Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
9, September 2024
REVIEW: TERAPI FIBROSIS HATI DARI BIJI-BIJIAN BIJI
CHIA DAN JINTAN HITAM YANG MENGANDUNG ANTIOKSIDAN
Eva Fatmawati1, Agus
Sulaeman2
Universitas
Bhakti Kencana, Bandung, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk merangkum dan mengevaluasi potensi biji chia dan
jintan hitam sebagai terapi untuk fibrosis hati, dengan meninjau berbagai studi
ilmiah yang telah dipublikasikan antara tahun 2012 hingga 2022. Fibrosis hati
merupakan respons penyembuhan luka akibat cedera berulang pada hati, seperti
yang terjadi pada hepatitis virus, di mana regenerasi sel parenkim menggantikan
sel yang mengalami nekrosis atau apoptosis. Biji-bijian seperti jintan hitam
dan chia telah dikenal memiliki kandungan metabolit sekunder dengan sifat
antioksidan dan anti-inflamasi. Jintan hitam berperan sebagai antioksidan dengan
kemampuan "radical scavenging" yang efektif terhadap peroksidasi
lipid dan degradasi deoxyribose, sedangkan biji chia dapat mengurangi produksi
ROS dan nitrit, menghambat sekresi sitokin pro-inflamasi, serta meningkatkan
ekspresi sitokin anti-inflamasi pada kondisi fibrosis hati. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini melibatkan tinjauan literatur dari jurnal ilmiah
yang diakses melalui database seperti Pubmed, ScienceDirect, dan Google
Scholar. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa kedua biji-bijian ini memiliki
potensi signifikan dalam menurunkan kerusakan oksidatif dan inflamasi yang
terkait dengan fibrosis hati. Kesimpulannya, jintan hitam dan biji chia
berpotensi menjadi terapi adjuvan dalam pengelolaan fibrosis hati, namun
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis dan mekanisme aksi
yang optimal. Implikasi dari penelitian ini adalah mendorong pengembangan lebih
lanjut dari bahan alami sebagai alternatif terapi yang lebih aman dan efektif
untuk mengatasi fibrosis hati.
Kata Kunci: Fibrosis Hati, Jintan Hitam, Biji Chia, Antioksidan,
Anti-Inflamasi.
Abstract
This study aims to
summarize and evaluate the potential of chia seeds and black cumin as therapies
for liver fibrosis, by reviewing various scientific studies that have been published
between 2012 and 2022. Liver fibrosis is a wound-healing response to recurrent
injury to the liver, such as occurs in viral hepatitis, in which regenerating
parenchymal cells replace cells that have undergone necrosis or apoptosis.
Seeds such as black cumin and chia have been known to contain secondary
metabolites with antioxidant and anti-inflammatory properties. Black cumin acts
as an antioxidant with effective “radical scavenging” ability against lipid
peroxidation and deoxyribose degradation, while chia seeds can reduce ROS and
nitrite production, inhibit the secretion of pro-inflammatory cytokines, and
increase the expression of anti-inflammatory cytokines in liver fibrosis
conditions. The method used in this study involved a literature review of
scientific journals accessed through databases such as Pubmed, ScienceDirect,
and Google Scholar. The results of the review showed that these two grains have
significant potential in lowering oxidative and inflammatory damage associated
with liver fibrosis. In conclusion, black cumin and chia seeds have the
potential to be adjuvant therapies in the management of liver fibrosis, but
further research is needed to determine the optimal dose and mechanism of
action. The implication of this study is to encourage further development of
natural ingredients as safer and more effective therapeutic alternatives to
manage liver fibrosis.
Keywords: Liver Fibrosis, Black
Cumin, Chia Seed, Antioxidant, Anti-Inflammatory.
Fibrosis hati terjadi sebagai
respons penyembuhan luka pada hati akibat cedera berulang. Setelah cedera hati
akut, seperti infeksi virus hati, sel-sel parenkim hati beregenerasi untuk
menggantikan sel-sel yang mengalami nekrosis atau apoptosis. Proses ini
melibatkan respons peradangan dan pengendapan matriks ekstraseluler (ECM). Jika
cedera hati tidak sembuh sepenuhnya, regenerasi gagal, dan hepatosit digantikan
oleh matriks ekstraseluler, termasuk kolagen fibrilar
Penyebaran
jaringan berserat bervariasi tergantung penyebab cedera. Pada hepatitis virus
kronis dan gangguan kolestasis kronis, fibrosis dimulai di sekitar saluran
portal hati, sedangkan kerusakan hati akibat alkohol cenderung menghasilkan
fibrosis di wilayah pusat lobulus hati dan sekitar sinusoid. Fibrosis hati
mengarah pada peningkatan jumlah dan komposisi ECM. Pada tahap lanjut, hati
bisa mengandung hingga enam kali lebih banyak ECM dibandingkan hati normal,
termasuk kolagen tipe I, III, dan IV, serta komponen lain seperti laminin,
elastin, dan proteoglikan.
Peningkatan
akumulasi ECM disebabkan oleh peningkatan sintesis dan penurunan degradasi ECM.
Penurunan aktivitas matrix metalloproteinase (MMP), enzim yang berperan
dalam menguraikan ECM, terutama terjadi karena peningkatan ekspresi penghambat
spesifiknya, yaitu tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP) Rockey, 2008).
Antioksidan
adalah zat yang mampu menyerap atau menetralkan radikal bebas, sehingga
berperan penting dalam mencegah penyakit degeneratif, seperti masalah
kardiovaskular, proses karsinogenesis, dan gangguan kesehatan lainnya. Senyawa
antioksidan berfungsi untuk menetralkan radikal bebas dan melindungi sel,
protein, serta lemak dari kerusakan akibat radikal bebas. Struktur molekul
antioksidan memungkinkan mereka menyumbangkan elektron kepada radikal bebas
tanpa mengganggu fungsi normal molekul tersebut, serta memutus rantai reaksi
yang dihasilkan oleh radikal bebas
Banyak
tumbuhan yang memiliki sifat obat mengandung berbagai metabolit sekunder yang
berfungsi sebagai antioksidan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Kemampuan
antioksidan ini berhubungan dengan senyawa yang mampu melindungi sistem
biologis dari dampak negatif reaksi yang melibatkan spesi oksigen reaktif (ROS)
dan spesi nitrogen reaktif (RNS). Beberapa senyawa yang terdapat dalam
biji-bijian, seperti flavonoid dan terpenoid, menunjukkan aktivitas sebagai
agen antioksidan, membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Biji chia
(Salvia hispanica) mengandung flavonoid, vitamin A, dan vitamin B, yang
memiliki berbagai manfaat kesehatan. Pemberian ekstrak biji chia diketahui
dapat menghambat produksi sitokin seperti IL-6. Hubungan antara fibrosis hati
dan IL-6 terletak pada peran IL-6 dalam merangsang respons peradangan yang
berkontribusi terhadap perkembangan fibrosis hati. Penelitian oleh Trisnadi et
al. (2022) menunjukkan bahwa ekstrak biji chia dapat menurunkan kadar IL-6, di
mana peningkatan dosis ekstrak chia berkorelasi dengan penurunan kadar IL-6
yang lebih signifikan.
Selain itu,
biji chia memiliki kandungan antioksidan yang dapat mencegah stres oksidatif
(ROS), yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada IL-6 dan lipoprotein
densitas rendah (LDL). Proteksi ini membantu menjaga transportasi LDL melalui
reseptor LDL di hati dan mempercepat proses katabolisme LDL di dalam hati,
sehingga memberikan efek perlindungan terhadap kerusakan hati
Biji jintan
hitam (Nigella sativa Linn) mengandung antioksidan seperti thymoquinon, asam
linoleat, dan asam oleat, yang berperan penting dalam mengurangi laju
perkembangan fibrosis hati menuju sirosis. Penelitian oleh Safithri et al.
Berdasarkan
hasil penelitian tentang biji chia dan jintan hitam, diperlukan ulasan serta
kajian lebih lanjut untuk mengumpulkan informasi terkait peran antioksidan
dalam kedua biji-bijian ini sebagai terapi potensial untuk fibrosis hati. Penelitian
ini bertujuan untuk merangkum dan mengevaluasi potensi biji chia dan jintan
hitam sebagai terapi untuk fibrosis hati, dengan meninjau berbagai studi ilmiah
yang telah dipublikasikan antara tahun 2012 hingga 2022.
Pencarian literatur dilakukan dalam jurnal ilmiah yang
dipublikasikan secara internasional dan nasional selama 10 tahun terakhir
(2012-2022), menggunakan kata kunci "antioksidan," "jintan
hitam," "biji chia," "antioxidant," dan "black
cumin." Pencarian ini dilakukan melalui berbagai basis data elektronik
seperti PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar.
Pemilihan literatur dilakukan dengan fokus pada studi
yang dapat menjawab pertanyaan penelitian terkait aktivitas antioksidan dari
biji jintan hitam dan biji chia. Kriteria seleksi literatur meliputi publikasi
dalam 10 tahun terakhir, bahasa Inggris (internasional) atau bahasa Indonesia
(nasional), serta relevansi berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci. Setelah
disaring berdasarkan kriteria ini, artikel yang sesuai kemudian dibaca secara
menyeluruh untuk memastikan relevansi. Sebanyak 9 artikel yang diterbitkan
minimal sejak tahun 2012 dipilih untuk digunakan dalam literature review.
Dari semua basis data yang
digunakan, ditemukan total 17 artikel literatur yang terkait. Artikel-artikel
ini disaring berdasarkan judul, abstrak, dan kata kunci untuk memastikan
relevansi dengan topik yang diteliti. Setelah penyaringan awal, 11 artikel diidentifikasi
memiliki potensi untuk dianalisis lebih lanjut. Artikel-artikel tersebut
kemudian diperiksa secara menyeluruh untuk menghindari duplikasi dengan
melakukan tinjauan penuh terhadap isi artikel. Setelah proses seleksi yang
cermat, 6 artikel dianggap relevan dengan topik penelitian.
Artikel-artikel
ini akan ditinjau secara komprehensif dan dianalisis lebih lanjut. Temuan dari
tinjauan literatur ini akan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif,
dengan membandingkan persamaan dan perbedaan hasil dari setiap artikel. Hasil
analisis ini akan memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang peran
antioksidan dalam biji jintan hitam dan biji chia dalam terapi fibrosis hati.
Peran biji
biji chia dan jintan hitam dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel I. Peran Biji biji chia dan Jintan Hitam |
|||
Nama Penulis dan Tahun |
Judul |
Jurnal Publikasi |
Hasil |
Trisnadi et al. |
Pengaruh Ekstrak Biji Chia (Salvia hispanica L)
terhadap Kadar Trigliserida |
Jurnal Illmiah Umum dan Kesehatan Aisyiyah |
↓ kadar trigliserida |
Medina-Urrutia et al.
(2020) |
Chia (Salvia hispanica)-supplemented diet
ameliorates non-alcoholic fatty liver disease and its metabolic abnormalities
in humans |
BMC Part of Springer Nature |
↓ NAFLD |
Trisnadi et al. |
Pengaruh Ekstrak Biji Chia (Salvia hispanica L)
terhadap Kadar IL-6 |
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes |
↓ kadar IL-6 |
Safithri et al. (2018) |
Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L) pada
Tikus Model Fibrosis Hati |
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga |
↑ aktivitas antioksidan endogen dan menghambat
perosidasi lipid |
Tiwari et al. |
The Effect Of Nigella sativa on Non-Alcoholic
Fatty Liver Disease: a Systematic Reviee and Meta-analysis |
Human Nutrition and Metabolism |
↓ ALT, AST,
LDL-C, TGs dan↑ HDL-C |
Afdin et al. |
Efek Hepatoprotektor Ekstrak Jintan HItam (Nigella
sativa) terhadap Kerusakan Hepar Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Jantan Galur Sparague Dawley yang Diinduksi Etanol |
Jambi Medical Journal |
↑ efek hepatoprotektor terhadap kerusakan hepar |
Antioksidan
yang kuat telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai penyakit, termasuk
kondisi degeneratif yang sulit diatasi. Di alam, terdapat banyak bahan alami
yang dapat dikonsumsi untuk menghambat aksi radikal bebas, salah satunya adalah
biji chia. Namun, banyak masyarakat yang belum familiar dengan biji chia, meskipun
biji ini kaya akan omega-3 ALA (Alpha-linolenic Acid). Karena kandungan
antioksidannya yang melimpah, biji chia unggul dalam mengurangi kadar
trigliserida dan kolesterol total, yang pada gilirannya membantu menurunkan
tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular (Kathleen, 2016).
Penelitian
oleh Trisnadi et al.
CETP
memediasi pertukaran ini, sehingga membuat VLDL kaya akan kolesterol dan HDL
kaya trigliserida, yang dikenal sebagai lipoprotein kaya trigliserida (TGrL).
Dalam proses ini, Apo A-1 dapat memisahkan diri dari HDL yang kaya
trigliserida, dan ApoA-1 bebas kemudian dibersihkan oleh ginjal, mengurangi
kemampuan HDL untuk mengangkut kolesterol kembali ke hati (reverse cholesterol
transport). Akibatnya, kadar HDL dalam darah menurun. LDL yang kaya
trigliserida juga dapat mengalami lipolisis menjadi small dense LDL, yang lebih
aterogenik dan berisiko tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular
Biji chia
dapat digunakan sebagai suplemen diet untuk memperbaiki kondisi penyakit hati
berlemak non-alkohol (NAFLD) dan gangguan metabolisme pada manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa konsumsi 25 g chia per hari dapat memperbaiki NAFLD. Manfaat
biji chia yang kaya akan omega-3 berasal dari kandungan antioksidannya yang
tinggi. Diet berbasis biji chia mengurangi lipogenesis dan meningkatkan
oksidasi beta, memulihkan aktivitas enzim seperti katalase dan superoksida
dismutase, yang berperan dalam mengurangi produksi oksidasi dan inflamasi di
hati. Oleh karena itu, biji chia dapat digunakan sebagai terapi untuk NAFLD,
berkat kandungan omega-3 yang tinggi dan kemampuannya untuk meningkatkan GLP-1
Selain itu,
biji chia dapat menurunkan kadar IL-6, seperti yang ditunjukkan dalam
penelitian oleh Trisnadi et al. (2022), di mana ekstrak biji chia mampu
menurunkan kadar IL-6, dengan penurunan yang lebih signifikan pada dosis yang
lebih tinggi. Flavonoid dalam biji chia bekerja dengan menghambat CETP, yang
meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar LDL. Flavonoid juga
memiliki efek antiinflamasi dengan menghambat sitokin seperti interleukin-6
(IL-6). Penurunan IL-6 dapat meningkatkan sensitivitas insulin, oksidasi asam
lemak di hati, serta menghambat sintesis kolesterol oleh sel-sel hati.
Selain itu,
kandungan caffeic acid dan chlorogenic acid (CGA) dalam biji chia telah
terbukti mencegah penyerapan lemak di usus dan meningkatkan metabolisme lipid
di hati
Biji jintan
hitam (Nigella sativa) mengandung berbagai zat aktif seperti thymoquinone,
thymohydroquinone, dithymoquinone, p-cymene, carvacrol, 4-terpineol, dan
t-anethol, serta senyawa flavonoid dan asam lemak seperti asam linoleat dan
asam oleat. Asam linoleat dan asam oleat memiliki kemampuan menghambat reaksi
peroksidasi lipid, sementara flavonoid berfungsi sebagai penyedia elektron untuk
menetralisir radikal bebas.
Penelitian
oleh Afdin dan Quswain (2018) menunjukkan bahwa ekstrak jintan hitam memiliki
efek hepatoprotektor terhadap kerusakan hati pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) galur Sprague Dawley yang diinduksi etanol. Thymoquinone, salah
satu komponen utama jintan hitam, menghambat aktivitas hepatic isozim CYP1A1/A2
yang terlibat dalam biotransformasi xenobiotik yang dapat menjadi genotoksik.
Sifat antioksidan thymoquinone juga berperan dalam melindungi hati dari
kerusakan yang disebabkan oleh parasit, dengan mengurangi dampak ROS.
Thymoquinone juga meningkatkan aktivitas katalase dan bertindak sebagai
protektor untuk jaringan hati dari trauma.
Biji jintan
hitam meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen dan menghambat
peroksidasi lipid (Safithri et al., 2018). Penurunan malondialdehyde (MDA)
berhubungan dengan peningkatan TNF-Related Apoptosis-Induced Ligand (TRAIL),
yang berfungsi menginduksi apoptosis pada sel stellate hati (HSCs). Dengan
apoptosis HSCs, miofibroblas tidak akan terbentuk, sehingga produksi matriks
ekstraseluler (ECM) dan kolagen berkurang, yang mengawali proses regresi
fibrosis.
Penurunan
produksi ECM dan kolagen ini diikuti oleh penurunan aktivitas tissue-inhibitory
matrix metalloproteinase (TIMP), yang meningkatkan aktivitas matrix
metalloproteinase (MMP). MMP kemudian mendegradasi kolagen yang menumpuk di
hati. Proses ini memperlambat perkembangan fibrosis awal menjadi sirosis dengan
mengurangi akumulasi ECM dan kolagen di hati
Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa jintan hitam dan biji chia memiliki potensi sebagai antioksidan yang
kuat. Jintan hitam menunjukkan kemampuan "radical scavenging" yang
efektif terhadap peroksidasi lipid nonenzimatis dan degradasi deoxyribose.
Sementara itu, biji chia mengurangi produksi ROS (Reactive Oxygen Species) dan
nitrit, menekan sekresi sitokin pro-inflamasi, serta meningkatkan ekspresi dan
pelepasan sitokin anti-inflamasi dalam kondisi stres oksidatif. Oleh karena
itu, jintan hitam dan biji chia memiliki potensi untuk digunakan sebagai terapi
fibrosis hati, dengan mengurangi peradangan dan kerusakan oksidatif pada hati.
Afdin, R. R., & Quzwain, F. (2018). Efek
Hepatoprotektor Ekstrsak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Kerusakan
Hepar Tikus Putih (Rattus Norvegicus) JANTAN Galur Sparague Dawley Yang
Diinduksi Etanol. Jambi Medical Journal" Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan", 6(1), 36–44.
Burhanudin, A., Sugiharto, S., Merawati, D., & Indiana,
O. (2022). Tingkat Sirkulasi Kadar Interleukin 6 (Il-6) Perempuan Obesitas
pada Latihan Kontinyu Intensitas Moderate. Sport Science and Health, 4(7),
636–642.
Dinanti, F. K., & Mulyani, S. P. (2023). Pengaruh
Kombinasi Metformin dan Ekstrak Kunyit terhadap Kadar High Density
Lipoprotein, Interleukin-6 dan Tumor Necrosis Factor-a. Jurnal Kesehatan
Andalas, 11(3), 152–157.
Kamanna, V. S., Ganji, S. H., & Kashyap, M. L. (2013).
Recent advances in niacin and lipid metabolism. In Current Opinion in
Lipidology (Vol. 24, Issue 3).
https://doi.org/10.1097/MOL.0b013e3283613a68
Medina-Urrutia, A., Lopez-Uribe, A. R., El Hafidi, M.,
González-Salazar, M. del C., Posadas-Sánchez, R., Jorge-Galarza, E., del
Valle-Mondragón, L., & Juárez-Rojas, J. G. (2020). Chia (Salvia
hispanica)-supplemented diet ameliorates non-alcoholic fatty liver disease and
its metabolic abnormalities in humans. Lipids in Health and Disease, 19,
1–9.
Moore, C. S., & Crocker, S. J. (2012). An alternate
perspective on the roles of TIMPs and MMPs in pathology. The American
Journal of Pathology, 180(1), 12–16.
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2019).
Biokimia Harper Edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Persada, J. K., Widayanti, E., & Royhan, A. (2023).
Literature Review : The Effects of Antioxidant Saponins in Herbal Plants on
Testicular Histology of Rats with Diabetes Mellitus and The Review of Islamic
Perspective. Junior Medical Journal, 1(8).
https://doi.org/10.33476/jmj.v1i8.3313
Rockey, D. C. (2008). Noninvasive Assessment of Liver
Fibrosis and Portal Hypertension With Transient Elastography. Gastroenterology,
134(1). https://doi.org/10.1053/j.gastro.2007.11.053
Safithri, F., Fauziyah, A. N., & Hermayanti, D. (2018).
Penurunan Stres Oksidatif Setelah Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella
sativa L.) Pada Tikus Model Fibrosis Hati. Saintika Medika, 14(2).
https://doi.org/10.22219/sm.vol14.smumm2.7265
Shulman, G. I. (2000). Cellular mechanisms of insulin
resistance. In Journal of Clinical Investigation (Vol. 106, Issue 2).
https://doi.org/10.1172/JCI10583
Tiwari, A., Surendra, G., Meka, S., Varghese, B.,
Vishwakarma, G., & Adela, R. (2022). The effect of Nigella sativa on
non-alcoholic fatty liver disease: A systematic review and meta-analysis. Human
Nutrition & Metabolism, 28, 200146.
Trisnadi, R. A., Sundawa, A. P., & Trisnani, S. M.
(2022). Pengaruh Ekstrak Biji Chia (Salvia Hispanica L) Terhadap Kadar IL-6. Jurnal
Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health
Research" Forikes Voice"), 13(2), 553–556.
Wallace, K., Burt, A. D., & Wright, M. C. (2008). Liver
fibrosis. Biochemical Journal, 411(1), 1–18.
Warner, F. J., Lubel, J. S., McCaughan, G. W., & Angus,
P. W. (2007). Liver fibrosis: A balance of ACEs? In Clinical Science
(Vol. 113, Issues 3–4). https://doi.org/10.1042/CS20070026
Copyright holder: Eva
Fatmawati, Agus Sulaeman (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |