Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
10, Oktober 2024
TEMPAT POTENSIAL
PERKEMBANGBIAKAN (MAYA INDEKS) NYAMUK AEDES
SP. DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI KABUPATEN KATINGAN
Novi Amarullah1*, Mursid Raharjo2, Dwi Sutiningsih3
Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]*
Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor risiko penularan demam berdarah dengue
(DBD) di daerah endemis Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, pada tahun 2023,
yang mengalami lonjakan kasus signifikan. Berdasarkan data 2023, incidence rate
di Kalimantan Tengah mencapai 113,86 per 100.000 penduduk, dengan Case Fatality
Rate (CFR) 0,38% dan delapan kematian. Penelitian observasional dengan desain
cross-sectional ini dilakukan pada April 2024 di tiga kecamatan endemis DBD,
yakni Katingan Hilir, Katingan Tengah, dan Sanaman Mantikei. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Breeding Risk Index (BRI) di daerah tersebut berada pada
kategori sedang, dengan 46% rumah berisiko sedang. Hygiene Risk Index (HRI)
juga berada pada kategori sedang, dengan 48,7% rumah berisiko sedang. Lebih
lanjut, sebanyak 23,9% rumah di daerah endemis DBD berada pada kategori sedang
(BRI 2/HRI 2). Selain itu, 45,1% rumah memiliki Maya Index yang tinggi,
menunjukkan potensi besar untuk berkembangnya vektor nyamuk. Kesimpulannya,
wilayah ini memiliki risiko sedang untuk penularan DBD, dengan faktor
lingkungan yang mendukung penyebaran nyamuk Aedes aegypti. Implikasi penelitian
ini menunjukkan perlunya peningkatan program pengendalian vektor melalui
pendekatan berbasis komunitas, seperti perbaikan sanitasi dan peningkatan
kesadaran masyarakat dalam mengurangi tempat perindukan nyamuk.
Kata kunci: Maya indeks,
endemis, demam
Abstract
This study aims to evaluate the risk factors for dengue hemorrhagic
fever (DHF) transmission in the endemic area of Katingan Regency, Central
Kalimantan, in 2023, which experienced a significant spike in cases. Based on
2023 data, the incidence rate in Central Kalimantan reached 113.86 per 100,000
population, with a Case Fatality Rate (CFR) of 0.38% and eight deaths. This
observational study with a cross-sectional design was conducted in April 2024
in three DHF endemic districts, namely Katingan Hilir, Katingan Tengah, and
Sanaman Mantikei. The results showed that the Breeding Risk Index (BRI) in the
area was in the moderate category, with 46% of houses at moderate risk. The
Hygiene Risk Index (HRI) was also moderate, with 48.7% of homes at moderate
risk. Furthermore, 23.9% of houses in DHF endemic areas were in the moderate
category (BRI 2/HRI 2). In addition, 45.1% of the houses had a high Maya Index,
indicating a high potential for mosquito vector development. In conclusion,
this area has a moderate risk for dengue transmission, with environmental
factors favoring the spread of Aedes aegypti mosquitoes. The implication of
this study suggests the need for increased vector control programs through
community-based approaches, such as improved sanitation and increased community
awareness in reducing mosquito breeding sites.
Keywords: Maya index, endemic, fever
Pendahuluan
Dengue merupakan penyakit
infeksi virus yang ditularkan melalui
nyamuk dan menjadi
masalah kesehatan masyarakat di dunia. Demam
Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah
penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia, jumlah
kasus DBD tahun 2021 sebanyak
73.518 kasus dengan incidence
rate 27 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,96 %. Tahun 2022 kasus mengalami kenaikan
yakni sebanyak 143.000
kasus dengan incidence rate 52 per 100.000 penduduk, Case Fatality Rate (CFR) (0,96 %), kasus dengue terjadi
berimbang pada perempuan (49%) dan laki-laki (51%). Sebagian besar kasus dengue terjadi pada kelompok usia 15-44 tahun (39%). Pola ini berbeda dengan kematian akibat dengue,
yang lebih dominan pada perempuan
(55%) dan di kelompok usia yang lebih muda, yaitu 5-14 tahun (45%), capaian angka incidence
rate dengue nasional pada
tahun
2022
adalah 52/100.000 dan hanya 16% kabupaten-
kota yang memiliki
angka incidence
rate ≤10/100.000 penduduk
Kasus DBD di Kalimantan Tengah
tahun 2021 sebanyak 189 kasus
dengan incidence rate sebesar 6,9 per 100.000
penduduk, Case Fatality Rate sebesar
0 (0 %) (Profil Kesehatan Indonesia
2021). Tahun 2022 jumlah kasus
sebanyak 878 dengan incidence rate 31,84 per 100.000 penduduk, Case Fatality
Rate sebesar 8 (0,91 %), pada tahun 2023 mengalami
kenaikan kasus yang signifikan, jumlah kasus sebanyak 4.668 dengan incidence
rate 113,86 per 100.000 penduduk
dengan Case Fatality Rate
sebesar 0,38
%
(8
kasus kematian). Target incidence
rate tahun 2023 yakni < 10 /100000
penduduk dengan Case Fatality Rate 0,6 %
Maya indeks
merupakan indikator yang digunakan untuk identifikasi mengidentifikasi suatu daerah berisiko
tinggi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti
berdasarkan status kebersihan lingkungan dan keberadaan tempat yang berpotensi sebagai
tempat perkembangbiakan
nyamuk
Berdasarkan
hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran
tempat potensial perkembangbiakan nyamuk (Maya indeks) Aedes Sp. di daerah endemis DBD di
Kabupaten Katingan sehingga dapat dijadikan rekomendasi dalam program
pengendalian larva di daerah endemis
DBD di Kabupaten Katingan.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini lakukan
pada bulan April 2024 di 3
(tiga) daerah endemis DBD di
Kabupaten Katingan yaitu Kecamatan Katingan
Hilir, Katingan tengah dan Sanaman Mantikei. Populasi
pada penelitian ini yaitu seluruh
kasus DBD pada Januari-Februari Tahun 2024 dengan besar sampel yaitu sebanyak
113 sampel. Teknik pengambilan sampel yaitu
dengan random sampling. Data didapatkan dengan observasi langsung
pada lingkungan rumah dan sekitarnya dengan metode visual larva dengan menggunakan lembar observasi jentik
Aedes sp. Data disajikan
dalam bentuk tabel dan dianalisis menggunakan Matriks 3x3.
Hasil survei yang dilakukan pada 113 rumah yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1.
Distribusi rumah berdasarkan HRI dan BRI di daerah endemis
DBD di Kabupaten Katingan
Kategori |
BRI |
HRI |
Rendah |
22
(19,5%) |
20
(17,7%) |
Sedang |
52 (46%) |
55
(48,7%) |
Tinggi |
39
(34,5%) |
38
(33,6%) |
Total |
113
(100%) |
113 (100%) |
Berdasarkan hasil
survei pada tabel 1 diketahui bahwa berdasarkan Breeding Risk Index
(BRI) sebagian besar rumah yang ada di wilayah endemis
DBD berada di kategori sedang
yaitu sebanyak 52 (46%) rumah dan berdasarkan Hygiene Risk Index (HRI) sebagian besar
rumah di derah endemis DBD berada di kategori sedang yaitu sebanyak
55 (48,7%) rumah. Nilai HRI diperoleh dari pembagian
antara jumlah Disposable Container (DC) di rumah tangga
dengan rata-rata DC positif larva
Tabel 2. Kategori
Maya Indeks di wilayah
endemis DBD di Kabupaten Katingan
Indikator |
HRI 1 (Rendah) |
HRI 2 (Sedang) |
HRI 3 (Tinggi) |
BRI 1 (Rendah) |
7(6,2%) Rendah |
9(8%) Rendah |
6(5,3%) Sedang |
BRI 2 |
8(7,1%) |
27(23,9%) Sedang |
17(15%) Tinggi |
(Sedang) |
Rendah |
||
BRI 3 (Tinggi) |
5(4,4%) Sedang |
19(16,8%) Tinggi |
15(13,3%) Tinggi |
Berdasarkan hasil survei pada tabel 2 menunjukan bahwa paling banyak rumah di daerah
endemis DBD berada di kategori sedang (BRI 2/HRI 2) yaitu sebanyak 27 (23,9%) rumah. Proporsi rumah berdasarkan kategori
Maya Indeks di daerah endemis
DBD di Kabupaten Katingan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai
berikut.
Tabel 3. Proporsi rumah berdasarkan kategori Maya Indeks di daerah endemis
DBD di Kabupaten Katingan
Status Maya Indeks |
Jumlah |
Persentase |
Rendah |
24 |
21,3 |
Sedang |
38 |
33,6 |
Tinggi |
51 |
45,1 |
Total |
113 |
100 |
Berdasarkan hasil survei pada tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar rumah di daerah endemis DBD di Kabupaten Katingan berada pada status Maya Indeks tinggi yaitu sebanyak 51 (45,1%) rumah.
Pembahasan
Penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian besar kontainer yang ditemukan adalah controllable sites dan keberadaan jentik
lebih banyak ditemukan pada kontainer
yang mudah dikendalikan (controllable sites), Jumlah jentik yang tinggi ditemukan
pada drum tempat
penampungan air karena masyarakat jarang membersihkannya hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Dhewantara dan
Dinata
Berdasarkan Breeding Risk Index (BRI) sebagian besar rumah yang ada di wilayah endemis DBD berada di kategori sedang yaitu sebanyak 52 (46%), Hygiene Risk Index (HRI) sebagian besar rumah berada di kategori sedang yaitu sebanyak 55 (48,7%) rumah., sedangkan untuk BRI 2/HRI 2 berada di kategori sedang 27 (23,9%) rumah. HRI berkaitan dengan keberadaan kontainer yang tidak terpakai/disposabe sites (DS) dan menggambarakan risiko kebersihan lingkungan di rumah responden Rumah dengan BRI rendah hingga sedang akan lebih kecil potensinya untuk memiliki container yang positif larva dibandingkan rumah dengan BRI tinggi, untuk HRI rendah dan sedang,kemungkinan memiliki container positif larva lebih tinggi dibandingkan dengan rumah HRI tinggi
Adrianto, H., Trop, M. K., &
Subekti, S. (2023). Pengendalian Nyamuk Aedes: dari Teori, Laboratorium,
Hingga Implementasi di Komunitas. CV Jejak (Jejak Publisher).
Astuti, E. P., Prasetyowati, H.,
& Ginanjar, A. (2016). Risiko penularan demam berdarah dengue berdasarkan
maya indeks dan indeks entomologi di Kota Tangerang Selatan, Banten. Media
Litbangkes, 26(4), 211–218.
Dhewantara, P. W., & Dinata,
A. (2015). Analisis risiko dengue berbasis maya index pada rumah penderita DBD
di Kota Banjar Tahun 2012. Balaba, 11(1), 1–8.
Dinkes Kabupaten Katingan.
(2022). Lampiran Profil Kesehatan 2022.
Dinkes Provinsi Kalteng. (2023). Data
Kasus DBD Tahun 2023.
Kemenkes RI. (2023). Laporan
Tahunan 2022 Demam Berdarah Dengue.
Https://P2p.Kemkes.Go.Id/Laporan-Tahunan- Demam-Berdarah/.
Murni, M., Nelfita, N., Risti,
R., Mustafa, H., & Maksud, M. (2020). Indeks Maya dan Indeks Entomologi
Vektor Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Balaba:
Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara,
189–198.
Narmala, Y. A., & Azizah, R.
(2019). Maya Index Dan Kepadatan Larva Aedes Aegypti Antara Dusun Tegalrejo
Dan Dusun Krajan Kidul Nanggungan Pacitan Maya Index And The Density Of Aedes
Aegypti Larvae Between Tegalrejo Village And Krajan Kidul Nanggungan Village
Pacitan. The Indonesian Journal of Public Health, 14(2),
199–209.
Prasetyowati, H. (2017). Gambaran
Maya Indeks dan Kepadatan Larva di Daerah Endemis Dbd Jakarta Timur. Vektora:
Jurnal Vektor Dan Reservoir Penyakit, 9(1), 43–49.
Prasetyowati, H., Astuti, E. P.,
Hendri, J., & Fuadzy, H. (2018). Risiko penularan DBD berdasarkan maya
index dan key container pada rumah tangga kasus dan kontrol di Kota Bandung. Balaba:
Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara,
181–190.
Rahayuningrum, D. C., &
Morika, H. D. (2019). Pengaruh Kosumsi Jus Jambu Biji Merah Terhadap
Peningkatan Kadar Trombosit Pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Effects Of
Red Guava Juice Consumption On Increased Thrombocyte Levels In Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF) Patients. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 2(1),
28–38.
Sari, R. K., Djamaluddin, I.,
Djam’an, Q., & Sembodo, T. (2022). Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya
Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Puskesmas Karangdoro. Jurnal
ABDIMAS-KU: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran, 1(1), 25.
Sukohar, A. (2014). Demam
Berdarah Dengue (DBD). Medula: Jurnal Profesi Kedokteran Universitas
Lampung, 2(02), 152633.
Sunaryo, S., & Pramestuti, N.
(2014). Surveilans Aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue. Kesmas,
8(8), 423–429.
World Health Organization.
(2023). Cholera – Global Situation.
Https://Www.Who.Int/Emergencies/Disease- Outbreak-News/Item/2023-DON437.
Copyright
holder: Novi Amarullah, Mursid Raharjo, Dwi Sutiningsih
(2024) |
First
publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |