Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
MANAJEMEN RISIKO ATAS RANTAI PASOK BBM ATAU LPG PADA
PERUSAHAAN PT. ELPINDO REKSA
Fandry Wealthy Simbolon
Universitas
Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi proses bisnis pengangkutan BBM dan LPG, mengidentifikasi
penyebab operasional mobil tangki yang tidak optimal, penyebab penolakan nomor
antrian dari PT Pertamina, dan memahami rantai pasok distribusi BBM dan LPG di
PT Elpindo Reksa. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
penerapan manajemen risiko dalam memitigasi kejadian yang tidak diharapkan. Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara
mendalam terhadap informan di lingkungan kerja PT Elpindo Reksa. Hasil
penelitian menunjukkan adanya masalah dalam proses pengiriman yang berdampak pada
berkurangnya kuantitas BBM dan LPG, yang dapat menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Penerapan manajemen risiko diharapkan mampu mengurangi dampak
negatif tersebut. Kesimpulannya, penerapan manajemen risiko yang efektif sangat
penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian dalam proses
pengangkutan BBM dan LPG.
Kata Kunci: PT Elpindo Reksa,
pengangkutan BBM, pengangkutan LPG, manajemen risiko, distribusi energi.
Abstract
This
study aims to identify the business processes of transporting fuel (BBM) and
liquefied petroleum gas (LPG), determine the causes of suboptimal tanker truck
operations, identify the reasons for queue number rejections by PT Pertamina,
and understand the supply chain distribution of BBM and LPG at PT Elpindo
Reksa. Additionally, this study seeks to understand the implementation of risk
management to mitigate unforeseen events. The research method used is
qualitative descriptive with in-depth interviews with informants within the
working environment of PT Elpindo Reksa. The results indicate issues in the
delivery process that impact the reduction in the quantity of BBM and LPG,
potentially causing losses for the company. The application of risk management
is expected to reduce these negative impacts. In conclusion, the effective
implementation of risk management is crucial to increasing efficiency and
reducing losses in the transportation process of BBM and LPG.
Keywords: PT
Elpindo Reksa, fuel transportation, LPG transportation, risk management, energy
distribution.
Pendahuluan
PT Elpindo Reksa merupakan perusahaan bergerak di
bidang Jasa Transportasi pengangkutan BBM dan LPG. Dengan memiliki Visi “ Menjadi Perusahaan Terkemuka di Indonesia di Bidang
Penyedia Jasa Logistik, dan Distribusi Energi”.
Dan sebagai Misi dari Perusahaan ialah “ menyediakan Jasa Logistik terintegrasi dengan biaya
Efektif, Efisien, Fleksible, dan Nilai Tambah bagi Perusahaan, mengembangkan
Sumber Daya Manusia yang Kompoten dan Menciptakan Lingkungan Kerja yang
Kondusif, Menerapkan Prinsip – prinsip Tata Kelola Perusahaan diseluruh Aspek
Bisnis, membangun Kapabilitas dan Kredibilitas Perusahaan melalui Strategi
Sinergis dengan Stakeholders. Dan struktur Perusahaan terlampir di halaman
selanjutnya.
PT Elpindo Reksa merupakan anak perusahaan dari PT.
Indah Prakasa Sentosa, Tbk, dengan beralamat di kantor pusat Sunter Jakarta dan
memiliki beberapa Armada Transportasi yang berada di Pool atau Cabang yang
berlokasi di Plumpang Semper dan Cikampek. PT. Elpindo Reksa merupakan salah
satu Vendor Pertamina dan Hal pengangkutan BBM dan LPG. Kerjasama tersebut
diikat dengan sebuah kontrak yang akan diperbaharui setiap 3 tahun sekali
sesuai ketentuan Pertamina.
Mata rantai pendistribusian BBM yang selama ini
dilakukan meliputi sejak dari titik suplai berupa kilang sampai ke titik serah
untuk melayani customer terakhir Andi Tenri Wewang, (2018), dan BBM ataupun LPG
yang dari kilang terebut disimpan di simpan di kilang instalasi. Moda
transportai yang digunakan saat pengangkutan tersebut dari titik suplai sampai
titik serah dapat berupa mobil armada truk tanki (Fatimah, 2019) (Melly, Hadiguna, Santosa, & Nofialdi, 2019).
Proses pengangkutan BBM dan LPG diambil dari Depot Tj.
Priuk Pertamina, dengan membawa Surat Perintah Angkut ke Depot untuk mengangkut
BBM atau LPG, kemudian akan diantarkan ke Pangkalan – pangkalan yang dituju
sesuai surat jalan yang diberikan, dengan wilayah Jabodetabek – Jababeka (Mulab & Awwalinc, 2022) (Ibrahim, 2014).
Dalam proses bisnis, dimana keuntungan yang ingin
didapatkan tentu ada saja pokok permasalahan yang dihadapkan perusahaan baik
dari segi internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan tersebut. Ini
merupakan suatu aspek yang dapat mempengaruhi keuntungan Perusahaan (Irfani, 2015) (Geraldin, Pujawan, & Dewi, 2007).
Seperti halnya di PT Elpindo Reksa, adanya masalah
dalam hal proses pengiriman BBM maupun LPG ke pangkalan yang dituju,
berkurangnya nilai kuantity BBM maupun LPG yang dicatatkan saat pengangkutan menjadi
Gain on loses bagi perusahaan atau bisa jadi beban kerugian bagi perusahaan
dalam hal proses pengangkutan.
Dibawah ini terlampir gambar Bisnis model Canvas PT
Elpindo Reksa.
Gambar 1. Bisnis
Model Canvas
Dengan hal
ini, proses Manajemen Risiko akan dilakukan atau diterapkan dalam penelitian
ini sehingga mampu me-mitigasi kejadian – kejadian yang tidak diharapkan (Hermawan & Pravitasari, 2013).
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas
maka penulis mengidentifikasikan tujuan penelitian sebagai berikut:
1)
Untuk mengetahui
proses bisnis dalam hal pengangkutan BBM maupun LPG.
2) Untuk
mengetahui penyebab mobil Tanki tidak beroperasional.
3)
Untuk mengetahui
penyebab nomor antrian dari PT Pertamina ditolak,
4)
Untuk mengetahui
rantai pasok proses distribusi BBM ataupun LPG PT Elpindo Reksa.
5) Mengetahui
penerapan proses manajemen risiko di PT Elpindo Reksa.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif dengan menggunakan metode Wawancara mendalam dengan informan di
lingkungan kerja PT Elpindo Reksa yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang lebih mendalam tentang bagaimana proses bisnis yang terjadi di PT Elpindo
Reksa (Yuliani, 2018).
Metode Pengumpulan
Data
1)
Data Primer
Data primer dalam penelitian ini berasal dari proses
wawancara mendalam (indepthinterview) terhadap informan.
2)
Data Sekunder
Pengumpulan
Data sekunder yaitu dengan Penelusuran Dokumen di PT Elpindo Reksa dan
pengkajian studi-studi literatur yang mendukung penelitian dan penelitian
sejenis sebelumnya.
Metode Analisis
Data
Data yang didapatkan untuk penelitian ini hanya berasal
dari data proses bisnis Perusahaan (Bungin, 2007). Metode Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Bowtie Analysis
(BTA)
Analisis
dasi kupu-kupu merupakan salah satu teknik penilaian risiko berbasis ISO 31010,
buku saku (Ambarwati,
Dijaya, & Anshory, 2024). Dengan diagram BTA dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Analisis Dasi Kupu-Kupu
2) Heat Map
Mengukur
risiko KTD dengan tabel heat map dengan menggunakan rumus:
R = P x D
Keterangan:
R = Bobot Risiko, P = Peluang Risiko dan D = Dampak Risiko
Penentuan nilai risiko peluang berdasarkan frekuensi kejadian menggunakan
skala Likert 1 - 5 (Sangat jarang - Sangat sering). Dan penentuan nilai risiko
dampak berdasarkan estimasi, menggunakan skala Likert 1 - 5 (Sangat kecil -
Sangat besar) sehingga diperoleh tabel heat map (Gehlenborg & Wong, 2012) (Guo et al., 2020). Seperti pada gambar berikut:
Gambar 3.
Tabel Heat Map
3) Reduksi data
Mereduksi
data berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal penting (Ahmad
& Muslimah, 2021). Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.
4)
Penyajian
data
Kegiatan
ketika semua informasi yang didapat kemudian disusun dalam bentukuraian singkat
yang dapat bersifat narasi sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan.
5) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara
terus-menerus selama berada dilapangan. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat
diverifikasi selama penelitian berlangsung dengan beberapa cara yaitu
memikirkan ulang selama penulisan, tinjau ulang catatan lapangan, tinjau
kembali dan tukar pikiran antar teman dan melalui bimbingan atau konsultasi
dengan dosen pembimbing .
Hasil
dan Pembahasan
Proses
Bisnis PT Elpindo Reksa
PT Elpindo Reksa
merupakan anak Perusahaan dari PT Indah Prakasa Sentosa, Tbk. PT Elpindo Reksa
merupakan salah satu vendor pengangkutan LPG. Kerjasama tersebut diikat dengan
sebuah kontrak yang akan diperbaharui setiap 3 tahun sekali sesuai ketentuan
PT. Pertamina
dalam hal ini anak Perusahaan dari PT Pertamina yaitu PT. Pertamina Patra
Niaga.
Proses pengangkutan BBM ataupun LPG dari Depot Pertamina sampai ke
tujuan akhir di pangkalan diatur dalam isi kontrak yang disepakati yang tertian
g dalam isi kontrak yang menjadi acuan ataupun SOP pengangkutan bahkan sampai
akhirnya nanti dalam hal pembayaran.
Peta Bisnis proses penggangkutan BBM atau LPG Perusahaan PT Elpindo
Reksa dijelaskan seperti alur yang dapat dilhat di bawah ini.
Gambar 4. Proses
Pengangkutan BBM atau LPG dari PERTAMINA ke SPBE
Identifikasi
Risiko
Identifikasi
risiko adalah mengidentifikasi kejadian yang tak diinginkan (
KTD). Berdasarkan penjelasan sebelumnya terdapat beberapa hal kejadian
yang tidak diinginkan dalam proses rantai pasok BBM dan LPG pada Perusahaan PT.. Elpindo Reksa, meliputi:
1) KTD
Adanya quantity BBM ataupun LPG yang berkurang saat tiba di pangkalan.Pada
saat proses penyaluran BBM ataupun LPG ke pangkalan, BBM ataupun LPG bisa
berkurang. Hal ini terjadi bila Gas yang di dalam SkidTank belum disalurkan ke
customer dalam jangka waktu yang lama dan tertahan dalam skidtank bisa
berkurang karena Gas ini berbentuk Liquid. Disatu sisi juga BBM bisa tidak
sampai di pangkalan atau dibawa kabur sama supir ini mengakibatkan kerugian
besar bagi Perusahaan dan akan berdampak besar terhadap Kerjasama antara
Perusahaan dan Pertamina. Bahkan bisa kerugian materi.
2) KTD
Adanya mobil tanki yang tidak beroperasional secara maksimal
Mobil
tidak berjalan disebabkan adanya beberapa faktor seperti mobil Tanki sudah
habis masa/nilai kegunaannya. Jadi mengkibatkan mobil tidak beroperasional
karena adanya syarat aturan dari PT. Pertamina juga terkait masa penggunaan
mobil tanki. Kemudian mobil juga tidak beroperasional bisa diakibatkan belum
mendapatkan uang jalan atau biaya operasional selama pengangkutan ke
tujuan/pangkalan. Supir tidak akan membawa mobil sebelum mendapat uang jalan
atau honor supir ataupun surat jalan.
3) Adanya
nomor antrian dari PT Pertamina yang ditolak
Nomor
antrian ditolak artinya tiket pengajuan pembayaran ke Pertamina masa aktifnya habis
bisa juga dikatakan ditolak dikarenakan adanya kasus yang ditemukan saat
pengantaran Gas LPG ke pangkalan.
Analisis Bow Tie
1) KTD BBM atau LPG Berkurang
Gambar 5. Bow Tie “BBM
atau LPG Berkurang”
2)
KTD Mobil Tanki tidak
beroperasional
Gambar 6.
Bow Tie “Mobil
Tanki tidak beroperasional”
3)
KTD Nomor antrian Pertamina ditolak
Gambar 7.
Bow Tie “Nomor antrian Pertamina”
4)
Pengukuran Risiko atas
Rantai Pasok BBM atau LPG
Dalam mengukur
penilaian Manajemen Risiko pada Perusahaan PT Elpindo Reksa, peneliti melakukan
observasi ke lapangan dengan cara mencatat kejadian risiko yang terjadi pada
saat operasional bisnis dan melakukan wawancara kepada manager HRD/Legal
Perusahaan untuk memberikan penilaian risiko terhadap dampak yang ditimbulkan
berdasarkan dari
kerugian yang dialami oleh Perusahaan. Besaran skala niai risiko
yang digunakan peneliti ini dimulai dari skala 1 sampai 5, berikut skala
penilaian risiko:
Tabel 1. Skala Nilai Risiki
Perolehan
Skala Risiko |
Keterangan
Nilai |
1 |
Sangat jarang |
2 |
Jarang |
3 |
Moderate |
4 |
Sering |
5 |
Hampir pasti |
a) KTD Ukuran
BBM atau LPG Berkurang
Seringkali
dalam pengangkutan ke pangkalan ukuran ataupun bobot BBM maupun LPG berkurang
dikarenakan ada kasus supir mencuri BBM yang diangkut dan juga karena LPG
adalah bahan bakar liquid jadi untuk memuai ada kemungkinan, oleh karena itu
tidak boleh adanya LPG yang lama tertahan di mobil tanki. Hal ini berdampak
pada kerugian Perusahaan yang akan mengganti rugi ukuran yang berkurang yang
disebut losses.
Dalam
penelitian ini, Perusahaan berpotensi mengalami kerugian keuangan sedang.
Dengan memperhitungkan juga besar peluangnya menjadikan masuk kategori Issue.
Nilai besaran risiko dari KTD berkurangnya ukuran BBM ataupun LPG adalah
Dampak sebesar 2 x Peluang 3
mendapatkan nilai risiko 6..
KTD
Ukuran LPG Berkurang dalam Skid Tank adalah Dampak sebesar 3 x Peluang 3
mendapatkan nilai risiko 9. LPG yang didalam SkidTank tidak boleh berlama dalam
mobil Tanki harus disalurkan ke Pangkalan SPPBE, karena LPG Sifatnya Liquid
yang akan cepat memuai. Oleh karena itu LPG yang dalam SkidTank bisa berkurang
saat pendistribusian ke Pangkalan SPPBE dan nilai atau ukuran yang berkurang
akan ditanggung Perusahaan pendistribsi sebagai Losses.
b) KTD
mobil Tanki tidak beroperasional
Nilai
besaran risiko dari KTD mobil tanki tidak beroperasional adalah dampak sebesar
2 x Peluang 2
mendapatkkan nilai risiko 4. Mobil tanki merupakan salah satu
bagian dari proses bisnis rantai pasok dalam mendistribusikan BBM ataupun LPG.
KTD
kurangnya kas uang jalan menyebabkan mobil tanki juga tidak
beroperasional. Contohnya, saat ingin
mengirimkan BBM ataupun LPG, ternyata di cabang belum mendapatkan dana kas uang
jalan. Supir pun tidak dapat membawa menjalankan mobil, jika dana kas uang
jalan sudah diberikan atau ditransfer ke rekening supir kemudian supir dapat membawa
mobil tanki ke tujuan yang ditentukan.
Nilai
besaran risiko dari KTD belum mendapatkan kas uang jalan adalah Dampak sebesar
2 x Peluang 3
mendapatkan nilai risiko 6. Dalam penelitian ini Perusahaan besar
peluangnya menjadikannya masuk kategori Issue.
Nilai
besaran risiko dari KTD kerusakan mobil di jalan adalah dampak sebesar 3 x
Peluang sebesar 3
mendapatkan nilai risiko 9. Sebagai bagian dari operasional kerusakan atau perbaikan di dalam perjalanan merupakan
hal yang mengganggu proses supply chain barang. Dalam penelitian ini perusahaan berpotensi mengalami kerugian
secara waktu dan materi. Dengan memperhitungkan juga besar peluangnya
menjadikannya masuk kategori Issue.
c) KTD Nomor antrian dari Pertamina ditolak
KTD nomor antrian atau tiket ditolak Pertamina adalah
Dampak sebesar 4 x Peluang 3 mendapatkan nilai risiko 12. Dalam penelitian ini
Perusahaan berpotensi mengalami kerugian keuangan yang cukup besar dalam
beberapa waktu kedepan. Dengan memperhitungkan juga besar peluangnya
menjadikannya masuk kategori Unacceptable.
KTD karna kasus pengambilan atau pencurian barang BBM
ataupun LPG, adalah Dampak sebesar 5 x Peluang 2 mendapatkan nilai risiko 10.
Dalam hal ini Perusahaan perlu menyelsesaikan kasus tersebut sampai tuntas agar
dapat mempperoleh nomor antrian pembayaran dari Pertammina. Dengan
memperhiitungkan juga besar peluangnya menjadikannya masuk kategori Issue.
Analisis
Risiko
Level
of Risk atau besar risiko darii masing – masing KTD adalah:
1) KTD BBM atau LPG Berkurang
Tabel 2. Penentuan Risiko pada BBM
ataupun LPG
Identifikasi Risiko |
|
Kriteria Risiko |
||
Skor Dampak |
Skor Peluang |
Hasil Risiko |
||
Supir
mencuri BBM |
2 |
3 |
6 |
Issue |
LPG
berkurang |
3 |
3 |
9 |
Issue |
Nilai rata-rata risiko |
(6+9) : 2 = 15 : 2 = 7.5 |
Sumber: diloah sendiri, tahun 2023
2)
KTD Mobil Tanki
tidak Beroperasional
Tabel 3. Penentuan Risiko Mobil
Tanki tidak Beroperasional
Identifikasi Risiko |
|
Kriteria Risiko |
||
Skor Dampak |
Skor Peluang |
Hasil Risiko |
||
Mobil
tanki tidak jalan |
2 |
2 |
4 |
Supplementary Issue |
Uang
jajan belum dikirim |
2 |
3 |
6 |
Issue |
Kerusakan
mobil di jalan |
3 |
3 |
9 |
Issue |
Nilai rata-rata risiko |
(4+6+9) x 3 = 19 : 3 = 6.3 |
Sumber: diloah sendiri, tahun 2023
3) KTD Nomor Antrian/ Tiket Pertamina Ditolak
Tabel 4. Penentuan Risiko Nomor
Antrian Pertamina Ditolak
Identifikasi Risiko |
|
Kriteria Risiko |
||
Skor Dampak |
Skor Peluang |
Hasil Risiko |
||
Tiket
payment ditolak |
5 |
3 |
12 |
Unacceptable |
Kasus
perusahaan di Kepolisian/ Pengadilan |
5 |
2 |
10 |
Issue |
Nilai rata-rata risiko |
(12+10) : 2 = 22 : 2 = 11 |
Sumber: diloah sendiri, tahun 2023
Evaluasi Risiko dan Mitigasi Risiko
1)
KTD BBM atau LPG
Berkurang
Pada KTD ini didapatkan risiko dua risiko
yang termasuk pada kategori Issue. Berdasarkn hasil analisis risiko di
bagian KTD BBm atau LPG berkurang yang terdapat pada table 4.3 didapatkan nilai
rata – rata 7,5.
Gambar 8. Heatmap KTD BBM atau LPG
BERKURANG
Sumber:
Peneliti (2023)
2) KTD Mobil Tanki tidak beroperasional
Pada KTD mobil tanki tidak beroperaional ini
didapatkan bahwa tiga risiko yang termasuk pada kategori Issue,
satu kategori Supplementary Issue dan satu termasuk kategori Unacceptable. Berdasarkan
hasil analisis risiko di bagian ini didapatkan nilai rata – rata 12. Berikut
adalah Heatmap risiko untuk mobil tanki tidak beroperasional.
Gambar 9. Heatmap KTD Mobil Tanki
tidak Beroperasional
Sumber:
Peneliti (2023)
3)
KTD Nomor Antrian ditolak Pertamina
Pada KTD Nomor antrian ditolak PT
Pertamina didapatkan bahwa dua risiko yang termasuk pada kategori Unacceptable.
Berdasarkan hasil analisis risiko di bagian ini didapatkan nilai rata – rata
16,25. Berikut adalah Heatmap risiko untuk nomor antrian Pertamina ditolak.
Gambar 10. Heatmap Nomor antrian
Pertamina Ditolak
Sumber:
Peneliti (2023)
Mitigasi Risiko
Rantai Pasok BBM atau LPG
Berdasarkan gambar Heatmap diatas bisa dilihat
terdapat beberapa risiko yang perlu di mitigasi. Evaluasi risiko sangat penting
dilakukan untuk mengambil keputusan bagi
manajemen agar dapat mengambil keputusan dalam melakukan penanganan risiko (Labombang, 2011). Dalam proses
penanganan risiko bertujuan untuk menentukan jenis penanganan yang efektif dan
efisien untuk suatu risiko Pada permasalahan rantai pasok BBM ataupun LPG pada
Perusahaan PT Elpindo Reksa didapatkan hasil evaluasi berdasarkan bobot nilai
dari risikonya, sebagai berikut:
1)
Risiko Kuantiti BBM ataupun LPG berkurang
saat tiba di pangkalan
a) Perusahaan
menerapkan SOP tertulis
b) Memberikan
sosialisasi SOP kepada semua karyawan agar bisa diterapkan dalam Perusahaan
c) Memberikan
reward atau memilih supir teladan untuk menjadi contoh
d) Perusahaan
memberikan SP bagi karyawan yang lalai dalam bekerja
e) Memberikan
pemaparan dampak kesalahan terhadap Pertamina
f) Melakukan
pengawasan dengan menggunakan GPS
2)
Risiko adanya mobil tanki yang tidak
beroperasional
a)
Melakukan reparasi
secara berkala terhadap mobil – mobil pengangkutan
b) Manajemen
keuangan terhadap biaya uang jalan.
c) Pengawasan
terhadap kondisi mobil yang layak jalan dan tidak layak jalan
d) Perusahaan
membuat jadwal pemeliharaan mesin
3)
Risiko nomor antrian dari PT Pertamina
ditolak
a) Komunikasi
secara berkala terhadap internal Perusahaan dalam penyiapan dokumen – dokumen
dalam proses bisnis Perusahaan
b) Perusahaan
membuat SOP secara tertulis
c) Karyawan
melakukan double check terhadap form – form yang akan di proses
d) Menjalin
hubungan yang baik dengan customer secara khusus bagi Pertamina
e) Membuat
approval bertingkat sebelum merealisasikan pekerjaan
f) Menimalkan
masalah terhadap potensi berpengadilan atau kepolisian
Skala
Penerimaan Risiko
Tabel 5. Skala Penerimaan
Risiko
Skala |
Penerimaan Risiko |
Kriteria untuk
Manajemen Risiko |
1-5 |
Dapat diterima |
Pengendalian baik/ dapat diterima |
6-10 |
Pengendalian manajemen |
Pengendalian cukup/ pengendalian manajemen |
11-15 |
Hasru menjadi perhatian manajemen |
Dapat diterima dengan pengendalian yang baik |
Gambar
11. Heatmap Seluruh Risiko Setelah Mitigasi
Sumber:
Peneliti (2023)
Berdasarkan Gambar 11 di atas, setelah adanya mitigasi
risiko tingkat keberterimaan risiko menjadi lebih bisa diterima dengan
bergesernya beberapa risiko ke arah Acceptable/dapat diterima dimana
sebelumnya terdapat risiko berada pada wilayah Unacceptable/tidak dapat
diterima.
Kesimpulan
Dalam analisis dan evaluasi yang dilakukan, beberapa kesimpulan yang
didapatkan adalah sebagai berikut: Kesimpulan pertama, identifikasi kejadian
yang tidak diinginkan dari proses rantai pasok BBM atau LPG meliputi supir
mencuri BBM, LPG Berkurang, mobil tanki tidak berjalan, uang jalan belum dikirim,
dan kerusakan mobil di jalan. Kesimpulan kedua, KTD yang memiliki risiko
tertinggi dan perlu di mitigasi terdapat pada KTD nomor antrian Pertamina
ditolak. Kesimpulan ketiga, mitigasi peluang untuk KTD risiko kuantiti BBM
ataupun LPG berkurang saat tiba di pangkalan meliputi perusahaan menerapkan SOP
tertulis, memberikan sosialisasi SOP kepada semua karyawan, memberikan reward
atau memilih supir teladan, memberikan SP bagi karyawan yang lalai, memberikan
pemaparan dampak kesalahan terhadap Pertamina, dan melakukan pengawasan dengan
menggunakan GPS disetiap mobil transport. Kesimpulan keempat, mitigasi peluang
untuk KTD risiko adanya mobil tanki yang tidak beroperasional meliputi
melakukan reparasi secara berkala terhadap mobil-mobil pengangkutan, manajemen
keuangan terhadap biaya uang jalan, pengawasan terhadap kondisi mobil yang
layak jalan dan tidak layak jalan, perusahaan membuat jadwal pemeliharaan
mesin. Kesimpulan kelima, risiko nomor antrian dari PT Pertamina ditolak
meliputi komunikasi secara berkala terhadap internal Perusahaan dalam penyiapan
dokumen-dokumen dalam proses bisnis Perusahaan, perusahaan membuat SOP secara
tertulis, karyawan melakukan double check terhadap form-form yang akan di
proses, menjalin hubungan yang baik dengan customer secara khusus bagi
Pertamina, membuat approval bertingkat sebelum merealisasikan pekerjaan, dan
menimalkan masalah terhadap potensi berpengadilan atau kepolisian. Mitigasi
disebut efisien karena mitigasi tersebut murah, artinya tidak memerlukan biaya
yang mahal.
BIBLIOGRAFI
Ahmad, Ahmad, & Muslimah, Muslimah. (2021). Memahami
teknik pengolahan dan analisis data kualitatif. Proceedings of Palangka Raya
International and National Conference on Islamic Studies (PINCIS), 1(1).
Ambarwati, Rita, Dijaya, Rohman,
& Anshory, Izza. (2024). A multi-method study of risk assessment and human
risk control for power plant business continuity in Indonesia. Results in
Engineering, 101863.
Andi Tenri Wewang, Tenri. (2018). Pendistribusian
Bahan Bakar Minyak Bersubsidi Jenis Tertentu Sektor Transportasi Angkutan
Perairan Pada Pt Pertamina (Persero) Terminal Bbm Makassar. Politeknik STIA
LAN Makassar.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. In Kencana.
Fatimah, Siti. (2019). Pengantar
transportasi. Myria Publisher.
Gehlenborg, Nils, & Wong, Bang.
(2012). Heat maps. Nature Methods, 9(3), 213.
Geraldin, Laudine H., Pujawan, I.
Nyoman, & Dewi, Dyah Santhi. (2007). Manajemen risiko dan aksi mitigasi
untuk menciptakan rantai pasok yang robust. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa
Teknik Sipil, 1(53).
Guo, Haisen, Zhang, Weidai, Ni,
Chumin, Cai, Zhixiong, Chen, Songming, & Huang, Xiansheng. (2020). Heat map
visualization for electrocardiogram data analysis. BMC Cardiovascular
Disorders, 20, 1–8.
Hermawan, Aji, & Pravitasari,
Rachel Jessica. (2013). Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis). Akselerasi.
Id, 1–23.
Ibrahim, Hasbi. (2014). Gambaran
Pengetahuan Pengemudi Mobil Tangki Terhadap Kesehatan Dan Keselamatan
Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di PT. Pertamina (persero) TBBM Makassar.
Al-Sihah: The Public Health Science Journal.
Irfani, M. Haviz. (2015). ERP
(enterprise resource planning) dan aspek-aspek penting dalam penerapannya. Jurnal
Eksplora Informatika, 4(2), 105–114.
Labombang, Mastura. (2011). Manajemen
risiko dalam proyek konstruksi. SMARTek, 9(1).
Melly, Sandra, Hadiguna, Rika Ampuh,
Santosa, Santosa, & Nofialdi, Nofialdi. (2019). Manajemen Risiko rantai
pasok agroindustri gula merah tebu di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Industria:
Jurnal Teknologi Dan Manajemen Agroindustri, 8(2), 133–144.
Mulab, Id Adha, & Awwalinc,
Rodlitul. (2022). Analisis Perancangan Dry Container Sebagai Alternatif
Transportasi Liquid Petroleum Gas (LPG) 12 KG di Daerah Perintis. Jurnal
Penelitian Transportasi Laut, 24(1), 1–10.
Yuliani, Wiwin. (2018). Metode
penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling. Quanta,
2(2), 83–91.
Copyright holder: Fandry
Wealthy Simbolon (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |