Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 9, September 2024
DAMPAK
PENGUNGKAPAN ESG TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Eko Prayitno1,
Mohamad
Adam2, Marlina Widiyanti3, Luluk Fuadah4
Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia1,2,3,4
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis dampak pengungkapan Environmental Social Governance (ESG) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengungkapan
ESG telah menjadi topik penting dalam
dunia bisnis dan investasi,
terutama dalam beberapa tahun terakhir. ESG mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan. Penerapan praktik ESG yang baik dapat memberikan
berbagai manfaat, termasuk pengurangan risiko, peningkatan reputasi, dan daya tarik investor yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan yang dipublikasikan di
BEI. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan yang diproksikan dengan Return on Assets (ROA), sedangkan
variabel independennya adalah pengungkapan ESG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan ESG memiliki dampak positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di
BEI.
Kata Kunci: Environment, Social and, Governance
(ESG), ROA, Bursa Efek Indonesia
Abstract
This research aims to analyze the impact of Environmental Social Governance (ESG)
disclosure on the financial performance of mining companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI). ESG disclosure has become an important topic in
the world of business and investment, especially in recent years. ESG covers
aspects related to the environment, social responsibility and corporate
governance. Implementing good ESG practices can provide a variety of benefits,
including reduced risk, improved reputation and greater investor attraction. This
research uses quantitative methods with secondary data obtained from annual
reports and company sustainability reports published on the IDX. The dependent
variable in this research is financial performance which is proxied by Return
on Assets (ROA), while the independent variable is ESG disclosure. The research
results show that ESG disclosure has a positive and significant impact on the
financial performance of mining companies listed on the IDX.
Keywords: Environment,
Social and Governance (ESG), ROA, Indonesian Stock Exchange
Pendahuluan
Di tengah tantangan lingkungan bisnis saat ini, upaya untuk mencapai keberlanjutan perusahaan difokuskan pada penanganan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui peningkatan kinerja dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola (Shakil, 2021). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan terkait keberlanjutan perusahaan pada tahun 2017 melalui POJK No. 51/POJK.03/2017, yang berisi "Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Organisasi Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik."
Peraturan ini bertujuan untuk memperkuat keberlanjutan perusahaan melalui program keuangan berkelanjutan, dengan menekankan pentingnya dunia usaha memprioritaskan keberlanjutan dalam operasional mereka melalui langkah-langkah efektif dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Diharapkan bahwa penerapan ESG yang efektif akan memberikan manfaat kepada perusahaan, seperti peningkatan kemampuan mengidentifikasi risiko, mendorong inovasi bisnis, memanfaatkan peluang, dan meningkatkan transparansi manajemen. Selain itu, diharapkan keberlanjutan bisnis jangka panjang dapat terjamin, serta kinerja keuangan perusahaan dapat mengalami perbaikan (Putri & Puspawati, 2023).
Menjaga keberlanjutan jangka panjang perusahaan dengan mematuhi pedoman tata kelola yang baik merupakan kunci untuk meningkatkan nilai perusahaan secara optimal bagi seluruh pemangku kepentingan. Terutama bagi perusahaan yang memberikan perhatian pada isu-isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, Governance/ESG), hal ini dapat menarik investor yang ingin melakukan investasi yang bertanggung jawab secara sosial (Ningwati, et al. 2022).. Investor menyadari bahwa perusahaan yang mengabaikan kinerja ESG berpotensi mengalami dampak negatif terhadap performa mereka.
Pada perusahaan pertambangan yang sering menghadapi tantangan lingkungan dan sosial, pengungkapan ESG menjadi semakin penting. Sektor pertambangan di Indonesia, dengan banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menarik untuk diteliti dalam konteks ini. Pengungkapan ESG dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan melalui mekanisme seperti peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, dan akses yang lebih baik ke modal. Dalam dunia bisnis dan investasi, ESG, yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, telah menjadi topik penting, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Praktik ESG yang baik dapat mengurangi risiko, meningkatkan reputasi, dan menarik lebih banyak investor (Junius et al., 2020).
Tujuan utama
perusahaan adalah untuk menghasilkan laba maksimal dan memakmurkan pemilik saham atau pemilik
perusahaan. Selain itu, mencapai harga
saham yang tinggi juga penting untuk meningkatkan
nilai Perusahaan (Febrianti & Rahmayanti, 2023). Environmental, Social, Governance (ESG) menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. ESG merupakan konsep baru yang dapat diterapkan di berbagai industri, termasuk industri keuangan, dengan pendekatan yang fokus pada aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (Purwitasari, Wulandari & Ristin Anggraini, 2023).
Menurut Yu dan Xiao (2022) kinerja ESG yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan kinerja yang buruk dapat menurunkannya. Pengungkapan kinerja ESG memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan stakeholders akan informasi nonkeuangan. Ketika perusahaan mengungkapkan informasi mengenai kinerja nonkeuangan, stakeholders akan melihat perusahaan tersebut sebagai patuh terhadap praktik transparansi nonkeuangan (Minggu, Aboladaka & Neonufa, 2023).
Kinerja keuangan diukur melalui rasio profitabilitas, yang menilai efektivitas manajemen secara keseluruhan berdasarkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari penjualan atau investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas, semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Husada and Handayani, 2021). Rasio profitabilitas ini didasarkan pada informasi akuntansi yang diperoleh dari laporan keuangan, dan dalam analisis rasio, mengukur pendapatan dari laporan laba rugi terhadap nilai buku investasi. Rasio profitabilitas dapat dibandingkan dengan rasio perusahaan pada tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri. Salah satu ukuran rasio profitabilitas adalah Return on Asset (ROA) (Suhendry, 2021).
ROA (Return on Assets) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh aset yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan. ROA dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa lalu yang kemudian dapat digunakan sebagai proyeksi untuk masa mendatang (Kuswanto, 2012). Aset yang dimaksud mencakup seluruh harta perusahaan, baik yang berasal dari modal sendiri maupun modal asing, yang telah diubah menjadi aktiva yang mendukung kelangsungan hidup perusahaan. Meskipun sektor makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang pesat, tidak selalu menjamin bahwa perusahaan di sektor ini akan menghasilkan laba secara konsisten setiap tahunnya.
Rata-rata ROA (Return on Assets) pada perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019–2022 sebagai berikut:
Tabel 1. Return on Assets
Perusahaan Pertambangan Periode
2019−2022
No. |
Kode Perusahaan |
ROA (%) |
||||
2019 |
2020 |
2021 |
2022 |
Rata-rata |
||
1. |
ADRO |
5,60 |
0,02 |
0,12 |
0,23 |
1,493 |
2. |
ARII |
-0,01 |
-0,04 |
-0,01 |
0,05 |
-0,003 |
3. |
BOSS |
0,29 |
-0,15 |
-0,32 |
0,05 |
-0,033 |
4. |
BSSR |
0,12 |
0,12 |
0,47 |
0,59 |
0,325 |
5. |
BUMI |
0,18 |
-0,05 |
-0,03 |
0,12 |
0,055 |
6. |
BYAN |
0,17 |
0,20 |
0,36 |
0,55 |
0,320 |
7. |
DEWA |
0,31 |
0,01 |
-0,01 |
-0,03 |
0,070 |
8. |
DOID |
0,02 |
-0,01 |
-0,03 |
0,02 |
0,000 |
9. |
DSSA |
0,01 |
0,01 |
0,04 |
0,09 |
0,038 |
10. |
ELSA |
0,05 |
0,03 |
0,02 |
0,04 |
0,035 |
11. |
ENRG |
0,04 |
0,06 |
0,04 |
0,06 |
0,050 |
12. |
ESSA |
0,65 |
-0,02 |
0,47 |
0,17 |
0,318 |
13. |
FIRE |
0,03 |
0,03 |
-0,09 |
-0,26 |
-0,073 |
14. |
GEMS |
0,11 |
0,12 |
0,42 |
0,60 |
0,313 |
15. |
HRUM |
0,04 |
0,12 |
0,08 |
24,94 |
6,295 |
16. |
INDY |
-0,01 |
-0,03 |
0,02 |
10,49 |
2,618 |
17. |
ITMG |
0,11 |
0,03 |
0,29 |
0,45 |
0,220 |
18. |
KKGI |
0,04 |
-0,09 |
0,08 |
0,22 |
0,063 |
19. |
MBAP |
0,18 |
0,15 |
0,19 |
0,60 |
0,280 |
20. |
MEDC |
-0,01 |
-0,03 |
0,01 |
0,08 |
0,013 |
21. |
MITI |
-1,57 |
0,08 |
0,06 |
0,03 |
-0,350 |
22. |
MYOH |
0,10 |
0,15 |
0,16 |
0,08 |
0,123 |
23. |
PKPK |
-0,03 |
0,03 |
-0,01 |
-0,37 |
-0,095 |
24. |
PTBA |
0,16 |
0,10 |
0,22 |
0,27 |
0,188 |
25. |
PTRO |
0,06 |
0,06 |
0,06 |
0,06 |
0,060 |
26. |
SMMT |
0,04 |
-0,02 |
0,11 |
0,31 |
0,110 |
27. |
TOBA |
0,04 |
0,05 |
0,06 |
0,07 |
0,055 |
28. |
APEX |
0,05 |
0,13 |
0,01 |
-0,26 |
-0,018 |
29. |
ARTI |
-0,20 |
-0,01 |
-0,21 |
-0,25 |
-0,168 |
30. |
RUIS |
0,03 |
0,02 |
0,01 |
0,02 |
0,020 |
31. |
SURE |
0,01 |
-0,02 |
-0,06 |
-0,07 |
-0,035 |
32. |
WOWS |
0,02 |
0,01 |
-0,05 |
-0,04 |
-0,015 |
33. |
ANTM |
0,01 |
0,04 |
0,06 |
0,11 |
0,055 |
34. |
BRMS |
0,20 |
0,01 |
0,07 |
0,01 |
0,073 |
35. |
CITA |
0,17 |
0,16 |
0,13 |
0,14 |
0,150 |
36. |
DKFT |
-0,01 |
-0,05 |
-0,05 |
0,03 |
-0,020 |
37. |
IFSH |
0,13 |
0,06 |
0,17 |
0,18 |
0,135 |
38. |
INCO |
0,03 |
0,04 |
0,07 |
0,07 |
0,053 |
39. |
MDKA |
0,07 |
0,04 |
0,03 |
1,97 |
0,528 |
40. |
PSAB |
0,01 |
-0,01 |
-0,02 |
-0,03 |
-0,013 |
41. |
SMRU |
-0,08 |
-0,15 |
-0,23 |
-0,02 |
-0,120 |
42. |
TINS |
-0,03 |
-0,02 |
0,09 |
7,97 |
2,003 |
43. |
ZINC |
0,12 |
0,17 |
0,03 |
0,01 |
0,083 |
44. |
CTTH |
-0,03 |
-0,05 |
-0,03 |
-0,02 |
-0,033 |
45. |
APLI |
0,02 |
-0,01 |
0,02 |
0,10 |
0,033 |
Sumber:
Bursa Efek Indonesia (data diolah
tahun 2019-2022)
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa rata-rata ROA tertinggi selama periode 2019 hingga 2022 dimiliki oleh PT Harum Energi Tbk., dengan nilai ROA sebesar 6,295%. Tingginya Return on Assets (ROA) menunjukkan semakin besar laba bersih yang dihasilkan untuk setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. ROA ini digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, PT Mitra Investindo Tbk. memiliki nilai ROA terendah sebesar -0,350%, yang menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan belum mampu menghasilkan laba. Nilai ROA yang rendah mengindikasikan pengembalian yang kecil atau menurun.
Dalam perspektif teori pemangku kepentingan (Freeman, 1984), perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat di sekitar lokasi operasinya untuk memperoleh legitimasi dan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan. Pengakuan dari masyarakat dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi keberlangsungan perusahaan.
Pengungkapan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan perubahan kebijakan ESG atau untuk memperbaiki reputasi buruk perusahaan terkait kinerjanya. Kelangsungan hidup perusahaan tidak hanya bergantung pada peningkatan kinerja keuangan, tetapi juga pada perhatian terhadap seluruh pemangku kepentingan, termasuk lingkungan sekitar. Perusahaan harus memberikan dampak positif kepada semua pemangku kepentingan karena kepercayaan mereka terhadap investasi dapat meningkatkan modal perusahaan (Triyani, Setyahuni & Kiryanto, 2020). Hal ini sejalan dengan teori legitimasi dan teori pemangku kepentingan, di mana perusahaan mempertimbangkan tata kelola yang baik untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat.
Penelitian
ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Teori-teori
yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel dalam penelitian ini meliputi teori legitimasi, teori pemangku kepentingan (stakeholder
theory), dan trade-off theory. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan, yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA), sedangkan
variabel independennya adalah
ESG (Environmental, Social,
and Governance).
Teori Stakeholder
Pada dasarnya, para stakeholder memiliki ekspektasi yang berbeda tentang bagaimana sebuah perusahaan seharusnya dioperasikan. Perusahaan akan berupaya memenuhi harapan stakeholder melalui berbagai aktivitas sosial dan lingkungan. Dengan mengelola pemangku kepentingan dengan baik, perusahaan dapat memperoleh imbalan, termasuk secara finansial (Phillips, 2004). Oleh karena itu, kekuatan stakeholder ditentukan oleh sejauh mana pengaruh atau kekuatan yang mereka miliki. Teori ini menekankan bahwa kesuksesan dan keberlangsungan perusahaan sangat bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan dari para stakeholder.
Trade Off Theory
Trade-off
theory adalah model struktur
modal yang mengasumsikan bahwa
struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara keuntungan penggunaan utang dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress) dan biaya keagenan (agency
cost). Teori ini didasarkan pada pertukaran antara keuntungan dan kerugian penggunaan utang. Utang memberikan keuntungan berupa penghematan pajak karena beban
bunga yang dapat dikurangkan dari pendapatan, sehingga laba sebelum pajak
(Carter and Kimball, 1940; Brigham & Houston, 2019).).
Return on Assets (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) dari penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan
dalam total aset perusahaan. Semakin tinggi ROA, semakin besar laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset (Hery, 2004). Sebaliknya, semakin rendah ROA, semakin kecil laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan
dalam total aset (Ross,
Westerfield and Jaffe, 2019).
Pengungkapan ESG
Environmental Social Governance (ESG) adalah serangkaian standar yang digunakan untuk menilai operasional perusahaan berdasarkan tiga kriteria utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola, yang bertujuan untuk mengukur keberlanjutan dan dampak investasi pada perusahaan. ESG merupakan standar yang diterapkan oleh perusahaan dalam praktik investasinya, meliputi tiga konsep utama: lingkungan, sosial, dan tata kelola (Eccles, Ioannou & Serafeim, 2014). Dengan menerapkan prinsip ESG, perusahaan akan terus mengintegrasikan dan menerapkan kebijakan yang selaras dengan keberlanjutan ketiga elemen tersebut (Levy, 2003).
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat asosiatif (Sugiyono.,
2020). Data sekunder yang digunakan adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua, biasanya
diperoleh dari instansi yang berfokus pada pengumpulan data, seperti perusahaan manufaktur di sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) beserta laporan keuangan atau ringkasan
kinerja mereka. Sumber data ini dapat diakses melalui
situs resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) di www.idx.co.id.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2022, yang terdiri dari 63 perusahaan. Pemilihan populasi ini didasarkan pada ketersediaan data yang cukup lengkap, sifat data yang homogen, dan aksesibilitas data yang terbuka bagi pihak luar yang ingin melakukan penelitian.Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel diperlukan, yaitu:
1. Perusahaan
manufaktur di sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2019-2022.
2.
Perusahaan sampel yang menyajikan laporan tahunan (annual report) secara lengkap dan
berkesinambungan (tanpa data yang hilang) dari tahun 2019 hingga 2022.
3.
Perusahaan sampel yang mempublikasikan laporan
keberlanjutan (sustainability report)
secara lengkap dan berkesinambungan (tanpa data yang hilang) melalui Bloomberg
dari tahun 2019 hingga 2022.
Table 2. Perhitungan Kriteria
Pengambilan Sampel
Keterangan |
Jumlah |
Perusahaan pertambangan secara berturut-turut selama periode 2019-2022 |
63 |
Perusahaan
sektor pertambangan pada
Bursa Efek Indonesia yang tidak
memenuhi kriteria pemilihan |
54 |
Perusahaan
sektor pertambangan pada
Bursa Efek Indonesia yang dijadikan
sampel |
9 |
Sumber: Data diolah oleh penulis
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 9 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian dengan teknik purposive sampling. Dari proses pemilihan sampel, terdapat 9 perusahaan yang sesuai dengan kriteria, menghasilkan total 36 data observasi (9 perusahaan x 4 tahun).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif, yang melibatkan penggunaan rumus-rumus tertentu yang diperoleh melalui proses pengujian. Data kuantitatif merujuk pada data yang berbentuk angka atau dapat dinyatakan dalam bentuk angka (Ghozali, 2016).
Hasil
Analisis Statistik Deskriptif
Table 3. Hasil Statistik
Deskriptif
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
ESG |
36 |
.37 |
.99 |
.5918 |
.16612 |
DER |
36 |
.11 |
5.40 |
1.0492 |
1.10016 |
ROA |
36 |
.0001 |
.0560 |
.002900 |
.0096773 |
Valid N (listwise) |
36 |
|
|
|
|
Sumber: Hasil
Olah Data SPSS 25.0
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen yang dikumpulkan dalam model regresi penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilihat melalui kriteria dengan melihat nilai dari probabilitas (sig), Apabila value dari sig < 0,05, maka peramaan dari model regresi memiliki kesesuaian dan layak untuk digunakan dalam pengujian. Sebaliknya, apabila value sig > 0,05. maka persamaan model dari regresi tidak memiliki kesesuaian atau tidak layak untuk digunakan sebagai model regresi. Hasil uji nilai-F disajikan pada tabel 4 sebagai berikut:
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
14.170 |
2 |
7.085 |
4.538 |
.018b |
Residual |
51.526 |
33 |
1.561 |
|
|
|
Total |
65.697 |
35 |
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: ln_ROA |
||||||
b. Predictors:
(Constant), ln_ESG, ln_DER |
Sumber :
Output SPSS 25.0
Tabel 4 menunjukkan hasil uji-f dengan nilai-f sebesar 4.538 dan nilai sig sebesar 0.018 < 0.05, maka dapat disimpulkan variabel ESG dan DER berpengaruh signifikan ROA.
Uji Parsial atau Uji Nilai-t dapat digunakan untuk mengetahui secara empiris pengaruh variabel-variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen secara parsial. Berdasarkan hasil analisis secara empiris, bentuk perumusan regresi untuk model adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Uji Parsial
(Uji-T)
Variabel |
Nilai Standardized Beta |
Sig. |
Hipotesis |
|
ESG - ROA |
0,489 |
|
0,005 |
diterima |
Sumber :
Output SPSS 25.0 (data diolah).
Berdasarkan tabel
5, ESG memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,489 dengan nilai positif atau
searah dan signifikansi
0.005 < α 0.05. Hasil tersebut menunjukan
bahwa variabel ESG
terbukti berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA)
Variabel ESG memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,489 dengan arah positif dan signifikansi sebesar 0,005, yang lebih kecil dari
α 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel ESG berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ESG memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset,
mendukung hipotesis H2. Temuan ini mendukung
teori pemangku kepentingan oleh Freeman (1984), yang menyatakan bahwa tingginya pengungkapan ESG dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Menurut teori pemangku kepentingan, perusahaan akan lebih sukses
jika mampu mengelola hubungan dengan semua pemangku
kepentingannya dengan baik. Perusahaan dengan profil ESG yang lebih kuat cenderung
mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki profil ESG lebih lemah (Yu & Xiao, 2022). Pengungkapan ESG yang tinggi pada
beberapa perusahaan pertambangan terbukti memberikan hasil positif terhadap kinerja, terutama dalam hal profitabilitas
perusahaan.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu Pengungkapan ESG, terhadap Kinerja Perusahaan. Koefisien determinasi penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA dapat dijelaskan sebesar 16,8% oleh variabel ESG. Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial terbukti bahwa ESG memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
Brigham, Eugene F. & Houston, J. F. (2019). Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. 14 Buku 2. Jakarta.
Brigham, E. F. & Houston, J. F. (2019).
Financial Management: Theory & Practice.
Carter, W. A. & Kimball, M. (1940). Principles
of Corporate Finance. Southern Economic Journal. doi: 10.2307/1053500.
Eccles, R. G., Ioannou, I. &Serafeim,
G. (2014). The impact of corporate sustainability on organizational processes
and performance. Management Science, 60(11), 2835–2857. doi:
10.1287/mnsc.2014.1984.
Febrianti, R. A. & Rahmayanti, D.
(2023). The Influence of Intellectual Capital on Financial Performance: Environmental,
Social, Governance (ESG) Moderation (Study of Companies Listed on the
Indonesian Stock Exchange), Formosa Journal of Applied Sciences, 2(12),.
3341–3360. doi: 10.55927/fjas.v2i12.6948.
Freeman, R. E. (1984). Strategic
management: A Stakeholder theory. Journal of Management Studies, 39(1), 1-21.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). in Cetakan ke VIII.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hery. (2004). Financial Ratio For Business
(Jakarta:PT Gramedia,2016), h.5.’, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan
Aliran, 20(5), pp. 40–3. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=D9_YDwAAQBAJ&pg=PA369&lpg=PA369&dq=Prawirohardjo,+Sarwono.+2010.+Buku+Acuan+Nasional+Pelayanan+Kesehatan++Maternal+dan+Neonatal.+Jakarta+:+PT+Bina+Pustaka+Sarwono+Prawirohardjo.&source=bl&ots=riWNmMFyEq&sig=ACfU3U0HyN3I.
Husada, E. V. & Handayani, S. (2021). Pengaruh
Pengungkapan Esg Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2017-2019). Jurnal
Bina Akuntansi, 8(2), 122–144. doi: 10.52859/jba.v8i2.173.
Junius, D. et al. (2020). The
Impact of ESG Performance to Firm Performance. Jurnal Aplikasi Akuntansi,
5(1), pp. 21–41.
Kuswanto, A. (2012). CBAM-FE Factors that
influence on dividend policy. 1(1), 23–33.
Levy, H. (2003). Capital Investment
Financial Decisions. Pentice Hall
Minggu, A. M., Aboladaka, J. & Neonufa,
G. F. (2023). Environmental, Social dan Governance (ESG) dan Kinerja Keuangan
Perusahaan Publik di Indonesia. Owner, 7(2), 1186–1195. doi:
10.33395/owner.v7i2.1371.
Phillips, R. A. (2004). Stakeholder theory
and organizational ethics, Choice Reviews Online, 41(08),.
41-4764-41–4764. doi: 10.5860/choice.41-4764.
Purwitasari, D., Wulandari, R. & Ristin,
A. F. (2023). Maximizing ESG practices on firm performance evidence from 45
mining companies listed on IDX, Enrichment: Journal of Management,
13(2).
Putri, C. M. & Puspawati, D. (2023). The
Effect of Esg Disclosure, Company Size, and Leverage On Company’s Financial
Performance in Indonesia, The International Journal of Business Management
and Technology, 7(2),. 252–262.
Ross, S. A., Westerfield, R. W. & Jaffe,
J. (2019). Corporate Finance (12th ed.). McGraw-Hill Education.
Shakil, M. (2021). Environmental, social
and governance performance and financial risk: Moderating role of ESG
controversies and board gender diversity, Resources Policy.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta.
Suhendry, W. (2021). Effect of Debt to
Equity Ratio and Current Ratio on Company Value with Return on Assets as
Intervening Variable in Consumer Goods Industrial Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange for the 2015–2018 Period, Journal of Economics,
Finance And Management Studies, 4(8), 1444–1449. doi:
10.47191/jefms/v4-i8-22.
Triyani, A., Setyahuni, S. W. & Kiryanto,
K. (2020). The Effect Of Environmental, Social and Governance (ESG) Disclosure
on Firm Performance: The Role of Ceo Tenure. Jurnal Reviu Akuntansi dan
Keuangan, 10(2), 261. doi: 10.22219/jrak.v10i2.11820.
Yu, X., & Xiao, K. (2022). Does ESG
Performance Affect Firm Value? Evidence from a New ESG-Scoring Approach for
Chinese Enterprises, Sustainability, 14(24), 16940. doi:
10.3390/su142416940.
Copyright holder: Eko Prayitno, Mohamad Adam, Marlina Widiyanti, Luluk Fuadah
(2024) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |