Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 8, Agustus 2024
PENGEMBANGAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU GUNA PENINGKATAN LAYANAN PASIEN KLINIK A+ DENTAL CARE
JAKARTA PUSAT
Ula Aimee Delyarachma Suseno1, Rambat Lupiyoadi2
Universitas Indonesia, Depok, Indonesia1,2
Email:
[email protected]1, [email protected]2
Kemampuan sebuah perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi di industri yang
dijalani akan sangat membantu untuk keberlangsungan perusahaan. Seperti
kebanyakan UMKM lainnya, terdapat tantangan yang saat ini dihadapi oleh Klinik
A+ Dental Care. Dengan dilakukannya proses Business Coaching bertujuan untuk membantu memperbaiki sistem
pada Klinik A+ Dental Care agar perusahaan ini dapat
lebih bertahan di dunia bisnis. Dengan suatu pelaku usaha bisnis berpegang
teguh terhadap sistem manajemen mutu yang baik akan memudahkan untuk memiliki
diferensiasi berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu Klinik A+
Dental Care meningkatkan daya saingnya di industri
dengan menerapkan sistem manajemen mutu yang baik melalui proses Business Coaching. Metode yang digunakan meliputi analisis Business
Model Canvas, analisis STP (Segmenting,
Targeting, Positioning),
dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats).
Hasil dari Business Coaching ini memberikan solusi
yang berfokus pada manajemen mutu dengan penekanan pada kepuasan pelanggan,
pendekatan berbasis proses, dan pengambilan keputusan berdasarkan data yang
valid. Penerapan sistem manajemen mutu yang baik membantu Klinik A+ Dental Care memiliki diferensiasi yang berkelanjutan dan
meningkatkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi. Dengan
penguatan sistem manajemen mutu, UMKM seperti Klinik A+ Dental Care dapat lebih siap menghadapi tantangan bisnis dan
mencapai keberlanjutan dalam jangka panjang.
Kata
kunci: Manajemen, Kualitas, Dental, Business Coaching STP, SWOT,
Diferensiasi Berkelanjutan
The ability of
a company to survive in the competition in the industry it is in will be very
helpful for the sustainability of the company. Like most other MSMEs, there are
challenges currently faced by Klinik A+ Dental Care.
The Business Coaching process aims to help improve the system at the A+ Dental
Care Clinic so that this company can better survive in the business world. With
a business enterprise adhering to a good quality management system, it will be
easier to have sustainable differentiation. This research aims to help A+
Dental Care Clinic improve its competitiveness in the industry by implementing
a good quality management system through the Business Coaching process. The
methods used include Business Model Canvas analysis, STP (Segmenting, Targeting,
Positioning) analysis, and SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
analysis. The results of this Business Coaching provide solutions that focus on
quality management with an emphasis on customer satisfaction, a process-based
approach, and decision making based on valid data. The implementation of a good
quality management system helps Klinik A+ Dental Care
have sustainable differentiation and improves the company's ability to
withstand competition. By strengthening the quality management system, MSMEs
like Klinik A+ Dental Care can be better prepared to
face business challenges and achieve long-term sustainability.
Keywords: Management, Quality,
Dental, Business Coaching STP, SWOT, Sustainable Differentiation
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008
mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mendefinisikan bahwa Usaha Mikro
merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan dan/atau perseorangan
badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro (Al Farisi & Fasa, 2022). Definisi dari usaha kecil merupakan usaha yang
dilakukan oleh perorangan atau badan usaha tetapi bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan dari usaha menengah dan usaha besar (Arnold et al., 2020; Wibowo & Zainul Arifin,
2015). Bisnis kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri.
Usaha Menengah hampir sama
seperti Usaha Kecil yang mana dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang
dimiliki badan usaha yang bukan merupakan cabang perusahaan atau anak
perusahaan Usaha Besar (Canbay & Akman, 2023). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 juga mengatur mengenai jumlah dari kekayaan
bersih tahunan Usaha Menengah.
UMKM sangat membantu dalam
meningkatkan perekonomian di Indonesia. UMKM sangat berperan dalam membuka
lapangan usaha baru terutama di daerah pedesaan (Komariah, 2022; Rambe et al., 2024). Sehingga UMKM dapat menjadi motor penggerak utama dalam
pembangunan ekonomi daerah. Tidak lupa dengan adanya UMKM juga menjadi salah
satu sumber devisa ekspor non-migas (Azzahra & Wibawa, 2021; Prasetyo, 2008).
Perkembangan suatu perusahaan
dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah dengan memiliki catatan
akuntansi dan laporan keuangan yang baik (Santiago & Estiningrum, 2021). Dengan dimilikinya pencatatan akuntansi dan laporan
akuntansi yang baik oleh suatu perusahaan maka akan dapat dengan mudah
mengetahui kondisi dan posisi perusahaan tersebut dengan tepat dan jelas.
Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan untuk bertahan dalam kompetisi di
industri yang dijalani akan sangat membantu untuk seorang manajer mengambil
keputusan terbaik untuk di masa mendatang. Faktor lain yang mempengaruhi
berjalannya aktivitas bisnis yang baik adalah efisiensi resource
terutama pada healthcare management. Healthcare
management merupakan sistem yang bersifat
kompleks dan saling bergantung pada berbagai faktor seperti ekonomi, structural, dan sistem organisasinya sendiri.
Perubahan kecil pada sistem akan mempengaruhi proses bisnisnya. Dengan adanya
perubahan jadwal dokter, akan dapat merubah prosedur
dari pelayanan yang akan diberikan (Aktaş et al., 2007).
Tingginya jumlah klinik gigi
di Indonesia terutama di Jakarta juga mempengaruhi laju perkembangan suatu
klinik gigi. sehingga membuat klinik harus memiliki diferensiasi dan competitive advantage
dibandingkan kompetitornya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Romadhani
pada tahun 2022 membuktikan bahwa competitive
advantage yang dimiliki oleh perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dari perusahaan tersebut.
Sehingga terdapat hal yang dapat dilakukan oleh klinik adalah dengan menerapkan
sistem manajemen mutu yang baik. Sistem manajemen mutu menjelaskan terdapat 7 prinsip yaitu customer focus, leadership, engagement
of people, process approach, improvement, evidence-based
decision making, dan relationship
management. Penerapan sistem manajemen mutu akan
membuat suatu usaha untuk melakukan improvement
secara kontinu. Perbaikan secara terus menerus memiliki dampak efektif
terhadap sustainable competitive
advantage (Alkababji,
2023). Sehingga dengan menerapkan 7 prinsip sistem manajemen
mutu ini akan memudahkan pelaku usaha untuk memiliki diferensiasi dan competitive advantage
yang berkelanjutan.
Seperti kebanyakan UMKM
lainnya, terdapat tantangan yang saat ini dihadapi oleh Klinik A+ Dental Care. Selama beberapa bulan terakhir, Klinik A+ Dental Care mengalami penurunan omset. Jika keadaan ini terus
berlangsung, akan sangat berakibat buruk bagi keberlangsungan bisnis. Penurunan
ini juga disusul oleh keluhan dari pemilik mengenai dokter
gigi yang mengambil terlalu sedikit jam praktik. Dengan sedikitnya jam praktik
ini akan berpengaruh pada omset yang dihasilkan oleh Klinik A+ Dental Care dan omset yang didapatkan oleh dokter itu sendiri.
Dokter tidak mengambil lebih banyak jam praktik dikarenakan perjanjian kerja
yang tidak cukup baik dan tidak adanya implementasi perjanjian kerja tersebut.
Tidak adanya perjanjian kerja yang baik dan implementasi yang buruk, juga
berakibat pada tidak adanya spesifikasi kerja setiap karyawan pada divisi yang
sama. Pembagian workload tidak jelas sehingga
karyawan membagi kerja dengan rekannya secara mandiri. Tidak adanya
implementasi perjanjian kerja yang baik juga berpengaruh terhadap keluarnya
dokter maupun karyawan dari Klinik A+ Dental Care
seenaknya yang akan sangat merugikan Klinik A+ Dental Care.
Perjanjian kerja tidak
terimplementasi dengan baik dan pembagian kerja tidak terdefinisi dapat
dikarenakan Klinik A+ Dental Care belum
mengimplementasikan process approach dalam melakukan proses bisnisnya. Dengan
implementasi process approach
maka aktivitas bisnis di Klinik A+ Dental Care akan
lebih mudah terprediksi dan teratur.
Pasien dari Klinik A+ Dental Care memberikan beberapa keluhan salah satunya mengenai
penjadwalan pasien yang cukup rumit. Penjadwalan pada klinik dilakukan secara
manual dan ditulis manual pada sebuah buku kecil. Keadaan ini sudah menimbulkan
masalah yaitu terjadi kesalahan penulisan dan tertukar jadwal antar pasien.
Sulitnya mendapatkan jadwal dikarenakan sedikitnya jam dokter dan banyaknya
pasien. Keadaan ini dapat dihindari dengan menambah waktu kerja, didukung
dengan terdapat ruang tindakan kosong pada Klinik A+ Dental Care
yang bisa digunakan dengan maksimal.
Penulisan laporan keuangan Klinik A+ Dental Care
juga masih dilakukan secara semi-manual dan pada 2 aplikasi yang berbeda,
keadaan ini juga dapat menimbulkan risiko terjadinya kesalahan penulisan yang
sangat besar.
Keadaan yang dialami oleh
Klinik A+ Dental Care dapat dikarenakan Klinik A+
Dental Care belum mengimplementasikan salah satu
prinsip sistem manajemen mutu yaitu evidence-based
decision making. Dengan mengimplementasikan
prinsip ini, Klinik A+ Dental Care akan lebih mudah
dalam melakukan pengambilan keputusan untuk jalannya bisnis menjadi lebih baik
dikemudian hari.
Pemilik Klinik A+ Dental Care juga mengeluhkan mengenai persebaran pasien pada
setiap dokter yang melakukan praktik tidak seimbang. Pasien Klinik A+ Dental Care saat ini hanyalah merupakan pasien lama yang setiap
bulannya melakukan treatment kontrol behel.
Tidak adanya pasien baru dapat disebabkan dari strategi promosi yang dilakukan
Klinik A+ Dental Care belum berjalan dengan baik.
Sehingga dilihat dari segi marketing, Klinik A+ Dental Care
masih hanya fokus pada promo dan beberapa unggahan konten social
media pada Instagram dan WhatsApp. Konten yang di
unggah pada WhatsApp story
setiap harinya merupakan konten yang sama sehingga tidak ada variasi dan tidak
menarik. Bahan promosi seperti banner juga
tidak tersedia di wilayah Klinik A+ Dental Care yang
akan mengurangi awareness dari pasien dan
calon pasien terhadap Klinik A+ Dental Care. Pasien
dari Klinik A+ Dental Care merupakan pasien yang
didapatkan atau mengetahui klinik melalui Instagram, teman atau keluarga, dan
Google. Tetapi pada Google review, Klinik A+
Dental Care masih belum maksimal didapati dari tidak
adanya feedback dari setiap review yang diberikan oleh pasiennya.
Tidak adanya strategi marketing yang baik dapat disebabkan oleh beberapa
hal, salah satunya disebabkan dari sisi manajemen sumber daya manusia Klinik A+
Dental Care. Yaitu tidak adanya divisi marketing. Semua proses marketing
dilakukan oleh pemilik dari Klinik A+ Dental Care
sendiri. Hal ini menyebabkan banyaknya workload
yang harus dikerjakan oleh pemilik agar bisnis usaha dapat berjalan dengan
baik. Penyebab lain dari tidak adanya
strategi marketing yang baik adalah karena
Klinik A+ Dental Care tidak memiliki sistem manajemen
mutu yang baik. Klinik A+ Dental Care tidak
mengimplementasikan prinsip customer focus. Prinsip ini berfokus pada kebutuhan pelanggan
dan melakukan antisipasi dalam menyediakan kebutuhan pelanggan dimasa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu Klinik A+ Dental Care menjadi usaha bisnis yang lebih baik. Klinik A+ Dental
Care merupakan klinik gigi pratama
yang berdiri sejak tahun 2021. Pemilik usaha ini adalah seorang dokter gigi,
sebelumnya sudah memiliki klinik praktik sendiri dan hingga kemudian mendirikan
Klinik A+ Dental Care. Usaha ini menyediakan jasa
dokter gigi yang menawarkan beberapa treatment
antara lain adalah scalling gigi, whitening gigi, dan pencabutan gigi.
Metode penelitian yang digunakan
dalam business coaching ini
adalah studi kasus dengan pendekatan
kualitatif (Sugiyono, 2021). Proses ini dimulai
dengan pengambilan data dari lingkungan asli tempat penelitian
dilakukan, bukan dari teori yang sudah ada sebelumnya.
Tahapan pertama dalam proses business coaching adalah
pengumpulan data, di mana data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui berbagai metode untuk mendapatkan hasil yang akurat dan baik. Hasil analisis tersebut dievaluasi dengan seksama untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Pengumpulan data dilakukan melalui
beberapa teknik yang berbeda. Teknik pertama adalah wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti
melakukan wawancara
personal dan tidak terstruktur
dengan pemilik, karyawan, dan staf Klinik A+ Dental Care. Teknik ini
bertujuan untuk memahami visi, misi, kondisi, dan masalah yang dihadapi klinik tersebut. Teknik kedua adalah observasi,
yang memungkinkan peneliti mengidentifikasi masalah dengan mengamati berbagai aspek bisnis seperti manajemen keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, operasional,
dan sistem manajemen mutu. Teknik ketiga adalah dokumentasi, di mana peneliti mengumpulkan data keuangan, email, foto, dan data penunjang lainnya untuk analisis lebih lanjut.
Selain data primer yang dikumpulkan langsung dari sumber
utama, penelitian ini juga menggunakan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka dengan
tujuan memperkaya informasi mengenai rumusan masalah yang ada dan menemukan metode terbaik untuk pemecahan masalah. Sumber data sekunder ini mencakup
artikel ilmiah, jurnal, internet, dan data dari pihak terkait yang relevan dengan penelitian.
Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan melalui metode analisis kualitatif yang terdiri dari tiga
tahapan. Tahap pertama adalah reduksi data, di mana peneliti memilah data yang relevan dan tidak relevan untuk
memastikan bahwa hanya data yang tepat dan objektif yang digunakan. Tahap kedua adalah
penyajian data, yang dapat berupa grafik, tabulasi, atau diagram untuk memudahkan identifikasi pola dari data tersebut. Dalam konteks business coaching ini, analisis yang digunakan mencakup business model
canvas, marketing mix, STP, PESTEL, SWOT, marketing opportunity, gap analysis,
dan analisis Pareto.
Tahap terakhir dari analisis data adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan sebelumnya, yang kemudian digunakan untuk pengambilan keputusan dan memberikan rekomendasi terbaik sesuai dengan teori yang digunakan. Langkah ini memastikan bahwa solusi yang dihasilkan tepat sasaran dan efektif dalam memecahkan
masalah yang dihadapi oleh Klinik A+ Dental Care.
Dalam
pelaksanaan business coaching
peneliti bertujuan untuk melatih pemilik Klinik A+ Dental Care mengenai konsep PDCA agar seterusnya akan dapat di
implementasikan ke dalam proses bisnisnya. Konsep PDCA terdiri dari 4 tahapan
yaitu plan (perencanaan), do (pelaksanaan),
check (pengawasan), dan act (perbaikan).
Hal
pertama yang dapat dilakukan oleh pemilik adalah melakukan analisis gap dari
setiap aktivitas bisnis yang dilakukan seperti pada tabel 1. Dengan hasil dari analisis ini pemilik akan
mengerti dan memiliki strategi atas apa yang akan dilakukan secara tertulis dan
terstruktur atau yang dapat disebut dengan tahapan plan. Setelah itu
pemilik dapat melanjutkan ke tahapan kedua yaitu do.
Pada tahapan ini pemilik dapat melakukan strategi yang dibuat.
Setelah
seluruh strategi sudah berhasil dilakukan pemilik dapat melanjutkan ke tahapan
yang ketiga yaitu melakukan evaluasi terhadap hasil dari strategi yang sudah
dilakukan. Hasil dari evaluasi tersebut akan digunakan sebagai landasan untuk
tahapan keempat. Tahapan keempat adalah act.
Tahapan ini adalah saat dimana pemililk melakukan perbaikan atau pengembangan strategi
berdasarkan hasil evaluasi dari tahap ketiga.
Berikut adalah hasil dari implementasi solusi yang
sudah dibuat oleh peneliti bersama dengan pemilik dari Klinik A+ Dental Care. Solusi yang dilakukan berdasarkan 3 prinsip sistem
manajemen mutu yaitu process approach, evidence-based decision making, dan customer
focus.
Klinik A+ Dental Care
perlu memperbarui sistem aplikasi manajemen kliniknya. Selain dengan adanya
beberapa kekurangan pada sistem manajemen yang digunakan, sistem klinik gigi di
Klinik A+ Dental Care juga diharuskan oleh
Kementerian Kesehatan untuk terintegrasi dengan SATUSEHAT. Terdapat banyak
pilihan aplikasi yang dapat digunakan oleh Klinik A+ Dental Care.
Beberapa aplikasi klinik gigi adalah Assist.id, Carigi,
OmniCare, dan ICONIX. Dari empat aplikasi tersebut
dilakukan perbandingan aplikasi mana yang paling cocok digunakan oleh Klinik A+
Dental Care.
a)
Assist.id
Assist.id
merupakan aplikasi berbasis Cloud yang dirancang
khusus untuk membantu pengelolaan klinik
kesehatan di Indonesia. Assist.id dikembangkan untuk menyasar keseluruhan
klinik kesehatan tidak hanya untuk klinik gigi.
b)
Carigi
Carigi Indonesia
merupakan penyedia aplikasi khusus klinik gigi yang menyediakan seluruh
kebutuhan digital praktik dokter gigi mandiri, klinik gigi, dan rumah sakit
khusus gigi dan mulut serta pendidikan kedokteran gigi di Indonesia.
c)
OmniCare
OmniCare dirancang
khusus untuk berbagai macam jenis klinik seperti Klinik Gigi, Klinik Umum /
BPJS, Klinik Kecantikan dan klinik spesialis lainnya. OmniCare
memiliki fitur yang kaya dan lengkap dan sudah terintegrasi.
d)
ICONIX
ICONIX merupakan software
Klinik Gigi yang lengkap dan mudah, untuk memenuhi segala kebutuhan Klinik Gigi
dan praktik Dokter Gigi di Indonesia. ICONIX dapat dijalankan di semua jenis
komputer/tablet/smartphone (baik Windows,
Linux, MacOS, Android ataupun iOS).
Dilakukan
perbandingan terhadap keempat aplikasi tersebut berdasarkan fitur, harga,
kekurangan, dan kelemahannya.
Tabel 1. Perbandingan Aplikasi POS
Fitur |
Assist.id |
Carigi |
OmniCare |
ICONIX |
Basis |
Cloud |
Cloud |
Cloud |
Cloud dan Lokal |
Rekam medis |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Penjadwalan |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Manajemen pasien |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Pelacakan inventaris |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Pelaporan |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
SATUSEHAT |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Odontogram |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Analisis sefalometri |
Iya |
Iya |
Tidak |
Tidak |
User friendly |
Iya |
Iya |
Iya |
Iya |
Mobile version |
Tidak |
Tidak |
Tidak |
Iya |
Patient reminder |
Iya |
Tidak |
Iya |
Iya |
Cocok untuk |
Klinik segala ukuran |
Klinik kecil hingga menengah |
Klinik menengah |
Klinik kecil hingga menengah |
Harga/bulan |
299.000-1.799.000 |
200.00 |
820.000 |
475.000 |
Sumber : Olahan Penulis
Berdasarkan perbandingan yang telah
dilakukan, Klinik A+ Dental Care paling cocok untuk
menggunakan aplikasi Carigi. Aplikasi Carigi merupakan aplikasi POS khusus klinik gigi. Dengan
menggunakan aplikasi ini akan memudahkan klinik dalam pengawasan dan dalam
menjalankan bisnisnya. Carigi Indonesia menyediakan
layanan aplikasi digital manajemen secara real time
dan berbasis Cloud. Harga yang ditawarkan oleh Carigi juga lebih terjangkau sehingga cocok untuk Klinik A+
Dental Care.
Berdasarkan kondisi dan kebutuhan Klinik
A+ Dental Care, penulis membuat SOP jalur penerimaan
karyawan baru untuk pemilik dari Klinik A+ Dental Care
dapat menggunakannya menjadi panduan saat melakukan penerimaan karyawan baru.
Diharapkan dengan pemilik mengikuti panduan SOP ini akan mengurangi risiko
terjadinya hal-hal yang merugikan maupun yang tidak diinginkan di kemudian
hari.
Dalam pelaksanaan implementasi penerimaan
karyawan baru terdapat beberapa dokumen yang harus di siapkan oleh Klinik A+
Dental Care yaitu perjanjian kerja dan peraturan
perusahaan. Kedua dokumen ini akan dijelaskan oleh pemilik dan disetujui serta
ditandatangani oleh karyawan baru.
Perjanjian kerja sudah dimiliki oleh Klinik A+ Dental Care sebelum dilakukannya penelitian ini, tetapi Klinik A+
Dental Care belum memiliki peraturan perusahaan. Oleh
karena itu peneliti juga membuat Peraturan Perusahaan sesuai dengan keadaan dan
kondisi dari Klinik A+ Dental Care. Peraturan
Perusahaan dan SOP perjanjian kerja dijelaskan dalam Gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Halaman pertama Peraturan Perusahaan Klinik A+ Dental Care
Sumber : Olahan Penulis, 2024
Gambar 2. SOP Penerimaan Karyawan Baru Klinik A+ Dental Care
Sumber: Olahan Penulis,
2024
Penggantian share
fee diawali dengan melakukan konfirmasi mengenai
besar fee kepada pemilik Klinik A+ Dental Care. Peneliti juga mempertanyakan strategi pemberian share fee. Dimana share fee yang diberikan kepada dokter untuk treatment promo scaling
sebesar Rp100.000 atau hampir 60% dari nilai yang ditawarkan yaitu Rp170.000
yang mana pada normalnya untuk treatment lain
dokter mendapatkan share fee
sebesar 30% dari nilai treatment yang
diberikan. Sehingga pendapatan yang didapat oleh Klinik terlalu kecil.
Sebagai pemilik usaha klinik gigi, pemilik
harus dapat bisa memosisikan diri sebagai pemilik usaha tidak hanya sebagai
dokter gigi yang bekerja pada klinik tersebut. Sehingga pemilik mengerti dan
setuju untuk mengubah besar share fee dokter untuk promo scaling
gigi. Besar share fee
setelah perubahan adalah 50%. Dokter tetap memiliki motivasi tinggi untuk
mengajak pasiennya melakukan scaling di Klinik
A+ Dental Care dan klinik mendapatkan pendapatan yang
lebih besar dibandingkan sebelumnya.
CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto
untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang berdasarkan
nilai sekarang dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh biaya dan
manfaat yang cenderung terakumulasi.
dalam realitas deskriptif, tingkat preferensi waktu dan taksiran biaya
modal sangat bervariasi akibat tidak sempurnanya pasar-pasar modal. Hal ini
disebabkan oleh kebiasaan publik yang
berperan sebagai konsumen lebih menyukai kondisi (Pearce, 2008; Suaib et al., 2022).
Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi di sektor publik mempunyai
ciri-ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua biaya dan manfaat untuk
masyarakat yang dihasilkan dari program pulik. Analisis biaya manfaat secara
tradisional merepresentasikan
rasionalitas ekonomi karena kriteria sebagian besar ditentukan dengan
penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Analisis biaya manfaat tradisional
juga menggunakan pasar (swasta) sebagai titik tolak untuk merekomendasikan
kebijakan publik. Analisis biaya manfaat kontemporer, atau disebut juga
analisis biaya manfaat sosial, dapat digunakan untuk mengukur pendistribusian
kembali manfaat (Dunn, 2003).
Langkah yang ditempuh dalam menganalisis efisiensi suatu proyek melalui
analisis biaya manfaat yaitu dengan jalan menentukan semua manfaat dan biaya
dari proyek yang akan dilaksanakan. Tahap selanjutnya menghitung manfaat dan
biaya dalam nilai uang, dan diteruskan dengan menghitung masing-masing manfaat
dan biaya dalam nilai uang sekarang. Pada hasil analisa ini menggunakan 3
skenario yakni menguntungkan – normal – rugi sehingga didapatkan nilai total
keuntungan dari hasil pembukuan awal sebesar Rp. 15.562.200 dan biaya kebutuhan
operasional sebesar Rp. 13.457.200 dari setiap cost
variabel berbeda sebagai berikut :
Tabel 2. Cost Benefit Analysis
Current Values: |
Untung |
Rugi |
Normal |
|
Variable |
|
|
|
|
Variable a |
Rp 100,000 |
Rp 100,000 |
Rp 100,000 |
Rp 100,000 |
Variabel b |
Rp 120,000 |
Rp 120,000 |
Rp 120,000 |
Rp 120,000 |
Variable a |
Rp 130,000 |
Rp 130,000 |
Rp 130,000 |
Rp 130,000 |
Variabel b |
Rp 30,000 |
Rp 30,000 |
Rp 30,000 |
Rp 130,000 |
Variable a |
Rp 90,000 |
Rp 90,000 |
Rp 90,000 |
Rp 90,000 |
Variabel b |
Rp 60,667 |
Rp 60,667 |
Rp 60,667 |
Rp 60,667 |
Total Profit |
|
|
|
|
Untung |
Rp36,973,200 |
Rp36,973,200 |
Rp36,973,200 |
Rp36,973,200 |
Normal |
Rp33,221,886 |
Rp33,221,886 |
Rp33,221,886 |
Rp33,221,886 |
Rugi |
Rp32,683,200 |
Rp32,683,200 |
Rp32,683,200 |
Rp32,683,200 |
Nilai rasio B/C |
1.15 |
|
|
|
Nilai NPV |
Rp. 2.105.000 |
|
|
|
Sumber : Olahan Penulis,
2024
Keterangan :
-
Variabel a: biaya praktik dokter
-
Variabel b: biaya paket treatment
Optimalisasi diawali dengan melepas Banner promosi di area Klinik A+ Dental Care
yang sudah tidak relevan dan usang. Informasi yang salah akan merugikan Klinik
A+ Dental Care. Kemudian dilakukan konsultasi dengan
pemilik bagaimana design yang diinginkan
sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik dari klinik kepada pasiennya.
Gambar 3. Banner promo yang tidak sesuai saat masih
terpasang
Sumber : Olahan Penulis, 2024
Setelah
itu dilakukan pembuatan Banner dengan promo yang
sedang berjalan menyesuaikan warna tema dari Klinik A+ Dental Care sendiri yaitu merah muda, dan hijau Tosca dengan tetap
menggunakan warna yang cocok untuk mendukung tersampaikannya informasi dengan
baik. Salah satu perubahan yang dilakukan dari design
Banner sebelumnya adalah design
baru menggunakan warna merah sebagai harga baru agar lebih menarik dan terlihat
oleh customer-nya.
Gambar
4. Design Banner baru Klinik A+ Dental Care
Sumber: Olahan Penulis, 2024
Setelah dibuat design
baru kemudian dilakukan pemasangan Banner baru
tersebut di area depan Klinik A+ Dental Care.
Gambar 5.
Design Banner baru terpasang
di area depan Klinik A+
Dental Care
Sumber : Olahan Penulis, 2024
Berdasarkan data yang sudah didapat,
Google Maps merupakan salah satu platform yang
membuat pasien memilih untuk melakukan perawatan di Klinik A+ Dental Care. Sehingga performa dan informasi dari Klinik A+ Dental
Care sangat signifikan berpengaruh dengan
kelangsungan berjalannya bisnis. Terdapat tiga hal yang perlu diperbaiki pada
Google Maps Klinik A+ Dental Care
yaitu nomor telepon klinik, titik lokasi klinik, dan tampilan Google View dari
Klinik A+ Dental Care
Perbaikan pertama yang dilakukan adalah
mengubah nomor telepon yang tertera pada Google Maps.
Nomor telepon yang tertera sebelum perbaikan merupakan nomor telepon admin
sebelumnya dan sudah tidak bekerja di Klinik A+ Dental Care
lagi. Sampai saat penelitian ini dilakukan, informasi nomor salah ini tidak
diketahui dikarenakan juga adanya link yang langsung
terhubung dengan whatsapp admin Klinik A+ Dental Care yang sebenarnya. Perbaikan nomor telepon dilakukan
langsung oleh pemilik Klinik A+ Dental Care setelah
mengetahui kesalahan ini.
Gambar 6. Perubahan nomor telepon yang tertera pada Google Maps
Sumber : Olahan Penulis, 2024
Perbaikan kedua adalah pada titik lokasi
dan alamat Klinik A+ Dental Care. Perbaikan dilakukan
oleh pemilik Klinik A+ Dental Care dibantu oleh
peneliti. Untuk penggantian alamat Klinik A+ Dental Care
menjadi lebih spesifik dilakukan langsung oleh peneliti pada Google Maps.
Gambar 7. Perubahan titik lokasi pada Google Maps
Sumber: Olahan
Penulis, 2024
Dengan
adanya pergantian titik dan alamat dari Klinik A+ Dental Care
juga akan membuat perubahan pada tampilan Google Street.
Dengan bergantinya tampilan Google Street akan
memperbaiki masalah mengenai risiko kesalahan pasien dalam mengenali Klinik A+
Dental Care karena adanya klinik gigi kompetitor di
sekitar Klinik A+ Dental Care.
Gambar
8. Perubahan tampilan Google
Street Klinik A+ Dental Care
Sumber: Olahan Penulis,
2024
Penggunaan katalog pada WhatsApp perlu dijalankan karena akan memudahkan admin
dalam menjawab pertanyaan pasien dan juga membantu pasien maupun calon pasien
untuk mengetahui jasa apa saja yang ditawarkan oleh Klinik A+ Dental Care. Sebelum dilakukan penggunaan katalog, Klinik A+
Dental Care hanya menggunakan WhatsApp
sebagai sarana untuk memberikan informasi dan melakukan penjadwalan dengan
pasien. Beberapa informasi yang diberikan oleh Klinik A+ Dental Care melalui WhatsApp adalah
jadwal dokter yang hanya diketik pada chat box dan mengirimkan posting-an
promo apa saja yang sedang berlaku. Pengenalan mengenai jasa apa saja yang
ditawarkan juga hanya berupa ketikan pada chat
box saja tanpa harga tertera.
Pada katalog WhatsApp
dapat ditambahkan jasa apa saja yang ditawarkan oleh Klinik A+ Dental Care lengkap dengan harga dan promo yang saat itu sedang
berlaku. Jadwal dokter juga ditambahkan pada katalog WhatsApp
agar memudahkan pasien dalam mengetahui jadwal praktik dokter kesayangannya.
Sehingga pasien dan admin tidak perlu mengeluarkan waktu dan effort lebih dalam mengetahui maupun menjelaskan
mengenai informasi tentang Klinik A+ Dental Care.
Gambar 9. Penggunaan katalog pada WhatsApp oleh Klinik
A+ Dental Care
Sumber : Olahan Penulis, 2024
Dilakukan
evaluasi mengenai pencapaian implementasi solusi business
coaching ini untuk mengetahui apakah kegiatan business coaching
berhasil dilakukan atau mengalami hambatan.
Tabel 3. Evaluasi Hasil Business Coaching
No. |
Tujuan |
Rencana
Kegiatan |
Pencapaian |
Process Approach |
|||
1 |
Penggantian POS |
Penggantian POS |
100% |
Implementasi Aplikasi Klinik Gigi Carigi |
50% |
||
2 |
Penyusunan SOP Penerimaan Karyawan Baru |
Penyusunan draft SOP penerimaan karyawan baru |
100% |
Sosialisasi SOP penerimaan karyawan baru |
0% |
||
Implementasi dan evaluasi SOP penerimaan karyawan baru |
0% |
||
Evidence-Based Decision Making |
|||
3 |
Penggantian nominal share
fee |
Sosialisasi dengan pemilik |
100% |
Penurunan nominal share
fee |
100% |
||
4 |
Cost Benefit Analysis |
Perhitungan cost
benefit analysis |
100% |
Sosialisasi hail perhitungan |
0% |
||
Customer Focus |
|||
5 |
In-Store Advertising |
Pelepasan banner yang sudah tidak relevan |
100% |
Design banner baru
sebagai media advertising |
100% |
||
Pemasangan banner baru sebagai media advertising |
100% |
||
Pembuatan jadwal dokter sebagai media in-store advertising |
0% |
||
6 |
Perbaikan Google Maps |
Penggantian nomor telepon admin |
100% |
Penggeseran titik lokasi |
100% |
||
7 |
Perbaikan Whatsapp |
Penggunaan katalog whatsapp |
100% |
Sumber: Olahan Penulis,
2024
Berdasarkan
tabel di atas, penulis melakukan implementasi solusi dari kegiatan business coaching
yang sedang dilakukan. Kegiatan business cpaching ini
dibagi menjadi 3 bagian yaitu aktivitas yang didasari oleh strategi; process approach, evidence-based decision making, dan
customer focus (Ghozali, 2020)
Melalui
strategi pertama yaitu process approach dihasilkan 2 aktivitas yaitu penggantian POS dan
penyusunan SOP penerimaan karyawan baru. Hasil dari penelitian ini adalah
Klinik A+ Dental Care sudah tidak menggunakan POS
lamanya lagi dan sudah berganti kepada POS yang baru yaitu Carigi.
Carigi merupakan aplikasi yang tepat untuk Klinik A+
Dental Care karena menjawab seluruh kebutuhan klinik.
Tetapi dalam penggunaannya, masih juga menggunakan aplikasi yang lama karena
perpindahan data yang cukup lama dan pemilik ingin menggunakan resource tersisa dan hanya dapat digunakan oleh POS
lama tersebut. Selain itu, dengan menggunakan strategi ini penyusunan SOP juga
sudah terlaksana. Penyusunan SOP penerimaan karyawan baru ini dilakukan untuk
memudahkan pemilik dalam mengimplementasikan perjanjian kerja yang sudah
dimiliki.
Strategi
kedua yang mengacu pada evidence-based decision making menghasilkan 2 aktivitas yaitu
penggantian nominal share fee dan perhitungan cost
benefit analysis.
Penggantian nominal share fee khususnya untuk treatment
scaling sudah berhasil diganti. Share fee sebelum
dilakukan penggantian adalah sekitar 60% dari harga treatment
diturunkan menjadi 50%. Penurunan ini dilakukan untuk menambah pendapatan dari
Klinik A+ Dental Care. Aktivitas lain yang sudah
berhasil dilakukan adalah perhitungan cost benefit analysis. Didapatkan
hasil bahwa nilai rasio B/C sebesar 1.15 menandakan kesehatan cashflow dari klinik gigi adalah positif. Nilai NPV
menunjukkan selisih antara pemasukan dan pengeluaran bulan Oktober sebesar Rp.
2.105.000.
Strategi
ketiga yaitu customer focus.
Dengan melakukan customer focus
sehingga didapatkan aktivitas perbaikan pada in-store
advertising, Google Maps,
dan WhatsApp. Aktivitas pertama dari strategi ini
adalah untuk memperbaiki in-store advertising dari Klinik A+ Dental Care.
Hal pertama yang sudah dilakukan adalah pelepasan Banner
lama dan menggantinya dengan Banner baru. Banner lama dilepas karena mengandung informasi yang sudah
tidak sesuai dengan keadaan Klinik A+ Dental Care
saat ini dehinnga diganti dengan Banner
baru dengan informasi yang sesuai dan dengan menggunakan warna warna yang cocok dan menarik untuk dilihat oleh customer maupun calon customer.
Aktivitas kedua yang sudah dilakukan adalah perbaikan pada Google Maps. Kesalahan yang terjadi pada nomor telepon dan titik
lokasi sudah berhasil di benarkan. Dengan berhasil diperbaikinya kedua media
social dari Klinik A+ Dental Care
akan mengurangi risiko terjadinya hal yang merugikan Klinik A+ Dental Care seperti yang pernah terjadi sebelumnya yaitu kekeliruan
pasien mengidentifikasi Klinik A+ Dental Care.
Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini
dirumuskan beberapa hasil penelitian sebagai berikut: (1) Perbaikan yang dilakukan berdasarkan process approach adalah
penggantian POS dan pembuatan
SOP penerimaan karyawan baru. Beberapa progres yang sudah dilakukan adalah
penggantian POS menjadi aplikasi klinik gigi yaitu Carigi.
Penggantian POS dan implementasi aplikasi Carigi
keduanya masih 50% dikarenakan klinik masih menggunakan POS lama dan aplikasi Carigi di saat yang bersamaan. Kemudian Solusi lain yang
dilakukan adalah penyusunan SOP penerimaan karyawan baru. Penyusunan SOP sudah
dilaksanakan tetapi masih belum dilakukan implementasi langsung di lapangan. (2) Perbaikan
berdasarkan evidence-based decision making adalah penggantian nominal share
fee dan perhitungan cost benefit analysis.
Penggantian nominal share fee sudah diberlakukan dengan besar sebelumnya adalah
sekitar 60% dari harga treatment dan dikurangi
menjadi 50% saja. Dari segi cost benefit analysis disimpulkan
jika nilai rasio B/C sebesar 1.15 menandakan kesehatan cashflow
dari klinik gigi adalah positif. Nilai NPV menunjukkan selisih antara pemasukan
dan pengeluaran bulan Oktober sebesar Rp. 2.105.000. Untuk skenario untung
dengan pertimbangan biaya layanan dan biaya operasional per hari didapatkan
proyeksi profit sebesar Rp36,973,200,
skenario normal adalah Rp33,221,886 dan skenario rugi sebesar Rp32,683,200. (3) Perbaikan
terakhir yaitu berdasarkan customer focus. Dengan berfokus
pada customer diberikan solusi yaitu perbaikan
in-store advertising,
perbaikan Google Maps, dan perbaikan WhatsApp. In-store advertising dilakukan dengan pelepasan dan penggantian Banner lama, perbaikan Google Maps
terletak pada penggantian titik lokasi dan nomor telepon, dan penggunaan
katalog WhatsApp sudah terlaksana. Perbaikan ini akan
memudahkan dan menaikkan customer experience Klinik
A+ Dental Care.
BIBLIOGRAFI
Aktaş, E., Ülengin,
F., & Şahin, Ş. Ö. (2007). A decision support system to improve the
efficiency of resource allocation in healthcare management. Socio-Economic
Planning Sciences, 41(2), 130–146.
Al Farisi, S.,
& Fasa, M. I. (2022). Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah, 9(1),
73–84.
Alkababji, M. W.
(2023). The impact of applying the target cost and continuous improvement
(Kaizen) on achieving the sustainable competitive advantage of Palestinian
industrial companies. Journal of Business and Socio-Economic Development,
3(4), 372–387.
Arnold, P. W.,
Nainggolan, P., & Damanik, D. (2020). Analisis kelayakan usaha dan strategi
pengembangan industri kecil tempe di Kelurahan Setia Negara Kecamatan Siantar
Sitalasari. Jurnal Ekuilnomi, 2(1), 29–39.
Azzahra, B., &
Wibawa, I. G. A. R. P. (2021). Strategi optimalisasi standar kinerja UMKM
sebagai katalis perekonomian indonesia dalam menghadapi middle income trap
2045. Inspire Journal: Economics and Development Analysis, 1(1),
75–86.
Canbay, K., &
Akman, G. (2023). Investigating changes of total quality management principles
in the context of Industry 4.0: Viewpoint from an emerging economy. Technological
Forecasting and Social Change, 189, 122358.
Dunn, W. N. (2003).
Pengantar analisis kebijakan publik.
Ghozali, A. L.
(2020). Penerapan Aplikasi Point Of Sales (Pos) Untuk Menentukan Jasa Anggota
Dalam Transaksi Penjualan Pada Koperasi Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Ilmu
Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar, 6(1),
27–30.
Komariah, K.
(2022). Peran Kewirausahaan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat UMKM
Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 8(3),
3703–3711.
Pearce, D. W.
(2008). Cost-benefit analysis. Rajawali.
Prasetyo, P. E.
(2008). Peran usaha mikro kecil dan menengah (umkm) dalam kebijakan
penanggulangan kemiskinan dan pengangguran. Akmenika Upy, 2(1),
p1-13.
Rambe, R.,
Ramadhani, G., & Akmala, T. F. (2024). Peran UMKM Dalam Meningkatkan
Perekonomian Dan Kesejahteraan Masyarakat. Musytari: Neraca Manajemen,
Akuntansi, Dan Ekonomi, 3(3), 81–90.
Santiago, M. D.,
& Estiningrum, S. D. (2021). Persepsi dan Pemahaman Pelaku Usaha Terhadap
Pentingnya Laporan Keuangan pada UMKM. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi,
9(1), 199–205.
Suaib, H., Rakia,
A. S. R. S., Purnomo, A., & Ohorella, H. M. (2022). Pengantar Kebijakan
Publik. Humanities Genius.
Sugiyono. (2021). Metode
Penelitian Kualitatif. 4th ed. CV Alfabeta.
Wibowo, D. H.,
& Zainul Arifin, S. (2015). Analisis strategi pemasaran untuk meningkatkan
daya saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 29(1).
Copyright holder: Ula
Aimee Delyarachma Suseno, Rambat Lupiyoadi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |