Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus 2024
IMPLEMENTASI
PROGRAM VIONA (Visibility of
Routine Activity) DALAM
PENERAPAN SOP DI KIMIA FARMA LABORATORIUM DAN KLINIK UNIT BISNIS SUMATERA 3
Dwi
Dianaulina1*, Nur Alam Fajar2
Universitas Sriwijaya,
Palembang, Indonesia1,2
Email: [email protected]1*,
[email protected]2
Abstrak
Standart
Operasional Prosedur (SOP) di laboratorium klinik bahkan menjadi salah satu
syarat terbentuknya Laboratorium, Good Laboratory Practice (GLP) sesuai perundang-udangan yang berlaku. Di Indonesia sendiri
pelanggaran SOP terkait kepatuhan petugas dalam penggunaan APD terjadi di
Laboratorium klinik RS Ibnu Suwito Baturaja. Kekurangan kesiapan terhadap
penerapan SOP diwilayah pra analitik juga terjadi
dalam proses rekam medis di Laboratorium Parahita tahun 2020. Dalam melakukan penerapan SOP Laboratorium
dan Klinik Kimia Farma menerapkan Viona (Visibility Of Routine Activities)
berupa CCTV yang terhubung langsung ke IT
dan mutu kantor pusat di Jakarta, salah satu program yang dicanangkan
untuk memantau penerapan SOP di kantor cabang laboratorium dan Klinik Kimia
Farma seluruh Indonesia. Laboratorium dan klinik Kimia Farma Unit Bisnis Sumatera
3, terdiri dari 3 Klinik Pratama dan 3 Laboratorium Medis yang tersebar di palembang, Lubuk Linggau dan jambi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi penerapan SOP di Laboratorium dan Klinik Kimia Farma Unit
Bisnis Sumatera 3, serta menganalisis kepatuhan petugas dalam mengikuti SOP
terkait, khususnya dalam aspek greeting dan grooming. Pada
Penelitian ini didapatkan bahwa pelanggaran Greeting
dan grooming masih menjadi temuan pelanggaran
tertinggi selama tahun 2022 pengetahuan
petugas terhadap SOP baik lebih dari 50% petugas Laboratorium Klinik dan 78%
petugas klinik Kimia Farma Unit Bisnis Sumatera 3 namun pengetahuan tersebut
tidak menggambarkan penerapan SOP di outlet terbukti
dengan. Punishment
yang didaptkan oleh 2 outlet
Kimia Farma Unit bisnis Sumatera 3 terhadap pelangggaran
Viona. Berdasarkan
hasil observasi peneliti menyarankan agar lebih meningkatkan evaluasi tindak lanjut hasil temuan
dan dijadikan parameter KPI dalam
penetuan Bisnis Manager berprestasi.
Kata Kunci: Standart Operational
Procedure, Good Laboratory
Practice, Visibility Of Routine Activities
Abstract
Standard Operating Procedures (SOPs) in clinical
laboratories are even one of the requirements for the formation of a
Laboratory, Good Laboratory Practice (GLP) in accordance with applicable
legislation. In Indonesia, SOP violations related to officer compliance in the
use of PPE occurred in the Ibnu Suwito Baturaja Hospital clinical laboratory. Lack of readiness
for the implementation of SOPs in the pre-analytical area also occurred in the
medical record process at the Parahita Laboratory in
2020. In implementing the SOP, Kimia Farma
Laboratories and Clinics implement Viona (Visibility Of Routine Activities) in the form of CCTV which is directly
connected to the IT and quality headquarters in Jakarta, one of the programs
launched to monitor the implementation of the SOP in the laboratory branch
offices and Kimia Farma Clinics throughout Indonesia.
Laboratories and clinics of Kimia Farma Sumatra
Business Unit 3, consisting of 3 Primary Clinics and 3 Medical Laboratories
spread across Palembang, Lubuk Linggau
and Jambi. This study aims to evaluate the implementation of SOPs in the
Laboratories and Clinics of Kimia Farma Business Unit
Sumatera 3, and analyze the compliance of officers in following related SOPs,
especially in the aspects of greeting and grooming. In this study, it was found that Greeting and grooming
violations were still the highest violation findings during 2022, the knowledge
of officers of the SOP was good, more than 50% of the Clinical Laboratory
officers and 78% of the Kimia Farma clinic officers
of the Sumatra 3 Business Unit, but this knowledge did not describe the
application of the SOP at the outlet as evidenced by. Punishment received by 2
outlets of Kimia Farma Sumatera Business Unit 3 for Viona's violations. Based on the results of observations,
the researcher suggests that it should further improve the evaluation of
follow-up findings and be used as a KPI parameter in determining outstanding
Business Managers.
Keywords: Standart Operational
Procedure, Good Laboratory
Practice, Visibility Of
Routine Activities
Pendahuluan
Standart Operasional Prosedur (SOP) adalah panduan
untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perushaan
berjalan dengan lancer (Sailendra, 2015).
Keberadaan SOP dalam suatu organisasi sangat penting, sebagai penjelasana secara rinci mengenai aktivitas pekerjaan
berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP mampu
menjadikan arus pekerjaan menjadi lebih baik dan terarah, serta menjadi panduan
untuk keryawan baru, efisiensi biaya, memudahkan
pengawasan serta meningkatkan perbaikan dlaam
berkoordinasi antar bagian di organisasi (Puji, 2014).
Sebagai salah satu panduan dalam pekerjaan
SOP juga dipergunakan dalam bidang laboratorium klinik. SOP di laboratorium
klinik bahkan menjadi salah satu syarat terbentuknya Laboratorium, menjadi
salah satu syarat Good Laboratory
Practice (GLP) sesuai perundang-udangan
yang berlaku (WHO,
2009b).
Dalam penyusunan SOP, kaidah penyusunan
harus sesuai dengan standar Gool Laboratory
Practice dimana SOP harus
mampu meningkatkan mutu laboratorium. Isi SOP juga harus mudah dibaca,
dimengerti, dilaksanakan dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu tahap
penting dalam penyusunan standar operasional prosedur adalah melakukan analisis
sistem dan prosedur kerja, analisis tugas, dan melakukan analisis prosedur
kerja (Atmoko, 2011; WHO, 2009a).
Prosedur kerja
yang sistematis dalam pelaksanaan tugas di dalam laboratorium merupakan faktor
terpenting dalam sistem manajemen secara menyeluruh. SOP dalam laboratorium
tidak hanya tentang teknis pemeriksaan. SOP terdapat disemua
tahapan pekerjaan mulai dari tahap pra analitik,
analitik dan pasca analitik, seperti contoh SOP pelayanan, bagaimana cara frontliner menyambut pasien, dan melakukan identifikasi
pasien, SOP pengunaan Alat dimana
analis menggunakan alat laboratorium dalam penganalisa
spesimen, dan SOP medical Record
tentang prosedur hasil laboratorium dikeluarkan (WHO, 2009a).
Oleh karena itu penyelenggaraan dalam
pelayanan laboratorium selalu diperlukan sebagai pegangan bagi petugas untuk
mengurangi risiko terjadinya infeksi dan ketidakpuasan pasien dalam pelayanan di Laboratorium Klinik. Dalam
penggunaannya SOP juga harus dilakukan evaluasi secara berkala (WHO, 2009a).
Selain SOP yang
dievaluasi secara berkala, penerapan SOP dalam aktivitas pekerjaan juga harus
dipantau, adanya kegiatan pekerjaan yang tidak sesuai SOP dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja, kehilangan pelanggan, dan tentunya kejadian tersebut dapat
merugikan petugas dan perushaan dalam jangka panjang.
Berbagai kasus infeksi, diantaranya Emergin dan Re-Emergin Infectsius Disease yang berkatian dengan kemungkinan seringnya kontak antara
penderita dan petugas kesehatan terutama petuga
laboratorium (Asnol, 2023; Hutauruk et al., 2018; Sofiyani et al.,
2017).
Berdasarkan
laporan kecelakaan kerja tahun 2008 yang dilakukan di Universitas California
disebutkan bahwa kejadian kecelakaan kerja dan komplikasi yang terjadi dalam
pengelolaan sampel kesehatan di Laboratorium universitas tersebut. Di Indonesia
sendiri pelanggaran SOP terkait kepatuhan petugas dalam penggunaan APD terjadi
di Laboratorium klinik RS Ibnu Suwito Baturaja. Kekurangan kesiapan terhadap
penerapan SOP diwilayah pra analitik juga terjadi
dalam proses rekam medis di Laboratorium Parahita tahun 2020 (Pertiwi & Lestari, 2016).
Sebagai salah satu
Laboratorium klinik milik negara, Laboratorium dan klinik Kimia Farma Palembang
juga memiliki Standart Operational
Prosedur dalam pelayanannya sebagai salah satu Health
Care Company. SOP dalam dilaboratorium
Klinik Kimia Farma Palembang juga memiliki kendala pada penerapannya mulai dari
pelanggaran prosedur serta tidak
diterapkannya SOP saat bekerja. Sebagai contoh kejadian yang cukup sangat
diingat masyarakat adanya Pelanggaran terhadap ketentuan Standart
Operation Product (SOP)
dalam penggunaan alat rapid test antigen
bekas yang telah
dilakukan oleh petugas
medis kesehatan (Lukitasari, 2022).
Sebagai komitmen
dalam perbaikan mutu dan layanan PT. Kimia Farma Diagnostika
dimana Pemantapan mutu laboratorium klinik adalah
semua kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Mutu pemeriksaan dapat didefinisikan sebagai derajat pemeriksaan
yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah ditetapkan oleh laboratorium
terhadap nilai sebenarnya. Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan di
laboratorium dapat diartikan bermutu bila memiliki nilai ketepatan dan ketelitian
yang baik sehingga bermanfaat bagi konsumen laboratorium (Makhfudlotin, 2016; Pujiastuti, 2023;
Shabrina, n.d.).
Laboratorium dan
Klinik Kimia Farma menerapkan Viona (Visibility Of Routine Activities)
berupa CCTV yang terhubung langsung ke IT
dan mutu kantor pusat di Jakarta, salah satu program yang dicanangkan
untuk memantau penerapan SOP di kantor cabang laboratorium dan Klinik Kimia
Farma seluruh Indonesia. Laboratorium dan Klinik Kimia Farma terdiri dari 24
Unit Bisnis, 47 Laboratorium dan 421 Klinik yang tersebar diseluruh
Indonesia. Salah Satu Unit bisnis Kimia Farma Lab dan Klinik adalah Kimia Farma
Unit Bisnis Sumatera 3 yang terdiri dari 4 Klinik dan 3 laboratorium di
Palembang, Jambi dan Lubuk Linggau.
Sebagai salah satu
pimpinan cabang laboratorium di Unit Bisnis Sumatera 3, peneliti tertarik untuk
mengambil melakukan analisa terkait program penerapan CCTV Viona (Visibility Of Routine
Activities) dalam peningkatan kepatuhan penerapan SOP
di Laboratorium dan Klinik Kimia Farma di Unit Bisnis Sumatera 3.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi penerapan SOP di Laboratorium dan Klinik Kimia
Farma Unit Bisnis Sumatera 3, serta menganalisis kepatuhan petugas dalam
mengikuti SOP terkait, khususnya dalam aspek greeting
dan grooming.
Metode Penelitian
Jenis penelitian
ini menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Dimana
peneliti berusaha untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan penerapan Standadrt Opeational Prosedur di
wilayah pelayanan dan ruang Laboratorium.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium dan Klinik Kimia Farma di Unit
Bisnis Sumatera 3. Adapun objek pada penelitian ini adalah semua petugas Frontliner dan ATLM yang tertangkap kamera CCTV di wilayah
pelayanan dan ruang laboratorium.
Tehnik
pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu dengan cara Snowball Sampling, dimana peneliti mengambial sample dalam jaringan atau rantai yang terus menerus. Peneliti menyahikan suatu jaringan melalui gambar atau sociogram berupa gambar lingkaran-lingkaran yang diakitkan atau garis-garis yang menunjukkan hubungan antar responden atau antar kasus (Neuman, 2014).
Dalam tahap analisa data, penelti menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis obeservasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non partisipatif.
Observasi Non Partisipative ini membantu peneliti
dalam mendapatkan informasi sebanyak mungkin, terkait penerapan SOP di wilayah
pelayanan dan ruang laboratorium. Hal-hal yang akan diabservasi
peenliti meliputi, Greeting,
Grooming, Cross Selling Up seling yang dilakukan
Front liner, waktu tunggu pasien di pelayanan.
Teknik wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara kepada
petugas yang tertangkap melakukan pelanggaran terhadap SOP, wawancara yang
dimaksud tentang kronologis dan solusi terhadap kejadian dan perbaikan.
Dokuemntasi pada penelitian
ini didaptkan oleh peneliti melalui tangkapan CCTV
Viona yang di pantau oleh peneliti sendiri dan adanya laporan yang di kirimkan
oleh IT pusat terkait pelanggaran.
Setelah proses pengumpulan data selesai, peneliti akan menggunakan metode
penelitian kualitatif, dimana proses metode ini
adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawarncara, hasil dokumentasi, data laporan pelanggaran,
dan bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap data-data
tersebut agar dapat diinterprastasikan temuannya
kepada orang lain (Zuriah, 2006).
Dalam penelitian ini, data yang telah dianalisis diperlukan kevalidannya. Dalam proses tersebut peneliti menggunakan
teknis triangulasi sumber, yaitu menanyakan kebenaran dan keabsahan data
langsung pada sumber yang terpercaya. Triangulasi teknik digunakan untuk mengjui kredibilitas data dengan cara mengecek pada sumber
yang sama dengan teknis yang berbeda. Sebagai contoh, membandingkan data yang
ada melalui wawancara dari subjek penelitian yang satu dengan yang lain.
Sehingga data tersebut dapat diakui kebenarannya. Data-data yang bisa
dibandingkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi adalah komponen
penerapan SOP saat operasional lab berjalan.
Hasil dan Pembahasan
Penerapan SOP
sebelum aktif Viona (Visibility of
Routine Activities)
Laboratorium dan klinik Kimia Farma Unit Bisnis Sumatera 3, terdiri dari
3 Klinik Pratama dan 3 Laboratorium Medis yang tersebar di palembang,
Lubuk Linggau dan jambi. Sebagai salah satu fasilitas
kesehatan, tentunya Standart Operational
Prosedur sangat dituntut penerapannya di Laboratorium dan klinik Kimia Farma
sebagai salah satu indikator penerapan mutu dan layanan. Dalam kegiatan kesehariannya tidak jarang petugas-petuigas lalai terhadap penerapan SOP yang mereka anggap
tidak terlalu membahayakan, padahal kelalaian penerapan SOP dapat membahayakan
hampir semua aspek baik kesehatan, keselamatan kerja maupun mutu layanan
terhadap pelanggan.
Tabel 1. Temuan
pelanggaran SOP pada saat CCTV Viona ( Visibility Of Routine Activities
) belum aktif Juni sampai dengan Desember 2022
|
|
|||
No |
Outlet |
Hasil Pantauan |
Bukti Pantauan |
|
1 |
Klinik
KF Merdeka |
1. Belum terlihat
adanya penawaran pelayanan kesehatan lainnya kepada pasien |
|
|
2 |
Klinik
KF Lemabang |
1. Petugas tidak melakukan greeting kepada pasien |
|
|
3 |
Klinik
KF Burlian |
1. Salah satu petugas terlihat menggunakan nametag gantung |
|
|
4 |
Klinik
KF Sukabangun |
1. Terlihat petugas pria menggunakan nametag gantung |
|
|
6 |
Labklinik
KF Jambi |
1. Terlihat
pada CCTV, salah satu petugas
tidak menggunakan sepatu pantofel |
|
|
7 |
Labklinik
KF Lubuk Linggau |
1. Petugas tidak melakukan greeting kepada pasien |
|
|
8 |
Laboratorium
KF Palembang |
1. Selama pemantauan dilakukan, terlihat petugas pria tidak menggunakan
handscoon selama berada diruang Lab. Petugas tersebut hanya memegang handscoon tanpa digunakan |
|
|
Grafik 1. Temuan pelanggaran selama periode Juni sampai dengan Desember 2022
Pada tabel
1 menunjukkan bahwa pelanggaran ditemukan disemua outlet Laboratorium dan Klinik Kimia Farma Unit Bisnis
Sumatera 3, untuk parameter pelanggaran yang ditetapkan oleh divisi Quality Management PT. Kimia
Farma Diagnostika diantaranya:
1.
Greeting
Salam
Sapa Senyum saat pasien datang dan selesai pelayanan
2.
Grooming
Kerapian
dalam memakai seragam dan penapilan, mulai dari make up, rambut, jilbab dan
sepatu, menggunakan APD lengkap sesuai SOP saat di laboratorium
3.
Nametag
Papan
nama petugas seragam memakai nametag biru
4.
Penawaran Layanan
Program
crossselling Upselling,
melakukan penawaran pemeriksaan lain kepada pasien untuk menambah revenew Outlet
5.
Kebersihan dan kerapian Counter
Kebersihan
dan kerapian meja layanan, tidak melakukan makan dan minum di meja frontliner dan meja kerja di ruang laboratorium
Pada tabel
1 semua outlet ditemukan pelanggaran, pelanggaran greeting ditemukan di 6 outlet
Kimia Farma Unit bisnis Sumatera 3, pelanggarana grooming di 2 outlet Kimia Farma
Unit Bisnis Sumatera 3, pelanggaran Nametage di 2 outlet Lab Kimia Farma Palembang, pelanggaran atau belum
dilaksanakannya penawaran layanan di 1 outlet Klinik
Kimia Farma Palembang dan 0 pelanggaran untuk kebersihan dan kerapian counter. Pada grafik 1 menunjukkan angka cukup tinggi
temuan pelanggaran pada bulan pertama penerapan CCTV Viona adalah pelanggraan greeting dan grooming. Selaras dengan pantauan cctv
pada gambar terlampir.
Pengetahuan
SOP
Pengetahuan
terkait Standart Operational
Prosedur yang terhadapa Frontliner
dan ATLM diwujudkan dengan hasil pertanyaan pada BSI ( Bedah SOP dan IK ) dimana petugas mendapatkan hasil.
Tabel 2. Hasil Bedah SOP dan IK petugas
Klinik tentang SOP pelayanan, greeting dan grooming
No
|
Outlet |
NILAI
≤ 80 |
NILAI
> 80 |
Total
Pegawai |
%
pengetahuan |
1 |
Laboratorium
Klinik |
13 |
13 |
26 |
50% |
2 |
Klinik
Pratama dan Utama |
5 |
18 |
23 |
78% |
Dari tabel
2 menunjukkan hasil dari jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan SOP
dan IK dimana didapatkan 50% petugas laboratorium
sudah memiliki ketepatan dalam menjawab pertanyaaan
dan petugas sudah memiliki pengetahuan SOP yang baik, sementara untuk petugas
klinik mendapatkan score 80 lebih banyak sebesar 78%
dari total petugas klinik dimana target ketepatan
yang ditetapkan oleh kantor pusat dengan score
minimal 80. Secara rata-rata dari semua petugas PT. Kimia Farma Diagnostika Sumatera 3 sebesar 63% petugas memiliki
pengetahuan baik terhadap SOP dan IK.
Reward dan Punishment
Motivasi
kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai hal yang terjadi di dunia kerja, motivasi
kerja tidak konstan. Hal ini dikarenakan subyek dari motivasi itu adalah
manusia yang kehidupannya sangat dipengaruhi kecenderungan hati dan pikiran.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya motivasi kerja yaitu faktor
dasar (motivasi pribadi), faktor penguat (sistem dalam pekerjaan), dan faktor
pendorong (reward dan punishment) (Iswardi, 2009).
Pada tahap
penerapan Viona (Visibility Of
Routine Activities) PT.
Kimia Farma Diagnsotika melakuakn
rewards dan punishment
untuk outlet yang baik dan tidak baik dalam penerapan
SOP dengan ketentuan, penangkapan pelanggaran viona
berdasarkan parameter greeting, grooming,
seragama, nametag,
penawaran layanan, kebersihan dan kerapian counter. Rewards dan Punishment ini
efektif ditahun 2023.
Skema dalam penentuan punishment dan rewards pada outlet Lab dan Klinik PT. Kimia Farma Diagnostika Dimana
1)
1 outlet di pantau 1x dan staff melakukan pelanggaran, maka 0 pelanggaran SM.
2)
1 outlet di pantau 3x dan staff melakukan pelanggaran, maka 1 Surat Teguran SM
3)
SM mendapat Surat Teguran dari BM setelah pelanggaran pada outlet mencapai
3x
4)
SM diberikan Surat Peringatan (SP) setelah pelanggaran mencapai 12x
5)
SP (Surat peringatan) untuk SM diberikan oleh BM
Berdasarkan skema diatas maka peneliti mencoba melihat jumlah teguran
berdasarkan rekap yang telah didapatkan sebagai berikut.
Tabel 3. Perolehan jumlah teguran outlet Laboratorium dan Klinik Kimia Farma Unit Bisnis
Sumatera 3
No |
Outlet |
Service Manager |
Jumlah
Teguran |
1 |
Laboratorium
Klinik Kimia Farma
Palembang |
Service Manager A |
0 |
2 |
Laboratorium
Klinik Kimia Farma Lubuk Linggau |
Service Manager B |
0 |
3 |
Laboratorium
Klinik Kimia Farma Jambi |
Service Manager C |
4 |
4 |
Klinik
Kimia Kalidoni |
Service Manager D |
0 |
5 |
Klinik
Kimia Merdeka |
Service Manager D |
0 |
6 |
Klinik
Kimia Lemabang |
||
7 |
Klinik
Kimia Burlian
|
Service Manager F |
5 |
8 |
Klinik
Kimia Sukabangun |
||
|
|
|
|
Pada tabel 3 diatas menunjukkan 2 outlet Kimia
Farma Unit Bisnis Sumatera 3 yang mendapatkan teguran lebih dari 3 kali
sehingga service manager outlet-outlet tersebut mendapatkan Surat peringatan dari
Bisnis Manager sesuai skema.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang didapatkan peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa; (1) greeting dan grooming masih menjadi temuan pelanggaran tertinggi selama
tahun 2022, (2) baiknya
pengetahuan petugas terhadap SOP tidak menggambarkan penerapan SOP di outlet, dan (3) punishment dan rewards dilakukan untuk menurunkan angka temuan dan
didapati dari 6 outlet hanya 2 outlet
yang mendapati teguran.
BIBLIOGRAFI
Asnol, U. B. (2023). Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Stunting Di Tujuh Desa PKMD Kecamatan Sungai Tebelian
Kabupaten Sintang Tahun 2023. Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Dan
Kedokteran, 1(3), 203–227.
Atmoko, T. (2011). Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Unpad,
Bandung.
Hutauruk, S. M., Fardizza, F., &
Aristya, S. (2018). Tonsilitis difteri dengan sumbatan jalan napas atas. Oto
Rhino Laryngologica Indonesiana, 48(1), 95–101.
Iswardi. (2009). Membangun Kinerja
Melalui Peningkatan Kemampuan SDM. Jiwasraya Magazine.
Lukitasari, R. (2022).
Pertanggungjawaban Pidana Pendaur Ulang Dan Penjual Alat Rapid Test Antigen
Bekas. COURT REVIEW: Jurnal Penelitian Hukum (e-ISSN: 2776-1916), 2(03),
47–61.
Makhfudlotin, L. (2016). Hubungan
Tingkat Kepatuhan Sumber Daya Manusia Terhadap Mutu Internal Pelayanan
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu. Skripsi.
Neuman, W. L. (2014). Social
Research Method: Qualitative and Quantitative Research Method. Pearson
Education Limited.
Pertiwi, O. A., & Lestari, M.
(2016). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (Apd) Pada Petugas Laboratorium Klinik RSUD Dr. Ibnu Sutowo
Baturaja. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2).
Puji, I. H. (2014). Buku Praktis
mengembangkan SDM. In Cetakan Pertama. Jogjakarta: Laksana.
Pujiastuti, D. L. (2023). Perbedaan
Akurasi Pemeriksaan Kolesterol Total Serta Verifikasi Metode Terhadap Jenis
Kalibrator Di Balai Laboratorium Kesehatan Dan Kalibrasi Yogyakarta.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Sailendra, A. (2015). Langkah-langkah
praktis membuat SOP. Yogyakarta: Trans Idea Publishing.
Shabrina, M. (n.d.). Penerapan
Sistem Informasi Laboratorium Klinik Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Laboratorium.
Sofiyani, M., Mawardi, M. I.,
Purnomo, P. S., & Adnani, H. (2017). The relationship of residential
environment with the risk of leptospirosis in sleman regency. Journal of
Health Science and Prevention, 1(2), 85–92.
WHO. (2009a). Good laboratory
practice training manual: for the trainee: a tool for training and promoting
good laboratory practice (GLP) concepts in disease endemic countries. World
Health Organization.
WHO. (2009b). Handbook: good
laboratory practice (GLP): quality practices for regulated non-clinical
research and development. World Health Organization.
Zuriah, N. (2006). Metodologi
penelitian sosial dan pendidikan teori aplikasi.
Copyright holder: Dwi Dianaulina, Nur Alam Fajar (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |