Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 8, Agustus 2024

 

REPRESENTASI MASKULINITAS MAKE UP ARTIST (M.U.A) BUBAH ALFIAN PADA ACCOUNT INSTAGRAM

 

Diaz Sari1, Maulina Pia Wulandari2, Bambang Dwi Prasetyo3

Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1 , [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Keberadaan pria sebagai Make Up Artist (MUA) masih sering dipandang negatif di masyarakat Indonesia, yang cenderung mengasosiasikan profesi ini dengan wanita. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi maskulinitas Bubah Alfian sebagai seorang MUA melalui akun Instagramnya. Penelitian ini menggunakan metodologi Critical Discourse Analysis (CDA) yang dikemukakan oleh Norman Fairclough untuk menganalisis 25 video reels yang diunggah oleh Bubah Alfian. Teknik pengumpulan data melibatkan observasi mendalam dan analisis teks serta gambar yang terdapat pada video reels tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bubah Alfian berhasil menggabungkan elemen maskulin dan feminin dalam identitasnya sebagai seorang MUA, yang menantang stereotip gender tradisional. Temuan ini menunjukkan bahwa maskulinitas dapat diungkapkan dengan lebih cair dan fleksibel melalui media sosial, terutama dalam konteks profesi yang umumnya diasosiasikan dengan perempuan. Selain itu, representasi maskulinitas yang ditampilkan oleh Bubah Alfian memberikan perspektif baru tentang bagaimana pria dalam profesi kecantikan dapat memanfaatkan media sosial untuk membentuk identitas gender yang unik dan otentik. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam bidang studi komunikasi, khususnya dalam kajian representasi gender di media sosial dan menunjukkan bagaimana media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk perubahan sosial.

Kata Kunci: Maskulinitas, Make Up Artist, gender, semiotik, representasi, media sosial, Bubah Alfian.

 

Abstract

The presence of men as Make Up Artists (MUAs) is often viewed negatively in Indonesian society, which tends to associate this profession with women. This study aims to analyze the representation of Bubah Alfian's masculinity as an MUA through his Instagram account. The research employs Norman Fairclough's Critical Discourse Analysis (CDA) methodology to analyze 25 video reels uploaded by Bubah Alfian. Data collection techniques involve in-depth observation and textual and visual analysis of the video reels. The results show that Bubah Alfian successfully combines masculine and feminine elements in his identity as an MUA, challenging traditional gender stereotypes. These findings suggest that masculinity can be expressed more fluidly and flexibly through social media, particularly in professions typically associated with women. Additionally, the representation of masculinity displayed by Bubah Alfian offers new perspectives on how men in the beauty profession can leverage social media to craft a unique and authentic gender identity. This research makes significant contributions to the field of communication studies, particularly in the study of gender representation on social media, and demonstrates how social media can be used as a tool for social change.

Keywords: Masculinity, Make-Up Artist, gender, semiotics, representation, social media, Bubah Alfian.

 

Pendahuluan

Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh dalam perilaku manusia dan juga dapat menghadirkan sebuah gaya hidup. Gaya hidup tersebut yang dapat menjadi sesuatu seiring berkembangnya zaman. Perkembangan yang dimaksud dapat menyesuaikan gaya dalam berpakaian, model rambut, gadget, dan lain sebagainya. Tren-tren tersebut juga tidak hanya berlaku pada kaum wanita, tetapi juga untuk pria (Liyanti, 2022).

Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern. Artinya, siapapun yang hidup dalam masyarakat modern pasti akan menggambarkan gaya hidup itu baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Karena itulah membuat wanita ataupun pria sekalipun berbeda, terlebih untuk laki-laki. Misalnya saja, bukan hal yang aneh jika wanita yang pada dasarnya suka berdandan tidak lagi jadi pembicaraan yang menarik. Tetapi akan menjadi hal yang menarik jika, itu terjadi pada laki-laki.

Keberadaan laki-laki dan perempuan dibedakan berdasarkan gendernya. Pandangan bahwa laki-laki tidak menyerupai perempuan dan sebaliknya, tidak hanya dilihat dari penampilan fisik saja, perkembangan gaya penampilan laki-laki dan perempuan dari waktu ke waktu mengikuti tren yang terus berubah. Laki-laki tidak pernah lepas dari kata maskulin, dan “macho”. Maskulinitas pada laki-laki memang sudah lekat ditambah lagi dengan tayangan di berbagai media yang memperlihatkan kemaskulinitasan laki-laki dari segi kekuatan dan cara laki-laki berdandan (Hermawan, 2022).

Pada dasarnya maskulinitas sebagai bagian dari gender, merupakan sebuah pola perilaku sosial yang selalu diasosiasikan dengan cara bagaimana laki-laki seharusnya berperilaku. Terdapat pergeseran maskulinitas dari zaman dahulu hingga saat ini. Contohnya saja dalam pekerjaan: Make Up Artist (MUA), fashion styles, Brand Ambasador (BA) kecantikan, master chef, dan lain-lain. Secara keseluruhan, pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh perempuan. Akan tetapi, para industri secara umum melihat peluang di era sekarang ini dengan mulai memposisikan fungsi representasi dalam berbagai macam pekerjaan (Florenta, Wahyudi, Markhamah, & Sabardila, 2022).

Konsep gender tidak mempertimbangkan gender, baik perempuan maupun laki-laki, jika seks merupakan konstruksi biologis setiap individu yang dibawa sejak lahir. Gender menggambarkan seorang wanita dan seorang pria. Gagasan tentang gender laki-laki bisa seperti perempuan, dan perempuan juga bisa seperti laki-laki. Maskulin berarti kejantanan laki-laki, dan feminin berarti wanita yang lemah lembut. Maskulinitas berkaitan dengan laki-laki yang mempunyai makna, laki-laki dengan kejantanan, kepemimpinan, kekuatan, dan kekuasaannya. Maskulinitas dapat dibentuk melalui proses seperti sosialisasi, penguatan, atau dalam proses budaya (Hermawan, 2022).

Seseorang yang mempunyai jiwa maskulinitas yang tinggi akan mempunyai makna dengan istilahcitra maskulin”. Masyarakat memandang perempuan adalah perempuan yang lemah lembut dengan istilahibu rumah tangga” yang bertugas membesarkan anak, melayani suami, dan mengabdi pada satu keluarga. Sebaliknya pada laki-laki, dianggap sebagaikepala rumah tangga” yang bertugas melindungi keluarga. Pandangan ini adalah situasi yang berkaitan dengan gender. Adanya perbedaan bentuk bahasa laki-laki dan perempuan tercermin melalui unsur segmental dan suprasegmental dengan unsur segmental diwujudkan dalam bentuk tuturan kata sifat dan kata keterangan.

Harapan masyarakat terhadap laki-laki dibatasi oleh perspektif maskulinitas. Perspektif maskulinitas menempatkan laki- laki untuk memenuhi peran-peran yang ingin dilihat masyarakat sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Maskulinitas menyebabkan laki-laki dipandang harus lebih kuat dibandingkan perempuan, sehingga banyak aspek yang secara tidak langsung membutuhkan laki-laki untuk lebih berperan. Namun, laki-laki secara signifikan berisiko dihadapkan pada banyak persoalan dilema maskulinitas yang dirasakan saat menjalankan peran sosial tersebut (Handoyo, Wahyudi, & Mogbo, 2023)

Meskipun maskulinitas merupakan wacana heteronormative dominan yang mendasari dominasi laki-laki, hal ini tidak berarti bahwa maskulinitas menentukan perilaku laki-laki. Seperti di Negara Vietnam telah menyoroti penerimaan yang kritis terhadap dominasi wacana maskulinitas dapat mengaburkan pengalaman hidup dari mereka yang melakukan gender dengan cara yang tidak mematuhi perintahnya. Meskipun pemahaman lokal yang dominan mengenai gender mungkin mendasari pemahaman laki-laki tentang maskulinitas, praktik relasional mereka sering kali menunjukkan banyak ambivalensi. Dan kebijakan pembaruan di Negara Vietnam yang lebih terbuka yang memungkinkan peningkatan arus manusa, keuangan, dan informasi (Horton, 2019).

Smiler menyatakan maskulin itumuscle yang dalam bahasa Indonesia berarti otot. Maksud maskulin di sini, yaitu sifat yang didasari pada kekuatan fisik atau otot yang diimplikasikan sebagai hal yang kuat. Istilah tersebut akhirnya dikaitkan kepada pria karena dinilai sebagai makhluk yang memiliki kekuatan fisik lebih kuat dibandingkan perempuan (Lawono, Dliyaulhaq, & Bimantara, 2021). Dalam Bahasa Perancis, maskulinitas yaitu masculinine yang berartikepriaan(Noviasari, 2011).  Adapun beberapa ciri bentuk tubuh dan wajah yang termasuk tipe maskulin misalnya tulang rahang yang persegi, dada yang bidang, bahu yang lebar, tubuh yang berotot atau memiliki banyak rambut.

Model maskulinitas baru telah muncul dari Negara Filipina yang tampaknya menantang hegemoni "pria yang sedikit vulgar", sejenis maskulinitas yang diwujudkan oleh Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Dengan mengedepankan jenis maskulinitas yang melibatkan pertunjukan spektakuler yang melatih kualitas "toxic masculinity" dan mengklaim bahwa itu adalah perwakilan dari rata-rata pria Filipina. Selanjutnya melacak munculnya model maskulinitas baru dan menyarankan bahwa itu menggeser citra ideal pria Filipina, menjauh dari seorang pria yang sedikit vulgar (De Chavez & Pacheco, 2020).

Penelitian mengenai maskulin sudah diakukan oleh beberapa ahli sebelumnya yaitu misalnya R.W. Connell dalam bukunya “masculinities” menyatakan maskulinitas hegemonik bersifat relasional dalam arti bahwa konsep tersebut dibangun baik dalam kaitannya dengan maskulinitas. Menurut Connell ada beberapa faktor penting yang membentuk konsep maskulinitas hegemonik. Pertama, dibangun dalam kaitannya dengan perempuan dan maskulinitas subordinasi (status rendah). Kedua, aspek publik dari konsep ini tidak selalu memberi sinyal kepada orang-orang yang kuat, bisa diwujudkan oleh siapa saja, dan bagaimana orang lain didorong untuk mendukung dengan persetujuan bersama dan normatif. Dan faktor ketiga, aspek lainnya adalah heteroseksualitas (Connell, 2005).

Raquel Martinez-Sanz & Cristina Gonzales Fernandez dalam penelitiannya memfokuskan minatnya pada industri fashion, salah satu industri paling menguntungkan di dunia dan memiliki daya tarik terbesar di kalangan generasi muda. Seperti yang ditunjukkan oleh banyak penelitian, penggunaan gambar di media massa (iklan, film atau televisi) untuk memperluas dan menormalisasi apa yang diharapkan, berperilaku dan berpikir bagi laki-laki dan perempuan agar dapat diterima secara sosial. Singkatnya, kedudukan budaya patriarki telah membangun identitas gender dominan bagi maskulin dan feminin yang menolak perbedaan dan jika diterapkan, menghasilkan suatu kekerasan. Dari penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa ada sekitar 80% influencer laki-laki dilihat dari keseluruhan aspek, sedangkan influencer yang feminin dilihat dari sebagian aspek yaitu lebih halus, intensionalitas komersial pengikutnya dengan jumlah 51% (Martínez-Sanz & Fernández, 2018).

Berbeda pandangan dengan penelitian Hartono. Pada penelitian ini mengungkapan bagaimana konstruksi maskulinitas dalam iklan Garnier Men yang dibintangi aktor laga tersebut serta bagaimana citra atas konstruksi maskulinitas dalam iklan tersebut. Hasilnya adalah dalam iklan tersebut sangat jelas sekali berusaha mengubah image khalayak terhadap makna maskulinitas atau kejantanan yang sebelumnya identik dengan sosok tubuh yang kekar, wajah dipenuhi bulu-bulu, dan nyaris tidak perduli pada penampilan. Pergeseran makna maskulinitas menjadi “feminine” merupakan sarat kepentingan kapitalisme dalam mengembangkan pasar kosmetik. Dengan demikian, walaupun pasar kosmetik untuk kebutuhan kaum laki-laki masih terbuka dan mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan, tapi iklan kosmetik laki-laki, termasuk sabun pembersih muka, tetap harus menampilkan sisi maskulinitas dalam pesan-pesan iklannya. Baik dalam pemilihan model, warna, maupun copywriting-nya (Hartono, 2023).

Pandangan yang sama juga dilakukan oleh Dyah Pithaloka, dkk. Mahasiswa perempuan Gen Z memaknai perilaku joget Tiktok yang dilakukan oleh laki-laki, dimana seperti konstruksi maskulinitas yang terbentuk selama ini bahwa laki-laki harus menampilkan sesuatu yang melambangkan kekuatan, sementara joget yang notaben nya menari dan melibatkan beberapa gerakan yang gemulai. Kesimpulannya wajar saja apabila ada laki-laki yang melakukan gerakan tari atau joget di Tiktok, karena hal itu milik semua gender. Namun perlu ditekankan bahwa untuk laki-laki terutama di Indonesia, sebaiknya untuk pria tarian yang dilakukan juga bukan tarian dengan gerakan gemulai, serta dalam pemilihan lagunya dapat diubah dan baiknya juga tidak menggunakan aksesoris perempuan (Pithaloka, Taufiq, & Dini, 2023).

Maskulinitas ini juga dibahas pada penelitian Prianti. Dimana identitas maskulinitas sendiri dapat dilihat bagaimana sebuah majalah yang mengistimewakan tubuh laki-laki secara biologis serta tubuh laki-laki barat untuk ranah maskulinitas. Di Indonesia, pemahaman tentang apa itu laki-laki dan apa itu maskulinitas sangat dipengaruhi oleh kolonialisme Belanda. Pada penelitian tersebut, sejarah kolonialisme Belanda dan visi kolonial mengenai laki-laki dan perempuan Indonesia sebagai kurang memiliki kejantanan, menunjukkan bagaimana kejantanan, serta menunjukkan bagaimana hal-hal tersebut masih dianut sampai saat ini (Prianti, 2019)

Penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian masih menunjukan makna maskulinitas itu tidak menghilangkan identitas fisiknya. Pergeseran makna maskulinitas ditemukan dari laki-laki yang tadinya tidak begitu mengutamakan penampilan rapi dan bersih, menjadi sebaliknya. Maskulinitas sendiri tidak dilihat dari satu faktor saja, melainkan dari banyak faktor. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat topik penelitian mengenai maskulin tersebut. Selain itu, pendapat ini dibenarkan Josep Gelfer. Dalam hal ini, maskulinitas sedangdalam kriris” dan telah menjadi sebuah kualitas yang luar biasa baik dalam ranah popular ataupun akademis (Gelfer, 2016) .

Wacana krisis tersebut didukung fakta bahwa dapat memiliki arti yang berbeda dan juga yakin mengklaim bahwa maskulinitas sedang dalam krisis. James Hearfield mencatat tiga jenis wacana krisis, pertama maskulinitas dianggap patologis, kedua persepsi matinya harga diri laki-laki, ketiga tanggapan skeptis terhadap wacana krisis. Mirip dengan keadaan darurat, keadaan pengecualian ini digunakan oleh pemerintah untuk memanfaatkan kekuasaan luar biasa yang pasti akan membatasi kebebasan warga negara. Agamben berpendapat bahwa sekarangharus menghadapi keadaan pengecualian yang berkelanjutan”. Keadaan pengecualian yang terus menerus dapat diterapkan pada krisis maskulinitas ketika kita menganggap keduanya sama (Gelfer, 2016).

Melihat dari fenomena-fenomena yang ada, terdapat dari kaum laki-laki memilih beralih profesi menjadi seorang Make Up Artist (MUA). Terkhusus di Indonesia hal seperti ini masih dianggap negatif. Dalam hal ini, peneliti tertarik meneliti tentang pekerjaan yang disebut pekerjaan feminin pada struktur masyarakat sosial yang masih memiliki pandangan negatif akan hal itu. Yang peneliti fokuskan kali ini mengenai pekerjaan MUA yang sering dilakukan oleh wanita tetapi saat ini banyak pria yang beralih profesi menjadi seorang MUA.

Pandangan perempuan terhadap profesi laki-laki dibidang kecantikan ini kurang mendukung. Ini bisa disebabkan oleh norma-norma sosial yang masih kuat atau keyakinan tradisional terkait peran gender. Dalam beberapa kasus, terutama jika industri kecantikan dianggap memiliki kompetisi yang tinggi, beberapa perempuan mungkin merasa adanya persaingan tambahan ketika laki-laki memasuki bidang tersebut. Seperti halnya pada penelitian Sowad menjelaskan bahwa dalam konsep idealisasi maskulinitas yang ada di masyarakat Bangladesh, kecantikan laki-laki bukanlah fenomena yang diterima dengan baik, namun karena konstruksi maskulinitas bersifat kontekstual kita dapat berasumsi bahwa suatu hari nanti stigmatisasi nyata mengenai kecantikan di kalangan laki-laki mungkin saja akan kehilangan penerimaannya di masyarakat (Sowad, 2017).

Pandangan kurang mendukung lainnya terhadap pandangan perempuan pada profesi laki-laki dibidang kecantikan adalah penelitian Lupton. Fakta bahwa pekerjaan masih dipisahkan berdasarkan gender mempunyai banyak implikasi terhadap masyarakat dan perekonomian. Dalam konteks banyaknya kerugian yang dialami oleh perempuan dalam pekerjaan berbayar, yang sudah berlangsung lama dan terus menerus, setiap diskusi mengenai pengalaman laki-laki dalam sistem hubungan gender ini harus memiliki perspektif yang kuat. Namun, pengabaian terhadap pengalaman laki-laki dapat menyebabkan penjelasan yang tidak lengkap. Kemungkinan bahwa penyebab utamanya adalah fakta bahwa pekerjaan ini secara efektif tidak dilakukan pada separuh populasi (Lupton, 2000).

Proses penghapusan pasar tenaga kerja tidak hanya mengharuskan perempuan memasuki pekerjaan yang didominasi laki-laki, namun juga mengharuskan laki-laki memasuki wilayah kerja secara perempuan. Pernyataan diatas menyimpulkan bahwa pengaitan pekerjaan dengan gagasan tradisional tentang maskulinitas dapat menciptakan pencegahan dan kesulitan yang kuat bagi mereka yang ingin melintasi batas-batas pekerjaan tradisional atau gender (Lupton, 2000) .

Selain itu, ada juga terdapat pandangan perempuan terhadap profesi laki-laki dibidang kecantikan yang mendukung. Pada penelitian tersebut masuknya laki-laki kedalam ruang konsumsi feminin dengan kacamata hegemoni maskulinitas, baik dengan mengakhiri permainan kekuatan laki-laki yang mengejar ruang konsumsi feminin yang maskulin, seperti dalam kasus peran sebagai ayah dirumah, memasak, dan kebiasaan berdandan metroseksual. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengumpulkan wawasan yang membangun teori guna merumuskan pemahaman yang membuka mata tentang keragaman identitas gender modern dalam konteks konsumsi dan budaya konsumen.  Para peneliti percaya bahwa praktik pelanggaran gender yang dilakukan para vlogger kecantikan laki-laki dalam cara mereka menggunakan riasan yang mencolok memberi wawasan yang berbeda dari gagasan penelitian sebelumnya yang berupaya untuk melakukan maskulinisasi dibidang tersebut (Hjort & Komulainen, 2017).

Perebutan kekuasaan antara feminin dan maskulin tidak begitu ketara dalam penelitian ini. karena para vlogger memadukan ciri-ciri maskulin dan feminin dalam penampilan mereka, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan pemahaman komprehensif mengenal ciri-ciri menonjol dari fenomena konsumsi di industry kecantikan dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana konsep identitas gender tercermin melalui para vlogger pria konsumsi riasan (Hjort & Komulainen, 2017).

Hal yang sama juga terdapat pada penelitian (Finol & Bell, n.d.; Salam, 2021). Penelitian tersebut menyatakan konteks kecantikan pria merupakan fenomena terkini di masyarakat Venezuela. Dua puluh empat pemuda dari berbegai negara bagian bersama-sama menampilkan kualitas tubuh terbaiknya agar bisa menarik perhatian juri. Misalnya yang pertama ingin dibangun adalah rasa maskulinitas yang selaras denga napa yang mungkin diterima oleh budaya macho Venezuela.

Dalam pengertian yang sama bahwafeminitas bukanlah properti alami perempuan, namun sebuah konstruksi budaya”. Maskulinitas juga merupakan produk budaya yang dibuat dalam upaya untuk mewakili pandangan ideologis tertentu tentang apa yang diciptakan oleh ritual media. Oleh karena itu, meskipun menggunakan proses ritual yang sama, beberapa makna petunjuk yang diungkapkan oleh ada atau tidaknya beberapa pelaku dan beberapa tanda dihadirkan untuk mempertegas perbedaan antara Nona dan Tuan. Makna maskulinitas yang dihadirkan disini jauh dari kemiripan dengan homoseksualitas.

Pada tingkat terdalamnya, ritual konteks kecantikan pria adalah sebuah ekspresi dari mitos sosial tentang maskulinitas, yang mana berakar pada budaya macho Amerika Latin. Ritual ini berusaha memastikan bahwa rasa kejantanan yang terkandung dalam setiap tindakan dihadirkan selaras dengan konteks sosial dan budaya, karena tidak ada ritual yang dapat mengabaikan nilai-nilai dan struktur budaya yang telah lama ada. Sekalipun mitos dan perilaku sosial yang terkait dengannya sudah bisa dihaluskan saat ini, mitos tersebut masih tetap menjadi bagian dari kenyataan yang tidak dapat diabaikan oleh ritual, bahkan ritual media yang kuat sekalipun.

Peneliti akan menganalisa lebih dalam dengan menggunakan teori representasi maskulinitas dalam media sosial karena sejatinya penggambaran tentang maskulinitas dapat ditelusuri dengan teori tersebut. Dengan berlandaskan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti mengambil judul penelitian ini Representasi Maskulinitas Make Up Artist (MUA) Bubah Alfian Pada Akun Instagram. Tujuan dalam penelitian ini untuk merepresentasikan tanda-tanda maskulinitas dalam konten video yang di upload pada Instagram.  Penelitian ini juga bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut. Penelitian ini juga sangat penting untuk akademis khususnya dalam representasi maskulinitas dalam peralihan profesi yang dimana merupakan profesi tersebut berlawanan jenis dan juga dapat sebagai pemahaman. Meskipun ada banyak penelitian tentang gender dan media sosial, studi yang fokus pada representasi maskulinitas dikalangan MUA di Indonesia masih terbatas. Peneliti memilih subjek yaitu Bubah Alfian dikarenakan representasi maskulinitas di Instagram didasarkan pada sejumlah faktor identitasnya yang unik sebagai MUA pria, pengaruh yang dia miliki di media sosial, korelasi teoritis representasi maskulinitas dalam media sosial, dan konsekuensi dalam konteks sosial dan budaya Indonesia. Studi ini akan mengeksplorasi representasi maskulinitas dalam industri kecantikan dan dinamika identitas gender di era media sosial terkhusus Instagram. Peneliti menggunakan analisis representasi maskulinitas dalam media sosial Instagram dengan pendekatan CDA (Critical Discourse Analysis) oleh Fairclough.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan yang mendalam mengenai objek serta memudahkan peneliti dalam memperoleh dan mengumpulkan informasi rinci dalam bentuk kalimat. Penelitian deskriptif juga fokus pada pertanyaan 'bagaimana' untuk menjawab bagaimana sebuah peristiwa terjadi.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui dokumentasi dan studi pustaka, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian literatur dan informasi yang diperoleh melalui internet. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa 25 video reels pada account Instagram @bubahalfian, kemudian peneliti menganalisa dengan representasi maskulinitas dalam media sosial Instagram khususnya Stuart Hall. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang berkaitan dengan data dalam penelitian ini, yang mana informasinya dapat ditemukan melalui buku, penelitian terdahulu, jurnal, dan informasi yang bisa didapatkan melalui internet. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data oleh Critical Discourse Analysis (CDA) oleh Norman Fairclough.

 

Hasil dan Pembahasan

Representasi Maskulinitas Make Up Artist (MUA) Bubah Alfian pada Account Instagram

            Berdasarkan hasil temuan pada penelitian yang membahas rumusan masalah yaitu bagaimana representasi maskulinitas Make Up Artist (MUA) Bubah Alfian pada account Instagram sebagai berikut:

 

Tabel 1. Representasi Maskulinitas Make Up Artist (MUA) Bubah Alfian pada account Instagram

No.

Judul Video

Elemen Visual / Teks

Kategori

Analisis

1

Launching Makeup Kolaborasi Bersama Rossa

Bubah dalam video sedang menggunakan produk eyeshadow terbaru kemuka Rossa. Dalam video bubah menggunakan pakaian casual dengan kombinasi jaket berwarna hitam. Dengan latar belakang di studio, pencahayaan background gelap, music jazz, gesturnya tersenyum.

 

Caption: Bubah X Rossa is back with eye collection! Setelah kita merilis velvet lipstick di tahun lalu, kali ini kita ready untuk mempercantik mata kamu.

Visual dan teks,

Kolaborasi dengan figure publik meningkatkan daya Tarik produk dan memperkuat citra merek.

2

Tutorial Makeup

Bubah menunjukkan langkah-langkah makeup, close-up wajah, alat makeup berwarna cerah, menggunakan pakaian formal dengan kemeja warna biru.

 

Caption: @marlenehariman @liakurtz @ginzarheza dan pastinya makasih banyak baju yang saya kenakan dari kak @temmaprasetio love bangetssss kak.

Visual dan teks

Memberikan edukasi sekaligus promosi produk, menekankan keahlian teknis dan detail produk.

3

Tutorial Makeup

Langkah-langkah makeup, alat-alat makeup, close-up hasil akhir, edukasi dalam penggunaan makeup, dan dalam video bubah menggunakan pakaian formal dengan kemeja berwarna putih dan celana krem.

Dialog Bubah: “Hai teman-tema!! Aku mau sharing ni. Aku menemukan treasure sebagai skin preparation dan cocok untuk semua jenis kulit”.

 

Caption: Bagus banget @dalba_indonesia sumpahhhhhhhh. Kemarin photoshoot @exquisitmedia pake produk ini.

Visual dan Teks

Menunjukkan proses langkah demi langkah, memperlihatkan keahlian Bubah dalam merias wajah.

4

Photoshoot Kolaborasi Bersama Model Pria

 

Model pria berpose, latar belakang studio, pencahayaan dramatis, pakaian yang digunakan bubah dan team yaitu cenderung unik untuk para pria dan juga menggunakan aksesoris yang unik.

 

Caption: Bubah X Ravashion. Makeup @bubahalfian @diahsmakeup

Visual dan Teks

Menantang norma gender dengan menampilkan pria dalam konteks kecantikan, memperluas definisi maskulinitas.

5

Campaign Peduli Kanker Payudara

Pesan kesadaran, penggunaan aksesoris serbaberwarna pink, latar belakang berada di bundaran HI Jakarta, menggunakan pakaian sweater berwarna pink.

Dialog Bubah: Indonesia Goes To Pink!!

 

Caption: Coloring Indonesia with love and empowerment. An Unforgettable day at Indonesia goes pink by @lovepink

Visual dan Teks

Menggunakan platform untuk isu sosial penting, menggabungkan pesan kesehatan dengan kecantikan.

6

Photoshoot Kolaborasi

Model berpose, pencahayaan artistik, latar belakang tematik studio. Dalam video Bubah menggunakan pakaian casual berwarna kuning cerah.

 

Caption: #somethingBig #commingsoon @lazada_id @sc.community #MakeUpArtist#BeautyIndustry

Visual dan Teks

Menunjukkan profesionalisme dan kreativitas dalam sesi pemotretan.

7

Pengalaman Penghargaan Pribadi

Bubah menerimabunga sebagai simbolis  penghargaan, suasana santai, latar belakang disuatu ruangan rumah, pengambilan gambar secara close-up, tersenyum dan terlihat bahagia. Dalam video Bubah menggunakan pakaian casual berwarna hitam.

Dialog Bubah: Yeay alhamdulillah banget aku perwakilan Indonesia untuk menghadiri dreamland yang diadakan @makeupforever. I Love @makeupforever.

 

Caption: Thankyou @makeupforever #makeupforever #bubahalfian #MUA

Visual dan Teks

Membangun koneksi personal dengan audiens melalui cerita dan pencapaian pribadi.

8

Penggunaan Skincare

Bubah menunjukkan langkah-langkah perawatan kulit, close-up produk, fokus dalam menjelaskan, dalam ruangan seperti kamar mandi, menggunakan pakaian santai kaos berwarna putih.

Dialog Bubah: Hai teman-teman. Teman-teman pasti semuanya tau aku paling jarang ngambil endorse skincare tapi kali ini aku tu kayak mau coba ah, mau pakai gak sekali dua kali aja tapi akum au pakai setiap hari beberapa minggu.

 

Caption: ni produk gila sihh! Bawah mata berkurang banget gelapnya @niance.id punya nya Dokter Bella. Iseng-iseng mau coba 2 minggu malah nyantol 2 bulan. Cuuss teman-teman recommended banget produk ini sumpah.

Visual dan Teks

Menekankan pentingnya perawatan kulit dalam rutinitas kecantikan, mempromosikan produk skincare.

9

Photoshoot dengan Model Pria

Bubah dalam video terlihat sangat intim dengan model pria, pakaian casual berwarna hitam namun terbuka dibagian dada tanpa menggunakan kaos dalam, pengambilan gambar secara close-up, audio dengan music justin Bieber,  gestur tangan memegang model pria dengan profesional.

 

Caption: #bts #photoshoot #sc.community.

Visual dan Teks

Menggambarkan fleksibilitas gender dalam kecantikan, menantang stereotip tradisional.

 

10

Makeup Putri Indonesia

Proses makeup, suasana diruangan, fokus dan santai. Dalam video bubah menggunakan baju kaos merah dan celana hitam.

Dialog Bubah: “Aku kalua sore tenaga tetap ada walaupun secapek apapun”.

@farhanriswari: “aku liat kak bubah si kalua sore masih energik”.

 

Caption: @farhanariswari @officialputeriindonesia @missinternationalofficial

Visual dan Teks

Menunjukkan keahlian dalam merias wajah untuk acara besar, meningkatkan kredibilitas profesional.

11

Shooting Insert

Shooting di jalan, suasana kerja, alat-alat syuting, menggunakan pakaian casual berwarna hitam, fokus dan tersenyum.

Dialog Bubah: “pemirsa insert. Hari ini saya bakalan makeup-in strangers. Kalau biasa aku makeup artis selama bertahun-tahun sekarang saya makeup strangers. Sekarang kita nyari orang. Ada aja ya tantangannya.

 

Caption: @insertlive udah banyak stok nih. Dan akan tayang tiap hari sabtu jam 11.30 WIB di @transtv_corp.

Visual dan Teks

Memberikan pandangan eksklusif tentang proses produksi, meningkatkan keterlibatan audiens.

12

Permintaan Maaf

Bubah berbicara di depan kamera, ekspresi serius, menggunakan pakaian casual dengan berbalut jaket merah dan berkaos dalam putih, dengan pengambilan gambar secara close-up, bubah terlihat empati secara emosional.

Dialog bubah:”hai teman-teman semua. Jadi beberapa hari lalu saya sempat live instagram dan kondisi saya sedang emosi. Saya juga sedang stres pada malam itu. Dan akhirnya tanpa saya sadari menyinggung perasaan sahabat saya @riomotret. Saya pengen banget meminta maaf dari lubuk hati saya yang terdalam. Dan masih berharap bersahabat dengan ko @riomotret dan teman-teman lainnya. Banyak karya saya yang difoto oleh ko rio dan sering bekerja bareng seperti saudara sendiri”.

 

Caption: semoga kedepannya nanti bisa lebih baik lagi dan bisa bersama berkarya untuk Indonesia, memajukan industry fashion, beauty, dan mengenalkan budaya Indonesia ke dunia. Mohon maaf sebesar-besarnya sekali lagi kepada teman-teman yang sedih dan kecewa karena kata-kata saya.

Visual dan Teks

Menunjukkan sisi humanis dan tanggung jawab sosial, memperkuat hubungan dengan audiens.

13

Makeup Wedding

Proses makeup pengantin, suasana pernikahan. Bubah terlihat fokus menggunakan pakaian casual santai berwarna hijau dan celana putih, menggunakan masker berwarna hitam. Pengambilan gambarnya secara close-up.

 

Caption: wedding @altigita in @iamyogipratama hairdo @woko_s. eyeshadow aku pake base dari lipstick bubah x rossa.

Visual dan Teks

Menyoroti keahlian dalam makeup pernikahan, memperlihatkan momen penting dalam hidup clien.

14

Menghadiri Launching Baju Perempuan

Bubah di acara launching baju perempuan, menggunakan pakian casual kemeja berwarna krem dan celana putih, terlihat santai, tersenyum.

Dialog bubah: “jadi harapannya adalah mereka perempuan yang menggunakan pakaian ini berasa liburan terus”.

 

Caption: Congrats untuk launching @meronarindu by @roryasyari x @vienam X @medyjuan.

Visual dan Teks

Menunjukkan keterlibatan dalam industri mode, memperluas jaringan profesional dan sosial.

15

Video Keseharian

Aktivitas sehari-hari Bubah, suasana rumah.

 

Caption: dari dulu pengen banget punya rumah disini buat menampung anak-anak yatim dan orang tua yang terlantar. Nah selanjutnya jualan sapi Qurban. Saya gak naikin harga tapi dapat persenan dan uangnya nanti saya bangun rumah untuk saya dan keluarga dihari tua.

Visual dan Teks

Membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens melalui konten personal dan keseharian.

16

Persiapan Acara Konser Raisa

Suasana backstage bubah menggunakan pakaian casual berwarna merah dan celana putih fokus dalam memimpin dan mengarahkan team dalam persiapan konser Raisa.

 

Caption: 2 hari lagi konsernya Raisa. Pengen banyak hal diceritakan disini. Tapi kalian liat vlog Yaya aja ntar @raisa6690 @ibaayy_ @astecat @juniconcert.

Visual dan Teks

Menunjukkan keahlian dan profesionalisme dalam merias artis terkenal, menambah kredibilitas.

17

Operasi Perawatan Hidung

Bubah berbicara tentang pengalaman medis, suasana klinik, dan menggunakan pakaian ruamh kaos bolong berwarna hitam.

 

Caption: Akhirnya setelah sekian lama (3tahunan) sering dibilang hidung aku miring kemarin aku memperbaiki hidung. Hasilnya aku suka walau masih bengkak.

Visual dan teks

Menggabungkan isu kesehatan dan kecantikan, memberikan pandangan personal yang mendalam.

18

Photoshoot Campaign

Model berpose untuk acara, suasana studio, pengambilan gambar secara close-up, menggunakan pakaian dari designer Temma dan unik serta kreatif. Hiasan pada wajah juga menantang.

Caption: Recall stunning fashion campaign collaboration between renowned designers Temma Prasetyo X Rory Ashari X Bubah Alfian on the grand stage of Indonesia Fashion Week. Video by @philowww and MUA @bubahalfian

Visual dan Teks

Menggabungkan estetika profesional dengan tujuan pemasaran, meningkatkan daya tarik visual kampanye.

19

Menghadiri Undangan

Bubah di acara undangan, suasana formal, menggunakan pakaian formal kemeja dan celana putih.

Dialog bubah: “Kostum JFC itu bukannya dipakai oleh artis artis Indonesia bahkan artis luar juga banyak. Tahu saya akan makeup in semua selebriti dan Jember pamornya lagi naik banget.

 

Caption: sebenarnya semalam gak sengaja diundang sahabat saya @try_sandi_apriana untuk dinner, dan saya langsung ditodong nyanyi oleh Bapak @hendy_siswanto namun karena suara saya pas-pasan memilih untuk presentasi dan mengemukakan keinginan saya untuk Jember Fashion Carnaval.

 

Visual dan Teks

Menunjukkan jaringan sosial dan keterlibatan dalam acara penting, memperkuat citra sosial.

20

Beautyclass

Bubah mengajar kelas kecantikan, suasana diruangan, zoom out, Bubah menggunakan pakaian formal dengan jas dan dalaman kemeja.

Caption: Thankyou teman-teman yang udah datang ke acara LazBeauty Master Class by @lazada_id @luxcrime_id

Visual dan Teks

Memberikan edukasi langsung, meningkatkan interaksi dan keterlibatan audiens.

21`

Photoshoot dengan Model Pria

Model pria dalam makeup kreatif, suasana studio. Dalam video ini, Bubah menggunakan baju 1 stel berwarna silver. Menggunakan aksesoris kacamata.

Caption: coming soon @gremskiii. @sarahtumiwa. @chaltonciptadi. @muhammadcarlos. @bubahalfian. Featuring @dennymirrorcle can’t wait.

Visual dan Teks

Memberikan edukasi langsung, meningkatkan interaksi dan keterlibatan audiens.

22

Penggunaan Makeup

Langkah-langkah aplikasi makeup, close-up hasil,  menggunakan pakaian casual berwarna hijau lumut. Berada dalam suatu ruangan.

Caption: Peri Cantik @lunamaya disemprotin dulu pakai @namabeauty.co. Congrats dapat best dress kak Wings dan Headpiecenya dari @naranaya

Visual dan Teks

Mempromosikan produk makeup melalui demonstrasi langsung, menekankan keahlian dan detail produk.

23

Acara Buka Bersama

Bubah di acara buka bersama, suasana ramah, pakaian agamis menggunakan sarung, baju muslim serta kopiah.

Caption: kalian suka look yang mana? Pake sarung atau celana? Fasting 2023 by @fatih_indonesia X @sleepproject_indonesia.

 

Visual dan Teks

Menunjukkan keterlibatan dalam tradisi sosial dan keagamaan, memperkuat hubungan komunitas.

24

Persiapan Acara JFC

Proses persiapan untuk Jember Fashion Carnaval, suasana backstage.

Caption: Caption: thank you @prillylatuconsina96. @generasipedulibumi X. @jemberfashioncarnaval and see u on fifth august in jember. Thank you for your kindness, consideration, and dediation towards our planet.

Visual dan Teks

Menunjukkan kreativitas dan persiapan intensif untuk acara besar, menambah kredibilitas dalam industri mode.

25

Review Produk dan Brush

Bubah menunjukkan dan mengulas produk, close-up produk, menggunakan pakaian santai dengan kaos berwarna putih.

Caption: Bts our 2.0 collaboration @aerisbeauty.

Visual dan Teks

Memberikan informasi produk yang rinci, meningkatkan kepercayaan dan keahlian melalui ulasan jujur.

 

Video 1: Eksplanasi

1)     Konteks Sosial: Video ini menempatkan kolaborasi dengan figur publik sebagai strategi pemasaran yang penting. Dalam konteks sosial, kolaborasi dengan selebriti seperti Rossa menunjukkan bahwa produk kecantikan tidak hanya mengenai kualitas, tetapi juga tentang asosiasi dengan figur publik yang memiliki pengaruh besar. Ini mencerminkan tren di mana selebriti digunakan untuk menarik perhatian yang lebih luas dan memberikan validasi sosial terhadap produk.

2)     Ideologi: Ideologi di balik kolaborasi ini adalah bahwa kecantikan dapat diperkuat melalui asosiasi dengan figur publik terkenal. Ini menunjukkan nilai-nilai eksklusivitas dan kemewahan yang tertanam dalam produk kecantikan. Produk tersebut diposisikan sebagai sesuatu yang istimewa dan mewah, yang dapat meningkatkan status sosial penggunanya.

3)     Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam penggunaan figur publik seperti Rossa untuk mempengaruhi opini dan preferensi audiens. Selebriti memiliki kekuasaan sosial yang signifikan untuk mempengaruhi keputusan pembelian dan membentuk persepsi audiens tentang produk. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan sosial dapat digunakan dalam strategi pemasaran untuk memperluas jangkauan dan pengaruh produk.

 

Video 2: Eksplanasi

1)     Konteks Sosial: Video tutorial ini mencerminkan pentingnya edukasi dalam industri kecantikan. Dengan menyediakan panduan langkah demi langkah, Bubah Alfian membantu audiens mengembangkan keterampilan makeup mereka. Ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat digunakan sebagai platform edukasi yang efektif, menjadikan kecantikan lebih dapat diakses oleh semua orang.

2)     Ideologi: Ideologi di balik video tutorial ini adalah bahwa kecantikan dapat dicapai oleh siapa saja dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat. Ini mempromosikan nilai-nilai inklusivitas dan pemberdayaan melalui edukasi. Dengan memberikan akses ke pengetahuan makeup, Bubah berkontribusi pada pemberdayaan individu untuk mencapai kecantikan yang mereka inginkan.

3)     Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah Alfian menggunakan keahliannya untuk mengedukasi dan memberdayakan audiens. Dengan berbagi pengetahuan dan keterampilan, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam bidang makeup. Ini menunjukkan bagaimana keahlian profesional dapat digunakan untuk membangun kekuasaan dan otoritas dalam komunitas.

 

Video 3: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Menampilkan pria dalam peran kecantikan menunjukkan perubahan sosial menuju penerimaan yang lebih luas terhadap berbagai bentuk ekspresi gender. Ini menantang norma gender tradisional dan mempromosikan inklusivitas, menunjukkan bahwa kecantikan tidak terbatas pada satu gender.

2)   Ideologi: Ideologi di balik pemotretan ini adalah bahwa kecantikan tidak terbatas pada gender tertentu. Ini menantang norma-norma tradisional tentang maskulinitas dan femininitas, mempromosikan fleksibilitas gender dan inklusivitas. Ini menunjukkan bahwa kecantikan bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa memandang gender.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platformnya untuk menantang norma-norma tradisional tentang gender dan kecantikan. Dengan menampilkan pria dalam makeup, Bubah mendefinisikan ulang maskulinitas dan mempromosikan inklusivitas. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk mendorong perubahan sosial.

 

Video 4: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Kampanye ini menggabungkan isu kesehatan dengan kecantikan, menunjukkan bagaimana platform kecantikan dapat digunakan untuk tujuan sosial yang lebih besar. Ini mencerminkan tanggung jawab sosial dan etika dalam industri kecantikan, di mana kecantikan dapat menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung isu-isu sosial.

2)   Ideologi: Ideologi di balik kampanye ini adalah bahwa kecantikan dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung isu-isu sosial. Ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai solidaritas dan komunitas dapat digabungkan dengan pemasaran produk kecantikan, menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platform kecantikan untuk mempromosikan kesadaran kesehatan. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dalam media sosial dapat digunakan untuk mendukung perubahan sosial yang positif. Bubah menggunakan pengaruhnya untuk menggalang dukungan dan meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara.

 

Video 5: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan bagaimana estetika profesional digunakan dalam pemasaran produk kecantikan. Ini mencerminkan bagaimana seni dan bisnis dapat bersinergi dalam industri kecantikan, meningkatkan daya tarik visual kampanye dan menarik perhatian audiens.

2)   Ideologi: Ideologi di balik kampanye ini adalah bahwa kecantikan dapat diperkuat melalui estetika profesional. Ini menunjukkan nilai-nilai estetika dan kreativitas yang digunakan untuk mempromosikan produk kecantikan. Produk tersebut diposisikan sebagai sesuatu yang tidak hanya bermanfaat, tetapi juga indah dan menarik.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan keahliannya untuk menciptakan visual yang menarik dan mengesankan. Dengan menggunakan estetika profesional, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam bidang kecantikan. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dapat dibangun melalui keterampilan artistik dan profesionalisme.

 

Video 6: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Dokumentasi acara undangan menunjukkan pentingnya jaringan sosial dan profesional dalam industri kecantikan. Ini mencerminkan bagaimana keterlibatan sosial dapat memperkuat citra profesional dan memperluas jangkauan pengaruh.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterlibatan dalam acara sosial dan profesional penting untuk membangun dan memperkuat jaringan. Ini menunjukkan nilai-nilai komunitas dan hubungan interpersonal yang penting dalam industri kecantikan.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah memperkuat hubungannya dengan tokoh-tokoh penting melalui keterlibatan dalam acara sosial. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan sosial dapat digunakan untuk memperkuat posisi profesional dan memperluas jaringan

 

Video 7: Eksplanasi

1)    Konteks Sosial: Video ini menunjukkan bagaimana penghargaan pribadi dapat membangun koneksi emosional dengan audiens. Dalam konteks sosial, berbagi pengalaman pribadi menciptakan hubungan yang lebih dekat dan memperkuat loyalitas pengikut.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kesuksesan pribadi dapat digunakan untuk menginspirasi dan membangun hubungan dengan audiens. Ini menunjukkan nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan yang dihargai dalam komunitas online.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan pengalaman pribadinya untuk memperkuat koneksi dengan audiens. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan emosional dapat digunakan untuk membangun hubungan yang kuat dengan pengikut.

 

Video 8: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video edukatif tentang skincare menunjukkan pentingnya perawatan kulit dalam rutinitas kecantikan sehari-hari. Ini mencerminkan bagaimana edukasi kesehatan kulit menjadi bagian penting dari industri kecantikan, meningkatkan kesadaran audiens tentang pentingnya menjaga kesehatan kulit.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kulit yang sehat adalah dasar dari kecantikan yang optimal. Ini menunjukkan nilai-nilai kesehatan dan perawatan diri yang dipromosikan dalam industri kecantikan.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platformnya untuk mengedukasi audiens tentang perawatan kulit. Dengan berbagi pengetahuan tentang skincare, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam bidang kecantikan.

 

Video 9: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menantang norma gender tradisional dengan menampilkan pria dalam peran kecantikan. Ini mencerminkan perubahan sosial menuju penerimaan yang lebih luas terhadap berbagai bentuk ekspresi gender.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kecantikan tidak terbatas pada gender tertentu. Ini menunjukkan nilai-nilai inklusivitas dan fleksibilitas gender dalam industri kecantikan.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platformnya untuk menantang dan mendefinisikan ulang norma-norma tradisional tentang gender dan kecantikan. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk mendorong perubahan sosial.

 

 

 

Video 10: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial:  Video ini menunjukkan kebanggaan nasional dengan menampilkan proses makeup peserta Putri Indonesia. Ini mencerminkan bagaimana kecantikan nasional digunakan untuk memperkuat identitas budaya dan kebanggaan nasional.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kecantikan nasional dapat memperkuat identitas budaya dan kebanggaan nasional. Dengan menampilkan proses makeup yang menonjolkan fitur-fitur khas Indonesia, video ini mengedepankan nilai-nilai estetika yang berakar pada budaya lokal.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah Alfian menggunakan keahliannya untuk merias wajah peserta Putri Indonesia. Dalam konteks acara sebesar Putri Indonesia, penampilan yang diciptakan oleh Bubah menjadi patokan bagi banyak orang tentang bagaimana seharusnya kecantikan yang ideal.

 

Video 11: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial:

Video ini memberikan pandangan di balik layar proses produksi makeup, yang biasanya tidak terlihat oleh audiens umum. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan transparansi dalam proses kreatif dan produksi, meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan audiens terhadap Bubah Alfian.

2)   Ideologi:

Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterbukaan dan transparansi dalam proses produksi penting untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens. Ini mempromosikan nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan dalam industri kecantikan.

3)   Dinamika Kekuasaan:

Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah Alfian menggunakan akses eksklusif ke proses produksi untuk memperkuat hubungan dengan audiens. Dengan memberikan pandangan di balik layar, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dan influencer dalam komunitas kecantikan.

 

 Video 12: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan tanggung jawab dan kejujuran Bubah Alfian dalam menghadapi kesalahan. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dalam industri kecantikan.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kejujuran dan transparansi penting dalam membangun kepercayaan dan hubungan dengan audiens. Ini menunjukkan bahwa mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah bagian dari etika profesional yang dihargai.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah Alfian menggunakan permintaan maaf untuk memperkuat hubungan dengan audiens. Dengan menunjukkan kerentanannya, Bubah memperkuat kepercayaan dan loyalitas pengikutnya.

 

Video 13: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial:Video ini menyoroti proses makeup pengantin, yang merupakan momen penting dalam kehidupan banyak orang. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan bagaimana kecantikan dapat meningkatkan makna dan keindahan momen spesial seperti pernikahan.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa makeup profesional dapat membuat momen spesial lebih berkesan. Ini menunjukkan nilai-nilai pentingnya detail dan profesionalisme dalam menciptakan momen yang sempurna.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan keahliannya untuk menciptakan makeup pernikahan yang indah, memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam makeup acara spesial. Ini menunjukkan bagaimana keterampilan profesional dapat digunakan untuk membangun reputasi dan pengaruh.

 

Video 14: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan keterlibatan Bubah dalam acara mode, memperlihatkan interseksi antara industri kecantikan dan mode. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antar industri untuk menciptakan tren dan inovasi baru.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterlibatan dalam berbagai aspek industri fashion dan kecantikan dapat memperkaya pengalaman dan perspektif. Ini menunjukkan nilai-nilai kreativitas dan kolaborasi dalam menciptakan inovasi.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan jaringannya untuk memperkuat posisinya dalam industri kecantikan dan mode. Dengan menghadiri acara mode, Bubah memperluas jangkauan dan pengaruhnya.

 

Video 15: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan kegiatan sehari-hari Bubah Alfian, memberikan pandangan yang lebih personal kepada audiens. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan bagaimana keterbukaan dan transparansi dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterbukaan tentang kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan keterlibatan dan kepercayaan audiens. Ini menunjukkan nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan dalam membangun komunitas online.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan kehidupan sehari-harinya untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan audiens. Dengan berbagi aspek personal, Bubah memperkuat loyalitas dan kepercayaan pengikutnya.

 

Video 16: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan proses persiapan makeup untuk acara besar, memberikan pandangan tentang bagaimana profesionalisme dan keterampilan digunakan dalam situasi tekanan tinggi. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya persiapan dan keterampilan dalam menciptakan hasil yang memukau.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa persiapan yang teliti dan keterampilan profesional adalah kunci untuk mencapai hasil yang sukses. Ini menunjukkan nilai-nilai kerja keras dan dedikasi dalam mencapai kesempurnaan.

3)   Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan keahliannya untuk memastikan bahwa makeup Raisa terlihat sempurna untuk acara besar. Ini memperkuat posisinya sebagai ahli dalam makeup acara penting.

 

Video 17: Eksplanasi

1)   Konteks Sosial: Video ini menunjukkan perjalanan Bubah Alfian dalam menjalani operasi perawatan hidung, memberikan pandangan yang lebih dalam tentang isu-isu kesehatan dan kecantikan. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya perawatan diri dan kesehatan dalam industri kecantikan.

2)   Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa perawatan kesehatan adalah bagian penting dari kecantikan. Ini menunjukkan nilai-nilai perawatan diri dan kesehatan dalam mencapai kecantikan yang optimal.

3)   Dinamika Kekuasaan:

Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan pengalamannya untuk mengedukasi dan menginspirasi audiens tentang pentingnya perawatan kesehatan. Ini memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam bidang kesehatan dan kecantikan.

    

Video 18: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Dokumentasi acara undangan menunjukkan pentingnya jaringan sosial dan profesional dalam industri kecantikan. Ini mencerminkan bagaimana keterlibatan sosial dapat memperkuat citra profesional dan memperluas jangkauan pengaruh.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterlibatan dalam acara sosial dan profesional penting untuk membangun dan memperkuat jaringan. Ini menunjukkan nilai-nilai komunitas dan hubungan interpersonal yang penting dalam industri kecantikan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah memperkuat hubungannya dengan tokoh-tokoh penting melalui keterlibatan dalam acara sosial. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan sosial dapat digunakan untuk memperkuat posisi profesional dan memperluas jaringan.

 

Video 19: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini menunjukkan keterlibatan Bubah dalam acara-acara sosial penting, mencerminkan pentingnya jaringan sosial dalam industri kecantikan. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan bagaimana keterlibatan dalam acara-acara ini dapat memperluas jangkauan dan pengaruh profesional.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa keterlibatan dalam acara sosial dan profesional penting untuk memperkuat hubungan dan membangun jaringan. Ini menunjukkan nilai-nilai komunitas dan kolaborasi dalam industri kecantikan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah memperkuat jaringannya melalui keterlibatan dalam acara-acara sosial. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan sosial dapat digunakan untuk memperkuat posisi profesional dan memperluas pengaruh

 

Video 20: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini menunjukkan sesi beautyclass yang dipandu oleh Bubah Alfian, memberikan edukasi langsung kepada audiens. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan dalam industri kecantikan.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa edukasi adalah kunci untuk memberdayakan individu dalam mencapai kecantikan yang mereka inginkan. Ini menunjukkan nilai-nilai inklusivitas dan pemberdayaan melalui pendidikan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan pengetahuannya untuk mengedukasi dan memberdayakan audiens. Dengan memberikan edukasi langsung, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dalam bidang kecantikan.

 

Video 21: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini menantang norma gender tradisional dengan menampilkan pria dalam peran kecantikan. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan perubahan sosial menuju penerimaan yang lebih luas terhadap berbagai bentuk ekspresi gender.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kecantikan tidak terbatas pada gender tertentu. Ini menunjukkan nilai-nilai inklusivitas dan fleksibilitas gender dalam industri kecantikan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platformnya untuk menantang dan mendefinisikan ulang norma-norma tradisional tentang gender dan kecantikan. Ini menunjukkan bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk mendorong perubahan sosial.

 

Video 22: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini menunjukkan cara penggunaan makeup dengan penjelasan yang rinci, memberikan edukasi kepada audiens. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan produk kecantikan. Ini juga menunjukkan bagaimana tutorial makeup dapat memberdayakan individu untuk mencapai tampilan yang mereka inginkan.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kecantikan dapat dicapai oleh siapa saja dengan pengetahuan dan teknik yang tepat. Video ini mempromosikan nilai-nilai edukasi, inklusivitas, dan pemberdayaan melalui tutorial makeup.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan platformnya untuk mendidik audiens tentang teknik makeup yang benar. Dengan memberikan tutorial yang jelas dan terperinci, Bubah memperkuat posisinya sebagai otoritas dan sumber terpercaya dalam dunia kecantikan.

 

Video 23: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini mendokumentasikan acara buka puasa bersama, menunjukkan nilai-nilai kebersamaan dan komunitas. Dalam konteks sosial, ini mencerminkan pentingnya tradisi dan nilai-nilai kebersamaan dalam budaya, serta bagaimana acara sosial dapat mempererat hubungan antar individu.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kebersamaan dan hubungan interpersonal penting dalam membangun komunitas yang kuat. Video ini mempromosikan nilai-nilai solidaritas, kebersamaan, dan kekeluargaan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan acara sosial ini untuk memperkuat hubungan dengan komunitasnya. Dengan mendokumentasikan acara buka bersama, Bubah menunjukkan kemampuannya untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yang kuat, memperkuat posisinya sebagai figur sentral dalam komunitasnya.

 

Video 24: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini menunjukkan persiapan untuk acara Jember Fashion Carnaval (JFC), menyoroti kreativitas dan profesionalisme dalam industri kecantikan dan mode. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan bagaimana persiapan intensif dan kolaborasi antar berbagai pihak diperlukan untuk menciptakan acara yang sukses dan spektakuler.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa kreativitas dan kerja keras adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam industri kecantikan dan mode. Video ini mempromosikan nilai-nilai dedikasi, kerja keras, dan inovasi dalam persiapan acara besar.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan keahliannya untuk memastikan bahwa semua aspek persiapan acara berjalan lancar. Dengan menunjukkan proses persiapan yang mendetail, Bubah memperkuat posisinya sebagai pemimpin dan kreator yang berpengaruh dalam industri kecantikan dan mode.

 

Video 25: Eksplanasi

1) Konteks Sosial: Video ini berisi ulasan jujur tentang produk dan brush favorit Bubah Alfian, memberikan informasi yang berguna bagi audiens. Dalam konteks sosial, ini menunjukkan pentingnya ulasan produk dalam membantu audiens membuat keputusan pembelian yang tepat.

2) Ideologi: Ideologi di balik video ini adalah bahwa transparansi dan kejujuran dalam ulasan produk penting untuk membangun kepercayaan dengan audiens. Video ini mempromosikan nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan integritas dalam ulasan produk kecantikan.

3) Dinamika Kekuasaan: Dinamika kekuasaan terlihat dalam cara Bubah menggunakan pengaruhnya untuk memberikan ulasan yang jujur dan terperinci tentang produk kecantikan. Dengan memberikan informasi yang berguna dan terpercaya, Bubah memperkuat posisinya sebagai sumber terpercaya dan otoritas dalam dunia kecantikan.

 

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi representasi maskulinitas oleh Make Up Artist (MUA) Bubah Alfian pada akun Instagram-nya dengan menggunakan pendekatan Critical Discourse Analysis (CDA) oleh Norman Fairclough. Temuan penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran makna maskulinitas yang menantang stereotip tradisional. Bubah Alfian mampu mempertahankan identitas maskulinnya sambil bekerja dalam industri yang secara tradisional dianggap feminin. Melalui konten yang diunggah di Instagram, ia memperlihatkan bahwa maskulinitas tidak hanya berkaitan dengan kekuatan fisik atau dominasi, tetapi juga dapat mencakup elemen-elemen estetika dan kehalusan. Interaksi dengan audiens di Instagram menunjukkan dukungan yang kuat terhadap representasi maskulinitas yang ditampilkan oleh Bubah Alfian. Komentar dan likes pada unggahannya mencerminkan penerimaan positif, meskipun ada beberapa kritik yang menyoroti pandangan tradisional tentang gender. Ini menunjukkan bahwa media sosial, khususnya Instagram, memainkan peran penting dalam mempromosikan dan memvalidasi identitas gender yang lebih cair dan dinamis.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Connell, R. (2005). Masculinities.

De Chavez, J. C., & Pacheco, V. (2020). Masculinity in the Age of (Philippine) Populism: Violence and Vulgarity in Duterte’s Hypermasculine Discourse. HSE Social and Education History, 9(3), 261–283. https://doi.org/10.17583/MCS.2020.5157

Finol, J. E., & Bell, C. (n.d.). Masculinity in men beauty pageant. Retrieved from http://www.heterogenesis.com/Heterogenesis­2/Textos/hsv/hnr29/Finol.html

Florenta, S., Wahyudi, A. B., Markhamah, & Sabardila, A. (2022). Representation of Masculinity in Advertising Text on Youtube as Teaching Material for Indonesian Class VIII. ATLANTIS PRESS, 662.

Gelfer, J. (2016). Los cinco estadios de la masculinidad: Un modelo nuevo para entender las masculinidades. Masculinities and Social Change, 5(3), 268–294. https://doi.org/10.17583/MCS.2016.2169

Handoyo, L., Wahyudi, C. T., & Mogbo, J. B. (2023). Social Roles Dilemmas among Men with Chronic Disease: A Qualitative Meta-Synthesis. Masculinities and Social Change, 12(2), 130–159. https://doi.org/10.17583/mcs.10914

Hartono, D. (2023). Maskulinitas dalam Iklan Pembersih Wajah Laki-laki (Analisis Semiotika Charles S.Peirce pada Iklan Garnier Men Joe Taslim). JIKA (Jurnal Ilmu Komunikasi Andalan), Volume 6, 64–81. Retrieved from https://www.ejournal.unma.ac.id/index.php/jika/article/view/5310/3114

Hermawan, A. W. (2022). Representasi Maskulinitas Pria Dalam Iklan Ms Glow Versi Keanu Di Youtube. Retrieved from https://repository.upnjatim.ac.id/6809/

Hjort, M., & Komulainen, V. (2017). Men in Makeup "Performances of gender transgression in male beauty vloggersmakeup consumption". LUND UNIVERSITY, 1–98.

Horton, P. (2019). Recognising shadows: masculinism, resistance, and recognition in Vietnam. NORMA, 14(1), 66–80. https://doi.org/10.1080/18902138.2019.1565166

Lawono, E. R., Dliyaulhaq, A., & Bimantara, A. (2021). Representasi Maskulinitas dan Budaya Populer dalam Iklan Pond’s Men. Jurnal Audiens, 3(2), 93–103. https://doi.org/10.18196/jas.v3i2.12000

Liyanti, Y. (2022). Universitas Persada Indonesia Y.A.I ABSTRAK. XXVII(1), 107–121.

Lupton, B. (2000). Maintaining Masculinity: Man Who Do “Women’s Work.” British Journal Of Management, 11(Special Issue), S33–S48. https://doi.org/https://doi.org/10.1111/1467-8551.11.s1.4

Martínez-Sanz, R., & Fernández, C. G. (2018). Brand communication on instagram, a gender issue? The role the fashion influencer. Masculinities and Social Change, 7(3), 230–254. https://doi.org/10.17583/mcs.2018.3693

Noviasari, G. (2011). Make Up Sebagai Tampilan Maskulin Dalam Video Klip Super Junior “Mr. Simple” dan “No Other.” Commonline Departemen Komunikasi, 2(2), 74–83.

Pithaloka, D., Taufiq, I., & Dini, M. (2023). Pemaknaan perempuan Generasi Z terhadap maskulinitas joget Tiktok. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 69–78. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24793

Prianti, D. D. (2019). The Identity Politics of Masculinity as a Colonial Legacy. Journal of Intercultural Studies, 40(6), 700–719. https://doi.org/10.1080/07256868.2019.1675612

Salam, R. (2021). Men will be Men?: Masculinities on display in the Facebook communication practices of Pakistani men. NORMA, 16(1), 38–56. https://doi.org/10.1080/18902138.2021.1875640

Sowad, A. S. M. (2017). Influencias de la industria emergente de belleza para hombres en la construcción de las masculinidades de los estudiantes de Dhaka. Masculinities and Social Change, 6(1), 1–16. https://doi.org/10.17583/MCS.2017.2290

 

Copyright holder:

Diaz Sari, Maulina Pia Wulandari, Bambang Dwi Prasetyo (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: