Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 10, Oktober 2024
KAJIAN PANJANG DATA DAN KARAKTERISTIK DEBIT BANGKITAN PADA POLA OPERASI WADUK JRAGUNG
Muhamamad Airlangga Ahmadi1, Suharyanto2, Dyah
Ari Wulandari3, Tri Pambudi4
Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia1,2,3,4
Email: [email protected]1
Abstrak
Pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan untuk
menjaga ketersediaan air, salah satu upaya dalam menjaga ketersediaan air
adalah dengan membangun Waduk. Waduk Jragung merupakan Waduk multifungsi yang
diharapkan dapat memenuhi penyediaan air irigasi, air baku, PLTMH, pengendali
banjir, dan pemeliharaan sungai. Peramalan debit inflow waduk pada masa
mendatang diperlukan untuk megetahui bagaimana pola pola waduk setelah
bendungan selesai dibangun. Salah satu kendala dalam meramalkan debit inflow
adalah ketersediaan data historis, terkadang data yang tersedia lengkap dan
cukup panjang, tetapi terkadang ada juga yang tersedia terbatas atau relatif
lebih pendek. Panjang data hidrologi yang mewakili suatu daerah pengaliran
berpengaruh dalam proses perencanaan infrastruktur keairan. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh panjang data dan karakteristik debit bangkitan
dengan metode Thomas-Fiering pada Pola Operasi Waduk Jragung.
Berdasarkan hasil analisis masing-masing data seri memberikan keandalan yang
berbeda-beda. Semakin besar rerata debit maka keandalannya dapat mecapai 100%
dan luas layanan irigasi 4.053 ha dapat terpebuhi.
Kata kunci: panjang data, debit,
bangkitan, pola operasi waduk, keandalan
Abstract
Water resources management is needed to maintain water availability,
one of the efforts in maintaining water availability is by building reservoirs.
Jragung Reservoir is a multifunctional reservoir that is expected to fulfill
the supply of irrigation water, raw water, PLTMH, flood control, and river
maintenance. Forecasting the reservoir inflow discharge in the future is needed
to know how the reservoir pattern will be after the dam is completed. One of
the problems in forecasting inflow discharge is the availability of historical
data, sometimes the available data is complete and long enough, but sometimes
there is also limited or relatively shorter available. The length of
hydrological data that represents a drainage area is influential in the water
infrastructure planning process. The purpose of this study is to determine the
effect of data length and characteristics of the Forcasting Inflow with the
Thomas-Fiering method on the Jragung Reservoir Operating Pattern. Based on the
analysis of each series data provides different reliability. Based on the
results of the analysis of each data series provides different reliability. The
higher the average discharge, the reliability can reach 100% and the irrigation
service area of 4,053 ha can be fulfilled.
Keywords: data length, discharge, generating, reservoir
operation pattern, reliability
Pendahuluan
Waduk Jragung ini merupakan Waduk yang
dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Manfaat Waduk
Jragung adalah untuk penyediaan air irigasi, air baku, Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hidro, dan pengendali
banjir. Waduk Jragung direncanakan akan
selesai pada akhir tahun 2024. Dokumen perencanaan untuk menghitung pola
operasi Waduk Jragung menggunakan data sebelum Tahun 2000 sampai Tahun 2017,
sedangkan pelaksanaan operasi Waduk Jragung akan dimulai setelah tahun 2024
sehingga diperlukan pembangkitan data debit historis karena data debit saat
perencanaan belum tentu dapat mewakili kondisi hidrologi pada tahun mendatang.
Salah satu kendala dalam meramalkan debit inflow adalah ketersediaan data historis, terkadang data yang tersedia lengkap dan cukup panjang. Data dianggap panjang bila panjang sampel data lebih dari 30 buah, dan bila data kurang dari atau sama dengan 30 buah maka dianggap data pendek (Soewarno, 1995). Panjang data historis dapat mempengaruhi proses perencananaan bangunan keairan. Panjang data historis yang cukup dan mewakili suatu daerah pengaliran sungai mempengaruhi proses dan hasil perencanaan bangunan sumber daya air (Soemarto, 1987).
Pembangkitan data yang dilakukan bertujuan untuk memprediksi data sintesis dan runtut waktu yang berpeluang terjadi di masa yang akan datang dengan mengacu pada data di masa kini dan masa lalu (Afifah et al., 2016). Data bangkitan atau sintetis ini adalah data baru yang berasal dari data historis yang lebih pendek untuk memperoleh data yang lebih panjang yang memiliki karakter statistik yang relatif sama dengan data historis sumbernya (Gunawan, 2005; Harto et al., 1989; Jayanti, 2012)
Terdapat
beberapa metode untuk melakukan perhitungan debit inflow bangkitan
dengan menggunakan generating
techniques/forcasting (pembangkitan) sehingga akan didapatkan artifically generating time series (data
deret berkala buatan) yang dapat digunakan dalam analisa keandalan waduk. Penelitian
ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh panjang data dan karakteristik debit bangkitan
dengan metode Thomas-Fiering pada Pola Operasi Waduk Jragung.
Metode Penelitian
Lokasi
Penelitian
Penelitian dilakukan pada Waduk Jragung dan daerah layanan airnya. Waduk Jragung terletak di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah pada koordinat 7o 8’ 49,588” LS dan 110o 32’ 44,081” BT. Data yang digunakan penelitian ini adalah data sekunder yaitu data debit harian, data klimatologi, peta Waduk Jragung, dan data pemanfaatan air. Lokasi Waduk Jragung dapat dilihat pada Gambar 2.
Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan tahapan
seperti pada bagan alir Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Gambar 2. Lokasi Waduk Jragung
Data
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian dimulai dengan mengumpulkan data-data yang akan digunakan, anatara
lain :
1.
Data
Teknis Waduk
Data teknis
waduk yang digunakan pada penelitian ini antara lain kurva lengkung kapastitas
waduk, dapat dilihat pada Gambar 2. Waduk Jragung pada muka air normal berada
pada elevasi 115,00 m memiliki volume tampungan sebesar 91,682 juta m3. Tampungan mati (muka air minimum) berada pada
elevasi 93,00 m memiliki volume tampungan sebesar 21,836 m3.
Gambar 3. Lengkung Kapasitas Waduk Jragung
2.
Data
Debit Pencatatan
Data debit
historis yang digunakan adalah data pencatatan debit Bendung Jragung yang
terletak + 6,96 km di hilir Waduk Jragung. Jumlah data yang digunakan
sebanyak 22 tahun (Tahun 2001 s.d. 2022). Perhitungan debit pada waduk
menggunakan perbandingan luas daerah tangkapan air waduk dengan luas daerah
tangkapan air bendung. Data historis kemudian dibagi menjadi 7 data seri yaitu
seri 7-1 (Tahun 2001 s.d 2007), seri 7-2 (Tahun 2006 s.d. 2012), seri 7-3 (Tahun
2011 s.d. 2017), seri 7-4 (Tahun 2016 s.d 2022), seri 11-1 (Tahun 2001 s.d.
2011), seri 11-2 (Tahun 2012 s.d. 2022), dan seri 22-1 (Tahun 2001 s.d 2022).
3.
Data
Klimatologi
Data
klimatologi yang digunakan berasal dari stasiun klimatologi yang terletak
bersebelahan dengan Bendung Jragung. Data yang digunakan antara lain kelembaban
udara, suhu udara, kecepatan angin, kecerahan matahari, dan evaporasi. Jumlah
data yang tercatat pada stasiun klimatologi sebanyak 9 tahun (2014 s.d. 2022).
4.
Data
Pemanfaatan Air
Pemanfaatan
air pada Waduk Jragung yaitu :
a)
Irigasi
seluas 4.053 Ha, sesuai dengan Peraturan Bupati Demak tentang Nomor 98 Tahun 2020 tentang
Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Musim Hujan Tahun 2020/2021 dan Musim
Kemarau Tahun 2021 ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel
1. Kebutuhan Air Daerah Irigasi Jragung
Daerah Irigasi Jragung |
|||||||||||
4.053 ha |
|||||||||||
Bulan |
m3/s |
Ket. |
Bulan |
m3/s |
Ket. |
Bulan |
m3/s |
Ket. |
|||
Nov |
I |
0,00 |
MT I |
Mar |
I |
1,38 |
MT II |
Jul |
I |
1,38 |
MT III |
II |
2,23 |
MT I |
II |
2,01 |
MT II |
II |
0,51 |
MT III |
|||
Des |
I |
4,46 |
MT I |
Apr |
I |
4,03 |
MT II |
Agt |
I |
1,01 |
MT III |
II |
3,68 |
MT I |
II |
3,47 |
MT II |
II |
1,01 |
MT III |
|||
Jan |
I |
2,91 |
MT I |
Mei |
I |
2,91 |
MT II |
Sep |
I |
1,01 |
MT III |
II |
2,91 |
MT I |
II |
2,91 |
MT II |
II |
1,01 |
MT III |
|||
Feb |
I |
2,91 |
MT I |
Jun |
I |
2,91 |
MT II |
Okt |
I |
1,01 |
MT III |
II |
2,85 |
MT I |
II |
2,83 |
MT II |
II |
0,51 |
MT III |
b)
Air
baku direncanakan guna melayani wilayah Kota Semarang, dan wilayah sekitar waduk (Mranggen,
Karangawen, Tanggungharjo, dan Kecamatan
Kedungjati di Kabupaten Demak)
adalah sebesar +1 m3/s.
c)
Untuk
kebutuhan PLTMH saat ini belum ada informasi lebih lanjut terkait pelaksanaanya
sehingga tidak diperhitungkan.
d)
Pemeliharaan
sugai sesuai Peraturan Pemerintah Tentang Sungai (2011), besarnya kebutuhan air untuk aliran
pemeliharaan sungai dihitung menggunakan debit andalan 95% (Q95).
Evapotranspirasi
Metode Penman
Proses penguapan
air dari lingkungan biotik dan abiotik disebut Evapotranspirasi. Terdapat
beberapa faktor yang saling berhubungan dalam proses evapotranspirasi, seperti
suhu air, suhu udara (atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara,
dan sinar matahari (Limantara & Putra,
2016; Sosrodarsono & Takeda, 1993).
Pada metode ini
indikator yang paling mempengaruhi adalah letak lintang (L), suhu udara rerata
bulanan (t), kelembaban rerata relatif bulanan (RH), kecepatan angin (u), dan
angka koreksi (c), persamaannya adalah sebagai berikut :
|
(1) |
|
(2) |
Dimana ET0
adalah evaporasi potensial (mm/hari), c adalah Angka koreksi (berdasarkan
keadaan iklim), ET0* adalah Evaporasi potensial sebelum dikoreksi
(mm/hari), w adalah faktor yang berhubungan dengan suhu dan elevasi daerah, Rs
adalah radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari), R adalah
radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer, Rn adalah radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari), f (t) adalah fungsi
suhu, f (εd) adalah fungsi tekanan uap, εd adalah tekanan uap sebenarnya, f
(n/N) adalah fungsi kecerahan matahari, f (u) adalah fungsi kecepatan angin,
dan RH adalah kelembaban relatif.
Metode
Bangkitan Thomas-Fiering
Pada penelitian ini
metode pembangkitan data menggunakan model autoregressive Markov
oleh Thomas Fiering yang mana merupakan metode probabilitas yang telah
banyak diterapkan oleh para ilmuwan untuk membuat data forecasting. Thomas
Fiering (1962) mengembangkan persamaan Markov tersebut untuk membuat
data sintetis setiap tahap bulanan, khususnya untuk aspek hidrologi, yang
dituliskan sebagai berikut (Clarke, 1973; Gunawan,
2005; Iskahar, 2002) :
|
(1) |
Dimana adalah debit hasil
pembangkitan untuk bulan j dan tahun ke (i+1), adalah debit rata-rata bulan j, adalah debit pada tahun ke I, pada bulan sebelumnya
(j-1), adalah debit rerata tahun ke I, pada bulan
sebelumnya (j-1), adalah koefisien regresi antara debit bulan j dan
j-1, adalah bilangan random
normal, adalah simpangan baku bulan
j, dan adalah
korelasi
debit bulan sebelumnya (j-1) dan bulan j.
Klasifikasi Debit
Debit bangkitan
diklasifikasikan menjadi debit tahun basah, tahun normal dan tahun kering.
Tahun basah adalah klasifikasi debit rerata tahunan dengan probabilitas di atas
33,33%. Tahun normal adalah klasifikasi debit rerata tahunan dengan probabilitas
antara 33,33% sampai 66,67%. Tahun kering adalah klasifikasi debit rerata
tahunan dengan probabilitas dibawah 66,67%.
Simulasi
Operasi Waduk
Simulasi operasi
waduk dilakukan dengan trial and error tinggi muka air waduk dengan
beberapa kondisi debit inflow dan karakteristik waduk, sehingga
dihasilkan ambang atau kurva pola pengoperasian. Parameter ambang batas yang
digunakan yaitu ambang batas operasi normal atas (BON-A) dan batas operasi
normal bawah (BON-B). Pelaksanaan operasi waduk menggunakan parameter tersebut
dilaksanakan agar debit outflow dapat
terkendali dan dapat terhindar dari kondisi kritis pada akhir pelaksanaan
operasi serta diharapkan elevasi muka air waduk dapat kembali seperti saat awal
periode atau melebihi elevasi awal periode operasi. Skema untuk model simulasi
dapat dilihat seperti Gambar 2.
Gambar 4. Skema Model Simulasi
Kebijakan pola
operasi waduk dalam penelitian ini menggunakan Standard Operating Policy
(SOP) dimana ditentukan terlebih dahulu kebutuhan air, diusahakan agar outflow
dapat memenuhi seluruh kebutuhan air dan volume tampungan masih berada pada
zona tampungan efektif.
Unjuk
Kerja Waduk
Unjuk kerja waduk
yang ada dalam penelitian terbagi menjadi beberapa indikator yang memberikan
parameter seberapa besar kegagalan dan berapa lama kegagalan terjadi. Parameter untuk kerja tersebut adalah keandalan (reliability), kelentingan (resiliency), dan kerawanan (vulnerability) (Suharyanto,
2005; Tarigan, 2001; Wulandari et al., 2021)
Hasil dan Pembahasan
Perhitungan Debit
Waduk Jragung
Analisis debit historis pada waduk jragung dihitung dengan perbandingan luas dimana dari hasil analisis luas daerah tangkapan air Waduk Jragung sebesar + 94 km2 dan luas daerah tangkapan air bendung jragung 130,79 km2. Hasil perhitungan debit historis pada Waduk Jragung dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel
2. Debit DTA Waduk Jragung Periode Januari – Juni (m3/s)
Tahun |
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
||||||
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
|
2001 |
4,66 |
7,97 |
6,21 |
4,24 |
7,72 |
11,24 |
9,83 |
4,27 |
2,19 |
2,17 |
5,66 |
5,58 |
2002 |
3,11 |
4,68 |
5,93 |
6,68 |
5,06 |
6,12 |
9,79 |
4,74 |
3,53 |
0,98 |
1,51 |
0,54 |
2003 |
3,50 |
4,36 |
6,75 |
6,51 |
6,39 |
2,98 |
6,61 |
2,57 |
2,25 |
1,06 |
0,35 |
0,64 |
2004 |
4,36 |
4,49 |
5,38 |
4,02 |
9,18 |
7,44 |
7,16 |
5,93 |
3,76 |
4,67 |
2,04 |
0,84 |
2005 |
3,85 |
4,85 |
3,10 |
4,06 |
4,31 |
5,06 |
5,91 |
2,97 |
4,13 |
0,91 |
2,11 |
1,94 |
2006 |
5,40 |
6,25 |
3,63 |
3,60 |
2,57 |
3,81 |
5,99 |
2,91 |
5,61 |
1,71 |
1,17 |
0,37 |
2007 |
1,61 |
1,15 |
1,06 |
1,29 |
4,72 |
4,44 |
5,10 |
5,36 |
1,17 |
1,79 |
1,38 |
0,96 |
2008 |
5,69 |
4,25 |
4,97 |
6,59 |
6,85 |
4,95 |
4,06 |
3,91 |
4,93 |
0,83 |
0,38 |
0,59 |
2009 |
7,22 |
7,13 |
10,90 |
6,15 |
6,80 |
4,13 |
3,73 |
5,82 |
3,76 |
5,94 |
3,64 |
0,45 |
2010 |
4,62 |
0,29 |
3,02 |
4,78 |
5,67 |
6,75 |
6,01 |
5,26 |
5,24 |
6,74 |
4,92 |
2,51 |
2011 |
6,79 |
3,94 |
1,72 |
1,66 |
3,63 |
3,60 |
5,23 |
2,92 |
7,67 |
7,19 |
0,51 |
0,00 |
2012 |
8,44 |
5,30 |
9,72 |
8,15 |
2,92 |
3,48 |
5,83 |
3,94 |
2,86 |
0,98 |
1,31 |
0,17 |
2013 |
6,61 |
6,61 |
3,23 |
5,21 |
1,20 |
2,43 |
6,81 |
5,65 |
3,19 |
6,42 |
2,67 |
3,97 |
2014 |
4,87 |
3,55 |
5,80 |
4,54 |
3,37 |
2,81 |
3,84 |
5,55 |
2,56 |
2,13 |
0,79 |
5,46 |
2015 |
4,83 |
6,34 |
5,37 |
3,12 |
4,36 |
7,82 |
5,50 |
6,66 |
6,41 |
1,02 |
0,58 |
0,23 |
2016 |
2,87 |
1,80 |
3,90 |
4,35 |
3,82 |
2,95 |
6,50 |
4,06 |
1,99 |
3,79 |
2,72 |
2,72 |
2017 |
3,80 |
9,57 |
6,47 |
7,87 |
4,93 |
4,28 |
4,80 |
3,61 |
3,21 |
1,68 |
2,16 |
1,23 |
2018 |
8,29 |
9,57 |
6,94 |
7,87 |
4,93 |
4,28 |
4,80 |
3,61 |
3,30 |
1,68 |
2,16 |
1,23 |
2019 |
1,87 |
7,72 |
8,46 |
6,27 |
5,50 |
7,04 |
7,64 |
6,77 |
4,59 |
1,66 |
0,23 |
0,16 |
2020 |
5,78 |
2,00 |
6,78 |
6,06 |
5,59 |
5,54 |
5,63 |
3,81 |
5,05 |
6,47 |
1,95 |
0,47 |
2021 |
6,05 |
9,08 |
11,08 |
9,29 |
5,18 |
5,36 |
5,98 |
3,22 |
2,32 |
4,26 |
3,34 |
9,09 |
2022 |
5,53 |
7,30 |
6,51 |
5,24 |
9,01 |
5,96 |
7,68 |
6,85 |
3,72 |
7,31 |
5,10 |
2,95 |
Tabel
3. Debit DTA Waduk Jragung Periode Juli – Desember (m3/s)
Tahun |
Jul |
Ags |
Sep |
Okt |
Nov |
Des |
||||||
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
|
2001 |
1,30 |
1,39 |
0,32 |
0,08 |
0,07 |
0,66 |
2,57 |
4,23 |
4,47 |
5,48 |
3,66 |
7,47 |
2002 |
0,58 |
0,37 |
0,37 |
0,12 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,75 |
4,23 |
6,13 |
6,66 |
2003 |
0,37 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,57 |
0,44 |
0,84 |
1,47 |
6,95 |
7,77 |
8,48 |
2004 |
1,22 |
1,04 |
0,37 |
0,23 |
0,04 |
1,14 |
0,00 |
0,00 |
0,22 |
2,03 |
4,07 |
5,79 |
2005 |
2,04 |
1,33 |
2,15 |
0,94 |
0,26 |
0,82 |
0,73 |
2,03 |
0,90 |
1,45 |
2,23 |
4,43 |
2006 |
0,09 |
0,02 |
0,02 |
0,04 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,67 |
0,19 |
1,60 |
2,67 |
2007 |
0,35 |
0,12 |
0,00 |
0,24 |
0,00 |
0,00 |
0,66 |
0,28 |
3,46 |
0,71 |
1,08 |
12,22 |
2008 |
0,40 |
0,40 |
0,40 |
0,89 |
0,55 |
0,50 |
1,79 |
3,08 |
3,75 |
4,64 |
5,71 |
7,10 |
2009 |
0,00 |
0,00 |
0,04 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,67 |
3,37 |
1,15 |
5,14 |
2010 |
0,00 |
0,36 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
1,21 |
7,36 |
8,47 |
5,87 |
5,23 |
9,59 |
8,76 |
2011 |
0,00 |
0,00 |
0,66 |
0,62 |
0,04 |
0,00 |
0,00 |
0,02 |
8,30 |
7,80 |
4,96 |
11,56 |
2012 |
0,10 |
0,02 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
5,83 |
5,83 |
6,18 |
6,17 |
2013 |
1,36 |
2,07 |
0,36 |
1,29 |
0,73 |
0,54 |
0,51 |
0,78 |
3,02 |
5,22 |
2,43 |
8,58 |
2014 |
4,74 |
3,21 |
0,53 |
1,51 |
1,51 |
0,02 |
0,00 |
0,38 |
0,85 |
5,43 |
5,51 |
6,46 |
2015 |
0,13 |
0,22 |
0,00 |
0,07 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
0,18 |
0,85 |
1,98 |
2,42 |
2016 |
5,52 |
3,68 |
1,08 |
3,36 |
1,23 |
1,32 |
8,61 |
4,01 |
9,27 |
8,78 |
0,59 |
6,89 |
2017 |
1,26 |
0,89 |
0,37 |
0,13 |
0,00 |
0,87 |
2,72 |
3,61 |
5,54 |
11,48 |
9,24 |
8,13 |
2018 |
1,26 |
0,89 |
0,37 |
0,12 |
0,00 |
0,87 |
2,72 |
3,61 |
5,61 |
11,48 |
9,24 |
8,20 |
2019 |
0,94 |
0,50 |
0,00 |
0,06 |
0,17 |
0,04 |
0,00 |
3,61 |
5,61 |
11,48 |
9,24 |
8,20 |
2020 |
1,49 |
1,78 |
1,37 |
1,92 |
0,74 |
1,64 |
2,68 |
2,80 |
2,14 |
3,17 |
11,84 |
9,88 |
2021 |
2,51 |
0,74 |
2,24 |
1,78 |
1,04 |
2,29 |
1,30 |
1,69 |
4,86 |
5,90 |
7,38 |
8,79 |
2022 |
3,07 |
1,96 |
1,73 |
1,55 |
5,90 |
3,78 |
8,17 |
5,17 |
10,73 |
9,22 |
6,51 |
7,91 |
Pembangkitan
Data Debit
Data debit historis yang didapat
kemudian dibagi menjadi 7 seri, lalu dibangkitkan menggunakan Metode Thomas-Fiering
sepanjang 60 tahun lalu diambil data hasil bangkitan 50 tahun terakhir. Proses
pembangkitan dilakukan hingga hasil bangkitan memiliki nilai karakteristik yang
menyerupai data historisnya (Pratiwi et al., 2017;
Suprayogi et al., 2013; Zalfi et al., 2023). Kesalahan relatif hasil data bangkitan
diusakan tidak melebihi 5% (Gunawan, 2005). Hal ini terlihat dari perbandingan nilai
rerata dan simpangan bakun dalam grafik. Contoh perbandingan debit historis dan
debit bangkitan pada data seri 7-1 dapat dilihat pada Tabel 4. Grafik
perbandingannya dapat dilihat pada Gambar 5 dan gambar 6. Pembangkitan data
debit untuk data seri lainya dilakukan dengan cara yang sama. Rekapitulasi
perbandingan antara retata dan simpangan baku debit historis dengan debit
bangkitan dapat dilihat pada Tabel 5.
Gambar 5. Perbandingan Rerata Data Historis dan Bangkitan Seri 7-1
Gambar 6. Perbandingan Simpangan Baku Data Historis dan Bangkitan Seri 7-1
Tabel 4. Perbandingan Parameter Statistik
Data Historis dan Bangkitan Seri 7-1
Periode |
Rerata (Xj) |
Simpangan Baku (Sd) |
Periode |
Rerata (Xj) |
Simpangan Baku (Sd) |
||||||
Historis |
Bangkitan |
Historis |
Bangkitan |
Historis |
Bangkitan |
Historis |
Bangkitan |
||||
Jan |
I |
3,78 |
3,86 |
1,22 |
1,01 |
Jul |
I |
0,61 |
0,61 |
0,50 |
0,47 |
II |
4,82 |
4,70 |
2,07 |
1,90 |
II |
0,44 |
0,48 |
0,45 |
0,40 |
||
Feb |
I |
4,58 |
4,45 |
2,06 |
1,62 |
Ags |
I |
0,33 |
0,43 |
0,55 |
0,38 |
II |
4,34 |
4,28 |
1,84 |
1,34 |
II |
0,17 |
0,22 |
0,23 |
0,17 |
||
Mar |
I |
5,71 |
5,51 |
2,23 |
2,11 |
Sep |
I |
0,04 |
0,06 |
0,07 |
0,05 |
II |
5,87 |
5,57 |
2,79 |
2,70 |
II |
0,33 |
0,44 |
0,33 |
0,25 |
||
Apr |
I |
7,20 |
7,03 |
1,89 |
1,92 |
Okt |
I |
0,45 |
0,72 |
0,66 |
0,50 |
II |
4,11 |
4,28 |
1,32 |
1,33 |
II |
0,76 |
1,17 |
1,14 |
0,81 |
||
Mei |
I |
3,23 |
3,00 |
1,48 |
1,29 |
Nov |
I |
1,23 |
1,44 |
1,16 |
0,83 |
II |
1,90 |
1,81 |
1,31 |
1,20 |
II |
2,16 |
2,41 |
1,85 |
1,58 |
||
Jun |
I |
2,03 |
2,13 |
1,70 |
1,58 |
Des |
I |
2,72 |
3,16 |
1,76 |
1,68 |
II |
1,55 |
1,65 |
1,85 |
1,56 |
II |
4,90 |
4,72 |
2,20 |
2,00 |
Tabel 5. Rekapitulasi Rerata dan Simpangan
Baku Data Historis dengan Data Bangkitan
Data |
Jumlah Data |
Rerata Debit Historis |
Rerata Debit Bangkitan |
Kesalahan Relatif (%) |
Simpangan Baku |
Simpangan Baku |
Kesalahan Relatif (%) |
7-1 |
7 |
2,636 |
2,672 |
1,38% |
2,542 |
2,428 |
4,48% |
7-2 |
7 |
2,749 |
2,803 |
1,94% |
2,663 |
2,524 |
5,24% |
7-3 |
7 |
2,990 |
3,031 |
1,37% |
2,515 |
2,453 |
2,47% |
7-4 |
7 |
3,879 |
3,922 |
1,10% |
2,704 |
2,650 |
1,99% |
11-1 |
11 |
2,817 |
2,845 |
1,01% |
2,616 |
2,505 |
4,23% |
11-2 |
11 |
3,481 |
3,530 |
1,42% |
2,681 |
2,613 |
2,55% |
22-1 |
22 |
3,154 |
3,187 |
1,02% |
2,665 |
2,636 |
1,09% |
Perencanaan |
18 |
3,093 |
3,624 |
4,69% |
2,973 |
3,793 |
3,89% |
Klasifikasi
Debit
Klasifikasi debit
dilakukan dengan mengurutkan data dua mingguan dari yang terbesar sampai terkecil.
Contoh hasil klasifikasi debit pada data seri 7-1 dapat dilihat pada Tabel 5
dan grafik klasifikasi debit dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Perbandingan Rerata Data Historis dan Bangkitan Seri 7-1
Perhitungan Evapotranspirasi
Perhitungan evapotranspirasi
menggunakan Metode Penman. Evaporasi akan menjadi salah satu faktor pengurang
tampungan waduk dalam simulasi operasi waduk. Hasil perhitungan koefisien
korelasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel
6. Hasil Perhitungan Evapotranspirasi
Minggu |
Bulan (mm/hari) |
|||||||||||
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
Mei |
Jun |
Jul |
Ags |
Sept |
Okt |
Nov |
Des |
|
I |
4,45 |
3,64 |
4,73 |
3,30 |
3,86 |
3,32 |
3,35 |
4,48 |
5,62 |
5,85 |
4,92 |
4,96 |
II |
4,27 |
5,61 |
3,45 |
4,33 |
3,65 |
3,46 |
3,59 |
4,66 |
5,62 |
6,00 |
4,36 |
5,28 |
Simulasi Pola Operasi Waduk
Penentuan batas
operasi normal atas dan batas operasi normal bawah diperlukan untuk mengetahui
kapan lepasan air harus dikurangi atau lepasan air masih sesuai dengan
kebutuhan. Debit klasifikasi basah dan kering hasil bangkitan menjadi masukan
untuk perhitungan BON-A dan BON-B. Hasil perhitungan untuk mendapatkan elevasi
BON-A dan BON-B dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Elevasi awal BON-A
dan BON-B pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Maulana, 2020 berada sekitar 80% dari tampungan toal untuk
batas atas dan 42,00% dari tampungan toal untuk batas bawah. Hasil perhitungan
BON-A dan BON-B dapat dilihat bahwa semakin kecil rerata tahunan debit inflow
maka elevasi akan semakin turun, semakin besar rerata inflow tahunan
maka elevasi akan semakin naik.
Tabel
7. BON-A dan BON-B Data Seri 7-1, 7-2, 7-3, dan Perencanaan
Periode |
Pola Operasi Waduk Jragung |
|||||||||
Perencanaan |
seri 7-1 |
seri 7-2 |
seri 7-3 |
|||||||
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
|
||
Elevasi Awal |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
|
|
Nov |
I |
111,35 |
100,92 |
111,02 |
100,31 |
111,50 |
101,29 |
111,93 |
101,32 |
|
II |
111,56 |
100,98 |
110,89 |
99,87 |
111,47 |
101,41 |
112,52 |
101,86 |
|
|
Des |
I |
111,17 |
100,39 |
110,27 |
99,26 |
110,87 |
101,16 |
112,00 |
101,38 |
|
II |
111,78 |
100,85 |
110,35 |
99,45 |
111,53 |
101,90 |
112,41 |
101,89 |
|
|
Jan |
I |
112,70 |
101,26 |
110,52 |
99,92 |
112,37 |
102,60 |
112,94 |
102,70 |
|
II |
113,94 |
102,02 |
111,07 |
100,68 |
112,51 |
102,79 |
113,40 |
102,83 |
|
|
Feb |
I |
114,90 |
102,58 |
111,54 |
101,35 |
113,07 |
102,96 |
113,91 |
103,29 |
|
II |
115,00 |
103,18 |
111,96 |
101,90 |
113,42 |
103,36 |
114,33 |
103,78 |
|
|
Mar |
I |
115,00 |
104,26 |
113,14 |
103,12 |
114,19 |
104,37 |
114,67 |
104,00 |
|
II |
115,00 |
105,21 |
114,50 |
104,28 |
114,63 |
105,27 |
115,00 |
104,27 |
|
|
Apr |
I |
115,00 |
106,11 |
115,00 |
105,69 |
114,65 |
105,88 |
115,00 |
105,06 |
|
II |
115,00 |
106,60 |
115,00 |
106,00 |
114,69 |
106,19 |
115,00 |
105,52 |
|
|
Mei |
I |
115,00 |
106,72 |
114,92 |
106,03 |
115,00 |
106,42 |
115,00 |
105,63 |
|
II |
115,00 |
106,37 |
114,47 |
105,48 |
114,99 |
106,45 |
114,89 |
105,59 |
|
|
Jun |
I |
114,70 |
105,75 |
114,20 |
105,20 |
114,39 |
106,04 |
114,27 |
105,06 |
|
II |
114,39 |
104,96 |
113,77 |
104,68 |
113,44 |
105,26 |
113,91 |
104,55 |
|
|
Jul |
I |
114,24 |
104,38 |
113,45 |
104,35 |
113,05 |
104,55 |
113,71 |
104,06 |
|
II |
114,15 |
104,06 |
113,16 |
103,90 |
112,65 |
103,95 |
113,60 |
103,65 |
|
|
Ags |
I |
113,66 |
103,36 |
112,78 |
103,40 |
112,25 |
103,28 |
113,04 |
103,01 |
|
II |
113,30 |
102,44 |
112,28 |
102,82 |
111,85 |
102,58 |
112,70 |
102,45 |
|
|
Sep |
I |
112,87 |
101,58 |
111,72 |
102,22 |
111,41 |
101,83 |
112,17 |
101,81 |
|
II |
112,76 |
100,98 |
111,29 |
101,68 |
111,00 |
101,12 |
111,58 |
101,12 |
|
|
Okt |
I |
112,86 |
100,63 |
110,92 |
101,13 |
110,86 |
100,77 |
111,70 |
100,86 |
|
II |
113,25 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
111,64 |
100,55 |
|
Tabel
8. BON-A dan BON-B Data Seri 7-4, 11-1, 11-2, 22-1
Periode |
Pola Operasi Waduk Jragung |
|||||||||
seri 7-4 |
seri 11-1 |
seri 11-2 |
seri 22-1 |
|||||||
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
BON-A |
BON-B |
|
||
Elevasi Awal |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
|
|
Nov |
112,06 |
101,75 |
111,13 |
100,66 |
111,73 |
101,21 |
111,59 |
100,96 |
101,32 |
|
113,08 |
102,45 |
111,10 |
100,54 |
112,64 |
102,50 |
112,11 |
101,19 |
101,86 |
|
|
Des |
113,30 |
102,28 |
110,58 |
99,99 |
112,43 |
103,38 |
111,86 |
100,95 |
101,38 |
|
113,67 |
102,77 |
111,03 |
101,06 |
112,71 |
104,85 |
112,13 |
101,50 |
101,89 |
|
|
Jan |
114,11 |
102,74 |
111,40 |
101,60 |
113,30 |
106,09 |
112,52 |
102,04 |
102,70 |
|
115,00 |
103,24 |
111,69 |
101,87 |
114,28 |
107,59 |
113,19 |
102,72 |
102,83 |
|
|
Feb |
115,00 |
104,13 |
112,10 |
102,06 |
115,00 |
109,36 |
113,98 |
103,50 |
103,29 |
|
115,00 |
104,75 |
112,30 |
102,47 |
115,00 |
109,83 |
114,52 |
104,13 |
103,78 |
|
|
Mar |
115,00 |
105,67 |
113,39 |
103,75 |
115,00 |
110,17 |
115,00 |
104,90 |
104,00 |
|
115,00 |
106,12 |
114,36 |
104,69 |
115,00 |
110,36 |
115,00 |
105,52 |
104,27 |
|
|
Apr |
115,00 |
106,33 |
114,79 |
105,49 |
115,00 |
110,41 |
115,00 |
106,22 |
105,06 |
|
115,00 |
105,99 |
114,89 |
106,02 |
115,00 |
110,20 |
115,00 |
106,43 |
105,52 |
|
|
Mei |
114,85 |
105,67 |
115,00 |
106,31 |
114,99 |
109,76 |
115,00 |
106,58 |
105,63 |
|
114,90 |
105,14 |
115,00 |
106,26 |
114,96 |
109,11 |
114,92 |
106,39 |
105,59 |
|
|
Jun |
114,60 |
104,42 |
114,65 |
105,85 |
114,55 |
108,22 |
114,45 |
105,90 |
105,06 |
|
114,49 |
103,51 |
114,01 |
104,90 |
114,59 |
107,55 |
114,15 |
105,00 |
104,55 |
|
|
Jul |
114,37 |
103,28 |
113,47 |
104,36 |
114,47 |
106,87 |
113,81 |
104,52 |
104,06 |
|
114,26 |
102,96 |
113,08 |
103,83 |
114,37 |
106,60 |
113,53 |
104,10 |
103,65 |
|
|
Ags |
113,83 |
102,37 |
112,53 |
103,22 |
113,93 |
105,88 |
112,97 |
103,49 |
103,01 |
|
113,48 |
101,76 |
111,95 |
102,59 |
113,50 |
105,07 |
112,38 |
102,88 |
102,45 |
|
|
Sep |
113,10 |
100,96 |
111,32 |
101,92 |
113,10 |
104,18 |
111,92 |
102,31 |
101,81 |
|
112,76 |
100,42 |
110,78 |
101,28 |
112,69 |
103,41 |
111,50 |
101,76 |
101,12 |
|
|
Okt |
113,22 |
100,30 |
110,64 |
100,86 |
112,69 |
102,85 |
111,42 |
101,20 |
100,86 |
|
113,51 |
100,61 |
110,81 |
100,61 |
112,72 |
102,66 |
111,76 |
100,83 |
100,55 |
|
Selanjutnya, setelah diketahui batas operasinya maka setiap data seri dilakukan simulasi operasi waduk selama 50 tahun kedepan atau selama 1200 periode. Hasil debit bangkitan data seri 7-1 memiliki keberhasilan sebanyak 680 periode. Hasil debit bangkitan data seri 7-2 memiliki keberhasilan sebanyak 800 periode. Hasil debit bangkitan data seri 7-3 memiliki keberhasilan sebanyak 1180 periode. Hasil debit bangkitan data seri 7-4 memiliki keberhasilan sebanyak 1200 periode. Hasil debit bangkitan data seri 11-1 memiliki keberhasilan sebanyak 799 periode. Hasil debit bangkitan data seri 11-2 memiliki keberhasilan sebanyak 1196 periode. Hasil debit bangkitan data seri 22-1 memiliki keberhasilan sebanyak 944 periode.
Grafik hasil simulasi selama 50 tahun pada setiap data ditampilkan pada Gambar 8 sampai Gambar 15.
Gambar 8. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 7-1
Gambar 9. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 7-2
Gambar 10. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 7-3
Gambar 11. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 7-4
Gambar 12. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 11-1
Gambar 13. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 11-2
Gambar 14. Tinggi Muka Air Waduk Data Seri 22-1
Gambar 15. Tinggi Muka Air Waduk Data Perencanaan
Perhitungan pemenuhan kebutuhan air untuk irigasi menunjukan bahwa data historis yang memiliki karakteristik rerata yang tinggi cenderung dapat memenuhi seluruh kebutuhan irigasi, sedangkan data yang memiliki rerata yang rendah cenderung tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan irigasi. Rekapitulasi pemenuhan irigasi dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel
9. Pemenuhan Kebutuhan Irigasi Data
Periode |
Pemenuhan Kebutuhan Irigasi
Simulasi 50 Tahun |
|||||||
Perencanaan |
seri 7-1 |
seri 7-2 |
seri 7-3 |
seri 7-4 |
seri 11-1 |
seri 11-2 |
seri 22-1 |
|
MT I |
92,64% |
68,32% |
73,68% |
84,40% |
100,00% |
74,74% |
92,74% |
74,57% |
Luas (Ha) |
3.754,70 |
2.769,21 |
2.986,42 |
3.420,65 |
4.053,00 |
3.029,04 |
3.758,84 |
3.022,29 |
MT II |
91,00% |
63,80% |
70,00% |
81,48% |
100,00% |
70,24% |
88,80% |
70,60% |
Luas (Ha) |
3.688,23 |
2.585,81 |
2.837,10 |
3.302,38 |
4.053,00 |
2.846,83 |
3.599,06 |
2.861,40 |
MT III |
82,00% |
10,84% |
25,00% |
70,00% |
100,00% |
22,40% |
74,40% |
41,58% |
Luas (Ha) |
3.323,46 |
439,35 |
1.013,25 |
2.837,10 |
4.053,00 |
907,87 |
3.015,43 |
1.685,37 |
Grafik dimulasi selama 50 tahun yang ditampilkan Gambar 8 sampai dengan Gambar 15 menunjukan semakin kecil rerata data seri maka kecenderungan grafik pola operasi akan mendekati BON-B bahkan mendekati elevasi batas minimal operasi, sebaliknya semakin besar rerata debit historis maka grafik pola operasi cenderung semakin mendekati BON-A bahkan sampai elevasi air normal dan beberapa periode terjadi limpasan.
Hasil perhitungan keandalan waduk pada setiap panjang data seri memiliki nilai yang berbeda-beda, hal ini sama seperti hasil penelitian yang dilakukan Iskahar (2002) dimana untuk panjang data yang berbeda akan menghasilkan keandalan yang berdeda. Semakin kecil rerata data maka nilai keandalannya semakin kecil, begitu pula semakin besar rerata data maka nilai keandalannya semakin besar hingga 100%. Hal ini terlihat bahwa pada data seri 7-3, data seri 7-4, data seri 11-2, dan data debit perencanaan meiliki keandalan yang lebih baik dibandingkan data yang lain.
Hasil perhitungan kelentingan waduk menunjukan semakin kecil rerata data maka jumlah periode gagal semakin banyak dan lama periode yang dibutuhkan dari kondisi gagal kembali menjadi kondisi memuaskan semakin lama. Hal ini dapat dilihat dari nilai Tgagal dimana semakin besar nilai Tgagal mengindikasikan jangka waktu rerata jangka waduk berada dalam kondisi gagal yang panjang. Nilai kelentingan waduk akan semakin kecil seiring dengan Tgagal yang besar.
Hasil perhitungan kerawanan waduk menunjukan pada setiap data seri hampir tidak pernah terjadi kekurangan air tetapi dengan konsekuensi semakin kecil rerata data inflow maka luas layanan irigasi berkurang. Rekapitulasi unjuk kerja waduk dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel
10. Unjuk Kerja Waduk
No |
Data |
Unjuk Kinerja Waduk |
||||||
Keandalan (Reliability) |
Kelentingan (Resiliency) |
Kerawanan (Vulnerability) |
||||||
∝1 |
Tgagal |
γ |
v1 |
v2 |
v3 |
|||
1 |
Perencanaan |
100,00% |
- |
- |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
2 |
7-1 |
56,67% |
4,77 |
0,210 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
3 |
7-2 |
66,67% |
4,04 |
0,248 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
4 |
7-3 |
98,33% |
0,50 |
2,000 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
5 |
7-4 |
100,00% |
- |
- |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
6 |
11-1 |
66,58% |
3,97 |
0,252 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
7 |
11-2 |
99,67% |
0,50 |
2,000 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
8 |
22-1 |
78,67% |
4,06 |
0,246 |
0,00% |
0,00% |
- |
Juta m3 |
Kesimpulan
Data seri bangkitan Metode Thomas-Fiering menghasilkan data yang memiliki karakteristik yang menyerupai data historisnya. Hasil simulasi selama 50 tahun pada setiap data seri mengindikasikan bahwa panjang data cenderung tidak berpengaruh terhadap keandalan waduk, akan tetapi karakteristik rerata dan sebaran data memiliki pengaruh terhadap keberhasilan waduk memenuhi kebutuhan air di hilir. Semakin besar rerata inflow maka keandalan waduk semakin baik. Pengaturan elevasi waduk saat beroperasi yang dilakukan untuk menjaga agar elevasi pengoperasian selalu diatas elevasi BON-B akan berdampak pada berkurangnya luas layanan irigasi tetapi meningkatkan keandalan waduk.
BIBLIOGRAFI
Afifah, R. C., Samto Atmodjo, P., & Sangkawati, S.
(2016). Unjuk Kerja Waduk Jatigede. Media Komunikasi Teknik Sipil, 21(2),
69.
Clarke. (1973). Mathematical Modelling
in Hydrology.
Peraturan Bupati Demak tentang Pola Tanam
dan Rencana Tata Tanam Musim Hujan Tahun 2020/2021 dan Musim Kemarau Tahun
2021, Pub. L. No. 98 (2020).
Gunawan, S. (2005). Kajian Panjang Data
Historis yang Representatif pada Model Stokastik. Universitas Diponegoro.
Iskahar. (2002). Analisa Pengaruh
panjang Data Terhadap Keandalan Waduk. Universitas Diponegoro.
Limantara, L. M., & Putra, W. R.
(2016). Analisa Keandalan Tampungan Waduk di Embung Tambak Pocok Bangkalan. Jurnal
Teoretis Dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil, 23(2), 127–134.
Maulana, R. (2020). Pemodelan Pola
Operasi Bendungan Sangiran. Universitas Sebelas Maret.
Peraturan Pemerintah tentang Sungai, Pub.
L. No. 38 Tahun 2011 (2011).
Pratiwi, B. S., Sachro, S. S., &
Suharyanto, S. (2017). Pembangkitan Data Debit dan Skenario Pola Tanam Daerah
Irigasi Embung Suruhan. Media Komunikasi Teknik Sipil, 23(1), 29.
https://doi.org/10.14710/mkts.v23i1.13805
Soemarto, C. D. (1987). Hidrologi Teknik.
In Usaha Nasional, Surabaya.
Soewarno. (1995). Hidrologi Aplikasi
Metode Statistik untuk Analisa Data Jilid I. Nova.
https://tacpdf.com/nigeria-family-planning-blueprint-health-policy-project.html
Sosrodarsono, S., & Takeda, K. (1993). Hidrologi
Untuk Pengairan (Sosrodarsono (ed.)). PT. Pradnya Paramita.
Suharyanto. (2005). Pengoperasian Waduk
Dalam Rangka Penanganan Bahaya Kekeringan Dan Banjir. Media Komunikasi
Teknik Sipil, 13(1), 60–70.
Suprayogi, I., Rinaldi, & Prasetio, T.
D. (2013). Bangkitan data debit pada daerah pengaliran sungai dengan
menggunakan pendekatan metode thomas - fiering (studi kasus: lubuk ambacang
–das indragri) 1.
Tarigan, A. (2001). Optimasi Pemanfaatan
Air Waduk Kedung Ombo Dengan Program Linier. Universitas Diponegoro.
Wulandari, D. A., Sriyana, S., Salamun, S.,
Kurniani, D., Tristanto, A. N., Rinaldi, Z., Kandriani, R., & Rahardiyanti,
A. R. (2021). Optimasi Operasi Danau Rawa Pening dengan Program Dinamik untuk
Pemanfaatan Sumber Daya Air yang Optimal. Teknik, 42(1), 241–252.
https://doi.org/10.14710/teknik.v42i3.33765
Zalfi, B. R., Sujatmoko, B., & Fauzi,
M. (2023). Pembangkitan Data Debit Daerah Aliran Sungai Batang Arau Menggunakan
Metode Thomas Fiering (Studi Kasus : Pos Duga Air Batang Arau). Sainstek,
11(1 SE-Articles), 18–24.
Copyright holder: Muhamad Airlangga Ahmadi, Tri Pambudi, Suharyanto, Dyah
Ari Wulandari (2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |