Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
9, September 2024
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI,
KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN LOCUS OF CONTROL
TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN VARIABEL MODERASI REMOTE AUDIT
Ajeng Angela Kartikarini1, Iin Marlena2, Nadia
Khaerun Nissa3, Rakhmi Uswahni4
Universitas Budi Luhur, Jakarta, Indonesia1,2,3,4
Email:
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3,
[email protected]4
Abstrak
Penelitian
ini dilaksanakan untuk menganalisa pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi,
kompleksitas tugas, dan locus of control terhadap kualitas audit dengan
variabel moderasi remote audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis efektifitas pelaksanaan remote audit yang dilakukan di masa
pandemic dan menganalisa kualitas audit yang dikeluarkan pada pelaksanaan audit
jarak jauh dari perspektif pimpinan, komitmen orgarnisasi, kompleksitas tugas
dan locus of control. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel
auditor yang bekerja Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Selatan. Metode
penelitian ini adalah analisis Path
Coeffiscients dengan menggunakan SmartPLS. Hasil dari penelitian menunjukan
bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit,
kompleksitas tugas berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sedangkan
komitmen organisasi, dan locus of control
tidak mempengaruhi kualitas audit. Remote
audit tidak memoderasi gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompleksitas
tugas, dan locus of control dalam mempengaruhi kualitas audit.
Kata
kunci: kualitas audit, gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompleksitas
tugas, locus of control, remote audit
Abstract
This research was conducted
to know the variables of leadership styles, organizational commitments, task
complexity and locus of control from the auditor's side related to the audit
quality, accompanied by remote audit as Moderate. The purpose of this study is
to analyze the effectiveness of remote audits carried out during the pandemic
and analyze the quality of audits issued during remote audits from the
perspective of leadership, organizational commitment, task complexity and locus
of control. The study used purposive sampling techniques with a sample of
auditors working with the Public Accountant Office (KAP) in Jakarta Selatan.
This research method is the analysis of Path Coeffiscients using SmartPLS. The
results of the study showed that leadership has negative effect toward audit
quality, task complexity has positive effect toward audit quality, while
organizational commitments and locus of control do not affect the audit
quality. Time pressure does not moderate leadership styles, organizational
commitment, task complexity, and locus of control in influencing audit quality.
Keywords: Audit
quality, leadership style, organizational commitment, task complexity, locus of
control, remote audit
Pendahuluan
Virus Covid-19 yang bermula terjadi di Wuhan, China, akhirnya menyebar
keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyebaran yang luas dan cepat berdampak
ke berbagai lini kehidupan, mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, tatanan sosial,
dan lain sebagainya. Termasuk juga berdampak pada proses audit yang
dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Indonesia yang mulai
menerapkan teknik audit jarak jauh (remote
audit).
Tahapan pelaksanaan remote audit
secara umum sama dengan pelaksanaan audit secara langsung, yaitu perencanaan,
pelaksanaan audit, dan tahap pelaporan, yang membedakan adalah teknik audit
yang dilakukan secara virtual dengan menggunakan perangkat teknologi informasi.
Adanya batasan ruang dan waktu sesuai dengan protokoler kesehatan pada masa
pandemic ini, menuntut adaptasi yang cepat dari auditor untuk tetap menjalankan
sesuai dengan Standar Audit yang ada agar tetap menjaga kualitas audit.
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik, audit yang dilaksanakan
akuntan publik dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan standar auditing.
Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu akuntan publik memenuhi
tanggung jawab profesionalnya atas laporan keuangan yang diaudit. Standar
auditing juga mencakup kualitas profesional (professional
quality) dan petimbangan (judgement)
akuntan publik yang digunakan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan audit.
Tantangan dan risiko pandemi
Covid-19 yang dengan cepat melanda di seluruh dunia, selanjutnya direspon dan
diantisipasi dengan cepat pula oleh para regulator profesi dan asosiasi profesi
melalui kebijakan regulasi dan penyesuaian standar akuntansi serta standar
profesi agar kualitas audit tetap terjaga. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) telah melakukan penyesuaian standar akuntansi dengan menerbitkan press
release dampak pandemi Covid-19 terhadap penerapan PSAK 68 Pengukuran Nilai
Wajar, PSAK 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan, PSAK 71 Instrumen Keuangan,
dan ISAK 102 Penurunan Nilai Piutang Murabahah. Dari sisi pelaksanaan audit
oleh Akuntan Publik, IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) menerbitkan Technical Newsflash: Respon Auditor atas
Pandemi Covid-19.
Tantangan untuk para pimpinan KAP dimana risiko kecurangan menjadi
lebih sulit terdeteksi di masa pandemi ini. Berkaitan dengan stock opname persediaan yang dilakukan
secara virtual perlu mempertimbangkan jumlah kamera, untuk memberikan gambar
secara keseluruhan. Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam audit di
masa pandemi adalah evaluasi dampak Covid-19 terhadap klien, penilaian risiko,
dan pendekatan audit jarak jauh. Berdasarkan data dari BEI, terdapat 23 emiten
yang masih terlambat melaporkan kinerja keuangan untuk periode September 2020.
Seperti diketahui, pada Maret 2020 BEI mengeluarkan edaran untuk memperpanjang
masa pelaporan keuangan karena dampak pandemi Covid-19. Sehingga BEI memutuskan
untuk memberikan sanksi atas keterlambatan tersebut. Hal ini diduga dapat
mempengaruhi kualitas audit pada pada masa pandemic yaitu per tahun 2019-2021.
Kualitas audit dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain gaya
kepemimpinan, komitmen organisasi, kompleksitas tugas, dan locus of control.
Pemantauan kinerja para auditor yang mengerjakan proses audit dengan cara remote audit sangat diperlukan untuk
mendukung kualitas output atas jasa audit yang diberikan tetap terjaga. Leadership style atau gaya kepemimpinan adalah cara bagaimana seorang dapat
mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang menjadi tujuan individu,
kelompok atau organisasinya. Gaya kepemimpinan akan mempengaruhi strategi yang
akan diterapkan dalam organisasi mereka (Nathania & Hatane, 2015). Strategi
yang diambil dan leadership yang kuat
dapat menjadi kunci keberhasilan organisasi. Selain itu, dalam menentukan
keberhasilan kepemimpinan mempunyai fungsi yang melekat adalah fungsi
pengawasan
Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan juga
ditentukan oleh seberapa besarnya komitmen dari setiap individu yang menjadi
anggota dalam organisasi tersebut. Komitmen organisasi dinyatakan dalam bentuk
kepercayaan dan ketertarikan setiap individu atas tujuan atau visi dan nilai
organisasi yang telah dicanangkan dan bersedia terlibat aktif dengan usaha
sebaik mungkin serta tetap menjada loyalitas tinggi menjadi anggota organisasi
Pelaksanaan audit merupakan proses sistematik yang
dilaksanakan oleh orang yang memiliki sikap professional dan independen serta
dapat mendokumentasikan setiap bukti audit yang diperoleh untuk dilakukan
evaluasi secara objectif untuk menentukan sejauh mana suatu kreteria terpenuhi
Dengan kompleksitas tugas yang tinggi tersebut dalam masa
pandemic dengan pelaksanaan remote audit, seorang auditor harus memiliki
locus of control yaitu karakteristik
personal terkait dengan pengendalian diri atas factor-faktor yang dapat
mempengaruhinya dalam menentukan keberhasilan atau kagagalan yang dialaminya
Dalam masa pandemic, KAP sebagai suatu organisasi membuat bermacam
kebijakan untuk mengatur jalannya organisasi tetap berjalan dengan efektif
dalam menghadapi masa pandemic tersebut. April 2020 lalu, Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan technical
newsflash sebagai audit guidance di masa pandemi dan pada bulan Oktober
mengeluarkan kembali technical newsflash
berkaitan dengan prosedur alternatif dalam pengujian atas perhitungan dan
observasi terhadap persediaan.
Mike Suffield mengemukakan bahwa dampak virus corona berpengaruh
signifikan terhadap profesi audit
Adanya gap pada penelitian
sebelumnya, Fitriani dan Permana
Pengembangan
Hipotesis.Penelitian
1)
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kualitas audit
Penelitian yang
dilakukan oleh Alfatih
H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
2) Pengaruh
komitmen organisasi terhadap kualitas audit
Penelitian yang dilakukan oleh Riswan
H2: Komitmen organisasi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
3) Pengaruh
kompleksitas tugas terhadap kualitas audit
Berdasarkan hasil penelitian dari Wijaya dan Yulyono
H3: Kompleksitas
tugas berpengaruh positif terhadap kualitas audit
4)
Pengaruh locusiof control terhadap
kualitas audit
Berdasarkan penelitian yang dilakukanioleh Pratiwi
H4: Locusiof
control berpengaruh positif terhadap kualitas audit
5)
Remote
audit memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kualitas audit
Berdasarkan
Ergovan et al
H5: Remote audit dapat memoderasi pengaruh positif gaya kepemimpinan
terhadap kualitas audit.
6)
Remote audit memoderasi pengaruh komitmen organisasi
terhadap kualitas audit
Berdasarkan
penelitan Taboroši et
al
(2020) menunjukan bahwa karyawan yang
bekerja secara jarak jauh memiliki komitmen dan kepercayaan organisasi yang
lebih kuat daripada karyawan konvensional yang bekerja di tempat kerja. Dalam
penelitian ini remote audit dijadikan
sebagai variabel moderating yang akan menguji variabel komitmen organisasi terhadap
kualitas audit. Sehingga hipotesis keenam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H6: Remote audit dapat memoderasi pengaruh positif komitmen organisasi
terhadap kualitas audit
7)
Remote
audit
memoderasi pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit
Berdasarkan
penelitian Larremore et al
H7: Remote audit dapat memoderasi pengaruh positif kompleksitas tugas
terhadap kualitas audit
8)
Remote
audit
memoderasi pengaruh locus of control
terhadap kualitas audit.
Lee-Kelley
H8: Remote audit dapat memoderasi pengaruh positif locus of control terhadap kualitas audit.
9)
Pengaruh remote audit terhadap
kualitas audit
Tantangan auditor menghadapi kondisi pandemik
yaitu mengubah proses audit konvensional menjadi audit jarak jauh. Penelitian Saleem
(2021) mengungkapkan bahwa kualitas audit di yordania dipengaruhi oleh kondisi
pandemic covid-19 karena auditor menghadapi kesulitan
dalam mendapatkan bukti audit yang tepat dari klien karena pembatasan
pergerakan atau social distancing dan pembatasan perjalanan dinas. Hal
ini menyebabkan auditor membuat opini yang salah atas penyajian laporan
keuangan klien. Walaupun data dapat diperoleh melalui media elektronik, namun
tinjauan secara langsung tetap diperlukan untuk mendeteksi adanya kecurangan.
H9: Remote audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Metode.Penelitian
Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode
survei. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui nilai variabel
independen, yaitu gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, kompleksitas tugas,
dan locus of control, serta bagaimana variabel-variabel ini mempengaruhi
variabel dependen, yaitu kualitas audit dengan remote audit sebagai variabel
moderasi. Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang dikirimkan langsung kepada auditor
yang menjadi responden penelitian. Kuesioner ini diukur menggunakan skala
Likert dengan lima pilihan jawaban yang berkisar dari "sangat tidak
setuju" hingga "sangat setuju".
Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program Smart Partial Least Square
(SmartPLS) 3.0. Metode PLS dipilih karena kemampuannya dalam menangani model
yang kompleks dan ukuran sampel yang kecil, serta asumsi distribusi data yang
lebih longgar. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap utama: pengujian
outer model untuk menilai validitas dan reliabilitas instrumen penelitian,
pengujian inner model untuk memprediksi hubungan kausalitas antar variabel
laten, dan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur (path analysis). Uji
kelayakan model (goodness of fit) dilakukan dengan melihat beberapa indikator
seperti nilai SRMR, NFI, dan RMS Theta untuk memastikan bahwa model yang
digunakan telah sesuai dan dapat diandalkan dalam menjelaskan hubungan antar
variabel yang diteliti.
Uji interaksi atau sering disebut dengan
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi
linear berganda dimana dalam persamaan regresimya mengandung unsur interaksi.
Gambar.1. Gambar model
penelitian
Uji MRA dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5Z + b6(X1Z) + b7(X2Z) + b8(X3Z) + b9(X4Z) + e
Dimana:
Y = Kualitas Audit
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Gaya kepemimpinan
X2 = Komitmen organisasi
X3 = Kompleksitas Tugas
X4 = Locus of Control
Z = Remote audit
X1Z = Varibel
perkalian gaya kepemimpinan dengan remote
audit yang menggambarkan pengaruh variable moderating, remote audit terhadap hubungan gaya kepemimpinan dengan kualitas
audit.
X2Z = Varibel
perkalian komitmen organisasi dengan remote
audit yang menggambarkan pengaruh variable moderating, remote audit terhadap hubungan komitmen organisasi dengan kualitas
audit.
X3Z = Varibel perkalian locus of control dengan remote
audit yang menggambarkan pengaruh variable moderating, remote audit terhadap hubungan locus
of control dengan kualitas audit.
X4Z = Varibel
perkalian kompleksitas tugas dengan remote
audit yang menggambarkan pengaruh variable moderating, remote audit terhadap hubungan kompleksitas tugas dengan kualitas
audit.
e = Error
term (tingkat kesalahan penduga dalam
penelitian). Secara statistik, ketepatan fungsi regresi dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali, 2013).
Hasil
dan Pembahasan
Pengujian
Outer Model
Gambar 2. Hasil Model Struktural PLS Bootstrapping
Tabel 1. R-Square
|
R Square |
R Square Adjuster |
Kualitas Audit |
0.618 |
0.580 |
Sumber: output SmartPLS
Berdasarkan tabel
diatas, dapat diketahui bahwa variabel gaya kepemipinan, komitemen organisasi,
kompleksitas tugas dan locus of control
dapat menjelaskan variabel kualitas audit secara bersama-sama sebesar 61,8%,
sedangkan sisanya sebesar 38,2% dijelaskan oleh factor lain yang tidak
diikutsertkan dalam model penelitian ini. Untuk hasil dari uji nilai koefisien path dan nilai t-stastistik adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Path Coeffiscients
Sumber: output SmartPLS
Dalam PLS pengujian secara statistik
setiap pengaruh yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi.
Dalam hal ini dilakukan metode boostrap
terhadap sampel. Pengujian dengan boostrap
juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian.
Hasil pengujian dengan bootstrapping
dari analisis PLS adalah sebagai berikut:
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kualitas Audit
H0 : ρYX1 ≤ 0 |
Gaya kepemimpinan tidak berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. |
H1 : ρYX1 > 0 |
Gaya Kepemimpinan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan Path Coefficients (Tabel 2), diperoleh nilai koefisien jalur
sebesar -0.133 (sangat rendah), artinya gaya kepemimpinan berpengaruh ke arah negatif terhadap kualitas audit. Dengan kata lain, apabila gaya kepemimpinan mengalami kenaikan, maka kualitas
audit akan mengalami penurunan. Berdasarkan uji
hipotesis, diperoleh t-statistik sebesar 2.079 dan p-value sebesar 0.038 lebih
kecil dari 0.050 artinya H1 diterima dan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit
adalah signifikan.
Gaya
kepemimpinan adalah sifat, perilaku, pola interaksi, pengaruh, hubungan peran
dan pekerjaan dari posisi administrasi merupakan definisi dari kepemimpinan.
Lebih lanjut, Yuki (2014) menyatakan bahwa definisi dari kepemimpinan adalah
proses yang disengaja untuk mempengaruhi orang lain dalam menyusun,
memfasilitasi kegiatan dan membimbing serta mengkoordinasikan hubungan suatu
kelompok atau organisasi. Gaya kepemimpinan sedikit banyak mempengaruhi cara
kerja tim dalam mencapai tujuan organisasi, sejauh mana pemimpin dapat
memaksimalkan potensi tim untuk bekerja secara efektif dan efisien dengan tetap
menghadirkan rasa nyaman dan kepercayaan dalam lingkungan kerja.
Berdasarkan nilai
rata-rata indikator dari variabel gaya kepemimpinan berdasarkan jawaban 100
responden yang berprofesi sebagai auditor:
Gambar 3. Rata-Rata Indikator Variabel Gaya Kepemimpinan
Sumber: Output SPSS
Aspek/indikator
dari gaya kepemimpinan yang sudah baik yang mempengaruhi kualitas audit,
adalah:
1)
Pemimpin melakukan penyusunan
rencana audit.
2)
Pemimpin melakukan sosialisasi rencana audit dan
memberikan arahan kepada tim audit,
3)
Pemimpin melakukan monitoring pekerjaan tim audit,
4)
Pemimpin melakukan komunikasi dengan tim audit
ketika ada masalah pemeriksaan,
5)
Pemimpin mempertimbangkan usulan dari tim audit
dalam memecahkan masalah.
Sedangkan,
aspek/indikator yang masih harus ditingkatkan dari gaya kepemimpinan yang dapat
mempengaruhi kualitas audit, adalah:
1) Sikap pemimpin
kurang ramah kepada tim audit,
2) Pemimpin kurang perhatian
akan kebutuhan tim audit,
3) Pemimpin kurang
memberikan motivasi kepada tim audit,
4)
Kurangnya penetapan target untuk meningkatkan
kinerja anggota tim,
5)
Kurangnya apresiasi pemimpin dalam memberikan
semangat pencapaian target kepada anggota tim.
Rekomendasi yang dapat disarankan peneliti, adalah:
1)
Sebaiknya pemimpin lebih dapat bersikap ramah kepada
karyawan.
2)
Pempimpin sebaiknya memberikan perhatian akan
kebutuhan tim audit.
3)
Pemimpin dapat mulai memberikan motivasi yang
dibutuhkan anggota audit
4)
Pemimpin sebaiknya menetapkan target sesuai dengan
waktu dan beban kerja anggota tim audit,
5)
Pemimpin sebaiknya memberikan semangat pencapaian
target kepada anggota tim
Berdasarkan teori atribusi, yang menjelaskan latar belakang
kebiasaan manusia yang berasal dari luar dan dari dalam diri manusia dan juga
menjelaskan penyebab manusia mengerti “kenapa” dan “apa” suatu peristiwa yang
terjadi, suatu pertimbangan diambil dan suatu tindakan dilakukan
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfatih (2019) dan Pramana dan
Yuliantoro (2011) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
negatif terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi nilai kepemimpinan
seseorang maka kualitas audit semakin rendah. Gaya kepemimpinan yang berpusat
pada ‘tokoh sentral’ atau pada diri mereka sendiri, pekerjaan akan selalu
dibawah pengendalian mereka. Satu sisi terlihat baik, namun terdapat sisi
negatif yaitu kurang memberikan tantangan kepada auditor untuk berkembang dan
bertanggung jawab pada pekerjaan mereka. Gaya kepemimpinan yang terlalu
mengambil andil dalam proses audit maka auditor tidak dapat bekerja dengan baik
dan kualitas audit menjadi menurun.
Pengaruh
Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Audit
H0 :
ρYX2 ≤ 0 |
Komitmen organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. |
H2 : ρYX2 > 0 |
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan Path Coefficients (Tabel 2), diperoleh nilai P-values sebesar 0.946
lebih besar dari 0.050 artinya H2 ditolak. Dengan kata lain, setiap kenaikan
pada variabel komitmen organisasi tidak
berpengaruh pada kualitas audit.
Komitmen organisasi merupakan salah satu
faktor yang teridentifikasi dapat menjelaskan dan memahami hubungan antara
perilaku kerja karyawan dengan organisasi tempat mereka bekerja
Gambar 4.
Rata-Rata Indikator Variabel Komitmen Organisasi
Sumber: Output SPSS
Aspek/indikator dari komitmen organisasi
yang sudah baik yang dapat mempengaruhi kualitas audit, adalah:
1)
Bahagia bekerja sebagai auditor di KAP tempat saya
bekerja,
2)
Auditor ikut merasakan permasalahan yg ada di KAP
tempat bekerja,
3)
Auditor merasa menjadi bagian penting dalam KAP
tempat bekerja,
4)
Auditor tidak akan meninggalkan KAP tempat bekerja,
sebelum mendapatkan pekerjaan pengganti dengan penghasilan yang lebih bagus,
5)
KAP tempat bekerja telah banyak berjasa terhadap
kehidupan responden.
Sedangkan, aspek/indikator yang masih
harus ditingkatkan dari komitmen organisasi yang dapat mempengaruhi kualitas
audit, adalah:
1)
Kurangnya kontribusi auditor untuk KAP tempat
bekerja,
2)
Rekomendasi yang dapat disarankan
peneliti kepada KAP, adalah:
3)
Sebaiknya KAP dapat memberikan apresiasi untuk
karyawan yang sudah loyal sehingga auditor dapat memberikan kontribusi yang
maksimal untuk KAP tempat bekerja.
Berdasarkan
teori atribusi, komitmen organisasi seseorang dipengaruhi oleh factor internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Seseorang yang memiliki
minat dan keingintahuan yang besar dalam bekerja sebagai auditor akan memiliki
komitmen organisasi yang tinggi pula dibandingkan seseorang yang bekerja tidak
sesuai mintanya. Sehingga hal ini dapat berpengaruh pada kualitas audit yang
dihasilkan.
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Serang dan Utami (2020) yang
menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh negatif pada kualitas audit.
Hal ini menunjukan bahwa komitmen organisasi bukan menjadi dasar atau
pertimbangan dalam menentukan kualitas auditdapat terjadi karena sejak awal
auditor sudah mengetahui komitmen profesionalitas dalam melaksanakan proses
audit dengan sikap yang loyal dan tidak mementingkan kepentingan pribadi
sendiri. Hal ini dilakukan auditor untuk mencapai suatu tujuan salah satunya
finansial dan bagi mereka organisasi tidak berarti menjadi bagian dari mereka,
karena setiap saat mereka dapat meninggalkan organisasi tanpa takut kehilangan
tidak mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Sedangkan kualitas audit lebih
besar ditunjukan dengan pelaksanaan prosedur yang benar sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang merupakan panduan atau pedoman dalam
melakukan pekerjaan yang sulit dan beragam.
Pengaruh
Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit
H0 : ρYX3 ≤ 0 |
Kompleksitas tugas tidak
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. |
H3 : ρYX3 > 0 |
Kompleksitas tugas
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan Path
Coefficients (Tabel 2), diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0.166,
artinya kompleksitas tugas
berpengaruh ke arah positif terhadap kualitas audit. Dengan kata lain, apabila kompleksitas tugas
mengalami kenaikan, maka kualitas audit juga akan mengalami kenaikan. Berdasarkan uji hipotesis,
diperoleh t-statistik sebesar 2.063 dan p-value sebesar 0.040 lebih kecil dari
0.050, artinya H3 diterima dan pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit
adalah signifikan.
Kompleksitas tugas adalah factor penting
dalam memprediksi dan mempengaruhi kinerja dan perilaku manusia (Liu dan Li,
2012). Dalam penugasan audit dengan berbagai tugas dalam bentuk
prosedur-prosedur audit yang dijalankan memiliki kompleksitas tugas yang rumit.
Menurut Devi dan Ramantha
Berdasarkan nilai rata-rata indikator dari variabel kompleksitas
tugas berdasarkan jawaban 100 responden yang berprofesi sebagai auditor:
Gambar 5.
Rata-Rata Indikator Variabel Kompleksitas Tugas
Sumber: Output SPSS
Aspek/indikator dari kompleksitas tugas yang
sudah baik yang dapat mempengaruhi kualitas audit, adalah:
1)
Tingkat kesulitan tugas ketika mendapatkan tugas audit yang kompleks (rumit),
2)
Tingkat fokus auditor ketika mendapatkan tugas lebih
dari satu dalam waktu bersamaan,
3)
Adanya redudansi pekerjaan yang dilaksanakan oleh
tim audit.
4)
Adanya informasi yang kurang relevan dari klien
dalam proses audit.
Sedangkan, aspek/indikator yang masih
harus ditingkatkan dari kompleksitas tugas yang dapat mempengaruhi kualitas
audit, adalah:
1)
Tim audit yang kurang mampu menyelesaikan tugas
sesuai dengan target,
2)
Adanya konflik antar anggota tim audit dalam
pelaksanaan audit.
Rekomendasi yang
dapat disarankan peneliti, adalah:
1) Memberikan
penugasan sesuai dengan kemampuan/tingkat jabatan auditor dan tim saling
membantu jika ada anggota tim yang kesulitan.
2) Memberikan ruang
untuk anggota tim saling mengenal antar individu dengan outing yang dapat
dilakukan setelah masa audit selesai.
Berdasarkan teori atribusi, kompleksitas
tugas yang diemban auditor bisa jadi dirasa berat oleh satu orang namun tidak
dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang kebiasaan auditor
yang berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Faktor eksternal pada
kompleksitas tugas yang tinggi berasal dari ukuran perusahaan yang diaudit,
factor internal dapat berasal dari tingkat kepercayaan diri dan kemampuan
auditor dalam menyelesaikan proses audit yang akan bepengaruh pada kualitas
audit.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suprapto (2020) dan Wijaya (2017) yang sama-sama menyebutkan
bahwa kompleksitas tugas memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin kompleks beban kerja auditor, maka semakin dapat
menekan auditor untuk melakukan tindakan yang mungkin berdampak pada
meningkatnya kualitas audit. Selain itu menjadi auditor artinya sudah
mengetahui bahwa kompleksnya pekerjaan yang akan mereka hadapi pada kurun waktu
tertentu (peak season), biasanya mulai bulan Januari sampai dengan bulan
Maret dan menjadi hal wajar dan memang terjadi pada setiap KAP. Semakin sering
auditor menghadapi kompleksitas tugas maka kemampuan auditor akan semakin
terasah dan menjadi motivasi untuk terus menambah kemampuan dalam melaksanakan
penugasan yang diberikan. Jadi, dalam hal kompleksitas tugas dapat digunakan
sebagai alat motivasi auditor untuk meningkatkan kualitas kerja pribadi maupun
organisasi sehingga kualitas audit menjadi lebih tinggi.
Pengaruh Locus of Control Terhadap Kualitas Audit
H0 :
ρYX4 ≤ 0 |
Locus of control tidak berpengaruh positif
terhadap kualitas audit. |
H4 : ρYX4 > 0 |
Locus of control berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. |
Berdasarkan Path Coefficients (Tabel 2), diperoleh nilai P-values sebesar 0.322
lebih besar dari 0.050 artinya H4 ditolak. Dengan kata lain, setiap kenaikan
pada variabel locus of control tidak berpengaruh positif signifikan pada kualitas
audit.
Pada
umumnya, setiap individu memiliki dua locus
of control yaitu yang beradal dari internal dan eksternal (Spector, 1982). Locus of control dapat disebut sebagai
pusat kendali, merupakan cara bagaimana seseorang menghadapi peristiwa yang
terjadi dalam hidupnya dan menjelaskan perilaku manusia tersebut. Locus of control seseorang
yang berada dalam suatu organisasi dapat terwujud dalam motivasi, kinerja,
usaha (effort), kepuasan kerja dan
persepsi terhadap itu semua.
Berdasarkan nilai
rata-rata indikator dari variabel locus of control berdasarkan jawaban 100
responden yang berprofesi sebagai auditor:
Gambar 6. Rata-Rata Indikator Variabel Locus of
control
Sumber: Output SPSS
Aspek/indikator
dari locus of control yang sudah baik yang dapat mempengaruhi
kualitas audit, adalah:
1)
Kepercayaan diri yang tinggi dalam melaksanakan penugasan audit,
2)
Koneksi yang kuat untuk mendapatkan pekerjaan saya
sekarang,
Sedangkan,
aspek/indikator yang masih harus ditingkatkan dari locus of control yang dapat mempengaruhi kualitas audit,
adalah:
1) Auditor merasa
selalu mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dengan bekerja keras,
2) Auditor selalu
berharap adanya keberuntungan dalam melaksanakan tugas audit.
Rekomendasi yang
dapat disarankan peneliti, adalah:
1) Selain bekerja
keras, auditor juga harus mengikuti standar pelaporan sesuai dengan standar
audit yang benar,
2) Auditor sebaiknya
tidak hanya berharap pada keberuntungan, tetapi juga usaha dan integritas yang
tinggi pada pekejaan.
Berdasarkan teori atribusi, pengaruh locus of control terhadap kualitas audit dijelaskan
melalui tingkat keyakinan auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya. Terdapat locus
of control internal yaitu kejadian yang dapat dikendalikan oleh dirinya
sendiri yaitu dari usaha yang dilakukan auditor dalam pekerjaan. Sedangkan locus
of control eksternal berasal dari pihak luar dan cenderung bergantung pada
orang lain. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas audit.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Serang dan Utami (2020) yang menyatakan persepsi kontrol mereka
atas nasib, kepercayaan diri dan keyakinan mereka pada
keberhasilan diri tidak terkait dengan kinerja auditor yang kemudian
berdampak pada kualitas audit. Hal ini dapat terjadi karena laporan audit sudah
memiliki standar audit yang harus dipenuhi dan juga tim yang saling menunjang
pekerjaan audit yang kemudian di supervisi oleh atasan sehingga kualitas audit
tidak berpengaruh naik turunnya locus of control yang ada pada diri seorang
auditor.
Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kualitas audit dengan variabel moderasi remote audit
H0 : ρYZX1 ≤ 0 |
Remote audit tidak dapat memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kualitas audit. |
H5 : ρYZX1
> 0 |
Remote audit dapat memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan
terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan
Path Coefficients (Tabel 4.10),
diperoleh nilai P-value sebesar 0.570 artinya H5 ditolak dan remote audit tidak memoderasi pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan
teori TAM, pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit dengan variabel
moderasi remote audit dijelaskan melalui bagaimana pengguna teknologi
yaitu disini auditor menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan
pekerjaan pengguna. Kaitannya dengan gaya kepemimpinan adalah pemimpin harus
menyesuaikan cara memimpin yang sesuai dengan proses audit jarak jauh dengan
lebih banyak penggunaan teknologi komunikasi dibandingkan dengan audit
konvensional.
Hal
ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan seseorang secara langsung menyesuaikan
dengan kondisi kerja secara jarak jauh dalam penugasan audit. Pandemi covid-19
yang terjadi membentuk kebiasaan kerja baru. Ergovan (2021) menjelaskan bahwa
dengan adanya peraturan work-from-home, pemimpin memiliki lebih sedikit
pengawasan pada tim, lebih banyak kebebasan dan tanggung jawab. Selain itu, remote
work atau pekerjaan jarak jauh juga menjadi lebih menantang bagi pemimpin
untuk tetap menjaga motivasi karyawan. Jika sebelumnya baik pemimpin maupun
karyawan terbiasa berinteraksi tatap muka di tempat kerja, namun saat ini
pemimpin harus terbiasa berkomunikasi secara digital. Proses
audit jarak jauh sendiri diawali dengan perencanaan audit dengan
mempertimbangkan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan dapat menilai risiko
audit yang akan dijalani, sehingga akan dapat terkontrol jalannya penugasan
audit.
Selain
itu juga, pemimpin KAP tunduk pada kode etik akuntan public yang mensyaratkan
pimpinan KAP harus memiliki kompetensi, professional, independensi, serta
objektif dalam melaksanakan penugasan audit sehingga menghasilkan kualitas
audit yang tetap terjaga integritasnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa remote audit tidak dapat memoderasi (memperkuat atau
memperlemah) gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit.
Pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas
audit dengan variabel moderasi remote
audit
H0 : ρYZX2 ≤ 0 |
Remote audit tidak dapat memoderasi pengaruh komitmen
organisasi terhadap kualitas audit. |
H6 : ρYZX2
> 0 |
Remote audit dapat memoderasi pengaruh komitmen organisasi
terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan
Path Coefficients (Tabel 2),
diperoleh nilai P-value sebesar 0.570 artinya H7 ditolak dan remote audit tidak memoderasi pengaruh komitmen
organisasi terhadap kualitas audit.
Berdasarkan
teori TAM, pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas audit dengan variabel
moderasi remote audit dijelaskan melalui bagaimana pengguna teknologi
yaitu disini auditor menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan
pekerjaan pengguna. Kaitannya dengan komitmen organisasi adalah auditor tetap
memiliki komitmen organisasi yang tinggi walaupun harus menjalani proses audit
jarak jauh.
Hal
ini menunjukan bahwa audit jarak jauh tidak memberikan dampak, auditor tetap
memiliki komitmen dalam melaksanakan penugasan audit. Karena
auditor menyadari kondisi pandemi yang mengharuskan auditor untuk mengutamakan
kesehatan mereka dengan bekerja jarak jauh dalam proses audit. Sehingga
audit jarak jauh tidak menggangu komitmen organisasi auditor dalam menghasilkan
kualitas audit yang baik. Hipotesa tersebut didukung oleh penelitian Taboroši et
al. (2020) mengungkapkan bahwa karyawan yang bekerja secara jarak jauh tetap
merasa bangga dengan perusahaan mereka dan merasa sebagai bagian dari
perusahaan. Juga pekerja jarak jauh memiliki kepercayaan diri yang besar serta
kemampuan mereka dalam bekerja, serta efisiensi dalam manajemen.
Pengaruh
kompleksitas tugas terhadap kualitas audit dengan variabel moderasi remote audit
H0 :
ρYZX3 ≤ 0 |
Remote audit tidak dapat memoderasi pengaruh kompleksitas tugas
terhadap kualitas audit. |
H7 : ρYZX3 > 0 |
Remote audit dapat
memoderasi pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan
Path Coefficients (Tabel 2),
diperoleh nilai P-value sebesar 0.616 artinya H7 ditolak dan remote
audit tidak memoderasi pengaruh kompleksitas
tugas terhadap kualitas audit.
Berdasarkan
teori TAM, pengaruh kompleksitas tugas terhadap kualitas audit dengan variabel
moderasi remote audit dijelaskan melalui bagaimana pengguna teknologi
yaitu disini auditor menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan
pekerjaan pengguna. Kaitannya dengan kompleksitas tugas adalah auditor dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan kompleksitas tugas yang berbeda pada
masing-masing klien pada proses audit jarak jauh sehingga menghasilkan kualitas
audit yang baik.
Hal
ini menunjukan bahwa audit jarak jauh yang didapati oleh auditor tidak
berdampak pada kompleksitas tugas yang mereka kerjakan dan tidak mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan. Serangkaian prosedur yang dilakukan untuk
meyakini kewajaran laporan keuangan secara otomatis akan membuat kompleksitas
tugas auditor akan selalu ada. Dengan kata lain, ada atau tidak adanya audit
jarak jauh kompleksitas tugas tetap ada. Sehingga sikap profesionalisme auditor
tetap menghasilkan kualitas audit yang baik dengan menjalankan prosedur audit
jarak jauh yang telah direncanakan sebelumnya bersama tim.
Hasil
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wang et al
Pengaruh locus of control terhadap kualitas audit dengan variabel moderasi remote audit
H0 : ρYZX4 ≤ 0 |
Remote audit tidak dapat memoderasi pengaruh locus of
control terhadap kualitas audit. |
H8: ρYZX4 > 0 |
Remote audit dapat memoderasi pengaruh locus of control
terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan
Path Coefficients (Tabel 2),
diperoleh nilai P-value sebesar 0.031 artinya H8 ditolak dan remote
audit tidak memoderasi pengaruh locus
of control terhadap kualitas audit.
Berdasarkan
teori TAM, pengaruh locus of control terhadap kualitas audit dengan variabel
moderasi remote audit dijelaskan melalui bagaimana pengguna teknologi
yaitu disini auditor menerima dan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan
pekerjaan penggunanya. Kaitannya dengan locus of control
adalah auditor memiliki keyakinan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik,
hal ini terkait motivasi, kinerja, dan usaha pada proses audit jarak jauh
sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang dapat dipertanggungjawabkan.
Hal
ini menunjukan bahwa remote audit tidak mempengaruhi hubungan locus
of control terhadap kualitas audit. Pada dasarnya prosedur audit jarak jauh
menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini, contohnya saja mengurangi
kunjungan kekantor klien, menyesuaikan prosedur stock opname, serta
pengumpulan fisik data diubah melalui media elektronik. Sehingga auditor
memiliki keyakinan untuk mengendalikan pekerjaannya. Adapun masing-masing KAP
juga memiliki strategi untuk tetap menjaga motivasi karyawan, seperti annual
meeting bersama tim dengan pembahasan diluar pekerjaan dapat membawa angin
segar untuk saling menguatkan dan mengetahui kesulitan yang sedang dihadapi
auditor. Hal ini menjaga locus of control internal dan eksternal
auditor, sehingga kinerja auditor tetap stabil dan menghasilkan kualitas audit
yang baik.
Penelitian
Ergovan et al (2021) menyebutkan bahwa hal-hal penting yang hilang akibat
pandemi Covid-19 adalah interaksi sosial, lingkungan kerja, dan kedekatan antar
karyawan. Diperlukan upaya untuk membangun kembali interaksi tersebut,
perusahaan mulai menyelenggarakan virtual hangout untuk menebus kedekatan yang
selama ini hilang karena berlakunya work-from-home. Hasil yang diterima
positif, karyawan merasa bahwa upaya tersebut membantu meningkatkan motivasi
dan suasana hati mereka secara keseluruhan.
Pengaruh remote
audit terhadap kualitas audit
H0 :
ρZY ≤ 0 |
Remote
audit tidak berpengaruh positif terhadap kualitas audit. |
H9
: ρZY > 0 |
Remote
audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. |
Berdasarkan Path
Coefficients (Tabel 2), diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0.703,
artinya remote audit berpengaruh ke arah positif terhadap kualitas audit. Dengan kata lain, apabila remote
audit mengalami kenaikan, maka kualitas
audit juga akan mengalami kenaikan. Berdasarkan uji
hipotesis, diperoleh t-statistik sebesar 11.259 dan p-value sebesar 0.000 lebih
kecil dari 0.050, artinya H9 diterima dan pengaruh remote audit terhadap kualitas audit
adalah signifikan.
Berdasarkan teori TAM, pengaruh remote audit
terhadap kualitas audit dijelaskan melalui penggunaan teknologi pada prosedur
audit jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dalam bentuk Google
Meet, Zoom, Skype, dll dapat diterima auditor sebagai transisi prosedur audit
yang harus dijalankan pada masa pandemi. Sehingga menghasilkan kualitas audit
yang baik.
Audit jarak jauh dapat diartikan sebagai proses di mana
auditor menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi dengan bukti-bukti
audit untuk memeriksa keakuratan laporan keuangan perusahaan klien telah sesuai
dengan standar professional akuntan publik
Berdasarkan nilai rata-rata indikator dari variabel remote audit
berdasarkan jawaban 100 responden yang berprofesi sebagai auditor:
Gambar 7.
Rata-Rata Indikator Variabel Remote Audit
Sumber: Output SPSS
Aspek/indikator dari remote audit yang
sudah baik yang dapat mempengaruhi kualitas audit, adalah:
1)
Kebenaran data yang disampaikan dalam
bentuk softcopy pada proses audit jarak jauh,
2)
Penggunaan teknologi dalam teknik
wawancara jarak jauh misal dengan Zoom, Google Meet, Skype, dan aplikasi
sejenis lainnya.,
3)
Persiapan dalam pelaksanaan wawancara
jarak jauh dengan membuat daftar pertanyaan dan hal-hal terkait informasi
berdasarkan kajian dokumen,
4)
Closing meeting
secara jarak jauh dengan menjelaskan rancangan awal sampai dengan finalisasi
hasil audit,
Sedangkan,
aspek/indikator yang masih harus ditingkatkan dari remote audit yang
dapat mempengaruhi kualitas audit, adalah:
2)
Kajian terhadap dokumen/bukti audit masih
kurang dalam menyepakati alokasi waktu untuk penyiapan dokumen dalam bentuk
soft copy bersama auditee,
3)
Kurangnya pemeriksaan fisik lapangan
dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi komunikasi langsung dua arah
Rekomendasi yang dapat disarankan peneliti, adalah:
1)
Sebaiknya melakukan pendekatan-pendekatan yang akan
dilakukan pada proses audit jarak jauh kepada auditee dalam rangka
mengantisipasi perbedaan pemahaman,
2)
Melakukan kajian terhadap dokumen/bukti audit dalam
menyepakati alokasi waktu untuk penyiapan dokumen dalam bentuk soft copy
bersama auditee,
3)
Sebaiknya melakukan pemeriksaan fisik lapangan dari jarak jauh
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi langsung dua arah
Hasil
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleem (2021) yang
mengungkapkan bahwa adanyanya pengaruh antara pandemic covid-19 terhadap
kualitas audit pada KAP di Yordania, hal ini disebabkan karena auditor menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bukti audit
yang tepat dari klien karena pembatasan pergerakan atau social distancing
dan pembatasan perjalanan dinas. Hal ini menyebabkan auditor membuat opini
yang salah atas penyajian laporan keuangan klien. Walaupun data dapat diperoleh
melalui media elektronik, namun tinjauan langsung tetap diperlukan untuk
mendeteksi adanya kecurangan. Auditor perlu melakukan pendekatan prosedur
alternatif atau regulasi yang menyesuaikan dengan kondisi saat ini untuk
menghindari tanggung jawab hukum dimasa depan akibat kesalahan pada proses
audit. Akrimi
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, analisa data serta interprestasinya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: (1) Gaya kepemimpinan dalam pelaksanaan penugasan
audit berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit karena pemimpin
yang turut andil terlalu besar membuat auditor tidak dapat bekerja dengan baik
dan kualitas audit menjadi menurun. (2) Komitmen organisasi dari para auditor
tidak berpengaruh signifikan kepada kualitas audit karena auditor tetap
melakukan penugasan secara professional. (3) Kompleksitas tugas yang diterima
auditor dalam melaksanakan audit berpengaruh positif signifikan terhadap
kualitas audit karena semakin kompleks beban kerja auditor, maka semakin dapat
menekan auditor untuk melakukan tindakan yang mungkin berdampak pada
meningkatnya kualitas audit. (4) Locus
of control yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit karena
keyakinan mereka pada keberhasilan diri tidak terkait dengan kinerja auditor. (5) Remote
Audit tidak dapat memoderasi variabel gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi
kualitas audit karena proses audit jarak jauh sendiri diawali dengan
perencanaan audit dengan mempertimbangkan waktu dan sumber daya. (6) Remote Audit tidak dapat memoderasi
variabel komitmen organisasi dalam mempengaruhi kualitas audit karena auditor
sudah menyadari kondisi pandemi yang mengharuskan auditor untuk mengutamakan
kesehatan mereka dengan bekerja jarak jauh dalam proses audit. (7) Remote Audit tidak dapat memoderasi
variabel kompleksitas tugas dalam mempengaruhi kualitas audit karena sikap
profesionalisme auditor tetap menghasilkan kualitas audit yang baik dengan
menjalankan prosedur audit jarak jauh yang telah direncanakan sebelumnya
bersama tim. (8) Remote Audit tidak
dapat memoderasi variabel locus of
control dalam mempengaruhi kualitas audit karena prosedur audit jarak jauh
menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini, sehingga auditor memiliki keyakinan
untuk mengendalikan pekerjaannya dan tidak berpengaruh pada kualitas audit. (9)
Remote audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, karena auditor
menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bukti audit yang tepat dari klien karena
pembatasan pergerakan atau social distancing dan pembatasan perjalanan dinas.
BIBLIOGRAFI
Akrimi,
N. (2021). The impact of coronavirus pandemic on audit quality: the
perceptions of Saudi auditors. Academy of Accounting and Financial Studies
Journal, 25(1), 1–7.
Alfatih, M. (2018). Pengaruh Kompetensi
Auditor, Motivasi Auditor, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kualitas Audit Pada
Kantor Akuntan Publik di jakarta. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas
Ekonomi), 3(2).
Artha, H., & Darmawan. (2014).
Pengaruh Keahlian Audit, Konflik Peran Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
Judgment (Studi Kasus pada Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar dan
Kabupaten Bangli).
Basudewa, D. G. A., & Merkusiwati, N.
(2015). Pengaruh locus of control, komitmen organisasi, kinerja auditor, dan
turnover intention pada perilaku menyimpang dalam audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 13(3), 944–972.
Devi, N. P. A., & Ramantha, I. W.
(2017). Tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat machiavellian,
pelatihan auditor sebagai anteseden perilaku disfungsional auditor. E-Jurnal
Akuntansi, 18(3), 2318–2345.
Ergovan, E., Guo, J., & Seitl, V.
(2021). Remote work and leadership during the Covid-19 Pandemic. Business
Administration, June.
Fatemi, A. H., & Asghari, A. (2012).
Attribution theory, personality traits, and gender differences among EFL
learners. International Journal of Education, 4(2), 181.
Fitriana, L., & Maman, P. (2021).
Remote Audit sebagai Prosedur Audit Alternatif Inspektorat Daerah Provinsi
Papua Barat pada Masa Pandemi Covid-19. Igya Ser Hanjop: Jurnal Pembangunan
Berkelanjutan, 3(1), 15–23.
Genisa, N. P., & Hisar Pangaribuan.
(2023). Pengaruh Kompleksitas Audit, Due Professional Care Dan Transparansi
Terhadap Kualitas Audit. JEMSI (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Akuntansi),
9(2). https://doi.org/10.35870/jemsi.v9i2.1034
Handoko, B. L., & Suryadharma, W.
(2020). Planned Behavior and Social Cognitive Model on Auditor’s Attitude in
Adopting Information Technology. Proceedings of the 2020 2nd International
Conference on E-Business and E-Commerce Engineering, 35–43.
Kiryanto, & Tyas, A. N. (2015).
Anteseden dan Konsekuensi Perilaku Disfungsional Auditor. Conference in
Business, Accounting, and Management, 53(9).
Larremore, D. B., Wilder, B., Lester, E.,
Shehata, S., Burke, J. M., Hay, J. A., Tambe, M., Mina, M. J., & Parker,
R. (2021). Test sensitivity is secondary to frequency and turnaround time for
COVID-19 screening. Science Advances, 7(1).
https://doi.org/10.1126/sciadv.abd5393
Lee-Kelley, L. (2006). Locus of control
and attitudes to working in virtual teams. International Journal of Project
Management, 24(3). https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2006.01.003
Mindarti, C. S. (2015). Pengaruh
karakteristik individu terhadap kinerja auditor. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
18(3), 59–74.
Pramana, A. A., & Yuliantoro, R.
(2018). Pengaruh Independensi Auditor, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi,
Dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja Auditor Studi Empiris pada Auditor
Pemerintah di BPK Jateng. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan, Syariah Dan
Audit, 2(2). https://doi.org/10.12928/j.reksa.v2i2.24
Pratiwi, H. (2019). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Kualitas Audit Dan Komite Audit Terhadap Tax Avoidance Dengan Debt
Equity Ratio Sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Ekobistek, 1–9.
Putri, H. (2020). Analisis Pengaruh Locus
of Control Dan Perilaku Disfungsional Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal
Akuntansi Trisakti, 7(1), 25–40.
Riny, P. S., & Emrinaldi, N. (2015).
Pengaruh Kompleksitas Audit, Locus Of Control, Risiko Kesalahan Terhadap
Penurunan Kualitas Audit Dengan Perilaku Disfungsional Auditor Sebagai
Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera
Bagian Tengah). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Ekonomi, 2(2),
1–15.
Riswan. (2012). Pengaruh Independensi Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Kantor Akuntan Publik
di Bandar Lampung, Bandung, dan Jakarta). Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Universitas Bandar Lampung, 2(2), 112774.
Rustiarini, N. W., & Merawati, L. K.
(2020). Fraud and Whistleblowing Intention: Organizational Justice
Perspective. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 5(3).
Saleem, F., Malik, M. I., & Qureshi,
S. S. (2021). Work Stress Hampering Employee Performance During COVID-19: Is
Safety Culture Needed? Frontiers in Psychology, 12.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.655839
Serang, J. E., & Utami, W. (2020). The
Effect of Professionalism, Leadership Style, Organizational Commitment and
Locus of Control on Auditor Performance (Study at a Public Accounting Firm in
Jakarta). International Journal of Advances in Scientific Research and
Engineering, 06(03). https://doi.org/10.31695/ijasre.2020.33778
Suprapto, F. M., & Agustia, D. (2023).
The Analysis of Fraudulent Financial Statements Prevention Using Hexagon’s
Fraud and Government Internal Auditor as Moderating Variable in Local
Government in Indonesia. Forum for Development Studies, 50(3),
513–537.
Supriadi, I., Harjanti, W., &
Maghfiroh, R. U. (2021). Mediating Effects of Auditor Expertise on the Effect
of Locus Of Control and Organizational Commitment on Auditor Performance. Ilomata
International Journal of Tax and Accounting, 2(2).
https://doi.org/10.52728/ijtc.v2i2.222
Taboroši, S., Strukan, E., Poštin, J.,
Konjikušić, M., & Nikolić, M. (2020). Organizational commitment and trust
at work by remote employees. Journal of Engineering Management and
Competitiveness, 10(1). https://doi.org/10.5937/jemc2001048t
Teeter, R. A., Alles, M. G., &
Vasarhelyi, M. A. (2010). The remote audit. Journal of Emerging
Technologies in Accounting, 7(1), 73–88.
Wang, B., Liu, Y., Qian, J., & Parker,
S. K. (2021). Achieving Effective Remote Working During the COVID-19 Pandemic:
A Work Design Perspective. Applied Psychology, 70(1).
https://doi.org/10.1111/apps.12290
Wijaya, I. A., & Yulyona, M. T.
(2017). Does Complexity Audit Task, Time Deadline Pressure, Obedience
Pressure, and Information System Expertise Improve Audit Quality? International
Journal of Economics and Financial Issues, 7(3), 398–403.
Copyright
holder: Ajeng Angela Kartikarini, Iin Marlena, Nadia Khaerun Nissa, Rakhmi
Uswahni (2024) |
First
publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia |
This
article is licensed under: |