Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 9, No. 10, Oktober 2024
HUBUNGAN
SIKAP SISWA TERHADAP KEBIASAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI ERA PANDEMI COVID-19
PADA SISWA SMP NEGERI 2 KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2021
Alya Shaira Azri1, Elvaro Islami Muryadi2
Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia1
Universitas
Adiwangsa Jambi, Indonesia2
Email: [email protected]1,
[email protected]2
Abstrak
Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
adalah tindakan sanitasi penting untuk mencegah penyakit, terutama selama
pandemi COVID-19. Penelitian ini meneliti hubungan antara sikap siswa dan
kebiasaan CTPS di SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh. Metode yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan desain korelasional, melibatkan 87 siswa yang
dipilih secara acak. Data diperoleh melalui kuesioner dan dianalisis
menggunakan SPSS 21. Hasil menunjukkan nilai korelasi 0.001 (p<0.05),
mengindikasikan hubungan signifikan antara sikap siswa dan perilaku CTPS,
dengan koefisien korelasi 0.352 yang menunjukkan hubungan yang kuat. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa sikap siswa berpengaruh terhadap kebiasaan CTPS.
Kata kunci: sikap,
perilaku, cuci tangan, covid-19
Abstract
Hand
washing with soap (CTPS) is an important sanitation measure to prevent disease,
especially during the COVID-19 pandemic. This study examines the relationship
between student attitudes and CTPS habits at SMP Negeri 2 Kota Sungai TFull
City. The method used was a quantitative research with a correlational design,
involving 87 randomly selected students. Data was obtained through a
questionnaire and analyzed using SPSS 21. The results showed a correlation
value of 0.001 (p<0.05), indicating a significant relationship between
students' attitudes and CTPS behavior, with a correlation coefficient of 0.352
which showed a strong relationship. This study concluded that students'
attitudes affect CTPS habits.
Kesehatan,
menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, adalah keadaan sehat secara fisik,
mental, spiritual, dan sosial, yang memungkinkan setiap individu untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan kata lain, kesehatan tidak hanya
diukur dari aspek-aspek tersebut, tetapi juga dari kemampuan seseorang untuk
bekerja dan berkontribusi secara ekonomi.
Anak sekolah adalah generasi penerus
yang perlu dijaga dan ditingkatkan kesehatannya. Dengan 30% populasi Indonesia
berada dalam usia sekolah, ini adalah periode yang ideal untuk menanamkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Anak-anak ini memiliki potensi sebagai
agen perubahan dalam mempromosikan PHBS di lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat
Sekolah memainkan peran krusial
dalam mendidik dan mendorong kebiasaan mencuci tangan sejak dini, karena
kebiasaan ini dapat bertahan seumur hidup. Selain itu, anak-anak berpotensi
menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitar mereka (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2014).
Cuci tangan adalah langkah
pencegahan dan penanggulangan penyakit yang merupakan bagian dari program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2011). Namun, mencuci tangan belum
menjadi budaya yang umum di Indonesia. Banyak orang hanya mencuci tangan dengan
air sebelum makan, sementara mencuci tangan dengan sabun seringkali dilakukan
setelah makan (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,
2014).
Mencuci tangan pakai sabun adalah
tindakan sanitasi yang melibatkan pembersihan tangan dan jari-jemari dengan air
dan sabun untuk menghilangkan kuman dan memutus mata rantai penyebarannya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menetapkan 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, yang
memobilisasi jutaan orang di seluruh dunia untuk mencuci tangan dengan sabun
Waktu yang tepat untuk mencuci
tangan pakai sabun meliputi: (1) sebelum dan sesudah makan, (2) sebelum
menyiapkan makanan, (3) setelah membuang tinja anak, (4) setelah bermain dan
berolahraga, serta (5) setelah buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
(Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,
2011).
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun
(CTPS) dapat mencegah penyebaran penyakit menular, terutama selama pandemi
COVID-19, di mana mencuci tangan menjadi protokol kesehatan untuk menghentikan
penularan virus
Berdasarkan data dari Satgas
Penanganan COVID-19 Indonesia, per 21 April 2021, jumlah kasus terkonfirmasi
COVID-19 mencapai 1.620.569 jiwa. Di Provinsi Jambi, pada 20 April 2021,
tercatat 1.244 kasus, sementara di Kota Sungai Penuh, per 17 April 2021, jumlahnya
mencapai 669 jiwa. Dari jumlah tersebut, 20 remaja SMP di Kota Sungai Penuh
terkonfirmasi positif COVID-19. Ini menunjukkan bahwa remaja tidak terhindar
dari risiko terinfeksi. Oleh karena itu, sekolah perlu menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar siswa dapat menjaga kebersihan diri dan
mencegah penularan virus.
Munculnya wabah penyakit ini
mendorong pentingnya memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang cuci tangan
dengan baik dan benar, menerapkan etika batuk, serta menjaga kesehatan dan
sistem kekebalan tubuh, sebagai protokol kesehatan. Dalam menghadapi wabah
COVID-19 ini, perlu adanya perubahan sikap dari setiap orang dalam hal menjaga
kesehatan tubuhnya masing-masing. Selain berbagai cara yang dianjurkan untuk
mencegah terjadinya penularan COVID-19.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
mengeluarkan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011, yang mengatur upaya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia dengan
pola manajemen yang jelas. Di masa COVID-19, meskipun pembelajaran harus tetap
dilaksanakan, siswa di sekolah diwajibkan untuk menerapkan PHBS guna mencegah
penularan virus ini.
Salah satu bentuk Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang dapat dengan mudah diterapkan di kalangan siswa
adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). CTPS adalah aktivitas membersihkan
tangan dan jari-jemari dengan langkah-langkah tertentu menggunakan air mengalir
dan sabun, dan merupakan indikator penting dari PHBS. Praktik ini efektif dalam
mencegah penularan penyakit, terutama yang disebabkan oleh kontak langsung
dengan tangan. Penelitian oleh Burton et al.
Tangan adalah media penyalur
penyakit, sehingga mencuci tangan—yang merupakan tindakan sederhana dan
murah—dapat membantu mengendalikan risiko penyakit secara promotif dan
preventif. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 250.000 sekolah, baik
negeri, swasta, maupun sekolah agama, dengan jumlah siswa diperkirakan mencapai
30% dari total populasi, yaitu sekitar 73 juta orang.
Anak usia sekolah adalah aset
penting untuk pembangunan masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan, dan
dilindungi kesehatannya
Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui
sikap siswa terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi
COVID-19 pada siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh, Mengidentifikasi kebiasaan
mencuci tangan pakai sabun (CTPS) di kalangan siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai
Penuh berdasarkan sikap siswa selama pandemi, Menganalisis hubungan antara
sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19
pada siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh.
Kerangka
konsep penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa
dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di era pandemi COVID-19. Penelitian
ini akan menggambarkan keterkaitan antara sikap siswa SMP dan peningkatan
kebiasaan CTPS. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
rancangan korelasional, yang bertujuan untuk mengamati hubungan antara satu
variabel dengan beberapa variabel lainnya
Setelah
dilakukan penelitian maka diperoleh beberapa hasil yang dijelaskan berdasarkan
tabel-tabel berikut. Tabel pertama menjelaskan bagaimana karakteristik subjek
yang bersedia diambil datanya dalam penelitian ini.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Kelas Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh
Kategori |
Jumlah |
Persentase |
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan |
44 43 |
38,28 % 37,41 % |
Kelas VII VIII IX |
29 33 25 |
25,23 % 28,71 % 21,75 % |
Berdasarkan
data dari 87 subjek, terdapat 44 orang laki-laki dan 43 orang perempuan. Jika
dilihat berdasarkan kelas, karakteristik subjek dalam penelitian ini didominasi
oleh kelas VIII, yang berjumlah 33 orang.
Tabel 2. Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan
Pakai Sabun di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh
Tahun 2021
SIKAP |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Setuju |
16 orang |
18,4% |
Setuju |
71 orang |
81,6% |
Tidak Setuju |
- |
- |
Sangat Tidak Setuju |
- |
- |
Jumlah |
87 Orang |
100% |
Berdasarkan
data dari 87 responden, terdapat 16 responden yang memilih "sangat
setuju," dengan persentase 18,4%, dan 71 responden yang memilih
"setuju," dengan persentase 81,6% untuk kategori sikap. Dari hasil
ini, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh
terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun termasuk dalam kategori baik.
Table 3. Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19
Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai
Penuh tahun 2021
CTPS |
Jumlah |
Persentase |
Sangat Terbiasa |
34 orang |
39,1% |
Terbiasa |
53 orang |
60,9% |
Tidak Terbiasa |
- |
- |
Sangat Tidak Terbiasa |
- |
- |
Jumlah |
87 orang |
100% |
Berdasarkan
data sebanyak 87 responden terdapat 34 responden memilih sangat setuju dengan
persentase 39,1% dan 53 responden lainnya memilih setuju dengan persentase
60,9% untuk kategori kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Sehingga dapat
disimpulkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun siswa smp negeri 2 kota sungai
penuh sabun masuk dalam kategori baik.
Tabel
4. Hasil Analisis Korelasi Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai
Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai
Penuh Tahun 2021
|
Sikap |
CTPS |
|
Sikap |
Correlation Coefficient |
1,000 |
,352** |
Sig. (2-tailed) |
. |
,001 |
|
N |
87 |
87 |
|
CTPS |
Correlation
Coefficient |
,352** |
1,000 |
Sig. (2-tailed) |
,001 |
. |
|
N |
87 |
87 |
Berdasarkan
uji normalitas, data penelitian tidak berdistribusi normal, sehingga analisis
selanjutnya menggunakan uji non-parametrik. Korelasi antara sikap siswa dan
perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dianalisis menggunakan analisis
korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.001
(p<0.05), yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara sikap siswa
dan perilaku CTPS. Selain itu, nilai koefisien korelasi sebesar 0.352
menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara kedua variabel tersebut.
Pembahasan
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis data, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa HO
ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Sikap Siswa Terhadap Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era
Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri 2 Kota Sungai Penuh
Hasil
penilaian siswa untuk kategori sikap menunjukkan bahwa dari 87 responden, 16
responden memilih "sangat setuju" dengan persentase 18,4%, sementara
71 responden lainnya memilih "setuju" dengan persentase 81,6%. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sikap siswa SMP Negeri 2 Kota Sungai Penuh
terhadap kebiasaan mencuci tangan pakai sabun termasuk dalam kategori setuju.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titin Solikah (2018) mengenai
hubungan antara tingkat sikap dan motivasi dengan perilaku cuci tangan pakai
sabun pada siswa SMP Negeri Tridadi, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa mayoritas sikap yang mendukung perilaku CTPS
mencapai 60,9%.
Sikap
adalah evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek, yang
mencakup dukungan atau penolakan. Siswa menunjukkan sikap positif yang tinggi
terhadap cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena keyakinan mereka dalam
melaksanakan perilaku ini, serta kemampuan untuk merespons dan memahami
pernyataan dalam kuesioner tentang CTPS. Ini menunjukkan bahwa siswa menyadari
pentingnya CTPS untuk terhindar dari virus dan menjaga kebersihan tangan.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri
2 Kota Sungai Penuh
Hasil
penilaian siswa untuk kategori kebiasaan mencuci tangan pakai sabun menunjukkan
bahwa dari 87 responden, 34 responden memilih "sangat terbiasa"
dengan persentase 39,1%, sementara 53 responden lainnya memilih
"terbiasa" dengan persentase 60,9%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kebiasaan mencuci tangan pakai sabun siswa SMP Negeri 2 Kota
Sungai Penuh termasuk dalam kategori terbiasa.
Penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosidah
"Metode
penelitian mendengarkan dengan singkat dan jelas: Perilaku adalah aktivitas
yang dapat diamati dari organisme, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam konteks manusia, perilaku merujuk pada aktivitas individu. Perilaku
mencuci tangan dengan sabun (CTPS) pada siswa dapat diamati dari kebiasaan
mereka sebelum dan setelah kegiatan, serta waktu yang tepat untuk melakukannya.
Oleh karena itu, CTPS adalah cara yang efektif, sederhana, dan murah untuk
mencegah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan tangan."
Analisis Korelasi Sikap Siswa Terhadap
Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Smp Negeri
2 Kota Sungai Penuh
Hasil
analisis koefisien korelasi dalam mengukur korelasi antara sikap siswa dengan
kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dilakukan menggunakan analisis
korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi sebesar 0.001
(p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap siswa dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Data
tersebut juga menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,352 yang artinya
korelasi antara variabel yang sangat kuat antara sikap siswa dengan CTPS.
Penelitian
ini sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Ramadhan
Korelasi
memiliki rentang antara -1 hingga +1. Jika koefisiennya -1, berarti kedua
variabel memiliki hubungan linier sempurna negatif. Sebaliknya, jika
koefisiennya +1, maka kedua variabel memiliki hubungan linier sempurna positif.
Jika koefisien menunjukkan angka 0, itu berarti tidak ada hubungan antara kedua
variabel yang diteliti.
Tanda
dua bintang (**) menunjukkan bahwa korelasi signifikan pada tingkat
signifikansi 0,001. Berdasarkan tabel di atas, hubungan antara sikap siswa dan
kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah 0,001 (p<0,05). Arah korelasi
dapat ditentukan dari nilai koefisien korelasi, yang bisa positif atau negatif.
Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi bernilai positif, yaitu 0,352,
yang berarti hubungan antara kedua variabel bersifat searah. Ini menunjukkan
bahwa peningkatan sikap siswa akan diikuti oleh peningkatan kebiasaan mencuci
tangan pakai sabun. Secara keseluruhan, terdapat hubungan yang signifikan dan
searah antara sikap siswa dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun.
Siswa menunjukkan sikap positif terhadap
CTPS, yang dipengaruhi oleh keyakinan mereka dalam melaksanakan perilaku
tersebut, serta kemampuan mereka untuk merespons dan memahami pernyataan
tentang sikap melalui kuesioner terkait CTPS. Hal ini terlihat dari pemahaman
siswa akan pentingnya melakukan CTPS untuk menghindari virus serta menjaga
kebersihan tangan.
Berdasarkan
hasil pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa Sikap siswa SMP Negeri 2
termasuk kategori setuju dilihat dari 16 responden memilih sangat setuju dengan
persentase 18,4% dan 71 responden lainnya memilih setuju dengan persentase
81,6%. Kebiasaan cuci tangan siswa SMP Negeri 2 termasuk kategori terbiasa
dilihat dari 34 responden memilih sangat terbiasa dengan persentase 39,1% dan
53 responden lainnya memilih terbiasa dengan persentase 60,9% untuk kategori
kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Hasil analisis menunjukkan nilai korelasi
sebesar 0.001 (p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap siswa dengan perilaku cuci tangan pakai sabun
(CTPS). Data tersebut juga menunjukkan nilai koefesien korelasi sebesar 0,352
yang artinya korelasi antara variabel yang sangat kuat antara sikap siswa
dengan CTPS.
Burton, M., Cobb, E., Donachie, P.,
Judah, G., Curtis, V., & Schmidt, W. P. (2011). The effect of handwashing
with water or soap on bacterial contamination of hands. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 8(1). https://doi.org/10.3390/ijerph8010097
Desiyanto, F. A., & Djannah, S.
N. (2013). Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih Tangan
Antiseptik (Hand Sanitizer) Terhadap Jumlah Angka Kuman. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Journal of Public Health), 7(2).
https://doi.org/10.12928/kesmas.v7i2.1041
Devriany, A., Handini, K. D.,
Virmando, E., & Febrianti, R. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pengembangan Desa Pariwisata Sehat Di Desa Rebo Kabupaten Bangka. Jurnal
Pengabdian Dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, 1(1).
https://doi.org/10.56303/jppmi.v1i1.8
Fitri, B. M., Widyastutik, O.,
& Arfan, I. (2020). Penerapan protokol kesehatan era New Normal dan risiko
Covid-19 pada mahasiswa. Riset Informasi Kesehatan, 9(2).
https://doi.org/10.30644/rik.v9i2.460
Hartanti, Kurniawati, M. (2019).
Perilaku Hidup bersih dan Sehat ( PHBS ) Melalui Budaya Cuci Tangan Pakai
Sabun ( CTPS ). Kesehatan, 1.
Istiatin, I., Marwati, F. S., &
Yani, B. A. (2021). Sosialisasi Dan Edukasi Program Penanganan Dan Pencegahan
Penyebaran Covid-19 Guna Meredam Kepanikan Sosial Di Wilayah Desa Gentan. BUDIMAS :
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2).
https://doi.org/10.29040/budimas.v3i2.2650
Juwita, J., Sunarti, A., &
Jeita, J. (2022). Pentingnya Penerapan PHBS Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
di Lingkungan Masyarakat. Media Publikasi Penelitian Kebidanan, 3(2).
https://doi.org/10.55771/mppk.v3i2.35
Kasih, B. M., Kurniawan, S.,
Lestianingsih, D., Apriliyani, M., & Harianja, L. (2021). Menjaga
Kebersihan Dengan Menggunakan Sanitizer Di Lingkungan Masyarakat Yaitu Pada
Anak -Anak Untuk Terhindar Dari Covid -19. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat (Pkm), 1(2).
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/2011 pedoman pembinaan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). http://www.promkes.depkes.go.id/bahan/pedoman-umum-PHBS.pdf
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. (2014). Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Republik
Indonesia: Perilaku mencuci tangan pakai sabun di Indonesia. Kementerian
Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi.
Mustar, Y. S., Susanto, I. H.,
& Bakti, A. P. (2018). Pendidikan Kesehatan: Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Sekolah Dasar. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan),
2(2). https://doi.org/10.58258/jisip.v2i2.359
Ramadhan.M Alsa. (2019). Pengaruh
Promosi Kesehatan Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps) Melalui Media Video Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Siswa/I Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kota Bengkulu Tahun
2020. Jurnal Promkes, 1.
Rosidah, B. (2022). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi Terhadap Hand Hygiene 6 Langkah 5
Momen Keluarga Pasien. Media Husada Journal Of Nursing Science, 3(1).
https://doi.org/10.33475/mhjns.v3i1.78
Sianipar, E., Ridwan, M., Ibnu, I.
N., Guspianto, G., & Reskiaddin, L. O. (2021). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Mahasiswa
Universitas Jambi Selama Pandemi COVID-19. Jurnal Kesmas Jambi, 5(2).
https://doi.org/10.22437/jkmj.v5i2.13693
Sugiyono. (2023). Metode Penelitian
Kualitatif (Untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif,
interaktif dan konstruktif). CV. Alfabeta.
Susantiningsih, T., Yuliyanti, R.,
Simanjuntak, K., & Arfiyanti, A. (2019). PKM Pelatihan Mencuci Tangan
Menggunakan Sabun Sebagai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Untuk Masyarakat RT
007/RW 007 Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Cinere Kota Depok. Jurnal Bakti
Masyarakat Indonesia, 1(2). https://doi.org/10.24912/jbmi.v1i2.2889
Copyright
holder: Alya Shaira Azri, Elvaro Islami Muryadi (2024) |
First
publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is
licensed under: |