Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
10, Oktober 2024
ANALISIS INDEKS AKSESIBILITAS TERHADAP
PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN KESELARASAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN DI
WP TIMUR KABUPATEN BOGOR
Hadiwibowo1, Umar Mansyur2, Arif
Wicaksono3
Universitas
Pakuan, Bogor, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Kabupaten Bogor Timur mempunyai peranan penting
dalam perekonomian daerah, dengan memberikan kontribusi sebesar 19,09% terhadap
total Produk Domestik Regional (PDRB) pada tahun 2022. Perkembangan pesat
terjadi di daerah ini, didorong oleh peningkatan aksesibilitas antar kecamatan
dan peningkatan pembangunan yang diakibatkannya. tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk: (1) menilai indeks aksesibilitas kawasan perkotaan di Bogor
Timur dan (2) menganalisis perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan pada tahun 1998
hingga 2023. Penelitian ini menggunakan model Hansen untuk menganalisis
interaksi spasial, dengan asumsi pusat kegiatan, fasilitas , dan aksesibilitas
mempengaruhi perubahan tutupan lahan. Selain itu, pendekatan skalogram
tertimbang yang terintegrasi dengan analisis spasial grid heksagonal digunakan
untuk mengevaluasi indeks pembangunan kawasan perkotaan. Analisis korelasi
kemudian dilakukan untuk menguji hubungan perubahan tutupan lahan dengan indeks
aksesibilitas. Studi ini mengungkapkan temuan signifikan mengenai perbedaan
aksesibilitas dan tutupan lahan di desa-desa yang dianalisis. Tiga kecamatan
mempunyai indeks aksesibilitas tertinggi, sedangkan dua kecamatan mempunyai
indeks aksesibilitas terendah. Cileungsi mempunyai klasifikasi grid heksagonal
sangat tinggi, sedangkan Sukamakmur mempunyai klasifikasi rendah. Tiga
kecamatan sisanya masuk dalam kategori sangat rendah. Koefisien korelasi antara
tutupan lahan dan aksesibilitas sebesar 0,33 menunjukkan hubungan yang lemah.
Studi ini menyoroti perubahan tutupan lahan signifikan yang terjadi di Bogor
Timur selama 25 tahun terakhir, yang berpotensi dipengaruhi oleh beragamnya
tingkat aksesibilitas di berbagai kecamatan.
Kata
Kunci: Indeks
Aksesibilitas, Analisis Korelasi, Hexagonal Grid, Tutupan Lahan, Interaksi
Spasial
Abstract
East Bogor Regency plays a crucial role in the region's economy,
contributing 19.09% of the total Regional Domestic Product (PDRB) in 2022. This
area has witnessed rapid development, driven by improved accessibility between
sub-districts and the resulting increase in built-up land. This study aims to:
(1) assess the accessibility index of urban areas in East Bogor and (2) analyze
land cover/land use changes from 1998 to 2023. The research utilizes Hansen's
model to analyze spatial interaction, assuming that activity centers,
facilities, and accessibility influence land cover changes. Additionally, a
weighted scalogram approach integrated with hexagonal grid spatial analysis is
employed to evaluate the urban area development index. Correlation analysis is
then performed to examine the relationship between land cover change and the
accessibility index. This study reveals significant finding of differences in
accessibility and land cover across the analyzed villages. Three sub-districts
have the highest accessibility index, while two have the lowest. Cileungsi
exhibits a very high hexagonal grid classification, while Sukamakmur has a low
classification. The remaining three sub-districts fall into the very low
category. The correlation coefficient between land cover and accessibility is
0.33, indicating a weak relationship. This study highlights the significant
land cover changes occurring in East Bogor over the past 25 years, potentially
influenced by the varying accessibility levels of different sub-districts.
Keywords: Accessibility Index, Correlation Analysis, Hexagonal
Grid, Land Cover, Spatial Interaction.
Pendahuluan
Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga Jakarta yang
penting telah mendorong pertumbuhan perkotaan yang pesat dalam beberapa dekade
terakhir
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi di Kabupaten Bogor, terutama di wilayah perkotaan timur,
telah memicu urbanisasi yang cepat. Masyarakat dari berbagai latar belakang
ekonomi dan sosial berbondong-bondong ke wilayah ini dalam mencari pekerjaan,
layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang ekonomi lainnya. Urbanisasi yang
cepat ini mendorong pertumbuhan infrastruktur dan pembangunan yang
terus-menerus, yang pada gilirannya mempengaruhi pola penggunaan lahan dan
ruang
Pengembangan
kawasan Jabodetabek didukung adanya pembangunan infrastruktur transportasi yang
mendorong terjadinya konservasi lahan pertanian menjadi permukiman dan industri
di sekitar jalan tol dengan pertimbangan kemudahan aksesibilitas dan
transportasi
Meskipun
pertumbuhan perkotaan menawarkan peluang ekonomi dan pembangunan, tantangan
utama bagi pemerintah setempat adalah menjaga keselarasan dalam pemanfaatan
ruang
Indeks
aksesibilitas perkotaan menjadi faktor kunci dalam menentukan perkembangan
kawasan perkotaan
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu
Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain (1) data raster,
yaitu data citra satelit yang memiliki perekaman data temporal dengan rentang
perekaman waktu 5 (lima tahun), seperti Landsat 8, Spot 7, Digital Elevation
Model (DEM) dengan interval ketinggian 8 meter. (2) data vektor, peta
tutupan lahan tahun 1998, 2003, 2008, 2013, 2018, 2023; peta jaringan jalan;
peta zona nilai tanah; peta kelas lereng; peta ketinggian lahan; peta
kebencanan; peta indeks pelayanan fasilitas sosial dan umum; peta indeks
sebaran bangunan dan peta mobilitas penduduk. Alat yang digunakan yaitu IBM
SPSS; Expert Choice; Landuse Sim dan Quantum GIS yang
didukung oleh CHC GPS Geodetik; UAV Mapping; dan Kamera Insta360.
Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk mencapai
tujuan penelitian. Untuk analisis indeks aksesibilitas kawasan perkotaan di
Wilayah Pengembangan (WP) Timur Kabupaten Bogor, data dikumpulkan melalui
survei sekunder. Untuk analisis perubahan pola tutupan lahan / penggunaan lahan
dikumpulkan melalui survei sekunder (Google Earth Engine, Earth
Explorer) dan survei primer.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang
diuraikan pada penelitian ini disesuaikan dengan sasaran penelitian yang ingin
dicapai, meliputi: interaksi spasial antar wilayah, identifikasi karakteristik
perkembangan lahan terbangun, arah dan pola perkembangan lahan terbangun, kesesuaian
penutup lahan terhadap rencana tata ruang, dan distribusi spasial menggunakan hexagonal
grid. Jenis dan teknik analisis data serta output yang diharapkan setiap
tujuan penelitian seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Matriks tujuan penelitian, jenis data, teknik analisis
dan keluaran
No. |
Tujuan Penelitian |
Jenis Data |
Sumber Data |
Teknik Pengumpulan Data |
Teknik Analisis Data |
Keluaran |
1 |
Menganalisis indeks aksesibilitas kawasan
perkotaan di Wilayah Pengembangan (WP) Timur Kabupaten Bogor |
People density map |
Facebook Opendata |
Survey Sekunder |
Geoprocessing, Analisis dan Hexagon Analisis |
Urban Index Accessibility Analyst dan
Hexagonal Grid menggunakan Weighted Overlay |
High resolution settlement layer |
Columbia University - Facebook Opendata |
Survey Sekunder |
||||
Point of Interest Map |
Google Maps, Peta Rupabumi Skala 1:25.000 |
Survey Sekunder |
||||
Peta Tutupan Lahan |
Google Earth Engine, Lapan, Foto Udara UAV |
Survey Sekunder |
||||
Peta Rawan Bencana |
BPBD Kab. Bogor |
Survey Sekunder |
||||
Peta Kemampuan Lahan |
Bappedalitbang Kab. Bogor |
Survey Sekunder |
||||
Peta Zona Nilai Tanah dan Status Tanah |
Kementerian ATR BPN |
Survey Sekunder |
||||
Data Kependudukan, Sosial dan Perekonomian |
BPS Kab. Bogor |
Survey Sekunder |
||||
LSD dan LP2B |
Bappedalitbang Kab. Bogor dan Kementerian
ATR BPN |
Survey Sekunder |
||||
Rencana Pola Ruang Revisi RTRW Kab. Bogor |
Bappedalitbang Kab. Bogor |
Survey Sekunder |
||||
2 |
Menganalisis pengaruh indeks aksesibilitas
dan perubahan pola tutupan lahan/penggunaan lahan di Wilayah Pengembangan
(WP) Timur Kabupaten Bogor periode tahun 1998 – 2023 serta keselarasan dengan
rencana pemanfaatan ruang |
Peta Tutupan Lahan dan Peta Rencana Pola
Ruang |
Google Earth Engine (GEE), Earth Explorer |
Survey Sekunder, Survey Primer |
Supervise Analisis, Geoprocessing, Analisis,
Korelasi Momen Pearson |
Peta Perubahan Tutupan Lahan dan Keselarasan
dengan Rencana Pola Ruang serta Korelasi antara Indeks Aksesibilitas dan
Perubahan Tutupan Lahan |
Hasil dan
Pembahasan
Analisis indeks aksesibilitas bertujuan untuk
mengetahui interaksi spasial antar wilayah.
Angka indeks aksesibilitas yang
dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan tiap jenis fasilitasnya,
tetapi juga dipengaruhi oleh frekuensi atau jarak masing-masing wilayah pusat
pertumbuhan dengan kecamatan dan Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil analisis gravitasi model Hansen dapat diidentifikasi
bahwa terdapat 5 (lima) klasifikasi indeks aksesibilitas yaitu sangat rendah
(0,008), rendah (0,010), sedang (0,013), tinggi (0,017), dan sangat tinggi
(0,019) di kawasan perkotaan WP Timur Kabupaten Bogor. Indeks kawasan
perkotaan di WP Timur lebih jelasnya disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Indeks Kawasan
Perkotaan di WP Timur Kabupaten Bogor
Hal
ini membuktikan bahwa jumlah fasilitas, jarak pusat
kota dan tutupan lahan sangat memberikan kontribusi besar dalam perkembangan
kawasan perkotaan sehingga dapat meningkatkan bangkitan dan tarikan pada setiap
kecamatan dibanding dengan kecamatan dengan jarak yang jauh dan jumlah
fasilitas yang terbatas. Angka frekuensi yang besar menunjukkan
hubungan interaksi yang kuat antara pusat pertumbuhan (kecamatan) dengan
wilayah kecamatan di sekitarnya. Analisis Gravitasi Kawasan Perkotaan di Wilayah Pengembangan (WP) Timur
Kabupaten Bogor dapat disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta Analisis
Gravitasi Kawasan Perkotaan di Wilayah Pengembangan (WP) Timur Kabupaten Bogor
Analisis selanjutnya adalah
menggunakan analisis Hexagonal Grid-Spatial Weighted
Matrix untuk melihat jumlah fasilitas sosial dan umum dalam skala 100
hektar di WP Timur Kabupaten Bogor. Data yang digunakan dalam analisis ini sama
dengan analisis gravitasi, tetapi menambahkan 4 (empat) variabel yaitu Zonasi
Nilai Tanah (ZNT), potensi gerakan tanah, potensi rawan banjir, dan kemampuan
lahan. Hasil analisis hexagonal grid WP Timur untuk lebih jelasnya
dapat disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Analisis Hexagonal Grid di WP Timur
Kabupaten Bogor
Berdasarkan hasil analisis hexagonal grid
dalam skala 100 ha terdapat 5 (lima) klasifikasi yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah. Klasifikasi
tersebut dipengaruhi oleh kelengkapan fasilitas tiap kecamatan pada luas 100
ha. Semakin lengkap fasilitas kawasan tersebut semakin tinggi klasifikasi hexagonal
grid-nya.
untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada Gambar 5 dan 6.
|
|
|
Gambar 5. Pemodelan Analisis Hexagonal Grid di
Wilayah Pengembangan (WP) Timur Kabupaten Bogor
Gambar
6. Pemodelan Analisis Hexagonal Grid di Kawasan Perkotaan Wilayah
Pengembangan (WP) Timur Kabupaten Bogor
Menganalisis Perubahan
Tutupan Lahan/Penggunaan Lahan di WP Timur Kabupaten Bogor Tahun 1998 – 2023
dan Keselarasan Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2024-2044
Analisis
perubahan tutupan lahan WP Timur Kabupaten Bogor dilakukan menggunakan analisis
tumpang susun dari hasil interpretasi citra Landsat 5, 7, dan 8 dengan
kemampuan resolusi spasial 30 meter. Hasil interpretasi citra satelit
memberikan nilai akurasi rata-rata sebesar 94% dan nilai kappa accuracy
sekitar 92%. Pola perubahan tutupan lahan yaitu tahun 1998, 2003, 2008, 2013,
2018, dan 2023. Jenis klasifikasi peta tutupan lahan di WP Timur mengacu pada SNI 7645:2010 tentang Klasifikasi Tutupan
Lahan dibedakan menjadi 11 kelas tutupan lahan, yaitu: bangunan industri,
hutan, kebun campuran, lahan terbuka, perairan darat, perkebunan, permukiman,
sawah, semak belukar, tambang terbuka, dan tegalan.
Berdasarkan
hasil analisis dari perubahan tutupan lahan tahun 1998-2023, hampir semua jenis
tutupan lahan mengalami perubahan seiring dengan variasi perubahan tutupan
lahan yang berbeda-beda. Jenis lahan terbangun seperti permukiman memiliki tren
peningkatan luas lahan yang cukup signifikan. Pada tahun 1998 luas lahan
permukiman hanya 6,47% dari total wilayah WP Timur Kabupaten Bogor (luas lahan
5.072,06 Ha) dan terus mengalami peningkatan hingga 350% luas lahan sebelumnya
sehingga di tahun 2023 menjadi seluas 22.712,07 ha. Selain itu, jenis tutupan
lahan yang juga mengalami peningkatan yaitu: kelompok bangunan industri yang
meningkat hingga 169 % terutama di Kecamatan Klapanunggal, Cileungsi dan
Gunungputri. Bangunan industri di tahun 1998 hanya seluas 731,87 ha bertambah
menjadi 1.968,91 ha. Jenis tutupan lahan tambang terbuka juga mengalami
peningkatan sebesar 97% terutama di Kecamatan Klapanunggal, kegiatan
pertambangan untuk menyuplai kebutuhan kegiatan industri semen yang berada di
sekitar kawasan Klapanunggal, Cileungsi dan Citereup. Sedangkan kelompok
perairan darat memiliki nilai perubahan yang sangat kecil bahkan cenderung
tetap hanya meningkat 0,4% dalam periode 1998 - 2023.
Perubahan tutupan lahan di WP Timur
Kabupaten Bogor yang mengalami penurunan luasan diantaranya yaitu: (1) lahan
terbuka, mengalami penurunan sekitar 85% pada tahun 1998 dengan luas mencapai
2.157,27 ha dan yang tersisa di tahun 2023 hanya berkisar 371,6 Ha saja. (2)
tegalan yang mengalami penurunan penggunaan lahan sebesar 81% dan tersebar
merata di seluruh kecamatan di WP Timur Kabupaten Bogor ; (3) kebun campuran
mengalami penurunan sebesar 78% terutama pada Kecamatan Gunungputri,
Klapanunggal, Cileungsi dan Jonggol; (4) tutupan lahan hutan mengalami penurunan
luas lahan sekitar 64% dengan perubahan tutupan lahan terbesar berada di
Kecamatan Sukamakmur dan Tanjungsari; (5) lahan sawah mengalami perubahan
tutupan lahan sekitar 27 % dengan alih fungsi lahan sawah terbesar berada di
Kecamatan Cariu dan Jonggol; (6) lahan perkebunan mengalami penurunan luas
lahan sekitar 11% dan rata-rata tersebar merata di hampir seluruh kecamatan di
WP Timur Kabupaten Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada Gambar 7
dan 8.
Gambar 7. Peta Pola Perubahan
Tutupan Lahan WP Timur Kabupaten Bogor Tahun 1998-2023
Gambar 8. Grafik
Perkembangan Tutupan Lahan WP Timur Tahun 1998-2023
Matrik
Perubahan Tutupan Lahan 2023 – 2018 Matrik Perubahan Tutupan Lahan 2018 –
2013
Matrik
Perubahan Tutupan Lahan 2013 – 2008
Matrik Perubahan Tutupan Lahan 2008 – 2003
Matriks
Perubahan Tutupan Lahan 1998-2003
Berdasarkan
seluruh matriks transisi yang telah disusun, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa lahan yang memiliki dinamika perubahan yang cukup besar, seperti
permukiman, sawah, kebun campuran dan hutan. Pada setiap periode analisis,
jenis tutupan lahan tersebut memiliki perubahan yang cukup besar baik itu
berupa peningkatan maupun penurunan luas lahan.
Setelah
mengetahui perubahan tutupan lahan, langkah selanjutnya adalah melihat
keselarasan lahan berdasarkan rencana
pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor tahun 2024-2044.
Analisis ini dilakukan dengan metode tumpang susun antara peta tutupan lahan WP
Timur Kabupaten Bogor tahun 2023 dengan rencana pola ruang RTRW
Kabupaten Bogor tahun 2024-2044. Hasil analisis yang telah dilakukan,
yaitu terdapat keselarasan, ketidakselarasan, dan transisi tutupan lahan
berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada Gambar
9 dan 10.
Gambar 9. Grafik
Keselarasan Tutupan Lahan dan Rencana Pola Ruang
RTRW Kabupaten Bogor
Gambar 10. Peta Keselarasan Tutupan Lahan dan
Rencana Pola Ruang
RTRW Kabupaten Bogor
Berdasarkan tabel
keselarasan tutupan lahan dan rencana pola ruang RTRW Kabupaten Bogor, terdapat
20.642,37 ha atau 0,28%-nya memiliki tutupan lahan yang tidak sesuai terhadap
arahan rencana pola ruang RTRW. Meskipun demikian, sebagian besar penggunaan
lahan pada WP Timur Kabupaten Bogor masih sinkron terhadap arahan pola ruang
yang ditetapkan pada RTRW. Luas penggunaan lahan yang sesuai dengan RTRW adalah
52.617,99 ha atau 0,68% dari total luas WP Timur. Selain itu, terdapat transisi
keselarahan lahan sebesar 4.404,23 ha atau 0,04%. Dua kecamatan yang sesuai dan
paling besar adalah Kecamatan Sukamakmur (10.539 ha) dan Kecamatan Tanjungsari
(10.586,83 ha). Sedangkan kecamatan dengan tingkat keselarasan lahan terkecil
adalah Kecamatan Cileungsi (4.771,7 ha).
Analisis korelasi
antara matriks tutupan lahan kawasan terbangun
(permukiman dan industri) dengan indeks aksesibilitas kawasan perkotaan di
desa-desa WP Timur dilakukan dengan variabel X yang mewakili tutupan lahan
sedangkan variabel Y mewakili nilai indeks aksesibilitas kawasan perkotaan. Korelasi antara kedua variabel diukur dengan koefisien
korelasi Rank Spearman. Nilai korelasi yang diperoleh antara X dan Y
sebesar 0,536. Nilai ini menunjukkan adanya korelasi positif antara tutupan
lahan terbuka dengan indeks aksesibilitas kawasan perkotaan. Nilai tersebut
dapat diinterprestasikan kembali menggunakan tabel korelasi Guilford
Emperical Rules. Dari hasil interprestasi tabel Guilford Emperical Rules
nilai keeratan sebesar 0,536 termasuk kedalam klasifikasi hubungan sedang.
Desa-desa yang dianalisis memiliki variasi yang signifikan dalam tutupan lahan
terbuka dan indeks aksesibilitasnya. Desa Ciangsana memiliki tutupan lahan
terbangun sebesar 762,28 hektar dan indeks aksesibilitas sebesar 0,0135.
Sedangkan Desa Cibodas memiliki tutupan lahan terbuka hanya sebesar 23.76
hektar dengan indeks aksesibilitas yang jauh lebih rendah sebesar 0,0010.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan; (1) Kawasan
perkotaan di WP Timur Kabupaten Bogor memiliki tingkat aksesibilitas yang
bervariasi. Nilai aksesibilitas tertinggi yaitu Kecamatan Cileungsi, Jonggol,
dan Gunung Putri. Sedangkan kecamatan yang memiliki indeks aksesibilitas
terendah yaitu Kecamatan Sukamakmur dan Tanjungsari. Analisis hexagonal grid
dalam skala 100 ha terdapat 5 (lima) klasifikasi yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah. Kecamatan Cileungsi memiliki klasifikasi hexagonal
grid sangat tinggi sedangkan Kecamatan Sukamakmur didominasi oleh
klasifikasi rendah. Kecamatan Jonggol, Klapanunggal, dan Tanjungsari memiliki
klasifikasi sangat rendah. Dan (2) tutupan lahan di wilayah pengembangan (WP)
Timur Kabupaten Bogor mengalami perubahan yang signifikan selama 25 tahun
terakhir (1998-2023). Jenis tutupan
lahan yang mengalami peningkatan, yaitu : permukiman meningkat 3,5 kali lipat
dari 6,47% (1998) menjadi 22,71% (2023), bangunan industri meningkat 169% dari
731,87 ha (1998) menjadi 1.968,91 ha (2023) dan tambang terbuka meningkat 97%
terutama di Klapanunggal, Cileungsi, dan Citereup. Kemudian jenis tutupan lahan
yang mengalami penurunan, yaitu : lahan terbuka menurun 85% dari 2.157,27 ha
(1998) menjadi 371,6 ha (2023), hutan menurun 64% dengan perubahan terbesar di
Sukamakmur dan Tanjungsari dan sawah menurun 27% dengan alih fungsi terbesar di
Cariu dan Jonggol. Korelasi antara matriks tutupan lahan kawasan
terbangun (permukiman dan industri) dengan indeks aksesibilitas kawasan
perkotaan di desa-desa WP Timur menunjukkan adanya korelasi positif.
BIBLIOGRAFI
Banister, D. (2005). Unsustainable transport: city transport
in the new century. Routledge.
Batty, M., Besussi, E., & Chin, N. (2003). Traffic, urban
growth and suburban sprawl.
Bocarejo S, J. P., & Oviedo H, D. R. (2012). Transport
accessibility and social inequities: a tool for identification of mobility
needs and evaluation of transport investments. Journal of Transport
Geography, 24, 142–154.
Burdziej, J. (2019). Using hexagonal grids and network analysis
for spatial accessibility assessment in urban environments–a case study of
public amenities in Toruń. Miscellanea Geographica, 23(2),
99–110.
Cilliers, P., van Vuuren, J. H., & van Heerden, Q. (2021). A
framework for modelling spatio-temporal informal settlement growth prediction.
Computers, Environment and Urban Systems, 90, 101707.
Dani, E. T., Sitorus, S. R. P., & Munibah, K. (2017).
Analisis penggunaan lahan dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang di
Kabupaten Bogor. Jurnal Tata Loka, 19(1), 40–52.
Dewi, R. A. P. K., Robinson, P., Puspitarini, R. C., Maksin, M.,
Putri, R. Y., Hidayati, N., & Fitrianti, D. (2024). Relevansi Pembangunan
Berkelanjutan dengan Risiko. PERSPEKTIF, 13(3), 767–784.
Evers, H.-D., & Korff, R. (2002). Urbanisme di Asia
Tenggara: Makna dan kekuasaan dalam ruang-ruang sosial. Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Gai, A. M., Witjaksono, A., & Maulida, R. R. (2020). Perencanaan
dan Pengembangan Desa. Dream Litera Buana.
Hasyim, F. (2021). Prediksi
perkembangan lahan terbangun di Kabupaten Bogor dengan faktor pembatas kawasan
lindung dan LP2B menggunakan pendekatan cellular automata. Tesis. Bandung.
Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB.
Hermawan, I. M. A., Sitorus, S. R. P., Machfud, M., Poerwo, I. F.
P., & Mansyur, U. (2019). Evaluasi Keberlanjutan Aksesibilitas Angkutan
Umum di Kota Sukabumi. Jurnal Penelitian Transportasi Darat, 21(1),
1–12.
Meisanti, M., Andriyani, L., Purnamasari, O., Sularno, S.,
Izzatusholekha, I. Z., Hasanah, H., Patrianti, T., & SUMARNI, L. (2022). Desa
dan Pertanian di Wilayah Penyangga Ibukota Studi Kasus Desa Kuripan, Kecamatan
Ciseeng, Kabupaten Bogor. UMJ.
Putra, D. R., & Pradoto, W. (2016). Pola dan faktor
perkembangan pemanfaatan lahan di Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Jurnal
Pengembangan Kota, 4(1), 67–75.
RIDWAN, R., & Saprudin, S. (2024). Pembangunan Ekonomi
Regional. Yayasan Sahabat Alam Rafflesia.
Surya, I. B., & Taibe, P. (2022). Transormasi Spasial dan
Perubahan Sosial Komunitas Lokal: Perspektif Dinamika Pembangunan Kawasan Kota
Baru. Chakti Pustaka Indonesia.
Trisasongko, B. H., Panuju, D. R., Iman, L. S., Harimurti, A. F.,
Ramly, V. A., & Subroto, H. (2009). Analisis dinamika konversi lahan di
sekitar jalur tol cikampek. Publikasi Teknis DATIN. Kementerian Negara
Lingkungan Hidup. Jakarta.
Zulkarnaini, W. R., Elfindri, E., & Sari, D. T. (2019).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kota Bukittinggi. Jurnal
Planologi, 16(2), 169–188.
Copyright holder: Hadiwibowo, Umar Mansyur, Arif Wicaksono (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |