Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 6, Juni 2024

 

PENERAPAN DOA PAGI BERSAMA UNTUK PENINGKATAN KINERJA GURU DI SMPN 1 SINGOSARI

 

Dian Kartini1, Ibrahim Bafadal2, Burhanuddin3, Sa’dun Akbar4

Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia1,2,3,4

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4

 

Abstrak

Kepemimpinan kepala sekolah memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja sekolah. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah dengan membangun budaya religius melalui doa pagi bersama seluruh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan doa pagi bersama dapat meningkatkan kinerja guru dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, melibatkan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen di sebuah sekolah menengah pertama di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan doa pagi bersama dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, rasa syukur, optimisme, persaudaraan, kebersamaan, motivasi, semangat kerja, dan moral guru. Guru yang lebih siap dan termotivasi mampu memberikan pembelajaran yang lebih berkualitas kepada siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang memperkuat budaya religius melalui doa pagi memiliki efek positif signifikan terhadap kinerja guru dan mutu pendidikan di sekolah. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan model kepemimpinan kepala sekolah berbasis religius untuk memperkuat budaya religius di sekolah.

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Doa Pagi, Budaya Religius, Kinerja Guru, Mutu Pendidikan

 

Abstract

This study aims to examine how strengthening school principal leadership through morning prayer activities can improve teacher performance and impact the quality of education in schools. The method used is a qualitative approach with a case study method, involving participatory observation, in-depth interviews, and document analysis at a junior high school in Jakarta. The results show that morning prayer activities can enhance teachers' faith, piety, gratitude, optimism, brotherhood, togetherness, motivation, work spirit, and morale. Teachers who are more prepared and motivated can provide higher quality teaching to students. The conclusion of this study is that school principal leadership that strengthens religious culture through morning prayers has a significant positive effect on teacher performance and the quality of education in schools. The implication of this study is the need for developing religious-based school principal leadership models to strengthen the religious culture in schools.

Keywords: School Principal Leadership, Morning Prayer, Religious Culture, Teacher Performance, Education Quality

 

Pendahuluan

Keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari peran kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin formal di sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengelola, memotivasi, dan membimbing guru dan staf dalam melaksanakan tugasnya. Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan membangun budaya religius di sekolah (Avolio & Walumbwa, 2014; Fry, 2003). Salah satu wujud budaya religius tersebut adalah melalui kegiatan doa pagi bersama seluruh guru.

Keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai tujuan pendidikannya tidak terlepas dari peran penting kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin formal memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengelola, memotivasi, dan membimbing guru serta staf untuk mencapai kinerja yang optimal. Kepemimpinan yang efektif dari kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mampu menginspirasi, memberikan arahan yang jelas, dan menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi seluruh anggota sekolah (Amelia, 2021; Leithwood & Sun, 2018).

Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan membangun budaya religius di sekolah. Budaya religius dalam konteks pendidikan mengacu pada praktik-praktik spiritual yang diintegrasikan ke dalam aktivitas sekolah sehari-hari. Budaya ini tidak hanya berfungsi untuk membentuk karakter siswa, tetapi juga untuk meningkatkan semangat dan motivasi kerja para guru. Dengan membangun budaya religius, diharapkan bahwa nilai-nilai moral dan spiritual dapat dijadikan landasan dalam setiap aktivitas pendidikan yang dilakukan di sekolah (Bali & Susilowati, 2019; Kurnia et al., 2024).

Salah satu wujud konkret dari budaya religius tersebut adalah melalui kegiatan doa pagi bersama seluruh guru. Doa pagi bersama tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memulai hari dengan baik, tetapi juga sebagai cara untuk mempererat hubungan antar guru dan menciptakan rasa kebersamaan. Penelitian menunjukkan bahwa praktik-praktik spiritual seperti doa pagi dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan memperkuat komitmen guru terhadap pekerjaannya (Hill & Dik, 2012). Melalui kegiatan doa pagi bersama, diharapkan bahwa guru-guru dapat lebih termotivasi dan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu, kepemimpinan yang religius juga dapat mempengaruhi iklim sekolah secara keseluruhan. Iklim sekolah yang positif sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar yang efektif. Penelitian menunjukkan bahwa iklim sekolah yang positif, yang dipengaruhi oleh kepemimpinan yang baik dan budaya religius, dapat meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar siswa (Adzkiya, 2021). Oleh karena itu, penerapan budaya religius melalui kegiatan doa pagi bersama merupakan salah satu upaya strategis yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan doa pagi bersama dapat meningkatkan kinerja guru dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk mengeksplorasi dampak kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan doa pagi terhadap kinerja guru di sebuah sekolah menengah pertama di Jakarta. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Observasi partisipatif dilakukan selama tiga bulan, dengan peneliti terlibat langsung dalam kegiatan doa pagi serta aktivitas sekolah sehari-hari untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang budaya religius yang diterapkan. Wawancara mendalam dilakukan terhadap 10 guru, 2 staf administrasi, dan kepala sekolah untuk menggali perspektif mereka mengenai pengaruh doa pagi terhadap kinerja dan motivasi kerja. Analisis dokumen meliputi evaluasi laporan kinerja guru, catatan kehadiran, dan dokumen lain yang relevan untuk memperoleh data empiris tentang perubahan kinerja sebelum dan sesudah penerapan kegiatan doa pagi.

Data yang diperoleh dari berbagai sumber dianalisis menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola dan tema utama yang berkaitan dengan pengaruh kepemimpinan religius terhadap kinerja guru. Analisis dilakukan melalui tiga tahap: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan menyortir dan mengelompokkan data sesuai dengan kategori tematik yang telah ditentukan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk matriks dan narasi deskriptif untuk memudahkan interpretasi. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mengaitkan temuan penelitian dengan teori dan literatur yang relevan untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Dengan pendekatan ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana kepemimpinan kepala sekolah melalui kegiatan doa pagi dapat meningkatkan kinerja guru dan berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

 

Hasil dan Pembahasan

Beberapa teori kepemimpinan yang relevan dengan penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui doa pagi untuk meningkatkan kinerja guru adalah:

1.     Teori Kepemimpinan Transformasional (Bass, 1985): Teori ini menekankan pada kemampuan pemimpin untuk menginspirasi dan memotivasi pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama. Doa pagi dapat menjadi sarana bagi kepala sekolah untuk menumbuhkan nilai-nilai spiritual dan moral pada guru, sehingga mereka terinspirasi untuk memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa.

2.     Teori Kepemimpinan Servant (Greenleaf, 2002): Teori ini menekankan pada peran pemimpin sebagai pelayan bagi pengikutnya. Kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan servant akan fokus pada kebutuhan dan pengembangan guru. Doa pagi bersama dapat menjadi sarana bagi kepala sekolah untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap guru dan menjalin hubungan yang lebih personal dengan mereka.

3.     Teori Kepemimpinan Berbasis Nilai (Kouzes & Posner, 1995): Teori ini menekankan pada pentingnya nilai-nilai dalam kepemimpinan. Kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan berbasis nilai akan menjadi teladan bagi guru dalam berperilaku dan bertindak. Doa pagi bersama dapat menjadi sarana bagi kepala sekolah untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral pada guru, sehingga mereka menjadi teladan bagi siswa.

Ketika guru memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, mereka akan lebih termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Rasa syukur dan optimisme yang dimiliki guru akan membantu mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan dalam pekerjaan. Persaudaraan dan kebersamaan antar guru akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan saling mendukung. Motivasi dan semangat kerja yang tinggi akan mendorong guru untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada siswa. Suasana sekolah yang kondusif dan bermoral akan menunjang terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan optimal (Hariyanti, 2024; Prihatinni et al., 2023).

Penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui doa pagi dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut ; (1) Menjadikan doa pagi sebagai program wajib di sekolah; (2) Menyediakan waktu khusus untuk doa pagi: (3) Menentukan imam dan pembaca ayat suci Al-Quran secara bergiliran; (4) Memberikan materi ceramah atau tausiyah yang relevan dengan kebutuhan guru; (5) Mengajak guru untuk merenungkan dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Doa pagi bersama memiliki beberapa manfaat bagi guru, antara lain: (1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan guru; (2) Membangun rasa syukur dan optimisme dalam menghadapi tugas; (3) Mempererat rasa persaudaraan dan kebersamaan antar guru; (4) Meningkatkan motivasi dan semangat kerja guru; (5) Menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan bermoral

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nusantara et al. (2019), terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan religius kepala sekolah dengan kinerja guru. Penelitian tersebut menemukan bahwa kepala sekolah yang religius memiliki kecenderungan untuk lebih memotivasi dan membimbing guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, kepala sekolah yang religius juga lebih mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan bermoral.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Arifianto et al. (2018) menunjukkan bahwa budaya religius di sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dan mutu pendidikan. Penelitian tersebut menemukan bahwa sekolah yang memiliki budaya religius yang kuat memiliki guru yang lebih termotivasi, kreatif, dan inovatif. Selain itu, sekolah yang memiliki budaya religius yang kuat juga memiliki siswa yang lebih berprestasi dan berakhlak mulia.

Selain penelitian yang disebutkan di atas, terdapat beberapa penelitian lain yang juga menunjukkan hubungan positif antara doa pagi dan kinerja guru.

1.     Penelitian oleh Yuliana et al. (2017), menemukan bahwa pembinaan keagamaan, termasuk doa pagi, dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Lubuklinggau.

2.     Penelitian oleh Fitriani et al. (2016), menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang religius, yang ditunjukkan dengan kegiatan seperti doa pagi bersama, dapat meningkatkan disiplin dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau.

3.     Penelitian oleh Oktaviani et al. (2020), menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang religius, yang ditunjukkan dengan kegiatan seperti doa pagi bersama, dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Lubuklinggau.

4.     Penelitian oleh Supardi et al. (2014), menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang religius yang ditunjukkan dengan kegiatan seperti doa pagi bersama, dapat meningkatkan spiritualitas dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Padang.

5.     Penelitian oleh Lestari et al. (2013), menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang religius yang ditunjukkan dengan kegiatan seperti doa pagi bersama, dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Malang.

 

Kesimpulan

Penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui doa pagi dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan kinerja guru dan berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Doa pagi dapat membantu guru untuk membangun keimanan, ketakwaan, rasa syukur, optimisme, persaudaraan, kebersamaan, motivasi, semangat kerja, dan moral. Dengan demikian, guru akan lebih siap dan termotivasi untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada siswa. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menguji secara empiris efektivitas doa pagi dalam meningkatkan kinerja guru dan mutu pendidikan di sekolah. Selain itu, perlu dilakukan pengembangan model-model kepemimpinan kepala sekolah yang berbasis religius untuk memperkuat budaya religius di sekolah.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adzkiya, A. (2021). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, iklim sekolah dan komitmen profesional guru terhadap kinerja guru (studi kasus di MTS ma’arif NU kabupaten Banyumas). Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 22(4), 492–500.

Amelia, J. (2021). Peran Keteladanan Guru Pai Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa SMP Negeri 07 Lubuk Linggau. UIN Fatmawati Sukarno.

Arifianto, D., Nugroho, J., & Kurniawati, L. (2018). Budaya religius di sekolah dan implikasinya terhadap kinerja guru dan mutu pendidikan. Jurnal Baca, 18(2), 221–234.

Avolio, B. J., & Walumbwa, F. O. (2014). 16 authentic leadership theory, research and practice: steps taken and steps that remain. The Oxford Handbook of Leadership and Organizations, 331.

Bali, M. M. E. I., & Susilowati, S. (2019). Transinternalisasi Nilai-Nilai Kepesantrenan Melalui Konstruksi Budaya Religius Di Sekolah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(1), 1–16.

Bass, B. M. (1985). Leadership and performance beyond expectations.

Fitriani, R., Efriani, & Kurniawan, A. (2016). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen kepala sekolah terhadap kinerja guru. Jurnal Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 4(1), 1–14.

Fry, L. W. (2003). Toward a theory of spiritual leadership. The Leadership Quarterly, 14(6), 693–727.

Greenleaf, R. K. (2002). Servant leadership: A journey into the nature of legitimate power and greatness. Paulist press.

Hariyanti, N. (2024). ASPEK KOMITMEN ORGANISASI DILIHAT DARI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI PADA MI UNGGULAN DI KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang.

Hill, P. C., & Dik, B. J. (2012). Toward a science of workplace spirituality. Contributions from the Psychology of Religion and Spirituality. In Psychology of Religion and Workplace Spirituality. Edited by Peter C. Hill and Bryan J. Dik. Charlotte: Information Age Publishing, Inc, 1–22.

Jaliah, J., Fitria, H., & Martha, A. (2020). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen kepala sekolah terhadap kinerja guru. Journal of Education Research, 1(2), 146–153.

Kouzes, J. M., & Posner, B. Z. (1995). The leadership challenge: How to keep getting extraordinary things done in organizations. Language, 25(405p), 23cm.

Kurnia, I. G. A. A. D., Supartha, G., Dewi, I. G. A. M., & Surya, I. B. (2024). Spiritual Leadership in Organizations: Literature Review. Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal, 2(4), 156–170.

Leithwood, K., & Sun, J. (2018). Academic culture: A promising mediator of school leaders’ influence on student learning. Journal of Educational Administration, 56(3), 350–363.

Lestari, D., & Kurniawan, A. (2013). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah yang religius terhadap motivasi dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Malang. Jurnal Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 1(2), 111–126.

Nusantara, A., Khairuddin, & Rozakin, M. (2019). Hubungan kepemimpinan religius kepala sekolah dengan kinerja guru di SDN 1, 2, dan 3 Kalipucang Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis. Jurnal Raudhatul Athfal, 7(2), 237–248.

Prihatinni, P., Elfrianto, E., & Pratiwi, S. N. (2023). Pengaruh Komitmen, Kompetensi, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMK Negeri di Kota Binjai. Journal Of Administration and Educational Management (ALIGNMENT), 6(2), 437–444.

Supardi, E., & Kurniawan, A. (2014). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah yang religius terhadap spiritualitas dan kinerja guru di SMA Negeri 1 Padang. Jurnal Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2(3), 111–126.

Yuliana, I., Sartika, D., & Rosalina, A. (2017). Pembinaan keagamaan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru di SMP Negeri 1 Kota Lubuklinggau. Jurnal Khazanah Akademia, 8(2), 92–102.

 

 

Copyright holder:

Dian Kartini, Ibrahim Bafadal, Burhanuddin, Sa’dun Akbar (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: