Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus 2024
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN DI POLIKLINIK JIWA RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG
Wisnu
Adhi Saputro1*, Ayun Sriatmi2, Bagoes Widjanarko3
Universitas
Diponegoro, Semarang, Indonesia1,2,3
Email:
[email protected]*
Abstrak
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan
aspek penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Di RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang, terdapat tren penurunan jumlah pasien lama yang melakukan
kontrol ke poliklinik jiwa, yang menunjukkan adanya masalah pada layanan
poliklinik jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden,
serta hubungan antara kepuasan pasien, kualitas pelayanan, dan nilai yang
dirasakan dengan pemanfaatan layanan di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan
metode observasional. Data dikumpulkan dari pasien yang melakukan kontrol ke
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang melalui kuesioner yang
mengukur tingkat kepuasan pasien, kualitas pelayanan, dan nilai yang dirasakan.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kepuasan pasien, kualitas pelayanan, dan nilai
yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik jiwa. Kepuasan pasien
dan kualitas pelayanan ditemukan memiliki pengaruh besar terhadap keinginan
pasien untuk terus melakukan kontrol ke poliklinik. Nilai yang dirasakan pasien
juga mempengaruhi keputusan mereka untuk memanfaatkan layanan kesehatan jiwa
secara berkelanjutan. Kesimpulannya, untuk meningkatkan jumlah pasien yang
rutin menjalani pengobatan di poliklinik jiwa, RSJD Dr Amino Gondohutomo perlu
memperbaiki kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan pasien, serta
memperhatikan nilai yang dirasakan oleh pasien.
Kata
Kunci:
Pelayanan Kesehatan Jiwa, Kepuasan Pasien, Kualitas Pelayanan, Nilai yang
Dirasakan, Pemanfaatan Layanan, RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
Abstract
Mental health services
are a crucial aspect of improving the quality of life for the community. At
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, there is a trend of decreasing numbers of
returning patients for follow-up visits at the psychiatric outpatient clinic,
indicating issues within the clinic's services. This study aims to understand
the characteristics of the respondents and examine the relationships between
patient satisfaction, service quality, and perceived value with the utilization
of services at the psychiatric outpatient clinic at RSJD Dr. Amino Gondohutomo
Semarang. This research employs a quantitative design with an observational
method. Data were collected from patients attending follow-up visits at the
psychiatric outpatient clinic using a questionnaire measuring levels of patient
satisfaction, service quality, and perceived value. Data analysis was conducted
using statistical tests to determine the relationships among these variables.
The results show significant relationships between patient satisfaction,
service quality, and perceived value with service utilization at the
psychiatric outpatient clinic. Patient satisfaction and service quality were
found to have a substantial influence on patients' willingness to continue
follow-up visits. The perceived value also affects patients' decisions to
utilize mental health services sustainably. In conclusion, to increase the
number of patients regularly seeking treatment at the psychiatric outpatient
clinic, RSJD Dr. Amino Gondohutomo needs to improve service quality and patient
satisfaction, and pay attention to the perceived value by the patients.
Keywords:
Mental Health Services, Patient Satisfaction, Service Quality, Perceived Value,
Service Utilization, RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
Pendahuluan
Pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok dan/ ataupun masyarakat (Andersen, 2008; Saifudin, 2009). Menurut
Praptianingsih (2000), pelayanan
kesehatan merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat
dalam rangka meningkatkan, memelihara, dan memulihkan kesehatan masyarakat,
yang meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam
arti sempit, upaya itu dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memberikan
pengobatan kepada seseorang yang sakit, dalam hal ini contohnya rumah sakit. �
Rumah
sakit memiliki tujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat berupa pelayanan
kesehatan dan memberikan jaminan terhadap keselamatan setiap pasien (Tjiptono, 2006). Keberadaan rumah
sakit di dalam masyarakat sangatlah penting karena rumah sakit ikut berperan
serta dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. ��
Salah
satu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit adalah pelayanan
kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa atau psikiatri merupakan aspek penting dari
status kesehatan seseorang karena dengan jiwa yang sehat, seseorang dapat
menjalani kehidupan dengan semaksimal mungkin sehingga dapat mengisi
kehidupannya dengan lebih produktif dan bermakna (Maramis & Maramis, 2009). ���
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan no. 406/Menkes/SK/VI/2009 tentang Kesehatan Jiwa Komunitas,
rumah sakit jiwa adalah rumah sakit dengan layanan khusus untuk penderita
gangguan jiwa. Pelayanan yang diberikan pada rumah sakit jiwa adalah layanan
kegawatdaruratan, pendaftaran, rawat jalan, rawat inap, penanganan terhadap
NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif), rehabilitasi medik, laboratorium,
radiologi, farmasi, informasi publik, dan pengaduan.
Rumah
Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Amino Gondohutomo adalah rumah sakit yang terletak
di Jalan Brigjen Sudiarto nomor 347, Kelurahan Gemah,
Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang merupakan salah satu rumah sakit rujukan untuk kesehatan
jiwa di area Jawa Tengah. RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang merupakan rumah
sakit yang berfokus pada pelayanan kesehatan jiwa, di mana pelayanan kesehatan
jiwa di rumah sakit ini mendapat tingkatan kelas A, yang artinya adalah rumah
sakit ini menjadi rujukan tertinggi untuk pelayanan kesehatan jiwa di kota
Semarang.
Dalam
pelayanan kesehatan jiwa, permasalahan kejiwaan pasien biasanya tidak akan
segera tuntas hanya dengan satu kali periksa ke poliklinik rawat jalan dokter
spesialis kejiwaan atau apabila kondisi penyakit pasien sedang akut, hanya
dengan satu kali menjalani perawatan rawat inap tanpa dilanjutkan pemeriksaan
kontrol ke poliklinik rawat jalan dokter spesialis kejiwaan (Maramis & Maramis, 2009). Penanganan
penyakit kejiwaan pasien biasanya memerlukan kunjungan beberapa kali untuk
mengamati perkembangan kesehatan jiwa pasien dan untuk melihat respon terhadap
terapi pengobatan. Kondisi kesehatan jiwa pasien yang diamati dan diperiksa
pada sesi kontrol akan menentukan pola pengaturan dosis dan jenis obat yang
dikonsumsi pasien dan jadwal kontrol pasien yang berikutnya hingga pasien
dinyatakan sembuh.
Penelitian
yang dilakukan oleh (Afrianti et al., 2023) di poliklinik
psikiatri RSUD Kota Tanjungpinang menemukan bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dan motivasi keluarga dengan kepatuhan kontrol berobat pasien dengan
gangguan jiwa. Penelitian yang dilakukan oleh (Sari et al., 2019) di Rumah Sakit
Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Provinsi Bengkulu menemukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan jarak tempat tinggal dengan
kepatuhan jadwal kontrol ke poliklinik jiwa di RSKJ Soeprapto Provinsi
Bengkulu.��
Berdasarkan
informasi yang penulis dapatkan dari bagian rekam medis RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang, terdapat tren penurunan jumlah pasien lama yang melakukan
kontrol ke poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang. Pada tahun 2020,
jumlah pasien yang mendatangi poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo
sebanyak 9.637 pasien, dengan rincian 6.379 pasien baru dan 3.258 pasien lama.
Pada tahun 2021, jumlah pasien yang mendatangi poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo sebanyak 10.300 pasien, dengan rincian 7.128 pasien baru dan 3.172
pasien lama. Pada tahun 2022, jumlah pasien yang mendatangi poliklinik jiwa
RSJD Dr Amino Gondohutomo sebanyak 11.463 pasien, dengan rincian 8.489 pasien
baru dan 2.974 pasien lama. Penulis juga mendapatkan data dari bagian rekam medik
RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang bahwa pada tahun 2022, sebanyak kurang dari
50% pasien jiwa yang telah dipulangkan setelah menjalani rawat inap di RSJD Dr
Amino Gondohutomo kemudian melakukan kontrol kembali ke poliklinik jiwa RSJD Dr
Amino Gondohutomo Semarang, yaitu dari total jumlah pasien jiwa yang dirawat
inapkan sebanyak 19.567 pasien, hanya 9.332 pasien yang melakukan kontrol
kembali ke poliklinik jiwa setelah 14 hari dipulangkan setelah menjalani
pelayanan rawat inap.
Adanya
tren penurunan jumlah pasien lama yang kontrol ke poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang serta rendahnya jumlah pasien jiwa yang kontrol ke
poliklinik jiwa setelah dirawat inapkan menandakan adanya masalah pada bagian
pelayanan poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang. Masalah ini perlu
diteliti agar pihak manajemen rumah sakit dapat memberikan saran apa saja yang
perlu dilakukan oleh pimpinan rumah sakit untuk meningkatkan jumlah pasien yang
rutin menjalani pengobatan di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang. �
Penelitian
terdahulu mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan menunjukkan berbagai faktor
yang mempengaruhi penggunaannya. Zahra (2023) meneliti faktor-faktor yang
memengaruhi pemanfaatan pelayanan hipertensi di Puskesmas Kampai Tabu Karambia
Kota Solok dan menemukan bahwa kebutuhan, aksesibilitas pelayanan, usia,
pendidikan, pengetahuan, dan pekerjaan berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan, sementara pendapatan dan kepemilikan asuransi tidak berhubungan.
Anggitasari (2023) meneliti pemanfaatan Posbindu di Puskesmas Kajoran 1
Kabupaten Magelang dan menemukan bahwa pengetahuan, sikap, dukungan keluarga,
tenaga kesehatan, kader kesehatan, aksesibilitas, dan persepsi kerentanan
berhubungan dengan pemanfaatan Posbindu, namun fasilitas penunjang tidak
berhubungan. Gan-Yadam et al. (2013) meneliti di
Ulaanbaatar, Mongolia dan menemukan bahwa perilaku terkait kesehatan dan faktor
sosiodemografi merupakan prediktor penting dalam penggunaan layanan kesehatan.
Abaerei et al. (2017) di Provinsi
Gauteng, Afrika Selatan, menemukan bahwa usia, jenis kelamin, kelompok
populasi, status imigrasi, tempat tinggal, tingkat pendidikan, kepemilikan
asuransi, status pekerjaan, pendapatan keluarga, jarak dari transportasi umum,
keberjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan penggunaan
fasilitas kesehatan.
Penelitian-penelitian
yang telah disebutkan di atas membahas hubungan antara berbagai faktor
predisposisi dan pendorong terhadap penggunaan fasilitas kesehatan.
Penelitian-penelitian sebelumnya tidak terlalu berfokus mengenai kualitas
pelayanan, kepuasan pasien, dan nilai yang dirasakan pasien sebagai
faktor-faktor pemicu pasien mencari perawatan di fasilitas kesehatan.
Penelitian-penelitian sebelumnya berfokus pada pasien dengan penyakit yang
bukan kejiwaan. Penelitian yang hendak penulis jalankan akan membahas mengenai
hubungan antara kepuasan pasien, kepuasan layanan, dan nilai yang dirasakan pasien
terhadap penggunaan atau pemanfaatan layanan rawat jalan poliklinik jiwa yang
dilakukan oleh pasien dengan penyakit kejiwaan.
Tujuan Penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui
gambaran karakteristik responden
2) Mengetahui
gambaran kepuasan pasien, kualitas pelayanan, nilai yang dirasakan, dan pemanfaatan
pelayanan di poliklinik jiwa RSUD Dr Amino Gondohutomo Semarang
3) Mengetahui
hubungan antara kepuasan pasien dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik jiwa
RSUD Dr Amino Gondohutomo Semarang
4) Mengetahui
hubungan antara kualitas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik
jiwa RSUD Dr Amino Gondohutomo Semarang
5) Mengetahui
hubungan antara nilai yang dirasakan pasien dengan pemanfaatan pelayanan di
poliklinik jiwa RSUD Dr Amino Gondohutomo Semarang
6) Mengetahui
pengaruh secara bersama-sama dari kepuasan pasien, kualitas pelayanan, dan
nilai yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik jiwa RSUD Dr
Amino Gondohutomo Semarang
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode observasional. Secara
spesifik, penelitian ini mengadopsi pendekatan cross-sectional di mana variabel
bebas dan variabel terikat dipelajari dan diukur secara serentak pada suatu
waktu tertentu dalam suatu populasi (Sugiyono, 2017). Populasi
penelitian meliputi semua pasien rawat jalan poliklinik jiwa di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang, dengan fokus pada pasien yang membayar biaya perawatan
secara mandiri. Sampel penelitian terdiri dari 278 responden, yang ditentukan
dari rata-rata jumlah pasien bulanan menggunakan rumus proporsi binominal.
Pengumpulan data melibatkan data primer yang dikumpulkan langsung dari survei
pasien dengan menggunakan kuesioner terstruktur, serta data sekunder dari
dokumentasi dan laporan yang ada.
Analisis data
dilakukan dengan metode statistik univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis
univariat memberikan pemeriksaan mendetail dari masing-masing variabel secara
terpisah menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat
mengeksplorasi hubungan antara setiap variabel bebas (kualitas layanan,
kepuasan pasien, dan nilai yang dirasakan) dengan variabel terikat (pemanfaatan
pelayanan poliklinik jiwa) melalui analisis Chi Square. Analisis multivariat
menggunakan regresi logistik ganda untuk menilai dampak gabungan dari semua
variabel bebas terhadap pemanfaatan layanan. Hipotesis penelitian ini
menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kualitas layanan, kepuasan
pasien, dan nilai yang dirasakan dengan pemanfaatan layanan poliklinik jiwa,
serta adanya pengaruh bersama dari ketiga variabel bebas tersebut terhadap
pemanfaatan layanan.
Hasil dan Pembahasan
Deskripsi Variabel
Penelitian�
1)
Kualitas Pelayanan
Dari hasil jawaban responden, didapatkan distribusi kualitas pelayanan
sebagaimana terlihat di tabel berikut
Tabel 1. Distribusi Nilai Kualitas Pelayanan di Poliklinik
Jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
Dimensi
Variabel |
Sangat Tak
Setuju |
Tidak Setuju |
Setuju |
Sangat Setuju |
N (%) |
N (%) |
N (%) |
N (%) |
|
Tangiables / Nyata |
|
|
|
|
Petugas medis
memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan |
0 (0%) |
59 (20,8%) |
157 (55,5%) |
67 (23,7%) |
Petugas nonmedis memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan |
3 (1,1%) |
53 (18,7%) |
167 (59%) |
60 (21,2%) |
Empati |
|
|
|
|
Petugas medis menanggapi keluhan pasien dengan baik dan penuh
perhatian |
0 (0%) |
58 (20,5%) |
157 (55,5%) |
68 (44%) |
Petugas nonmedis memberikan pelayanan kepada semua pasien tanpa
memandang status sosial dll. |
0 (0%) |
62 (21,9%) |
155 (54,8%) |
66 (23,3%) |
Reliability / Keandalan |
|
|
|
|
Petugas disiplin / tepat waktu dalam memberikan pelayanan
administrasi |
2 (0,7%) |
44 (15,5%) |
175 (61,8%) |
62 (21,9%) |
Ruang tunggu
bersih |
0 (0%) |
43 (15,2%) |
175 (61,8%) |
65 (23%) |
Petugas medis menangani keluhan pasien secara teliti dan tepat |
0 (0%) |
36 (12,7%) |
183 (64,7%) |
64 (22,6%) |
Responsiveness / Ketanggapan |
|
|
|
|
Petugas nonmedis memberikan informasi dengan jelas |
0 (0%) |
56 (19,8%) |
170 (60,1%) |
57 (20,1%) |
Dokter menegakkan diagnosis secara tepat |
0 (0%) |
52 (18,4%) |
171 (60,4%) |
60 (21,1%) |
Assurance / Kepastian |
|
|
|
|
Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnosis penyakit pasien |
0 (0%) |
0 (0%) |
219 (77,4%) |
64 (22,6%) |
Ruang pemeriksaan nyaman |
0 (0%) |
58 (20,5%) |
153 (54,1%) |
72 (25,4%) |
Petugas apotek bekerja secara cepat |
4 (1,4%) |
54 (19,1%) |
169 (59,7%) |
56 (19,8%) |
Berdasarkan hasil dari tabel univariat di atas, data dibuat dalam 2
kategori, yaitu kategori kualitas baik dan kualitas kurang baik. Kualitas
kurang baik apabila jumlah komponen sangat tidak setuju dan tidak setuju
bernilai lebih dari 15%. Pada dimensi tangiables/
nyata, sebanyak lebih dari 20,8% responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa
petugas medis memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan, sementara sejumlah
19,8% responden mengungkapkan sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan
pernyataan bahwa petugas nonmedis memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan.
Pada komponen dimensi, sebanyak 20,5% responden tidak setuju dengan pernyataan
bahwa petugas medis menanggapi keluhan pasien dengan baik dan penuh perhatian,
dan sebanyak 21,9% responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa petugas
nonmedis memberikan pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial.
Pada dimensi reliability/ keandalan,
gabungan dari jumlah responden sangat tidak setuju dan setuju dengan pernyataan
bahwa petugas disiplin atau tepat waktu dalam memberikan pelayanan administrasi
dan sebanyak 15,2% responden tidak menyetujui pernyataan bahwa ruang tunggu
bersih. Pada dimensi responsiveness/
ketanggapan, sebanyak 19,8% responden tidak menyetujui pernyataan bahwa petugas
nonmedis memberikan informasi secara jelas dan sebanyak 18,4% responden tidak
menyetujui pernyataan bahwa dokter menegakkan diagnosis dengan tepat. Pada
komponen assurance/ kepastian,
sebanyak 20,5% responden tidak menyetujui pernyataan bahwa ruang pemeriksaan
nyaman dan gabungan dari jumlah responden sangat tidak setuju dan setuju dengan
pernyataan bahwa petugas apotek bekerja secara cepat sebanyak 20,5%
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan |
Jumlah |
Persentase |
Baik |
185 |
65,4% |
Kurang Baik |
98 |
34,6% |
Jumlah |
283 |
100% |
Pada Tabel 2 diketahui proporsi responden yang menganggap kualitas
pelayanan baik (65,4%) lebih besar apabila dibandingkan dengan proporsi responden
yang merasa bahwa kualitas pelayanan kurang baik (34,6%).
2)
Nilai yang Dirasakan
Dari hasil jawaban responden, didapatkan distribusi mengenai nilai yang
dirasakan oleh pasien sebagaimana terlihat di tabel berikut
Tabel 3. Distribusi nilai yang dirasakan pasien di
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
Dimensi
Variabel |
Sangat Tak
Setuju |
Tidak Setuju |
Setuju |
Sangat Setuju |
N (%) |
N (%) |
N (%) |
N (%) |
|
Nilai Emosional |
|
|
|
|
Saya merasa dimudahkan saat menjalani pelayanan di poliklinik jiwa
RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang |
0 (0%) |
69 (24,4%) |
160 (56,5%) |
54 (19,1%) |
Nilai Sosial |
|
|
|
|
Saya merasa diterima dengan baik di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang |
0 (0%) |
40 (14,1%) |
183 (64,7%) |
60 (21,2%) |
Nilai Biaya |
|
|
|
|
Manfaat perawatan kesehatan jiwa yang saya terima setelah menjalani
pengobatan di poliklinik jiwa sebanding atau lebih bernilai daripada waktu
dan uang yang saya keluarkan |
0 (0%) |
40 (14,1%) |
152 (53,7%) |
91 (32,2%) |
Nilai Kualitas |
|
|
|
|
Saya merasa setiap petugas medis dan nonmedis di poliklinik jiwa
RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang telah menjalankan tugas mereka secara
professional |
0 (0%) |
0 (0%) |
210 (74,2%) |
73 (25,8%) |
Berdasarkan hasil dari tabel univariat di atas, data dibuat dalam 2
kategori, yaitu kategori nilai yang dirasakan baik dan nilai yang dirasakan
kurang baik. Nilai yang dirasakan kurang baik apabila jumlah komponen sangat
tidak setuju dan tidak setuju bernilai lebih dari 15%. Pada dimensi nilai
emosional, sebanyak 24,4% responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa
responden merasa dimudahkan saat menjalani pelayanan di poliklinik jiwa RSJD Dr
Amino Gondohutomo Semarang.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nilai
yang Dirasakan
Nilai yang Dirasakan |
Jumlah |
Persentase |
Baik |
186 |
65,7% |
Kurang Baik |
97 |
34,3% |
Jumlah |
283 |
100% |
Pada Tabel 4 diketahui proporsi responden yang menganggap nilai yang
dirasakan baik (65,7%) lebih besar apabila dibandingkan dengan proporsi responden
yang merasa bahwa nilai yang dirasakan kurang baik (34,3%).
3)
Kepuasan Pasien
Dari hasil jawaban responden, didapatkan distribusi mengenai kepuasan
pasien sebagaimana terlihat di tabel berikut
Tabel 5. Distribusi kepuasan pasien di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang
Dimensi Variabel |
Sangat Tak Setuju |
Tidak Setuju |
Setuju |
Sangat Setuju |
|
N (%) |
N (%) |
N (%) |
N (%) |
||
Saya merasa puas terhadap lamanya waktu
tunggu untuk mendapatkan pelayanan |
2 (0,7%) |
59 (20,8%) |
151 (53,4%) |
71 (25,1%) |
|
Saya merasa puas terhadap keramahan, sikap,
dan tindakan petugas selama memberikan pelayanan |
0 (0%) |
46 (16,3%) |
157 (55,5%) |
80 (28,2%) |
|
Saya merasa puas terhadap jumlah tenaga
pelayanan di bidang medis maupun nonmedis di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang |
2 (0,7%) |
39 (13,8%) |
168 (59,4%) |
74 (26,1%) |
|
Saya merasa puas terhadap fasilitas yang
tersedia di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang |
0 (0%) |
32 (11,3%) |
180 (63,6%) |
71 (25,1%) |
|
Saya merasa puas terhadap penjelasan,
terapi, dan� perawatan yang diberikan
oleh tenaga medis di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang |
0 (0%) |
38 (13,4%) |
163 (57,6%) |
82 (29%) |
|
Berdasarkan hasil dari tabel univariat di atas, data dibuat dalam 2
kategori, yaitu kategori responden puas dan responden kurang puas. Responden
kurang puas apabila jumlah komponen sangat tidak setuju dan tidak setuju
bernilai lebih dari 15%. Sebanyak total 21,5% responden menyatakan sangat tidak
setuju dan tidak setuju dengan pernyataan bahwa responden merasa puas terhadap
lamanya waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan. Sebanyak 16,3% responden
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan bahwa responden merasa puas dengan
keramahan, sikap, dan tindakan petugas selama memberikan pelayanan.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kepuasan Pasien
Kepuasan |
Jumlah |
Persentase |
Puas |
188 |
66,4% |
Tidak puas |
95 |
33,6% |
Jumlah |
283 |
100% |
Pada Tabel 6 diketahui proporsi responden yang merasa puas (66,4%) lebih
besar apabila dibandingkan dengan proporsi responden yang merasa kurang puas
(33,6%).
4)
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Dari hasil jawaban responden, didapatkan distribusi mengenai nilai yang
dirasakan oleh pasien sebagaimana terlihat di tabel berikut
Tabel 7. Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang
Pemanfaatan |
N
(%) |
Memanfaatkan |
191 (67,5%) |
Tidak memanfaatkan |
92 (32,5%) |
Pada Tabel 7 bisa dilihat bahwa proporsi responden yang memanfaatkan
pelayanan di poliklinik jiwa lebih besar (67,5%) apabila dibandingkan responden
yang tidak memanfaatkan pelayanan di poliklinik jiwa (32,5%).
Analisis Bivariat
1)
Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan
Tabel 8. Analisis Bivariat dengan Chi Square pada
variabel kualitas pelayanan terhadap pemanfaatan pelayanan
Kualitas |
Pemanfaatan |
Signifikansi |
|||||
Memanfaatkan |
Tidak Memanfaatkan |
Jumlah |
|||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
||
Baik |
161 |
87% |
24 |
13% |
185 |
100% |
0,000 |
Kurang Baik |
30 |
30,6% |
68 |
69,4% |
98 |
100% |
|
Jumlah |
191 |
67,5% |
92 |
32,5% |
283 |
100% |
Tabel 8 menunjukkan bahwa proporsi responden
yang memanfaatkan pelayanan poliklinik jiwa dengan yang merasa bahwa kualitas
pelayanan baik (87%) lebih besar daripada proporsi responden yang merasa bahwa
kualitas pelayanan kurang baik (30,6%), sebaliknya proporsi responden yang
tidak memanfaatkan pelayanan poliklinik jiwa dengan yang merasa bahwa kualitas
pelayanan baik (13%) lebih kecil daripada proporsi responden yang merasa bahwa
kualitas pelayanan kurang baik (69,4%).
Hasil uji Chi Square kualitas pelayanan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000,
sehingga menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kualitas
pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2) Hubungan Antara Nilai Yang Dirasakan
Pasien Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Tabel
9. Analisis bivariat dengan Chi Square pada variabel nilai yang dirasakan
terhadap pemanfaatan pelayanan
Nilai yang Dirasakan |
Pemanfaatan |
Signifikansi |
|||||
Memanfaatkan |
Tidak Memanfaatkan |
Jumlah |
|||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
||
Baik |
171 |
91,9% |
15 |
8,1% |
186 |
100% |
0,000 |
Kurang Baik |
20 |
20,6% |
77 |
79,4% |
97 |
100% |
|
Jumlah |
191 |
67,5% |
92 |
32,5% |
283 |
100% |
Tabel 9 menunjukkan bahwa proporsi responden
yang memanfaatkan pelayanan poliklinik jiwa dengan yang memiliki penilaian yang
baik (91,9%) lebih besar daripada proporsi responden yang memiliki penilaian
kurang baik (20,6%), sebaliknya proporsi responden yang tidak memanfaatkan
pelayanan poliklinik jiwa dengan yang mempunyai penilaian yang baik (8,1%)
lebih kecil daripada proporsi responden yang mempunyai penilain yang kurang
baik (79,4%). Hasil uji Chi Square nilai yang dirasakan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai
signifikansi kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan signifikan antara nilai
yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
3) Hubungan Antara Kepuasan Pasien
Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Tabel 10. Analisis bivariat dengan Chi Square pada
variabel kepuasan terhadap pemanfaatan pelayanan
Kepuasan |
Pemanfaatan |
Signifikansi |
|||||
Memanfaatkan |
Tidak Memanfaatkan |
Jumlah |
|||||
N |
% |
N |
% |
N |
% |
||
Puas |
171 |
91% |
17 |
9% |
188 |
100% |
0,000 |
Kurang Puas |
20 |
21,1% |
75 |
78,9% |
95 |
100% |
|
Jumlah |
191 |
67,5% |
92 |
32,5% |
283 |
100% |
Tabel 10 menunjukkan bahwa proporsi
responden yang memanfaatkan pelayanan poliklinik jiwa dengan yang merasa puas (91%)
lebih besar daripada proporsi responden yang merasa kurang puas (21,1%),
sebaliknya proporsi responden yang tidak memanfaatkan pelayanan poliklinik jiwa
dengan yang merasa puas (9%) lebih kecil daripada proporsi responden yang
merasa kurang puas (78,9%).
Hasil uji Chi Square kepuasan pasien
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan
signifikan antara kepuasan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Analisis Multivariat
Pengaruh antara
variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat dilakukan dengan
analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil uji regresi logistik berganda kualitas pelayanan,
nilai yang dirasakan pasien, dan kepuasan pasien terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11.
Hasil Uji Regresi Logistik Berganda
|
|
|
|
|
|
|
95% C I for EXP (B) |
|
|
B |
S.E |
Wald |
df |
Sig. |
Exp(B) |
Lower |
Upper |
Kualitas pelayanan |
4.683 |
.891 |
27.649 |
1 |
.000 |
108.136 |
18.872 |
619.608 |
Nilai yang dirasakan pasien |
6.713 |
1.252 |
28.741 |
1 |
.000 |
822.818 |
70.713 |
9574.368 |
Kepuasa pasien |
5.792 |
1.127 |
26.403 |
1 |
.000 |
327.660 |
35.971 |
2984.633 |
Constant |
-8.229 |
1.327 |
38.479 |
1 |
.000 |
.000 |
|
|
Pada Tabel 11, bisa dilihat hasil dari uji regresi logistik berganda
antara variabel independen atau bebas, yakni kualitas pelayanan, nilai yang
dirasakan pasien, dan kepuasan pasien, dengan variabel dependen atau terikat.
Dari hasil uji ini bisa dilihat bahwa ketiganya mempunyai nilai signifikansi
sebesar 0,000, di mana nilainya di bawah 0,05, sehingga bisa dikatakan bahwa
ketiga variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat yakni pemanfaatan pelayaan poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang. Variabel nilai yang dirasakan oleh pasien memiliki pengaruh terbesar
karena memiliki nilai Exp(B) sebesar 822,818, diikuti oleh variabel kepuasan
pasien dengan nilai Exp(B) 327,660, dan variabel kualitas pelayanan dengan nilai
Exp(B) sebesar 108,136. Besar peluang terjadinya pemanfaatan pelayanan
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang akan meningkat sebesar
822,818 kali apabila faktor nilai yang dirasakan oleh pasien ditingkatkan.
Besar peluang terjadinya pemanfaatan pelayanan poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang akan meningkat sebesar 327,660 kali apabila faktor tingkat
kepuasan pasien ditingkatkan. Besar peluang terjadinya pemanfaatan pelayanan
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang akan meningkat sebesar
108,136 kali apabila kualitas pelayanan ditingkatkan.
Pengaruh dari ketiga
variabel bebas terhadap variabel terikat diperoleh dengan uji Nagelkerke
untuk
mencari nilai R2, di mana
setelah dilakukan pengujian, diketahui variabel kualitas
pelayanan, nilai yang dirasakan pasien, dan kepuasan pasien mampu
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 91,8% (0,918 x
100%). Sisanya dipengaruhi dari variabel-variabel lainnya yang tidak diujikan.
Pembahasan
Hubungan Antara Kualitas
Pelayanan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang
Pada analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
kualitas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dari analisis
univariat menunjukkan bahwa pelanggan yang merasa
bahwa kualitas pelayanan tidak baik memiliki kecenderungan secara statistik
untuk tidak memanfaatkan atau menggunakan pelayanan yang disediakan oleh
poliklinik jiwa, dan pelanggan yang merasa bahwa kualitas pelayanan sudah baik
memiliki kecenderungan secara statistik untuk memanfaatkan atau menggunakan
pelayanan yang disediakan oleh poliklinik jiwa. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hasbi (2012) yang
meneliti persepsi tentang mutu atau kualitas pelayanan dengan pemanfaatan
pelayanan rawat jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang pada tahun 2012.
Penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat hubungan antara persepsi pasien
tentang mutu pelayanan administrasi dengan minat pemanfaatan pelayanan rawat
jalan Puskesmas Poncol Kota Semarang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rusdiana (2019) menemukan bahwa salah satu tujuan pemberian
pelayanan yang berkualitas adalah untuk� menjaga konsumen agar tetap menggunakan produk dan jasa yang
ditawarkan.
Pada penelitian
ini, diketahui masih banyaknya responden yang merasa bahwa kualitas pelayanan
kurang baik. Hal ini bisa dikarenakan cukup tingginya proporsi responden
penelitian ini yang berusia muda (di bawah 50 tahun) yaitu sebanyak 74,5%.
Penilaian kualitas layanan sangat bervariasi antara satu individu dengan
individu yang lain. Penilaian kualitas yang dilakukan oleh orang berusia muda
berbeda dengan penilaian kualitas yang dilakukan oleh orang berusia tua.
Menurut Gunarsa, bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
kesehatannya, dimana terjadi kemunduran struktur dan fungsi organ, sehingga
masyarakat yang berusia lebih tua cenderung lebih banyak memanfaatkan pelayanan
kesehatan dibandingkan dengan usia muda. Seperti halnya pada pasien usia tua,
yang mengalami gangguan muskuloskeletal, akan mengalami penurunan fungsi pada
kesembuhan tulangnya, dimana dapat mengakibatkan keterbatasan yang panjang,
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan pada orang lain. Kemudian, karena
dipengaruhi emosional, sebagian jumlah orang usia tua dengan penyakit kronik
lebih cepat menerima keadaan keterbatasan fisik dari pada orang yang lebih
muda. Hal ini karena orang usia tua umumnya lebih bersifat terbuka, sehingga
pasien usia tua tuntutan dan harapannya lebih rendah dari pasien usia muda. Hal
inilah yang menyebabkan secara umum orang tua tidak menilai kualitas pelayanan
secara lebih ketat daripada orang yang lebih muda.
Hubungan Antara Nilai yang
Dirasakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara nilai yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra (2023) yang meneliti tentang pengaruh nilai pelanggan dan kepercayaan terhadap minat kunjungan ulang pasien di instalasi rawat jalan RSUD CAM Bekasi di mana salah satu temuan dari penelitian yang dilakukan adalah nilai pelanggan memberikan pengaruh secara langsung maupun dengan mediasi kepuasan pasien terhadap minat kunjungan ulang, di mana ini akan menaikkan tingkat penggunaan pelayanan. Penelitian yang penulis lakukan menunjukkan hasil bahwa nilai yang dirasakan pasien berpengaruh terhadap penggunaan pelayanan di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang. Hasil penelitian yang penulis lakukan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahra mengenai hubungan antara nilai pelanggan terhadap minat kunjungan pasien.
Komponen jarak rumah atau tempat tinggal pasien dengan rumah sakit juga
berpengaruh terhadap penilaian responden terhadap segala pelayanan yang
diterima di poliklinik jiwa rumah sakit. Proporsi responden penelitian ini
mayoritas (72,5%) bertempat tinggal dalam radius 7,5 km dari rumah sakit,
sementara sisanya tinggal lebih jauh dari 7,5 km dari rumah sakit.
Responden-responden yang bertempat tinggal agak jauh hingga sangat jauh
mempunyai ekspektasi yang lebih tinggi daripada responden-responden yang
tinggal dekat dengan rumah sakit. Banyaknya responden yang tinggal dekat dengan
rumah sakit membuat responden-responden tersebut mempunyai ekspektasi yang
tidak setinggi responden-responden yang tinggal jauh dari rumah sakit, sehingga
memiliki kecenderungan menilai pelayanan yang telah diberikan secara lebih
positif.
��Seluruh responden merasakan bahwa setiap
petugas medis dan nonmedis bekerja secara profesional dan sebanyak 85,9%
responden sudah merasa diterima dengan baik di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang. Adanya penilaian yang baik dari segi professionalitas dan
penerimaan mendorong pula tingginya penilaian responden terhadap pelayanan di
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang.
Hubungan Antara Kepuasan
Pasien Dengan Pemanfaatan Pelayanan Poliklinik Jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara
kepuasan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pada
penelitian ini, bisa dilihat bahwa pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan
yang diberikan oleh poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang memiliki
kecenderungan secara statistik untuk tidak memanfaatkan atau menggunakan
pelayanan yang disediakan oleh poliklinik jiwa, dan pelanggan yang puas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang memiliki kecenderungan secara statistik untuk memanfaatkan
atau menggunakan pelayanan yang disediakan oleh poliklinik jiwa. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Anggraini dan Rohmani yang meneliti hubungan
kepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan
pada praktik dokter keluarga. Penelitian tersebut menemukan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara kepuasan pelayanan dokter dengan kembali berkunjungnya
pasien ke klinik dokter keluarga.
Karakteristik responden pada penelitian ini
didominasi oleh tingkat pendidikan tinggi (tingkat SMA ke atas) dengan proporsi
sebesar 58,3% dari keseluruhan responden. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Arifin et al. (2019) tingkat pendidikan memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepuasan pasien. Tingkat pendidikan yang tinggi pada
mayoritas responden penelitian ini membuat proporsi responden yang puas pada
penelitian ini cukup tinggi, yakni 66,4% dari keseluruhan responden, yang mana
turut mendukung tingginya pemanfaatan layanan di poliklinik jiwa.
Kepuasan pasien memiliki beberapa komponen atau
dimensi, di mana penilaian dimensi-dimensi tersebut terwakilkan pada
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuesioner. Dari kelima dimensi kepuasan
yang terdapat pada kuesioner, hanya 1 dimensi yakni dimensi kecepatan layanan
yang mana lebih dari 15% responden merasa pelayanan yang diberikan kurang cepat,
sementara keempat dimensi lainnya mendapat nilai yang tinggi, di mana lebih
dari 85% responden merasa puas terhadap dimensi-dimensi kepuasan lainnya.
Penilaian dimensi-dimensi kepuasan yang tinggi ini memberikan nilai kepuasan
pasien yang tinggi, di mana kepuasan yang tinggi ini turut meningkatkan
pemanfaatan layanan.�� ���
Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Nilai yang Dirasakan, dan Kepuasan Pasien Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Poliklinik Jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh secara bersama-sama dari seluruh
variabel independen atau bebas, yakni kualitas pelayanan, nilai yang dirasakan,
dan kepuasan pasien, terhadap variabel dependen atau terikat, yakni penggunaan
atau pemanfaatan pelayanan poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang
dengan hasil berupa semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi
variabel terikat. Dari hasil pengujian ini, ditemukan bahwa variabel bebas
berupa nilai yang dirasakan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Kualitas yang baik menjadi pendorong bagi pelanggan untuk mempergunakan
pelayanan yang telah pelanggan terima untuk merasakan kembali manfaat dan
keuntungan yang mereka terima. Penilaian yang baik dari pasien atau pelanggan
akan menjadi alasan bagi pasien untuk tetap menggunakan atau memanfaatkan
pelayanan yang diberikan. Kepuasan pasien akan menjadikan suatu pelanggan atau
pasien menjadi lebih loyal terhadap pelayanan yang diberikan. Hasil dari
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusniati et al. (2016) menyimpulkan bahwa kualitas jasa, nilai pelanggan, dan kepuasan pasien
merupakan variabel-variabel yang berpengaruh pada minat kunjungan ulang pasien,
di mana tentunya pada kunjungan ulang ini pasien akan memanfaatkan jasa
pelayanan kesehatan yang ditawarkan. Perbedaan penelitian yang penulis jalani
dengan penelitian yang dilakukan Kusniati et al. (2016) adalah kualitas jasa dan nilai pelanggan tidak secara langsung
mempengaruhi pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, melainkan melalui kepuasan
pasien terlebih dahulu.�
Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian
yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut; (1) karakteristik responden pada penelitian ini
mayoritas berjenis kelamin laki-laki (54,1 %), berusia 21-30 tahun (20,8 %),
tingkat pendidikan SMA/ MA/ sederajat (35,3 %), berprofesi sebagai pegawai
swasta (21,6 %), belum menikah (42,4 %), dan jarak rumah dengan RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang sejauh kurang dari 2,5 km (28 %), (2) sebagian besar
responden pada penelitian ini memanfaatkan pelayanan di poliklinik jiwa RSJD Dr
Amino Gondohutomo Semarang, dengan persentase sebesar 67,5 %, (3) ada hubungan
yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan di
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, (4) ada hubungan yang
signifikan antara nilai yang dirasakan dengan pemanfaatan pelayanan di
poliklinik jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, (5) ada hubungan yang
signifikan antara kepuasan pasien dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik
jiwa RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, dan (6) ada hubungan yang signifikan
antara kualitas pelayanan, nilai yang dirasakan, dan kepuasan pasien secara
bersama-sama dengan pemanfaatan pelayanan di poliklinik jiwa RSJD Dr Amino
Gondohutomo Semarang.
BIBLIOGRAFI
Abaerei, A. A., Ncayiyana, J., & Levin, J. (2017).
Health-care utilization and associated factors in Gauteng province, South
Africa. Global Health Action, 10(1), 1305765.
Afrianti, S.,
Agusthia, M., & Noer, R. M. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kepatuhan Kontrol Pasien Gangguan Jiwa di Poliklinik Psikiatri RSUD Kota
Tanjungpinang. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 24021�24032.
Andersen, R. M.
(2008). National health surveys and the behavioral model of health services
use. Medical Care, 46(7), 647�653.
Anggitasari,
N. P. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Program
Posbindu Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Kajoran I Kabupaten Magelang Pada
Masa Transisi Menuju Endemi. Diponegoro Semarang.
Arifin, S.,
Rahman, A., Muhyi, R., Putri, A. O., & Hadianor, H. (2019). Hubungan usia,
tingkat pendidikan, fasilitas kesehatan dengan kepuasan pasien di puskesmas
muara laung. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 6(2).
Gan-Yadam, A.,
Shinohara, R., Sugisawa, Y., Tanaka, E., Watanabe, T., Hirano, M., Tomisaki,
E., Morita, K., Onda, Y., & Tokutake, K. (2013). Factors associated with
health service utilization in Ulaanbaatar, Mongolia: a population-based survey.
Journal of Epidemiology, 23(5), 320�328.
Hasbi, F. H.
(2012). Analisis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan
pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas poncol Kota semarang tahun
2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2),
18776.
Kusniati, R.,
Farida, N., & Sudiro, S. (2016). Pengaruh kualitas jasa dan nilai pelanggan
terhadap minat kunjungan ulang melalui kepuasan pasien di Poli Umum di RSISA
Semarang. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(2), 91�97.
Maramis, &
Maramis. (2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University
Press.
Praptianingsih, S.
(2000). Kedudukan Hukuh Perawat Sebagai Tenaga Kesehatan Dalam Upaya
Pelayanan Kesehatan Di Ruhah Sakit. Universitas Airlangga.
Rusdiana. (2019). Strategi
Pelayanan Dalam Meningkatkan Kepuasan Konsumen Pada Klinik Pratama Paus Medika
Pekanbaru Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarid Kasim Riau.
Saifudin. (2009). Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sari, A. F.,
Giena, V. P., & Effendi, S. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Dan Jarak
Tempat Tinggal Dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada
Pasien Skizofreniadi Rumah Sakit Khusus Jiwa (Rskj) Soeprapto Provinsi Bengkulu
Tahun 2018. CHMK Nursing Scientific Journal, 3(2), 69�79.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta, CV.
Tjiptono, F.
(2006). Manajemen Jasa. CV Andi Offset.
Zahra,
S. M. (2023). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Hipertensi di Puskesmas Kampai Tabu Karambia Kota Solok.
Diponegoro Semarang.
Copyright
holder: Wisnu
Adhi Saputro, Ayun Sriatmi, Bagoes Widjanarko (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |