Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 8, Agustus 2024

 

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN SISTEM REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SUMBA BARAT

 

Raymond L. K. Dena1, Laurensius P. Sayrani2, Aminudin Zuhairi3

Universitas Terbuka, Indonesia1,2,3

Email: [email protected]1

 

Abstrak

Bappeda Kabupaten Sumba Barat telah berupaya menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas, juga menerapkan faktor penting budaya organisasi yakni kearifan lokal dan kebijakan penguasa serta penerapan reward and punishment. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan system reward and punishment secara bersama – sama terhadap motivasi kerja pegawai Bappeda kabupaten Sumba Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bappeda kabupaten Sumba Barat dengan populasi  38 responden. Sampel yang digunakan sebanyak 38 responden. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel jenuh. Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemimpinan, budaya organisasi, dan sistem reward and punishment, sedangkan variabel dependen adalah motivasi kerja pegawai. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis regresi linier berganda adalah SPSS versi 19. Dari kepemimpinan (X1), budaya organisasi (X2) dan reward and punishment (X3) terhadap motivasi kerja pegawai (Y), maka dibuatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 17.447 + 0.161X1 + 0.189X2 + 0.361X3. Hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung 14.164 > 2.880 F tabel, maka secara simultan keputusan yang diambil adalah hipotesis Ha diterima artinya variabel kepemimpinan, budaya organisasi dan reward and punishment berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Sedangkan pengujian Koefisien determinan berganda menunjukkan 55.6% variasi motivasi kerja karyawan dapat dipengaruhi dari variabel Independen yakni Kepemimpinan, budaya organisasi dan reward and punishmen, sedangkan sisanya 44.4% dipengaruhi oleh faktor lain.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Reward and Phunisment, Motivasi Kerja

 

Abstract

The West Sumba Regency Bappeda has attempted to implement a task-oriented leadership style, as well as implementing important organizational culture factors, namely local wisdom and authority policies as well as the application of rewards and phantoms. The aim of this research is to analyze the influence of leadership, organizational culture and the Reward and Punishment system together on the work motivation of West Sumba Regency Bappeda employees. This research was carried out at the Bappeda of West Sumba Regency with a population of 38 respondents. The sample used was 38 respondents. The sampling technique uses saturated samples. The independent variables in this research are leadership, organizational culture, and reward and punishment system, while the dependent variable is employee work motivation. Variable measurements are carried out using an ordinal scale. Data analysis was carried out using multiple linear regression. The software used for multiple linear regression analysis is SPSS version 19. From leadership (X1), Organizational Culture (X2) and Reward and Punishment (X3) to Employee Work Motivation (Y), a multiple linear regression equation is created as follows: Y = 17.447 + 0.161X1 + 0.189X2 + 0.361X3. The results of the analysis show that Fcount is 14,164 > 2,880 Ftable, so simultaneously the decision taken is that the Ha hypothesis is accepted, meaning that the variables of leadership, organizational culture and Reward and Punishment have a positive and significant effect on Employee Work Motivation. Meanwhile, testing the Multiple Determinant Coefficient shows that 55.6% of the variation in employee work motivation can be influenced by independent variables, namely Leadership, Organizational Culture and Reward and Punishment, while the remaining 44.4% is influenced by other factors.

Keywords: Leadership, Organizational Culture, Reward and Punishment, Work Motivation

 

Pendahuluan

Pelaksanaan otonomi daerah yang secara aturan dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menuntut adanya perubahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan mulai dari aras pusat sampai aras lokal atau daerah. Perubahan yang dimaksud disini berkaitan dengan upaya mengatasi seluruh kegagalan pemerintah (government failure) dan mewujudkan suatu tata kepemerintahan yang baik (Good Governance). Semangat otonomi daerah dalam kenyataannya telah membawa perubahan yang cukup signifikan pada tataran sistem penyelenggaraan pemerintahan. Perubahan pada tataran sistem ini perlu dibarengi dengan perubahan sikap dan perilaku dari pelaksana sistem itu sendiri yaitu budaya organisasi. Hal ini karena organisasi merupakan wadah dimana seluruh komponen yang membentuk bangunan sistem itu berinteraksi untuk mewujudkan apa yang diinginkan bersama (Andri et al., 2020; Ehtesham et al., 2011).

Berbicara tentang organisasi akan mengarahkan pemahaman kita tentang problematika manajemen dan kepemimpinan (Njugi & Agusioma, 2014). Organisasi, manajemen, dan kepemimpinan merupakan tiga hal yang bisa dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena memiliki keterkaitan yang sangat erat (Pradnyani, 2020). Manajemen merupakan inti organisasi sedangkan kepemimpinan merupakan inti sekaligus pengendali manajemen untuk mewujudkan tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Awan, 2020).  Perubahan kultur atau budaya organisasi memerlukan sosok pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas, mampu membangun core values dan cor beliefs di lingkungan organisasi yang dipimpinnya sehingga eksistensinya didukung oleh pengikut-pengikutnya. Kondisi ini hanya akan tercipta apabila seorang pemimpin dapat mempraktekkan teknik kepemimpinan secara efektif, menciptakan budaya organisasi yang kondusif serta menerapkan reward and punishment system yang sesuai sehingga para pengikut termotivasi untuk melakukan apa yang diinginkan oleh sang pemimpin (Do Rêgo et al., 2017; Jurman, 2014).

BAPPEDA memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dan strategis karena bertanggung jawab langsung dalam mendisain program dan kegiatan pembangunan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan di daerah. Untuk maksud ini BAPPEDA mempunyai tugas pokok dan fungsi merancang program dan kegiatan pembangunan daerah melalui mekanisme perencanaan partisipatif di berbagai tingkatan pemerintahan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi tugas pokok dan fungsi ke-Bappeda-an selama ini belum berjalan secara maksimal. Faktor yang paling dominan memengaruhi kondisi ini adalah faktor internal organisasi khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan, budaya organisasi dan Reward and punishment (Mahyuddin & Azhari, 2021; Muraina, 2014).

Tujuan dalam penelitian ini adalah; (1) untuk Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai Bappeda kabupaten Sumba Barat, (2) untuk Menganalisis  pengaruh Budaya Organisasi terhadap motivasi kerja pegawai Bappeda kabupaten Sumba Barat, (3) untuk Menganalisis pengaruh sistem Reward and punishment terhadap motivasi kerja pegawai Bappeda kabupaten Sumba Barat, dan (4) untuk Menganalisis pengaruh kepemimpinan, budaya organisasi dan system Reward and Punishment secara bersama – sama terhadap motivasi kerja pegawai Bappeda kabupaten Sumba Barat.

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausalitas untuk meneliti hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel yang ada. Desain ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dan interdependensi antara variabel yang diteliti, dengan variabel independen berupa Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Reward and Punishment, serta variabel dependen berupa Motivasi Kerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumba Barat. Populasi penelitian ini adalah seluruh 38 karyawan Bappeda, dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu menggunakan seluruh populasi sebagai responden. Pengumpulan data dilakukan melalui angket atau daftar pertanyaan yang tercantum dalam lampiran.

Analisis data menggunakan metode statistik, dimulai dengan uji instrumen untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya. Validitas diuji menggunakan teknik Korelasi Product Moment untuk setiap item terhadap skor total faktor, dengan analisis dilakukan menggunakan SPSS 19. Item dianggap valid jika koefisien korelasi positif dan melebihi nilai tabel. Reliabilitas diuji menggunakan Korelasi Alpha Cronbach untuk menentukan konsistensi alat ukur. Uji hipotesis dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen—Kepemimpinan (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Reward and Punishment (X3)—terhadap variabel dependen, yaitu Motivasi Kerja (Y). Kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada nilai korelasi untuk uji validitas dan reliabilitas.

 

Hasil dan Pembahasan

Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk quisioner yang  berisi 71 item pertanyaan dengan jumlah item untuk masing – masing variabel  yaitu variabel (X1) Kepemimpinan,item pertanyaannya berjumlah 28 pertanyaan,variabel (X2) Budaya Organisasi, item pertanyaan berjumlah 15 perntanyaan, (X3) variable Reward and Punishmen item pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan dan  variabel (Y) Motivasi Kerja Karyawan, item pertanyaan berjumlah 12 pertanyaan. Sebelum intrumen penelitian tersebut di gunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan realibilitas instrument dengan menggunakan program SPSS for wimdows 21, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana dijelaskan berikut ini:

a.   Validitas Instrumen Kepemimpinan

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dari responden untuk variabel kepemimpinan sebanyak 28 pertanyaan. Untuk mengetahui validitas instrument tersebut maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 1. Validitas Butir – Butir Pernyataan Variabel Kepemimpinan

Item Pertanyaan

r tabel

Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

Validitas

p1

0.329

0.368

Valid

p2

0.329

0.359

Valid

p3

0.329

0.377

Valid

p4

0.329

0.448

Valid

p5

0.329

0.791

Valid

p6

0.329

0.647

Valid

p7

0.329

0.552

Valid

p8

0.329

0.637

Valid

p9

0.329

0.661

Valid

p10

0.329

0.785

Valid

p11

0.329

0.790

Valid

p12

0.329

0.789

Valid

P13

0.329

0.695

Valid

P14

0.329

0.667

Valid

P15

0.329

0.721

Valid

P16

0.329

0.653

Valid

p17

0.329

0.739

Valid

p18

0.329

0.580

Valid

p19

0.329

0.689

Valid

P20

0.329

0.547

Valid

P21

0.329

0.506

Valid

P22

0.329

0.672

Valid

P23

0.329

0.669

Valid

P24

0.329

0.504

Valid

P25

0.329

0.675

Valid

P26

0.329

0.714

Valid

P27

0.329

0.570

Valid

P28

0.329

0.402

Valid

Sumber: Data primer olahan penulis 2022

 

Berdasarkan data dalam tabel 1 di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari rtabel0.05 0.329   sehingga dapat dikatakan bahwa dua pupuh delapan (28) butir pertanyaan dari Kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan adalah valid.

b.   Validitas Instrumen Budaya Organisasi

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dari responden untuk variabel Budaya Organisasi sebanyak 15 pertanyaan. Untuk mengetahui validitas instrument tersebut maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 2. Validitas Butir – Butir Pernyataan Variabel Budaya Organisasi

Item Pertanyaan

r tabel

Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

Validitas

p1

0.329

0.368

Valid

p2

0.329

0.359

Valid

p3

0.329

0.377

Valid

p4

0.329

0.448

Valid

p5

0.329

0.791

Valid

p6

0.329

0.647

Valid

p7

0.329

0.552

Valid

p8

0.329

0.637

Valid

p9

0.329

0.661

Valid

p10

0.329

0.785

Valid

p11

0.329

0.790

Valid

p12

0.329

0.789

Valid

P13

0.329

0.695

Valid

P14

0.329

0.667

Valid

P15

0.329

0.721

Valid

Sumber: Data primer olahan penulis 2022

 

Berdasarkan data dalam tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari rtabel0.05 0.329 sehingga dapat dikatakan bahwa  lima belas (15) butir pertanyaan dari  Budaya  Organisasi  terhadap  motivasi kerja karyawan  adalah valid.

c.   Validitas Instrumen Reward and Punishment.

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dari responden untuk variabel reward and punsihment sebanyak 16 pertanyaan. Untuk mengetahui validitas instrument tersebut maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

 

 

 

Tabel 3. Validitas Butir – Butir Pernyataan Variabel Reward and Punishment

Item Pertanyaan

r tabel

Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

Validitas

p1

0.329

0.606

Valid

p2

0.329

0.744

Valid

p3

0.329

0.798

Valid

p4

0.329

0.577

Valid

p5

0.329

0.385

Valid

p6

0.329

0.698

Valid

p7

0.329

0.590

Valid

p8

0.329

0.501

Valid

p9

0.329

0.611

Valid

p10

0.329

0.378

Valid

p11

0.329

0.488

Valid

p12

0.329

0.204

Valid

P13

0.329

0.712

Valid

P14

0.329

0.739

Valid

P15

0.329

0.761

Valid

P16

0.329

0.599

Valid

Sumber : Data primer olahan penulis 2022

 

Berdasarkan data dalam tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari rtabel0.05 0.329 sehingga dapat dikatakan bahwa enam belas (16) butir pertanyaan dari Reward and Punishment terhadap motivasi kerja karyawan adalah valid.

d.   Validitas Instrumen Motivasi Kerja Karyawan

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data dari responden untuk variabel Motivasi Kerja Karyawan sebanyak 12 pertanyaan. Untuk mengetahui validitas instrument tersebut maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 4. Validitas Butir – Butir Pertanyaan Variabel Motivasi Kerja

Item Pertanyaan

r tabel

Corrected Item-Total Correlation (rhitung)

Validitas

p1

0.329

0.472

Valid

p2

0.329

0.470

Valid

p3

0.329

0.589

Valid

p4

0.329

0.449

Valid

p5

0.329

0.619

Valid

p6

0.329

0.502

Valid

p7

0.329

0.369

Valid

p8

0.329

0.494

Valid

p9

0.329

0.451

Valid

p10

0.329

0.294

Valid

p11

0.329

0.517

Valid

p12

0.329

0.416

Valid

Sumber: Data primer olahan penulis 2022

 

Berdasarkan data dalam tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai Corrected Item-Total Correlation (rhitung) lebih besar dari rtabel0.05 0.329   sehingga dapat dikatakan bahwa dua belas (12) butir pertanyaan dari Motivasi Kerja Karyawan terhadap motivasi kerja karyawan adalah valid.

 

1.   Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk menguji ketepatan di antara butir-butir pertanyaan dalam instrumen penelitian. Menurut Wahyono (2004) bahwa reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan terhadap alat test. Reliabilitas adalah ukuran untuk menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan berarti kuisioner tersebut selalu konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep maupun konstruk dari satu keadaan ke keadaan yang lainnya.  Pengujian realibilitas dilakukan dengan perhitungan koefesien menggunakan corbach’s alpha. Perhitungan realibilitas dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel

corbach’s alpha

(rhiutunga)

> / <

r tabel

Keterangan

Kepemimpinan

0.942

0.329

Reliabel

Budaya Organisasi

0.945

0.329

Reliabel

Reward and Punishmen

0.907

0.329

Reliabel

Motivasi Kerja Karyawan

0.810

> 

0.329

Reliabel

Sumber: Data Primer Olahan Penulis Tahun 2022

 

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen untuk variabel kepemimpinan, variabel Budaya Organisasi, variabel Reward and Punishmen dan variabel Motivasi Kerja Karyawan sebagaimana dalam tabel di atas menunjukkan bahwa   instrumen yang digunakan dalam pengambilan data dapat dipercaya atau reliabel.  Oleh karena instrument pengambilan data berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa kesemuaan instrument adalah valid dan reliabel, maka data yang dikumpulkan adalah valid dan relibel sehingga dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kepemimpinan, variabel Budaya Organisasi, variable Reward and Punishmen dan variabel Motivasi Kerja Karyawan.

 

Pengujian Hipotesis

1.   Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

a) Uji pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Karyawan, maka didahului dengan uji korelasi atau uji hubungan antara kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan. Pengujian hubungan atau korelasi antara kepeimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan dapat dilihat dalam model summary berikut ini:

 

Tabel 6. Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.524a

.274

.254

5.68503

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan

 

Perhitungan dalam Model Summary   menerangkan bahwa angka R sebesar 0,524 menunjukkan bahwa   hubungan antara kepemimpinan dengan Motivasi Kerja Karyawan adalah positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa positifnya hubungan atau korelasi antara variabel bebas dalam hal ini kepemimpinan dengan variabel  terikat  yakni motivasi kerja karyawan  memberi keyakinan   bahwa  tanpa  adanya  kepemimpinan  maka motivasi kerja karyawan   tidak akan  terjadi.

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh antara kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan maka dapat dilihat dalam coeffecien berikut ini:

 

Tabel 7. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

14.299

7.949

 

1.799

.080

Kepemimpinan

.254

.069

.524

3.689

.001

a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai

 

Untuk menguji hipotesis, maka berdasarkan kaidah pengambilan keputusan yang ditentukan sebelumnya dapat ditentukan bahwa   nilai thitung sebagaimana dalam tabel di atas adalah sebesar 3.689, sedangkan nilai ttabel ditentukan dengan taraf nyata ά = 0,05,df  jumlah sampel  – 2 atau 38–2 = 36, pengujian  dilakukan  dua  sisi  atau  dua  pihak maka didapat  ttabel 0.05  sebesar   1.688. Dengan demikian maka   thitung 0.05  3.689  > ttabel 1.688., maka sesuai  analisis  coefisients, secara   parsial keputusan  yang  diambil  adalah  hipotesis  H1  diterima  artinya  Kepemimpinan berpengaruh  secara positif dan  signifikan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan

Keputusan lain yang perlu  diambil   berdasarkan  data  tabel  di atas adalah bahwa  pada  kolom sig (significance)  untuk  Motivasi Kerja Karyawan, menunjukkan nilai sebesar 0,001 atau  probabilitas nya  berada  dibawah 0,05  sehingga H1  diterima. Dengan demikian coefisien regresi significan atau variabel kepemimpinan benar – benar   berpengaruh secara  significan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan.

Penggunaan indikator dalam mengukur pengaruh kepemimpinan (X1) terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y) dalam penelitian  ini sebanyak dua puluh delapan (28) Indikator antara lain; membantu bawahan atau karyawan tertentu, menggantikan rekan kerja yang tidak masuk, meluangkan waku membantu orang lain, membantu bawahan yang pekerjaannya overload, cerdas, bertanggung jawab, jujur, kehadiran, kepatuhan terhadap aturan, tepat waktu, dapat dipercaya, inisiatif, konsisten dan tegas, toleransi tanpa mengeluh,tidak membesar-besarkan masalah, tidak mengumpat atas aktivitas yang dijalankan, pertemuan terhadap organisasi, Perhatian terhadap pertemuan-pertemuan penting, membantu mengkonstruk kebersamaan secara depertemental, mengikuti perubahan dalam organisasi, mengikuti perkembangan dalam organisasi, adil, kemampuan analisis, kemampuan mendengar, kemampuan dalam tim, membantu koordinasi pekerjaan teman yang sibuk, memberikan toleransi dalam bekerja, kemampuan berkomunikasi.

Indikator penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas dapat penulis bandingkan dengan penggunaan indicator yang digunakan oleh peneliti Tapoona (2014) dengan empat (4) indicator  kepemimpinan yakni Telling,  Selling, Participating dan  Delegating, Tueno (2016) dengan lima (5) indicator yakni fungsi instruksi, fungsi konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian; Mukrodi & Wahyudi tahun 2018  dengan delapan (8) indicator yakni Figurhead,  leader, liaison,  disseminator, juru bicara, entrepreneur,  disturbance handler dan pengatur.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas tentang indikator yang digunakan oleh peneliti terdahulu yakni Tapoona (2014) dengan 4 indikator, Tueno (2016) dengan  5 indikator dan Mukrodi & Wahyudi dengan 8 Indikator semuanya tidak ada yang sama dengan indicator yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 28 indikator. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan ini menunjukkan adanya novelty atau kebaruan dalam penelitian.

 

 

 

b) Uji pengaruh  Budaya Organisasi  terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan, maka didahului dengan uji korelasi atau uji hubungan antara  Budaya Organisasi  dengan Motivasi Kerja Karyawan. Pengujian hubungan atau korelasi antara Budaya Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan  dapat dilihat dalam model  summary berikut ini

Tabel 8. Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.349a

.122

.097

6.25473

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi

 

Perhitungan dalam Model Summary menerangkan bahwa angka R  sebesar  0,524  menunjukkan  bahwa hubungan antara Budaya Organisasi  dengan Motivasi Kerja Karyawan adalah positif. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa positifnya  hubungan  atau korelasi  antara  variabel  bebas  dalam  hal  ini Budaya Organisasi dengan variabel terikat yakni motivasi kerja karyawan  memberi keyakinan bahwa tanpa  adanya  Budaya Organisasi  maka motivasi kerja karyawan   tidak akan  tercapai.

Selanjutnya untuk mengetahui  pengaruh  antara Budaya Organisasi terhadap motivasi kerja karyawan maka dapat dilihat dalam  coeffecien  berikut ini.

 

Tabel 9. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

27.881

7.036

 

3.963

.000

Budaya  Organisasi

.256

.115

.349

4.232

.032

a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai

 

Untuk menguji hipotesis, maka berdasarkan kaidah pengambilan kepetusan yang ditentukan sebelumnya dapat ditentukan bahwa   nilai  thitung  sebagaimana  dalam  tabel di atas adalah  sebesar  4.232, sedangkan   nilai  ttabel  ditentukan  dengan  taraf nyata   ά = 0,05,df  jumlah sampel  – 2 atau 38 – 2 = 36, pengujian  dilakukan  dua  sisi  atau  dua  fihak maka didapat  ttabel 0.05  sebesar 1.688. Dengan demikian maka   thitung0.05 4.232  > ttabel 1.688., maka sesuai  analisis  coefisients, secara   parsial   keputusan  yang  diambil  adalah  hipotesis  H2  diterima  artinya  Budaya Organisasi berpengaruh  secara positif dan  signifikan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan.

Keputusan  lain  yang  perlu  diambil   berdasarkan  data  tabel  di atas adalah   bahwa  pada  kolom  sig (significance)  untuk  Budaya Organisasi,  menunjukkan nilai sebesar  0,032 atau  probabilitasnya  berada  dibawah 0,05  sehingga H2  diterima.  Dengan  demikian   coefisien  regresi   significan  atau  dengan  kata  lain   variabel  Budaya Organisasi benar – benar   berpengaruh  secara  significan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan.

Penggunaan indikator dalam mengukur pengaruh Budaya Organisasi (X2) terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y)  dalam penelitian  ini sebanyak lima belas (15) Indikator antara lain ; kisi kisi , keyakinan, kntegritas, krofesionalisme, kinergi, kelayanan, kesempurnaan, keteladanan pribadi, tanggungjawab tugas, komitmen, rasa rukun, kebebasan bekerja, orientasi individu, orientasi pada hasil, orientasi pada tim.

Indikator penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas dapat penulis bandingkan dengan penggunaan indikator yang digunakan oleh peneliti Tapoona (2014) dengan enam (6) indicator  Budaya Organisasi yakni nilai organisasi,  dukungan manajemen,  sistim imbalan, toleransi dalam berbagai kesalahan sebagai peluang untuk belajar, orientasi pada rincian pekerjaan, orienatasi pada tim Mentang (2021) dengan tujuh (7) indicator yakni  inovasi dan keberanian mengambil resiko,  perhatian pada hal-hal yang rinci,  orientasi hasil, orientasi orang, orientasi pada tim,  Keagresifan, Stabilitas; Mukrodi dan Wahyudi (2018) dengan sepuluh (10) indicator yakni kebebasan berpendapat, kebebasan perasaan,  kebebasan inovatif dalam bekerja, berorientasi pada keterbukaan,  berorientasi saling menghargai antara satu dengan yang lainnya, saling membantu, mendukung  berbagai pengetahuan dan pengalaman.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas tentang  indikator yang digunakan oleh peneliti terdahulu yakni  Tapoona (2014) dengan 4 indikator  dimana  satu (1) indicator sama dengan indicator yang digunakan peneliti yakni indicator  orientasi pada tim, Mentang (2021) dengan  tuju (7) indicator  dimana tiga (3) indikatornya sama yakni indicator orientasi hasil, orientasi orang, orientasi pada tim,  Mukrodi dan Wahyudi (2018) dengan 10 Indikator dimana  satu (1) indikatornya sama  yakni indikator kebebasan inovatif dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian  yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan ini menunjukkan adanya novelty  atau kebaruan  dalam penelitian.

 

c) Uji  pengaruh  Reward and  Punishmen  terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Reward and Punishment terhadap Motivasi Kerja Karyawan, maka didahului dengan  uji korelasi atau uji hubungan antara  Reward and Punishment  dengan Motivasi Kerja Karyawan. Pengujian hubungan atau korelasi antara  Reward and Punishment dengan Motivasi Kerja Karyawan  dapat dilihat dalam model  summary berikut ini:

Tabel 10. Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.728a

.530

.517

4.57589

a. Predictors: (Constant), Reward and Punishmen

 

Perhitungan dalam Model Summary   menerangkan bahwa angka  R  sebesar  0,524  menunjukkan  bahwa   hubungan antara Reward and Punishment  dengan Motivasi Kerja Karyawan adalah positif. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa positifnya  hubungan  atau  korelasi  antara  variabel  bebas  dalam  hal  ini Reward and Punishment dengan  variabel  terikat  yakni motivasi kerja karyawan  memberi keyakinan   bahwa  tanpa  adanya  Reward and Punishment  maka motivasi kerja karyawan   tidak akan  tercapai.

Selanjutnya untuk mengetahui  pengaruh antara Reward and Punishment terhadap motivasi kerja karyawan maka dapat dilihat dalam  coeffecien  berikut ini:

 

Tabel 11. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

22.103

3.428

 

6.447

.000

Reward and Punishmen

.406

.064

.728

6.369

.000

a. Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai

 

 

Untuk menguji hipotesis, maka berdasarkan kaidah pengambilan keputusan yang ditentukan  sebelumnya  dapat  ditentukan  bahwa   nilai  thitung  sebagaimana  dalam  tabel di atas adalah  sebesar  6.369,  sedangkan   nilai  ttabel  ditentukan  dengan  taraf nyata   ά = 0,05,df  jumlah sampel  – 2 atau 38 – 2 = 36, pengujian  dilakukan  dua  sisi  atau  dua  pihak maka didapat  ttabel 0.05  sebesar   1.688. Dengan demikian  maka   thitung0.05   6.369  > ttabel 1.688., maka sesuai  analisis  coefisients, secara  parsial   keputusan  yang  diambil  adalah  hipotesis  H3  diterima  artinya  Reward and Punishmen berpengaruh  secara positif dan  signifikan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan.

Keputusan  lain  yang  perlu  diambil   berdasarkan  data  tabel  di atas adalah   bahwa  pada  kolom  sig (significance)  untuk  Reward and Punishmen menunjukkan nilai sebesar  0,000 atau  probabilitasnya  berada dibawah 0,05 sehingga H3 diterima.Dengan demikian   coefisien  regresi   significan  atau  dengan  kata  lain   variabel  Reward and Punishmen  benar berpengaruh  secara  significan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan.

Penggunaan indikator dalam mengukur pengaruh Reward dan Punishment (X3) terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y) dalam penelitian  ini sebanyak enambelas (16) Indikator antara lain; Kenaikan gaji pokok, bonus, tunjangan, fasilitas kerja, kesejahteraan rohani, penugasan untuk studi lanjut, penugasan untuk mengikuti program pelatihan,  penugasan untuk magang atau studi banding,Promosijabatan,tanggungjawab, tatatertib, paksaan, disiplin, teguran, peringatan, ukuman.

Indikator penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas dapat penulis bandingkan dengan penggunaan indicator yang digunakan oleh peneliti Mentang (2021) dengan lima (5) indicator yakni gaji dan upah, 2.Tunjangan karyawan seperti dana pensiun, perawatan di rumah sakit dan liburan,  Bonus/insentif, penghargaan interpersonal atau penghargaan antar pribadi, seperti status dan pengakuan, promosi, hukuman ringan, sedang dan berat.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas tentang  indicator yang digunakan oleh peneliti terdahulu yakni  Mentang (2021) dengan  lima (5) indikator  dimana tiga (3) indikatornya sama yakni indicator gaji dan upah, Tunjangan karyawan seperti dana pensiun, perawatan di rumah sakit dan liburan,  bonus/insentif.

Penggunaan indikator dalam mengukur variable Motivasi Kerja Karyawan (Y) dalam penelitian ini sebanyak dua belas (12) Indikator antara lain ; terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, adanya tempat berlindung, adanya waktu istirahat, adanya kesempatan berekreasi, adanya jaminan jiwa waktu kerja, adanya jamianan pengembangan karier, adanya jaminan keamanan dalam melaksanakan hak dan kewajiban, adanya jaminan bahwa, pendapatnya dihargai orang lain, adanya jaminan dihormati dan dihargai orang lain, adanya jamianan bekerjasama adanya jamianan pengharagan, Adanya jamianan untuk mengembangkan karier.

Indikator penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas dapat penulis bandingkan dengan penggunaan indicator yang digunakan oleh peneliti Tapoona (2014) dengan  tiga (3) indicator, Tueno (2016) lima (5) indicator, Mentang (2021) dengan  delapan (8) indicator. Indikator motivasi dari penelitian terdahulu yang sama dengan indicator motivasi yang dilakukan dalam penelitian sekarang sebanyak empat (4) Indikator antara  lain terpenuhinya kebutuhan sandang dan pangan, adanya jaminan keamanan dalam melaksanakan hak dan kewajiban, adanya jamianan bekerjasama, adanya jamianan untuk mengembangkan karier. Ini artinya indicator motivasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian sekarang adalah 8 indikator dari 12 indikator yang digunakan. Dengan demikian delapan (8) indicator motivasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dinilai orisinal atau beda sehingga menunjukkan adanya novelty  atau kebaruan  dalam penelitian.

 

2.   Uji pengaruh Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan  Reward and Punishment terhadap motivasi kerja karyawan maka dapat dilihat dalam  ANOVA berikut ini

 

Tabel 12. ANOVAb

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

890.616

3

296.872

14.164

.000a

Residual

712.647

34

20.960

 

 

Total

1603.263

37

 

 

 

a.      Predictors: (Constant), Reward and Punishmen, Budaya  Organisasi, Kepemimpinan

b.     Dependent Variable: Motivasi Kerja Pegawai

 

Berdasarkan kaidah pengujian hipotesis maka selanjutnya penulis melakukan analisis dan mengambil keputusan apakah variabel kepemimpinan, budaya organisasi dan Reward and Punishment secara bersama-sama berpengaruh secara  simultan  terhadap  Motivasi Kerja Karyawan atau tidak.  Hasil pengujian dan  analisis nilai F  sebagaimana  dalam  tabel  ANOVA menunjukkan nilai kepemimpinan, budaya organisasi dan Reward and Punishment sebesar 14.164. Dengan membandingkan  Fhitung  dengan   F tabel  ά 0,05  dengan derajat  bebas (df) pembilang 3 dan  derajat  bebas  penyebut  37 didapat  Ftabel   2.880 . Dengan demikian maka  Fhitung 14.164  > 2.880 Ftabel,  maka sesuai  analisis  coefisients, secara   simultan keputusan yang diambil  adalah  hipotesis  Ha  diterima  artinya variabel  kepemimpinan, budaya organisasi dan Reward and Punishment berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

3.   Menguji Koefisien Determinan Berganda (R2 / R Scuares)

Digunakan untuk mengukur ketepatan dari model analisis yang dibuat. Nilai koefisien determinan berganda digunakan  untuk  mengukur  besarnya  sumbangan  dari  variabel  bebas  yang  diteliti  terhadap  variabel  terikat.  Bila R2 Mendekati angka satu  maka  dapat  dikatakan  bahwa  sumbangan   dari  variabel  bebas  (X1,2,3) terhadap variabel  terikat (Y)  semakin  besar.  Hal ini mengandung pengertian bahwa model  yang  digunakan  semakin  kuat  untuk  menerangkan  variasi  variabel  terikat.

 

Tabel 13. Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.745a

.556

.516

0.3823

a. Predictors: (Constant), Reward and Punishmen, Budaya Organisasi, Kepemimpinan

 

Angka koefisien determinan   R square (R2) sebesar 0,556 adalah  pengkodratan   dari  koefisien  korelasi   yakni  0,754.  Ini mengandung pengertian bahwa 55.6% variasi  Motivasi Kerja Karyawan  dapat  dijelaskan  dari  variabel  independen  yakni  Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Reward and Punishmen, sedangkan  sisanya  44.4%  (100% - 55.6%) dipengaruhi  oleh    faktor lain  seperti kompensasi, gaya kepemimpinan, komitmen karyawan, kompetensi.

Selanjutnya dalam tabel model summarry menunjukkan standar error of estimate atau tingkat penyimpangan  yang  diprediksi   adalah  0,03823,  ini  mengandung  pengertian  bahwa   model  regresi  sangat  tepat dalam  memprediksi  variabel  dependen  atau  variabel  Motivasi Kerja Karyawan  karena  berada  di bawah standard  error term 0,05

 

Pembahasan

H1:  Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentang dugaan pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan, maka didapatkan hasil pengujian bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Ini artinya bahwa semakin baik peran kepemimpinan dijalankan oleh seorang pimpinan atau atasan, maka akan mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mukrodi dan Wahyudi (2018)bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi kerja pada kantor-kantor kementrian agama se Propinsi Banten. Hasil penelitian yang juga mendukung  penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Tapoona tahun 2014 bahwa kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Robbin dalam Tapoona  (2014) bahwa peranan kepemimpinan yang efektif adalah dengan meningkatkan disiplin tinggi dan kepatuhan dalam bekerja, serta kepatuhan terhadap ketentuan lainnya, dimana pemimpin dan bawahan diikat secara bersama-sama mematuhi aturan, agar tercapai tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan di atas bahwa hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya dan diperkuat dengan teori, maka  dapat dimaknai bahwa pimpinan dan karyawan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (BAPPEDA) Kabupaten Sumba Barat mempunyai hubungan kerja yang baik dan efektif sehingga mendorong dan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas sesuai rencana.  Hal ini diperkuat dengan total rata – rata jawaban responden tentang peran kepemimpinan yang mencapai  skor  4.096 dengan kategori baik. Peran yang paling menonjol dalam variabel kepemimpinan adalah peran yang ditampilkan dalam butir pertanyaan (P14,P15 dan P25) yakni pemimpin selalu bersikat toleran baik terhadap sesama pimpinan maupun terhadap karyawan, pimpinan yang bersikap tidak membesar – besarkan masalah yang dihadapi baik terhadap individu maupun organisasi dan pimpinan yang selalu mengedepankan kerja sama dalam tim.

Peran kepemimpinan yang disenangi karyawan dengan rata-rata  skor jawaban responden mencapai 4.096  yang dinilai baik dan efektif ini  sesuai dengan kondisi karasteristik responden yang memiliki tingkat pendidikan bervariasi  yakni 23.68% berpendidikan SMU, 63.16% perpendidikan Strata-1 (S1) dan sebanyak  13.16% perbendidikan Strata-2 (S2). Kondisi sistim birokrasi yang efektif dengan tingkat pendidikan mayoritas diatas strata-1 ini juga yang dinilai membentuk peran dan gaya kepemimpinan yang disenangi karyawan dan sesama pimpinan lainnya. Gaya kepemimpinan yang tepat akan membentuk relasi kerja antara pimpinan dan bawahan dengan baik  sehingga karyawan merasa selalu didukung oleh pimpinan  dalam segala kegiatan, karena kondisi lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja dalam mencapai tujuan

Selanjutnya dijelaskan pengaruh pengujian karasteristik responden terhadap Kepemimpinan, dimana hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 14. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

114.201

2.315

 

49.336

.000

 

Berdasarkan Usia

.620

.952

.153

1.851

.020

Masa Kerja

.480

.755

.129

2.635

.030

Tingkat Pendidikan

.396

.697

.121

2.567

.044

a. Dependent Variable: Kepemimpinan

 

Hasil pengujian karasteristik responden sebagaimana dalam tabel Coefficients di atas jika dibandingkan dengan nilai t table sebesar  1,687 maka dapat diketahui dengan jelas bahwa karasteristik berdasrkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 1,851, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 2,635, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 2,567.

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh karasteristik responden terhadap variabel Kepemimpinan (X1) menunjukkan bahwa usia, masa kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kepemimpinan, maka penempatan karyawan dan pemberian tugas pekerjaan harus menjadikan usia karyawan, masa kerja karyawan dan tingkat pendidikan karyawan menjadi pertimbangan atau minimal menjadi dasar penentuan.

 

H2: Budaya Organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentang dugaan pengaruh Budaya Organisasi terhadap motivasi kerja karyawan, maka didapatkan hasil pengujian bahwa Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Ini artinya bahwa semakin baik Budaya Organisasi dijalankan oleh seorang pimpinan atau atasan, maka akan mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mukrodi dan Wahyudi (2018) bahwa  kepemimpinan dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi kerja pada kantor-kantor kementrian agama se propinsi banten. Hasil penelitian yang juga mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Tapoona (2014) bahwa kepemimpinan, budaya organisasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan.

Hasil penelitian ini disukung oleh teori yang disampaikan oleh Moeljono dalam Lina  (2014) menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan di atas bahwa hasil penelitian mendukung  penelitian yang dilakukan sebelumnya dan diperkuat dengan teori, maka  dapat dimaknai bahwa pimpinan dan karyawan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (BAPPEDA) Kabupaten Sumba Barat mempunyai budaya kerja yang  baik dalam organisasi yakni memlihara dan menjaga  nilai – nilai etika dalam berinteraksi antara sesama maupun dengan pimpinan menjalankan tugas, sehingga mendorong dan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas dengan baik sesuai rencana.  Hal ini diperkuat dengan total rata – rata jawaban responden tentang peran budaya organisasi yang mencapai skor  4.053 dengan kategori baik. Nilai budaya yang paling menonjol dalam variabel Budaya Organisasi adalah nilai budaya yang ditampilkan dalam butir pertanyaan (P1 dan P10) yakni selalu berkerja berdasarkan visi misi organisasi yang ditentukan sebagai orientasi bekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin untuk mencapai tujuan yang sejalan dengan nilai-nilai organisasi.

Penerapan nilai budaya yang disenangi karyawan dengan rata-rata  skor jawaban responden mencapai 4.053  yang dinilai baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan kondisi karasteristik responden yang memiliki usia kerja diatas 41 tahun mencapai 47.37% sehingga dinilai usia responden seperti ini telah memiliki banyak pengalaman kerja, memiliki loyalitas  serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap institusi tempat dia bekerja. Kondisi seperti ini dinilai sangat menguntungkan organisasi karena biasanya pekerja yang sudah senior memiliki pengalaman, penilaian, etika kerja yang kuat serta komitmen terhadap kualitas (Luthans, 2011), sehingga  dapat memberikan contoh dan tauladan bagi karyawan baru tentang nilai – nilai pengabdian yang diharapkan oleh institusi  kepada karyawan yang usianya masih muda. Selanjutnya dijelaskan pengaruh  pengujian karasteristik responden terhadap Budaya Organisasi, dimana hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

 

Tabel 15. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

40.568

1.104

 

36.732

.000

 

Berdasarkan Usia

.070

.454

.037

3.153

.019

Masa Kerja

.057

.360

.033

2.157

021

Tingkat Pendidikan

.204

.333

.134

1.693

.014

a. Dependent Variable: Budaya Organisasi

 

Hasil pengujian karasteristik responden sebagaimana dalam tabel Coefficients di atas jika dibandingkan dengan nilai ttable sebesar  1,687 maka dapat diketahui dengan jelas bahwa karasteristik berdasrkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 3,153, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 2,157, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 1,693.

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh karasteristik responden terhadap variabel Budaya Organisasi (X2) menunjukkan  bahwa usia, masa kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap Budaya Organisasi, maka penempatan  karyawan dan pemberian tugas pekerjaan harus menjadikan usia karyawan, masa kerja karyawan dan tingkat pendidikan karyawan menjadi pertimbangan atau minimal menjadi dasar penentuan karena budaya organisasi akan membentuk lingkungan kerja yang sehat dan lingkungan kerja yang sehat akan mendorong manajemen yang baik

 

H3: Reward and Punishmen mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentang dugaan pengaruh Reward and Punishmen terhadap motivasi kerja karyawan, maka didapatkan hasil pengujian bahwa Reward and Punishmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Ini artinya bahwa semakin banyak penghargaan yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi dan semakin berat sanksi yang dijatuhkan oleh seorang pimpinan atau atasan kepada bawahan yang lalaidalam menjalanan tugasnya,maka akan mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mentang (2021) bahwa Reward and Punishment berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Motivasi Karyawan serta implikasinya terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Lako dalam Lina (2014) menyatakan bahwa rewards dapat memberikan manfaat pengendalian, yaitu bersifat informational dan motivational.  Informational artinya pemberian rewards dimaksudkan untuk menarik perhatian para karyawan dan mengingatkan mereka tentang pentingnya hasil-hasil yang diperoleh dari bidang-bidang usaha mereka lakukan seperti costs, quality, customer service, asset management, dan future growth. Juga disukung oleh teori punishmen yang disampaikan oleh  Fahmi (2014) bahwa punishment merupakan sangsi yang diterima oleh pegawai karena ketidak mampuannya dalam mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan. Punishmen diberikan karyawan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan tingkah laku yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dijelaskan di atas bahwa hasil penelitian mendukung  penelitian yang dilakukan sebelumnya dan diperkuat dengan teori, maka  dapat dimaknai bahwa pimpinan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)  Kabupaten Sumba Barat telah menerapkan penghargaan dan sanksi terhadap karyawan baik penghargaan  bagi yang berprestasi maupun sanksi yang yang lalai, sehingga mendorong  dan memotivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas dengan baik sesuai rencana. 

Hal ini diperkuat dengan total rata – rata jawaban responden tentang Reward and Punishment yang mencapai  skor  3.278 dengan kategori cukup baik. Nilai Reward and Punishment yang paling menonjol adalah nilai yang ditampilkan dalam butir pertanyaan (P11) yakni pimpinan selalu menyampaikan aturan–aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib kantoryang meliputi kewajiban, keharusan dan larangan  dalam menjalankan tupoksi penerapan Reward and Punishment dengan rata-rata  skor jawaban responden hanya mencapai 3.278  yang dinilai cukup efektif  menunjukkan masih ada hal yang kurang atau belum sepenuhnya dijalankan oleh pimpinan baik itu terhadap penerapan penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi maupun sanksi yang dijatuhkan kepada kayawan yang lalai dalam menjalankan tugasnya.

Selanjutnya dijelaskan pengaruh pengujian karasteristik responden terhadap Budaya Organisasi, dimana hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 16. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

38.319

1.477

 

25.942

.000

 

Berdasarkan Usia

.491

.608

.190

2.808

.025

Masa Kerja

.443

.482

.188

3.919

.015

Tingkat Pendidikan

.212

.445

.103

3.477

.036

a. Dependent Variable: Sistem R&P

 

Hasil pengujian karasteristik responden sebagaimana dalam tabel Coefficients di atas jika dibandingkan dengan nilai t table sebesar  1,687 maka dapat diketahui dengan jelas bahwa karasteristik berdasrkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap Reward and Punishment  dimana  ttabel 1,687 > thitung 2,808, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Reward and Punishment dimana ttabel 1,687 > thitung 3,919, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Reward and Punishment dimana ttabel 1,687 > thitung 3,477.

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh karasteristik responden terhadap variabel Budaya Organisasi (X3) menunjukkan  bahwa usia, masa kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap Budaya Organisasi, maka penempatan  karyawan dan pemberian tugas pekerjaan harus menjadikan usia karyawan, masa kerja karyawan dan tingkat pendidikan karyawan menjadi pertimbangan atau minimal menjadi dasar penentuan karena budaya organisasi akan membentuk lingkungan kerja yang sehat dan lingkungan kerja yang sehat akan mendorong manajemen yang baik

 

H4: Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Reward and Punishment secara bersama – sama berpengaruh positif dan significan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumba Barat

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentang dugaan pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Reward and Punishment secara  bersama – sama berpengaruh positif dan significan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumba Barat, maka didapatkan hasil pengujian bahwa Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Reward and Punishment secara bersama – sama berpengaruh positif dan significan terhadap Motivasi Kerja Pegawai. Ini artinya bahwa pimpinan badan perencanaan Pembangunan daerah telah menerapkan dan menjalankan kepemimpinan yang sesuai dengan harapan dan keinginan bawahan, menerapkan nilai – nilai budaya yang member rasa nyaman kepada bawahan dan  memberikan penghargaan bagi bawahan yang berprestasi serta sanksi bagi yang lalai sehingga suasana birokrasi semacam inilah yang mendorong karyawan untuk selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana baik kualitas maupun kuantitas.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut; (1) Karasteristik berdasrkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 1,851, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 2,635, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap kepemimpinan dimana ttabel 1,687 > thitung 2,567, (2) karakteristik berdasrkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 3,153, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 2,157, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Budaya Organisasi dimana ttabel 1,687 > thitung 1,693, dan (3) Karasteristik berdasarkan usia  berpengaruh  signifikan terhadap Reward and Punishment  dimana  ttabel 1,687 > thitung 2,808, selanjutnya karasteristik berdasarkan masa kerja berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Reward and Punishment dimana ttabel 1,687 > thitung 3,919, selanjutnya karasteristik berdasarkan pendidikan berpengaruh postitif dan signifikan terhadap Reward and Punishment dimana ttabel 1,687 > thitung 3,477.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Andri, S., Troena, E. A., Idrus, I., & Djumahir, D. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Motivasi, Program Diklat Terhadap Kinerja, dan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Aplikasi Manajemen, 9(4), 1346–1356.

Awan, T. T. D. (2020). Pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap motivasi kerja karyawan pada kantor PT. Wijaya Sukses Sejahtera di Kabupaten Berau. Jurnal Administrasi Bisnis Fisipol Unmul, 8(3), 216–223.

Do Rêgo, E. B., Supartha, W. G., & Yasa, N. N. K. (2017). Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan pada Direktorat Jendral Administrasi dan Keuangan, Kementerian Estatal Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 6(11), 3731–3764.

Ehtesham, U. M., Muhammad, T. M., & Muhammad, S. A. (2011). Relationship between organizational culture and performance management practices: a case of university in Pakistan. Journal of Competitiveness, 4(3), 78–86.

Fahmi, I. (2014). Manajemen Kepemimpinan Teori & Aplikasi (D. Handi, Ed.). Alfabeta.

Jurman, J. (2014). Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Sma Negeri 1 Simeulue Timur. Jurnal Ilmiah Didaktika, 14(2).

Lina, D. (2014). Analisis pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dengan sistem reward sebagai variabel moderating. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 14(1).

Luthans, F. (2011). Organızatıonal Behavıor: An Evidence-Based Approach. McGraw-Hill/Irwin.

Mahyuddin, M., & Azhari, A. (2021). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Personil Kepolisian Pada Kantor Polsek Se-Kabupaten Pidie Jaya. IndOmera, 2(4), 17–27.

Mentang, S. X. (2021). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Karyawan Serta Implikasinya Terhadap Kinerja. Juima: Jurnal Ilmu Manajemen, 11(1).

Mukrodi, & Wahyudi. (2018). Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Serta Implikasinya Pada Komitmen Pegawai Di Kantor-Kantor Kementrian Agama Se Propinsi Banten. Jurnal Ekonomi Efektif, 1(1), 272–282.

Muraina, M. B. (2014). Principals’ managerial skills and administrative effectiveness in secondary schools in Oyo State, Nigeria. Global Journal of Management and Business Research, 14(3), 52–56.

Njugi, A. W., & Agusioma, N. L. (2014). Effect of Organization Culture on Employee Performance in Non-Governmental Organizations. International Journal of Scientific and Research Publications, 4(11), 1–17.

Pradnyani, G. A. A. I. (2020). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada CV Ayudya Tabanan Bali. Universitas Pendidikan Ganesha.

Tapoona, H. N. (2014). Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya terhadap Kinerja Organisasi di Unika Atma Jaya. Tugas Akhir Program Magister (TAPM) Program Prscasarjana Universitas Terbuka.

Tueno, N. S. (2016). Pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada Dinas Tata Kota dan Pertamanan Kota Gorontalo. Publik, 3(2), 68–76.

 

 

Copyright holder:

Raymond L. K. Dena, Laurensius P. Sayrani, Aminudin Zuhairi (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: