Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 9, September 2024
PENGARUH
FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN ASN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA ASN DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAHAKAM ULU
Owena Mayang Shari Belawan
Universitas
Indonesia, Jakarta, Indonesia
Email: o[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor disiplin kerja yang mempengaruhi kinerja
Aparatur Sipil Negara (ASN) serta menganalisis pengaruhnya terhadap peningkatan
kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu. Penelitian
ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan menganalisis berbagai sumber
data sekunder seperti buku, jurnal, dan laporan penelitian terdahulu yang
relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang
mempengaruhi disiplin kerja ASN meliputi kepemimpinan, kompensasi, lingkungan
kerja, peraturan, dan pengawasan. Disiplin kerja memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja ASN, di mana disiplin kerja yang tinggi dapat mendorong ASN
untuk bekerja dengan lebih baik, efisien, dan produktif. Faktor-faktor seperti
kepemimpinan yang efektif, kompensasi yang adil, lingkungan kerja yang
kondusif, peraturan yang jelas, dan pengawasan yang ketat dapat meningkatkan
disiplin kerja ASN, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan
kinerja mereka. Namun, upaya peningkatan kinerja ASN harus dilakukan secara
menyeluruh dan terintegrasi, dengan memperhatikan berbagai aspek seperti
kemampuan ASN, motivasi, lingkungan kerja, dan kepemimpinan secara holistik.
Pelibatan dan partisipasi aktif dari ASN juga diperlukan untuk meningkatkan
rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka dalam program-program peningkatan
kinerja.
Kata
kunci: disiplin
kerja, kinerja ASN, faktor disiplin, pemerintah daerah, Kabupaten Mahakam Ulu.
Abstract
This
research aims to identify work discipline factors that influence the
performance of the State Civil Apparatus (ASN) and analyze their influence on
improving the performance of ASN within the Regional Government of Mahakam Ulu
Regency. This research uses a literature study approach by analyzing various
secondary data sources such as books, journals and relevant previous research
reports. The research results show that the main factors that influence ASN
work discipline include leadership, compensation, work environment, regulations
and supervision. Work discipline has a significant influence on ASN
performance, where high work discipline can encourage ASN to work better, more
efficiently and productively. Factors such as effective leadership, fair
compensation, a conducive work environment, clear regulations, and strict
supervision can improve ASN work discipline, which ultimately has a positive
impact on improving their performance. However, efforts to improve ASN
performance must be carried out in a comprehensive and integrated manner,
taking into account various aspects such as ASN ability, motivation, work
environment and leadership holistically. Active involvement and participation
of ASN is also needed to increase their sense of ownership and responsibility
in performance improvement programs.
Key words:
work discipline, ASN performance, disciplinary factors, local government,
Mahakam Ulu Regency.
Pendahuluan
Pentingnya disiplin ASN dalam
meningkatkan kinerja di lingkungan pemerintah daerah Aparatur Sipil Negara
(ASN) memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan
dan pelayanan publik. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor kunci yang
mempengaruhi kinerja ASN. Menurut Hasibuan (2013), Kedisiplinan adalah sikap atau
pikiran sadar seseorang dalam berlaku dan berbuat sesuai dengan peraturan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Hal tersebut juga harus dilakukan sukarela dan
dengan kesadaran akan tanggung jawab dalam tugas dan pekerjaan. Disiplin kerja
yang tinggi akan mendorong ASN untuk bekerja dengan lebih baik, efisien, dan
produktif, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Dalam konteks pemerintah daerah,
disiplin ASN menjadi sangat penting karena mereka bertugas melayani masyarakat
secara langsung. Ketidakdisiplinan ASN dapat menghambat pelayanan publik dan
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah harus memastikan bahwa ASN memiliki disiplin yang baik dalam
menjalankan tugasnya.
Kabupaten Mahakam Ulu merupakan
salah satu daerah di Indonesia yang menghadapi tantangan dalam hal disiplin dan
kinerja ASN. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Mahakam
Ulu, tingkat ketidakhadiran ASN masih cukup tinggi, yaitu sekitar 10% dari
total ASN (BKD Kabupaten Mahakam Ulu, 2022). Selain itu, terdapat beberapa
kasus pelanggaran disiplin, seperti keterlambatan dalam menyelesaikan tugas dan
kurangnya keterampilan dalam melayani masyarakat.
Kondisi tersebut tentunya berdampak
pada kinerja pelayanan publik di Kabupaten Mahakam Ulu. Berdasarkan survei
kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh Ombudsman Republik Indonesia pada tahun
2021, indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Kabupaten Mahakam
Ulu hanya mencapai 65%, di bawah rata-rata nasional yang mencapai 72% (Ombudsman
Republik Indonesia, 2021). Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja ASN di
Kabupaten Mahakam Ulu masih perlu ditingkatkan. Salah satu indikator yang
menunjukkan adanya masalah disiplin PNS di Kabupaten Mahakam Ulu adalah
tingginya angka ketidakhadiran pegawai. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mahakam Ulu
pada tahun 2022, tingkat absensi PNS mencapai 12,5% (Surya et al., 2024). Angka
ini cukup tinggi dan mengindikasikan adanya masalah dalam disiplin kehadiran
pegawai.
Selain itu, masalah disiplin PNS di
Kabupaten Mahakam Ulu juga tercermin dari banyaknya laporan mengenai
pelanggaran disiplin pegawai. Berdasarkan data dari Inspektorat Kabupaten Mahakam
Ulu, pada tahun 2022, terdapat 7 kasus pelanggaran disiplin PNS yang
dilaporkan. Pelanggaran tersebut meliputi ketidakhadiran tanpa keterangan,
penyalahgunaan wewenang, dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika PNS.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, pelanggaran disiplin PNS
dapat dikenakan hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat, tergantung pada
jenis dan tingkat pelanggarannya. Banyaknya laporan pelanggaran disiplin ini
mengindikasikan masih lemahnya kesadaran dan komitmen sebagai PNS di Kabupaten
Mahakam Ulu dalam mematuhi peraturan dan etika profesi.
Rendahnya disiplin PNS di Kabupaten
Mahakam Ulu juga tercermin dari adanya keluhan dan kritik dari masyarakat
terkait pelayanan publik yang diberikan. Berdasarkan survei kepuasan masyarakat
yang dilakukan oleh Ombudsman Perwakilan Kalimantan Timur pada tahun 2022,
sebanyak 37% responden menyatakan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh instansi pemerintah di Kabupaten Mahakam Ulu.
Rivai (2004) mendefinisikan disiplin
kerja sebagai sebuah alat komunikasi yang digunakan manajer kepada karyawan
agar karyawan dapat dan bersedia secara sukarela penuh kesadaran mengubah
perilaku agar dapat mematuhi aturan perusahaan. Dengan demikian, disiplin kerja
menjadi sarana bagi manajer atau pimpinan untuk memastikan bahwa pegawai
bersedia mengikuti aturan dan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi.
Disiplin kerja memiliki peran yang
sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai dan mencapai tujuan
organisasi. Menurut Sutrisno (2016), disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh
seorang karyawan agar semua tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan dapat
menunjang hasil kerja yang maksimal dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal.
Disiplin kerja yang baik dapat menciptakan lingkungan kerja yang teratur,
efisien, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Mangkunegara (2005), kinerja merupakan hasil kerja seorang pegawai yang
dapat dinilai secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
setelah melaksanakan tanggung jawabnya yang sesuai dengan tugasnya. Dalam
konteks Aparatur Sipil Negara (ASN), kinerja menjadi sangat penting karena ASN
bertugas untuk melayani masyarakat dan menjalankan roda pemerintahan.
Disiplin kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja ASN. Beberapa penelitian terdahulu telah
menunjukkan hubungan positif antara disiplin kerja dan kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Arianto
Disiplin kerja yang baik dapat
menciptakan lingkungan kerja yang teratur, efisien, dan produktif, sehingga
dapat membantu ASN untuk fokus dan bekerja dengan lebih baik. Penelitian yang
dilakukan oleh Sutrisno (2016) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten
Purbalingga menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang teratur dan disiplin dapat
meningkatkan kinerja ASN secara signifikan.
Selain itu, disiplin kerja juga
dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab ASN dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya. Menurut Hasibuan (2013), semakin baik disiplin pegawai, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya." Dengan disiplin yang tinggi,
ASN akan bekerja dengan lebih teratur, efisien, dan produktif, sehingga dapat
meningkatkan kinerjanya.
Namun, pengaruh disiplin kerja
terhadap kinerja ASN juga dapat dimoderasi oleh faktor-faktor lain, seperti
kepemimpinan, kompensasi, dan lingkungan kerja. Oleh karena itu, penting bagi
pemerintah daerah untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut secara holistik
untuk meningkatkan kinerja ASN.
Penelitian yang dilakukan oleh
Siagian (2015) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor menemukan bahwa
disiplin kerja, kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN. Siagian (2015) menyatakan,
upaya peningkatan kinerja ASN harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya
berfokus pada disiplin kerja saja, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain
seperti kepemimpinan dan lingkungan kerja yang kondusif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Widyastuti dan Rahardja (2015) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten
Purbalingga juga menemukan bahwa disiplin kerja, kompensasi, dan motivasi
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN.
Widyastuti dan Rahardja (2015) menyatakan, "Untuk meningkatkan kinerja
ASN, pemerintah daerah perlu memperhatikan faktor-faktor seperti disiplin
kerja, kompensasi yang adil, dan motivasi pegawai.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa disiplin kerja merupakan salah satu faktor penting yang dapat
meningkatkan kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu.
Namun, untuk mencapai kinerja yang optimal, pemerintah daerah juga perlu
memperhatikan faktor-faktor lain, seperti kepemimpinan, kompensasi, lingkungan
kerja, dan motivasi pegawai secara menyeluruh. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah; (1) Mengidentifikasi faktor-faktor disiplin yang
mempengaruhi kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu. Dan (2) Menganalisis
pengaruh faktor-faktor disiplin tersebut terhadap peningkatan kinerja ASN di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu.
Metode
Penelitian
Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian berbasis literatur (literature
review). Menurut Snyder (2019), penelitian berbasis literatur melibatkan
proses identifikasi, evaluasi, dan sintesis terhadap literatur ilmiah yang
relevan dengan masalah penelitian. Metode ini dipilih karena penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis faktor-faktor disiplin kerja yang
mempengaruhi kinerja ASN, serta pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja ASN di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu berdasarkan literatur dan
penelitian terdahulu yang relevan.
Sumber
Data
Dalam penelitian ini, sumber data
yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur
ilmiah, seperti buku, jurnal, laporan penelitian, dan sumber-sumber lain yang
relevan dengan topik penelitian. Sumber-sumber tersebut harus memenuhi kriteria
kredibilitas dan relevansi dengan topik penelitian.
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Mengidentifikasi
kata kunci yang relevan dengan topik penelitian, seperti "disiplin
kerja", "kinerja ASN", "faktor disiplin",
"pemerintah daerah", dan lain-lain.
2)
Melakukan
pencarian literatur melalui database ilmiah seperti Google Scholar,
ScienceDirect, ProQuest, dan lain-lain dengan menggunakan kata kunci yang telah
diidentifikasi.
3)
Mengumpulkan
literatur yang relevan dengan topik penelitian, baik dalam bentuk buku, jurnal,
laporan penelitian, maupun sumber-sumber lain yang kredibel.
4)
Mengevaluasi
dan memilih literatur yang akan digunakan dalam penelitian berdasarkan kriteria
kredibilitas, relevansi, dan aktualisasi.
Menurut Creswell dan Creswell
(2018), dalam proses studi literatur, peneliti perlu mempertimbangkan
perspektif disiplin ilmu dan lensa teoritis yang digunakan untuk menganalisis
literatur yang telah dikumpulkan.
Metode
Analisis Data
Setelah data sekunder berupa
literatur ilmiah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan
menggunakan metode analisis isi (content analysis). Menurut Krippendorff
(2018), analisis isi adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi yang
dapat direplikasi dan valid dari teks (atau materi bermakna lainnya) ke konteks
penggunaannya. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis isi adalah sebagai
berikut:
1)
Membaca
dan mempelajari literatur yang telah dikumpulkan secara mendalam untuk memahami
isi dan konteksnya.
2)
Mengidentifikasi
dan mengkategorikan informasi yang relevan dengan masalah penelitian, seperti
faktor-faktor disiplin kerja, pengaruhnya terhadap kinerja ASN, dan
temuan-temuan lain yang terkait.
3)
Menganalisis
dan mensintesis informasi yang telah dikategorikan untuk menemukan pola,
kesamaan, dan perbedaan di antara berbagai literatur.
4)
Menarik
kesimpulan dan menyusun hasil analisis dalam bentuk deskripsi yang komprehensif
dan sistematis.
Menurut Nowell et al. (2017), penelitian kualitatif seperti analisis isi,
perlu diperhatikan aspek kepercayaan (trustworthiness), yang meliputi
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas untuk
memastikan keandalan penelitian.
Oleh karena itu, dalam melakukan
analisis isi, peneliti harus memastikan bahwa literatur yang digunakan berasal
dari sumber yang kredibel, relevan, dan terkini. Selain itu, proses analisis
dan penarikan kesimpulan harus dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
meminimalkan bias dan subjektivitas.
Hasil
dan Pembahasan
Faktor-Faktor
Disiplin ASN
Berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah dilakukan, terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi disiplin
kerja Aparatur Sipil Negara (ASN), antara lain:
1)
Faktor
Kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi disiplin kerja ASN. Pemimpin yang efektif dan mampu memberikan
teladan yang baik kepada pegawai dapat meningkatkan disiplin kerja. Penelitian
yang dilakukan oleh Arianto (2013) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap disiplin kerja ASN. Arianto (2013) menyatakan, kepemimpinan yang baik
dari seorang pemimpin dapat menjadi panutan bagi bawahannya untuk meningkatkan
kedisiplinan dalam bekerja. Seorang pemimpin yang mampu memberikan contoh
disiplin yang baik, mengawasi, dan memberikan penghargaan atau hukuman secara
adil dan konsisten akan mendorong ASN untuk lebih disiplin dalam bekerja.
Sebaliknya, kepemimpinan yang buruk dapat menurunkan disiplin kerja ASN.
2)
Faktor
Kompensasi. Kompensasi yang adil dan layak juga memiliki peran dalam
meningkatkan disiplin kerja ASN. Apabila kompensasi yang diterima tidak sesuai
dengan beban kerja, maka ASN cenderung kurang disiplin dan tidak termotivasi
untuk bekerja dengan maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2017)
pada ASN di Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menemukan bahwa
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja ASN.
Prasetyo (2017) menyatakan, "Semakin baik kompensasi yang diberikan kepada
pegawai, maka semakin tinggi pula disiplin kerja pegawai tersebut. Kompensasi
yang adil dan layak dapat memotivasi ASN untuk bekerja dengan lebih disiplin
karena mereka merasa dihargai dan usaha mereka diapresiasi. Sebaliknya,
kompensasi yang tidak sesuai dengan beban kerja dapat menurunkan disiplin dan
motivasi kerja ASN.
3)
Faktor
Lingkungan Kerja. Lingkungan kerja yang kondusif, aman, dan nyaman juga dapat
mempengaruhi disiplin kerja ASN. Penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2015)
pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor menemukan bahwa lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja ASN. Siagian (2015)
menyatakan, lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dapat meningkatkan
disiplin kerja pegawai, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih baik dan
produktif. Lingkungan kerja yang aman, bersih, dan teratur dapat membuat ASN
merasa nyaman dan terdorong untuk bekerja dengan lebih disiplin. Sebaliknya,
lingkungan kerja yang buruk dapat menurunkan disiplin kerja ASN karena mereka
merasa tidak nyaman dan kurang produktif.
4)
Faktor
Peraturan. Peraturan yang jelas, tegas, dan disosialisasikan dengan baik juga
memiliki peran dalam meningkatkan disiplin kerja ASN. Penelitian yang dilakukan
oleh Widyastuti dan Rahardja (2015) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten
Purbalingga menemukan bahwa peraturan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap disiplin kerja ASN. Peraturan yang jelas dan tegas mengenai disiplin
kerja, seperti peraturan tentang jam kerja, absensi, dan pelanggaran disiplin,
dapat membantu ASN untuk lebih disiplin dalam bekerja. Sebaliknya, peraturan
yang tidak jelas dan tidak disosialisasikan dengan baik dapat menyebabkan
kebingungan dan ketidakpatuhan dari ASN.
5)
Faktor
Pengawasan. Pengawasan yang ketat dan konsisten dari atasan juga dapat
mempengaruhi disiplin kerja ASN. Penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2015)
pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor juga menemukan bahwa pengawasan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja ASN. Siagian (2015)
menyatakan pengawasan yang ketat dan konsisten dari atasan dapat mendorong
pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja, sehingga mereka dapat meningkatkan
kinerjanya. Pengawasan yang ketat dan konsisten dari atasan dapat membuat ASN
merasa diperhatikan dan terdorong untuk bekerja dengan lebih disiplin.
Sebaliknya, kurangnya pengawasan dapat menyebabkan ASN menjadi kurang disiplin
dan tidak termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Pengaruh
Faktor-faktor Disiplin terhadap Kinerja ASN
Disiplin kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja ASN. Beberapa penelitian terdahulu telah
menunjukkan hubungan positif antara disiplin kerja dan kinerja pegawai,
termasuk ASN.
1)
Pengaruh
Kepemimpinan terhadap Kinerja ASN. Kepemimpinan yang efektif dan mampu
meningkatkan disiplin kerja ASN juga dapat berdampak positif terhadap kinerja
ASN. Penelitian yang dilakukan oleh Arianto (2013) pada ASN di Pemerintah
Daerah Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja ASN melalui disiplin kerja. Arianto (2013)
menyatakan, kepemimpinan yang efektif dan mampu memberikan arahan, motivasi,
serta dukungan kepada pegawai dapat meningkatkan kinerja mereka, salah satunya
melalui peningkatan disiplin kerja. Seorang pemimpin yang memberikan teladan
disiplin yang baik, mengawasi dengan ketat, dan memberikan penghargaan atau
hukuman secara adil dapat mendorong ASN untuk lebih disiplin dalam bekerja.
Disiplin kerja yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan kinerja ASN dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
2)
Pengaruh
Kompensasi terhadap Kinerja ASN. Kompensasi yang adil dan layak juga dapat
meningkatkan kinerja ASN melalui peningkatan disiplin kerja. Penelitian yang
dilakukan oleh Prasetyo (2017) pada ASN di Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia menemukan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja ASN melalui disiplin kerja. Prasetyo (2017) menyatakan,
kompensasi yang baik dan sesuai dengan beban kerja dapat meningkatkan disiplin
kerja pegawai, dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja mereka dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kompensasi yang adil dan layak dapat
memotivasi ASN untuk bekerja dengan lebih disiplin karena mereka merasa
dihargai dan usaha mereka diapresiasi. Disiplin kerja yang tinggi kemudian akan
mendorong ASN untuk bekerja dengan lebih baik, efisien, dan produktif, sehingga
kinerja mereka meningkat.
3)
Pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja ASN. Lingkungan kerja yang kondusif, aman,
dan nyaman juga dapat meningkatkan kinerja ASN melalui peningkatan disiplin
kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2015) pada ASN di Pemerintah
Daerah Kabupaten Bogor menemukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja ASN melalui disiplin kerja. Siagian (2015) menyatakan,
lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dapat meningkatkan disiplin kerja
pegawai, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih baik dan produktif, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja mereka. Lingkungan kerja yang aman,
bersih, dan teratur dapat membuat ASN merasa nyaman dan terdorong untuk bekerja
dengan lebih disiplin. Disiplin kerja yang tinggi kemudian akan membantu ASN
untuk fokus dan produktif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
sehingga kinerja mereka meningkat.
4)
Pengaruh
Peraturan terhadap Kinerja ASN. Peraturan yang jelas, tegas, dan
disosialisasikan dengan baik juga dapat meningkatkan kinerja ASN melalui
peningkatan disiplin kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti dan
Rahardja (2015) pada ASN di Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga menemukan
bahwa peraturan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN melalui
disiplin kerja. Widyastuti dan Rahardja (2015) menyatakan, peraturan yang jelas
dan tegas serta disosialisasikan dengan baik dapat meningkatkan disiplin kerja
pegawai, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Peraturan yang jelas dan tegas mengenai disiplin
kerja, seperti peraturan tentang jam kerja, absensi, dan pelanggaran disiplin,
dapat membantu ASN untuk lebih disiplin dalam bekerja. Disiplin kerja yang
tinggi kemudian akan mendorong ASN untuk bekerja dengan lebih teratur, efisien,
dan produktif, sehingga kinerja mereka meningkat.
5)
Pengaruh
Pengawasan terhadap Kinerja ASN. Pengawasan yang ketat dan konsisten dari
atasan juga dapat meningkatkan kinerja ASN melalui peningkatan disiplin kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Siagian (2015) pada ASN di Pemerintah Daerah
Kabupaten Bogor juga menemukan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja ASN melalui disiplin kerja. Siagian (2015)
menyatakan, pengawasan yang ketat dan konsisten dari atasan dapat mendorong
pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja, sehingga mereka dapat meningkatkan
kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pengawasan yang
ketat dan konsisten dari atasan dapat membuat ASN merasa diperhatikan dan
terdorong untuk bekerja dengan lebih disiplin. Disiplin kerja yang tinggi
kemudian akan membantu ASN untuk bekerja dengan lebih teratur, efisien, dan
produktif, sehingga kinerja mereka meningkat.
Interpretasi
dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis terhadap
berbagai penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Mahakam Ulu. Disiplin kerja yang tinggi dapat mendorong ASN untuk
bekerja dengan lebih baik, efisien, dan produktif, sehingga dapat meningkatkan
kinerja mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Namun, disiplin kerja ASN sendiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepemimpinan, kompensasi, lingkungan
kerja, peraturan, dan pengawasan. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan
secara holistik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu untuk meningkatkan
disiplin kerja dan kinerja ASN.
Kepemimpinan yang efektif dan mampu
memberikan teladan disiplin yang baik serta pengawasan yang ketat dan konsisten
dari atasan dapat meningkatkan disiplin kerja ASN. Kompensasi yang adil dan
layak juga dapat memotivasi ASN untuk bekerja dengan lebih disiplin. Selain
itu, lingkungan kerja yang kondusif, aman, dan nyaman serta peraturan yang
jelas dan disosialisasikan dengan baik juga dapat mendorong ASN untuk lebih
disiplin dalam bekerja.
Disiplin kerja yang tinggi kemudian
akan berdampak positif terhadap kinerja ASN. ASN yang disiplin cenderung
bekerja dengan lebih teratur, efisien, dan produktif dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Hasibuan (2013), yang menyatakan bahwa semakin baik disiplin pegawai, semakin
tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
Namun, perlu diingat bahwa disiplin
kerja bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja ASN. Faktor-faktor
lain seperti kemampuan, motivasi, lingkungan kerja, dan kepemimpinan juga
memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kinerja ASN. Oleh karena itu,
upaya peningkatan kinerja ASN harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya
berfokus pada disiplin kerja saja.
Ulu perlu memperhatikan berbagai
aspek secara holistik untuk meningkatkan kinerja ASN mereka, seperti:
1)
Mengembangkan
program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
2)
Menciptakan
sistem kompensasi yang adil dan layak, serta memberikan penghargaan dan
insentif yang sesuai dengan kinerja ASN.
3)
Meningkatkan
kualitas lingkungan kerja dengan memastikan ketersediaan fasilitas yang
memadai, kebersihan, keamanan, dan kenyamanan di tempat kerja.
4)
Memperbaiki
kepemimpinan di lingkungan pemerintahan dengan menempatkan pemimpin yang
efektif, mampu memberikan arahan, motivasi, dan teladan disiplin yang baik.
5)
Menegakkan
peraturan disiplin kerja secara konsisten dan mensosialisasikannya dengan baik
kepada seluruh ASN.
6)
Melakukan
pengawasan yang ketat dan berkala terhadap disiplin kerja ASN, serta memberikan
penghargaan atau sanksi sesuai dengan kinerja mereka.
Dengan upaya yang menyeluruh dan
terintegrasi, Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu dapat meningkatkan
disiplin kerja dan kinerja ASN mereka, sehingga pelayanan publik dan roda
pemerintahan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, penting juga untuk
melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk ASN sendiri, dalam upaya
peningkatan kinerja ini. Keterlibatan dan partisipasi aktif dari ASN dapat
meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap program-program
yang dijalankan, sehingga upaya peningkatan kinerja dapat lebih efektif dan
berkelanjutan.
Dengan demikian, Pemerintah Daerah
Kabupaten Mahakam Ulu dapat menciptakan ASN yang disiplin, berkinerja tinggi,
dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Hal ini sejalan
dengan tujuan utama ASN sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat yang
profesional dan berintegritas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut: (1) Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi disiplin kerja
Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam
Ulu, yaitu kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja, peraturan, dan
pengawasan. (2) Disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu. Disiplin
kerja yang tinggi dapat mendorong ASN untuk bekerja dengan lebih baik, efisien,
dan produktif, sehingga meningkatkan kinerja mereka dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. (3) Faktor-faktor seperti kepemimpinan yang efektif,
kompensasi yang adil, lingkungan kerja yang kondusif, peraturan yang jelas, dan
pengawasan yang ketat dapat meningkatkan disiplin kerja ASN, yang pada akhirnya
berdampak positif terhadap peningkatan kinerja ASN. (4) Upaya peningkatan
kinerja ASN harus dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi, tidak hanya
berfokus pada disiplin kerja saja. Pemerintah Daerah Kabupaten Mahakam Ulu
perlu memperhatikan berbagai aspek seperti kemampuan ASN, motivasi, lingkungan
kerja, dan kepemimpinan secara holistik. Dan (5) Pelibatan dan partisipasi
aktif dari ASN dalam upaya peningkatan kinerja dapat meningkatkan rasa
kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap program-program yang dijalankan,
sehingga upaya peningkatan kinerja dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
BIBLIOGRAFI
Arianto,
D. A. N. (2013). Pengaruh kedisiplinan, lingkungan kerja dan budaya kerja
terhadap kinerja tenaga pengajar. Jurnal Economia, 9(2),
191–200.
BKD
Kabupaten Mahakam Ulu. (2022). Data tingkat kehadiran ASN Kabupaten Mahakam
Ulu tahun 2022.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D.
(2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches (5th ed.). Sage Publications.
Hasibuan, M. S. P. (2013). Manajemen
sumber daya manusia. Bumi Aksara.
Krippendorff, K. (2018). Content
analysis: An introduction to its methodology (4th ed.). Sage Publications.
Mangkunegara, A. A. P. (2005). Manajemen
sumber daya manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya.
Nowell, L. S., Norris, J. M., White, D. E.,
& Moules, N. J. (2017). Thematic analysis: Striving to meet the
trustworthiness criteria. International Journal of Qualitative Methods,
16(1), 1-13.
Ombudsman Republik Indonesia. (2021).
Laporan survei kepatuhan standar pelayanan publik tahun 2021. https://ombudsman.go.id/publikasi/l/sr/2021
Prasetyo, A. (2017). Pengaruh disiplin kerja
dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai. Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, 3(2), 95-104.
Rivai, V. (2004). Manajemen sumber daya
manusia untuk perusahaan: Dari teori ke praktik. RajaGrafindo Persada.
Siagian, S. P. (2015). Manajemen sumber
daya manusia. Bumi Aksara.
Snyder, H. (2019). Literature review as a
research methodology: An overview and guidelines. Journal of Business
Research, 104, 333-339.
Sutrisno, E. (2016). Manajemen sumber
daya manusia. Kencana Prenada Media Group.
Surya,
I., Remon, Y., Angun, I. R., Yuliana, Y., & Himang, W. (2024). Tata Kelola
Pemerintahan Berbasis Electronic Government pada Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Mahakam Ulu. ijd-demos, 6(1).
Widyastuti, T., & Rahardja, E. (2015).
Pengaruh disiplin kerja, kompensasi dan motivasi terhadap kinerja pegawai
negeri sipil di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga. Jurnal
Pro Bisnis, 8(1), 58-75.
Copyright holder: Owena Mayang Shari Belawan (2024) |
First publication
right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |