Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 9, September 2024
PROFIL PASIEN BALITA COVID-19
DI RS BETHESDA TAHUN 2021
Ketut Wiswa
Wikrama1, Fx Wikan Indarto2, Yustina Nuke Ardiyan3, Johana
Puspasari Dwi Pratiwi4
Universitas
Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia1,2,3,4
Email: [email protected]1
Abstrak
Penelitian
bertujuan untuk mengetahui profil pasien balita COVID-19 pada tahun 2021. Menggunakan
desain deskriptif observasional dan rancangan cross-sectional. Data sekunder berupa rekam medis didapat dengan teknik
total sampling sehingga mencapai n=100 pada rentang waktu 1 januari
2021-31 juli 2022. Data selanjutnya dianalisis univariat kemudian disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi/ persentase. Hasil menunjukan dari 100 rekam
medis didapatkan 53 pasien laki-laki dan 47 perempuan pada mayoritas usia >4
tahun-5 tahun. Enam puluh lima dari total sampel adalah pasien rawat jalan dan
35 rawat inap. Metode diagnostik yang digunakan adalah swab RT-PCR COVID-19. Gejala
yang paling sering ditemukan berupa demam (77) disertai dengan keterlibatan
sistem gastrointestinal yaitu muntah (21). Tanda pemeriksaan fisik terbanyak
adalah peningkatan suhu tubuh (71) dengan tingkat keparahan paling banyak
adalah gejala ringan (54) kasus. Pemeriksaan penunjang medis lainnya hanya
dilakukan pada pasien dengan tingkat keparahan sedang-kritis yang menjalani
rawat inap mencapai 35% dari total subjek penelitian, hasil pemeriksaan darah
lengkap sebagian besar normal dan pemeriksaan rontgen pada (24) pasien mengarah
ke pneumonia bilateral. Riwayat pengobatan antivirus hanya diberikan pada
gejala ringan-kritis yang menjalani rawat inap dan obat yang paling banyak
adalah vitamin C dan zink pada (74) pasien dengan luaran klinis hanya dinilai
pada pasien rawat inap sebanyak (34) pasien memiliki luaran klinis membaik dan
(1) pasien meninggal karena mengalami syok septik dan hipoglikemia berat. Gejala
paling banyak adalah demam dan terkait organ lain yaitu gastrointestinal adalah
muntah. Tingkat keparahan klinis yang paling banyak adalah gejala ringan. Hasil
pemeriksaan fisik paling banyak adalah peningkatan suhu tubuh.
Kata Kunci: Balita,
COVID-19, Tanda dan gejala
The study aims to determine the profile of COVID-19
toddler patients in 2021. Using descriptive observational design and
cross-sectional design. Secondary data in the form of medical records were
obtained using the total sampling technique so as to reach n = 100 in the time
span January 1, 2021-31 July 2022. The data were then analyzed univariately and
then presented in a frequency / percentage distribution table. The results
showed that out of 100 medical records, 53 male and 47 female patients were obtained
in the majority of ages >4 years-5 years. Sixty-five of the total sample
were outpatients and 35 were inpatients. The diagnostic method used was
COVID-19 RT-PCR swab. The most common symptom was fever (77) accompanied by
gastrointestinal system involvement, namely vomiting (21). The most common
physical examination sign was an increase in body temperature (71) with the
most severity being mild symptoms (54) cases. Other supporting medical
examinations were only performed in patients with moderate-critical severity
who underwent hospitalization, accounting for 35% of the total study subjects,
the results of complete blood tests were mostly normal and x-rays in (24)
patients pointed to bilateral pneumonia. Antiviral treatment history was only
given to mild-critical symptoms who underwent hospitalization and the most
common drugs were vitamin C and zinc in (74) patients with clinical outcomes
only assessed in hospitalized patients as (34) patients had improved clinical
outcomes and (1) patient died due to septic shock and severe hypoglycemia. The
most common symptom was fever and the most common gastrointestinal-related
symptom was vomiting. Clinical severity was mostly mild. The most common
physical examination result was elevated body temperature.
Keywords: Toddler, COVID-19, Sign and symptomps
Pada
tanggal 31 Desember 2019, di Tiongkok dilaporkan kasus pneumonia yang misterius
yang penyebabnya belum dapat diidentifikasi. Dalam beberapa hari kasus tersebut
terus bertambah hingga berjumlah jutaan kasus. Hasil data epidemiologi
ditemukan bahwa pasien yang terinfeksi memiliki riwayat kontak dengan satu
pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok.
Kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut dari isolate pasien terinfeksi hingga
ditemukannya adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, yang
kemudian diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). Kemudian pada tanggal
11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) memberi nama virus
tersebut dengan nama Coronavirus Disease (COVID-19). Virus ini merupakan
pathogen penyebab utama penyakit pernafasan. Transmisi virus ini terkonfirmasi
dapat ditularkan dari manusia ke manusia pada tanggal 11 Maret 2020 yang dinyatakan
oleh WHO menjadi pandemi
Penelitian terkait dengan gambaran tingkat keparahan
gejala pada pasien balita COVID-19 di Indonesia masih minim dilakukan. Tidak
menutup kemungkinan bahwa gejala pada pasien balita COVID-19 di Indonesia
berbeda dengan gejala pasien balita di negara lain yang sudah banyak dilakukan
penelitian. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan tersebut, penelitian bertujuan
untuk mengetahui profil pasien balita infeksi COVID-19 di Rumah Sakit Bethesda
tahun 2021.
Metode
Penelitian
Pada penelitian ini digunakan desain deskriptif dan dengan rancangan
penelitian cross-sectional yang menggunakan data sekunder rekam
medis untuk menilai profil pasien balita yang mengalami infeksi COVID-19 yaitu
terkait gambaran gejala pada sistem respirasi dan keterlibatan organ lain,
tingkat keparahan, gambaran hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
riwayat pengobatan dan luaran klinis pasien di Rumah Sakit Bethesda terhitung
dari bulan Januari 2021 hingga Juli 2022.
Setelah mendapatkan data sekunder, akan dilakukan
verifikasi data, pengeditan dan tabulasi data. Data kemudian diolah menggunakan
aplikasi SPSS for Macbook. Hasil data berupa data demografik
(jenis kelamin) akan diolah secara deskriptif. Hasil data yang memilki skala
nominal seperti gambaran gejala, hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, riwayat pengobatan, dan luaran
klinis, keterlibatan organ lain dan hasil yang memiliki skala ordinal (tingkat
keparahan) akan dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil analisis
statistik kemudian akan disajikan akan dalam bentuk tabel distribusi frekuensia
atau persentase.
Hasil
dan Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan 100 data rekam medis
pasien COVID-19 yang rawat jalan maupun rawat inap. Semua data rekam medis
pasien diambil berdasarkan riwayat ketika pasien datang untuk melakukan
pemeriksaan di RS Bethesda dan terdiagnosis COVID-19 namun untuk data luaran
klinis diambil dari resume pulang pasien rawat inap. Dari 100 data rekam medis
didapatkan paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 53 (53%) pasien,
berdasarkan rentang usia paling banyak adalah usia >4 tahun- 5 tahun yaitu
sebanyak 26 (26%) pasien. Pada penelitian ini juga menemukan untuk alat diagnosis
yang paling banyak digunakan untuk mendiagnosis COVID-19 adalah Antigen
COVID-19 yaitu sebanyak 53 (53%) pasien, serta status administrasi pasien yang
paling banyak adalah rawat jalan yaitu sebanyak 65 (65%) pasien. Hasil dari
karakteristik pasien ini dapat di lihat di tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik pasien balita COVID-19 di RS
Bethesda tahun 2021
Karakteristik pasien |
Total
(n) |
Presentase |
Jenis kelamin |
|
|
Laki-laki Perempuan |
53 47 |
53% 47% |
Usia 3 bulan -1 tahun >1 tahun – 2
tahun >2 tahun – 3
tahun >3 tahun – 4
tahun >4 tahun – 5
tahun |
14 21 16 23 26 |
14% 21% 16% 23% 26% |
Diagnostik |
|
|
Antigen COVID-19 RT-PCR |
53 47 |
53% 47% |
Status administrasi |
|
|
Rawat inap Rawat jalan |
35 65 |
35% 65% |
Pada tabel 2 menunjukkan profil gambaran klinis pasien
COVID-19 dimana, gejala yang paling sering muncul adalah demam sebanyak 77
(77%) pasien kemudian gejala yang terkait organ lain paling banyak adalah
melibatkan sistem gastrointestinal yaitu muntah yaitu sebanyak 21 (21%) pasien.
Tabel 2. Gambaran
gejala pada pasien balita COVID-19 di RS Bethesda
Profil gambaran klinis |
Frekuensi
(n) |
Presentase |
Gambaran gejala |
|
|
Demam Sakit kepala Batuk Pilek Sakit
tenggorokan Anosmia Fatigue |
77 10 50 43 8 8 6 |
77% 10% 50% 43% 8% 8% 6% |
Keterlibatan organ lain |
|
|
Gastrointestinal
Mual Muntah Diare Saraf pusat Kejang Paru-paru Sesak nafas Nafas cepat |
14 21 11 10 15 11 |
14% 21% 11% 10% 15% 11% |
Pada tabel 3 menunjukkan tingkat keparahan gejala
pasien berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia) pada keseluruhan data rekam medis pasien yang diambil untuk
penelitian ini yang paling sering muncul adalah gejala ringan sebanyak 54 (54%)
pasien, sedangkan yang paling jarang ditemukan adalah gejala kritis yaitu pada
6 (6%) pasien saja.
Tabel 3. Gambaran tingkat keparahan pada pasien balita
COVID-19 di RS Bethesda
Tingkat keparahan |
Frekuensi (n) |
presentase |
Tanpa gejala Ringan Sedang Berat Kritis |
11 54 21 8 6 |
11% 54% 21% 8% 6% |
Berdasarkan tabel 4 hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan bahwa kelainan yang paling banyak ditemukan adalah peningkatan suhu
tubuh 71 (71%) pasien. Namun sebagian besar untuk hasil pemeriksaan fisik
adalah normal.
Tabel 4. Gambaran hasil pemeriksaan fisik pada pasien
balita COVID-19 di RS Bethesda
Pemeriksaan fisik |
Frekuensi (n) |
presentase |
Keadaan umum Normal Lemah Frekuensi
pernafasan Meningkat Normal Suhu tubuh Meningkat Normal Retraksi dada Ada Tidak ada Nasal flaring Ada Tidak ada Suara tambahan
pada paru Ronkhi Wheezing Ronkhi dan
weezing Normal |
89 11 20 80 71 29 15 85 5 95 7 1 4 88 |
89% 11% 20% 80% 71% 29% 15% 85% 5% 95% 7% 1% 4% 88% |
Berdasarkan tabel 5 gambaran pemeriksaan pemeriksaan
penunjang, menunjukkan bahwa pada hasil pemeriksaan penunjang pasien balita
COVID-19 di RS Bethesda umumnya menggunakan pemeriksaan darah lengkap dan
pemeriksaan rontgen pada pasien dengan tingkat keparahan sedang-kritis yang
menjalani rawat inap yaitu mencapai 35 pasien (35%) dari total subjek
penelitian. Dari hasil pemeriksaan darah lengkap sebagian besar menunjukkan
hasil yang normal namun yang paling banyak terlihat mengalami kelainan adalah
peningkatan neutrofil yaitu sebanyak 9 (25,7%) pasien dan penurunan neutrofil
yaitu sebanyak 9 (25,7%) pasien juga. Untuk pemeriksaan radiologi paling banyak
pasien mengarah ke pneumonia bilateral yaitu sebanyak 24 (68,7%) pasien.
Tabel 5. Gambaran hasil pemeriksaan penunjang pada
pasien balita COVID-19 di RS Bethesda
Pemeriksaan penunjang |
Frekuensi
(n) |
presentase |
Pemeriksaan
darah lengkap Leukosit Meningkat Normal Menurun Trombosit Meningkat Normal Menurun Hemoglobin Meningkat Normal Menurun Limfosit Meningkat Normal Menurun Neutrofil Meningkat Normal Menurun Pemeriksaan
rontgen Pneumonia bilateral Bronkopneumonia Bronkitis Normal |
7 23 5 3 29 3 1 27 7 6 21 8 9 17 9 24 4 3 4 |
20% 65,7% 14,3% 8,6% 82,9% 8,6% 2,9% 77,1% 20% 17,1% 60% 22,9% 25,7% 48,6% 25,7% 68,57% 11,43% 8,57% 11,43% |
Berdasarkan tabel 6 Riwayat pengobatan yang diberikan
pada pasien balita COVID-19 yaitu sebanyak 73 (73%) pasien balita mendapat
terapi antipiretik (parasetamol) yang diberikan kepada seluruh tingkat
keparahan, 42 (42%) pasien mendapat terapi antivirus (remdesivir, fapiravir
atau oseltamivir) pada tingkat keparahan ringan sampai kritis, sebanyak 18
(18%) pasien mendapat terapi berupa antibiotik (ceftiaxone, azitromisin, atau
cefixime) pada tingkat keparahan sedang sampai kritis dan sebanyak 74 (74%)
pasien balita mendapat terapi vitamin (vitamin C atau Zink) pada semua tingkat
keparahan ketika terdiagnosis terinfeksi COVID-19.
Tabel 6. Gambaran riwayat pengobatan pada pasien
balita COVID-19 di RS Bethesda
Riwayat pengobatan |
Frekuensi (n) |
presentase |
Antipiretik Antivirus Antibiotik Vitamin |
73 42 18 74 |
73% 42% 18% 74% |
Pada penelitian ini hanya melihat luaran klinis dari
35 pasien karena hanya dinilai pada pasien dengan riwayat rawat inap, hal ini
karena luaran klinis pasien tercantum pada rekam medis resume pulang pasien
namun tidak pada pasien rawat jalan, karena luaran klinis pasien tidak tercantum
pada rekam medis. Berdasarkan tabel 7 didapati sebanyak 35 pasien rawat inap,
diantaranya 34 (97,14%) pasien memiliki luaran klinis membaik, sedangkan 1
(2,86%) pasien memiliki luaran klinis yang tidak membaik (meninggal) akibat distress
pernapasan, hipoglikemia berat dan syok septik.
Tabel 7. Gambaran luaran klinis pasca pengobatan pada
pasien balita COVID-19 rawat inap di RS Bethesda
Luaran klinis
(Pasien rawat inap) |
Frekuensi (n) |
presentase |
Membaik Tidak membaik |
34 1 |
97,14% 2,86% |
Pembahasan
Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa pasien COVID-19 balita dengan jenis kelamin
laki-laki yaitu 53 (53%) lebih banyak dibandingkan dengan yang berjenis kelamin
perempuan yaitu hanya berjumlah 47 (47%) dari total pasien yaitu 100 data rekam
medis pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Semarang dimana
pada penelitiannya dari 41 kasus pada anak-anak yang terkonfirmasi COVID-19
anak berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu
sebanyak 22 (53,7%) merupakan anak laki-laki sedangkan 19 (46,3) kasus
merupakan anak perempuan
Kelompok usia terbanyak yang menderita COVID-19 adalah
>4
tahun – 5 tahun yang berjumlah 26 (26%) kemudian disusul oleh kelompok usia >3 tahun – 4 tahun sebanyak
23 (23%) pasien. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di China dimana
pada penelitiannya melakukan pengamatan karakteristik menggunakan 74 data rekam
medis anak-anak didapatkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah pada
rentang >3
tahun – 10 tahun yaitu sebanyak 31 kasus
Alat diagnostik yang
digunakan paling banyak untuk menegakkan diagnosis COVID-19 adalah antigen-COVID-19
yaitu sebanyak 53 (53%) kasus dibandingkan dengan RT-PCR yaitu 47 (47%). Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan di
China dimana dari 74 data rekam medis
pasien yang digunakan secara keseluruhan adalah yang telah terkonfirmasi
positif oleh hasil pemeriksaan real-time reverse transcription polymerase
chain reaction (RT-PCR) dari SARS-CoV-2 yang menjadi gold standart untuk
mendiagnosis COVID-19
Pada
penelitian ini didapatkan pula bahwa status administrasi pasien COVID-19 balita
di RS Bethesda dengan rentang waktu 1 januari 2021 hingga 31 juli 2022 adalah
sebanyak 65 (65%) kasus merupakan rawat jalan sedangkan 35 (35%) kasus lainnya
harus di dilakukan rawat inap. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
di dr. R.
Soedarsono Regional General Hospital, Pasuruan, East Java, Indonesia
dimana dari 78 pasien anak-anak COVID-19 sebanyak 42 (54%) pasien harus dirawat
inap
Gejala yang paling sering
muncul pada pasien balita COVID-19 pada penelitian ini adalah
demam yaitu sebanyak 77 (77%) pasien kemudian disusul oleh batuk yaitu sebanyak
50 (50%) kasus.
Hal ini sejalan dengan sebuah penelitian yang
dilakukan di Polandia yang melibatkan 1.110 pasien anak-anak COVID-19
didapatkan bahwa gejala yang paling sering muncul adalah demam yaitu sebanyak
508 (46%) kasus kemudian dilanjutkan oleh batuk yaitu sebanyak 363 (33%) kasus
Tingkat keparahan yang
paling sering muncul pada kasus infeksi COVID-19 pada balita pada penelitian ini adalah
gejala ringan yaitu sebanyak 54 (54%) kasus. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di
Instanbul Turkey dimana penelitiannya
menggunakan rekam medis elektronik sebanyak 190 kasus COVID-19 anak-anak,
didapatkan hasil tingkat keparahan yang paling banyak adalah gejala ringan
sebanyak 139 (73,2%) pasien
Pada
penelitian ini tidak menemukan secara spesifik hasil pemeriksaan fisik yang
menunjukkan adanya infeksi COVID-19 pada balita karena pada dasarnya hasil dari
pemeriksaan fisik itu sendiri mengikuti dari gejala yang dikeluhkan oleh pasien
itu sendiri. Seperti contoh hasil pemeriksaan fisik yang paling banyak adalah
peningkatan suhu tubuh sebanyak 71 (71%) kasus yang dimana hal tersebut sejalan
dengan keluhan demam pasien sewaktu datang ke RS Bethesda untuk melakukan
pemeriksaan.
Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di
dr. R. Soedarsono Regional General Hospital, Pasuruan, East Java, Indonesia
dari 78 responden anak-anak yang
diamati didapatkan hasil pemeriksaan fisik yaitu sebanyak 69 (88%) pasien
terjadi peningkatan suhu tubuh
Dari
semua data rekam medis yang digunakan, pada penelitian ini tidak semua pasien
dilakukan pemeriksaan penunjang, terdapat 35 pasien yang dilakukan pemeriksaan
penunjang dimana keseluruhan dilakukan pada pasien yang dirawat inap. Pada pemeriksaan radiologi berdasarkan riwayat rekam
medis pasien balita COVID-19 di RS Bethesda hanya menggunakan pemeriksaan
rontgen saja sedangkan untuk pemeriksaan CT-scan tidak dilakukan sehingga
peneliti tidak mencantumkan hasil pemeriksaan CT-scan pada pasien balita COVID-19.
Pada penelitian ini menemukan
sebagian besar hasil pemeriksaan darah lengkap adalah normal namun kelainan
yang paling umum nampak dari hasil penelitian ini adalah penurunan hemoglobin,
leukositosis, limfositosis, limfopenia, neutrofilia dan neutopenia. Berbeda
pada pemeriksaan rontgen, dimana sebagian besar pasien berdasarkan hasil
pemeriksaan rontgen ditemukan mengarah ke pneumonia bilateral meskipun
tidak spesifik menurut intepretasi ahli radiologi RS Bethesda. Hal serupa juga ditemukan
pada penelitian yang dilakukan di dr.
R. Soedarsono Regional General Hospital, Pasuruan, East Java, Indonesia
dimana dari 78 pasien COVID-19 pada
anak ditemukan bahwa sebagian besar memiliki hasil yang normal, namun sekitar
45 (58%) didapatkan hasil leukositosis dan pada pemeriksaan rontgen didapatkan
hasil yaitu 20 (26%) pasien didiagnosis pneumonia
Pada penelitian ini menemukan bahwa pada pemeriksaan
rontgen banyak dilaporkan mengarah ke pneumonia. Manifestasi yang paling umum
ditemukan pada kasus infeksi COVID-19 pada foto rontgen adalah pneumonia yaitu
gambaran kekeruhan retikuler dan konsolidasi paru yang biasanya multilobar dan
bilateral, biasanya melibatkan lobus bawah. Pada kasus infeksi COVID-19 jarang
ditemukan gambaran efusi pleura, namun apabila terdapat gambaran tersebut
biasanya telah memasuki stadium akhir penyakit atau krits
Riwayat terapi yang paling banyak pada pasien
COVID-19 balita adalah 73
(73%) pasien balita mendapat terapi antipiretik (parasetamol) yang diberikan
kepada seluruh tingkat keparahan, 42 (42%) pasien mendapat terapi antivirus
(remdesivir, fapiravir atau oseltamivir) pada tingkat keparahan ringan sampai
kritis, sebanyak 18 (18%) pasien mendapat terapi berupa antibiotik (ceftiaxone,
azitromisin, atau cefixime) pada tingkat keparahan sedang sampai kritis dan
sebanyak 74 (74%) pasien balita mendapat terapi vitamin (vitamin C atau Zink)
pada semua tingkat keparahan ketika terdiagnosis terinfeksi COVID-19. Penelitian
di Polandia yang melibatkan 1.110 pasien anak-anak COVID-19 juga menunjukkan riwayat terapi
yang paling banyak diberikan adalah antipiretik sebanyak 347 (27%) kasus,
diikuti dengan Antibiotik 252 (20%) kasus dan antivirus 203 (16%) pasien
Pada
penelitian ini
melihat luaran klinis dari pasien rawat inap yang berjumlah
sebanyak 35 sampel. Hampir keseluruhan pasien
yang dirawat inap memiliki luaran klinis membaik, namun terdapat 1 pasien yang
meninggal selama perawatan
yaitu akibat distress pernapasan, hipoglikemia berat dan syok septik.
Hal ini serupa dengan penelitian di
dr. R. Soedarsono Regional General Hospital, Pasuruan, East Java, Indonesia
dari 78 pasien anak-anak
terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 77 pasien memiliki luaran klinis yang membaik
sedangkan 1 pasien meninggal selama perawatan
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik adalah (1) Gejala yang paling
banyak adalah demam serta yang melibatkan organ lain yaitu sistem
gastrointestinal adalah muntah. (2) Tingkat keparahan yang paling banyak adalah
gejala ringan. (3) Hasil pemeriksaan fisik paling banyak ditemukan adalah
peningkatan suhu tubuh. (4) Hasil pemeriksaan penunjang darah lengkap sebagian
besar normal serta pemeriksaan rontgen paling banyak menunjukkan hasil yang
mengarah ke pneumonia bilateral. (5) Riwayat terapi yang paling banyak adalah
vitamin C dan Zink. (6) Luaran klinis pada pasien rawat inap sebagian besar
membaik dengan kasus 1 kematian karena syok septik dan hipoglikemia berat
BIBLIOGRAFI
Asadi-Pooya, A. A., Nemati, H., Shahisavandi,
M., Akbari, A., Emami, A., Lotfi, M., Rostamihosseinkhani, M., Barzegar, Z.,
Kabiri, M., Zeraatpisheh, Z., Farjoud-Kouhanjani, M., Jafari, A., Sasannia,
F., Ashrafi, S., Nazeri, M., & Nasiri, S. (2021). Long COVID in children
and adolescents. World Journal of Pediatrics, 17(5), 495–499.
https://doi.org/10.1007/s12519-021-00457-6
Brodin, P. (2020). Why is COVID-19
so mild in children? Acta Paediatrica, International Journal of Paediatrics,
109(6), 1082–1083. https://doi.org/10.1111/apa.15271
Capecce, F., Bokser, V., Guedes,
V., Paz, V., Montoto Piazza, L., Wenk, G., Guglielmo, M. C., Aprea, V., &
Yazde Puleio, M. L. (2022). Comparación del test de antígeno y la reacción en
cadena de polimerasa para SARS-CoV-2 en niños menores de 12 años. Archivos
Argentinos de Pediatria, 120(5), 336–339.
https://doi.org/10.5546/aap.2022.eng.336
Choi, S. H., Kim, H. W., Kang, J.
M., Kim, D. H., & Cho, E. Y. (2020). Epidemiology and clinical features of
coronavirus disease 2019 in children. In Clinical and Experimental
Pediatrics (Vol. 63, Issue 4, pp. 125–132).
https://doi.org/10.3345/cep.2020.00535
Churruca, M., Martínez-Besteiro,
E., Couñago, F., & Landete, P. (2021). COVID-19 pneumonia: A review of
typical radiological characteristics. World Journal of Radiology, 13(10),
327–343. https://doi.org/10.4329/wjr.v13.i10.327
de Souza, T. H., Nadal, J. A.,
Nogueira, R. J. N., Pereira, R. M., & Brandão, M. B. (2020). Clinical
manifestations of children with COVID-19: A systematic review. In Pediatric
Pulmonology (Vol. 55, Issue 8, pp. 1892–1899). John Wiley and Sons Inc.
https://doi.org/10.1002/ppul.24885
Dong, Y., Dong, Y., Mo, X., Hu, Y.,
Qi, X., Jiang, F., Jiang, Z., Jiang, Z., Tong, S., Tong, S., & Tong, S.
(2020). Epidemiology of COVID-19 among children in China. In Pediatrics
(Vol. 145, Issue 6). American Academy of Pediatrics.
https://doi.org/10.1542/peds.2020-0702
Hsieh, P. P., Kristian, H.,
Permana, A. J. M., Wongsodiharjo, M., Nugraheni, P. A., Charisti, P., &
Diarsvitri, W. (2022). The clinical pictures of COVID-19 pediatric patients in
dr. R. Soedarsono Regional General Hospital, Pasuruan, East Java, Indonesia. Bali
Medical Journal, 11(1), 460–465.
https://doi.org/10.15562/bmj.v11i1.3046
IDAI. (2020). Ikatan Dokter Anak
Indonesia Edisi 3 Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak.
Kamel, A. M., Monem, M. S. A.,
Sharaf, N. A., Magdy, N., & Farid, S. F. (2022). Efficacy and safety of
azithromycin in Covid-19 patients: A systematic review and meta-analysis of
randomized clinical trials. In Reviews in Medical Virology (Vol. 32,
Issue 1). John Wiley and Sons Ltd. https://doi.org/10.1002/rmv.2258
Kariadi, Anam, M. S., Sahyuni, R.,
Magdalena, M., Endang, D., & Hapsari, H. (2020). Profil Klinis ,
Laboratorium , Radiologis dan. 7, 130–136.
Kementerian/ Lembaga RI. (2021). Peta
Sebaran COVID-19. Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Landini, N., Colzani, G., Ciet, P.,
Tessarin, G., Dorigo, A., Bertana, L., Felice, C., Scaldaferri, L., Orlandi,
M., Nardi, C., Romagnoli, M., Saba, L., Rigoli, R., & Morana, G. (2022).
Chest radiography findings of COVID-19 pneumonia: a specific pattern for a
confident differential diagnosis. Acta Radiologica, 63(12),
1619–1626. https://doi.org/10.1177/02841851211055163
Mania, A., Pokorska-Śpiewak, M.,
Figlerowicz, M., Pawłowska, M., Mazur-Melewska, K., Faltin, K., Talarek, E.,
Zawadka, K., Dobrzeniecka, A., Ciechanowski, P., Łasecka-Zadrożna, J.,
Rudnicki, J., Hasiec, B., Stani, M., Frańczak-Chmura, P., Zaleska, I., Szenborn,
L., Horecka, P., Sulik, A., … Marczyńska, M. (2022). Pneumonia,
gastrointestinal symptoms, comorbidities, and coinfections as factors related
to a lengthier hospital stay in children with COVID-19—analysis of a
paediatric part of Polish register SARSTer. Infectious Diseases, 54(3),
196–204. https://doi.org/10.1080/23744235.2021.1995628
Patel, J. M. (2022). Multisystem
Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C). In Current Allergy and Asthma
Reports (Vol. 22, Issue 5, pp. 53–60). Springer.
https://doi.org/10.1007/s11882-022-01031-4
PDPI, P. D. P. I., (PERKI), P. D.
S. K. I., Indonesia, (PAPDI), P. D. S. P. D., (PERDATIN), P. D. A. dan T. I.
I., & (IDAI), I. D. A. I. (2022). Pedoman tatalaksana COVID-19 edisi 4. In
Pedoman tatalaksana COVID-19 edisi 4.
Peckham, H., de Gruijter, N. M.,
Raine, C., Radziszewska, A., Ciurtin, C., Wedderburn, L. R., Rosser, E. C.,
Webb, K., & Deakin, C. T. (2020). Male sex identified by global COVID-19
meta-analysis as a risk factor for death and ITU admission. Nature
Communications, 11(1). https://doi.org/10.1038/s41467-020-19741-6
Sahin, A. (2021). Pediatric
Patients with COVID-19: A Retrospective Single-Center Experience. SiSli
Etfal Hastanesi Tip Bulteni / The Medical Bulletin of Sisli Hospital.
https://doi.org/10.14744/semb.2021.85595
Tiruneh, F. T. (2020). Clinical
profile of covid-19 in children, review of existing literatures. Pediatric
Health, Medicine and Therapeutics, 11, 385–392.
Wu, Q., Xing, Y., Shi, L., Li, W.,
Gao, Y., Pan, S., Wang, Y., Wang, W., & Xing, Q. (2020). Coinfection and
other clinical characteristics of COVID-19 in children. Pediatrics, 146(1).
https://doi.org/10.1542/peds.2020-0961
Copyright
holder: Ketut Wiswa Wikrama, Fx
Wikan Indarto, Yustina Nuke Ardiyan, Johana Puspasari Dwi Pratiwi (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |