk memperoleh dan menilai bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan terkait kegiatan dan peristiwa ekonomi (Asy-syifa, 2018; Zuraidah, 2020). Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada pemangku kepentingan (Lockwood, 2013; Rosalina, 2019).

Audit juga melibatkan pengamatan, verifikasi, dan rekonsiliasi suatu objek pemeriksaan untuk mengidentifikasi kelemahan atau ketidaksesuaian operasional yang berpotensi membawa dampak negatif, baik secara ekonomis maupun non-ekonomis, terhadap perusahaan (Deswanto, 2022; Iskandar et al., n.d.).

Arens mendefinisikan audit sebagai proses pengumpulan dan evaluasi bukti oleh individu yang memiliki keterampilan dan independensi, dengan tujuan menilai dan melaporkan sejauh mana kondisi yang ditemukan sesuai dengan standar yang diterapkan (Rai, 2008; Zam et al., 2021).

Menurut ISO 9000:2005 (3.9.1), audit adalah proses yang terdokumentasi, mandiri, dan sistematis untuk mengumpulkan bukti audit dan mengevaluasinya secara obyektif guna menentukan sejauh mana kriteria audit telah terpenuhi (Prihatmadji, 2019; Zulkarnain, 2019). Menurut ISO/IEC 27001:2013, audit sistem informasi merupakan proses independen dan terstruktur yang bertujuan untuk memastikan bahwa sistem informasi beroperasi sesuai dengan standar yang ditetapkan dan mencapai tujuan bisnis (Swastika et al., 2016). Menurut NIST SP 800-53, audit sistem informasi adalah suatu proses yang mengevaluasi aktivitas dan proses sistem informasi untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan standar dan memenuhi tujuan bisnis (Swastika et al., 2016). Menurut SANS Institute, audit sistem informasi merupakan proses pemeriksaan sistem informasi untuk memastikan bahwa objek yang diaudit beroperasi secara efektif dan efisien, serta mematuhi standar dan tujuan bisnis (Swastika et al., 2016).

COBIT (Control Objective for Information and related Technology) adalah suatu kerangka kerja atau panduan tata kelola teknologi informasi yang bertujuan untuk mengatasi kesenjangan antara kebutuhan dan implementasi teknis dalam pemenuhan kebutuhan teknologi informasi di suatu organisasi (Zakwan et al., 2014; Zuraidah & Sulthon, 2022).

COBIT diperkenalkan pada tahun 1996 sebagai alat untuk pengelolaan IT Governance yang diterbitkan oleh Institute IT Governance (Wajhillah, 2019). Pedoman COBIT memberikan manfaat besar bagi perusahaan dalam mengimplementasikan pengaturan teknologi informasi yang efektif, dapat diterapkan di berbagai organisasi, dan telah menjadi standar yang baik untuk praktik pengendalian dan keamanan teknologi informasi (Setiawan, 2010).

COBIT telah mengalami beberapa pembaharuan yang dikeluarkan oleh IT Governance Institute sebagai bagian dari Information Systems Audit and Control Association sejak tahun 1996, dengan lima versi yang telah terbentuk: Versi 1 (1996), Versi 2 (1998), Versi 3.0 (2000), COBIT 4.0 (2005), dan COBIT 5 (2012) (Kusbandono et al., 2019).

COBIT 5 (Control Objectivies Information and Related Technology) secara umum memiliki 5 prinsip dasar (Kusbandono et al., 2019), yaitu :

 

cobit 5

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Lima Prinsip-prinsip kunci COBIT 5 (ISACA: 2012)

 

1)    Meeting Stakeholder Needs

Terdapat usaha dari perusahaan untuk menciptakan nilai bagi para stakeholder dengan menjaga keseimbangan antara realisasi manfaat, optimalisasi risiko, dan penggunaan sumber daya.

2)    Convering the Enterprise End-to-End

Bermanfaat untuk menintegrasikan tata kelola TI perusahaan kedalam tata kelola perusahaan. Sistem tata keloa TI yang digunakan COBIT 5 dapat menyatu dengan sistem tata kelola perusahaan dengan lancar. Prinsip kedua ini dibutuhkan untuk mengatur dan mengelola TI perusahaan dimanapun informasi diproses, baik layanan TI internal maupun eksternal.

3)    Applying a Single Integrated Framework

Terdapat banyak standar yang berkaitan dengan IT, masing-masing memberikan panduan pada subset dari kegiatan IT. COBIT 5 sejalan dengan standar lain yang relevan dan kerangka pada tingkat tinggi. Dengan demikian, COBIT 5 dapat menjadi kerangka menyeluruh untuk tata kelola dan manajemen perusahaan.

4)    Enalbling a Holistic Approach

Untuk mencapai tata kelola dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien, diperlukan pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan interaksi antara berbagai komponen.

5)    Separating Governance From Management

COBIT 5 membedakan dengan jelas antara tata kelola dan manajemen. Keduanya melibatkan aktivitas yang berbeda, memerlukan struktur organisasi yang berbeda dan bertujuan untuk hal yang berbeda pula.

 

COBIT 5 merupakan versi pembaruan yang menggabungkan pendekatan terkini dalam teknik dan tata kelola teknologi informasi perusahaan. Ini menyediakan prinsip-prinsip, praktik-praktik, dan alat analisis yang diakui secara luas untuk meningkatkan kepercayaan dan nilai sistem informasi. COBIT 5 dikembangkan dari COBIT 4.1 dengan menggabungkan Val IT dan Risk IT dari ISACA, teknologi informasi, dan standar relevan dari ISO. COBIT 5 tidak bersifat preskriptif, melainkan mendorong perusahaan untuk menerapkan proses tata kelola dan manajemen yang mencakup aspek utama, seperti yang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini (Kusbandono et al., 2019):

COBIT-5-Governance-and-Management-Key-Areas-Figure-2-COBIT-5-Process-Reference-Model

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2. COBIT 5 Governance and Management Key Areas

 

COBIT 5 memiliki 5 domain proses yang terdiri dari:

1)         EDM (Evaluate, Direct and Monitor)

EDM merupakan fase dalam proses evaluasi dan pemantauan yang melibatkan praktik dan aktivitas yang bertujuan untuk menilai opsi strategis., memberikan arahan kepada TI, dan memantau hasilnya.

2)         APO (Align, Plan and Organize)

APO adalah domain yang menangani perencanaan, strategi, dan pencapaian tujuan bisnis. Ini juga merupakan proses untuk mengkoordinasikan, merencanakan, dan mengelola teknologi informasi di sebuah organisasi atau perusahaan.

 

 

3)         BAI (Build, Acquire and Implement)

BAI adalah fase dalam proses pengembangan atau desain dan pelaksanaan suatu tata kelola.

4)         DSS (Deliver, Service and Support)

DSS adalah domain yang mengurus proses pengiriman, pemberian layanan, dan dukungan, termasuk menerima solusi dan membuatnya dapat digunakan oleh pengguna akhir. Ini melibatkan pengiriman dan dukungan layanan yang dibutuhkan secara praktis.

Terdapat 6 sub domain pada DSS, yaitu :

a.   DSS01 Manage Operations

Fokus pada proses kordinasi dan pelaksanaan kegiatan dan prosedur operasional.

b.   DSS02 Manage Service requests and incidents

Memberikan respon tepat waktu, merekam dan memenuhi permintaan pengguna, menyelidiki, melakukan eskalasi dan menyelesaikan insiden.

c.   DSS03 Manage Problems

Identifikasi, klasifikasi masalah dan mencari penyebabnya serta memberikan resolusi tepat waktu untuk mencegah permasalahan berulang.

d.   DSS04 Manage continuity

Menetapkan, memelihara dan menjaga keberlanjutan operasional bisnis dan layanan TI.

e.   DSS05 Manage security services

Menjaga kerahasiaan dan keamanan data, sesuai dengan kebijakan perusahaan.

f.    DSS06 Manage business process controls

Mengontrol proses bisnis dan memastikan semua persyaratan dijalankan, baik internal maupun outsourcing.

5)         MEA (Monitor, Evaluate, Assess)

Domain ini berkaitan dengan proses pemantauan, mengevaluasi dan melakukan penilaian. Domain ini memfokuskan pada manajemen kinerja, pemantauan kontrol internal, kepatuhan terhadap peraturan, dan tata kelola.

Seperti pada domain lainnya, pada MEA terdapat 3 sub domain, yaitu :

a.   MEA01 Monitor, evaluate and assess performance and conformance

Menghimpun, memverifikasi, dan menilai pencapaian tujuan bisnis, TI, dan proses, serta memonitor agar proses berjalan sesuai dengan kinerja yang telah disepakati.

b.   MEA02 Monitor, evaluate and assess the system of internal control

Mengawasi dan menilai lingkungan pengendalian, termasuk penilaian yang dilakukan secara mandiri maupun independen.

c.   MEA03 Monitor, evaluate and assess compliance with external requirements

Menilai kesesuaian semua proses TI dengan hukum dan regulasi serta syarat-syarat kontrak. Memeriksa kepatuhan terhadap persyaratan sesuai kebijakan perusahaan.

 

 

 

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat di buat suatu rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana penerapan audit sistem informasi pada aplikasi “SMAS” pada PT. DSJ berdasarkan COBIT5.

2.      Bagaimana nilai Capability Level/Maturity Level dan rekomendasi berdasarkan dari hasil audit terhadap aplikasi “SMAS” PT. DSJ  terkait audit sistem informasi berdasarkan domain COBIT 5.

3.      Sejauh  mana efektivitas, efisiensi dan kapabilitas aplikasi “SMAS” yang digunakan oleh PT. DSJ.

 

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang diambil, seperti audit absensi dengan menggunakan metode Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT 5) pada studi kasus PT. DSJ, dijelaskan secara umum sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Tahap awal yang dilakukan adalah melakukan analisa terkait kendala atau masalah yang ada pada aplikasi absensi berbasis android “SMAS” yang digunakan pada PT. DSJ.

Survey Literatur & Menentukan Metode Penelitian

Pada tahap ini, penulis melakukan pencarian bahan bacaan dan telaah literatur tentang COBIT 5, serta menentukan domain yang relevan untuk dilibatkan dalam audit terhadap sistem absensi yang sedang digunakan di PT. DSJ.

Study Pustaka

Peneliti mengkaji literatur berupa artikel jurnal yang relevan dengan teori tata kelola teknologi informasi dan COBIT 5 yang akan digunakan sebagai dasar teoretis dalam penelitian.

Pengumpulan Data

A. Observasi 

Karena penulis adalah pengguna dari aplikasi “SMAS” maka secara langsung sudah mengetahui bagaimana aplikasi tersebut berfungsi dan mengetahui permasalahan yang terjadi dalam penggunaan sehari hari.

B.  Wawancara

Wawancara dengan karyawan PT. DSJ, yang tujuannya untuk mendapatkan informasi dan data yang berkaitan dengan penelitian secara akurat, dan mencari informasi apakah kendala yang terjadi pada aplikasi “SMAS” yang dialamai oleh penulis juga dialami oleh karyawan lainnya.

C. Kuesioner

Kuesioner dilakukan kepada karyawan PT. DSJ dari berbagai level dan jabatan. Populasi dari kuesioner ini sejumlah 15 orang. Kuesioner dibuat menggunakan Google Form.

 

Hasil dan Pembahasan

1.          Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, akan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh COBIT 5 dan sub-domain dari setiap domainnya, kemudian menganalisis hasil dari proses audit tersebut. Adapun tahapan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

 

a.          Menentukan Index Kuesioner

Index kuesioner dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 

Keterangan:

Σ Jawaban Kuisioner = Jumlah keseluruhan jawaban kuesioner

Σ Domain Proses = Jumlah keseluruhan domain proses

 

b.         Menentukan Work Product (WP)

Work Product (WP) adalah nilai ketercapaian dari proses audit di lapangan berdasarkan bukti atau dokumen yang ditemukan pada objek yang sedang di evaluasi. Nilai Work Product (WP) standar dari setiap domain berbeda beda tegantung dari domain yang digunakan. Nilai ketercapaian atau rating dari aktual WP dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Nilai Ketercapaian

Notasi

Deskripsi

%Ketercapaian

N

Not Achieved

0% – 15%

P

Partially Achieved

>15% - 50%

L

Largely Achieved

>50% - 85%

F

Fully Achieved

>85% - 100%

 

Keterangan :

N = Not Achieved mengindikasikan bahwa terdapat sedikit atau bahkan tidak ada bukti pencapaian atribut yang telah ditetapkan dalam proses yang dievaluasi.

P = Partially achieved mengindikasikan bahwa terdapat beberapa bukti pendekatan dan pencapaian terhadap atribut yang telah ditetapkan dalam proses yang dievaluasi. Beberapa aspek pencapaian atribut mungkin bisa diantisipasi.

L = Largely achieved menunjukkan bahwa ada pendekatan sistem teknologi informasi yang besar, dan pencapaian yang signifikan dari atribut yang telah ditetapkan dalam proses yang dievaluasi. Beberapa kekurangan yang terkait dengan atribut ini mungkin ada dalam proses yang dievaluasi.

F = Fully achieved menandakan adanya pendekatan yang komprehensif dan sistematis serta pencapaian penuh dari atribut yang telah ditetapkan dalam proses yang dievaluasi. Tidak ada kekurangan signifikan dalam teknologi informasi yang terkait dengan atribut ini dalam proses penilaian.

 

c.       Menghitung Maturity Index (Nilai Kematangan) tiap tiap sub domain

Untuk menghitung Maturity Index atau nilai kematangan dari tiap tiap sub domain dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

d.      Menghitung Maturity Level (Nilai Kematangan) domain

Untuk menghitung Maturity Level atau nilai kematangan dari tiap tiap domain dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 


Hal terakhir yang dilakukan adalah membuat laporan hasil dari audit aplikasi absensi. Dalam laporan audit ini memuat tentang kesimpulan semua jenis temuan saat dilakukan audit yang berisi tentang dampak terhadap aplikasi absensi tersebut kepada pihak PT. DSJ dan kemudian diberikan rekomendasi. Berikut ini adalah tabel skala pembulatan indeks:

Tabel 2. Skala Pembulatan Indeks

Skala Pembulatan Indeks

Skala Pembulatan

Tingkatan Model Kapabilitas

4,50 – 5,00

Optimized

3,50 – 4,49

Managed and Measurable

2,50 – 3,49

Defined Process

1,50 – 2,49

Repeatable

0,50 – 1,49

Initial

0,00 – 0,49

Non Existen

 

Peneliti mengekstraksi kesimpulan dari analisis data yang dihasilkan, kemudian memeriksa apakah kesimpulan tersebut konsisten dengan hipotesis, maksud, dan tujuan penelitian. Selain itu, memberikan rekomendasi yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan terkait agar dapat dimanfaatkan secara lebih lanjut.

 

Pembahasan

Berdasarkan hasil dari kuesioner evaluasi tingkat kematangan aplikasi absensi berbasis android “SMAS” menggunakan COBIT 5 dengan responden 15 orang maka hasil penilaian tingkat kematangan tiap domain sebagai berikut :

A. Domain DSS03 (Managed Problems)

Tingkat kematangan dari penilaian terhadap 15 responden pada sub domain DSS03 rata rata yaitu 3,05. Ini menunjukkan berada pada posisi Level 3 (Defined Process). Berarti prosedur-prosedur yang dijalankan telah terstandarisasikan dan terdokumentasikan. Namun implementasinya diserahkan pada setiap individu.

 

Tabel 3. Maturity Level Sub Domain DSS03

No.

Sub Domain Proses

Deskripsi Aktivitas

Maturity Level

1

DSS03.1

Identify & classify problems

3,33

2

DSS03.2

Investigate and diagnose problems

3,16

3

DSS03.3

 (Raise known errors)

2,61

4

DSS03.4

Resolve and close problems

3,10

Nilai rata rata Maturity Level Sub Domain DSS.03

3,05

 

B.  Domain MEA02 (Monitor, Evaluate and Assess the System of Internal Control)

Tingkat kematangan dari penilaian terhadap 15 responden pada sub domain DSS03 rata rata yaitu 4,26. Ini menunjukan berada pada posisi Level 4 (Optimized). Berarti implementasi proses dilakukan secara memuaskan

 

Tabel 4. Maturity Level Sub Domain MEA03

No.

Sub Domain Proses

Deskripsi Aktivitas

Maturity Level

1

MEA02.1

Identify Internal compliance requirements

4,56

2

MEA02.2

Optimise response to Internal requirements

4,02

3

MEA02.3

Confirm Internal compliance

3,77

4

MEA02.4

Obtain assurance of Internal compliance

4,71

Nilai rata rata Maturity Level Sub Domain MEA.02

4,26

 

C. Analisa Gap Maturity Level (Tingkat Kesenjangan)

Berdasarkan tingkat kematangan atau Matury Level yang diperoleh dari hasil kuesioner dan dibandingkan dengan tingkat kematangan optimal yang berada di level 5 (Optimized Process), masih terdapat selisih atau gap. Untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

 

Tabel 5. Target Level, Aktual Maturity Level & Gap

Sub Domain Proses

Maturity Level / Tingkat Kematangan

Aktual

Target

Gap

DSS03.1

3,33

5,0

-1,67

DSS03.2

3,16

5,0

-1,84

DSS03.3

2,61

5,0

-2,39

DSS03.4

3,10

5,0

-1,90

MEA02.1

4,56

5,0

-0,44

MEA02.2

4,02

5,0

-0,98

MEA02.3

3,77

5,0

-1,23

MEA02.4

4,71

5,0

-0,29

 

Adapun grafik gap atau selisih antara target dan aktual Maturity Level untuk setiap sub domain proses dapat dilihat pada grafik radar sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2. Grafik Radar Analisi Gap Maturity Level

 

D. Analisa Temuan Dan Rekomendasi

Berdasarkan proses analisis dan penilaian tingkat kapabilitas tata kelola teknologi informasi pada aplikasi absensi berbasis android “SMAS” dengan menggunakan sub domain DSS03  dengan sub domain proses DSS03., DSS03.2, DSS03.3 DSS03.4 dan sub domain MEA02 dengan sub domain proses MEA02.1, MEA02., MEA02.3, MEA02.3 pada PT. DSJ didapatkan beberapa temuan dan rekomendasi sebagai berikut :

1.   Tingkat pengelolaan penyelesaian masalah atau problem solving terkait TI pada PT. DSJ masih perlu di tingkatkan,  kapabilitas level rata rata adalah 3,05 dari target maksimal 5,0.

2.   PT. DSJ perlu membuat SOP secara khusus untuk mengukur performa penerapan TI, baik mengukur indikator performa, ukuran performa, maupun tujuan peningkatan performa

3.   PT. DSJ perlu meningkatkan monitoring terhadap proses TI, khususnya terkait pengelolaan SDM yang berlangsung untuk untuk mempertahankan kualitas yang sudah cukup baik

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan diatas terhadap permasalahan yang ada pada aplikasi absensi berbasis android PT. DSJ dengan nama “SMAS” maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; (1) PT. DSJ telah sukses mengimplementasikan teknologi informasi, salah satunya dengan penggunaan aplikasi absensi berbasis android “SMAS”, (2) hasil dari rekapitulasi tingkat model capability bahwa skala nilai penelitian untuk proses kontrol dari sisi internal di PT. DSJ secara rata rata sudah baik dan terstruktur yaitu posisi Level 4 (Optimized). Berarti implementasi proses dilakukan secara memuaskan, dan sesuai dengan kebutuhan bisnis, tujuan organisasi dan juga tujuan TI, (3) walaupun secara umum tidak mengganggu operasional perusahaan, permasalahan yang kadang kala terjadi pada aplikasi absensi “SMAS” harus secara rutin dievaluasi dan disosialisasikan rencana perbaikannya kepada para karyawan, agar peran teknologi informasi berdampak makin baik dalam menunjang kinerja setiap karyawan. Hal ini terlihat dari Capability Level DSS03 dengan skor 3,05 yaitu Defined Process, yang artinya perusahaan harus melakukan improvement atau perbaikan secara terus menerus, dan (4) peran Teknologi Informasi untuk peningkatan kinerja sumber daya manusia sangat penting, oleh karena itu kualitas dari setiap sistem TI yang disiapkan perusahaan harus dipantau dan dievaluasi secara berkala, baik dari internal maupun dari eksternal.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Asy-syifa, M. (2018). Tinjauan Atas Audit Internal Terhadap Pencairan Dana Untuk Biaya Operasional Cabang Pada Pt Aretha Nusantara Farm.

Deswanto, V. (2022). Perluasan prosedur audit aset tetap pada model integrasi ISO 55000: Sebuah tinjauan literatur. Ncaf, 4, 176–182. https://doi.org/10.20885/ncaf.vol4.art23

Iskandar, I., Imelda, I., & Riswan, R. (n.d.). Audit Operasional Dan Meningkatkan Efisiensi Serta Efektivitas Produksi (Sebuah Stusi Pada PT. Budi Acid Jaya). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Universitas Bandar Lampung, 2(1), 79–98.

Kusbandono, H., Ariyadi, D., & Lestariningsih, T. (2019). Tata kelola teknologi informasi. CV Nata Karya.

Lockwood, T. (2013). Techno-economic analysis of PC versus CFB combustion technology. IEA Clean Coal Centre.

Prihatmadji, W. (2019). Peningkatan dan Perbaikan dari Temuan Audit External ISO 9001 di LP3I College. Majalah Ilmiah Bijak, 16(1), 53–65.

Rai, I. G. A. (2008). Audit kinerja pada sektor publik: konsep, praktik, studi kasus. Salemba Empat.

Rosalina, T. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus Pada PT Pos Indonesia (Persero) Kota Bandung). Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi-Bisnis Universitas Widyatama.

Setiawan, H. (2010). Pembangunan ICT di Indonesia saat ini sudah menerapkan IT Governance. Namun sebenarnya IT Governance adalah konsep yang relatif baru, khususnya di kalangan praktisi ICT Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman tentang konsep dan manfaat IT Governan. Jurnal Sistem Informasi, 2(2), 219–237.

Swastika, I. P. A., Kom, M., & Putra, I. G. L. A. R. (2016). Audit sistem informasi dan tata kelola teknologi informasi: implementasi dan studi kasus. Penerbit Andi.

Wajhillah, R. (2019). Cobit: implementasi pada tata kelola SIPenyu. CV Jejak (Jejak Publisher).

Zakwan, S., Ratnawati, S., & Hidayah, N. A. (2014). Audit Tata Kelola Sumber Daya Teknologi Informasi Dengan Kerangka Kerja Cobit 4.1 Untuk Evaluasi Manajemen Pada Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan. Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 7(1).

Zam, R. Y. Z., Kalangi, L., & Weku, P. (2021). Pengaruh Kompetensi, Etika, Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada Perwakilan Bpkp Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(4), 462–474.

Zulkarnain, P. (2019). Pengendalian Mutu Pelayanan Rumah Sakit Premier Bintaro Melalui Audit Internal Dengan Pendekatan Standar ISO9001: 2008. http://unugha. ac. id.

Zuraidah, E. (2020). Audit tata kelola teknologi informasi menggunakan framework cobit 4.1 (pada studi kasus pt anugerah). PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset Dan Observasi Sistem Komputer, 7(2), 84–95.

Zuraidah, E., & Sulthon, B. M. (2022). Audit Sistem Informasi Perkreditan Pada Pt . Aneka Optimal. 9(1), 67–75.

 

 

Copyright holder:

Chaerul Bachri, Findi Ayu Sariasih, Aziz Sukma Dhiana, Edhi Prayitno, Timu (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: