Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 9, September 2024

 

MAMPUKAH RATING PERUSAHAAN MEMPERKUAT NILAI PERUSAHAAN

 

M. Ridwan Ma’mun1*, Khomsiyah2

Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia1,2

Email: [email protected]*

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemeringkatan kewajiban terhadap nilai perusahaan pada perusahaan BUMN yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018-2022. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 20 perusahaan yang dipilih secara purposif. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeringkatan kewajiban memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya, semakin baik pemeringkatan kewajiban yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan tersebut di pasar. Kesimpulan dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pemeringkatan kewajiban merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan BUMN untuk meningkatkan nilai perusahaan di mata investor dan pemangku kepentingan lainnya. Implikasi dari penelitian ini adalah perusahaan perlu mengelola kewajiban dengan lebih baik dan memastikan pemeringkatan kewajiban yang lebih tinggi untuk meningkatkan kepercayaan investor dan daya saing di pasar. Penelitian ini juga memberikan kontribusi bagi literatur keuangan, terutama dalam memahami peran pemeringkatan kewajiban dalam menentukan nilai perusahaan.

Kata kunci: Rating, Peringkat obligasi, nilai perusahaan.

 

Abstract

This study aims to examine the effect of liability ratings on firm value in state-owned companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2018-2022 period. This study used a sample of 20 purposively selected companies. The data analysis method used is multiple linear regression analysis with a descriptive approach. The results showed that the rating of liabilities has a positive and significant effect on firm value. This means that the better the company's liability rating, the higher the company's value in the market. The conclusion of this study indicates that the rating of liabilities is an important factor that must be considered by state-owned companies to increase the value of the company in the eyes of investors and other stakeholders. The implication of this study is that companies need to manage liabilities better and ensure higher liability ratings to increase investor confidence and competitiveness in the market. This research also contributes to the financial literature, especially in understanding the role of liability ratings in determining firm value.

Keywords: Rating, Rating Obligasi, Firm Value.

 


Pendahuluan

Nilai perusahaan merupakan cerminan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Jika perusahaan ingin baik maka harus mampu melakukan kontrol atas potensi keuangan dan potensi non keuangan didalam meningkatkan nilai Perusahaan (Devi et al., 2017; Yuliem, 2018). Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan juga berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan pemegang saham (Agustina, 2013). Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, maka diperlukan investasi yang salah satu pendanaanya adalah menerbitkan obligasi untuk memaksimalkan kinerja perusahaan, perusahaan membutuhkan sumberpendanaan yang salah satunya dari obligasi (Wijaya & Ananta, 2022; Zuhria & Riharjo, 2016). 

Berdasarkan data yang diolah dari Pefindo, terdapat tren kenaikan perusahaan yang dirating selama kurun waktu 2017-2022. Ini menunjukkan atensi dari perusahaan untuk diperingkat oleh PEFINDO.

 

Gambar 1. Tren kenaikan perusahaan yang dirating selama kurun waktu 2017-2022

 

Fenomena naiknya jumlah perusahaan yang diperingkat oleh Pefindo, menunjukkan bahwa investasi pada surat berharga berupa obligasi lebih menarik bagi investor karena mampu memberikan imbal hasil berupa bunga lebih konstan. Imbal hasil yang diberikan obligasi cukup aman dibandingkan dengan saham. Umumnya jika bunga obligasi tidak dibayar, regulator akan mengklasifikasikan perusahaan sebagai perusaan yang bangkrut. Sehingga penerbit obligasi cenderung membayar bunga obligasi dari pada pembayaran deviden kepada pemegang saham. Obligasi merupakan sebuah investasi yang cukup aman, akan tetapi tetap memiliki risiko sebagaimana investasi lainnya, yaitu ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kembali obligasi kepada investor atau dikenal dengan istilah gagal bayar (Roy & Shijin, 2018). Sehingga investor perlu memperhatikan rating obligasi saat membeli obligasi. Rating obligasi menunjukkan seberapa aman obligasi bagi investor. Jaminan ini tercermin dalam bunga pinjaman perusahaan dan kemampuan membayar pokok (Febriandi, 2017).

 

Pengembangan Hipotesis

Teori sinyal (signaling theory) menggambarkan tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan untuk memberi sinyal kepada investor terkait bagaimana mereka mengevaluasi prospek perusahaan (Brigham et al., 2011). Teori ini dapat memengaruhi nilai perusahaan karena memberikan informasi tentang kondisi perusahaan melalui laporan keuangan. Dengan demikian, teori ini membantu mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemegang saham mengenai penilaian prospek perusahaan oleh manajemen (Oktrima, 2017).

Rating perusahaan, yang diwakili oleh peringkat obligasi, merupakan ukuran risiko semua obligasi yang diperdagangkan dan berfungsi sebagai indikator tingkat keamanan obligasi (Arnelia & Hardiyanti, 2023; Harisman et al., 2022). Keamanan ini mencerminkan kemampuan perusahaan, sebagai penerbit obligasi, untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok obligasi ketika jatuh tempo. Obligasi perlu dinilai oleh lembaga pemeringkat obligasi untuk memberikan informasi risiko terkait keamanan obligasi kepada investor (Saputri & Purbawangsa, 2016).

Tabel 1. Arti Peringkat Obligasi PT. PEFINDO

Simbol

Keterangan

idAAA

Efek utang memiliki peringkat tertinggi sesuai predikat dari PEFINDO. Kemampuan obligor dalam memenuhi kewajiban keuangan untuk jangka panjang dari efek utangnya disebut superior.

idAA+

Kemampuan obligor memenuhi kewajiban jangka panjang adalah sangat kuat. Tanda plus (+) menunjukkan peringkat relatif kuat serta di atas rata-rata.

idAA

Kemampuan obligor memenuhi kewajiban jangka panjang adalah sangat kuat.

idAA-

Kemampuan obligor memenuhi kewajiban jangka panjang adalah sangat kuat. Tanda

(-) menunjukkan peringkat relatif lemah.

idA+

Kemampuan obligor dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dari efek utang dalam kategori kuat. Tanda (+) menunjukkan peringkat relatif kuat di atas rata-rata kategori.

idA

Kategori kuat.

idA-

Kategori kuat. Tanda (-) menunjukkan peringkat relatif lemah di bawah rata-rata.

idBBB+

Kategori memadai. Tanda (+) menunjukkan peringkat relatif kuat.

idBBB

Kategori memadai.

idBBB-

Kategori memadai. Tanda (-) menunjukkan peringkat relatif lemah.

idBB+

Kategori sedikit lemah. Tanda (+) menunjukkan peringkat relatif kuat.

idBB

Kategori sedikit lemah.

idBB-

Kategori sedikit lemah. Tanda (-) menunjukkan peringkat relatif lemah.

idB+

Kategori lemah. Tanda (+) menunjukkan peringkat relatif kuat.

idB

Kategori lemah.

idB-

Kategori lemah. Tanda (-) menunjukkan peringkat relatif lemah.

idCCC

Kategori rentan dalam gagal bayar.

idD

Efek utang dengan peringkat idD saat gagal bayar atas efek utang pada saat pertama kali timbulnya suatu peristiwa gagal bayar dari efek utang tersebut.

 

Pertumbuhan perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki aspek-aspek yang menguntungkan, di mana para investor berharap mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih baik dari investasi mereka (Susanti et al., 2019).

Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar. Ketika sebuah perusahaan memiliki aset yang signifikan, manajemen memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam memanfaatkan aset tersebut. Dari perspektif manajemen, kemampuan untuk mengendalikan perusahaan secara efektif dapat meningkatkan nilai perusahaan (Susanti et al., 2019).

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2018–2022. Data yang digunakan mencakup perusahaan BUMN dan anak perusahaannya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tersebut. Berikut adalah daftar perusahaan BUMN dan anak perusahaannya yang terdaftar di BEI antara tahun 2018 hingga 2022.

 

 

 

 

Tabel 2. Populasi dan Sampel

No.

Nama Perusahaan

Kode Saham

1

PT Adhi Karya (Persero) Tbk

ADHI

2

PT Aneka Tambang Tbk

ANTM

3

PT Elnusa Tbk

ELSA

4

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

GIAA

5

PT Indofarma (Persero) Tbk

INAF

6

PT Jasa Marga (Persero) Tbk

JSMR

7

PT Kimia Farma (Persero) Tbk

KAEF

8

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

KRAS

9

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

PGAS

10

PT PP (Persero) Tbk

PTPP

11

PT PP Properti Tbk

PPRO

12

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

SMBR

13

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk

SMGR

14

PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

PTBA

15

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

TLKM

16

PT Timah Tbk

TINS

17

PT Waskita Beton Precast Tbk

WSBP

18

PT Waskita Karya (Persero) Tbk

WSKT

19

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

WIKA

20

PT Wijaya Karya Beton Tbk

WTON

 

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, sehingga sample yang digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi sample yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Dimana kriteria pengambilan sample adalah sebagai berikut :

a.     Perusahaan BUMN dan anak perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022

b.     Perusahaan BUMN dan Anak Perusahaan yang ratingnya dinilai oleh Pefindo

c.     Melakukan isolasi atas data pada periode penyampaian laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia.

 

Variabel Dependen

Nilai perusahaan di pasar modal diukur melalui harga saham, yang mencerminkan persepsi investor tentang seberapa sukses perusahaan dalam mengelola sumber dayanya. Dengan demikian, harga saham perusahaan di pasar modal akan mencerminkan nilai perusahaan (Kusumawati & Rosady, 2018). Jumlah saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mempengaruhi nilai perusahaan; semakin tinggi harga saham perusahaan, semakin tinggi juga nilai perusahaannya. Investor tertarik mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham, yang menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Oleh karena itu, kesejahteraan pemilik perusahaan akan meningkat seiring dengan tingginya nilai perusahaan (Ilmaniyah, 2018; Kusna & Setijani, 2018).

 

 

Nilai perusahaan =   Harga saham perlembar

                                    Nilai buku perlembar

Nilai perusahaan juga dapat diukur berdasarkan nilai pasarnya. Ketika sebuah perusahaan memiliki total aset yang besar, manajemen memiliki fleksibilitas lebih besar dalam memanfaatkan aset tersebut. Dari perspektif manajemen, kemampuan untuk mengendalikan perusahaan dengan lebih baik dapat meningkatkan nilai perusahaan (Susanti et al., 2019).

 

Variabel Independen

Rating perusahaan, yang diwakili oleh peringkat obligasi, menunjukkan probabilitas default obligasi tersebut. Informasi yang disediakan melalui peringkat obligasi memungkinkan investor untuk memperkirakan pengembalian yang mungkin diterima berdasarkan risiko yang dihadapi pemegang obligasi. Peringkat obligasi ditentukan oleh lembaga pemeringkat obligasi yang independen, yang memberikan layanan informasi terkait risiko obligasi. Saat ini, terdapat lima lembaga pemeringkat obligasi yang diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu PT Fitch Ratings, Moody’s Investor Service, Standard & Poor's (S&P), dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Penelitian ini merujuk pada peringkat obligasi yang diterbitkan oleh PT Pefindo, karena sebagian besar objek yang diteliti menggunakan peringkat yang diterbitkan oleh lembaga tersebut.

 

Tabel 3. Rating Objek Penelitian

Kategori Peringkat

Kemampuan Memenuhi Kewajiban

Nilai Peringkat

idAAA

kapasitas yang besar/superior

9

idAA

kapasitas yang sangat kuat

8

idA

kapasitas yang kuat

7

idBBB

kapasitas yang cukup

6

idBB

kapasitas yang agak lemah

5

idB

kapasitas yang lemah

4

idCCC

kapasitas yang sangat rentan dan sangat tergantung pada kondisi ekonomi

3

idSD

gagal membayar satu atau lebih kewajiban utang

2

idD

perusahaan gagal untuk menyelesaikan kewajiban utang jangka panjang

1

 

Hasil dan Pembahasan

Analisis Deskriptif

 

Tabel 4. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Rating

690

1

9

7.32

1.341

ClosePrice

690

50

9025

1937.01

1815.716

Valid N (listwise)

690

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Berdasarkan tabel 4 diatas, dari jumlah sampel yang dapat diolah dari hasil analisis deskriptif nilai rata-rata variable rating adalah 7,32 dengan nilai minimal 1 dan nilai maksimal 9.

 

Uji Normalitas

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N

690

Normal Parametersa,b

Mean

0.0000000

Std. Deviation

1424.83009780

Most Extreme Differences

Absolute

0.155

Positive

0.155

Negative

-0.112

Test Statistic

0.155

Asymp. Sig. (2-tailed)c

<0.001

Monte Carlo Sig. (2-tailed)d

<0.001

99% Confidence Interval

Lower Bound

0.000

Upper Bound

0.000

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Lilliefors' method based on 10000 Monte Carlo samples with starting seed 1314643744.

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Berdasarkan Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig adalah sebesar <0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.

 

Uji Multikolonieritas

Tabel 6. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

1

Rating

1.000

1.000

a. Dependent Variable: ClosePrice

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel rating memiliki nilai tolerance sebesar 1.000 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

 

 

Uji Autokorelasi

Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea

-307.48881

Cases < Test Value

344

Cases >= Test Value

346

Total Cases

690

Number of Runs

43

Z

-23.087

Asymp. Sig. (2-tailed)

<0.001

a. Median

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Runs-Test adalah Asymp.sig adalah sebesar <.001 lebih besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.

 

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

 

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

12.652

0.497

 

25.462

<.001

 

Rating

0.033

0.067

.019

.497

<.619

a. Dependent Variable: LN RES

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa hasil uji heteroskedastisitas pada nilai Uji Pada variabel yang masuk ke dalam model lebih besar dari α = 0,05 maka berkesimpulan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

 

Uji F

Tabel 9. Hasil Uji F

ANOVAa

Model

 

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

872744385.519

1

872744385.519

429.270

<.001b

Residual

1398767016.429

688

2033091.594

Total

2271511401.948

689

 

a. Dependent Variable: ClosePrice
b. Predictors: (Constant), Rating

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Pada Tabel 9 menunjukkan hasil F sebesar 429,270 dengan tingkat signifikansi sebesar < 0,001. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk menguji data atau dapat dikatakan bahwa rating dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

 

Uji T

Tabel 10. Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

 

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

-4203.444

301.301

 

-13.951

<.001

 

Rating

838.992

40.494

.620

20.719

<.001

a. Dependent Variable: ClosePrice

Sumber: Data sekunder yang diolah (2024)

 

Hasil dari Tabel 10 di atas menunjukkan tingkat signifikansi variabel independen rating sebesar < 0,001 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa nilai variabel cash flow yang memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 menunjukkan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi oleh rating obligasi dengan kata lain menerima hipotesis

 

Kesimpulan

Mengacu pada data yang dilakukan pengujian terhadap 20 sampel perusahaan dengan menggunakan regresi linier berganda, sehingga dapat disimpulkan bahwa rating obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan BUMN dan anak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022.. Keterbatasan dalam penelitian ini untuk data sebelum 2020 sudah tidak bisa diakses di IDX sehingga sample yang didapat semakin kecil. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah membandingkan antara perusahaan BUMN dengan perusahaan lain (Swasta) apakah terdapat perbedaan antara hasil penelitian perusahaan BUMN dengan Swasta mengingat BUMN memiliki kekhasan didanai oleh APBN. Selain itu perlunya membagi dampak rating terhadap masing-masing klaster bisnis misal konstruksi, manufaktur dan perbankan, apakah masing-masing memiliki dampak yang sama atau berbeda.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Agustina, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar. Bautechnik, 34(5).

Arnelia, S., & Hardiyanti, W. (2023). Pengaruh Manajemen Laba, Rasio Keuangan (Leverange Dan Profitabilitas) Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2019–2022. Management Studies and Entrepreneurship Journal (MSEJ), 4(5), 5542–5553.

Brigham, F, E., & Houston. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Selemba Empat.

Devi, S., Budiasih, I., & Badera, I. (2017). Pengaruh pengungkapan enterprise risk management dan pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 14(1), 2.

Febriandi. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Pembiayaan Di Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).

Harisman, H., Muhammad, M., & Nursalam, L. M. (2022). Analisis Peringkat Obligasi Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Pefindo. Mediastima, 28(1), 72–95.

Ilmaniyah, R. (2018). Pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Jurnal Prestasi, 7(1), 11–24.

Kusna, I., & Setijani, E. (2018). Analisis pengaruh kinerja keuangan, growth opportunity dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal dan nilai perusahaan. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 6(1), 93–102.

Kusumawati, R., & Rosady, I. (2018). Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Manajemen Bisnis, 9(2). https://doi.org/10.18196/mb.9259

Oktrima, B. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaa. Jurnal Sekuritas.

Roy, R., & Shijin, S. (2018). Dissecting anomalies and dynamic human capital: The global evidence. Borsa Istanbul Review, 18(1). https://doi.org/10.1016/j.bir.2017.08.005

Saputri, D. P. O. S., & Purbawangsa, I. B. A. (2016). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Dan Jaminan Terhadap Peringkat Obligasi Sektor Jasa Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(6).

Susanti, A., WAFIROTIN, K. Z., & Hartono, A. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2011-2016. ISOQUANT: Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi, 3(1), 11–24.

Wijaya, A., & Ananta, W. P. (2022). IPO, Right Issue dan Penawaran Umum Obligasi. Sinar Grafika.

Yuliem, M. L. (2018). Pengaruh Perencanaan Pajak (Tax Planning) Terhadap Nilai Perusahaan (Firm Value) Pada Perusahaan Sektor Non Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-2015. Calyptra, 7(1), 520–540.

Zuhria, S. F., & Riharjo, I. B. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow, Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 5(11).

 

 

Copyright holder:

M. Ridwan Ma’mun, Khomsiyah (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: