Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 9, September 2024

 

ANALISIS KONDISI EKSISTING DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DI KAWASAN WISATA KETAPANG URBAN AQUACULTURE, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN

 

Ardiatno Yanuadi1*, Lilis Sri Mulyawati2, Indarti Komala Dewi3

Universitas Pakuan, Bogor, Bogor, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]*

 

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi pariwisata dalam meningkatkan perekonomian dan mempengaruhi aspek sosial dan lingkungan di Kabupaten Tangerang, khususnya melalui pengembangan Budidaya Perairan Perkotaan (KUA) Ketapang sebagai destinasi wisata baru. Meskipun KUA telah menjadi daya tarik wisatawan, namun pengelolaan yang kurang optimal dan minimnya partisipasi masyarakat mengakibatkan kurang dimanfaatkannya sumber daya alam, degradasi lingkungan, dan terbatasnya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting KUA, kesenjangan supply dan demand, serta tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan KUA. Analisis kondisi eksisting menggunakan data kunjungan wisatawan, peta kawasan, dan dokumen rencana pembangunan yang dikumpulkan melalui wawancara dan survei lapangan. Kesenjangan supply-demand dianalisis menggunakan kuesioner dan metode penilaian pada aspek 4A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas, dan Ancillary). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek atraksi, gap terbesar terjadi pada aktivitas edukasi tanaman mangrove dengan skor gap sebesar -1,67, sedangkan pada aspek amenitas gap terbesar terdapat pada fasilitas toilet, area kuliner, dan musala. Pada aspek aksesibilitas, rambu-rambu jalan mempunyai gap paling besar dengan skor -1,02. Pada aspek ancillary, promosi mempunyai gap score sebesar -1,58. Aspek-aspek tersebut perlu dibenahi untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata KUA dan menjamin pengalaman pengunjung yang lebih memuaskan. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan KUA sebagian besar berada pada tingkat terapi, hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan mereka lebih bersifat formal dan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan.

Kata Kunci: Budidaya Perairan Perkotaan Ketapang, komponen pariwisata, partisipasi masyarakat

 

Abstract

This study is motivated by the significant potential of tourism in enhancing the economy and influencing social and environmental aspects in Tangerang Regency, particularly through the development of Ketapang Urban Aquaculture (KUA) as a new tourism destination. Although KUA has become an attraction for tourists, suboptimal management and minimal community participation have resulted in underutilized natural resources, environmental degradation, and limited improvement in the well-being of the local community. This study aims to analyze the existing conditions of KUA, the gap between supply and demand, and the level of community participation in the management and development of KUA. The analysis of existing conditions uses data on tourist visits, area maps, and development plan documents collected through interviews and field surveys. The supply-demand gap is analyzed using questionnaires and scoring methods on the 4A aspects (Attractions, Amenities, Accessibility, and Ancillary). The results show that in the attraction aspect, the largest gap occurs in the mangrove plant education activity with a score gap of -1.67, while in the amenity aspect, the largest gaps are in toilet facilities, culinary areas, and prayer rooms. In the accessibility aspect, road signposts have the largest gap with a score of -1.02. In the ancillary aspect, promotion has a gap score of -1.58. These aspects need addressing to enhance the attractiveness of the KUA tourist area and ensure a more satisfying visitor experience. The level of community participation in the management and development activities of KUA is mostly at the therapy level, indicating that their involvement is more formal without any significant influence on decision-making.

Keywords: Ketapang Urban Aquaculture, tourism component, community participation

 

Pendahuluan

Pariwisata memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak sosial serta lingkungan yang signifikan (Goodwin et al., 2004; Simanjuntak, 2021). Pemerintah Indonesia secara aktif mengembangkan sektor pariwisata dengan kebijakan-kebijakan efektif untuk mengoptimalkan potensi wisata yang ada (Akhyar & Syarif, 2024; Syaifudin & Ma’ruf, 2022; Tjilen et al., 2023). Salah satu inisiatif terbaru adalah pengembangan Ketapang Urban Aquaculture (KUA) (Nishfatin et al., 2024), yang diharapkan menjadi daya tarik wisata baru dan meningkatkan ekonomi lokal (Ginting et al., 2006; Murdih et al., 2024). Namun, kurangnya edukasi dan sosialisasi serta minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan KUA menghambat manfaat optimal dari kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting KUA, mengidentifikasi kesenjangan supply dan demand, serta mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pengembangan KUA.

Rumusan masalah penelitian ini mencakup belum diketahuinya kondisi eksisting KUA, kesenjangan antara supply dan demand, serta tingkat partisipasi masyarakat. Analisis kondisi eksisting KUA berdasarkan aspek 4A (atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan kelembagaan) sangat penting karena keempat aspek ini merupakan elemen kunci dalam penawaran pariwisata menurut (Utama, 2017). Selain itu analisis permintaan dan penawaran harus dilakukan sesuai dengan teori Mathieson dan Wall (1982) serta Wiweka et al. (2020), yang menyatakan bahwa penawaran pariwisata harus strategis dan sesuai dengan tren permintaan (Suriadi & Supryadi, 2017). Partisipasi masyarakat juga krusial karena menurut Mulyawati (2022), keterlibatan aktif penduduk lokal adalah fondasi suksesnya pengembangan destinasi wisata (Arnstein, 2019; Yasa, 2023). Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar kawasan wisata KUA.

 

Metode Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanan mulai Oktober 2023 hingga Juli 2024 di kawasan wisata Ketapang Urban Aquaculture (14,5 Ha), yang berada di Desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 416,86 Ha. Lokasi penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

 

Bahan dan Alat

Bahan penelitian yang digunakan adalah peta administrasi Kabupaten Tangerang, kebijakan pembangunan seperti Undang-Undang, Peraturan Menteri Pariwisata, RTRW, dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA). Sedangkan Alat yang digunakan berupa GPS, kamera digital, seperangkat komputer yang dilengkapi dengan software microsoft office, Expert Choice V.11, dan ArcGis 10.8.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk mencapai tiga tujuan utama. Untuk analisis kondisi eksisting KUA data dikumpulkan melalui wawancara dan survei lapangan. Untuk analisis kesenjangan supply dan demand aspek 4A dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan. Sedangkan untuk tingkat partisipasi masyarakat, data diperoleh melalui wawancara serta menyebarkan kuesioner kepada penduduk setempat.

Teknik Analisis Data

Untuk kondisi eksisting KUA dianalisis secara deskriptif. Sedangkan untuk kesenjangan antara supply dan demand penilaian aspek 4A menggunakan metode analisis skoring. Sementara untuk tingkat partisipasi masyarakat dianalisis secara statistik deskriptif. Jenis dan teknik analisis data serta output yang diharapkan disajikan pada Tabel 1.

 

 

 

 

 

Tabel 1. Tujuan, Jenis Data, Sumber Data, Teknik Analisis Data, serta Keluaran Penelitian

No.

Tujuan Penelitian

Jenis Data

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Hasil  /Output

1.

Menganalisis Kondisi eksisting KUA

 

·  Data Kunjungan Wisatawan,

·  Peta Kawasan Wisata, dan

·  Dokumen rencana pengembangan kawasan wisata KUA

Pengelola KUA, Pemerintah Daerah (Desa) dan

Dinas Pariwisata Kabupaten Tangerang

Wawancara

Analisis Deskriptif

Kondisi Eksisting Kawasan Wisata KUA berdasarkan aspek 4A

Data citra tutupan lahan 2016 – 2023 kawasan wisata KUA

Google Earth

Teknik penggunaan bahan dokumen

Data Kondisi Eksisting Kawasan wisata KUA meliputi: Atraksi, Amenitas, Aksesibiltas dan Ancillary (Kelembagaan)

Kawasan Wisata KUA

Survei Lapangan

2.

Menganalisis Supply-Demand Kawasan Wisata KUA berdasarkan aspek 4A 

·  Data Demografi Wisatawan (daerah asal, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan wisatawan)

·  Penilaian penawaran (supply) dan penilaian permintaan (demand) wisatawan

Wisatawan lokal

Penyebaran Kuesioner

Analisis Skoring

Kesenjangan antara Supply-Demand aspek 4A di Kawasan Wisata KUA

3.

Menganalisis Tingkat Partisipasi Masyarakat

·  Data Demografi Masyarakat (daerah asal, usia, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan dan tingkat pendidikan)

·  Data partisipasi masyarakat

Masyarakat,

Pengelola KUA

 

Wawancara dan Penyebaran Kuesioner

Analisis Statistik  Deskriptif

Tingkat Partisipasi Masyarakat

 

 

Hasil dan Pembahasan

Analisis Kondisi Eksisting KUA

1.   Perkembangan Kawasan Inti KUA

Perkembangan pembangunan kawasan wisata KUA dilihat menggunakan citra Google Earth disajikan pada Tabel 2.

2.   Perkembangan Sekitar Kawasan Wisata KUA

Rincian perkembangan pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan wisata KUA dapat dilihat pada Tabel 3.

 

Tabel 2. Perubahan Tutupan Lahan di Kawasan inti KUA

Tahun

Perubahan Tutupan Lahan

Gambar

2017

·    Area didominasi oleh tambak perikanan (cyan) dan rawa (hijau).

·    Sebagian berupa tanah kosong (abu-abu)

·    Dan sebagian berupa permukiman padat (oranye)

2019

·    Rawa yang diaktifkan menjadi tambak (cyan)

·    Inisiasi penanaman mangrove sebagai langkah awal konservasi (hijau muda).

·    Belum ada perubahan untuk permukiman padat

2021

·    Pembangunan infrastruktur mangrove trek (hijau muda kekuningan) mulai berkembang.

·    Penambahan area penanaman mangrove (hijau).

·    Pembangunan area budidaya perikanan udang mangrove (biru muda)

·    Rawa dan sebagian permukiman kumuh berubah menjadi lahan diperkeras untuk lahan parkir dan area perdagangan.

2023

·    Ekspansi mangrove menunjukkan upaya kuat reforestasi dan konservasi.

·    Mangrove trek lebih panjang, meningkatkan akses dan pengalaman edukasi serta rekreasi.

·    Pembangunan Amenitas: Gedung Utama, Plaza Mangrove, Kantor, Mangrove Trek, Area Budidaya Perikanan, Boardwalk, dan Menara Pandang.

·    Pembangunan jalan masuk dan gerbang utama.

 

Tabel 3. Pembangunan Infrastruktur di sekitar Kawasan Wisata KUA

Infrastruktur

Keterangan

Gambar

Tempat Parkir

Lahan parkir seluas 0.4 hektar telah dibangun untuk menampung kendaraan pengunjung, memberikan kemudahan akses dan kenyamanan bagi mereka yang datang dengan kendaraan pribadi.

Area Perdagangan

Telah dibangun area perdagangan yang menyediakan berbagai produk lokal dan souvenir, mendukung perekonomian lokal serta memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh khas daerah.

Tempat Pelelangan Ikan

Dibangun fasilitas tempat pelelangan ikan yang memungkinkan nelayan lokal untuk menjual hasil tangkapan mereka, serta menyediakan atraksi tambahan bagi wisatawan yang tertarik dengan aktivitas maritim.

Rumah Makan

Kehadiran beberapa rumah makan yang menawarkan kuliner lokal, terutama hidangan laut segar, memberikan opsi kuliner yang menarik bagi pengunjung.

Tempat Pemancingan Bandeng

Dibuka fasilitas pemancingan bandeng yang terintegrasi dengan rumah makan, memungkinkan pengunjung untuk menikmati aktivitas memancing dan langsung menyantap hasil tangkapannya.

Objek Wisata Jembatan Cinta

Jembatan Cinta menjadi salah satu daya tarik utama yang menawarkan pemandangan indah dan suasana romantis, menarik pengunjung untuk berfoto dan menikmati keindahan alam sekitar.

Penginapan

Tersedia fasilitas penginapan di sekitar kawasan KUA, memudahkan pengunjung untuk merencanakan kunjungan yang lebih lama.

 

3.   Kondisi KUA berdasarkan Aspek 4A

 

Tabel 4. Kondisi KUA berdasarkan Aspek 4A

Atraksi Wisata

 

Komponen Pariwisata

Gambar

Keindahan Taman Mangrove:

KUA menawarkan keindahan alam yang memukau dengan hutan mangrove yang asri. Selain pemandangan yang menakjubkan, adanya kesempatan edukasi lingkungan menjadikannya daya tarik wisata sekaligus pusat pembelajaran tentang konservasi alam.

Aktivitas Edukasi Tanaman Mangrove:

KUA adalah destinasi wisata yang juga fokus pada konservasi, mengundang pengunjung untuk terlibat dalam pelestarian ekosistem mangrove. Melalui edukasi budidaya mangrove, pengunjung juga dapat berkontribusi dengan menanam bibit mangrove.

Area Budidaya Perikanan:

Pengunjung dapat menjelajahi zona budidaya ikan khusus untuk pemeliharaan udang vaname. Sinergi antara vegetasi mangrove dan area budidaya ikan menciptakan daya tarik unik, memberikan pengalaman edukatif tentang praktik budidaya perikanan.

Spot-Spot Foto:

Spot foto di KUA dirancang untuk memperkaya pengalaman visual pengunjung dengan latar belakang indah. Spot ini menonjolkan keindahan alam dan elemen desain akuakultur yang unik, menjadikan setiap foto cerita menarik untuk dibagikan.

Event di Ketapang Urban Aquaculture (Festival Pesisir, Tangerang Mangrove Jazz, dsb.).

Festival-festival ini menawarkan kesempatan unik untuk menyelami kekayaan budaya lokal melalui berbagai kegiatan dan pertunjukan seni. 

Amenitas

Komponen Pariwisata

Gambar

Gedung dengan desain atap mirip belangkas adalah ikon KUA dan pusat aktivitas di KUA. Berfungsi sebagai tempat pertemuan, ruang edukasi, area istirahat, dan fasilitas olahraga seperti senam dan aktivitas lainnya.

Plaza mangrove adalah sebuah bangunan unik di tengah hutan mangrove yang berfungsi sebagai tempat pertemuan. Tempat ini menawarkan pengalaman menikmati ekosistem mangrove sambil berpartisipasi dalam berbagai kegiatan.

Dengan desain sederhana namun fungsional, mushola ini menyediakan ruang yang cukup nyaman dan sejuk bagi pengunjung untuk melaksanakan ibadah dengan khusyuk.

KUA menyediakan fasilitas sanitasi yang bersih dan nyaman bagi pengunjung di tengah hutan mangrove.

Tempat parkir di KUAcukup luas untuk menampung mobil, motor, dan beberapa bus. Lokasinya yang strategis memudahkan akses pengunjung, menjadikan kunjungan ke KUA lebih nyaman dan praktis.

Kantor ini berfungsi sebagai pusat kegiatan administrasi dan pusat informasi bagi pengunjung. Di sini, pengunjung dapat memperoleh informasi tentang kegiatan, fasilitas, dan program edukasi yang tersedia di KUA.

Area kuliner KUA berfungsi sebagai pusat sosial dan ekonomi, tempat masyarakat lokal dan pengunjung dapat menikmati keunikan kuliner masyarakat setempat.

KUA menyediakan shelter (tempat istirahat) yang nyaman bagi pengunjung setelah menjelajahi mangrove, melindungi dari cuaca sambil menikmati keindahan alam sekitar.

Menara pandang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan mangrove dari ketinggian, memberikan perspektif unik atas keindahan alam yang luas. Dari sini, pengunjung dapat mengamati ekosistem bakau dengan jangkauan yang lebih luas.

Fasilitas kebersihan di area mangrove mencakup tong sampah yang ditempatkan pada lokasi strategis dan petugas kebersihan yang rutin menjaga lingkungan tetap bersih. Ini memastikan kenyamanan pengunjung pada saat berwisata.

Aksesibilitas

Komponen Pariwisata

Gambar

Kondisi jalan menuju KUA umumnya cukup baik dan lebar, namun di beberapa titik menyempit dan tidak ada marka jalan.

Rambu-rambu penunjuk jalan sudah tersedia, namun perlu ditambahkan terutama pada persimpangan agar pengunjung lebih mudah menemukan arah. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan dan kemudahan navigasi bagi semua pengunjung.

Moda transportasi umum di area ini mencakup stasiun dan bandara, namun kekurangan terminal angkutan umum tipe A, B, dan C. Hal ini menyulitkan konektivitas dan aksesibilitas bagi pengunjung.

Gerbang utama yang bagus, jalan lebar, dan sistem tiketing yang lancar membuat akses ke area ini sangat nyaman dan efisien. Pengunjung dengan mudah masuk tanpa hambatan, memastikan pengalaman yang menyenangkan sejak awal.

Boardwalk di area mangrove memiliki desain yang bagus dan berbahan kayu, menciptakan suasana alami. Namun, beberapa titik masih kurang lebar, sedikit mengurangi kenyamanan pengunjung.

Ancillary (Kelembagaan)

Komponen Pariwisata

Gambar

Kelembagaan area ini dikelola oleh PT. MKR sesuai Peraturan Bupati Tangerang No. 89 Tahun 2022. Manajemen ini memastikan kegiatan wisata berjalan dengan baik dan sesuai peraturan.

Promosi area wisata ini menggunakan Instagram, Tiktok dan Facebook sebagai platform utama. Strategi promosi tersebut diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dari berbagai kalangan.

 

Analisis Supply-Demand Kawasan Wisata KUA

Atraksi

Analisis kesenjangan terhadap atraksi kawasan wisata KUA menunjukkan perbedaan signifikan antara penawaran dan harapan pengunjung (Tabel 5.)

 

Tabel 5. Perbandingan Supply dan Demand Atraksi Wisata

No.

Kriteria

Supply

Demand

Gap

1

Atraksi Taman Mangrove (Keindahan Taman Mangrove)

1,97

2,92

-0,95

2

Area Budidaya Perikanan (Kondisi Tambak)

1,25

2,79

-1,54

3

Aktivitas Edukasi Tanaman Mangrove

1,24

2,91

-1,67

4

Spot-Spot Foto (Kualitas dan Banyaknya Spot Foto)

1,54

2,89

-1,35

5

Event di Ketapang Urban Aquaculture

1,42

2,65

-1,23

 

Berdasarkan data, wisatawan paling menginginkan peningkatan pada aktivitas edukasi tanaman mangrove, dengan gap -1,67 antara supply dan demand. Hal ini menunjukkan kebutuhan akan peningkatan kualitas dan kuantitas aktivitas tersebut. Area budidaya perikanan dan spot-spot foto juga membutuhkan perbaikan, dengan selisih masing-masing -1,54 dan -1,35. Harapan wisatawan adalah pengalaman yang lebih edukatif dan fasilitas yang lebih baik..

 

Amenitas

Analisis kesenjangan terhadap amenitas kawasan wisata KUA menunjukkan perbedaan signifikan antara penawaran dan harapan pengunjung (Tabel 6)

 

Aksesibilitas

Evaluasi kesenjangan terhadap aksesibilitas kawasan wisata KUA mengungkapkan perbedaan antara penawaran dan harapan pengunjung (Tabel 7).

 

Tabel 6. Perbandingan Penilaian Supply dan Demand Amenitas Wisata

No.

Kriteria

Supply

Demand

Gap

1

Tempat Ibadah (Kapasitas dan kebersihan)

1,26

2,95

-1,69

2

Tempat Parkir

1,88

2,85

-0,97

3

Fasilitas Perbankan seperti ATM

1,00

2,28

-1,28

4

Kebersihan Objek Wisata

2,23

2,91

-0,68

5

Kantin atau Area Kuliner

1,17

2,90

-1,73

6

Pusat Oleh-oleh atau Suvenir

1,00

2,33

-1,33

7

Gedung Utama

1,90

2,89

-0,99

8

Plaza Mangrove

1,60

2,43

-0,83

9

Shelter (Tempat Beristirahat)

1,51

2,81

-1,30

10

Menara Pandang

1,50

2,44

-0,94

11

Toilet

1,20

2,97

-1,77

12

Penginapan

1,00

1,33

-0,33

 

Berdasarkan data, wisatawan sangat menginginkan peningkatan fasilitas toilet dan kantin, dengan selisih -1,77 dan -1,73. Tempat ibadah juga perlu diperbaiki dengan selisih -1,69. Secara keseluruhan, wisatawan berharap fasilitas dasar yang lebih baik di kawasan wisata ini.

Tabel 7. Perbandingan Supply dan Demand Aksesibilitas Wisata

No.

Kriteria

Supply

Demand

Selisih

1

Ketersediaan Moda Transportasi

1,36

2,07

-0,71

2

Kondisi Jalan Menuju Lokasi Wisata Ketapang Urban Aquaculture

1,96

2,55

-0,59

3

Petunjuk/Rambu-Rambu yang Menunjukkan Arah ke Lokasi KUA

1,76

2,78

-1,02

4

Gerbang Masuk Utama

2,52

2,42

0,10

5

Boardwalk (Mangrove Trek)

2,49

2,93

-0,44

 

Berdasarkan data, wisatawan menunjukkan demand tertinggi pada boardwalk (Mangrove Trek) dengan skor 2,93, menunjukkan keinginan kuat untuk menjelajahi taman mangrove menggunakan jalur trekking yang berkualitas untuk mendukung aktivitas edukasi. Selain itu kebutuhan yang signifikan untuk memperbaiki informasi dan penunjuk arah agar lebih jelas dan membantu wisatawan.

 

Ancillary (Kelembagaan)

Penilaian kesenjangan terhadap kelembagaan kawasan wisata KUA menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penawaran dan harapan pengunjung (Tabel 8).

 

Tabel 8. Perbandingan Supply dan Demand Kelembagaan Wisata

No.

Kriteria

Supply

Demand

Selisih

1

Pengelolaan Kawasan Wisata

1,77

2,92

-1,15

2

Promosi melalui berbagai media

1,29

2,87

-1,58

 

Berdasarkan data, demand untuk pengelolaan kawasan wisata (2,92) lebih tinggi daripada promosi, menunjukkan pentingnya manajemen yang baik. Sebagai kawasan yang menawarkan wisata edukasi, KUA memerlukan lebih banyak pemandu wisata yang kompeten untuk memberikan edukasi tentang tanaman mangrove terutama untuk wisatawan yang yang datang tidak bersama rombongan. Pengelolaan yang baik akan meningkatkan pengalaman wisatawan dan mendukung tujuan edukatif KUA.

 

 

Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan atau kegiatan di kawasan wisata KUA didominasi oleh tingkat partisipasi rendah atau non-partisipasi. Sebanyak 46% partisipasi tergolong dalam kategori manipulasi, di mana masyarakat tidak memiliki pengaruh nyata dalam pengambilan keputusan. Lebih tinggi lagi, 49% partisipasi berada pada tingkat terapi, yang menunjukkan bahwa masyarakat hanya dilibatkan secara formalitas untuk memenuhi syarat keterlibatan, namun tidak memiliki pengaruh nyata terhadap keputusan yang dibuat. Tingkat partisipasi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 9.

 

Tabel 9. Tingkat Partisipasi Masyarakat

No.

Tingkat Partisipasi

Level Partisipasi

Persentase

1

Manipulasi

Partisipasi Rendah/Non Partisipasi

46%

2

Terapi

49%

3

Informasi

Partisipasi Semu/Tokenism

42%

4

Konsultasi

11%

5

Penenangan

22%

6

Kemitraan

Kekuatan Masyarakat/Partisipasi Tinggi

1%

7

Pendelegasian Kekuasaan

0%

8

Pengendalian oleh Masyarakat

0%

 

Partisipasi pada tingkat manipulasi dan terapi seringkali digunakan untuk menunjukkan adanya partisipasi, namun pada kenyataannya masyarakat tidak benar-benar berperan dalam pengambilan keputusan. Hal ini menandakan perlunya peningkatan dalam kualitas partisipasi masyarakat agar mereka dapat lebih berkontribusi dan memiliki pengaruh nyata dalam pengelolaan wisata sehingga dapat merasakan manfaat dengan keberadaan kawasan wisata. Pada Gambar 2. dapat terlihat bahwa 92% masyarakat ingin terlibat lebih aktif dalam pengelolaan KUA.

 

Gambar 2. Keinginan Masyarakat dalam Keterlibatan Kegiatan Wisata KUA

 

Hal tersebut menunjukkan adanya potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk strategi pengembangan kawasan ini. Keinginan kuat dari masyarakat untuk terlibat dapat menjadi fondasi penting bagi pengelola untuk meningkatkan partisipasi nyata. Lebih lanjut manfaat yang diharapkan masyarakat dari kawasan wisata KUA dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Harapan Masyarakat Terhadap Keberadaan Kawasan Wisata KUA

 

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menginginkan bentuk partisipasi yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan mereka. Peningkatan ekonomi melalui pengembangan usaha lokal (36,07%) dan kesempatan lapangan kerja (23,74%) adalah bentuk partisipasi yang paling diharapkan. Selain itu, masyarakat juga menginginkan partisipasi dalam kegiatan yang meningkatkan kebersihan lingkungan (17,35%) dan infrastruktur (16,89%). Data ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya ingin dilibatkan dalam dialog atau konsultasi semata, tetapi juga ingin berperan aktif dalam kegiatan yang membawa manfaat langsung dan nyata bagi komunitas mereka.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang didapat adalah: (1) Kondisi eksisting kawasan wisata KUA sudah memenuhi kriteria kawasan wisata edukasi dan dilengkapi dengan boardwalk (mangrove trek) dan fasilitas ruang edukasi yang cukup memadai. (2) Berdasarkan permintaan (demand) wisatawan, atraksi paling diharapkan adalah edukasi tanaman mangrove, namun jika dilihat dari sisi supply masih belum memenuhi harapan wisatawan hal ini disebabkan kurangnya pemandu wisata yang melayani dalam aktivitas edukasi. Begitupula berdasarkan penilaian demand terhadap aspek pengelolaan kawasan KUA yaitu kebutuhan pemandu wisata dalam aktivitas edukasi wisata. Dan (3) Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan KUA masih rendah, terbatas pada tingkat terapi. Sedangkan 92% masyarakat menunjukkan keinginan untuk terlibat lebih aktif, menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan partisipasi nyata dengan harapan keterlibatan dalam hal peningkatan ekonomi dan kesempatan lapangan pekerjaan.

 

BIBLIOGRAFI

Akhyar, A., & Syarif, S. (2024). Tantangan dan Peluang Inovasi Kebijakan di Sektor Pariwisata Kabupaten Bima: Perspektif Good Public Policy Governance. Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 4(6), 832–843.

Arnstein, S. R. (2019). A ladder of citizen participation. Journal of the American Planning Association, 85(1), 24–34.

Ginting, M., Patana, P., & Purwoko, A. (2006). Analisis Supply dan Demand Potensi Ekowisata di Kawasan Danau Linting, Desa Sibunga Bunga Hilir, Kecamatan STM Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Economic.

Goodwin, H., Robson, S., & Higton, S. (2004). Tourism and Local Economic Development. International Centre for Responsible Tourism. Available at Http://Www. Haroldgoodwin. Info/Resources/Flyer_Final. Pdf.

Mathieson, A., & Wall, G. (1982). Tourism: Economic, physical, and social impacts. London, New York: Longman.

Mulyawati, L. S., Adrianto, L., Soewandi, K., & Susanto, H. A. (2020). Factors of coastal tourism management with DPSIR Analysis (Case study: Tanjung Lesung special economic zone, Pandeglang Regency, Banten Province). ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal)8(1), 123-137.Nasdian FT. (2006). Pengembangan Masyarakat (Community Development). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Murdih, M., Nuraeni, N., & Yusuf, M. (2024). Determinan Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kelurahan Di Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan. Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 5(3). https://doi.org/10.31933/jemsi.v5i3.1823

Nishfatin, N., Hasan, H., Nuryasin, A., & Nuryadin, D. F. E. (2024). Analisis Perkembangan Jumlah Fasilitas Dan Pengunjung Di Ketapang Urban Aquaculture Mauk Tangerang Banten. Jurnal Perikanan Pantura (JPP), 7(1), 477–486.

Simanjuntak, G. S. (2021). Tingkat Partisipasi Masyarakat Ketambe dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Lawe Gurah, Taman Nasional Gunung Leuser.

Suriadi, I., & Supryadi, D. I. (2017). Marketing Strategy Pariwisata Melalui Marketing Mix Strategy Dan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Journal of Economics and Business, 3(2), 136–153.

Syaifudin, M. Y., & Ma’ruf, M. F. (2022). Peran pemerintah Desa dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat melalui Desa wisata (studi Di Desa Jurug Kabupaten Ponorogo). Publika, 365–380.

Tjilen, A. P., Waas, R. F. Y., Ririhena, S. W., Tambaip, B., Syahruddin, S., Ohoiwutun, Y., & Prihandayani, R. D. (2023). Optimalisasi potensi desa wisata melalui manajemen pengelolaan yang berkelanjutan: Kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia, 2(6), 38–49.

Utama, I. G. B. R. (2017). Pemasaran Pariwisata.CV. Andi Offset . Yogyakarta.

Wiweka, K., Wachyuni, S., Adnyana, P. & Safitri, A. (2020). Sarana Transportasi Sebagai Daya Tarik Wisata: Kajian Persepsi Wisatawan Berkunjung Ke Kepulauan Seribu Studi Kasus: Kapal Km Sabuk Nusantara. Journal of Tourism and Economic. 3(2):77-96

Yasa, I. K. W. P. (2023). Strategi Komunikasi Dalam Pengelolaan Dan Penataan Kawasan Wisata Kuta Menjelang Motogp 2023. Paryaṭaka: Jurnal Pariwisata Budaya Dan Keagamaan, 2(1), 128–142.

 

Copyright holder:

Ardiatno Yanuadi, Lilis Sri Mulyawati, Indarti Komala Dewi (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: