Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9,
No. 5, Mei
2024
STRATEGI
DALAM PENGENALAN LITERASI DIGITAL IBU GENERASI MILENIAL TERHADAP PENGGUNAAN
MEDIA SOSIAL ANAK USIA DINI
Reizki Fitriyani
Universitas Hasanuddin, Makassar,
Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Ketika
konten – konten media digital yang bermunculan hanya mengutamakan hiburan
semata dan mengesampingkan fungsi informatif maka disaat itulah literasi
digital berperan penting. Dampak yang meresahkan dari konten media digital
terhadap anak –anak terutama anak usia dini selaku pengguna aktif yang berada
di usia rentan pembentukan karakter diri karena pengaruh tontonan dan informasi
yang didapatkan dari media digital terutama media sosial yang kehadirannya kian
beragam, membuat kekhawatiran selaku orangtua terutama para Ibu – ibu milenial
yang hendaknya mendampingi dalam penggunaan media sosial anak sejak dini. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi strategi penerapannya terhadap penggunaan media
sosial anak usia dini dengan lokasi penelitian ini dilakukan di kota Makassar
dengan jumlah informan penelitian sebanyak 6 informan yang merupakan ibu
milenial dengan rentan usia 28-39 tahun dan memiliki anak usia kategori anak
usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
teknik pengumpulan data yaitu purposive sampling. Dalam penelitian ini terdapat
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ibu milenial melakukan beberapa cara
untuk menimalisir dampak dari kecanduan anak usia dini terhadap penggunaan
media sosial seperti melakukan pengawasan
pada tontonan anak, aturan penggunaan, aktivitas outdoor dan quality time
bersama anak. Pada era digital ini orang tua diharapkan mampu menguasai
teknologi dalam mengontrol dan mendidik anak. Kemajuan teknologi mempunyai
pengaruh yang luar biasa bagi anak. tidak hanya berdampak negatif, tapi juga
dapat membantu anak dalam mendapatkan informasi, kreatif, inovatif, cerdas, dan
mendampingi anak serta menyaring informasi yang memang baik untuk usianya saat
ini namun tidak melarangnya, tapi mengontrol sampai dititik aman.
Kata Kunci: Literasi Digital, Ibu
Milenial, Media Sosial
Abstract
Digital literacy plays
an important role when digital media content that has emerged only prioritizes
entertainment and overrides the informative function. The troubling impact of
digital media content on children, especially early childhood as active users
who are at a vulnerable age of character formation due to the influence of
spectacles and information obtained from digital media, especially social media
whose presence is increasingly diverse, makes concerns as parents, especially
millennial mothers who should assist in the use of children's social media from
an early age. This study aims to identify the implementation strategy for the
use of early childhood social media with the location of this research
conducted in Makassar city with a total of 6 research informants who are
millennial mothers with a vulnerable age of 28-39 years and have children in
the early childhood category. The research method used is descriptive
qualitative with data collection techniques, namely purposive sampling.In this
study, there are research results that show that millennial mothers do several
ways to minimize the impact of early childhood addiction to the use of social
media such as supervising children's viewing, usage rules, outdoor activities
and quality time with children. In this digital era, parents are expected to be
able to master technology in controlling and educating children. Technological
advances have a tremendous influence on children. not only has a negative
impact, but can also help children get information, be creative, innovative,
intelligent, and assist children and filter information that is good for their
age today but does not prohibit it, but controls it to a safe point.
Keyword:
Digital Literacy, Millenial moms, Sosial Media
Pendahuluan
Teknologi
telah mengalami kemajuan pesat. Pemanfaatan teknologi terutama dalam bidang
teknologi informasi dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi (Fauzi et al., 2023). Jika dahulu
khalayak kekurangan informasi yang dibawa media maka hal ini berbanding
terbalik dengan kondisi saat ini yang mana keberlimpahan informasi diterima
dari berbagai media yang hadir di tengah masyarakat. Bahkan ketika membutuhkan
suatu informasi dengan mudahnya diakses dengan hanya perangkat gawai atau
gadget melalui situs pencarian maupun media sosial.
Semua
kalangan dan hampir seluruh lapisan masyarakat menjadikan media sebagai sumber
informasi terutama media digital. Orang dewasa, lansia dan anak – anak pun
tidak terkecuali. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) resmi
merilis hasil Survei Penetrasi Internet Indonesia pada 2023 Berdasarkan dari hasil survey tersebut
pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode
2022-2023. Ketika
konten – konten media digital yang bermunculan hanya mengutamakan hiburan
semata dan mengesampingkan fungsi informatif maka disaat itulah literasi
digital berperan penting. Dampak yang meresahkan dari konten media digital
terhadap anak –anak terutama anak usia dini selaku pengguna aktif yang berada
di usia rentan pembentukan karakter diri karena pengaruh tontonan dan informasi
yang didapatkan dari media digital terutama media sosial yang kehadirannya kian
beragam, membuat kekhawatiran selaku orangtua terutama para Ibu –ibu yang
hendaknya mendampingi dalam penggunaan media sosial anak sejak dini (Dulkiah & Setia, 2020). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Beyens dan
Beullens (2017), didapatkan hasil bahwa anak yang menggunakan
tablet dan terkoneksi dengan internet akan lebih sering memiliki konflik dengan
orang tua mereka, dan anak yang menggunakan internet dengan peraturan yang
ketat juga lebih sering memiliki konflik dengan orangtua. Anak lebih cenderung
untuk melupakan kehidupan sosialnya yang nyata dan lebih untuk memilih
berkativitas secara online. Kecanduan internet yang terjadi pada anak merupakan
awal terjadinya berbagai masalah yang merugikan pada anak. Anak akan mengalami
beberapa dampak diantaranya perkembangan mereka akan terhambat karena mereka
tidak melakukan aktivitas fisik dan mereka lebih senang untuk duduk sambil
menikmati bermain internet (Setiawan & Haryanto, 2014).
Fungsi
kepemimpinan dinilai sangat penting di era digitalisasi, ibu milenial berperan
penting dalam mengarahkan, mengontrol dan memilih konten dan program yang
ditonton anak menggunakan internet, khususnya media sosial yang sedang populer
saat ini (Makalao & Soeratin, 2023).
Tak terkecuali ibu-ibu yang lahir di generasi milenial. Milenial sering disebut
sebagai masyarakat digital, sehingga tidak jarang di media digital bagi
generasi milenial untuk berbagi sumber informasi yang diperoleh untuk kepentingan
publik. Generasi ini adalah orang-orang yang lahir antara tahun 1980 hingga
2000 dan generasi ini sangat mengeksplorasi perkembangan teknologi dari masa ke
masa. Kemudian para ibu dari generasi milenial akan memiliki anak dari generasi
Alpha. McCrindle, seorang analis sosio-demografis, menciptakan istilah generasi
Alpha. Ibu
milenial adalah ibu – ibu yang lahir di era antara 80-an dan akhir 90-an yang
tumbuh dan berkembang di decade pertama era millennium (Wenerda & Sapanti, 2019). Steorotip yang
melekat pada ibu milenial yang akrab dengan penggunaan gadget dan internet
diyakini sebagai alasan mengapa generasi ini berbeda ibu – ibu lain. Keaktifan
dalam penggunaan media baru dikarenakan generasi ini memiliki latar belakang
pendidikan yang lebih tinggi yang turut berdampak pada kesadaran perkembangan
teknologi dan penggunaannya (Childs et al., 2015; Pyöriä et al., 2017).
Pemanfaatan
teknologi dan informasi digital ini harus dibarengi dengan literasi digital.
Literasi Digital dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan dalam penggunaan dan
pemanfaatan semua perangkat digital. Gilster (1997)
dalam bukunya Digital Literacy mengungkapkan
bahwa literasi digital itu merupakan pemahaman dan keterampilan menggunakan
informasi dari berbagai bentuk dan sumber yang didapatkan dari mengakses
perangkat komputerisasi.
Dilansir
dari data survey yang dilakukan di 38 provinsi di Indonesia oleh APJII dan SRA
Consulting ditemukan bahwa provinsi Sulawesi Selatan dengan perolehan 76.13%
berada diurutan ke 2 tertinggi se Indonesia bagian timur setelah Sulawesi Utara
sebesar 78.88%. dan pada tahun 2021 kuarta III speedtest melaporkan hasilnya
kota Makassar berada di urutan pertama kecepatan unduhan seluler tertinggi di
Indonesia (databoks.com, 2023).
Hal ini menunjukkan tinggi nya penetrasi di kota dengan julukan kota Daeng.
Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi strategi penerapannya terhadap penggunaan media
sosial anak usia dini dengan lokasi penelitian ini dilakukan di kota Makassar
dengan jumlah informan penelitian sebanyak 6 informan yang merupakan ibu
milenial dengan rentan usia 28-39 tahun dan memiliki anak usia kategori anak
usia dini
Metode Penelitian
Penelitian
ini melibatkan 7 informan dengan karakteristik; (a) Ibu Milenial yang berusia
28-39 tahun, (b) Memiliki anak dengan kategori usia dini 1-5 tahun, (c) pengguna
aktif media
sosial dan perangkat digital.
Tabel
1. Informan Penelitian
No |
Informan |
Usia |
Pendidikan
Terakhir |
Pekerjaan |
1 |
AA |
33 |
SMK |
IRT & wirausaha |
2 |
A |
39 |
S1 |
Ibu Rumah Tangga & wirausaha dibidang textile |
3 |
NF |
32 |
S1
& Profesi |
IRT & Dokter Umum |
4 |
KRA |
37 |
D3
& Profesi |
IRT , Penulis buku & wirausaha |
5 |
RA |
29 |
S1
|
IRT , wirausaha dibidang kuliner &
Mahasiswa Ilmu Komunikasi |
6 |
HM |
39 |
S1 |
IRT &
ASN Kesehatan |
7 |
FU |
28 |
SMA |
IRT dan
wirausaha dibidang barang elektronik |
Teknik yang digunakan dalam memilih
informan penelitian ini adalah purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2019)
purposive sampling merupakan teknik
pengambilan sample dengan melakukan beberapa pertimbangan dengan menggunakan
kriteria tertentu yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Mengenalkan literasi digital pada
anak usia dini tidaklah sama dengan usia anak remaja, dewasa dan lansia (Kusumawardani & Lishetiyana, 2022). Kategori usia
dini memiliki keterbatasan dalam membaca dikarenakan usia ini masih baru
mengenal hal – hal baru. Namun berbeda dengan anak yang lahir di era digital,
mereka dikenal dengan digital native. Kurnia (2020) dalam buku
Literasi Digital Keluarga, menjelaskan pendampingan orangtua dalam penggunaan
internet dan gawai pada anak usia pra sekolah berbeda dengan rentan usia
lainnya.Hal ini dikarenakan pada usia ini dapat menjadi pondasi awal dalam
terhubung dengan internet, kebiasaan ini akan menentukan bagaimana anak
tersebut berinternet di usia pra sekolah.
Dari penelitian
ini diketahui beberapa strategi yang di terapkan oleh para ibu milenial dalam
penggunaan media sosial anak. Sebagai berikut
1)
Pengawasan tontonan yang dimaksud selain
ibu mendamping anak sedang menggunakan gadget dalam mengakses tontonan dan
media sosial, ibu milenial juga punya cara tersendiri dengan menfilter bahan
tontonan yang aman untuk anak usia dini seperti menggunakan patform kids
friendly seperti Youtube Kids. dan mengganti perangkat digital dalam mengakses
dengan perangkat Smart TV.
Gambar 1. Tontonan pada perangkat Smart TV
Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua
khususnya ibu Milenial untuk mengontrol anak dalam menggunakan media digital
antara lain: Pertama, seorang Ibu
harus mengupgrade dan up to date
mengenai perkembangan teknologi yang ada dan cara pengoperasiannya. Kedua, membatasi anak dalam hal waktu
dalam menggunakan gadget. Ketiga,
melakukan pendampingan ketika anak sedang menggunakan gadget. Keempat, mengontrol gadget anak dengan
menggunakan fitur khusus anak-anak. Kelima,
memberikan pengajaran dan berdiskusi mengenai nilai-nilai yang terkandung dari
sebuah konten yang ditontonnya.
2) Jadwal dan aturan penggunaan yang disepakati bersama
dapat mengajarkan anak lebih disiplin dan menghargai waktu. Beberapa informan
penelitian ini menjalankan aturan ini dengan memprioritaskan kewajiban seperti
waktu belajar, mengaji, makan, beribadah dan aktifitas lainnya sehingga secara
tidak langsung mengajarkan anak time
management. Cara yang kedua adalah adalah membatasi
daya baterai gadget atau smartphone. Adapun cara yang ketiga adalah ibu bisa
menginstal pada perangkat digital seperti smartphone berupa aplikasi Parental control Aplikasi ini
dibuat agar ibu dapat mengawasi dan mengontrol tontonan anak dari perangkat
gadget lainnya yang terkoneksi aksesnya meskipun dari jarak jauh. Aplikasi
sejenisnya juga telah dapat diunduh dan instal di IOS dan Android.
Gambar 2. Aplikasi yang bisa diunduh dan instal di IOS dan Android
3) Rutin beraktifitas di luar ruangan atau outdoor bisa menjadi pengalihan yang
baik untuk mengisi hari libur atau waktu luang anak. Beragam aktifitas dapat
dilakukan diluar ruang seperti berolahraga, bermain permainan tradisional dan
latihan game fisik untuk melatih gerakan lokomotor dan non lokomotor pada anak
usia dini.
4) Quality time bersama anak bisa dilakukan kapan dan
dimana saja. Hal sederhana seperti mengajak anak mengobrol sebelum tidur,
membaca buku cerita, menonton film bersama, hingga berkebun dan masih banyak
lagi kegiatan bersama yang dapat dilakukan untuk membangun keterikatan antara
anak dan orangtua. Komunikasi yang terjalin antara anak dan orangtua, sangat membuat sang
anak untuk memahami diri sendiri, perasaan yang dirasakan, pikiran, pendapat
dan keinginannya maka kolaborasi –kolaborasi itu dapat dimulai sejak usia 0
tahun (Bahri, 2018).
Berdasarkan hasil
penelitian diatas menunjukkan bahwa ibu generasi milenial berusaha melakukan
cara preventif untuk mengurangi adiksi terhadap penggunaan media sosial.Peranan ibu
milenial sangat dibutuhkan di era digital ini. Orang tua khususnya ibu harus mampu
mendampingi dan membimbing anak-anak agar tidak menjadi korban dari negative
cyber. Dari penjelasan ini, berkaitan erat dengan
apa yang ditemukan dalam penelitian ini salah satu strategi pengenalan literasi
digital pada anak usia dini adalah pengawasan bahan tontonan. Hal ini sejalan dengan teori new media yang
dikembangkan oleh McQuail (2011) mengemukakan ada 5 kategori new media yaitu
Interpersonal Communication Media, Interactive play media, Information Search
Media, Collective Participatory dan Subtituion of Broadcasting media.
1)
Interpersonal Communication Media, menggambarkan perangkat yang
memediasi komunikasi interpersonal terjadi seperti gadget atau gawai, surat
elektronik dan lain sebagainya.
2)
Interactive play media ini merupakan media baru yang lebih prioritaskan
fungsi entertain atau hiburan seperti perangkat Virtual Reality, Smart TV dan
lain sebagainya.
3)
Information Search Media lebih mengedepankan browser sebagai sumber
pencarian informasi yang dibutukan seperti crome, google, dan lainnya
4)
Collective Participatory media ini merupakan media digital sarana
pertukaran informaasi, pengalaman dan pengembangan hubungan baik pribadi,
kelompok atau grup. Media ini mewadahi partisipasi secara kolektif.
5)
Subtitution of broadcasting media ini pada intinya mempermudah untuk
menerima, mengunduh, menonton atau mendengarkan siaran seperti tayangan film,
musik dan lainnya.
Bagi
para Ibu Milenial, sekiranya untuk menambah wawasan mengenai literasi digital
dan meningkatkan penguasaan teknologi komunikasi dan informasi serta tidak lupa
untuk bijak dalam bersosial media dengan tidak ikut menyebar isu sara, berita
atau informasi palsu (hoax), melindungi data diri yang menyangkut privasi dan
lebih mawas diri terhadap penipuan yang marak ada di media sosial. Selalu
mengutamakan netiket dalam mengutarakan pendapat dikolom komentar. Selain itu
para ibu hendaknya peduli terhadap apapun yang dikonsumsi media sosial pada
anak dan mengontrol penggunaan gadget untuk menekan tingkat adiksi gadget atau
gawai pada anak terutama anak usia dini
Kesimpulan
Dalam sebuah
keluarga, anak -anak sangat membutuhkan pendampingan dalam menggunakan perangkat teknologi
terutama dalam mengakses media sosial. Peran ibu khususnya ibu milenial dalam mendampingi anak harus di optimalkan dalam
mendidik buah hatinya di era digital. Apabila
komunikasi ibu dan anak berjalan baik pasti akan berdampak pada tumbuh dan
berkembangnya anak berkaitan dengan tingkat emosional anak, sosial, spiritual
anak bahkan tingkat kecerdasan seorang anak sebagai bekal dasar untuk hidup
bermasyarakat nantinya. Pentingnya pemahaman literasi digital ibu milenial dalam
mengasuh serta mendidik anak anak agar
terhindar dari dampak yang akan ditimbulkan akibat penyalagunaan media sosial.
BIBLIOGRAFI
Bahri, H. (2018). Strategi komunikasi terhadap anak usia
dini. Nuansa Jurnal Studi Islam Dan Kemasyarakatan, 11(1).
Beyens, I., &
Beullens, K. (2017). Parent–child conflict about children’s tablet use: The
role of parental mediation. New Media & Society, 19(12),
2075–2093.
Childs, R. D., Robinson,
P., McGovern, T. M., & Gingrich, G. (2015). The millennial generation. In Transforming
American Governance: Rebooting the Public Square (pp. 307–321). Routledge.
databoks.com. (2023). Makassar
Memiliki Kecepatan Unduhan Tertinggi di Indonesia.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/22/makassar-miliki-kecepatan-unduhan-seluler-tertinggi-di-indonesia
Dulkiah, M., & Setia,
P. (2020). Pola Penyebaran Hoaks pada Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Islam
di Kota Bandung. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi), 6(2),
1–16.
Fauzi, A. A., Harto, B.,
Mulyanto, Dulame, I. M., Pramuditha, P., & Sudipa, I. G. I. (2023). Pemanfaatan
Teknologi Informasi di Berbagai Sektor Pada Masa Society 5.0. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
Gilster, P. (1997). Digital
Literacy. john wiley and sons.
https://openlibrary.org/works/OL2627594W/Digital_literacy
Kurnia, N. (2020). Literasi
Digital Keluarga.
Kusumawardani, V. M.,
& Lishetiyana, V. (2022). Pengaruh Adanya Perpustakaan Daring Terhadap
Kemampuan Bahasa Pada Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1),
2302–2313.
Makalao, D. A. M., &
Soeratin, H. Z. (2023). Peran Kepemimpinan Dalam Mengakselerasi Penanganan Korupsi
di Era Digitalisasi 5.0 Dan Sosial Media. Journal of Islamic Education
Leadership, 3(1), 28–50.
McQuail, D. (2011). Teori
komunikasi massa. Salemba Humanika.
Pyöriä, P., Ojala, S.,
Saari, T., & Järvinen, K.-M. (2017). The millennial generation: a new breed
of labour? Sage Open, 7(1), 2158244017697158.
Setiawan, A., &
Haryanto. (2014). Gadget Bisa Mengancam Anak-anak. Viva.Co.Id.
http://viva.co.id
sugiyono. (2019). metode
penelitihan pendidikan (kuantitatif, kualitatif, kombinasi, R&D, dan
penelitian pendidikan) (apri nurya).
Wenerda, I., &
Sapanti, I. R. (2019). Literasi Digital Bagi Millenial Moms. Yogyakarta:
Samudra Biru.
Copyright
holder: Reizki Fitriyani (2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article
is licensed under: |