Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 9, September 2024

 

LAGU HIP-HOP ROHANI SAYKOJI SEBAGAI RUANG RELIGIUSITAS PEMUDA KRISTIANI KONTEMPORER DI INDONESIA

 

Abraham Malubaya Bale1, Izak Y. M. Lattu2, Agastya Rama Listya3

Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

 

Abstrak

Penelitian ini meninjau lagu rohani bergenre hip hop yang dibuat oleh Saykoji sebagai religiusitas pemuda Kristen kontemporer di Indonesia, irisan religiusitas dan lagu rohani hip hop saykoji terdapat pada lagu Saykoji, seperti lagu Laskar Kristus. Berangkat dari realitas minat pemuda terhadap lagu-lagu gerejawi yang semakin mundur, maka tulisan ini menelaah minat lagu rohani bergenre musik seperti apa yang diminati oleh pemuda. Pengambilan data dilakukan dengan memakai metode kualitatif serta teknik pengumpulan data melalui observasi, studi pustaka, dan dokumen digital. Hasil penelitian ini mencakup: Pertama, lagu rohani hip hop Saykoji adalah lagu rohani Kristen kontemporer yang tumbuh dan berkembang dikalangan pemuda Kristen Indonesia. Kedua, alasan Saykoji membuat lagu rohani Kristen bergenre hip hop. Penelitian ini kemudian menyimpulkan bahwasannya lagu-lagu rohani Kristen yang dibuat oleh Saykoji bergenre hip hop merupakan sebuah lagu rohani kekinian dan berdampak pada pengembangan iman pemuda Kristen Indonesia.

Kata kunci: Lagu Rohani Kristen, Saykoji, Musik hip hop

 

Abstract

This paper reviews the hip hop genre spiritual songs made by Saykoji as the religiosity of contemporary Christian youth in Indonesia, the intersection of religiosity and Saykoji's hip hop spiritual songs found in Saykoji's songs, such as the song Laskar Christ. Departing from the reality of youth interest in ecclesiastical songs that are increasingly retreating, this paper examines the interest in spiritual songs in what musical genre the youth are interested in. Data were collected using qualitative methods and data collection techniques through observation, literature study, and documents. The results of this study include: First, Saykoji's hip hop spiritual songs are contemporary Christian spiritual songs that grow and develop among Indonesian Christian youth. Second, Saykoji's reasons for making Christian spiritual songs in the hip hop genre. This research then concludes that the Christian spiritual songs made by Saykoji in the hip hop genre are a contemporary spiritual song and have an impact on the development of the faith of Indonesian Christian youth.

Keywords: Christian Spiritual Songs, Saykoji, Hip Hop music

 

Pendahuluan

Musik dalam agama Kristen adalah sebuah bagian yang tidak dapat dipisahkan pada setiap kegiatan ibadah. Bahkan, agama Kristen sendiri seringkali dilabeli sebagai agama yang suka bernyanyi, oleh karena itu tidak berlebihan rasanya jika ada kalimat yang mengatakan “umat Kristen adalah umat yang bernyanyi”. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari adanya elemen menarik dalam setiap peribadatan orang Kristen. Yakni, adanya nyanyian serta instrument nada yang hadir untuk melengkapi tata ibadah atau liturgi ibadah di setiap peribadatan gereja-gereja (Markus & Talizaro, 2024).

Di sisi lain, minat pemuda Kristen terhadap lagu-lagu gerejawi cenderung mengalami kemunduran. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar lagu gerejawi saat ini berbasis pada genre lagu melow dan kurang menantang adrenalin. Lagu tersebut dapat ditandai pada lagu-lagu dua sahabat lama, kidung jemaat dan lain sebagainya. Tak pelak, hal ini kemudian membuat kita lebih sering melihat pemuda Kristen beribadah di gereja-gereja anti-mainstream seperti gereja aliran Kharismatik yang lebih menekankan lagu penyembahannya pada lagu-lagu rohani modern berbasis genre rock dan hip-hop. (Sholla & Abstrak, 2016) Beberapa pemuda Kristen yang berasal dari berbagai gereja atau sinode turut berpartisipasi dalam penelitian ini, salah satunya adalah Chrisnaldy Widianto yang lahir pada 18 Desember 2003. Widianto sendiri berasal dari Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia wilayah Kota Ternate, Maluku Utara. Widianto menuturkan, bahwasannya dirinya lebih merasakan “hadirat Tuhan” dalam lagu-lagu gerejawi bergenre rock dan juga hip hop, hal tersebut dikarenakan Widianto sangat menyukai genre rock dan hip hop. Widianto menuturkan meskipun lagu-lagu gerejawi yang dianut oleh gerejanya seringkali relevan dengan genre kesukaannya, akan tetapi Widianto lebih cenderung mendowload lagu-lagu rohani milik Saykoji untuk didengar sendirian dalam kesehariannya (Wawancara Dengan Chrisnaldy Widianto, 2024).

Sementara itu, salah satu musisi terkenal musik hip-hop di Indonesia yang sering mengeluarkan album rohani Kristen berbasis RAP. Yakni Saykoji, memiliki nama lengkap Ignatius Rosoniaya Penyami atau yang lebih dikenal dengan nama Igor Saykoji. Pada rilisan lagu-lagu hip hop rohani Saykoji, kadang-kadang Penyami tidak sendirian dalam membuat karya tersebut, melainkan sering  berkolaborasi dengan Guntur Simbolon, dan Della MC. Lagu-lagu rohani Kristen bergenre musik hip-hop yang mereka rilis di antaranya adalah lagu, Lingkupiku (Impact Music Indonesia, 2012), Laskar Kristus (Saykoji release, 2008), Tinggal Sertaku (Saykojiigor, 2020), Dalam Kristus (Blessing song, 2022), siarkan di Gunung (Saykojiigor, 2014) dan lain sebagainya. Secara historis, Saykoji adalah sebuah nama panggung rapper  (Hendrawan, 2018) yang berkecimpung dalam dunia hip hop. Nama Saykoji sendiri berangkat dari pengalaman masa lalu Penyami yang cukup introvert (Nisa & Mirawati, 2022) atau pendiam sewaktu masih mengenyam pendidikan di sekolah. Saking “menutup diri” dengan teman-teman sebaya, seorang sahabat dekat Penyami pun sempat bercanda dengan melontarkan kata-kata sindiran, “Setiap kali jam istrahat, kok kamu cuman berdiam diri di kelas yah ? atau jangan-jangan kamu ini psycho ?!”. Setelah mendengar kalimat tersebut, Penyami kemudian mendapatkan sebuah konsep nickname nya (Purnama Putra, 2019) menjadi “Psyco G”, akan tetapi mengingat pelafalan bahasa Inggris yang dirasa kurang cukup, akhirnya Penyami merubah nama dari “Psyco G” menjadi “Saykoji.” (Podcast, 2023)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini hendak melihat lagu-lagu rohani yang dibuat oleh Saykoji bergenre hip hop merupakan medium pengembangan iman pemuda Kristen di Indonesia yang direpresentasikan oleh beberapa perwakilan pemuda dari berbagai gereja. Seperti, Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia (GKPMI) wilayah Kota Ternate Maluku Utara, Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) wilayah Pangkalan Bun Kalimantan Tengah, Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH), dan Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdi) El-Shaddai Sluke, Rembang, Jawa Tengah. Banyak penelitian telah berbicara tentang musik rohani saykoji, akan tetapi jarang yang melihat perbandingan minat genre pemuda Kristen sebagai “koping iman” mereka. Dengan kata lain, musik rohani Saykoji dapat menjadi ruang pengembangan religiusitas di era modern ini.

Penelitian ini memakai metode kualitatif dengan mewawancarai beberapa narasumber yang mewakili beberapa gereja-gereja di Indonesia serta menerapkan pola penelitian yang berangkat dari pengumpulan data, analisa data, merumuskan data, serta pengambilan kesimpulan. Selain itu, ada juga batasan penelitian. Diantara lain, meninjau lagu-lagu rohani Kristen Saykoji sebagai medium pengembangan iman pemuda Kristen Indonesia dan apa motivasi Saykoji membuat lagu-lagu rohani bergenre hip hop. Proses wawancara akan diterapkan secara runtut terhadap beberapa narasumber yang dianggap memiliki informasi sesuai kebutuhan penulis. Selain mewawancarai beberapa narasumber, data juga akan penulis peroleh dari dari berbagai dokumen Youtube serta data pendukung lainnya, seperti tulisan ilmiah jurnal. Data yang berhasil dirangkum, kemudian akan dianalisis. Tulisan ini bersifat sosiologis, oleh karena itu teori utama dalam penelitian ini adalah teori memasukan tindakan dan pikiran ke dalam musik Tia De Nora (Tia de NoRa Music Sociology : Getting the Music into the Action, n.d.). Teori ini kemudian digunakan selaku pisau analisis dari lagu-lagu rohani hip hop Saykoji.

Penelitian ini bertujuan untuk meninjau lagu rohani bergenre hip hop yang dibuat oleh Saykoji sebagai religiusitas pemuda Kristen kontemporer di Indonesia, irisan religiusitas dan lagu rohani hip hop saykoji terdapat pada lagu Saykoji, seperti lagu Laskar Kristus.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian kualitatif dan metode deskriptif untuk menggambarkan tentang peranan musik hip-hop rohani Saykoji dalam pengembangan iman pemuda Kristen Indonesia. Penelitian kualitatif sendiri merupakan jenis penelitian yang temuan datanya tidak diperoleh dari langkah statistik atau dalam bentuk hitungan yang lain. Kualitatif sejatinya berlandaskan pada metode post-positivisme dengan keadaan objek yang alamiah (Sundaro, 2022). Metode penelitian model ini kemudian menempatkan peneliti sebagai alat atau sebuah instrument kecil pada teknik pengambilan data, analisis data, serta menekankan peneliti untuk memunculkan kualitas hasil penelitian pada makna, daripada generalisasi sebuah objek penelitian (Strauss & Corbin, 2003).

Tulisan ini berangkat dari paradigma sosiologis pada wacana musik, pemuda Kristen, serta Saykoji. Untuk mewujudkan informasi dan data yang valid terhadap obyek yang diamati, maka penulis menggunakan data primer dan juga data sekunder. Data primer yang dimaksudkan disini ialah data yang didapatkan secara ekslusif dari para narasumber seperti Ardhitya Nugharatama Tjuana S.Pd yang berasal dari Gereja Masehi Injili di Halmahera, Yefta Christian yang berasal dari Gereja Pentakosta di Indonesia, Yohanes Hasiholan Parhusip yang berasal dari Gereja Huria Kristen Batak Protestan, dan Chrisnaldy Widianto yang berasal dari Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia. Sedangkan data sekunder yang dimaksudkan diambil dari dokumen tertulis seperti jurnal ilmiah, buku dan juga jejak digital.

Disaat pengumpulan data dilakukan, penulis akan mewawancarai secara langsung dan membangun keakraban terlebih dahulu agar memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang diperlukan. Kedua, peneliti akan melakukan wawancara dengan menyisipkan beberapa pertanyaan mendasar yang berkutat pada bagaimana pemahaman mereka terhadap lagu-lagu rohani Kristen Saykoji, serta genre musik apa yang diminati. Ketiga, penulis menampung dokumen fundamental yang berkaitan dengan fokus tulisan. Diantara lain, jurnal ilmiah, buku, dan konten video musik Saykoji di platform media sosial seperti Youtube.

Hasil dan Pembahasan

Biografi Igor Saykoji

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, nama lengkap dari Igor Saykoji adalah Ignatius Rosoniaya Penyami. Pria kelahiran Balikpapan, 8 Juni 1983 tersebut merupakan seorang rapper ternama di Indonesia mulai dari lagu jomblo (Records, 2021), online (saykojigor, 2009), hingga lagu jalan panjang (Igorsaykoji, 2016). Selain menjadi seniman hip- hop, Penyami juga sering bermain film layer lebar, seperti film “5CM” dan lain sebagainya. “Saykoji” sendiri adalah nama panggung dari Penyami, asal-usul nama Saykoji diceritakan dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di platform YouTube. Pada awalnya, Penyami adalah seorang yang cukup introvert, hal tersebut kemudian membuat ia jarang bersosialisasi dengan teman-teman sebaya semasa sekolah.

Tetapi, itu semua berubah ketika Penyami dilabeli dengan kata psycho oleh temannya, Penyami kemudian terinspirasi dari pelabelan tersebut, sehingga ia menamakan dirinya dengan sebutan psycho G. Pada beberapa kali manggung, Penyami merasakan ada yang aneh dengan pelafalan namanya ini, dimana pelafalan seharusnya dibaca pakai ejaan bahasa Inggris, malah sering dibaca dengan pelafalan bahasa Indonesia, hal tersebut kemudian menjadi faktor kenapa Saykoji mengganti nama dari psycho G ke Saykoji (Podcast, 2023). Selain itu, Penyami adalah seorang penganut agama Kristiani, sehingga tidak heran kenapa banyak lagu-lagu rohani bergenre hip- hop miliknya dirilis Lagu-lagu tersebut diantara lain lagu Lingkupiku, Metanoia (Saykojigor, 2018), Tenang, Laskar Kristus dan masih banyak lagi.

 

Musik Hip hop

Hip hop lahir dari penindasan sosial, kasus korupsi, diskriminasi sosial, dan sangat erat kaitannya dengan gerakan perlawanan terhadap penguasa yang semena-mena. Hip hop berawal dari sebuah grup musik yang bernama The Bronx di New York Amerika Serikat. Pada runtutan sejarahnya, yang perdana mengenalkan hip hop datang dari seorang Afro Amerika yakni Grandmaster Flash serta The Furious five. Hip hop kemudian dijadikan sebagai alat “protes” yang berbasis pada pembebasan orang-orang yang tertindas (Polii, 2014).

Pada hakekatnya, hip hop bukan hanya tentang musik, tetapi juga sebuah gerakan kebudayaan yang tumbuh dan dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika latin pada sekitar tahun 1970-an. Pada saat yang tidak jauh berbeda, Hollywood di tahun 1980-an kemudian bergabung dengan Ronald Reagan serta pemerintahannya yang cenderung mengabaikan berbagai persoalan sosial masyarakat berkulit hitam. Desakan suara persoalan orang kulit hitam kemudian muncul pada film yang berjudul Do The Right Thing yang diperankan oleh aktor ternama Spike Lee. Pada film tersebut, diceritakan bagaimana awal mula terbentuknya budaya hip-hop beserta unsur-unsurnya. Pada gerakan perlawananya, hip hop juga merekonstruksi sebuah identitas yang dilihat dalam berbagai bentuk, salah satunya cara berpakaian (Polii, 2014).

 

Sosiologi musik ; Tia De Nora “Memasukan tindakan dan gagasan dalam musik”

Sosiologi musik sejatinya telah berbicara kanon musik, perasaan, dan diskriminasi sosial. Selain itu, sosiologi musik juga telah berbicara isu-isu nilai musik dan juga politik dari pandangan popularitas musik itu sendiri. Sosiologi musik juga telah aktif mengembangkan sudut pandang yang berbicara tentang nilai-nilai “aktif” musik dalam kaitannya dengan tindakan sosial, kognisi, dan emosi (Tia de NoRa Music Sociology : Getting the Music into the Action, n.d.).

DeNoRa menegaskan bahwasannya musik secara sukarela meminjamkan diri mereka sendiri kedalam berbagai bentuk keberadaan serta perbuatan manusia. DeNoRa meminjam konsep Wilis mengenai perlunya mengeksplorasi hubungan antara musik dengan tindakan dari lokasi-lokasi tertentu dan keterjangkauan konteks dan budaya hanya ada apabila mereka(musik) nyata bagi beberapa aktor sosial(manusia). Oleh karena itu sosiologi musik dapat berfokus pada bagaimana keterjangkauan yang diciptakan dengan kata lain bagaimana hubungan antara musik dengan kehidupan sosial atau pengalaman sosial yang dapat memediasi pengalaman sosial setiap aktor sosial (manusia) secara individualis maupun secara kolektif (Tia de NoRa Music Sociology : Getting the Music into the Action, n.d.).

Pada penelitian ini, Tia DeNoRa mengemukakan bahwa siapa saja bisa memasukan emosi dan perasaan dalam sebuah karya lagu, entah konsumen maupun produsen lagu (Tia de NoRa Music Sociology : Getting the Music into the Action, n.d.). Seperti yang terjadi pada alasan fundamental Saykoji membuat lagu rohani, karena ia ingin memasukan gagasan dan tindakan dia sebagai seorang seniman Kristen (UusKamuKita, 2020). Begitu pula sebaliknya para pendengarnya, ketika mendengar lagu rohani versi rap oleh Saykoji, secara tidak langsung mereka sedang mengekspresikan nilai-nilai keagamaan mereka secara ekspresif yang dimasukan ke dalam lagu.

 

Religiusitas

Secara sosiologis, religiusitas memiliki arti : pertama, bersifat keagamaan dan taat beragama. Kedua, religiusitas dapat diartikan sebagai penghayatan keagamaan serta intensitas keyakinan yang diekspresikan dalam menjalankan ritual keagamaan, seperti ibadah, berdoa, serta membaca kitab suci. Serta yang ketiga, adanya relasi yang harmonis antara “umat” dan “Tuhan”. Sedangkan secara epistemologi, religi berasal dari bahasa Latin “religio” yang berangkat dari akar kata “re” dan “ligare”, yang memiliki arti mengikat kembali. Hal ini menandakan bahwasannya religi mengandung beberapa aturan serta kewajiban yang harus dipenuhi agar “religi” ini dapat berfungsi untuk mengikat diri seseorang pada hubungannya dengan sesama manusia, alam dan juga “Tuhan” (Repository, n.d.).

 

Saykoji dan hip hop

Bagi Saykoji, hip hop itu wadah untuk bercerita dan mengungkapkan isi hati melalui rima. Saykoji mencotohkan seorang rapper terkenal di dunia, yakni Eminem pada lagunya “I’m sorry mama” (Music, 2009). Menurut Saykoji, semua pendengar lagu tersebut, bakal mengetahui arah pikiran dan curhatan hati dari Eminem tersebut (UusKamuKita, 2020). Pada saat Saykoji diwawancarai oleh seorang stand up komedi ternama di Indonesia yakni Rizki Firdaus Wicaksana alias Uus, Saykoji kemudian menjelaskan awal mula kecintaan dirinya terhadap musik hip hop. Saykoji pertama kali mendengar lagu-lagu hip hop ketika dirinya masih berada di sekolah dasar SD. Menariknya, pada saat mengenal hip hop, Saykoji malah tidak menyukai genre lagu tersebut. Bukan tanpa alasan Saykoji “kecil” tidak menyukai lagu-lagu hip hop. Alasan pertama ialah, Saykoji tidak mengerti bahasa Inggris. Kedua, Saykoji keheranan akan vokal lagu rap yang dimunculkan, menurutnya para musisi lagu rap terlalu temperamen dan seakan-akan sedang marah-marah melalui lagu rap. Ketiga, menurut Saykoji “kecil”, musik rap memiliki tempo yang cepat serta memiliki musik yang bising di telinha (UusKamuKita, 2020).

Seiring berjalannya waktu, Saykoji yang pada awalnya tidak menyukai musik rap semasa berada di sekolah dasar (SD), kemudian mulai menyukai musik rap ketika ia mulai masuk ke bangku sekolah dasar pertama (SMP) saat mendengar lagu-lagu rap asal Indonesia. pada suatu ketika, Saykoji secara tidak sengaja mendengarkan kompilasi lagu rap yang berjudul “pesta rap”, dan disaat itulah Saykoji baru memahami bahwasannya lagu rap ternyata berisikan para rapper yang sedang bercerita. Dengan kata lain, merefleksikan kehidupan sosial mereka melalui lagu rap (UusKamuKita, 2020).

 

Musik Rohani Kristen

Pujian serta penyembahan pada esensinya merupakan sebuah kegiatan bersamaan yang saling menunjang satu dengan yang lain disaat melaksanakan kegiatan peribadatan. Pada zaman modern saat ini, banyak lagu rohani terbaru ditemukan dengan khiasan genre yang berbeda-beda, serta inovasi yang cukup kreatif untuk memuji Tuhan. Pada umumnya, gereja-gereja telah menerima musik menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dalam berbagai kegiatan peribadatan (Sitompul, 2020). Kendati telah diterima, musik yang dipakai dalam gereja sangat tergantung oleh bentuk dari organisasi gereja tersebut. Atau dengan kata lain, musik yang diterima dalam sebuah gereja tergantung dari denominasi mana gereja tersebut berasal. Selain faktor dedominasi, faktor inklusifitas gereja terhadap perkembangan zaman musik dalam paradigma kebudayaan manusia, juga berpengaruh pada model genre musik yang diterima oleh sebuah gereja (Sitompul, 2020).

Berangkat dari dua faktor penerimaan musik gerejawi di atas, kemudian memunculkan sebuah perdebatan baru tentang musik genre seperti apa yang diterima oleh gereja. Pertanyaan semacam ini telah menjadi sebuah tanda tanya besar sepanjang pergumulan gereja dalam menghadapi kepesatan perkembangan musik (Sitompul, 2020). Pada zaman post-modern, tentunya tidak semua genre musik dapat diterima sebagai musik gerejawi. Jenis-jenis genre musik yang masih belum bisa diterima sebagai musik gerejawi adalah, jenis genre musik yang “keras”. Pada konotasi ini, musik “keras” diidentifikasi pada pukulan beat, suara khas petikan gitar elektrik, dengan suara besi yang nyaring, serta vocal yang berteriak bahkan nyaris menjerit. Selain itu, genre “keras” juga dapat di kategorikan pada genre jazz-rock, rock’n roll, hip hop, heavy metal, dan lain sebagainya (Sitompul, 2020).

 

Saykoji dan Lagu hip hop Rohani

Saykoji terkenal dengan rapper yang sering membuat lagu rohani bergenre musik hip hop, lagu-lagu tersebut diidentifikasi dalam lagu laskar kristus,(Saykoji release, 2008) lingkupiku (Impact Music Indonesia, 2012), metanoia (Saykojigor, 2018), siarkan di gunung (Saykojiigor, 2014), tinggal sertaku (Saykojiigor, 2020), dalam Kristus (Blessing song, 2022), dan lain-lain. Seperti pemahaman Saykoji tentang hip hop, yakni tempat orang bercerita tentang apa yang ia rasakan dan curahkan dalam bentuk lirikal (UusKamuKita, 2020), demikian juga dengan lagu-lagu rohani yang ia buat. Saykoji secara terang-terangan ingin menyampaikan ekspresi imannya kepada Tuhan melalui lagu-lagunya tersebut. Bagi Saykoji, nge-rap itu bukan hanya soal si rapper memuji-muji diri di sebuah lagu, tapi harus berasal dari keresahan dan situasi hati. Oleh karena itu, Saykoji kemudian memilih menyalurkan bakatnya di hip hop bukan hanya merilis lagu-lagu struggle “ala-ala” hip hop, melainkan juga lagu pujian kepada Tuhan, yang biasa dikenal dengan lagu rohani Kristen (UusKamuKita, 2020).

 

Minat genre musik pemuda Kristen Indonesia.

Pada pembahasan kali ini, penulis merangkum hasil wawancara terhadap narasumber dari berbagai gereja atau sinode yang ada di Indonesia. Seperti, Gereja Masehi Injili di Halmahera, Gereja Huria Kristen Batak Protestan, Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia, dan Gereja Pentakosta di Indonesia.  

1)  Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH)

Salah satu pemuda dari gereja GMIH, yakni Ardhitya Nugrahatama Tjuana menuturkan, bahwasannya ia lebih “merasakan” kehadiran Tuhan ketika mendengar lagu-lagu rohani Kristen kontemporer dari berbagai genre, tidak terkecuali genre hip hop. Tjuana melanjutkan, salah satu lagu rohani bergenre hip hop yang dibuat oleh Saykoji, yang berjudul laskar kristus adalah lagu kesukaannya dari dulu hingga sekarang, ucap pemuda kelahiran 8 Desember 1999 tersebut (Wawancara, 2024a).

2)  Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)

Yohanes Hasiholan Parhusip adalah seorang pemuda yang berasal dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Parhusip merupakan seorang mahasiswa fakultas pertanian bisnis semester empat di Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam kehidupan bergereja, Parhusip merupakan jemaat dari gereja HKBP di Pangkalan Bun. Parhusip menjelaskan, ia cenderung lebih menyukai musik gerejawi berupa lagu-lagu dari dua sahabat lama, akan tetapi lagu dua sahabat lama yang telah di kolaborasikan dengan adat budaya setempat. Selain itu, Parhusip tidak menampik juga menyukai lagu-lagu Kristen dalam genre kontemporer seperti jazz, hip hop, dan lain sebagainya. Salah satu lagu rohani kesukaannya ialah lagu milik Saykoji yang berjudul lingkupiku, ujar pria kelahiran Pangkalan Bun, 2 Agustus 2003 ini (Wawancara, 2024c).

3)  Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia

Narasumber berikutnya datang dari Gereja Kalvari Pentakosta Misi di Indonesia. Bernama lengkap Chrisnaldy Widianto, dengan kelahiran 18 Desember 2003 ini menyebutkan bahwasannya ia sangat menyukai lagu-lagu rohani Saykoji bahkan sampai men-download beberapa lagu tersebut untuk dimasukan ke dalam playlist-nya. Widianto menyebutkan, memang sudah pada dasarnya dirinya adalah salah satu penikmat hip hop fanatik, jadi wajar apabila dirinya menyukai lagu bertema apa saja, yang penting dibawakan dalam genre musik hip hop. Saking fanatiknya, Widianto sampai menghafal lirik lagu rohani Saykoji mulai dari laskar kristus, hingga ke lingkupiku (Wawancara Dengan Chrisnaldy Widianto, 2024).

4)  Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdi)

Narasumber terakhir berasal dari Gereja Pantekosta di Indonesia atau yang disingkat menjadi GPdi. Bernama lengkap Yefta Christian, pria kelahiran 17 September 2001 tersebut adalah seorang pemain musik di sebuah gereja. Dengan latar belakangnya tersebut, tentu membuat Christian sangat familiar dengan musik gerejawi. Christian secara eksplisit menyatakan bahwa ia tidak masalah dengan genre lagu rohani apapun, selagi lagu tersebut memuji Tuhan, ia akan selalu menyukainya. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwasannya sebagai anak muda, ia lebih menyukai tantangan atau adrenalin menantang dari sebuah lagu. Lagu-lagu rohani Saykoji yang sangat familiar diingatannya adalah lagu laskar Kristus, Tinggal sertaku, dan ku berbahagia (Wawancara, 2024b).

 

Pemetaan teori “memasukan tindakan dan gagasan pada musik” dalam diskursus lagu rohani Saykoji sebagai religiusitas pemuda Kristen

Pokok utama dalam teori memasukan tindakan dan gagasan ke dalam musik ialah, bagaimana seseorang berhasil menuangkan keresahan, curhatan hati, dan situasi sosial yang kompleks dalam sebuah karya berbentuk lagu. Pada tataran ini, produsen dan konsumen dari sebuah lagu memiliki kesempatan yang sama untuk mengekspresikan situasi yang mereka rasakan, tidak terkecuali dengan lagu-lagu rohani Kristen versi rap oleh Saykoji. Pada wawancaranya, Saykoji dengan eksplisit mendefenisikan bahwasannya rap adalah tempat bercerita yang nantinya bakal diresapi oleh para pendengar. Hal ini kemudian memperkuat alasan Saykoji membuat lagu-lagu rohani Kristen, sebagaimana yang telah dikatakan bahwa ia ingin menularkan semangat kekristenan sebagai umat yang percaya. Selain itu, teori Tia De Nora ini cenderung paralel dengan data dari narasumber yang ada. Yakni, para pendengar berhasil menuangkan ekspresi dan menjadikannya “ruang pertemuan dengan Tuhan”.

 

Kesimpulan

Kemunduran minat pemuda Kristen terhadap lagu-lagu gerejawi, patutlah dibahas secara lebih mendalam oleh mereka yang mempunyai otoritas di bidang musik gerejawi. Di jaman modern ini, segala hal dapat dijadikan sebagai jalur alternatif kreatif untuk sesuatu yang dianggap sudah lazim. Kehadiran lagu-lagu rohani bergenre hip-hop yang dibuat oleh Saykoji, tentunya menjadi penyokong “iman” pada aras anak muda yang identik dengan genre hip hop kontemporer. Musik hip hop di Indonesia sendiri, bisa dikatakan telah memiliki ruang tersendiri di hati masyarakat luas khususnya pada anak muda di saat ini. Oleh karena itu, secara sosiologis, gereja juga harus turut serta memikirkan bagaimana cara memasukan genre-genre lain ke dalam tataran musik gerejawi, untuk menarik minat pemuda Kristen terhadap lagu gerejawi, khususnya genre-genre kesukaan anak muda misalnya hip hop. Di sisi lain, dapat dipahami bahwasannya lagu-lagu rohani milik Saykoji cukup menjadi penting di beberapa kalangan anak muda, sama seperti data yang berhasil dihimpun, menunjukkan ketertarikan pemuda Kristen Indonesia terhadap lagu rohani Saykoji dan cenderung menjadi ruang religiusitas bagi para pendengarnya.

 

BIBLIOGRAFI

 

Blessing song. (2022). Dalam Kristus (Jesus Rock Live) Saykoji and Friend - Lagu Rohani. YouTube.

Hendrawan, M. R. (2018). Analisis Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu RAP Pada Era 2000 Awal. 1–26.

Igorsaykoji. (2016). Saykoji - Jalan Panjang Ft. Guntur Simbolon. YouTube.

Impact Music Indonesia. (2012). Saykoji - Lingkupiku (Lagu rohani). YouTube.

Markus, T., & Tafonao, T. (2024). Tinjauan teologis terhadap musik gereja modern dan implikasinya bagi pelayanan di gereja. 1(3), 22–31.

Music, E. (2009). Eminem - Cleanin’ Out My Closet (Official Music Video). YouTube.

Nisa, K., & Mirawati, M. (2022). Kepribadian Introvert Pada Remaja. Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(2), 606–613.

Podcast, B. (2023). Saykoji Awalnya introvert, Tapi Sukses Jadi Rapper !! YouTube.

Polii, H. I. P. (2014). Representasi Makna dan Identitas Melalui Cara Berpakaian Hip-Hop Anak-Anak Muda Suku Ambon di UKSW. Program Studi Komunikasi FISKOM-UKSW.

Purnama, P.  S. (2019). Aktualisasi simbol-simbol perlawanan dalam pertunjukan musik hip-hop Trahgali Soulja di Surakarta. ISI Surakarta.

Records, G. (2021). Saykoji - Jomblo (Official Music Video). YouTube.

Repository, I. of U. S. T. (n.d.). Religiusitas. 11–32.

Saykoji release. (2008). Saykoji-Laskar Kristus. YouTube.

saykojigor. (2009). Saykoji - Online (Official Music Video) TV VERSION. YouTube.

Saykojigor. (2018). Metanoia - Lyric Video. YouTube.

Saykojiigor. (2014). Guntur & Saykoji - Siarkan di Gunung. YouTube.

Saykojiigor. (2020). Saykoji - Tinggal Sertaku. YouTube.

Sholla, C., & Abstrak. (2016). Mengelola Musik Dalam Gereja. 1–23.

Sitompul, P. H. S. (2020). Musik Dalam Dinamika Pujian Penyembahan. PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan, 10(2), 176–199.

Strauss, A., & Corbin, J. (2003). Penelitian kualitatif. In Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sundaro, H. (2022). Positivisme Dan Post Positivisme: Refleksi Atas Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Perencanaan Kota Dalam Tinjauan Filsafat Ilmu Dan Metodologi Penelitian. Modul, 22(1), 21–30.

Tia de NoRa Music sociology : Getting the music into the action. (n.d.).

UusKamuKita. (2020). EPS 10. Baru Kenal - Igor Saykoji. YouTube.

Wawancara. (2024a). Ardhitya Nugrahatama Tjuana.

Wawancara. (2024b). Yefta Christian.

Wawancara. (2024c). Yohanes Hasiholan Parhusip.

Wawancara dengan Chrisnaldy Widianto. (2024).

 

 

Copyright holder:

Abraham Malubaya Bale, Izak Y. M. Lattu, Agastya Rama Listya (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: