Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No.
11, November 2024
HUBUNGAN INFEKSI
SALURAN KEMIH DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RS SANTO BORROMEUS TAHUN 2023
Arie J. Pitono1, Dionisia Cornelia Rahandity2
Institut Kesehatan Rajawali,
Bandung, Indonesia1,2
Email: [email protected]1
Abstrak
Infeksi saluran kemih adalah
infeksi bakteri tersering selama kehamilan yang dapat menyebabkan gangguan pada persalinan, salah satunya persalinan prematur. Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan,
bayi prematur mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan
sistem organ tubuhnya. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui
hubungan infeksi saluran kemih dengan
persalinan prematur di RS
Santo Borromeus tahun 2023. Penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Teknik sampel menggunakan
total sampling yang melibatkan semua
ibu bersalin di kamar bersalin RS Santo Borromeus tahun 2023 sebanyak
233 orang ibu bersalin.
Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat mengunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan sebagian kecil ibu bersalin (24,5%) di RS Santo Borromeus
tahun 2023 mengalami persalinan prematur. Hampir setengah ibu bersalin (45,9%) di RS
Santo Borromeus tahun 2023 mengalami ISK.
Terdapat hubungan infeksi saluran kemih dengan
persalinan prematur di RS
Santo Borromeus tahun 2023 (p <0,001) dengan
rasio prevalensi 2,5.
Kata kunci: Infeksi
Saluran Kemih, Persalinan Prematur.
Abstract
Urinary tract infection is the most
common bacterial infection during pregnancy that can cause disruptions in labor, including preterm labor.
Compared to babies born at term, premature babies have a 70 times higher risk
of death, because they have difficulty adapting to life outside the womb due to
the immaturity of their organ systems. The purpose of this study was to
determine the relationship between urinary tract infection and preterm labor at Santo Borromeus Hospital
in 2023. Quantitative research that is correlational in nature. The sample
technique used total sampling which involved all mothers giving birth in the
maternity ward of Santo Borromeus Hospital in 2023 as
many as 233 mothers giving birth. Univariate analysis using frequency
distribution, bivariate analysis using chi-square
test. The results showed that a small proportion of birth mothers (24.5%) at
Santo Borromeus Hospital in 2023 experienced preterm labor. Almost half of laboring
mothers (45.9%) at Santo Borromeus Hospital in 2023
experienced UTI. There is a relationship between urinary tract infection and
preterm labor at Santo Borromeus
Hospital in 2023 (p < 0.001)
with a prevalence ratio of 2.5.
Key words:
Urinary Tract Infection, Premature Birth.
Pendahuluan
Persalinan prematur merupakan persalinan terlalu dini yang mana terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum 37 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir
Berdasarkan
data World Health Organization (WHO)
tahun 2022, diperkirakan ada 15 juta bayi
dari 135 juta bayi lahir hidup
di dunia yang terlahir prematur
dengan laju kelahiran prematur 10.1%. Kejadian persalinan prematur di beberapa negara berbeda-beda. Di Eropa angka kejadian
persalinan prematur 7%, di
Asia Tenggara angka kejadian
persalinan berkisar 8-14%,
dan Australia 5,6%
Dalam dekade terakhir terdapat sedikit kenaikan insidensi kelahiran prematur, hal ini terjadi
akibat dari meningkatnya angka kerja wanita, meningkatnya
kehamilan dengan teknologi terbaru yang dapat meningkatkan angka kejadian kehamilan kembar. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya partus prematurus yaitu ketuban pecah, infeksi, perdarahan antepartum, kehamilan gemeli, kelainan uterus, penyakit sistemik. Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan persalinan prematur bisa dari
usia ibu, ibu obesitas, keadaan
sosial ekonomi, senggama, riwayat persalinan prematur sebelumnya, ibu hamil dengan kebiasaan
merokok atau narkoba
Infeksi yang berhubungan dengan kejadian persalinan prematur meliputi infeksi genital, infeksi intra uterin, infeksi ekstra uterin. Infeksi genital disebabkan oleh Bacterial vaginosis, Group B
Streptococcus, dan Ctrachomatis. Infeksi intra uterin bisa didapatkan dari penjalaran dari saluran genitalia, melalui darah, dan melalui saluran tuba. Infeksi ekstra uterin meliputi infeksi sekitar ginjal, infeksi saluran genitalia, atau infeksi yang menyerang sistem tubuh seperti
malaria atau typoid
Infeksi saluran genitalia dan saluran kemih mewakili
infeksi yang menjalar secara ascendens dari saluran genitalia menuju korion, amnion dapat menyebabkan ketuban pecah atau
inisiasi persalinan. Infeksi saluran kemih dan saluran genital terbukti berhubungan erat dengan kejadian
persalinan prematur. Sebanyak 90% dari ibu hamil yang mengalami infeksi cairan amnion, menunjukkan adanya mikroba dari vagina dan serviks dan bakteri dapat bermigrasi
dari vagina ke rahim.
Infeksi pada ibu hamil yang berhubungan dengan persalinan prematur adalah Treponema palidum, Group B Streptococcus, Neisseria gonnorrhea, Chlamydia trachomatis, Esherichia coli. Tingkat kejadian
sebesar 40% ibu hamil dengan bakteri
Escheria coli menyebabkan
persalinan prematur. Insiden infeksi saluran kemih sekitar 2-10% pada setiap kehamilan. Penyebab terbanyak karena adanya bakteri
Esherichia coli
Infeksi saluran kemih rentan
dialami oleh wanita. Hal ini karena wanita
cenderung memiliki uretra lebih pendek.
Akibatnya jarak perjalanan bakteri untuk mencapai kandung kemih lebih
kecil. Penyebab terjadinya infeksi saluram kemih seringnya
karena adanya bakteri Escherichia coli, bakteri
ini biasanya ada di usus besar. Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih yaitu
dengan cara menjaga kebersihan area
genitalia.
Infeksi saluran kemih
yang disebabkan oleh mikroorganisme
dapat menyebabkan persalinan prematur. Secara biokimiawi mikroorganisme melepas enzim protease yang menghidrolisis
mucus serviks dan bisa masuk ke dalam
organ serviks. Mikroorganisme
juga mengeluarkan enzim
sialidase yang melemahkan mukus
serviks. Keadaan ini menyebabkan infeksi dan merangsang pembentukan fosfolipase. Fosfolipase yang menginisiasi sintesis prostaglandin sebagai pencetus kontraksi uterus
Infeksi saluran kemih adalah
infeksi bakteri tersering selama kehamilan. Pada sebagian wanita perubahan-perubahan yang dipicu oleh kehamilan dapat mempermudah timbul atau memburuknya
penyakit saluran kemih seperti ginjal
menjadi lebih besar, dilatasi kaliks ginjal, dan ureter dapat sangat mencolok. Dilatasi yang lebih nyata tampak pada awal pertengahan kehamilan karena penekan ureter, terutama di sisi kanan. Selama
kehamilan sedikit banyak juga yang terjadi refluks vesikoureter. Konsekuensi penting dari perubahan-perubahan fisiologis ini adalah meningkatnya risiko infeksi saluran kemih bagian
atas
Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi
prematur mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena
mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan
sistem organ tubuhnya. Sistem organ yang dimaksud sistem paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaan. Persalinan prematur
berkaitan erat dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Batasan atau patokan
berat badan lahir kurang dari 2500
gram juga dikatakan prematur.
Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang terhambat pada intrauterine dan hal
ini dapat terjadi pada kehamilan aterm. Gangguan yang munkin terjadi bisa gangguan pernapasan,
suhu tubuh rendah, komplikasi jantung, perdarahan di otak, anemia, malnutrisi, hingga kematian
Insiden infeksi saluran
kemih sekitar 2-10% pada setiap kehamilan, ditandai dengan bakteriuria tanpa gejala (asimptomatis) dengan ditemukannya >100.000 koloni bakteri per 1 ml urin. Untuk mencegah
terjadinya persalinan prematur dengan mengobati bakteriuria dengan pemberian antibiotic. Fungsi dari antibiotik
ini untuk penyembuhan pada ibu dan sebagai profilaksis kepada bayi. Antibiotik
yang diberikan amoksisilin
dan asam klavunalat atau dengan kombinasi
eritomisin. Pemberian anitibiotik berefek untuk menunda terjadinya
persalinan
Hasil penelitian Azhmi et al.
Hasil penelitian
Sugianto et al.
Hasil penelitian
lain oleh Masteryanto et al.
Tujuan penelitian ini untuk; (1) Mengetahui distribusi frekuensi
persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023. (2) Mengetahui distribusi frekuensi infeksi saluran kemih
di RS Santo Borromeus tahun
2023. (3) Mengetahui
hubungan infeksi saluran kemih dengan
persalinan prematur di RS
Santo Borromeus tahun 2023.
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain korelasional,
meliputi penyelidikan yang sistematis dari hubungan antara variabel dimana penelitian yang dilakukan dengan mengembangkan hubungan antara variabel yang ada yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
Rancangan penelitian ini
menggunakan pendekatan cross
sectional. Penelitian cross
sectional merupakan suatu
penelitian yang hanya menggunakan satu waktu untuk pengukuran
atau observasi data variabel independen dan dependen dalam waktu yang sudah ditentukan
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian
adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau kaitan
antara konsep- konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2018).
Infeksi Saluran Kemih Persalinan Prematur
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar
1. Kerangka Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh kumpulan individu atau subjek yang memiliki karateristik tertentu sesuai dengan keinginan peneliti
Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam
penelitian ini berdasarkan Non probability
sampling dengan pendekatan total
sampling. Menurut Sugiyono
Besar Sampel
Menetapkan besarnya atau
jumlah sampel diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar sampel dalam
penelitian ini sebanyak 233 orang yang diperoleh
dari sebagian populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi merupakan kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat dijadikan sampel, sedangkan kriteria eksklusi merupakan data anggota populasi yang tidak dapat diambil
sebagai sampel
Teknik Pengumpulan Data dan Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data
1.
Observasi
Suatu proses
yang kompleks, dan tidak terbatas pada orang saja tetap juga pada obyek atau hal yang ingin
diteliti
2.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang diketahui tentang narasumber. Mencari data mengenai variabel berupa catatan, buku, artikel, prosiding, majalah, surat kabar, dan sebagainya
Jenis Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan
data menggunakan data sekunder.
Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak lain, misalnya
rekam medis, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien dan lain-lain. Pengambilan data sekunder pada variabel dependen diambil dalam bentuk
buku register persalinan
dan rekam medis
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian
yang berasal dari tahapan bentuk konsep, konstruk, dan variabel sesuai dengan kajian teori
yang mendalam. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
Prosedur Penelitian
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan pada suatu penelitian
1.
Menentukan jumlah responden penelitian dari total populasi penelitian sebanyak 879.
2.
Melakukan pemilihan responden penelitian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
3.
Melihat catatan rekam medis
yang berkaitan dengan persalinan responden.
4.
Mengisi lembar observasi berdasarkan catatan rekam medis responden.
5.
Lembar
observasi hasil pengukuran yang telah diisi sesuai kondisi
ibu kemudian dikumpulkan untuk dibuat dalam bentuk
master tabel excel.
6.
Melakukan editing, coding, entry, cleaning, tabulating, processing data
menggunakan aplikasi SPSS.
7.
Melakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan Aplikasi SPPS.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik Pengolahan Data
Data yang didapatkan harus diolah terlebih
dahulu dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Menurut
a.
Editing.
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan dan dilakukan setelah data
terkumpul. Pada tahapan ini peneliti menghitung banyaknya data rekapitulasi
yang telah diisi, kemudian
dijumlahkan semuanya. Pada proses pengecekan tersebut diperiksa apakah lembar observasi
sudah lengkap, jelas,
relevan, dan konsisten. Jika
semua responden telah
memenuhi persyaratan isian lembar observasi maka dilanjutkan ke proses pemberian kode.
b.
Coding.
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Coding
juga merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf
menjadi data berbentuk angka/bilangan coding.
c.
Entry.
Data yang dikumpulkan kemudian dimasukan
ke dalam program pengolahan data dan kemudian membuat distribusi tentang variabel-variabel yang diteliti meliputi umur, paritas,
ISK, persalinan.
d.
Cleaning.
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah dimasukan apakah
ada kesalahan atau tidak. Proses yang dilakukan setelah data masuk ke dalam komputer. Data akan diperiksa apakah ada kesalahan atau
tidak, jika terdapat data yang salah, diperiksa oleh proses cleaning
ini.
e.
Tabulating.
Sistem pengolahan data langsung yang ditabulasi
oleh kuesioner. Ini juga metode paling sederhana bila dibandingkan dengan
metode yang lain. Tabulasi dilakukan dengan memasukkan data hasil hitung ke dalam kerangka tabel yang telah disiapkan, tanpa proses perantara
yang lain. Tabulasi langsung biasanya dilakukan dengan system tally yaitu cara menghitung data menurut
klasifikasi yang telah ditentukan. Cara lain adalah hasil dikelompokkan menurut hasil hitung yang diberikan, kemudian dihitung
jumlahnya, lalu dimasukkan ke dalam tabel.
f.
Processing
Untuk mengolah data dengan computer
penulis terlebih dahulu perlu menggunakan program tertentu, baik yang sudah
tersedia maupun program yang sudah dipersiapkan, Dengan menggunakan program
tersebut dapat dilakukan tabulasi sederhana, tabulasi silang,
regresi, korelasi, analisis faktor dan berbagai tes statistik.
Penyajian data:
1) Tulisan atau narasi, dibuat
dalam bentuk narasi mulai dari
pengambilan data sampai kesimpulan.
2) Tabel atau daftar penyajian dalam bentuk angka
yang disusun dalam kolom dan baris dengan tujuan untuk menunjukkan
frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda.
Analisis Data
Data yang ada
setelah dilakukan proses pengolahan setelah itu dilakukan teknik
analisis data. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik dengan
melalui 2 tahap yaitu analisa univariat
dan bivariat. Analisis data dengan univariat yang dilakukan pada setiap
variabel hasil penelitian, dan analisis bivariat
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
1.
Analisis Univariat
Data yang diperoleh
dari deskripsi variabel dianalisis dengan cara
uji statistik yaitu dengan menghitung persentase dari setiap variabel. Data yang diperoleh
dari lembar observasi dimasukkan ke dalam tabel
distribusi frekuensi, kemudian di presentasekan ke tiap-tiap kategori
dengan menggunakan rumus
Untuk komposisi proporsi responden dari setiap kategori
dideskripsikan menurut Arikunto
Nilai
(%) |
Kategori |
0 |
: Tidak seorang pun dari responden |
1-25 |
: Sebagian kecil dari responden |
26-49 |
: Hampir setengahnya dari responden |
50 |
: Setengah dari responden |
51-75 |
: Sebagian besar dari responden |
76-99 |
: Hampir semua dari responden |
100 |
: Semua responden |
2.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan infeksi saluran
kemih dengan persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023 dengan uji chi-square karena
jenis data yang dikumpulkan
berupa data kategorik dengan skala ordinal, tabel yang digunakan adalah 2x2. Hasil uji dapat mengetahui adanya hubungan dua variabel bermakna atau tidak
bermakna dengan ketentuan :
1) Bila nilai p≤ α (0,05) maka Ho ditolak, yaitu secara statistik
diartikan sebagai adanya hubungan infeksi saluran
kemih dengan persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023.
2) Bila nilai p> α (0,05) maka Ho gagal ditolak,
yaitu secara statistik diartikan sebagai tidak ada
hubungan infeksi saluran
kemih dengan persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Bagian ini menyajikan hasil dan pembahasan penelitian, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari data rekam medis untuk
mengetahui hubungan infeksi saluran kemih dengan persalinan
prematur di RS Santo Borromeus
tahun 2023. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin sebanyak 233 orang.
Analisis Univariat
Gambaran
persalinan prematur di RS Santo Borromeus Tahun 2023
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Persalinan Prematur di RS Santo Borromeus Tahun 2023
Persalinan |
n |
% |
Prematur |
57 |
24,5 |
Non Prematur |
176 |
75,5 |
Total |
233 |
100,0 |
Berdasarkan tabel
1 bahwa sebagian kecil ibu bersalin
mengalami persalinan prematur (24,5%).
Gambaran
infeksi saluran kemih
di RS Santo Borromeus Tahun
2023
Tabel
2. Distribusi Frekuensi Infeksi Saluran Kemih di RS Santo Borromeus Tahun 2023
n |
% |
|
ISK |
107 |
45,9 |
Non ISK |
126 |
54,1 |
Total |
233 |
100,0 |
Berdasarkan tabel
2 hampir setengah ibu bersalin mengalami
ISK (45,9%).
Analisis Bivariat
Tabel 3. Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan
Persalinan Prematur di RS
Santo Borromeus Tahun 2023
ISK |
Persalinan |
Total |
RP (95% Confident Interval) |
p-value |
||||
Prematur |
Non
Prematur |
|
<0,001 |
|||||
n |
% |
n |
% |
N |
% |
|
||
ISK |
39 |
36,4 |
68 |
63,6 |
107 |
100,0 |
2,5 |
|
Non ISK |
18 |
14,3 |
108 |
85,7 |
126 |
100,0 |
|
Berdasarkan tabel
3 diperoleh kejadian persalinan prematur pada ibu yang mengalami infeksi saluran kemih sebesar 36,4%. Kejadian persalinan prematur pada ibu yang tidak mengalami infeksi saluran kemih sebesar 14,3%. Dari hasil perhitungan uji Chi
Square didapatkan p-value <0,001 atau lebih kecil
dari nilai alpha (0,05).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan infeksi saluran
kemih dengan persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023. Dari hasil perhitungan rasio prevalensi didapatkan ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih memiliki
risiko terjadinya persalinan prematur 2,5 kali lebih besar dibandingkan
ibu yang tidak mengalami infeksi saluran kemih.
Pembahasan
Gambaran persalinan prematur di RS Santo Borromeus
Tahun 2023.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu bersalin mengalami
persalinan prematur sebesar 24,5% atau sebanyak 57 orang. Hasil observasi,
persalinan prematur dapat disebabkan oleh usia ibu dan paritas.
Menurut Winkjosastro
Pada penelitian ini terdapat 30 ibu bersalin dengan
usia >35 tahun. Menurut Krisnandi
Pada ibu muda atau ibu
hamil dengan usia <20 tahun kondisinya belum siap untuk mengalami
kehamilan karena perkembangan organ-organ reproduksi
dan fungsi fisiologisnya belum optimal dan secara psikologi belum tercapainya emosi dan kejiwaan yang matang dalam kehamilan dan menghadapi persalinan. Sedangkan pada ibu hamil dengan umur
terlalu tua atau >35 tahun anatomi tubuhnya mulai mengalami degenerasi sehingga kemungkinan terjadi komplikasi selama kehamilan
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Usman
Hasil observasi
pada penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 87 (37,3%) pada ibu primipara dan sebanyak 146
(62,7%) ibu multipara. Menurut
Herman
Penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Eliza et al.
Insidensi gangguan
pernafasan meningkat pada neonatus dengan riwayat kelahiran prematur. Dampak dari gangguan pernafasan
pada persalinan prematur adalah meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas utama selama periode neonatus. Permasalahan lainnya yang timbul akibat kelahiran prematur pada periode perinatal meliputi sistem serebrospinal yang disebabkan asfiksia, perdarahan intraventrikuler, sindrom disstres pernafasan, displasia bronkopulmoner,
fibroplasia retrolental, infeksi atau
sepsis dan masalah metabolik
(asidosis, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, dll). Masalah lain yang dihadapi oleh bayi prematur adalah
masih lemahnya sistem organ dan fungsinya untuk beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Imaturnya
sistem imunitas/ kekebalan, paru-paru/ respirasi, termoregulasi, kardiovaskuler, gastrointestinal dan lainnya.
Hasil penelitian
pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian kecil ibu bersalin
mengalami persalinan prematur (24,5%). Meskipun angka kejadian masih Sebagian kecil, tetapi persalinan prematur memiliki risiko yang lebih besar, khususnya untuk bayi. Dampak
persalinan prematur berisiko terhadap bayi yang dilahirkan. Kelahiran prematur dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka
panjang seperti gangguan pernapasan, komplikasi jantung, atau masalah Kesehatan jangka Panjang seperti kerusakan otak dan gangguan penglihatan
Bayi
yang berisiko tinggi termasuk bayi prematur
dengan dengan gangguan dan komplikasi berat, akan menjalani
perawatan di Ruang NICU. Saat
ini ketersediaan ruang NICU di Kota Bandung masih belum sebanding dengan kebutuhan bayi yang berisiko. Jumlah ruang NICU masih sedikit. RS Santo Borromeus, ruangan yang difungsikan untuk perawatan intensif pasien neonatal dengan 6 (enam) Incubator dan 9 Box bayi,
2 Box Dengan Fototerapi
Double LED, dan 2 Box Isolasi Untuk
Pasien Infeksius.
Hasil analisis peneliti bahwa ibu bersalin yang memiki risiko lebih
besar terjadinya persalinan prematur terjadi pada ibu dengan usia kurang
dari 20 tahun, atau lebih dari
35 tahun. Pada
ibu hamil dengan usia < 20 tahun kondisinya belum siap baik
secara fisik maupun psikologi ibu. Secara fisik
perkembangan organ-organ reproduksi
dan fungsi fisiologisnya belum optimal. Secara psikologi belum matangnya emosi dan kejiwaan dalam kehamilan dan menghadapi persalinan terlebih dalam menjalankan peran baru sebagai
ibu. Sedangkan pada ibu hamil dengan
umur terlalu tua atau >35 tahun anatomi tubuhnya
mulai mengalami degenerasi sehingga kemungkinan terjadi komplikasi selama kehamilan.
Gambaran Infeksi Saluran Kemih di RS Santo Borromeus Tahun 2023.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hampir setengah ibu bersalin
mengalami ISK sebesar 45,9% atau sebanyak
107 orang. Infeksi Saluran Kemih
ditandai dengan adanya mikroorganisme dalam urin yang tidak dapat diperhitungkan
dengan kontaminasi
Infeksi saluran kemih merupakan
suatu kondisi pada bagian traktus urinarius yang telah terinfeksi oleh bakteri. Hal ini sering terjadi
saat pertahanan tubuh host menurun terutama pada ibu hamil. Hal ini ditandai dengan adanya jumlah bakteri
yang bermakna dalam urin, dengan nilai
kemaknaan kultur urin positif ≥100.000 cfu/ml urin
Infeksi pada ibu hamil yang berhubungan dengan persalinan prematur adalah Treponema palidum, Group B
Streptococcus, Neisseria Gonnorrhea, Chlamydia
trachomatis, Esherichia coli. Tingkat kejadian sebesar 40% ibu hamil dengan
bakteri Escheria coli menyebabkan persalinan prematur. Insiden infeksi saluran kemih sekitar
2-10% pada setiap kehamilan.
Penyebab terbanyak karena adanya bakteri
Esherichia coli
Terjadinya infeksi saluran kemih pada ibu hamil berhubungan dengan perubahan fungsional dan struktural. Hal ini disebabkan oleh penurunan tonus otot, peristaltik uretra yang melambat, dan sfingter ureter
yang lemah. Selain itu, fungsi kandung
kemih terganggu akibat pengaruh perkembangan janin sehingga menyebabkan refluks vesicoureteral, retensi urin, sehingga dapat menjadi tempat
berkembang biaknya bakteri. Salah satu faktor risiko potensial
infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah perubahan
anatomi selama kehamilan, yang mengubah jarak antara uretra
dan rektum. Riwayat infeksi
saluran kemih sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko ISK selama kehamilan, yang berdampak pada persalinan
Langkah pertama dalam prosedur kultur urine di RS
Santo Booromeus adalah mengambil sampel urine dari pasien untuk
diinkubasi dalam medium khusus dan disimpan dalam ruangan bersuhu
hangat. Jika terdapat infeksi, maka bakteri
tersebut akan berkembang biak dalam 1–2 hari ke depan. Setelahnya,
tim medis akan mengamati seberapa banyak jenis bakteri yang tumbuh serta ukuran,
bentuk, dan warna koloni bakteri. Jumlah bakteri dalam urine menjadi salah satu indikasi apakah
pertumbuhan bakteri tergolong normal atau sudah termasuk infeksi. Namun, di dalam sampel urine bisa saja terdapat
mikroorganisme yang berasal
dari organ intim. Apabila mikroorganisme tersebut tidak membahayakan, maka hasil pemeriksaan kultur urine adalah negatif. Sebaliknya, jika ditemukan bakteri penyebab infeksi dalam sampel, maka
dokter akan menyarankan pasien melakukan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi jenis bakteri. Setelah mengetahui jenis bakteri yang ada dalam tubuh pasien,
dokter akan melakukan tes resistensi
antibiotik untuk memastikan apakah bakteri tersebut kebal atau tidak
terhadap antibiotik tertentu. Dari pemeriksaan tersebut kemudian digunakan untuk melakukan analisis terjadi atau tidaknya
ISK pada ibu hamil.
Berdasarkan data dari 233 orang, rata-rata usia ibu hamil adalah
31 tahun, dengan usia paling rendah adalah 21 tahun, dan usia paling tua 43 tahun, hal ini
kurang sesuai dengan penelitian Fusch et al dalam Ningrum (2016) dimana risiko prematuritas terendah pada ibu hamil berusia 30-34 tahun. Perbedaan ini dapat disebabkan
karena perbedaan faktor risiko sosio-ekonomi,
demografis dan klinis pada pasien di penelitian ini dengan penelitian
terdahulu. Selain itu, ada sebanyak
107 orang (45,9%) yang mengalami infeksi
saluran kemih (ISK), dan
54,1% lainnya tidak mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Dari 233
orang peneliti, dilakukan penilaian lebih lanjut mengenai status persalinan. Sebanyak 57 orang
(24.5%) mengalami persalinan
prematur, dan 75,5% lainnya
tidak mengalami persalinan prematur.
Pada kehamilan akan terjadi penurunan
tonus pada ureter, penurunan gerakan
peristaltik ureter, dan peningkatan
risiko vesicoureteral refluks
yang akhirnya akan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK). Wanita hamil lebih sering
untuk mengalami obstruksi saluran urin karena uterus menekan saluran kemih khususnya menjelang akhir kehamilan
Hasil analisis peneliti mengemukakan wanita memiliki risiko lebih tinggi
terkena infeksi saluran kemih. Faktor yang mempengaruhi kondisi ini adalah
uretra wanita yang pendek (2-3cm), jarak antara saluran kemih wanita dengan
anus yang cukup dekat dan lokasi saluran kemih wanita. Infeksi saluran kemih bisa terjadi
pada ibu hamil terjadi karena organ intim tidak dibersihkan
dengan baik. Selain itu, perubahan
hormon saat hamil juga bisa menyebabkan perubahan pada saluran kemih sehingga
mudah mengalami infeksi.
Pada ibu hamil, hormon
progesteron akan mengalami peningkatan. Peningkatan hormon ini menyebabkan relaksasi otot polos yang ditandai dengan dilatasi atau pelebaran
ureter, peningkatan volume bladder yang disertai dengan penurunan tonus otot kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan
urine statis dan reflux vesicoureteral.
Prevalensi kejadian infeksi saluran kemih pada ibu hamil dapat dimulai
dari awal kehamilan dan memuncak di akhir Trimester II atau usia kehamilan 26 mg. Infeksi saluran kemih dapat diobati
dengan pemberian antibiotic
dan tokolitik untuk mencegah terjadinya persalinan prematur. Sehingga sebaiknya pemeriksaan urin dilakukan tiap trimester SPO pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan penunjang yang diwajibkan untuk pemeriksaan urin dilakukan pada Trimester I.
Sebagai Bidan memberikan
edukasi mengenai kecukupan nutrisi untuk ibu hamil.
Nutrisi makanan maupun nutrisi cairan. Memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang
kebutuhan cairan ibu hamil sebanyak
3L/hari air putih. Memberikan edukasi tentang bagaimana menjaga kebersihan daerah genitalia selama hamil. Sayangnya, edukasi ini hanya
diberikan ketika ibu hamil sudah
mengalami infeksi saluran kemih sehingga
bersifat kuratif, bukan preventif.
Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan
Persalinan Prematur di RS
Santo Borromeus Tahun 2023
Berdasarkan tabel
3 diperoleh kejadian persalinan prematur pada ibu yang mengalami infeksi saluran kemih sebesar 36,4%. Kejadian persalinan prematur pada ibu yang tidak mengalami infeksi saluran kemih sebesar 14,3%. Dari hasil perhitungan uji Chi
Square didapatkan p-value <0,001 atau lebih kecil
dari nilai alpha (0,05).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan infeksi saluran
kemih dengan persalinan prematur di RS Santo Borromeus tahun 2023. Dari hasil perhitungan rasio prevalensi didapatkan ibu yang mengalami infeksi saluran kemih memiliki
risiko terjadinya persalinan prematur 2,5 kali lebih besar
dibandingkan ibu yang tidak mengalami infeksi saluran kemih. Prevalence ratio (rasio
prevalensi) adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara prevalensi penyakit atau kondisi di antara dua kelompok yang berbeda. Prevalensi adalah jumlah kasus
penyakit yang ada pada suatu populasi pada suatu waktu tertentu
Pada penelitian ini, prevalensi persalinan prematur yang diakibatkan adanya infeksi saluran kemih pada ibu hamil lebih tinggi
pada populasi yang terdiagnosa
ISK pada usia kehamilan
>30 minggu, sedangkan
ISK yang di diagnosa pada usia
kehamilan kurang dari 30 minggu memiliki angka harapan persalinan aterm yang lebih tinggi. Hal ini mungkin dipengaruhi jika diagnosa ISK ditemukan pada usia kehamilan yang lebih muda, maka penatalaksanaan
ISK dapat dilakukan lebih dini sehingga
dengan perbaikan kondisi ISK pada usia kehamilan yang lebih muda juga meminimalisir kemungkinan terjadinya persalinan prematur. Penanganan infeksi saluran kemih atau
sekadar temuan bakteriuria asimtomatis dapat mengurangi kemungkinan persalinan prematur dan kematian janin.
Infeksi saluran kemih adalah komplikasi umum yang banyak terjadi selama
kehamilan,
serta merupakan
kelompok yang tersering
yang menyebabkan komplikasi kehamilan. Meskipun insiden ISK tidak begitu meningkat pada kehamilan, tapi dianggap
penting karena
ini akan berlanjut menjadi pielonefritis dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
Hasil penelitian
ini menunjukkan terdapat hubungan
antara infeksi saluran kemih pada wanita hamil dengan
kejadian prematur. Berdasarkan tabel
4.3 diperoleh bahwa sebanyak 36,4% ibu yang mengalami ISK juga mengalami persalinan prematur. Hal ini sejalan dengan Mansyur
(2020) dalam
penelitiannya yang berjudul Hubungan antara penyakit infeksi saluran kemih dengan
partus prematur di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Andi Makassau Kota Parepare, menyatakan bahwa kejadian ISK lebih banyak terdapat
pada pasien yang mengalami partus prematur, sehingga ada hubungan
positif antara
kejadian ISK dengan terjadinya
partus prematurus atau partus prematurus imminens dengan p-value
0,047.
Penelitian El-Sokkary
dalam tulisannya Prevalence of Asymptomatic Bacteriuria in
Antenatal Women with Preterm Labor at an Egyptian Tertiary Center, hasil dari studi ini menjelaskan
bahwa pasien dengan bakteriuria asimptomatik akan lebih berpotensi terjadinya
persalinan prematur daripada ibu hamil yang sehat
Hasil
analisis peneliti mengemukakan ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih mengalami dilatasi uretra yang disebabkan oleh hormone. Peningkatan volume kandung kemih, penurunan tonus kandung kemih yang sejalan dengan
penurunan tonus ureter sehingga uretra menjadi statis. Keadaan ini di hubungakan dengan faktor mekanik
yang timbul pada uterus ibu hamil yang mempermudah
infeksi traktus bagian bawah
naik sehingga meningkatkan kecenderungan pielonefritis
pada kehamilan.
Selama peradangan terjadi, sistem imun akan menghasilkan
senyawa hormon
prostaglandin. Hormon prostaglandin yang tinggi dapat menyebabkan
kontraksi pada rahim. Kontraksi rahim akan memicu proses persalinan dengan diawali proses dilatasi pada mulut rahim, atau
bahkan pembukaan pada mulut rahim. Apabila
kontraksi berlanjut dan ada pembukaan mulut
rahim, maka sudah masuk dalam
proses persalinan.
Semua wanita hamil harus
diskrining untuk infeksi saluran kemih dengan
kultur urin, diobati dengan antibiotik jika kultur positif dan kemudian diuji ulang untuk
penyembuhan. Tujuan
diagnosis dini dan pengobatan infeksi saluran kemih selama
kehamilan adalah untuk mencegah komplikasi dengan semua manfaat tambahan untuk ibu dan janin.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa; (1) Sebagian kecil ibu bersalin (24,5%) di RS Santo Borromeus tahun 2023 mengalami persalinan
prematur. (2) Hampir setengah
ibu bersalin (45,9%) di RS Santo Borromeus tahun 2023 mengalami infeksi
saluran kemih. (3) Terdapat hubungan infeksi saluran kemih dengan persalinan
prematur di RS Santo Borromeus
tahun 2023 dengan p <0,001. Rasio prevalensi ibu yang mengalami infeksi saluran kemih memiliki risiko terjadi persalinan prematur 2,5 kali lebih besar dibandingkan
ibu yang tidak mengalami infeksi saluran kemih.
BIBLIOGRAFI
Arikunto, S.
(2010). Metode Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara.
Azhmi, A. M., Rahmawati, F., & Aryanti, N.
(2024). Hubungan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Dengan Persalinan Prematur Pada Ibu Hamil Di Rs Intan Medika.
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran, 2, 92–97.
Czajkowski, K., Broś-Konopielko,
M., & Teliga-Czajkowska, J. (2021). Urinary
tract infection in women. Menopause Review/Przegląd
Menopauzalny, 20(1), 40–47.
Eliza, E., Nuryani, D. D., & Rosmiyati, R. (2017). Determinan
Persalinan Prematur di
RSUD Dr. Abdul Moeloek. Jurnal Kesehatan, 8(2).
https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.491
El-Sokkary, M. (2011). Prevalence
of asymptomatic bacteriuria in antenatal women with preterm labor at an Egyptian Tertiary Center.
Fraser, D. M., & Cooper, M. A. (2009). Myles buku ajar bidan. Jakarta: EGC,
25(32), 902.
Herman, S., & Joewono, H. T.
(2020). Buku acuan
persalinan kurang bulan (prematur). Yayasan
Avicenna Kendari.
Hidayat, A. A. A.
(2014). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Salemba Medika.
Irwinda, R., Sungkar, A., & Wibowo, N. (2019). Pengurus
Pusat Perkumpulan Obstetri
dan Ginekologi Indonesia Himpunan
Kedokteran Feto Maternal
Indonesia Dinas Kesehatan Indonesia.
Krisnadi, S. R.
(2009). Faktor risiko persalinan prematur. Sofie R,
Krisnadi, Jusuf S. Efendi Dan Adhi Pribadi. Prematuritas,
43–66.
Lisnawati, L.
(2013). Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba, I. B. G.
(2013). Ilmu kebidanan,
penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan bidan.
Masteryanto, H. M., Hardianto, G., Joewono, H. T.,
& Koendhori, E. B. (2015). Infeksi
Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ancaman Persalinan Preterm. Majalah Obstetri Dan Ginekologi, 23(2), 75–81.
Moegni, E. M.,
& Ocviyanti, D. (2013). Buku
saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
Monteiro, M. N., Lucena, E. E. de S., Cabral, P. U.,
Queiroz Filho, J., Queiroz, J., & Gonçalves, A. K. (2016). Prevalence of
sexual dysfunction among expectant women. Revista
Brasileira de Ginecologia
e Obstetrícia, 38(11), 559–563.
Notoatmodjo, S.
(2018). Metodologi Penelitian
Kesehatan. PT Rineka Cipta.
Nursalam, N.
(2016). Metodologi penelitian
ilmu keperawatan. Salimba Medika.
Sastroasmoro, S.
(2022). Dasar-dasar metodologi
penelitian klinis.
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto,
R., & Pramudyo, R. (2006). Buku
ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran.
Sugianto, S., Megadhana, I. W., Suwiyoga, K., Suwardewa, T. G.
A., Mayura, I. G. P. M., Suardika, A., & Putra,
I. W. A. (2020). Infeksi saluran
kemih sebagai faktor risiko terjadinya persalinan preterm. Intisari Sains Medis,
11(2), 823–829.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian bisnis: pendekatan kuantitatif, kualitatif, kombinasi, dan R&D. Penerbit
CV. Alfabeta: Bandung, 225(87), 48–61.
Usman, A., Rosdiana, R., & Misnawati, A. (2022). Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur Di Rumah Sakit Umum
Polewali Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Lentera
Acitya, 8(2), 63–68.
WHO. (2021). Monitoring progress on universal health
coverage and the health-related Sustainable Development Goals in the WHO
South-East Asia Region 2021 update.
Wiknjosastro, H.,
Saifuddin, A. B., & Rachimhadhi, T. (2010). Ilmu bedah kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka.
Copyright
holder: Arie J. Pitono, Dionisia Cornelia Rahandity
(2024) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |