Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

PERAN KUALITAS AUDIT DALAM MENGAWASI PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA

 

1Sianny1, Vinola Herawaty2

2Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia1,2

3Email: [email protected]1, [email protected]2

                                                                                                                                                                                 4 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial, corporate social responsibility dan leverage terhadap manajemen laba dengan kualitas audit sebagai variabel moderasi. Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor consumer non-cyclical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2020-2022. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 perusahaan, yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik pengujian Ordinary Least Squares regression dengan menggunakan Eviews 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan corporate social responsibility memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba namun leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Selain itu, kualitas audit tidak mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh kepemilikan manajerial, corporate social responsibility, leverage terhadap manajemenl laba. Penelitian ini memberikan kontribusi empiris baru terhadap literatur manajemen laba dengan menunjukkan bahwa faktor-faktor non-finansial seperti CSR dapat menjadi mekanisme pengendalian yang efektif dalam mengurangi insentif manajemen untuk melakukan manipulasi laba.

Kata kunci: Manajemen laba, kepemilikan manajerial, corporate social responsibility, leverage, ukuran perusahaan.

 

Abstract

This study aims to test and analyze the effect of corporate governance with the proxies of managerial ownership, corporate social responsibility and leverage on earnings management with audit quality as a moderating variable. The population of this study are non-cyclical consumer sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange during the 2020-2022 period. The sample of companies used in this study were 34 companies, which were selected using purposive sampling method. This study uses Ordinary Least Squares regression testing technique using Eviews 12. The results showed that managerial ownership and corporate social responsibility have a negative effect on earnings management but leverage has no effect on earnings management. In addition, audit quality is unable to strengthen or weaken the influence of managerial ownership, corporate social responsibility, leverage on earnings management. This study provides a new empirical contribution to the earnings management literature by showing that non-financial factors such as CSR can be an effective control mechanism in reducing management incentives to manipulate earnings.

Keywords: Earnings management, managerial ownership, corporate social responsibility, leverage, firm size

 

 

 

Pendahuluan

Pemegang saham cenderung tertarik berinvestasi pada perusahaan dengan kinerja keuangan yang kuat dan mampu menghasilkan keuntungan yang stabil. Laporan keuangan berkala menjadi sarana yang mencerminkan kinerja keuangan perusahan.. Laporan keuangan berperan sebagai informasi keuangan yang digunakan oleh pihak internal sebagai bentuk tanggung jawab atas kinerja manajemen dengan parameter berupa laba. Sedangkan bagi pihak eksternal, laporan keuangan memberikan gambaran akan keadaan bisnis yang akan membantu  investor dalam menentukan keputusan.

Dampak negatif dari pandemi COVID-19 menjangkau banyak sektor, termasuk dunia bisnis. Banyak perusahaan mengalami penurunan pendapatan dan laba, tenakan tersebut membuat pihak manajemen terdorong untuk melakukan kecurangan akuntansi seperti rekayasa laba. Manajemen perusahaan memodifikasi laporan perusahaan untuk menutupi kondisi perusahaan sebenarnya. Manajemen akan mengambil kesempatan untuk menerapkan metode akuntansi yang masih sejalan dengan standar akuntansi seperti penerapan kebijakan akuntansi berbasis akrual, jika tujuan yang inginkan tidak tercapai (Sebastian & Handojo, 2019).

PT Garuda Indonesia melakukan praktik manipulasi laba pada tahun 2018. Dimana, tahun 2018 dalam laporan keuangan dillaporkan laba perusahaan sebesar USD 809,85 ribu. Hal ini menunjukan adanya lonjakan yang cukup besar dibandingkan tahun sebelumnya, dimana tahun 2018 dicatat kerugian sebesar USD 216,5 juta. Hal tersebut menyebabkan kecurigaan adanya kecurangan sehingga terjadi investigasi lebih lanjut. Hasil investigasi menemukan bahwa adanya pengakuan piutang yang belum diterima pembayaran dari PT Mahata Aero Teknologi sebagai pendapatan, sehingga laporan yang disajikan PT Garuda Indonesia tersebut tidak sesuai dengan PSAK yang berlaku (Christian, Jessica, & Rionaldo, 2021).

Jensen dan Meckling (1976) memiliki pendapat bahwa teori agensi adalah hubungan yang selaras antara pemegang saham dan manajemen. Pemegang saham menggunakan biaya yang minimal  untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Disisi lain, pihak manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengelola perusahaan agar keinginan pemegang saham terwujud..

Manajemen menggunakan praktik manajemen laba dalam mengubah proses akuntansi untuk mempercantik laporan keuangan dengan tujuan tertentu. Hal ini dapat mengurangi keakuratan laporan keuangan secara ekonomi sehingga mengurangi kepercayaan pada proses pelaporan (Subramanyam, 2017).

Leverage menjadi salah satu strategi perusahaan dalam mengatasi manajemen laba. Dimana, leverage dapat menunjukan seberapa jauh perusahana mengandalkan utang untuk  membiayai aset perusahaan. Ketika adanya permasalahan gagal bayar atas utang tersebut, kreditur akan memperketat pengawasan sehingga akan mencegah manajemen untuk melakukan manipulasi laba.

Dalam mengatur hubungan antara para pemangku kepentingan dengan perusahaan dibutukan tata kelola perusahan yang baik. Tujuannya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan. Corporate governance juga memastikan bahwa perusahaan dikelola secara transparan, akuntabel, dan berkelanjutan guna menjaga kepentingan stakeholder. Adanya harapan bahwa dengan menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang saham, maka akan mencegah terjadinya praktik manajemen laba.

Suatu bisnis juga memerlukan perencanaan strategis yang menjadi pondasi dalam membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan akan mempengaruhi kinerja perusahaan di mata investor. Pengaruh yang besar pada kepercayaan investor, reputasi perusahan dan keberlanjutan bisnis di masa datang merupakan hasil dari kinerja corporate social responsibility. Investor dan pemangku kepentingan mulai peka akan kinerja CSR perusahaan dan investor akan mempertimbangkan hal ini sebelum memutuskan investasi yang akan dilakukan (Chen & Hung, 2020). Menurut Kumala dan Siregar (2021), kegiatan CSR dapat membatasai praktik manipulasi laba. Perusahaan yang  melakukan tanggung jawab sosial akan mendapatkan kepercayaan bahwa dalam menjalankan bisnisnya sudah sesuai dengan etika dan tanggung jawab sosial.

Berdasarkan tinjauan literatur  dan informasi yang dipaparkan, peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh variabel atas manajemen laba di Indonesia. Penelitian ini memperluas cakupan penelitian Mardnly, Badran, dan Mauselli (2021).  Dalam penelitian ini, CSR dan Leverage serta kualitas audit  sebagai ditambahkan sebagai variabel independen dan variabel moderasi. Ukuran perusahaan digunakan sebagai control variable dalam penelitian ini.

Mardnly, Badran dan Mouselli (2021) menemukan bahwa dari tahun 2011-2018, praktik manajemen laba perusahaan asuransi di Damascus Securities Exchange dapat diatasi oleh kepemilikan saham oleh manajerial. Hasil analisis ini sesuai dengan Ayem dan Ongirwalu (2020), yang membuktikan kepemilikan manajerial mampu meningkatkan akuntabilitas dan penurunan praktik manipulasi laba.

Hasil penelitian Alexander (2021) tidak menemukan adanya hubungan antara kepemilikan manjerial dengan praktik manipulasi laba. Sebastian dan Handojo (2019) juga menemukan bahwa manipulasi laba tidak dapat dihindari meskipun kepemilikan manajemen perusahaan sangat besar.

Penerapan CSR yang efektif dapat mendorong perusahaan meminimalkan praktik manajemen laba (Chen & Hung, 2020 dan Liu dan Lee, 2019). Ada beberapa hasil penelitian yang tidak sama dengan hasil penelitian Chen dan Hung (2020) dan Liu dan Lee (2019). Habbash dan Haddad (2020) berpendapat bahwa corporate social responsibility dapat meningkatkan beban perusahaan yang akan menurunkan laba perusahaan dalam jangka pendek sehingga mendorong manajemen untuk memanipulasi laba agar perusahaan terlihat menguntungkan daripada kenyataannya. Sedangkan untuk hasil penelitian Wahyono, Novianto dan Putri (2019) menemukan bahwa praktik manipulasi laba yang dilakukan manajemen tidak dipengaruhi pengungkapan kegiatan CSR perusahaan.

Hasil penelitian Mendoza, et al (2021) dan Mamatzakis, Pegkas dan Staikouras (2023) mengungkapkan bahwa leverage dengan tingkat yang tinggi, mendorong pengawasan dan kontrol yang ketat dari investor maupun kreditor, sehingga berkontribusi pada penurunan praktik manipulasi laba. Sebaliknya, hasil penelitian Chandra dan Djashan (2018) tidak menemukan adanya pengaruh tingkat  leverage atas earnings management.

Penelitian Mustapha, et al (2019) dan Yanthi, Pratomo dan Kurnia (2020) serta Yispa (2022), menemukan bahwa audit yang berkualitas memiliki kemampuan investigasi sehingga praktik manajemen laba menjadi tidak efektif. Wahyono, Novianto dan Putri (2019), menemukan tidak terjadi pembatasan dan pencegahan praktik manajemen laba yang terjadi antara KAP Big Four maupun auditor lain.

 

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba

Pihak manajemen dengan proporsi kepemilikan saham serta berperan aktif dalam pengambilan keputusan diartikan sebagai managerial ownership. Hal ini mendorong pihak manajemen untuk berfokus pada jangka panjang perusahaan sehingga menghasilkan keputusan yang lebih baik, karena mereka juga memiliki kepentingan finansial langsung dalam keberhasilan perusahaan. Menurut penelitian Mardnly, Badran dan Mouselli (2021), tindakan manajemen untuk melakukan earnings management dapat dibatasi dengan tingkat kepemilikan manajer tinggi dalam perusahaan.

Namun, penelitian Alexander (2021) dan Sebastian dan Handojo (2019) menemukan hal yang berbeda dimana manajemen laba tidak dapat dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada atau tidaknya kepemilikan managerial dalam perusahaan tidak dapat mengurangi dorongan untuk melakukan manajemen laba.

Ha1: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

 

Pengaruh corporate social responsibility terhadap manajemen laba

Corporate Social Responsibility mencerminkan komitmen dan kontribusi perusahaan atas tanggung jawab atas konsekuensi yang ditimbulkan dari operasional yang dijalankan. Informasi atas corporate social responsibility tersebut merupakan cara manajemen berkomunikasi dengan pemangku kepentingan atas tanggung jawab yang sudah dilakukan perusahaan. Peluang manajemen untuk melakukan praktik manipulasi laba akan semakin rendah jika semakin banyak pengungkapan tentang CSR (Alexander dan Palupi, 2020).

Menurut hasil penelitian Chen dan Hung (2020) dan Liu dan Lee (2019) juga menyatakan bahwa CSR mengurangi praktik manajemen laba. Dikarenakan CSR dapat meningkatkan reputasi perusahaan, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong investasi. Penelitian  Wahyono, Novianto dan Putri (2019) yang menemukan hal yang berbeda, dimana pengungkapan CSR tidak berhubungan dengan ativitas manajemen laba.

Ha2: Corporate social responsibility berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba

 

Pengaruh Leverage terhadap manajemen laba

Leverage menjelaskan tekait ratio tingkat penggunaan utang untuk membiayai asetnya di dalam kegiatan operasionalnya. Tingginya tingkat leverage akan mengurangi praktik manajemen laba dikarenakan adanya perhatian lebih dan pengawasan dari kreditor dan investor terhadap operasional perusahaan. Hal ini didukung dengan temuan Mendoza, et al (2021) dan Mamatzakis, Pegkas dan Staikouras (2023), yaitu leverage yang tinggi akan mengurangi praktik manipulasi laba.

Berbeda dengan penelitian Fandriani & Tunjung (2019), yang menemukan bahwa jika leverage tinggi maka akan menurunkan laba dan berdampak pada tingginya praktik manajemen laba. Hal ini berarti manajemen akan melakukan kecurangan untuk menaikkan laba perushaan jika tingkat leverage tinggi untuk menjaga citra perusahaan. Namun, penelitian Chandra dan Djashan (2018), menemukan tidak ada pengaruh besar kecilnya leverage terhadap earnings management.

Ha3: Leverage berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba.

 

Kualitas audit memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba

Menurut temuan Ayem dan Ongirwalu (2020), kepemilikan manajerial menjelaskan seberapa besar proporsi saham yang menjadi kepemilikan manajemen dalam perusahaan. Ketika proporsi saham yang dimiliki manajemen tinggi maka akan lebih fokus pada keberlanjutan jangka panjang sehingga menekan tindakan manajemen laba. Dengan kata lain, proporsi kepemilikan saham oleh manajemen menjadi alat yang efektif untuk mengurangi manajemen laba.

Keandalan laporan keuangan dapat mencerminkan kualitas audit yang tinggi. Hal ini tercermin dalam opini audit yang dikeluarkan oleh KAP. KAP Big Four terus melakukan pelatihan auditor serta pengembangan teknologi sehingga mendukung penerapan prosedur yang ketat dan standar audit yang tinggi dalam pelaksanaan tugas auditnya. Hal ini menyebabkan adanya anggapan bahwa KAP Big Four lebih mampu mendeteksi manipulasi laporan yang dilakukan oleh manajemen.

Ha4: Kualitas Audit memperkuat pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap Manajemen Laba.

 

Kualitas audit memoderasi pengaruh corporate social responsibility terhadap manajemen laba

Alexander dan Palupi (2020) berpendapat bahwa dengan lebih banyak informasi yang diungkapkan terkait kegiatan CSR merupakan bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada para investor dan masyarakat. Dimana pengungkapan CSR ini cenderung akan membatasi praktik manipulasi laba yang terjadi di perusahaan, karena laporan lebih transparan.

Kualitas audit mengacu pada  tingkat keandalan  dan  kredibilitas  opini auditor atas laporan keuangan. Auditor diharapkan untuk tetap independen, objektif, dan profesional dalam melakukan pekerjaannya, serta bagi perusahaan untuk menerapkan corporate social responsibility secara bertanggung jawab dan transparan. Menurut Yispa (2022), audit berkualitas tinggi dilakukan oleh KAP Big Four sehingga dapat mencegah terjadinya manajemen laba.

Ha5: Kualitas Audit memperkuat pengaruh negatif corporate social responsibility terhadap Manajemen Laba.

 

Kualitas audit memoderasi pengaruh Leverage terhadap manajemen laba

Leverage sebagai salah satu cara mengukur tingkat ketergantungan organisasi pada utang untuk membiayai asetnya. Leverage yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan memiliki ketergantungan kepada pihak luar untuk menjalankan operasionalnya.

Selain itu, risiko atas kewajiban yang harus dipenuhi akan berdampak pada keuangan perusahaan. Adanya risiko gagal bayar atas hutang akan mendorong kreditur untuk lebih ketat mengawasi perusahan dalam kegitaan operasional perusahaan. Auditor yang berkualitas akan memiliki kemampuan untuk memastikan keandalan laporan keuangan.

Ha6: Kualitas Audit memperkuat pengaruh negatif leverage terhadap Manajemen Laba.

Metode Penelitian

Dengan menggunakan desain penelitian kausalitas, dengan tujuan menguji hipotesis untuk menentukan apakah audit quality mampu mengawasi pengaruh managerial ownership, CSR dan leverage terhadap earnings management. Selain itu, variabel kontrol seperti ukuran perusahaan digunakan untu meningkatkan akurasi dari hasil perhitungan variabel dependen.

Penelitian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada sektor consumer non-cyclical selama periode 2020-2022. Data laporan yang digunakan dalam penelitian ini tersedia di website BEI. Pengujian kualitas data, pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis untuk model Ordinary Least Square (OLS) dengan  menggunakan software Eviews 12.


Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik desktiptif berikut menunjukkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standard deviation dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

 

Tabel 1. Statistik Deskriptif

 

 

IO

CSR

LEV

SIZE

EM

 

 Mean

0.099648

0.335286

0.568956

28.87349

0.005462

 

 Maximum

0.639000

0.795000

6.565000

32.82600

0.061000

 

 Minimum

0.000000

0.077000

0.105000

25.28100

-0.039000

 

 Std. Dev.

0.163502

0.164026

0.672391

1.756197

0.021836

 

 Observations

91

91

91

91

91

AUDIT

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

Non-Big Four

58

63,7

63,7

63,7

Big Four

33

36,3

36,3

100,0

Total

91

100,0

100,0

 

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 25

 

Berdasarkan hasil diatas, maka manajemen laba yang diukur menggunakan Conditional Revenue Model bernilai rata-rata yaitu 0,005462 lebih kecil dibandingkan standard deviation 0,021836. Hal ini berarti adanya variasi atas data manajemen laba perusahaan periode 2020-2022. Pada tahun 2021, PT Salim Ivomas Pratama Tbk  memiliki nilai maximum yaitu 0,061000 sedangkan PT Wismilak Inti Makmur Tbk bernilai minimum -0,039000.

Nilai rata-rata dari kepemilikan manajerial yaitu 0,099648 lebih kecil dibandingkan nilai standard deviation sebesar 0,163502. Hasil berarti bahwa data kepemilikan manajerial perusahaan periode 2020-2022 bervariasi. Pada tahun 2020-2022, PT Indonesian Tobacco Tbk memiliki nilai maximum sebesar 0,639000. Sedangkan, PT Sentra Food Indonesia Tbk dan PT Multipolar Tbk bernilai minimum sebesar 0,00000.

Nilai rata-rata dari CSR yaitu 0,335286 lebih besar dari nilai 0,164026 yang merupakan nilai standard deviation. Hasil ini berarti bahwa data CSR perusahaan tidak bervariasi pada periode 2020-2022. PT Dharma Satya Nusantara Tbk pada tahun 2022 memiliki nilai maximum sebesar 0,79500. Sedangkan, PT Gudang Garam Tbk dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk bernilai minimum sebesar 0,07700.

Nilai rata-rata pada leverage yaitu 0,568956 lebih kecil nilai standard deviation sebesar 0,672391. Hasil ini berarti bahwa data leverage perusahaan periode 2020-2022 bervariasi. Pada tahun 2021, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk memiliki nilai maximum 6,565000. Sedangkan, data tahun 2021 PT Campina Ice Cream Industry Tbk bernilai minimum sebesar 0,105000.

           

Pemilihan Model

Chow test

Tabel 2. Hasil Chow Test

Effects Test

Statistik

d.f.

Prob.

Cross-section Chi-square

40.889144

33

0.1626

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 12

           

            Pada tabel 2, nilai Prob. Cross-section Chi-square sebesar 0,1626 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima yang berarti model yang terpilih adalah Common effect model.

 

Lagrange Multiplier Test

Tabel 3. Hasil Lagrange Multiplier Test

 

Test Hypothesis Cross-section

Time

Both

Breusch-Pagan

0,604717

0,065867

0,670584

 

(0,4368)

(0,7975)

(0,4128)

 

 

 

 

Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 12

 

            Model yang terpilih adalah common effect model karena nilai probabilitas 0,4128 > 0,05. Dari hasil pengujian chow test dan LM test, dapat disimpulkan bahwa common effect model adalah model penelitian yang digunakan.

 

Hasil Uji Asumsi Klasik

            Metode penelitian ini adalah ordinary least lquare (OLS).  Ordinary least lquare digunakan untuk menjawab permasalahan, sehingga harus memenuhi penguujian normalitas, mulitkolineritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

 

Hasil Uji Normalitas Residual Sebelum Uji Outlier

Tabel 4 menjelaskan hasil uji normalitas sebelum uji outlier, yang bertujuan untuk menentukan apakah data yang digunakan pada penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak.

 

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Residual Sebelum Uji Outlier

 

Sig

N

102

Prob. Jarque-Bera

0,000

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

Tabel 4 di atas menunjukkan  nilai Prob. Jarque-Bera sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya data tidak berdistribusi secara normal sehingga dilanjutkan dengan uji outlier.

 

Hasil Uji Outlier

Berdasarkan uji outlier, terdapat 11 data outlier yang harus dikeluarkan dari nilai z-score karena tidak sesuai dengan kriteria sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 91 data. Berikut adalah hasil uji outlier yang disajikan pada tabel 5 sebagai berikut:

 

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Residual  Setelah Uji Outlier

 

Unstandardized Residual

N

91

Prob. Jarque-Bera

0,675837

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

Hasil pengujian normalitas residual setelah uji outlier menunjukkan nilai Prob. Jarque-Bera sebesar 0,675837 lebih besar dari 0,05 dan disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95% asumsi distribusi normalitas untuk variabel error terpenuhi.

 

Hasil Uji Multikolinearitas

Berikut ini hasil uji multikolinearitas pada tabel 6 yang menunjukkan nilai VIF untuk menentukan apakah terdapat korelasi di antara variabel independen.

 

Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

   VIF

                     Hasil

IO

 1,437307

Tidak terdapat multikolinearitas

LEV

 38,23494

Terdapat multikolinearitas

CSR

 1,915357

Tidak terdapat multikolinearitas

AUDIT

 4,784080

Tidak terdapat multikolinearitas

IO_AUDIT

 22,85132

Terdapat multikolinearitas

LEV_AUDIT

 14,58743

Terdapat multikolinearitas

CSR_AUDIT

 39,54197

Terdapat multikolinearitas

SIZE

 2,526781

Tidak terdapat multikolinearitas

Sumber: Hasil  Pengolahan Data Eviews

 

Berdasarkan tabel 6, hasil  uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel independen  kepemilikan manajerial (IO), corporate social responsibility (CSR), kualitas audit (AUDIT) dan ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai VIF dibawah 10, yang berarti tidak terdapat multikolinearitas pada variabel independen. Namun variabel leverage (LEV), IO_AUDIT, LEV_AUDIT dan CSR_AUDIT memiliki nilai VIF diatas 10, maka disimpulkan model untuk variabel independen ada saling berkorelasi di sebabkan karena ada variabel moderasi yang diinteraksikan dengan variabel independen.

 

Heteroskedastisitas

Berikut ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mendeteksi apakah terdapat heterokedastisitas dalam penelitian ini.

 
Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas

 

Sig.

Keterangan

EM

0,7484

Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

            Tabel 7 merupakan hasil pengujian untuk menguji apakah asumsi homokedastisitas terpenuhi dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan alat analisis gletser test, diketahui pada model didapatkan nilai sig untuk semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai 0,7484 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima dan disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.

 

Hasil Uji Autokorelasi          

Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat autokorelasi di dalam penelitian ini.

 
Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi

 

Prob.

Keterangan

EM

0,3746

Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

Pada tabel 8 hasil pengujian menggunakan alat analisis lagrange multiplier test, menunjukkan hasil nilai prob 0,3746 lebih besar 0,05 dan disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam penelitian ini.

 

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Berikut ini adalah hasil analisis koefisien determinasi (adjusted R2) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari suatu model dalam menjelaskan variabel – variabel dependen.

Tabel 9. Hasil Analisis Adj. R2

Model

Adj. R2

EM

0,103

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

Pada tabel 9 nilai adjusted R2 sebesar 0,103 yang menunjukkan bahwa variasi variabel dependen yaitu manajemen laba dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, corporate social responsibility dan leverage sebesar 10,3%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dijelaskan dalam model penelitian ini.

 

Hasil Uji F

 Berikut ini adalah hasil uji F yang bertujuan untuk mengetahui apakah model penelitian ini layak untuk digunakan.

 
Tabel 10. Hasil Uji F

Model

Fstat

Sig Fstat

EM

2,315

0,027b

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

            Tabel 10 merupakan hasil uji F yang menunjukkan bahwa nilai sig. sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa paling tidak terdapat satu variabel independen yang signifikan terhadap variabel independen.

 

Hasil Uji t

Berikut ini adalah hasil uji t yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh di antara satu variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Tabel 11. Hasil Uji t

Variabel

Predictive

β

T

Sig.

Hasil

(Constant)

 

-0,049211

-1,037637

0,151

 

IO

-

-0,019627

-1,592255

0,057

H1 Diterima

CSR

-

-0,048149

-3,506151

0,000

H2 Diterima

LEV

-

-0,005190

-0,855408

0,197

H3 Ditolak

AUDIT

-

-0,011214

-1,641888

0,052

 

IO_AUDIT

-

-0,011966

-0,149219

0,440

H4 Ditolak

CSR_AUDIT

-

-0,046765

-0,290395

0,386

H5 Ditolak

LEV_AUDIT

-

0,248196

0,411936

0,490

H6 Ditolak

SIZE

 

0,002762

1,661236

0,050

 

Sumber: Hasil  Pengolahan Eviews 12

 

Pengaruh kepemilikan managerial terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan tanda beta negatif, yang sesuai dengan hipotesa bahwa adanya dampak dengan arah negatif antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba. Oleh karena itu, pengujian signifikansi dilakukan dengan nilai sig. sebesar 0,057 < 0,10, yang menjelaskan bahwa H1 diterima yang berarti adanya keselarasan hubungan antara kepentingan pemegang saham dengan manajemen serta adanya motivasi manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang karena mereka akan secara langsung mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai saham. Hasil ini sejalan dengan temuan Mardnly, Badran dan Mouselli (2021), yang menemukan adanya dampak ke arah negatif kepemilikan manajerial terhadap praktik manajemen laba. Namun, Alexander (2021) dan Sebastian dan Handojo (2019) tidak menemukan hubungan antara kepemilikan manajerial dan manajemen laba.

 

Pengaruh corporate social responsibility terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan tanda beta negatif, yang sesuai dengan hipotesa bahwan  corporate social responsibility memiliki dampak dengan arah negatif terhadap manajemen laba. Oleh karena itu, pengujian signifikansi dilakukan dengan nilai sig. sebesar 0,001 < 0,10, yang menunjukkan bahwa H2 diterima yang berarti terdapat dampak dengan arah negatif antara CSR dengan earnings management. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang giat menjalankan program kegiatan CSR adalah perusahaan yang peduli dan beroperasi secara wajar bertanggungjawab sehingga mengurangi tekanan bagi perusahaan untuk memanipulasi laba untuk memenuhi ekspektasi eksternal. Hasil penelitian Chen dan Hung (2020) dan Liu dan Lee (2019) juga menunjukkan hal yang sama. Berbeda dengan hasil temuan Habbash dan Haddad (2020) yang menemukan adanya pengaruh positif antara CSR dengan manajemen laba.

 

Pengaruh leverage terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan tanda beta negatif, yang sesuai dengan hipotesa bahwa leverage memiliki dampak negatif terhadap manajemen laba. Namun H3 ditolak karena nilai sig. sebesar 0,197 > 0,10, berarti leverage tidak mempengaruhi manajemen laba. Hal ini menjelaskan bahwa praktik manipulasi laba tidak dapat dibatasi walaupun ada pengawasan dari investor dan kreditur. Hasil penelitian Chandra dan Djashan (2018) menemukan hal yang sama. Namun menurut Mendoza, et al (2021) dan Mamatzakis, Pegkas dan Staikouras (2023), leverage memiliki dampak negatif atas manajemen laba.

 

Kualitas audit memperkuat pengaruh negatif pengaruh kepemilikan managerial terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan tanda beta negatif yang sesuai dengan hipotesa yang diajukan. Namun H4 ditolak karena hasil nilai sig. sebesar 0,440 > 0,10, berarti kualitas audit tidak mampu memperkuat dampak negatif kepemilikan manajerial atas manajemen laba. Temuan ini mmejelaskan bahwa auditor yang berkualitas tinggi juga tidak selalu dapat mendeteksi semua praktik manajemen laba.

 

Kualitas audit memperkuat pengaruh negatif corporate social responsibility terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan tanda beta negatif yang sesuai dengan hipotesa yang diajukan. Namun H5 ditolak nilai sig. sebesar 0,386 > 0,10, berarti kualitas audit tidak mampu memperkuat dampak negatif CSR terhadap manajemen laba. Temuan ini berarti auditor tidak selalu berhasil dalam mendeteksi dan memverifikasi semua aktivitas CSR yang dilakukan perusahaan untuk menutupi praktik manajeman laba.

 

Kualitas audit memperkuat pengaruh negatif pengaruh leverage terhadap manajemen laba

            Uji statistik menghasilkan ketidaksesuaian tanda beta dengan hipotesa yang diajukan, sehingga H6 ditolak, berarti kualitas audit tidak mampu memperkuat dampak negatif leverage atas manajemen laba.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap 91 perusahaan sektor non cyclical selama 2020-2022 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  (1) Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka akan memperkecil tindakan manajemen laba. (2) Corporate social responsibility memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. (3) Leverage tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. (4) Kualitas audit tidak mampu memperkuat pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan antara KAP Big Four dan non-Big Four dalam mencegah terjadinya praktik manajemen laba. (5) Kualitas audit tidak mampu memperkuat pengaruh negatif corporate social responsibility terhadap manajemen laba. Dan (6) Kualitas audit tidak mampu memperkuat pengaruh negatif leverage terhadap manajemen laba.

 

BIBLIOGRAFI

 

Alexander, N. (2021). Effect of Corporate Governance on Earnings Management: Study on Manufacturing Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange. Review of Integrative Business and Economics Research, 10(1), 55 - 61.

Alexander, N., & Palupi, A. (2020). Pengaruh Corporate Social Responsibility Reporting Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 22(1). 105-112.

Ayem, S., & Ongirwalu, S. (2020). Pengaruh Adopsi IFRS, Penghindaran Pajak, dan Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba. JIA (Jurnal Ilmiah Akuntansi). 5(2). 360-376.

Chandra, S. M., & Djashan, I. A. (2018). Pengaruh Leverage Dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Non Keuangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 20(1). 13-20.

Chen, R. C., & Hung, W. S. (2020). Exploring the impact of corporate social responsibility on real earning management and discretionary accruals. Corporate Social Responsibility and Enviromental Management. John Wiley & Sons Ltd.

Christian, N., Jessica, & Rionaldo, L. (2021). Pendeteksian Financial Shenanigans Pada Laporan Keuangan Pt Garuda Indonesia TBK. Jurnal Maneksi. 10(1).

Fandriani, V., & Tunjung, H. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Multiparadigma Akuntansi, 1(2). 505-514.

Habbash, M., & Haddad, L. (2020). The impact of corporate social responsibility on earnings management practices: evidence from Saudi Arabia. Social Responsibility Journal. 16(8). 1073-1085

Kumala, R., & Siregar, S. (2021). Corporate social responsibility, family ownership and earnings management: the case of Indonesia. Social Responsibility Journal. 17(1). 69-86. doi:10.1108/SRJ-09-2016-0156

Liu, H., & Lee, H. A. (2019). The effect of corporate social responsibility on earnings management and tax avoidance in Chinese listed companies. International Journal of Accounting & Information Management. 27(4). 632-652

Mamatzakis, E., Pegkas, P., & Staikouras, C. (2023). The impact of debt, taxation and financial crisis on earnings management: the case of Greece. Managerial Finance. 49(1). 110-134. doi:10.1108/MF-01-2022-0052

Mardnly, Z., Badran, Z., & Mouselli, S. (2021). Earnings management and audit quality at Damascus securities exchange: does managerial ownership matter? Journal of Financial Reporting and Accounting. 19(5). 725-741. doi:10.1108/JFRA-06-2020-0162

Mendoza, J., Yelpo, S., Ramos, C., & Fuentealba, C. (2021). Effects of capital structure and institutional–financial characteristics on earnings management practices Evidence from Latin American firms. International Journal of Emerging Markets. 16(3). 580-603. doi:10.1108/IJOEM-03-2019-0239

Mustapha, U., Rashid, N., Ado, A., & Ademola, L. (2019). The Effect of Audit Quality on Accruals Earnings Management in Nigerian Listed Firms. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE). 8(4).

Sebastian, B., & Handojo, I. (2019). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi. 21(1). 97-108.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business. United Kingdom: John Wiley and Sons.

Wahyono, Novianto, A., & Putri, E. (2019). The Effect of CSR Disclosure, Corporate Governance Mechanism, Auditor Independence, Auditor Quality, and Firm Size on Earning Management. JURNAL Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 4(3).

Yanthi, N., Pratomo, D., & Kurnia. (2021). Audit Quality, Audit Committee, Institutional Ownership And Independent Director On Earning Management. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer. 13(1). 42-50.

Yispa, I. (2022). Pengaruh Total Pajak Penghasilan, Independensi Dewan Komisaris, Struktur Kepemilikan, dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Bisnis, 20(2).

 

 

Copyright holder:

Vinola Herawaty (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: