Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI ERA PANDEMI COVID-19 PADA SISWA SMP NEGERI 2 KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2021

 

Alya Shaira Azri1, Elvaro Islami Muryadi2

Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia1

Universitas Adiwangsa Jambi, Indonesia2

Email: [email protected]1, [email protected]2

 

Abstrak

Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah tindakan sanitasi penting untuk mencegah penyakit, terutama selama pandemi COVID-19. Penelitian ini meneliti hubungan antara sikap siswa dan kebiasaan CTPS di SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional, melibatkan 87 siswa yang dipilih secara acak. Data diperoleh melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS 21. Hasil menunjukkan nilai korelasi 0.001 (p<0.05), mengindikasikan hubungan signifikan antara sikap siswa dan perilaku CTPS, dengan koefisien korelasi 0.352 yang menunjukkan hubungan yang kuat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap siswa berpengaruh terhadap kebiasaan CTPS.

Kata kunci: sikap, perilaku, cuci tangan, covid-19

 

Abstract

Hand washing with soap (CTPS) is an important sanitation measure to prevent disease, especially during the COVID-19 pandemic. This study examines the relationship between student attitudes and CTPS habits at SMP Negeri 2 Kota Sungai TFull City. The method used was a quantitative research with a correlational design, involving 87 randomly selected students. Data was obtained through a questionnaire and analyzed using SPSS 21. The results showed a correlation value of 0.001 (p<0.05), indicating a significant relationship between students' attitudes and CTPS behavior, with a correlation coefficient of 0.352 which showed a strong relationship. This study concluded that students' attitudes affect CTPS habits.

Keywords: attitude, behavior, hand washing, covid-19.

 

Pendahuluan

Kesehatan, menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, yang memungkinkan setiap individu untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan kata lain, kesehatan tidak hanya diukur dari aspek-aspek tersebut, tetapi juga dari kemampuan seseorang untuk bekerja dan berkontribusi secara ekonomi.

Anak sekolah adalah generasi penerus yang perlu dijaga dan ditingkatkan kesehatannya. Dengan 30% populasi Indonesia berada dalam usia sekolah, ini adalah periode yang ideal untuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Anak-anak ini memiliki potensi sebagai agen perubahan dalam mempromosikan PHBS di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat (Hartanti, Kurniawati, 2019; Juwita et al., 2022).

Sekolah memainkan peran krusial dalam mendidik dan mendorong kebiasaan mencuci tangan sejak dini, karena kebiasaan ini dapat bertahan seumur hidup. Selain itu, anak-anak berpotensi menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitar mereka (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Cuci tangan adalah langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit yang merupakan bagian dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Namun, mencuci tangan belum menjadi budaya yang umum di Indonesia. Banyak orang hanya mencuci tangan dengan air sebelum makan, sementara mencuci tangan dengan sabun seringkali dilakukan setelah makan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Mencuci tangan pakai sabun adalah tindakan sanitasi yang melibatkan pembersihan tangan dan jari-jemari dengan air dan sabun untuk menghilangkan kuman dan memutus mata rantai penyebarannya (Desiyanto & Djannah, 2013; Kasih et al., 2021). Aktivitas ini juga merupakan upaya pencegahan penyakit, mengingat tangan sering menjadi agen pembawa kuman yang dapat menularkan patogen dari satu orang ke orang lain, baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung (seperti menggunakan permukaan lain seperti handuk atau gelas) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang memobilisasi jutaan orang di seluruh dunia untuk mencuci tangan dengan sabun (Devriany et al., 2022). Di Indonesia, hanya 47% dari penduduk berusia di atas 10 tahun yang melakukan cuci tangan pakai sabun dan air bersih (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan pakai sabun meliputi: (1) sebelum dan sesudah makan, (2) sebelum menyiapkan makanan, (3) setelah membuang tinja anak, (4) setelah bermain dan berolahraga, serta (5) setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mencegah penyebaran penyakit menular, terutama selama pandemi COVID-19, di mana mencuci tangan menjadi protokol kesehatan untuk menghentikan penularan virus (Fitri et al., 2020; Istiatin et al., 2021). Meskipun CTPS merupakan fokus penting dalam promosi kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat, praktik ini belum menjadi kebiasaan sehari-hari bagi masyarakat. Rendahnya tingkat kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, meskipun sangat efektif dalam mencegah penularan penyakit, menunjukkan perlunya upaya promosi kesehatan yang lebih intensif untuk meningkatkan perilaku ini (Sianipar et al., 2021; Susantiningsih et al., 2019).

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 Indonesia, per 21 April 2021, jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 mencapai 1.620.569 jiwa. Di Provinsi Jambi, pada 20 April 2021, tercatat 1.244 kasus, sementara di Kota Sungai Penuh, per 17 April 2021, jumlahnya mencapai 669 jiwa. Dari jumlah tersebut, 20 remaja SMP di Kota Sungai Penuh terkonfirmasi positif COVID-19. Ini menunjukkan bahwa remaja tidak terhindar dari risiko terinfeksi. Oleh karena itu, sekolah perlu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar siswa dapat menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan virus.

Munculnya wabah penyakit ini mendorong pentingnya memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang cuci tangan dengan baik dan benar, menerapkan etika batuk, serta menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh, sebagai protokol kesehatan. Dalam menghadapi wabah COVID-19 ini, perlu adanya perubahan sikap dari setiap orang dalam hal menjaga kesehatan tubuhnya masing-masing. Selain berbagai cara yang dianjurkan untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011, yang mengatur upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia dengan pola manajemen yang jelas. Di masa COVID-19, meskipun pembelajaran harus tetap dilaksanakan, siswa di sekolah diwajibkan untuk menerapkan PHBS guna mencegah penularan virus ini.

Salah satu bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat dengan mudah diterapkan di kalangan siswa adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). CTPS adalah aktivitas membersihkan tangan dan jari-jemari dengan langkah-langkah tertentu menggunakan air mengalir dan sabun, dan merupakan indikator penting dari PHBS. Praktik ini efektif dalam mencegah penularan penyakit, terutama yang disebabkan oleh kontak langsung dengan tangan. Penelitian oleh Burton et al. (2011) menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun lebih efektif dalam menghilangkan kuman dibandingkan hanya menggunakan air.

Tangan adalah media penyalur penyakit, sehingga mencuci tangan—yang merupakan tindakan sederhana dan murah—dapat membantu mengendalikan risiko penyakit secara promotif dan preventif. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 250.000 sekolah, baik negeri, swasta, maupun sekolah agama, dengan jumlah siswa diperkirakan mencapai 30% dari total populasi, yaitu sekitar 73 juta orang.

Anak usia sekolah adalah aset penting untuk pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya (Mustar et al., 2018). Sekolah adalah tempat strategis dalam kehidupan anak, sehingga dapat berfungsi sebagai institusi yang mendukung tumbuh kembang anak melalui upaya promotif dan preventif. Sekolah sehat harus menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran, baik dari segi fisik maupun non-fisik. Berdasarkan hal ini, penelitian ini akan mengkaji hubungan antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19 pada siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui sikap siswa terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19 pada siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh, Mengidentifikasi kebiasaan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) di kalangan siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh berdasarkan sikap siswa selama pandemi, Menganalisis hubungan antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19 pada siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh.

 

Metode Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19. Penelitian ini akan menggambarkan keterkaitan antara sikap siswa SMP dan peningkatan kebiasaan CTPS. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan rancangan korelasional, yang bertujuan untuk mengamati hubungan antara satu variabel dengan beberapa variabel lainnya (Sugiyono, 2023). Penelitian korelasi ini memanfaatkan variabel bebas untuk memprediksi variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2021 di SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh, dengan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden secara langsung.

                             

Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh beberapa hasil yang dijelaskan berdasarkan tabel-tabel berikut. Tabel pertama menjelaskan bagaimana karakteristik subjek yang bersedia diambil datanya dalam penelitian ini.

 

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelas Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh

Kategori

Jumlah

Persentase

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

 

44

43

 

38,28 %

37,41 %

Kelas

VII

VIII

IX

 

29

33

25

 

25,23 %

28,71 %

21,75 %

 

Berdasarkan data dari 87 subjek, terdapat 44 orang laki-laki dan 43 orang perempuan. Jika dilihat berdasarkan kelas, karakteristik subjek dalam penelitian ini didominasi oleh kelas VIII, yang berjumlah 33 orang.

 

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh Tahun 2021

SIKAP

Jumlah

Persentase

Sangat Setuju

16 orang

18,4%

Setuju

71 orang

81,6%

Tidak Setuju

-

-

Sangat Tidak Setuju

-

-

Jumlah

87 Orang

100%

 

Berdasarkan data dari 87 responden, terdapat 16 responden yang memilih "sangat setuju," dengan persentase 18,4%, dan 71 responden yang memilih "setuju," dengan persentase 81,6% untuk kategori sikap. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun termasuk dalam kategori baik.

 

Table 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh tahun 2021

CTPS

Jumlah

Persentase

Sangat Terbiasa

34 orang

39,1%

Terbiasa

53 orang

60,9%

Tidak Terbiasa

-

-

Sangat Tidak Terbiasa

-

-

Jumlah

87 orang

100%

 

Berdasarkan data sebanyak 87 responden terdapat 34 responden memilih sangat setuju dengan persentase 39,1% dan 53 responden lainnya memilih setuju dengan persentase 60,9% untuk kategori kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Sehingga dapat disimpulkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun siswa smp negeri 2 kota sungai penuh sabun masuk dalam kategori baik.

Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh Tahun 2021

 

Sikap

CTPS

Sikap

Correlation Coefficient

1,000

,352**

Sig. (2-tailed)

.

,001

N

87

87

CTPS

Correlation Coefficient

,352**

1,000

Sig. (2-tailed)

,001

.

N

87

87

 

Berdasarkan uji normalitas, data penelitian tidak berdistribusi normal, sehingga analisis selanjutnya menggunakan uji non-parametrik. Korelasi antara sikap siswa dan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dianalisis menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.001 (p<0.05), yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara sikap siswa dan perilaku CTPS. Selain itu, nilai koefisien korelasi sebesar 0.352 menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kedua variabel tersebut.

 

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa HO ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.

 

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri 2 Kota Sungai Penuh

Hasil penilaian siswa untuk kategori sikap menunjukkan bahwa dari 87 responden, 16 responden memilih "sangat setuju" dengan persentase 18,4%, sementara 71 responden lainnya memilih "setuju" dengan persentase 81,6%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun termasuk dalam kategori setuju.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titin Solikah (2018) mengenai hubungan antara tingkat sikap dan motivasi dengan perilaku cuci tangan pakai sabun pada siswa SMP Negeri Tridadi, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mayoritas sikap yang mendukung perilaku CTPS mencapai 60,9%.

Sikap adalah evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek, yang mencakup dukungan atau penolakan. Siswa menunjukkan sikap positif yang tinggi terhadap cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena keyakinan mereka dalam melaksanakan perilaku ini, serta kemampuan untuk merespons dan memahami pernyataan dalam kuesioner tentang CTPS. Ini menunjukkan bahwa siswa menyadari pentingnya CTPS untuk terhindar dari virus dan menjaga kebersihan tangan.

 

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri 2 Kota Sungai Penuh

Hasil penilaian siswa untuk kategori kebiasaan mencuci tangan pakai sabun menunjukkan bahwa dari 87 responden, 34 responden memilih "sangat terbiasa" dengan persentase 39,1%, sementara 53 responden lainnya memilih "terbiasa" dengan persentase 60,9%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan mencuci tangan pakai sabun siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh termasuk dalam kategori terbiasa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (2022) mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan motivasi dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada siswa SMP Swasta Al-Ulum di Kecamatan Medan Area. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proporsi siswa dengan perilaku CTPS yang baik lebih tinggi, yaitu mencapai 54,3%, dibandingkan dengan siswa yang memiliki perilaku CTPS yang tidak baik.

"Metode penelitian mendengarkan dengan singkat dan jelas: Perilaku adalah aktivitas yang dapat diamati dari organisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam konteks manusia, perilaku merujuk pada aktivitas individu. Perilaku mencuci tangan dengan sabun (CTPS) pada siswa dapat diamati dari kebiasaan mereka sebelum dan setelah kegiatan, serta waktu yang tepat untuk melakukannya. Oleh karena itu, CTPS adalah cara yang efektif, sederhana, dan murah untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan tangan."

 

Analisis Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri 2 Kota Sungai Penuh

Hasil analisis koefisien korelasi dalam mengukur korelasi antara sikap siswa dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dilakukan menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.001 (p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Data tersebut juga menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,352 yang artinya korelasi antara variabel yang sangat kuat antara sikap siswa dengan CTPS.

Penelitian ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Ramadhan (2019) mengenai hubungan antara sikap siswa dan perilaku mencuci tangan pakai sabun di SMP Negeri 57 Bengkulu. Penelitian tersebut menemukan koefisien korelasi sebesar 0,690**, yang menunjukkan bahwa hubungan antara sikap siswa dan perilaku mencuci tangan pakai sabun adalah sangat kuat, karena nilainya mendekati 1.

Korelasi memiliki rentang antara -1 hingga +1. Jika koefisiennya -1, berarti kedua variabel memiliki hubungan linier sempurna negatif. Sebaliknya, jika koefisiennya +1, maka kedua variabel memiliki hubungan linier sempurna positif. Jika koefisien menunjukkan angka 0, itu berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel yang diteliti.

Tanda dua bintang (**) menunjukkan bahwa korelasi signifikan pada tingkat signifikansi 0,001. Berdasarkan tabel di atas, hubungan antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah 0,001 (p<0,05). Arah korelasi dapat ditentukan dari nilai koefisien korelasi, yang bisa positif atau negatif. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi bernilai positif, yaitu 0,352, yang berarti hubungan antara kedua variabel bersifat searah. Ini menunjukkan bahwa peningkatan sikap siswa akan diikuti oleh peningkatan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Secara keseluruhan, terdapat hubungan yang signifikan dan searah antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.

Siswa menunjukkan sikap positif terhadap CTPS, yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dalam melaksanakan perilaku tersebut, serta kemampuan mereka untuk merespons dan memahami pernyataan tentang sikap melalui kuesioner terkait CTPS. Hal ini terlihat dari pemahaman siswa akan pentingnya melakukan CTPS untuk menghindari virus serta menjaga kebersihan tangan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa Sikap siswa SMP Negeri 2 termasuk kategori setuju dilihat dari 16 responden memilih sangat setuju dengan persentase 18,4% dan 71 responden lainnya memilih setuju dengan persentase 81,6%. Kebiasaan cuci tangan siswa SMP Negeri 2 termasuk kategori terbiasa dilihat dari 34 responden memilih sangat terbiasa dengan persentase 39,1% dan 53 responden lainnya memilih terbiasa dengan persentase 60,9% untuk kategori kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.001 (p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa dengan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). Data tersebut juga menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,352 yang artinya korelasi antara variabel yang sangat kuat antara sikap siswa dengan CTPS.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Burton, M., Cobb, E., Donachie, P., Judah, G., Curtis, V., & Schmidt, W. P. (2011). The effect of handwashing with water or soap on bacterial contamination of hands. International Journal of Environmental Research and Public Health, 8(1). https://doi.org/10.3390/ijerph8010097

Desiyanto, F. A., & Djannah, S. N. (2013). Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), 7(2). https://doi.org/10.12928/kesmas.v7i2.1041

Devriany, A., Handini, K. D., Virmando, E., & Febrianti, R. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Pariwisata Sehat Di Desa Rebo Kabupaten Bangka. Jurnal Pengabdian Dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, 1(1). https://doi.org/10.56303/jppmi.v1i1.8

Fitri, B. M., Widyastutik, O., & Arfan, I. (2020). Penerapan protokol kesehatan era New Normal dan risiko Covid-19 pada mahasiswa. Riset Informasi Kesehatan, 9(2). https://doi.org/10.30644/rik.v9i2.460

Hartanti, Kurniawati, M. (2019). Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS ) Melalui Budaya Cuci Tangan Pakai Sabun ( CTPS ). Kesehatan, 1.

Istiatin, I., Marwati, F. S., & Yani, B. A. (2021). Sosialisasi Dan Edukasi Program Penanganan Dan Pencegahan Penyebaran Covid-19 Guna Meredam Kepanikan Sosial Di Wilayah Desa Gentan. BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2). https://doi.org/10.29040/budimas.v3i2.2650

Juwita, J., Sunarti, A., & Jeita, J. (2022). Pentingnya Penerapan PHBS Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di Lingkungan Masyarakat. Media Publikasi Penelitian Kebidanan, 3(2). https://doi.org/10.55771/mppk.v3i2.35

Kasih, B. M., Kurniawan, S., Lestianingsih, D., Apriliyani, M., & Harianja, L. (2021). Menjaga Kebersihan Dengan Menggunakan Sanitizer Di Lingkungan Masyarakat Yaitu Pada Anak -Anak Untuk Terhindar Dari Covid -19. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 1(2).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/2011 pedoman pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/pedoman-umum-PHBS.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Republik Indonesia: Perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi.

Mustar, Y. S., Susanto, I. H., & Bakti, A. P. (2018). Pendidikan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Dasar. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 2(2). https://doi.org/10.58258/jisip.v2i2.359

Ramadhan.M Alsa. (2019). Pengaruh Promosi Kesehatan Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps) Melalui Media Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Siswa/I Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bengkulu Tahun 2020. Jurnal Promkes, 1.

Rosidah, B. (2022). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi Terhadap Hand Hygiene 6 Langkah 5 Momen Keluarga Pasien. Media Husada Journal Of Nursing Science, 3(1). https://doi.org/10.33475/mhjns.v3i1.78

Sianipar, E., Ridwan, M., Ibnu, I. N., Guspianto, G., & Reskiaddin, L. O. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Mahasiswa Universitas Jambi Selama Pandemi COVID-19. Jurnal Kesmas Jambi, 5(2). https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i2.13693

Sugiyono. (2023). Metode Penelitian Kualitatif (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif). CV. Alfabeta.

Susantiningsih, T., Yuliyanti, R., Simanjuntak, K., & Arfiyanti, A. (2019). PKM Pelatihan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Masyarakat RT 007/RW 007 Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere Kota Depok. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1(2). https://doi.org/10.24912/jbmi.v1i2.2889

 

 

Copyright holder:

Alya Shaira Azri, Elvaro Islami Muryadi (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: