Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 10, Oktober 2024
PENGARUH STRATEGI KERBERLANJUTAN DALAM
PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN: CAPITAL
ADEQUACY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Julyani Suryani1,
Vinola
Herawaty2
Universitas
Trisakti, Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh variabel independen, yaitu FinTech dan ESG disclosure
dengan Captital Adequacy Ratio
sebagai variabel moderasi terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA). Penelitian ini menggunakan
sekunder yaitu dengan melihat dari laporan keberlanjutan, laporan tahunan, dan
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Objek pada
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2020 – 2022. Metode pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling dengan data yang
dapat digunakan sebanyak 90 sampel data. Penelitian ini menggunakan alat uji software eviews untuk menganalisis.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan FinTech
secara signifikan positif mempengaruhi terhadap Return On Assets dan Capital
Adequacy Ratio memperlemah pengaruh positif FinTech terhadap Return On
Assets, sedangkan ESG disclosure tidak
mempengaruhi Return On Assets dan Capital Adequacy Ratio tidak memperkuat
pengaruh ESG disclosure terhadap Return On Assets.
Kata
Kunci; Profitabilitas, ROA, pengungkapan ESG, FinTech, Capital Adequacy Ratio
Abstract
The purpose of
this study is to analyse the effect of independent variables, namely FinTech
and ESG disclosure with Captital Adequacy Ratio as a moderating
variable on the dependent variable, namely profitability (ROA). This
research uses secondary data, namely by looking at sustainability reports,
annual reports, and financial reports published by the company every year. The
object of this research is banking companies listed on the Indonesia Stock
Exchange from 2020 - 2022. The sample collection method uses purposive
sampling with data that can be used as many as 90 data samples. This study
uses the eviews software test tool to analyse. The results of this study
indicate that FinTech significantly positively affects Return On
Assets and Capital Adequacy Ratio weakens the positive effect of FinTech
on Return On Assets, while ESG disclosure does not affect Return
On Assets and Capital Adequacy Ratio does not strengthen the effect
of ESG disclosure on Return On Assets.
Keywords: Profitability, ROA, ESG, FinTech, Capita Adequacy
Ratio
Pendahuluan
Perusahaan
perbankan merupakan perusahaan yang penting dalam perekonomian negara. Profitabiltas
yang dimiliki oleh suatu perusahaan perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan
suatu negara tersebut. Hal ini juga merupakan kunci utama dalam perusahaan
perbankan untuk menjalankan operasionalnya. Sehingga perusahaan perbankan dapat
membantu negara untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan yang dilakukan
dengan cara membantu memberikan investasi kepada perusahaan – perusahaan lain
yang ingin menjalankan perusahaannya dengan prinsip hijau. Profitabilitas suatu
perusahaan perbankan dapat dilihat dari beberapa faktor, salah satunya dengan
melihat dari Return On Assets (ROA).
Dalam
mencapai profitabilitas yang tinggi, perusahaan perbankan harus memiliki
strategi yang dapat mendukung operasional agar menghasilkan profitabilitas yang
tinggi. Strategi yang digunakan diharapkan dapat digunakan untuk keberlanjutan
yang akan mendatang karena dengan begitu perusahaan perbankan dapat terus
menjalankan operasionalnya untuk dapat bertahan dalam persaingan ekonomi.
Strategi keberlanjutan memiliki banyak faktor yang dimana dalam penelitian ini
peneliti menggunakan FinTech dan ESG disclosure sebagai variabel
independennya.
Perkembangan
teknologi sangat pesat dalam perkembangan ekonomi saat ini yang dimana hal ini
juga menjadi masalah dalam setiap perusahaan. Untuk dapat mengikuti
perkembangan ekonomi, perusahaan perbankan juga harus mengikuti perkembangan
teknologi yang ada dimana dalam perbankan FinTech
dapat dikembangkan lebih lagi untuk membantu memudahkan nasabah dalam
bertransaksi. Permintaan nasabah saat ini sudah semakin meningkat dimana
nasabah menginginkan kemudahan dalam bertransaksi dimanapun dan kapanpun. Hal
ini membuat perkembangan FinTech dalam
perbankan menjadi faktor yang penting dalam meningkatkan profitabiltas.
Selain
perkembangan teknologi, masalah globalisasi juga masih menjadi masalah utama
dunia. Dalam menginvestasikan keuangannya, masyarakat sekarang ini juga melihat
dampak yang diakibatkan oleh perusahaan yang dimana ini dapat dilihat dari
pengungkapan ESG disclosure yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya pengungkapan ESG disclosure yang dilakukan oleh
perusahaan perbankan, membuat masyarakat lebih mudah untuk mengetahui apa saja
yang dilakukan perusahaan dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh
operasionalnya dan juga untuk mengatasi masalah globalisasi dunia.
Faktor
selain strategi keberlanjutan untuk mendukung operasional dalam perusahaan
perbankan adalah capita adequacy ratio.
Capital Adequacy Ratio ini merupakan
salah satu faktor penting dalam perusahaan perbankan untuk menjaga keseimbangan
operasional. Selain dari profitibiltas, capital
adequacy ratio menjadi cadangan jika sewaktu – waktu terjadi masalah dimana
profitabilitas perbankan mengalami kendala dan masalah kredit macet oleh
nasabah. Dengan adanya capital adequacy
ratio memberikan pernapasan bagi perusahaan perbankan dimana perusahaan
perbankan memiliki dana cadangan untuk membantu operasionalnya agar tetap
berjalan dengan baik.
Dalam
penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu rasio dari total aset
terdapat PDB dan rasio dari kapitalisasi pasar terhadap PDB. Variabel kontrol
ini digunakan untuk mencegah adanya perhitungan bias antara variabel dependen,
variabel independen, dan variabel moderasi.
Penelitian
ini merupakan pengabungan dan pengembangan dari penelitian (Naser et al., 2024) dan (Nurdiati et al., 2023) yang menguji
inovasi FinTech dan ESG disclosure terhadap profitabilitas.
Pembaharuan dalam penelitian ini adalah dengan menambahkan variabel capital edaquacy ratio sebagai variabel
moderasi.
Pengembangan Hipotesis
FinTech dan
Profitabilitas
Penelitian
Almubarak dan Aljughaiman (2024) menyatakan bahwa inovasi FinTech yang mengikuti perkembangan di Arab Saudi meningkatkan
kinerja perbankan. Kinerja perbankan
yang dimaksud adalah profitabilitas yang diukur menggunakan ROA. Penelitian (Dwivedi et al., 2021) menemukan bahwan
adopsi FinTech memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja industry perbankan di UEA. Hal ini menjadi penting
karena industri perbankan UEA melayani hampir 200 negara dan kinerjanya
tergantung pada FinTech dan daya
saing. Penelitian (Li, 2022) menggunakan model
efek tetap dua arah dan model efek mediasi yang menemukan bahwa investasi di fintech secara signifikan meningkatkan
kinerja perbankan. Dalam penelitian (Li, 2022) juga
memberitahukan bahwa adanya konsekuensi mikroekonomi dari investasi fintech strategis yang dilakukan oleh
bank – bank komersial. Ini memberikan kita pengetahuan bahwa pengembangan fintech saat ini mempengaruhi
profitabilitas dari perusahaan. Penelitian (Liao, 2023) menyatakan bahwa FinTech dapat membantu bank secara
langsung atau tidak langsung meningkatkan efisiensi mereka, yang mengarah ke
keuntungan yang lebih tinggi atau biaya yang lebih murah. Hal ini menjadi dasar
kesimpulan bahwa dengan mengembangkan fintech
dapat sangat membantu operasional perbankan dan mengurangi biaya operasional
untuk jangka panjang, sehingga dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh positif finTech terhadap profitabilitas.
ESG disclosure dan
Profitabilitas
Penelitian
Yuen et al. (2022) menyatakan bahwa
kegiatan ESG dislosure mungkin akan
menurunkan profitabilitas bank, tetapi kegiatan ESG disclosure dapat meningkatkan profitabilitas dalam waktu jangka
panjang. Penelitian (Pulino et al., 2022) menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara ESG
disclosure terhadap kinerja perusahaan. ESG
disclosure dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik sebagai faktor
komprehensif maupun secara individual atau secara individual per pilar. Penelitian
Almeyda dan Darmansya (2019) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan signifikan secara statistik antara pengungkapan ESG disclosure dengan ROA dan dalam
penelitian ini juga menunjukkan bahwa transparansi yang tinggi terkait
informasi ESG disclosure dapat
meningkatkan kinerja keuangan. Dengan adanya pengungkapan terhadap solusi dari
dampak yang disebabkan oleh perusahaan, membuat masyarakat dan para investor
akan lebih memiliki pikiran positif dalam perusahaan tersebut sehingga
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
H2:
Terdapat pengaruh positif ESG disclosure
terhadap profitabilitas.
FinTech, Capital Adequacy
Ratio dan Profitabilitas
Penelitian
Wang et al. (2023) menemukan bahwa
perusahaan dengan tingkat kecupukan modal yang tinggi lebih siap untuk
mengelola risiko yang terkait dengan komitmen inovasi yang demikian dapat
meningkatkan profitibilitas perusahaan itu sendiri. Penelitian (Amalia & Nugraha, 2021) menyatakan bahwa
FDR, CAR, dan NPF memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Penelitian Jalloh (2024) menemukan bahwa
peningkatan 1% dalam kecukupan modal menyebabkan peningkatan 0.307% dalam ROA.
Dengan kata lain dalam penelitian yang dilakukan oleh Jalloh (2024) dapat disimpulkan
adanya pengaruh positif capital adequacy
ratio terhadap ROA. Dengan memiliki capital
adequacy ratio yang tinggi secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi jalannya operasional perbankan dimana pada saat melakukan
pengembangan fintech perusahaan akan
memerlukan biaya yang lebih besar sehingga capital
adequacy ratio ini dapat digunakan sebagai dana cadangan bilamana
profitabilitas dari perusahaan perbankan mengalami penurunan secara drastis.
Hal ini dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3:
Capital adequacy ratio memperkuat
pengaruh positif finTech terhadap profitabilitas.
ESG disclosure, Capital
Adequacy Ratio dan Profitabilitas
Penelitian
Arseto (2022) menunjukkan bahwa
capital adequacy ratio memiliki
pengaruh positif terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Penelitian Wahyudin et al. (2021) menunjukkan bahwa
capital adequacy ratio memiliki
pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Penelitian Spaseska et al. (2022) menemukan bahwa capital adequacy ratio memiliki hubungan
positif terhadap profitabilitas bank di Makedonia Utara. Dalam pengungkapan ESG
suatu perusahaan memerlukan biaya yang cukup besar yang akan mengakibatkan
menurunnya profitabilitas dari perusahaan tersebut, tetapi dengan adanya capital adequacy ratio ini diharapkan
dapat membantu menutupi biaya operasional perusahaan perbankan. Sehingga
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
H4:
Capital adequacy ratio memperkuat
pengaruh positif ESG disclosure
terhadap profitabilitas.
Metode Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dimana data
berupa angka – angka yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Bursa
Efek Indonesia maupun website perusahaan perbankan itu sendiri. Sampel data
yang digunakan didapatkan dari laporan tahunan, laporan keberlanjutan, dan
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan dari tahun 2020 sampai tahun
2022.
Profitabilitas merupakan salah satu
cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas itu
sendiri bias dilihat dari beberapa faktor, tetapi yang paling sering digunakan
adalah Return On Assets (ROA).
Menurut Naser et al. (2024) metric ROA
mengukur seberapa baik perusahaan menggunakan sumber dayanya yang mana dapat
mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam menciptakan laba. Dimana Return on Assets didapatkan dengan rumus
sebagai berikut:
Menurut Naser et al. (2024) FinTech tingkat bank telah dibangun
dengan metode analisis tekstual yang menilai dimensi input melalui 32 kata
kunci di bawah empat kategori termauk: kecerdasan buatan, blockhain, komputasi
awan, dan data besar. Dimensi output dievaluasi melalui pembayaran dan penyelesaian,
alokasi sumber daya, manajemen risiko, dan kontruksi saluran teknologi.
Tabel
1. Kata Kunci Awal dari Indeks Pengembangan FinTech
Dimension |
Keywords |
|||
Network
transmission |
E – Bank |
Mobile phone
banking |
Online Banking |
Network Banking |
Internet banking
abbreviation |
|
|
|
|
Payment |
QR code payment |
Third party payment |
Online payment |
Mobile payment |
Network payment |
|
|
|
|
Resource allocation |
Online lending |
Network investment |
P2P |
Internet investment |
Crowdfunding |
P2P loan |
|
|
|
Risk management |
Internet financing |
Online car
insurance |
Credit system |
Online insurance |
Internet Insurance |
Network insurance |
|
|
|
Big data technology |
Big data |
Big data analytics |
Data mining |
|
Big data management
and application |
|
|
|
|
Distributed
technology |
Cloud computing |
Digital Currency |
Cloud platform |
Cloud service |
Blockchain |
Internet of things |
|
|
|
AI technology |
Artificial intelligence |
Biometric
identification |
Face recognition |
Intelligent robot |
Fingerprint
recognition |
Natural Language
Processing |
|
|
Menurut Naser et al. (2024) untuk mengukur variabel FinTech dapat
dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Normalisasi frekuensi kata kunci : sesuai dengan Guo dan Zhang (2023), kata kunci dinormalisasi menggunakan persamaan (1).
Dimana i=1,2. N indikasi bank, j=1,2. K indikasi kata
kunci, dan t=1,2. T indikasi tahun. Xijt adalah frekuensi asli dari kata kunci j dari bank i pada tahun
t. Yijt adalah frekuensi
ternomalisasi dari kata kunci j dari bank i pada tahun t.
2. Perhitungan entropi kata kunci j dengan menerapkan persamaan (2).
Dimana Ej
adalah entropi dari kata kunci j.
3. Perhitungan bobot entropi dari setiap kata kunci dengan menggunakan
persamaan (3).
Dimana adalah bobot
entropi dari kata kunci j.
4. Spesifikasi indeks FinTech bank
dengan menggunakan persamaan (4).
Dimana FinTechit adalah
indeks dari bank i dalam tahun y.
Pengungkapan ESG sudah menjadi salah satu strategi dalam
perusahaan, mengingat adanya globalisasi yang membuat para investor mulai
peduli dengan strategi perusahaan dari segi non-keuangan. Oleh karena itu,
dalam penelitian (Nurdiati et al., 2023) menggunakan kategori pengungkapan ESG pada CSRhub dikarenakan hal ini
dapat menggambarkan kinerja non-keuangan perusahaan melalui indikator –
indikator tertentu, yaitu lingkungan, sosial, karyawan, dan tata kelola perusahaan.
Perusahaan perbankan dalam
operasionalnya lebih banyak dalam memberikan kredit kepada perusahaan –
perusahaan lain yang mengakibatkan perusahaan perbankan harus memiliki cadangan
dana untuk menutupi kredit yang dipinjamkan kepada perusahaan lain agar
operasionalmya tetap dapat berjalan dengan baik. Capital adequacy ratio merupakan dana candangan yang dimaksud dalam
hal ini, dimana dengan adanya kecukupan modal diharapkan operasional perbankan
tetap akan berjalan dengan baik jika terjadi masalah dengan profitabilitas
perusahaan. Dengan kata lain, capital
adequacy ratio ini dapat membantu meningkatkan profitabilitas secara
langsung maupun tidak langsung. Dimana untuk capital adequacy ratio didapatkan dengan rumus sebagai berikut:
Hasil dan Pembahasan
Statistik Deskriptif
Hasil deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil
Uji Statistik Deskriptif
|
ROA |
FinTech |
ESG
diclosure |
CAR |
C1 |
C2 |
Mean |
1.111246 |
0.032342 |
21.00000 |
0.332609 |
0.054145 |
0.018480 |
Median |
0.875000 |
0.018864 |
20.50000 |
0.249050 |
0.005345 |
0.002443 |
Maximum |
5.160000 |
0.183822 |
52.00000 |
1.699200 |
0.384545 |
0.212392 |
Minimum |
-1.750000 |
0.001115 |
0.000000 |
0.115900 |
0.000554 |
0.000000 |
Std. Dev |
1.181595 |
0.035313 |
16.03998 |
0.238689 |
0.104503 |
0.044490 |
Observation |
90 |
90 |
90 |
90 |
90 |
90 |
Sumber:
Data Olahan Eviews 12
Keterangan : Variabel independen : profitabilitas = ROA, Variabel dependen
: FinTech = FinTech Index, ESG = ESG disclosure, Variabel moderasi : CAR, Variabel kontrol : C1 = rasio total
aset terhadap PDB, C2 = rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB
Pemilihan Model Regresi Data Panel
Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai
peneliti dan pemenuhan syarat – syarat pengolahan data statistik yang benar
sehingga dapat di pertanggungjawabkan secara statistik. Berikut langkah –
langkah dalam menentukan model yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Uji Chow
Hasil dari uji chow
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.
Hasil Uji Chow
Effect Test |
Prob |
Cross-section Chi-square |
0.0000 |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 3 menunjukkan probabilitas dari chi-square sebesar 0.0000 lebih rendah
dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang terpilih adalah fixed effect model. Kemudian dilanjutkan
dengan uji lanjutan dengan menggunakan uji hausman untuk menentukan model yang
terpilih fixed effect model atau random effect model.
Uji Hausman
Hasil dari uji hausman adalah sebagai berikut :
Tabel
4. Hasil Uji Hausman
|
Prob |
Cross-section random |
0.2045 |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 4 menunjukkan nilai probabilitas sebesar
0.2045 lebih besar dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang terpilih
adalah random effect model. Oleh
karena itu, perlu dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji lagrange
multiplier untuk menentukan model yang akan digunakan tetap random effect model atau common effect model.
Uji Lagrange Multiplier
Hasil dari uji lagrange
multiplier adalah sebagai berikut :
Tabel 5.
Hasil Uji Lagrange Multiplier
|
Cross-section |
Both |
Breusch-Pagan |
0.0000 |
0.0000 |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 5 menunjukkan nilai probabilitas Brucsh-Pagan sebesar 0.0000 lebih rendah
dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang digunakan dalam penelitian
ini adalah random effect model.
Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian regresi data panel, perlu dilakukan
pengujian untuk asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas,
uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pengujian asumsi klasik ini
menggunakan alat uji software eviews.
Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan metode jarque bera. Hasil
dari uji normalitas adalah sebagai berikut :
Tabel 6.
Hasil Uji Normalitas
Prob |
Keputusan |
0.453932 |
H0
diterima |
Sumber:
Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 6 menunjukkan nilai probabilitas jarque bera sebesar 0.453932 >
0.05 sehingga H0 diterima yang artinya data berdistribusi secara
normal.
Uji Multikolinearitas
Dalam pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada
nilai variance inflation factor (VIF).
Hasil uji dari multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 7.
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel |
Centered VIF |
Fintech |
8.067381 |
esg disclosure |
4.020333 |
car |
2.363045 |
fintech_car |
7.289361 |
esg
disclosure_car |
3.489671 |
c1 |
4.598806 |
c2 |
3.540603 |
Sumber:
Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 7 menunjukkan nilai VIF pada setiap variabel independen lebih rendah dari 10, maka
dapat disimpulkan jika tidak ada terjadi multikolinearitas pada variabel
independen.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi keberadaan
heteroskedastisitas menggunakan uji Arch.
Hasil uji dari heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
Tabel 8.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Prob chi-square |
Keputusan |
0.5556 |
Tidak
terdapat masalah heteroskedastisitas |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 8 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0.5556 > 0.05,
maka dapat diputuskan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam
penelitian ini.
Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi keberadaan kesalah
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.
Penelitian ini menggunakan metode Bruesch-Godfrey.
Hasil uji dari autokorelasi adalah sebagai berikut :
Tabel 9.
Hasil Uji Autokorelasi
Prob chi-square |
Keputusan |
0.0011 |
Terjadi
Autokorelasi |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 9 menunjukkan nilai probabilitas bruesch-godfrey sebesar 0.0011 < 0.05
yang dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi.
Uji Hipotesis
Uji Signifikan
Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah model
yang digunakan dalam penelitian ini layak atau fit untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji statistik F dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 10.
Hasil Uji Statistik F
Prob (F-statistic) |
Kesimpulan |
0.0011610 |
Model
layak |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 10 menunjukkan nilai prob (f-statistic) sebesar 0.0011610
< 0.05, yang artinya model regresi dalam penelitian ini dinyatakan layak
untuk digunakan.
Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
besarnya kemampuan model dalam menjelaskan variasi antar variabel dependen
dalam penelitian ini. Hasil uji adjusted
r2 dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 11.
Hasil Uji Adjusted R2
|
|
Adjusted
R-squared |
0.174873 |
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Hasil pada tabel 11 menunjukkan nilai adjusted r2 sebesar 0.174873
artinya besarnya variabel dependen (profitabilitas) yang dapat dijelaskan oleh
variabel independen (fintech, esg disclosure, dan capital adequacy ratio) adalah sebesar 17,5%, sedangkan sisanya
sebesar 82,5% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan besarnya
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini ditunjukkan pada
tabel di bawah ini :
Tabel 12.
Hasil Uji Statistik t
Variabel |
Prediksi |
Koefisien |
Sig
(1 tail) |
Keputusan |
C |
|
0.377344 |
|
|
FinTech |
+ |
22.70747 |
0.00545 |
H1
diterima |
ESG disclosure |
+ |
0.002532 |
0.4023 |
H2
ditolak |
CAR |
|
1.397656 |
0.0168 |
|
FinTech_CAR |
+ |
-93.59459 |
0.00315 |
H3
ditolak |
ESG disclosure_CAR |
+ |
0.010143 |
0.3356 |
H4
ditolak |
C1 |
|
-0.295030 |
0.45895 |
|
C2 |
|
14.19837 |
0.0113 |
|
Sumber
: Data Olahan Eviews 12
Keterangan : Variabel independen : profitabilitas = ROA, Variabel dependen
: FinTech = FinTech Index, ESG = ESG disclosure, Variabel moderasi : CAR, Variabel kontrol : C1 = rasio total
aset terhadap PDB, C2 = rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB
Pada regresi data panel telah ditentukan menggunakan
model random effect model, maka rumus
pada model rondom effect model sebagai
berikut :
ROAit = α + β1FTit+ β2ESGit+
β3CARit
+ β4FT*CARit + β5ESG*CARit + β6RAPDBit+ β7RCMPDBit
+ εit
Berdasarkan hasil pada tabel 4.11, maka
regresi data panel ini adalah sebagai berikut:
ROAit =0.377344 + 22.70747it+ 0.002532it+
1.397656it – 93.59459it + 0.010143it –
0.295030it+ 14.19837it + εit
Bedasarkan hasil pada tabel 12, nilai
koefisien pada variabel FinTech
adalah sebesar 22.70747 dan nilai sig pada variabel FinTech adalah sebesar 0.00545 < 0.05, sehingga H1
diterima. Hal ini berarti variabel FinTech
berpengaruh signifikan positif terhadap variabel profitabilitas yang diwakilkan
oleh ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian (Pham et al., 2024) yang menunjukkan bahwa adanya dampak signifikan
perkembangan FinTech terhadap
profitabilitas bank di Vietnam. Penelitian (Siska, 2022) menyatakan bahwa layanan FinTech memiliki dampak pada ROA. Hal ini juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Jarah et al., 2024) yang menunjukkan bahwa adopsi solusi FinTech oleh bank memiliki dampak yang
signifikan terhadap profitabilitas bank itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan
dengan adanya penggunaan FinTech
dalam operasional di perusahaan perbankan akan membuat profitabilitas dari bank
tersebut meningkat. FinTech sendiri
sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat dikarenakan perkembangan
teknologi yang terjadi sekarang ini yang membuat semua perusahaan tanpa
terkecuali harus mampu mengikuti perkembangan tersebut agar tetap dapat
bersaing dalam perekonomian dunia.
Hasil
pada tabel 12, menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki pada variabel ESG disclosure adalah sebesar 0.002532
dan nilai sig pada variabel ESG disclosure adalah sebesar 0.4023
> 0.05, sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti variabel ESG disclosure tidak memiliki pengaruh
terhadap ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lamanda & Tamásné
Vőneki, 2024) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kinerja
perbankan dengan ESG disclosure.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sekarang ini ESG disclosure dalam perusahaan masih dalam tahap awal yang dimana
jika pengungakapan Environmental, Social,
dan Governance dilakukan secara
bersamaan masih menunjukkan hasil yang rendah dalam mempengaruhi variabel ROA,
sedangkan jika pengungkapan Environmental,
Social, dan Governance dilakukan
secara terpisah maka yang memiliki pengaruh hanya Environmental (Loan et al., 2024).
Berdasarkan
pada hasil uji statistik t menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki variabel FinTech yang dimoderasi oleh variabel CAR sebesar -93.59459 dan nilai sig yang
dimiliki sebesar 0.00315 < 0.05, sehingga H3 ditolak. Hal ini
memiliki arti bahwa variabel FinTech yang
dimoderasi oleh variabel CAR memiliki
pengaruh negatif terhadap variabel ROA. Dalam bawasannya CAR merupakan dana cadangan yang dimiliki oleh bank untuk membantu
jalannya operasional perusahaan perbankan. Untuk mengembangkan FinTech sendiri awalnya akan memerlukan
biaya yang cukup besar yang mengakibatkan profitabilitas yang dimiliki oleh
perusahaan perbankan, sehingga hal ini akan mengakibatkan perusahaan akan
memakai dana cadangan (CAR) yang
dimiliki oleh bank untuk membantu menjalankan operasionalnya. Secara matematis
ini akan menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perbankan jika dana
cadangan yang dimiliki mengalami penurunan dikarenakan perusahaan perbankan
tersebut memiliki dana terbatas diluar dari profitabilitas yang dimilikinya.
Berdasarkan
hasil uji statistik t menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki variabel ESG disclosure yang dimoderasi oleh
variabel CAR sebesar 0.010143 dan
nilai sig yang dimiliki sebesar 0.3356 > 0.05, sehingga H4
ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel CAR
tidak dapat memperkuat pengaruh ESG
disclosure terjadap ROA. ESG
disclosure sendiri masih belum terlalu dilihat dalam investasi yang
dilakukan investor di Indonesia, sehingga hal ini menyimpulkan bahwa ada atau
tidak adanya variabel CAR tidak akan
mengubah hasil dari variabel ESG
disclosure terhadap ROA.
Kesimpulan
Penelitian
ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang dihasilkan dari FinTech dan ESG disclosure
yang dimoderasi oleh Capital adequacy
ratio terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Peneliti menggunakan
sampel perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2020 – 2022. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa FinTech memiliki pengaruh signifikan
positif terhadap ROA, dimana variabel CAR
tidak memperkuat pengaruh dan bersifat negatif terhadap ROA. Selain itu, ESG disclosure tidak memiliki pengaruh
terhadap ROA dan variabel CAR tidak
dapat memperkuat pengaruh ESG disclosure terhadap
ROA. Disisi lain, variabel CAR sendiri
memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Terdapat keterbatasan yang dimiliki
dalam penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan 90 data sampel
perusahaan perbankan yang dikarenakan terdapat data outlier yang harus dibuang.
Saran
untuk peneliti selanjutnya adalah dampak menambahkan data sampel yang digunakan
dalam penelitian selanjutnya jika menggunakan sampel perusahaan perbankan
dengan memperpanjang periode penelitian. Peneliti selanjutnya juga dapat
menambahkan variabel independen lain yang diduga dapat memperkuat pengarauhnya
terhadap profitabilitas.
BIBLIOGRAFI
Almeyda, R., & Darmansya, A. (2019). The Influence of
Environmental, Social, and Governance (ESG) Disclosure on Firm Financial
Performance. IPTEK Journal of Proceedings Series, 0(5), 278. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2019i5.6340
Amalia, S., & Nugraha, N. M.
(2021). The Impact of Financial Ratio Indicators on Banking Profitability in
Indonesia. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education, 12(8),
580–588. https://doi.org/10.37817/ikraith-ekonomika.v6i2.2372
Arseto, D. (2022). The Effect of
Capital Adequacy Rasio (CAR) and Liquidity on Profitability of Islamic
Comercial Banks in Indonesia for The 2015-2019 Period. International Journal
of Multidisciplinary Research and Analysis, 05(01), 909–915.
https://doi.org/10.47191/ijmra/v5-i1-04
Dwivedi, P., Alabdooli, J. I., &
Dwivedi, R. (2021). Role of FinTech Adoption for Competitiveness and
Performance of The Bank: A Study of Banking Industry in UAE. International
Journal of Global Business and Competitiveness, 16(2), 130–138.
https://doi.org/10.1007/s42943-021-00033-9
Guo, P., & Zhang, C. (2023). The
Impact of Bank FinTech on Liquidity Creation: Evidence from China. Research
in International Business and Finance, 64.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2022.101858
Jalloh, M. A. (2024). Examining the
Impact of Capital Adequacy on Bank’s Profitability in Sierra Leone. Economic
Insights – Trends and Challenges, 2024(1), 61–70.
https://doi.org/10.51865/eitc.2024.01.06
Jarah, B. A. F., Alghadi, M. Y.,
Al-Zaqeba, M. A. A., Mugableh, M. I., & Zaqaibeh, B. (2024). The influence
of financial technology on profitability in Jordanian commercial banks. Humanities
and Social Sciences Letters, 12(2), 176–188.
https://doi.org/10.18488/73.v12i2.3661
Kurnia, W. I., Kurnia, R., Tuankotta,
M. H., & Kisanjani, A. (2023). Implementasi BPOMM Dalam Mengevaluasi Level
Kematangan Proses Bisnis UMKM. Metode Jurnal Teknik Industri, 9(2),
154–163. www.gerbangumkmborneo.com
Lamanda, G., & Tamásné Vőneki, Z.
(2024). Is ESG disclosure associated with bank performance? Evidence from
the Visegrad Four countries. Management of Environmental Quality: An
International Journal, 35(1), 201–219.
https://doi.org/10.1108/MEQ-02-2023-0064
Li, Z. (2022). Does Fintech
Investment in Commercial Banks Improve Business Performance ? 2–3.
Liao, C. S. (2023). How Does Fintech
Affect bank Efficiency in Taiwan? PLoS ONE, 18(8), 1–21.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0289629
Loan, B. T. T., Anh, T. T. L., &
Hoang, T. (2024). ESG disclosure and financial performance: Empirical study of
Vietnamese commercial banks. Banks and Bank Systems, 19(1),
208–220. https://doi.org/10.21511/bbs.19(1).2024.18
Loura, I. C. de. (2016). Fractal
Sustainability. In Fractal Sustainability.
https://doi.org/10.4324/9781315582900
Naser, H., Sultanova, G., &
Nahar, S. (2024). The Impact of Fintech Innovation on Bank’s Performance:
Evidence from the Kingdom of Bahrain. International Journal of Economics and
Financial Issues, 14(1), 136–143. https://doi.org/10.32479/ijefi.15512
Nurdiati, N., Susilowati, D.,
Rokhayati, H., Soedirman, U. J., Soedirman, U. J., & Soedirman, U. J.
(2023). The Effect of Environmental, Social, Governance (ESG) Disclosure on
Company Performance. 32, 609–624.
Pham, P. T., Tran, B. T., Huynh, T.
H., Popesko, B., & Hoang, D. S. (2024). Impact of Fintech’s Development on
Bank Performance: An Empirical Study from Vietnam. Gadjah Mada International
Journal of Business, 26(1), 1–22.
https://doi.org/10.22146/gamaijb.71040
Pulino, S. C., Ciaburri, M.,
Magnanelli, B. S., & Nasta, L. (2022). Does ESG Disclosure Influence Firm
Performance? Sustainability (Switzerland), 14(13), 1–18.
https://doi.org/10.3390/su14137595
Siska, E. (2022). Financial
Technology (FinTech) and Its Impact on Financial Performance of Islamic
Banking. ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting, 2(3),
102–108. https://doi.org/10.47065/arbitrase.v2i3.338
Spaseska, T., Hristoski, I., &
Odzaklieska, D. (2022). The Impact Of Capital Adequacy Ratio On Banks’
Profitability In The Republic Of North Macedonia. Economy Series, 1,
15–37. https://www.utgjiu.ro/revista/ec/pdf/2022-01/02_Spaseska.pdf
Suchman, M. C. (1995). Managing
Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches. The Academy of
Management Review, 20(3), 571. https://doi.org/10.2307/258788
Wahyudin, A., Kiswanto, K., &
Nuhaaya, A. (2021). Net Interest Margin and Capital Adequacy ratio: Mediating
influence of Bank Profitability. Jurnal Dinamika Akuntansi, 13(2),
196–204. https://doi.org/10.15294/jda.v13i2.32404
Wang, J. H., Wu, Y. H., Yang, P. Y.,
& Hsu, H. Y. (2023). Sustainable Innovation and Firm Performance Driven by
FinTech Policies: Moderating Effect of Capital Adequacy Ratio. Sustainability
(Switzerland), 15(11). https://doi.org/10.3390/su15118572
Yuen, M. K., Ngo, T., Le, T. D. Q.,
& Ho, T. H. (2022). The Environment, Social and Governance (ESG) Activities
and Profitability Under COVID-19: Evidence from The Global Banking Sector. Journal
of Economics and Development, 24(4), 345–364.
https://doi.org/10.1108/jed-08-2022-0136
Copyright holder: Julyani Suryani, Vinola Herawaty (2024) |
First publication right: Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |