Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 9, September 2024

 

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP SENSITIVITAS HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

 

Selvia Mely Nova1, Marlina Widiyanti2*, Muizzuddin3, Mohamad Adam4

Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia1,2,3,4

Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap sensitivitas harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel independen dalam penelitian ini meliputi Earning Per Share (EPS), Non-Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Good Corporate Governance (GCG). Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2018-2022. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap sensitivitas harga saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS dan NPL berpengaruh positif signifikan terhadap sensitivitas harga saham, sementara CAR dan GCG tidak berpengaruh signifikan. Temuan ini mengindikasikan bahwa investor lebih memperhatikan indikator profitabilitas dan kualitas aset dalam menilai kesehatan bank dan mempengaruhi keputusan investasi mereka di pasar saham.

Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank, Sensitivitas Harga Saham, Earning Per Share, Non Performing Loan, Capital Adequency Ratio, and Good Corporate Governance, Stock Price

 

Abstract

This research aims to analyze the influence of bank health levels on share price sensitivity in banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The independent variables in this research include Earning Per Share (EPS), Non-Performing Loans (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), and Good Corporate Governance (GCG). This research uses secondary data from the annual financial reports of banking companies listed on the IDX during the 2018-2022 period. The analytical method used is multiple linear regression to see the influence of each independent variable on stock price sensitivity. The research results show that EPS and NPL have a significant positive effect on share price sensitivity, while CAR and GCG have no significant effect. These findings indicate that investors pay more attention to profitability and asset quality indicators in assessing bank health and influencing their investment decisions in the stock market.

Keywords: Bank Health Level, Share Price Sensitivity, Earning Per Share, Non Performing Loan, Capital Adequency Ratio, and Good Corporate Governance, Stock Price

 

Pendahuluan

   Perbankan memainkan peran penting dalam perekonomian dengan menyediakan berbagai layanan keuangan yang mendukung kegiatan ekonomi sehari-hari, seperti kredit, simpanan, dan layanan pembayaran. Sebagai institusi keuangan, kesehatan bank menjadi faktor krusial yang mencerminkan stabilitas dan kinerja keuangan bank tersebut. Dimasa Pandemi Covid 19, perkembangan harga saham selalu menjadi obyek yang menarik untuk diprediksi dan dianalisis (Nugraha et al., 2022; Sudiyono et al., 2023; Supriatini & Sulindawati, 2021). Keberhasilan dan ketelitian dalam memprediksi perkembangan dan sensitivitas harga saham merupakan suatu hal yang diingikan oleh para pelaku pasar modal terutama investor yang menginvestasikan dananya di pasar modal (Jamaluddin, 2022).

Beberapa rasio yang bisa dijadikan proksi dari setiap faktor RGEC adalah Net Performing Loan (NPL) untuk memproksikan faktor Risk Profile, Dewan Komisaris Independen untuk memproksikan faktor Good Corporate Governance, dan Cash Adequacy Ratio (CAR) untuk memproksikan faktor Capital. Earning Per Share digunakan sebagai variabel pengganti untuk melihat pendatapan per saham yang dapat dihasilkan oleh stakeholder. Indikator-indikator ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai kemampuan bank dalam mengelola aset, kewajiban, dan risiko-risiko yang dihadapinya. Tingkat kesehatan yang baik menunjukkan bahwa bank memiliki kapasitas yang memadai untuk menghadapi tekanan finansial dan ekonomi, serta kemampuan untuk memberikan keuntungan yang berkelanjutan bagi para pemegang sahamnya.

Harga saham bank di pasar modal sering kali dipengaruhi oleh persepsi investor terhadap kesehatan dan kinerja keuangan bank tersebut. Investor cenderung lebih tertarik pada saham-saham bank yang menunjukkan stabilitas dan kinerja yang baik karena dianggap lebih aman dan memberikan prospek keuntungan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perubahan dalam indikator kesehatan bank dapat berdampak signifikan terhadap harga saham bank di pasar modal (Dietrich & Wanzenried, 2011). Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya dengan memperhatikan kinerja dan resiko perusahaan yang menerbitkan saham. Oleh karena itu harga saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satu pengukur nilai suatu perusahaan (Sorongan, 2021).

Harga Saham sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, para investor yang akan berinvestasi dalam bentuk saham sangat memerlukan informasi-informasi akurat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan (Pratama et al., 2019). Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro suatu negara serta kondisi ekonomi global . (Sudiyono et al., 2023; Supriatini & Sulindawati, 2021). Kenaikan harga saham menandakan banyaknya investor ingin mengakuisisi saham, sedangkan penurunan harga saham menandakan banyaknya investor siap menjual (Maulana, 2023).

 

Tabel 1. Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2022

No

Kode

Tahun

2018

2019

2020

2021

2022

1

BBCA

 IDR  5.200

 IDR  6.685

 IDR  6.770

 IDR  7.300

 IDR  8.550

2

BBRI

 IDR  3.660

 IDR  4.400

 IDR  4.170

 IDR  4.110

 IDR  4.940

3

BBNI

 IDR  8.800

 IDR  7.800

 IDR  6.175

 IDR  6.750

 IDR  9.225

4

BMRI

 IDR  7.375

 IDR  7.675

 IDR  6.325

 IDR  6.000

 IDR  7.025

5

BRIS

 IDR     500

 IDR     530

 IDR  2.250

 IDR  1.780

 IDR  1.290

6

BBTN

 IDR  1.500

 IDR     500

 IDR  1.447

 IDR  1.730

 IDR  1.350

7

BJTM

 IDR     690

 IDR     655

 IDR     685

 IDR     750

 IDR     710

8

BTPS

 IDR  1.750

 IDR  4.490

 IDR  3.550

 IDR  3.580

 IDR  2.790

9

BJBR

 IDR  2.050

 IDR  1.185

 IDR  1.550

 IDR  1.335

 IDR  1.345

10

BABP

 IDR       50

 IDR       50

 IDR       50

 IDR     228

 IDR     119

11

BNGA

 IDR     454

 IDR     451

 IDR     654

 IDR     571

 IDR     515

12

BACA

 IDR     300

 IDR     300

 IDR     376

 IDR     266

 IDR     131

13

BDMN

 IDR  7.550

 IDR  3.950

 IDR  3.200

 IDR  2.350

 IDR  2.730

14

BGTG

 IDR       50

 IDR       50

 IDR       40

 IDR       46

 IDR       64

15

BNLI

 IDR     680

 IDR  1.110

 IDR  1.160

 IDR  1.535

 IDR  1.015

16

BNBA

 IDR     278

 IDR     360

 IDR     378

 IDR  3.240

 IDR     925

17

BNII

 IDR     206

 IDR     206

 IDR     318

 IDR     332

 IDR     228

18

PNBS

 IDR       50

 IDR       50

 IDR       83

 IDR       85

 IDR       63

19

MCOR

 IDR     120

 IDR     129

 IDR     139

 IDR     116

 IDR       80

20

PNBN

 IDR     268

 IDR     380

 IDR     264

 IDR     172

 IDR     358

21

MEGA

 IDR  4.900

 IDR  6.350

 IDR  4.870

 IDR  8.475

 IDR  5.275

22

NISP

 IDR     855

 IDR     845

 IDR     820

 IDR     880

 IDR     650

23

BSIM

 IDR     550

 IDR     535

 IDR     505

 IDR  1.000

 IDR  1.050

24

BINA

 IDR     720

 IDR     720

 IDR     675

 IDR  3.810

 IDR  3.990

25

NOBU

 IDR  1.016

 IDR     905

 IDR     825

 IDR     710

 IDR     568

26

MAYA

 IDR  7.025

 IDR  9.100

 IDR  7.650

 IDR     620

 IDR     550

27

MASB

 IDR  2.300

 IDR  1.230

 IDR  1.200

 IDR  2.709

 IDR  3.000

28

SDRA

 IDR     860

 IDR     830

 IDR     650

 IDR     565

 IDR     570

29

BBMD

 IDR  1.380

 IDR  2.800

 IDR  1.548

 IDR  2.000

 IDR  2.033

Sumber : Idx.co.id (data diolah penulis)

 

Pada tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Harga Saham perusahaan Perbankan mengalami fluktuasi dan berberda setiap perusahaan dan setiap periodenya. Harga Saham paling tinggi adalah 9225 pada perusahaan BBNI tahun 2022. Harga Saham paling rendah adalah pada perusahaan BGTG tahun 2020. Hal ini dapat diartikan adanya pengaruh covid-19 pada tahun 2020 sehingga terjadinya penurunan pada Harga Saham perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2020 rata-rata Harga Saham mengalami penurunan yang drastis dibanding dengan tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. 2020 ditandai dengan adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh buruk pada perekonomian seluruh dunia. Tetapi, peningkatan pada Harga saham dapat dilihat pada tahun berikutnya dari Harga Saham senilai 2011 menjadi 2174 pada tahun 2021. Hal ini merupakan fenomena yang terjadi pada Harga saham selama periode 2018-2022. Namun, dapat disimpulkan bahwa sensitivitas Harga Saham dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap sensitivitas harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

Metode Penelitian    

Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada perusahaan perbankan daerah yang terdaftar di BEI dengan periode 2018-2022 yang berfokus pada faktor seperti Non Performing Loan, Earning Per Share, Capital Addequency Ratio, dan Good Corporate Governance sebagai variabel independent terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Pendekaatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder. Ada pula jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 46 perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022.  Sampel merupakan sejumlah unit yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono., 2020). Dalam penelitian ini terdapat 29 perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposevie sampling yaitu teknik yang dilakukan untuk mempertimbangkan dan menentukan sampel dengan kriteria tertentu. Berikut kriteria sampel dalam penelitin ini:

1)  Data triwulan perusahaan perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022.

2)  Perusahaan memiliki profitabilitas yang positif selama periode tahun 2018-2022.

3)  Perusahaan memiliki GCG selama periode tahun 2018-2022.

4)  Perusahaan memiliki laporan keuangan dalam mata uang rupiah.

 

Hasil dan Pembahasan

Uji Hipotesis

Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi digunakan dalam mengukur apakah variabel-variable independent memiliki kemampuan dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2020). Hasil dari uji koefisien determinasi penelitian dapat dilihat dalam tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.623a

.389

.371

.69766

1.898

a. Predictors: (Constant), LAG_GCG, LAG_NPL, LAG_CAR, LAG_EPS

b. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber : Output SPSS 25.0

 

Berdasarkan hasil tabel 2 nilai dari Adjusted R Square yang didapakan memiliki hasil model sebesar 0.371 atau 37,1%. Variabel Harga Saham dapat dijelaskan sebesar 37,1% oleh variabel Earning Per Share, Non Performing Loan , Capital Addequency Ratio, dan Good Corporate Governance, sedangkan diluar yang dapat dipengaruhi bersisa 62,9% oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

 

Uji Kesesuaian Model (Uji F)

            Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dikumpulkan dalam model regresi penelitian memiliki model yang sesuai dan hasil yang signifikan (Ghozali, 2018). Pengujian ini dilihat melalui kriteria dengan melihat nilai dari probabilitas (sig), Apabila value dari sig < 0,05, maka peramaan dari model regresi memiliki kesesuaian dan layak untuk digunakan dalam pengujian. Sebaliknya, apabila value sig > 0,05. maka persamaan model dari regresi tidak memiliki kesesuaian atau tidak layak untuk digunakan sebagai model regresi. Hasil uji nilai-F disajikan pada tabel 3 sebagai berikut:

 

 

 

 

Tabel 3. Hasil Uji Nilai-F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

43.011

4

10.753

22.092

.000b

Residual

67.656

139

.487

 

 

Total

110.667

143

 

 

 

a. Dependent Variable: LAG_Y

b. Predictors: (Constant), LAG_GCG, LAG_NPL, LAG_CAR, LAG_EPS

Sumber : Output SPSS 25.0

 

Tabel 3 menunjukkan hasil uji-f dengan nilai-f sebesar 22.092 dan nilai sig sebesar 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model dengan variabel Earning Per Share, Non Performing Loan , Capital Addequency Ratio, dan Good Corporate Governance, terhadap Sensitivitas Harga Saham layak digunakan dan berpengaruh secara signifikan.

 

Uji Parsial (Uji-T)

Uji Parsial atau Uji Nilai-t dapat digunakan untuk mengetahui secara empiris pengaruh variabel-variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2018). Berdasarkan hasil analisis secara empiris, bentuk perumusan model regresi adalah sebagai berikut :

 

HS = 1.223+ 0.434 EPS + 0.228 NPL + 0.015 CAR – 0.308 GCG

 

Kriteria yang didaptkan dari uji-t yaitu dengan melihat hasil dari nilai signifikansi atau Sig dan arah koefisien. Jika nilai signifikansi yang didapatkan > 0.05 dan atau nilai koefien regresi berlawan arah atau negatif, maka hasil hipotesis alternatif tidak terdukung. Sebaliknya, jika nilai signifikansi yang didapatkan < 0.05 dan koefien regresi searah atau bernilai positif, maka hipotesis alternatif terdukung. Hasil dari uji nilai-t dari hipotesis-hipotesis0disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:

 

Tabel 4. Hasil Uji Nilai-t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1.288

.140

 

9.208

.000

LAG_EPS

.434

.047

.655

9.264

.000

LAG_NPL

.288

.128

.159

2.249

.026

LAG_CAR

.015

.213

.005

.072

.943

LAG_GCG

-.308

.301

-.069

-1.025

.307

a. Dependent Variable: LAG_Y

Sumber : Output SPSS 25.0

 

Earning Per Share (H1)

Berdasarkan tabel 4. Earning Per Share memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.434 dengan nilai positif atau searah dan signifikansi 0.000 < α 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel Earning Per Share terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham (H1 terdukung).

 

Non Performing Loan (H2)

Berdasarkan tabel 4, Non Performing Loan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0.288 dengan nilai nilai positif atau searah dan signifikansi 0.026 < α 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel Non Performing Loan berpengaruh positif signifkan terhadap sensitivitas Harga Saham (H2 tidak terdukung).

 

Capital Addequency Ratio  (H3)

Berdasarkan tabel 4, Capital Addequency Ratio memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,015 dengan nilai postif atau searah dan signifikansi 0.943 > α 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel Capital Addequency Ratio terbukti tidak berpengaruh terhadap sensitivitas Harga Saham (H3 tidak terdukung).

 

Good Corporate Governance (H4)

Berdasarkan tabel 4, Good Corporate Governance memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,308 dengan nilai postif atau searah dan signifikansi 0.307 > α 0.05. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel Good Corporate Governance terbukti tidak berpengaruh terhadap sensitivitas Harga Saham (H4 tidak terdukung).

 

Pembahasan Hasil Penelitian

Earning Per Share terhadap Harga Saham

Berdasarkan Hasil Uji T pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa Earning Per Share terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian dimana nilai koefisien regresi sebesar 0.434 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.000 < α 0.05), sehingga hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap dengan Harga Saham diterima (H1 diterima).

Hasil ini sejalan dengan signalling theory perusahaan dengan nilai Earning Per Share yang tinggi atau meningkat setiap tahunnya dapat dijadikan sebuah sinyal yang baik yang dapat diberikan kepada calon investor atau pemegang saham. Hal ini dapat diartikan sebagai wujud kinerja yang baik dan efektif dalam perusahaan. Sehingga, investor dapat mengetahui prospek pada saham yang ada pada perusahaan. EPS merupakan faktor fundamental perusahaan, faktor fundamental merupakan sinyal untuk investor karena faktor fundamental mencerminkan kondisi suatu perusahaan. Kondisi fundamental perusahaan mengakibatkan perubahan keputusan investor untuk mengambil keputusan berinvestasi (Jufrizen et al., 2023).

 

Non Performing Loan terhadap Sensitivitas Harga Saham

Berdasarkan Hasil Uji T pada tabel 4 didapatkan hasil Non Performing Loan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sensitivitas Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian dimana nilai koefisien regresi sebesar 0.288 dengan nilai signifikansi sebesar 0.026 (0.000 < α 0.05), sehingga hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa Non Performing Loan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dengan Sensitivitas Harga Saham diterima (H2 diterima).

Hasil penelitian menunjukan menunjukkan bahwa Non Performing Loan berpengaruh positif terhadap harga saham, disebabkan karena para investor tetap tertarik berinvestasi di suatu bank sepanjang bank tersebut memperoleh laba tanpa mempertimbangkan tingkat kualitas kredit yang tercermin dari besarnya NPL (Friantin & Ratnasari, 2019). Pada periode pengamatan dapat dilihat bahwa nilai NPL memiliki nilai yang cukup rendah dibandingkan dengan nilai maksimal atau buruk NPL pada perbankan yaitu 5%. Oleh sebab itu NPL berpengaruh positif Harga Saham Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2022.

Non Performing Loan memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Berpengaruhnya NPL terhadap Harga Saham dikarenakan bahwa, Jika semakin besar NPL yang terjadi di suatu bank maka pendapatannya akan turun. Biaya akan menjadi lebih besar dan mempengaruhi profitabilitas sehingga menjadikan kesehatan bank dan ratingnya turun, dan dapat menjadikan investor tidak tertarik untuk berinvestasi dan akan berpengaruh terhadap penurunun Harga Saham.

Hal ini disebabkan karena kenaikan rata-rata presentase perbankan di Indonesia masih berada pada taraf yang wajar, yaitu di bawah 5% (ketentuan Bank Indonesia) dan setiap kenaikan presentase NPL searah dengan kenaikan harga saham sehingga para investor tidak mempermasalahkan untuk tetap berinvestasi di dunia perbankan  (Medyawicesar et al., 2018b). Non Performing Loan menunjukan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar dan memungkinkan pencapaian laba semakin rendah (Medyawicesar et al., 2018a). Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain (Murni & Sabijono, 2018). Penurunan laba mengakibatkan dividen yang dibagikan juga semakin berkurang sehingga pertumbuhan tingkat harga saham bank akan mengalami penurunan (Viorentina et al., 2022). Non Performing Loan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2022 memiliki nilai rata-rata yang cukup rendah yaitu 2,70% hingga 3,32%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai Non Performing Loan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2022 cenderung rendah yaitu dibawah batas wajar yang telah ditentukan Bank Indonesia yaitu 5%. Rendahnya Non Performing Loan pada Perusahaan Perbankan dapat mengakibatkan investor untuk tidak memperhatikan variabel tersebut dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, hal ini tetap akan berpengaruh baik pada sensitivitas harga saham yang dimana dengan banyaknya investor yang membeli saham dapat meningkatkan harga saham.

 

Capital Addequency Ratio terhadap Sensitivitas Harga Saham

Berdasarkan Hasil Uji T pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa Capital Addequency Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian dimana nilai koefisien regresi sebesar 0.0015 dengan nilai signifikansi sebesar 0.943 (0.000 < α 0.05), sehingga hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa Capital Addequency Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham ditolak (H3 ditolak).

Hasil penelitian ini dapat diartikan bahwa investor dalam memutuskan untuk investasi tidak melihat modal yang dimiliki oleh perusahaan perbankan, dikarenakan investor sudah percaya dan merasa aman dengan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2022. Rata-rata nilai CAR yang dimiliki oleh  ini juga tinggi yaitu lebih dari 20% (telah melebihi batas minimum yang ditetapkan oleh BI) (Adirinarso, 2023). Ini juga menjelaskan bahwa rasio CAR perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2018-2022 ini tidak berpengaruh terhadap naik atau turunnya harga saham.

 

Good Corporate Governance terhadap Sensitivitas Harga Saham

Berdasarkan Hasil Uji T pada tabel 4 didapatkan hasil bahwa Good Corporate Governance berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian dimana nilai koefisien regresi sebesar -0.308 dengan nilai signifikansi sebesar 0.307 (0.0.307 < α 0.05), sehingga hipotesis ketiga (H4) yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh positif signifikan terhadap sensitivitas Harga Saham ditolak (H4 ditolak).

Hasil ini menunjukkan bahwa peran dewan komisaris independen kurang efektif pada perusahaan perbankan, sehingga dapat  disimpulkan  bahwa  dewan komisaris  independen tidak  mampu  dalam  meningkatkan  harga saham.  Jumlah dewan komisaris independen tidak dapat dijadikan jaminan untuk meningkatkan harga saham. Proporsi dewan komisaris independen yang dimiliki oleh perusahaan pertambanga ntidak terlalu besar sehingga ada kemungkinan manajemen untuk melakukan tindakan oportunistik yang dapat menimbulkan konflik keagenan.

 

Kesimpulan

Rata-rata Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2022 berfluktuasi. Bersamaan dengan variabel-variabel independen dalam penelitian seperti Earning Per Share, Non Performing Loan , Capital Addequency Ratio, dan Good Corporate Governance mengalami perubahan nilai rata-rata dari tahun ketahun. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Secara parsial membuktikan bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh positif signifikan terhadap Sensitivitas Harga Saham. (2) Secara parsial membuktikan bahwa Non Performing Loan berpengaruh positif signifikan terhadap Sensitivitas Harga Saham. (3) Secara parsial membuktikan variabel Capital Addequency Ratio tidak berpengaruh terhadap Sensitivitas Harga Saham. (4) Secara parsial membuktikan variabel Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Sensitivitas Harga Saham.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Adirinarso, D. (2023). Pengaruh Kesehatan Perbankan terhadap harga saham perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2021. Nucl. Phys., 13(1).

Dietrich, A., & Wanzenried, G. (2011). Determinants of bank profitability before and during the crisis: Evidence from Switzerland. Journal of International Financial Markets, Institutions and Money, 21(3). https://doi.org/10.1016/j.intfin.2010.11.002

Friantin, S. H. E., & Ratnasari, V. P. A. (2019). Pengaruh Non Performing Loan, Return On Asset, dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015 – 2017). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(1).

Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.

Jamaluddin. (2022). The Effect of Capital Adequacy Ratio , Loan to Deposit Ratio and Return on Assets on Stock Prices at PT . Bank Central Asia Tbk Period 2011-2020. International Journal of Education, Information Technology and Others (IJEIT), 5(2).

Jufrizen, Khair, H., & Sari, A. P. (2023). Work Engagement: Determinants and Its Effect On Organizational Citizenship Behavior. Jurnal Manajemen, 27(2). https://doi.org/10.24912/jm.v27i2.1130

Maulana, Y. (2023). Pengaruh ROA, EPS, CR dan DER terhadap Harga Saham Sektor Jasa Asuransi Terdaftar Bursa Efek Indonesia. Logika : Journal of Multidisciplinary Studies, 14(01). https://doi.org/10.25134/logika.v14i01.7485

Medyawicesar, H., Tarmedi, E., & Purnamasari, I. (2018a). Analisis Komponen Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Bank Umum Swasta Nasional Devisa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. Journal of Business Management Education (JBME), 3(1). https://doi.org/10.17509/jbme.v3i1.14244

Medyawicesar, H., Tarmedi, E., & Purnamasari, I. (2018b). Bank Umum Swasta Nasional Devisa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016. Journal of Business Management Education, 3(1).

Murni, S. ., & Sabijono, H. . (2018). Peran Kinerja Keuangan Dalam Menentuan Nilai Perusahaan. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi)., 5(2). https://doi.org/10.35794/jmbi.v5i2.20806

Nugraha, A. G., Maulid, T., Falah, S., & Pangayouw, B. J. C. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Good Corporate Governance, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Daerah, 17(1). https://doi.org/10.52062/jaked.v17i1.2332

Pratama, B. C., Wibowo, H., & Innayah, M. N. (2019). Intellectual Capital and Firm Performance in ASEAN: The Role of Research and Development. Journal of Accounting and Investment, 20(3). https://doi.org/10.18196/jai.2003126

Sorongan, F. A. (2021). Bagaimana Intellectual Capital Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Pada Perbankan Di Indonesia? INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen Indonesia, 5(1). https://doi.org/10.31842/jurnalinobis.v5i1.210

Sudiyono, R. N., Hartati, R., Ningtyas, A. A., Sasono, I., & Ramawati, N. (2023). Pengaruh Earning Per Share, Debt To Equity Ratio Dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia TahuN 2018-2021. JUBISMA, 5(1). https://doi.org/10.58217/jubisma.v5i1.80

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta.

Supriatini, K. A., & Sulindawati, N. L. G. E. (2021). Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Good Corporate Governance, Net Interest Margin, Return on Assets, Capital Adequacy Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham. Ekuitas: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(1). https://doi.org/10.23887/ekuitas.v9i1.26756

Viorentina, V. V., Brady Rikumahu, & Galuh Tresna Murti. (2022). Analisis Pengaruh Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 8(12).

 

 

 

 

Copyright holder:

Selvia Mely Nova, Marlina Widiyanti, Muizzuddin, Mohamad Adam (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: