Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 6, Juni 2024
PUSAT UMKM SITU GINTUNG DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS
Purwanto Joko Slameto1, Rehulina Apriyanti2, Agus Nugroho3, Bima Haryadi4, Azas Pradana Saputra5, Nurul Maezita Putri6
Universitas Gunadarma, Kota Depok, Indonesia1,2,3,4,5,6
Email: [email protected]1, [email protected]2,
[email protected]3, [email protected]4, [email protected]5
Abstrak
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini
telah berkembang dengan baik, dimana sumber daya alam yang ada di Indonesia dan
pengembangan sector pariwisata menyebabkan UMKM mengalami peningkatan. Dalam
pengembangan UMKM yang ada di Situ Gintung sebagai Kawasan yang memiliki
potensi wisata berupa situ, akan dibuat perencanaan bangunan untuk pusat UMKM
yang menerapkan pendekatan arsitektur tropis pada desainnya. Arsitektur tropis
adalah arsitektur yang menyesuaikan dengan kondisi iklim. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif, melakukan pendataan dan pengamatan terhadap
kebutuhan para pelaku UMKM disertai dengan melakukan observasi terhadap kondisi
tapak di Situ Gintung. Penelitian ini telah menghasilkan sebuah desain pusat
UMKM yang disesuaikan dengan kondisi tapak dan iklim dan disesuaikan dengan
aktivitas yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM. Penggunaan material yang tepat
yang diterapkan pada desain seperti adanya secondary skin, peletakkan posisi
bangunan yang disesuaikan dengan kondisi iklim pada tapak. Dari hasil
perencanaan yang telah dilakukan maka menghasilkan desain yang dapat digunakan
sebagai Pusat UMKM Situ Gintung.
Kata
kunci: arsitektur tropis, material, situ gintung, usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM), teknologi
Abstract
Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) have now developed well,
where the natural resources in Indonesia and the development of the tourism
sector have caused MSMEs to increase. In the development of MSMEs in Situ
Gintung as an area that has tourism potential in the form of a situ, a building
plan for the MSME center will be made that applies a tropical architecture
approach to its design. Tropical architecture is architecture that adapts to
climatic conditions. This research uses a qualitative method, collecting data
and observing the needs of MSME players along with observing the site
conditions in Situ Gintung. This research has produced a design for an MSME
center that is adapted to site and climate conditions and tailored to the
activities needed by MSME actors. The use of appropriate materials applied to
the design such as secondary skin, the positioning of buildings that are
adjusted to the climatic conditions on the site. From the results of the
planning that has been done, it produces a design that can be used as the Situ
Gintung MSME Center.
Keywords: tropical
architecture, materials, situ gintung, micro, small and medium enterprises
(MSMEs), technology
Pendahuluan
Sumber daya alam Indonesia
yang beragam memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan. Dalam hal sektor
pertanian, perkebunan, pertambangan, industri, dan pariwisata, sumber daya alam
ini dapat meningkatkan ekonomi negara. Pariwisata adalah sektor ekonomi paling
penting di Indonesia karena dapat mendorong pemberdayaan masyarakat, pengolahan
sumber daya alam, pengembangan wilayah, dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Sektor pariwisata juga memiliki efek positif pada berbagai aspek lainnya,
seperti transportasi, perhotelan, restoran, usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM), dan tenaga kerja, yang semuanya dapat meningkatkan pendapatan ekonomi
masyarakat sekitarnya.
Tujuan
direncanakannya bangunan pusat UMKM di Indonesia untuk mendukung pengembangan
industri kreatif, meningkatkan kualitas tata kelola dan pengelolaan sistem
informasi umkm, meningkatkan nilai produk dan ketenangan konsumen, menciptakan
hubungan yang saling menguntungkan, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan:
UMKM tidak hanya mengurangi
pengangguran, tetapi juga mendorong pengembangan produk dan memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk menghasilkan pendapatan. Dalam konteks Indonesia, UMKM juga dikenal
sebagai usaha mikro, kecil dan menengah, yang memberi peran sangat penting
untuk kinerja ekonomi negara
Merancang
sebuah bangunan adalah upaya yang menantang yang melibatkan interaksi beragam
iklim, budaya, dan teknologi. Teknologi konstruksi dan kepedulian terhadap
lingkungan memainkan peran penting dalam desain arsitektur, menekankan dampak
iklim terhadap pola bangunan dan kenyamanan termal, dan menyarankan bahwa
memasukkan data iklim ke dalam pemilihan bentuk bangunan dapat mencapai
kenyamanan internal
Hubungan
yang rumit antara iklim dan teknologi dalam desain arsitektur merupakan subjek
dari banyak perdebatan. Sementara
Desain
sebuah bangunan adalah proses multifaset yang mengharuskan arsitek untuk
mempertimbangkan berbagai faktor seperti iklim, budaya, dan teknologi. Iklim
memainkan peran penting dalam memastikan kenyamanan dan efisiensi termal, yang
merupakan aspek penting dalam bangunan. Di sisi lain, kemajuan teknologi dapat
membentuk bentuk arsitektur dan menimbulkan masalah keberlanjutan
Penggabungan
bahan bangunan ramah lingkungan, seperti yang disoroti oleh
Sejalan dengan tujuan
pengembangan yang lebih luas di Indonesia, pusat UMKM dirancang dengan
pendekatan arsitektur tropis. Pusat UMKM dapat disesuaikan untuk sesuai dengan
iklim dan budaya lokal dengan menggabungkan elemen arsitektur tropis seperti
ventilasi alami, bayangan, dan bahan lokal. Ini akan menciptakan ruang yang
menguntungkan untuk kegiatan bisnis dan keterlibatan masyarakat.
Dengan
memperhatikan berbagai tujuan tersebut, perencanaan bangunan pusat UMKM Situ
Gintung dapat menjadi landasan yang kokoh dalam mendukung pertumbuhan dan
pengembangan UMKM di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
sebuah desain pusat UMKM yang disesuaikan dengan kondisi tapak dan iklim dan
disesuaikan dengan aktivitas yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dapat digunakan
dalam konteks perencanaan bangunan pusat UMKM di Indonesia adalam metode
kualitatif. Metode ini dapat digunakan untuk mendalami pemahaman tentang
preferensi dan kebutuhan para pelaku UMKM terkait dengan desain dan fungsi
bangunan pusat UMKM. pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi
partisipatif dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang aspek-aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan bangunan.
Para pelaku UMKM Situ Gintung menjadi data
awal dalam melakukan penyusunan perencanaan pusat UMKM, aktivitas yang akan
dilakukan para pelaku UMKM didata agar kebutuhan dari setiap UMKM dapat
difasilitasi dengan baik dalam perencanaan ini. Dan pengelompokkan dari jenis
UMKM akan menentukan dalam pembagian zona dan lantai.
Hasil dan Pembahasan
Tema dan Konsep Perancangan
Tema dalam perancangan adalah “Apparent of Nature Translucent”,
yang memiliki arti “kejernihan yang dapat menyatukan berbagai entitas dengan alam”.
Tema tersebut dipilih sebagai upaya dalam menyatukan berbagai manusia (entitas)
dari latar belakang berbeda dalam suatu tempat dengan alamnya (natur), yang
masing-masing memiliki tujuan tertentu. Sedangkan, pendekatan yang akan
digunakan dalam perancangan adalah dengan pendekatan arsitektur tropis.
Pendekatan ini mendukung tema “Apparent of Nature Translucent” dalam
rancangannya, yaitu keharmonisan bangunan yang menyatu dengan ruang luar
(alam), karena konsep ruang yang terkesan terbuka (open plan) dan
penggunaan material dari alam.
Hasil tata letak bangunan didapatkan dari analisis dan konsep tapak. Bangunan
Pusat UMKM Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan ini merupakan massa tunggal
yang merespons dari bentuk tapak. Bangunan diletakkan di tengah tapak dengan
menyesuaikan ketentuan daerah seperti GSB dan KDB, zoning pada tapak yang
terbagi menjadi zoning utama, servis, parkir, akses, dan area hijau, serta
analisis sirkulasi kendaraan pengunjung.
Peletakkan massa bangunan disesuaikan dengan analisis orientasi bangunan
dan view dari/ke bangunan. Tata letak bangunan yang digunakan juga memerhatikan
analisis sirkulasi dan pencapaian manusia yang dapat memudahkan para pengguna
bangunan dan zoning pada bangunan, yaitu zoning utama, pengelola, penunjang,
dan servis. Massa bangunan dikelilingi oleh sirkulasi kendaraan dan manusia di
dalam tapak.
Gambar
1. Site Plan Pusat UMKM Situ Gintung
Pada lantai 1 (satu) bangunan pusat UMKM terbagi menjadi 3 (tiga) zona. Zona
utama diletakkan di bagian depan bangunan untuk mempermuda aksesibilitas
pengunjung. Sedangkan, pada bagian belakang bangunan berfungsi sebagai area
servis yang berdekatan dengan zona dan akses parkir kendaraan servis, serta
terdapat zona penunjang berupa food court.
Lantai 2 (dua) terbagi menjadi zona utama yang berfungsi sebagai kegiatan
UMKM, dan zona servis berupa ruang mekanikal dan elektrikal. Sedangkan, lantai
3 (tiga) berfungsi sebagai zona utama yang bersifat privat. Terakhir, pada
lantai 4 (empat) terdapat ruang-ruang yang berfungsi sebagai kantor pengelola
pusat UMKM.
Gambar
2. Denah Pusat UMKM Situ Gintung
Bentuk bangunan Pusat UMKM Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan dibuat
mengikuti bentuk tapak dan massa bangunan diletakkan di area tengah tapak.
Massa bangunan yang merupakan massa tunggal ini terbagi menjadi tiga area dengan
bentuk bangunan menyerupai segitiga, serta berjumlah dua lantai pada sisi timur
dan empat lantai berbentuk L. Bangunan pada sisi barat dan utara dibuat lebih
tinggi sehingga dapat meneduhkan bangunan pada sisi timur yang lebih rendah dan
area taman terbuka yang berada di tengah bangunan.
Gambar
3. Tampak Pusat UMKM Situ Gintung
Penataan ruang dirancang menyesuaikan zona ruang dengan fungsi berbeda,
yaitu zona publik berupa resepsionis, food court, coffee shop, UMKM
tenant, UMKM store, dan exhibition hall, zona semi privat yang dapat
diakses oleh pelaku UMKM/komunitas dan pengelola yaitu ruang workshop
dan ruang training, zona servis berupa ruang MEP, ruang genset, ruang control,
gudang barang, dan lainnya yang termasuk kegiatan servis, serta zona penunjang
seperti musala, toilet, dan ruang tunggu.
Gambar
4. Interior Pusat UMKM Situ Gintung
Ekspresi Bangunan
Bangunan pusat UMKM menggunakan konsep arsitektur tropis, dengan tema “Apparent
of Nature Translucent” dengan tujuan menampilkan ruang terbuka dengan
penggunaan kaca spider glass dan memaksimalkan bukaan untuk pencahayaan
dan penghawaan alami. Serta, penerapan adaptive
perforated sun shading dan secondary skin pada fasad bangunan untuk
menghalangi panas matahari yang masuk pada sisi barat massa bangunan. Keterkaitan
antara bangunan dengan tema dan konsep perancangan dapat dilihat dari material
yang digunakan pada kulit bangunan. Pada sisi bangunan yang memiliki view yang
baik, penggunaan spider glass yang bersifat transparan bertujuan untuk
memaksimalkan sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dan memberikan kesan
natural karena bangunan yang terintegrasi dengan ruang hijau.
Selain spider glass, penerapan perforated sun shading pada
kulit bangunan yang terbuka memberikan kesan luas (open plan). Fasad
dengan material tersebut dirancang menyesuaikan dengan fungsi dan letaknya masing-masing.
Pada bangunan bagian kiri yang terkena sinar matahari timur, fasad pada lantai
1 (satu) dibiarkan terbuka agar bangunan mendapatkan penghawaan dan pencahayaan
alami pada pagi hari. Sedangkan, pada bangunan yang terkena panas sinar
matahari barat diberikan perforated sun shading yang disusun rapat guna meminimalisasi
sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan Pusat UMKM Situ Gintung, Kota
Tangerang Selatan.
Penggunaan secondary skin selain berfungsi sebagai estetika, juga
bertujuan untuk meminimalisasi masuknya sinar matahari pada siang hari. Pada
fasad depan bangunan, jenis secondary skin yang digunakan merupakan adaptive
secondary skin yang dapat menyesuaikan suhu atau panas sinar matahari yang
masuk. Sedangkan, penerapan secondary skin pada sisi lain bangunan
merupakan material permanen yang dapat memberikan estetika dan keharmonisan
dengan konsep arsitektur tropis.
Gambar
5. Detail Roster dan Secondary Skin
Roster dan secondary skin yang diterapkan pada bagian fasad area
service yaitu toilet diharapkan mampu memberikan kesan open space pada
toilet dengan tujuan dapat memberikan sirkulasi cahaya dan udara yang baik agar
tidak lembap.
Gambar
6. Detail Adaptive Secondary Skin
Adaptive secondary skin yang diterapkan pada bagian fasad utama
bangunan Pusat UMKM Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan menggunakan sebuah
teknologi yang dapat menyesuaikan dengan iklim tropis dan dapat mengoptimalkan
penggunaan cahaya alami.
Gambar
7. Detail Perforated Sun Shading
Perforated sun shading yang digunakan pada setiap sisi fasad bangunan
merupakan salah satu bentuk kulit bangunan yang dapat memberikan estetika dan
kesan open space. sehingga dapat mengoptimalkan penggunaan cahaya alami
sesuai dengan konsep yang diterapkan pada bangunan Pusat UMKM Situ Gintung,
Kota Tangerang Selatan.
Kesimpulan
Dalam pengembangan
pusat UMKM Situ Gintung yang menerapkan pendekatan arsitektur tropis pada
perencanaannya. Penerapan arsitektur tropis disesuaikan dengan kondisi iklim yang
ada dilokasi studi dan menggunakan desain yang dapat beradaptasi dengan kondisi
tropis yang juga disesuaikan dengan fungsi bangunan sebagai bangunan pusat UMKM
di Indonesia.
BIBLIOGRAFI
Dodoo, A., & Ayarkwa, J. (2019). Effects of Climate Change for
Thermal Comfort and Energy Performance of Residential Buildings in a
Sub-Saharan African Climate. Buildings, 9, 1–20.
https://doi.org/10.3390/buildings9100215
Eddy, T., Agustina, A., & Purnomo, S. (2023). Influence of Sustainable Construction for The Environment and Social Community. RSF Conference Series: Business, Management and Social Sciences, 3(3), 410–417. https://doi.org/10.31098/bmss.v3i3.705
Elbony, F. A. (n.d.). The Effect of Technological Development on Architecture Nanotechnology and Architectural Design. Journal of Engineering, 2(2), 65–77.
Fitra, H. A., & Sinatra, F. (2020). The Effect of Industry 4.0 on the Development of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) Banana Chips in Bandar Lampung. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 8(2), 177–186. https://doi.org/10.14710/jwl.8.2.177-186
Gradziński, P. (2017). Application of the Life Cycle Analysis and the Building Information Modelling Software in the Architectural Climate Change-Oriented Design Process. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 245(4), 1–9. https://doi.org/10.1088/1757-899X/245/4/042081
Kothari, D. P., & Pathak, A. (2021). Green Building Construction In India And Benefits Of Sustainable Building Materials. Journal Of Mechanics Of Continua And Mathematical Sciences, 16(4), 1–15. https://doi.org/10.26782/jmcms.2021.04.00001
Poon, S. (2021). Deconstructing Sustainability Perceptions: Investigating Technological Innovation-Environmental Interaction in Green Buildings and the Influence of Architectural Design. International Journal of Built Environment and Sustainability, 8(1), 91–101. https://doi.org/10.11113/ijbes
Sahubawa, A. P., Nurcholisah, K., & Pramono, I. P. (2023). Analisis Penerapan Business Plan dalam Pengembangan Usaha di UMKM Daerah Sekeloa dan Sukaluyu. Bandung Conference Series: Accountancy, 3(1), 345–350. https://doi.org/10.29313/bcsa.v3i1.6369
Vernyuy, A. (2024). Impact of Technological Advancements on Human Existence. International Journal of Philosophy, 3(2), 54–66. www.carijournals.org
Vidovszky, I. (2023). The Impact Of Material And Crafting Technology On The Shaping And Design Of Wrought Iron Architectural Elements. Journal of Architecture and Urbanism, 47(2), 171–182. https://doi.org/10.3846/jau.2023.19631
Wang, H., & Chen, Q. (2014). Impact of climate change heating and cooling energy use in buildings in the United States. Energy and Buildings, 82, 428–436. https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2014.07.034
Zhang, L. (2023). The Influence of the Green Economy on the Structure of Industries. Proceedings of the 7th International Conference on Economic Management and Green Development, 39(1), 60–67. https://doi.org/10.54254/2754-1169/39/20231935
Copyright holder: Purwanto Joko Slameto, Rehulina Apriyanti, Agus Nugroho, Bima Haryadi, Azas Pradana Saputra, Nurul Maezita Putri (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |