Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

PENGARUH STRATEGI KERBERLANJUTAN DALAM PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN: CAPITAL ADEQUACY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERASI

 

Julyani Suryani1, Vinola Herawaty2

Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia1,2

Email: [email protected]1, [email protected]2

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel independen, yaitu FinTech dan ESG disclosure dengan Captital Adequacy Ratio sebagai variabel moderasi terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas (ROA). Penelitian ini menggunakan sekunder yaitu dengan melihat dari laporan keberlanjutan, laporan tahunan, dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2020 – 2022. Metode pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling dengan data yang dapat digunakan sebanyak 90 sampel data. Penelitian ini menggunakan alat uji software eviews untuk menganalisis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan FinTech secara signifikan positif mempengaruhi terhadap Return On Assets dan Capital Adequacy Ratio memperlemah pengaruh positif FinTech terhadap Return On Assets, sedangkan ESG disclosure tidak mempengaruhi Return On Assets dan Capital Adequacy Ratio tidak memperkuat pengaruh ESG disclosure terhadap Return On Assets.

Kata Kunci; Profitabilitas, ROA, pengungkapan ESG, FinTech, Capital Adequacy Ratio

 

Abstract

The purpose of this study is to analyse the effect of independent variables, namely FinTech and ESG disclosure with Captital Adequacy Ratio as a moderating variable on the dependent variable, namely profitability (ROA). This research uses secondary data, namely by looking at sustainability reports, annual reports, and financial reports published by the company every year. The object of this research is banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2020 - 2022. The sample collection method uses purposive sampling with data that can be used as many as 90 data samples. This study uses the eviews software test tool to analyse. The results of this study indicate that FinTech significantly positively affects Return On Assets and Capital Adequacy Ratio weakens the positive effect of FinTech on Return On Assets, while ESG disclosure does not affect Return On Assets and Capital Adequacy Ratio does not strengthen the effect of ESG disclosure on Return On Assets.

Keywords: Profitability, ROA, ESG, FinTech, Capita Adequacy Ratio

 

Pendahuluan

Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang penting dalam perekonomian negara. Profitabiltas yang dimiliki oleh suatu perusahaan perbankan dapat meningkatkan pertumbuhan suatu negara tersebut. Hal ini juga merupakan kunci utama dalam perusahaan perbankan untuk menjalankan operasionalnya. Sehingga perusahaan perbankan dapat membantu negara untuk mewujudkan pembangunan keberlanjutan yang dilakukan dengan cara membantu memberikan investasi kepada perusahaan – perusahaan lain yang ingin menjalankan perusahaannya dengan prinsip hijau. Profitabilitas suatu perusahaan perbankan dapat dilihat dari beberapa faktor, salah satunya dengan melihat dari Return On Assets (ROA).

Dalam mencapai profitabilitas yang tinggi, perusahaan perbankan harus memiliki strategi yang dapat mendukung operasional agar menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Strategi yang digunakan diharapkan dapat digunakan untuk keberlanjutan yang akan mendatang karena dengan begitu perusahaan perbankan dapat terus menjalankan operasionalnya untuk dapat bertahan dalam persaingan ekonomi. Strategi keberlanjutan memiliki banyak faktor yang dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan FinTech dan ESG disclosure sebagai variabel independennya.

Perkembangan teknologi sangat pesat dalam perkembangan ekonomi saat ini yang dimana hal ini juga menjadi masalah dalam setiap perusahaan. Untuk dapat mengikuti perkembangan ekonomi, perusahaan perbankan juga harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada dimana dalam perbankan FinTech dapat dikembangkan lebih lagi untuk membantu memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Permintaan nasabah saat ini sudah semakin meningkat dimana nasabah menginginkan kemudahan dalam bertransaksi dimanapun dan kapanpun. Hal ini membuat perkembangan FinTech dalam perbankan menjadi faktor yang penting dalam meningkatkan profitabiltas.

Selain perkembangan teknologi, masalah globalisasi juga masih menjadi masalah utama dunia. Dalam menginvestasikan keuangannya, masyarakat sekarang ini juga melihat dampak yang diakibatkan oleh perusahaan yang dimana ini dapat dilihat dari pengungkapan ESG disclosure yang telah dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya pengungkapan ESG disclosure yang dilakukan oleh perusahaan perbankan, membuat masyarakat lebih mudah untuk mengetahui apa saja yang dilakukan perusahaan dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh operasionalnya dan juga untuk mengatasi masalah globalisasi dunia.

Faktor selain strategi keberlanjutan untuk mendukung operasional dalam perusahaan perbankan adalah capita adequacy ratio. Capital Adequacy Ratio ini merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan perbankan untuk menjaga keseimbangan operasional. Selain dari profitibiltas, capital adequacy ratio menjadi cadangan jika sewaktu – waktu terjadi masalah dimana profitabilitas perbankan mengalami kendala dan masalah kredit macet oleh nasabah. Dengan adanya capital adequacy ratio memberikan pernapasan bagi perusahaan perbankan dimana perusahaan perbankan memiliki dana cadangan untuk membantu operasionalnya agar tetap berjalan dengan baik.

Dalam penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu rasio dari total aset terdapat PDB dan rasio dari kapitalisasi pasar terhadap PDB. Variabel kontrol ini digunakan untuk mencegah adanya perhitungan bias antara variabel dependen, variabel independen, dan variabel moderasi.

Penelitian ini merupakan pengabungan dan pengembangan dari penelitian (Naser et al., 2024) dan (Nurdiati et al., 2023) yang menguji inovasi FinTech dan ESG disclosure terhadap profitabilitas. Pembaharuan dalam penelitian ini adalah dengan menambahkan variabel capital edaquacy ratio sebagai variabel moderasi.

 

Pengembangan Hipotesis

FinTech dan Profitabilitas

Penelitian Almubarak dan Aljughaiman (2024) menyatakan bahwa inovasi FinTech yang mengikuti perkembangan di Arab Saudi meningkatkan kinerja perbankan. Kinerja perbankan yang dimaksud adalah profitabilitas yang diukur menggunakan ROA. Penelitian (Dwivedi et al., 2021) menemukan bahwan adopsi FinTech memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja industry perbankan di UEA. Hal ini menjadi penting karena industri perbankan UEA melayani hampir 200 negara dan kinerjanya tergantung pada FinTech dan daya saing. Penelitian (Li, 2022) menggunakan model efek tetap dua arah dan model efek mediasi yang menemukan bahwa investasi di fintech secara signifikan meningkatkan kinerja perbankan. Dalam penelitian (Li, 2022) juga memberitahukan bahwa adanya konsekuensi mikroekonomi dari investasi fintech strategis yang dilakukan oleh bank – bank komersial. Ini memberikan kita pengetahuan bahwa pengembangan fintech saat ini mempengaruhi profitabilitas dari perusahaan. Penelitian (Liao, 2023) menyatakan bahwa FinTech dapat membantu bank secara langsung atau tidak langsung meningkatkan efisiensi mereka, yang mengarah ke keuntungan yang lebih tinggi atau biaya yang lebih murah. Hal ini menjadi dasar kesimpulan bahwa dengan mengembangkan fintech dapat sangat membantu operasional perbankan dan mengurangi biaya operasional untuk jangka panjang, sehingga dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh positif finTech terhadap profitabilitas.

 

ESG disclosure dan Profitabilitas

Penelitian Yuen et al. (2022) menyatakan bahwa kegiatan ESG dislosure mungkin akan menurunkan profitabilitas bank, tetapi kegiatan ESG disclosure dapat meningkatkan profitabilitas dalam waktu jangka panjang. Penelitian (Pulino et al., 2022) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara ESG disclosure terhadap kinerja perusahaan. ESG disclosure dapat meningkatkan kinerja perusahaan, baik sebagai faktor komprehensif maupun secara individual atau secara individual per pilar. Penelitian Almeyda dan Darmansya (2019) menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan secara statistik antara pengungkapan ESG disclosure dengan ROA dan dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa transparansi yang tinggi terkait informasi ESG disclosure dapat meningkatkan kinerja keuangan. Dengan adanya pengungkapan terhadap solusi dari dampak yang disebabkan oleh perusahaan, membuat masyarakat dan para investor akan lebih memiliki pikiran positif dalam perusahaan tersebut sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H2: Terdapat pengaruh positif ESG disclosure terhadap profitabilitas.

 

FinTech, Capital Adequacy Ratio dan Profitabilitas

Penelitian Wang et al. (2023) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat kecupukan modal yang tinggi lebih siap untuk mengelola risiko yang terkait dengan komitmen inovasi yang demikian dapat meningkatkan profitibilitas perusahaan itu sendiri. Penelitian (Amalia & Nugraha, 2021) menyatakan bahwa FDR, CAR, dan NPF memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Penelitian Jalloh (2024) menemukan bahwa peningkatan 1% dalam kecukupan modal menyebabkan peningkatan 0.307% dalam ROA. Dengan kata lain dalam penelitian yang dilakukan oleh Jalloh (2024) dapat disimpulkan adanya pengaruh positif capital adequacy ratio terhadap ROA. Dengan memiliki capital adequacy ratio yang tinggi secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jalannya operasional perbankan dimana pada saat melakukan pengembangan fintech perusahaan akan memerlukan biaya yang lebih besar sehingga capital adequacy ratio ini dapat digunakan sebagai dana cadangan bilamana profitabilitas dari perusahaan perbankan mengalami penurunan secara drastis. Hal ini dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Capital adequacy ratio memperkuat pengaruh positif finTech terhadap profitabilitas.

 

ESG disclosure, Capital Adequacy Ratio dan Profitabilitas

Penelitian Arseto (2022) menunjukkan bahwa capital adequacy ratio memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian Wahyudin et al. (2021) menunjukkan bahwa capital adequacy ratio memiliki pengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas. Penelitian Spaseska et al. (2022) menemukan bahwa capital adequacy ratio memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas bank di Makedonia Utara. Dalam pengungkapan ESG suatu perusahaan memerlukan biaya yang cukup besar yang akan mengakibatkan menurunnya profitabilitas dari perusahaan tersebut, tetapi dengan adanya capital adequacy ratio ini diharapkan dapat membantu menutupi biaya operasional perusahaan perbankan. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

H4: Capital adequacy ratio memperkuat pengaruh positif ESG disclosure terhadap profitabilitas.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dimana data berupa angka – angka yang menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari Bursa Efek Indonesia maupun website perusahaan perbankan itu sendiri. Sampel data yang digunakan didapatkan dari laporan tahunan, laporan keberlanjutan, dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan dari tahun 2020 sampai tahun 2022.

            Profitabilitas merupakan salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas itu sendiri bias dilihat dari beberapa faktor, tetapi yang paling sering digunakan adalah Return On Assets (ROA). Menurut Naser et al. (2024) metric ROA mengukur seberapa baik perusahaan menggunakan sumber dayanya yang mana dapat mengevaluasi efektivitas perusahaan dalam menciptakan laba. Dimana Return on Assets didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

 

 

            Menurut Naser et al. (2024) FinTech tingkat bank telah dibangun dengan metode analisis tekstual yang menilai dimensi input melalui 32 kata kunci di bawah empat kategori termauk: kecerdasan buatan, blockhain, komputasi awan, dan data besar. Dimensi output dievaluasi melalui pembayaran dan penyelesaian, alokasi sumber daya, manajemen risiko, dan kontruksi saluran teknologi.

 

Tabel 1. Kata Kunci Awal dari Indeks Pengembangan FinTech

Dimension

Keywords

Network transmission

E – Bank

Mobile phone banking

Online Banking

Network Banking

Internet banking abbreviation

 

 

 

Payment

QR code payment

Third party payment

Online payment

Mobile payment

Network payment

 

 

 

Resource allocation

Online lending

Network investment

P2P

Internet investment

Crowdfunding

P2P loan

 

 

Risk management

Internet financing

Online car insurance

Credit system

Online insurance

Internet Insurance

Network insurance

 

 

Big data technology

Big data

Big data analytics

Data mining

 

Big data management and application

 

 

 

Distributed technology

Cloud computing

Digital Currency

Cloud platform

Cloud service

Blockchain

Internet of things

 

 

AI technology

Artificial intelligence

Biometric identification

Face recognition

Intelligent robot

Fingerprint recognition

Natural Language Processing

 

 

 

Menurut Naser et al. (2024) untuk mengukur variabel FinTech dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1.     Normalisasi frekuensi kata kunci : sesuai dengan Guo dan Zhang (2023), kata kunci dinormalisasi menggunakan persamaan (1).

Peramaan 1

 

 

Dimana i=1,2. N indikasi bank, j=1,2. K indikasi kata kunci, dan t=1,2. T indikasi tahun. Xijt adalah frekuensi asli dari kata kunci j dari bank i pada tahun t. Yijt adalah frekuensi ternomalisasi dari kata kunci j dari bank i pada tahun t.

2.     Perhitungan entropi kata kunci j dengan menerapkan persamaan (2).

Persamaan 2

 

 

Dimana Ej adalah entropi dari kata kunci j.

3.     Perhitungan bobot entropi dari setiap kata kunci dengan menggunakan persamaan (3).

Persaamaan 3

 

 

Dimana adalah bobot entropi dari kata kunci j.

4.     Spesifikasi indeks FinTech bank dengan menggunakan persamaan (4).

Persaamaan 4

 

 

Dimana FinTechit adalah indeks dari bank i dalam tahun y.

           

Pengungkapan ESG sudah menjadi salah satu strategi dalam perusahaan, mengingat adanya globalisasi yang membuat para investor mulai peduli dengan strategi perusahaan dari segi non-keuangan. Oleh karena itu, dalam penelitian (Nurdiati et al., 2023) menggunakan kategori pengungkapan ESG pada CSRhub dikarenakan hal ini dapat menggambarkan kinerja non-keuangan perusahaan melalui indikator – indikator tertentu, yaitu lingkungan, sosial, karyawan, dan tata kelola perusahaan.

            Perusahaan perbankan dalam operasionalnya lebih banyak dalam memberikan kredit kepada perusahaan – perusahaan lain yang mengakibatkan perusahaan perbankan harus memiliki cadangan dana untuk menutupi kredit yang dipinjamkan kepada perusahaan lain agar operasionalmya tetap dapat berjalan dengan baik. Capital adequacy ratio merupakan dana candangan yang dimaksud dalam hal ini, dimana dengan adanya kecukupan modal diharapkan operasional perbankan tetap akan berjalan dengan baik jika terjadi masalah dengan profitabilitas perusahaan. Dengan kata lain, capital adequacy ratio ini dapat membantu meningkatkan profitabilitas secara langsung maupun tidak langsung. Dimana untuk capital adequacy ratio didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

 

Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Hasil deskriptif pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

 

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Deskriptif

 

ROA

FinTech

ESG diclosure

CAR

C1

C2

Mean

1.111246

0.032342

21.00000

0.332609

0.054145

0.018480

Median

0.875000

0.018864

20.50000

0.249050

0.005345

0.002443

Maximum

5.160000

0.183822

52.00000

1.699200

0.384545

0.212392

Minimum

-1.750000

0.001115

0.000000

0.115900

0.000554

0.000000

Std. Dev

1.181595

0.035313

16.03998

0.238689

0.104503

0.044490

Observation

90

90

90

90

90

90

Sumber: Data Olahan Eviews 12

 

Keterangan : Variabel independen : profitabilitas = ROA, Variabel dependen : FinTech = FinTech Index, ESG = ESG disclosure, Variabel moderasi : CAR, Variabel kontrol : C1 = rasio total aset terhadap PDB, C2 = rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB

 

Pemilihan Model Regresi Data Panel

Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat – syarat pengolahan data statistik yang benar sehingga dapat di pertanggungjawabkan secara statistik. Berikut langkah – langkah dalam menentukan model yang akan digunakan dalam penelitian ini.

 

Uji Chow

Hasil dari uji chow adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Chow

Effect Test

Prob

Cross-section Chi-square

0.0000

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 3 menunjukkan probabilitas dari chi-square sebesar 0.0000 lebih rendah dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang terpilih adalah fixed effect model. Kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan dengan menggunakan uji hausman untuk menentukan model yang terpilih fixed effect model atau random effect model.

 

Uji Hausman

Hasil dari uji hausman adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Uji Hausman

 

Prob

Cross-section random

0.2045

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 4 menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.2045 lebih besar dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang terpilih adalah random effect model. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji lagrange multiplier untuk menentukan model yang akan digunakan tetap random effect model atau common effect model.

 

Uji Lagrange Multiplier

Hasil dari uji lagrange multiplier adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil Uji Lagrange Multiplier

 

Cross-section

Both

Breusch-Pagan

0.0000

0.0000

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 5 menunjukkan nilai probabilitas Brucsh-Pagan sebesar 0.0000 lebih rendah dari 0.05, maka sesuai dengan hipotesa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah random effect model.

 

Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian regresi data panel, perlu dilakukan pengujian untuk asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Pengujian asumsi klasik ini menggunakan alat uji software eviews.

 

Uji Normalitas

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode jarque bera. Hasil dari uji normalitas adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas

Prob

Keputusan

0.453932

H0 diterima

Sumber: Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 6 menunjukkan nilai probabilitas jarque bera sebesar 0.453932 > 0.05 sehingga H0 diterima yang artinya data berdistribusi secara normal.

 

Uji Multikolinearitas

Dalam pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada nilai variance inflation factor (VIF). Hasil uji dari multikolinearitas adalah sebagai berikut:

 

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

Centered VIF

Fintech

8.067381

esg disclosure

4.020333

car

2.363045

fintech_car

7.289361

esg disclosure_car

3.489671

c1

4.598806

c2

3.540603

Sumber: Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 7 menunjukkan nilai VIF pada setiap variabel independen lebih rendah dari 10, maka dapat disimpulkan jika tidak ada terjadi multikolinearitas pada variabel independen.

 

Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas menggunakan uji Arch. Hasil uji dari heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Prob chi-square

Keputusan

0.5556

Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 8 menunjukkan nilai probabilitas chi-square sebesar 0.5556 > 0.05, maka dapat diputuskan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

 

Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi keberadaan kesalah pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Penelitian ini menggunakan metode Bruesch-Godfrey. Hasil uji dari autokorelasi adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi

Prob chi-square

Keputusan

0.0011

Terjadi Autokorelasi

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 9 menunjukkan nilai probabilitas bruesch-godfrey sebesar 0.0011 < 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi.

 

 

 

 

Uji Hipotesis

Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam penelitian ini layak atau fit untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji statistik F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil Uji Statistik F

Prob (F-statistic)

Kesimpulan

0.0011610

Model layak

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 10 menunjukkan nilai prob (f-statistic) sebesar 0.0011610 < 0.05, yang artinya model regresi dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk digunakan.

 

Uji Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan model dalam menjelaskan variasi antar variabel dependen dalam penelitian ini. Hasil uji adjusted r2 dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 11. Hasil Uji Adjusted R2

 

 

Adjusted R-squared

0.174873

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Hasil pada tabel 11 menunjukkan nilai adjusted r2 sebesar 0.174873 artinya besarnya variabel dependen (profitabilitas) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (fintech, esg disclosure, dan capital adequacy ratio) adalah sebesar 17,5%, sedangkan sisanya sebesar 82,5% dijelaskan oleh variabel independen lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

 

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan besarnya pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 12. Hasil Uji Statistik t

Variabel

Prediksi

Koefisien

Sig (1 tail)

Keputusan

C

 

0.377344

 

 

FinTech

+

22.70747

0.00545

H1 diterima

ESG disclosure

+

0.002532

0.4023

H2 ditolak

CAR

 

1.397656

0.0168

 

FinTech_CAR

+

-93.59459

0.00315

H3 ditolak

ESG disclosure_CAR

+

0.010143

0.3356

H4 ditolak

C1

 

-0.295030

0.45895

 

C2

 

14.19837

0.0113

 

Sumber : Data Olahan Eviews 12

 

Keterangan : Variabel independen : profitabilitas = ROA, Variabel dependen : FinTech = FinTech Index, ESG = ESG disclosure, Variabel moderasi : CAR, Variabel kontrol : C1 = rasio total aset terhadap PDB, C2 = rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB

Pada regresi data panel telah ditentukan menggunakan model random effect model, maka rumus pada model rondom effect model sebagai berikut :

 

ROAit    =        α + β1FTit+ β2ESGit+ β3CARit + β4FT*CARit + β5ESG*CARit + β6RAPDBit+ β7RCMPDBit + εit

        

Berdasarkan hasil pada tabel 4.11, maka regresi data panel ini adalah sebagai berikut:

 

ROAit    =0.377344 + 22.70747it+ 0.002532it+ 1.397656it – 93.59459it + 0.010143it – 0.295030it+ 14.19837it + εit

        

Bedasarkan hasil pada tabel 12, nilai koefisien pada variabel FinTech adalah sebesar 22.70747 dan nilai sig pada variabel FinTech adalah sebesar 0.00545 < 0.05, sehingga H1 diterima. Hal ini berarti variabel FinTech berpengaruh signifikan positif terhadap variabel profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian (Pham et al., 2024) yang menunjukkan bahwa adanya dampak signifikan perkembangan FinTech terhadap profitabilitas bank di Vietnam. Penelitian (Siska, 2022) menyatakan bahwa layanan FinTech memiliki dampak pada ROA. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Jarah et al., 2024) yang menunjukkan bahwa adopsi solusi FinTech oleh bank memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas bank itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan dengan adanya penggunaan FinTech dalam operasional di perusahaan perbankan akan membuat profitabilitas dari bank tersebut meningkat. FinTech sendiri sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat dikarenakan perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini yang membuat semua perusahaan tanpa terkecuali harus mampu mengikuti perkembangan tersebut agar tetap dapat bersaing dalam perekonomian dunia.

         Hasil pada tabel 12, menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki pada variabel ESG disclosure adalah sebesar 0.002532 dan nilai sig  pada variabel ESG disclosure adalah sebesar 0.4023 > 0.05, sehingga H2 ditolak. Hal ini berarti variabel ESG disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lamanda & Tamásné Vőneki, 2024) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kinerja perbankan dengan ESG disclosure. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sekarang ini ESG disclosure dalam perusahaan masih dalam tahap awal yang dimana jika pengungakapan Environmental, Social, dan Governance dilakukan secara bersamaan masih menunjukkan hasil yang rendah dalam mempengaruhi variabel ROA, sedangkan jika pengungkapan Environmental, Social, dan Governance dilakukan secara terpisah maka yang memiliki pengaruh hanya Environmental (Loan et al., 2024).

         Berdasarkan pada hasil uji statistik t menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki variabel FinTech yang dimoderasi oleh variabel CAR sebesar -93.59459 dan nilai sig yang dimiliki sebesar 0.00315 < 0.05, sehingga H3 ditolak. Hal ini memiliki arti bahwa variabel FinTech yang dimoderasi oleh variabel CAR memiliki pengaruh negatif terhadap variabel ROA. Dalam bawasannya CAR merupakan dana cadangan yang dimiliki oleh bank untuk membantu jalannya operasional perusahaan perbankan. Untuk mengembangkan FinTech sendiri awalnya akan memerlukan biaya yang cukup besar yang mengakibatkan profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan perbankan, sehingga hal ini akan mengakibatkan perusahaan akan memakai dana cadangan (CAR) yang dimiliki oleh bank untuk membantu menjalankan operasionalnya. Secara matematis ini akan menurunkan profitabilitas yang dimiliki oleh perbankan jika dana cadangan yang dimiliki mengalami penurunan dikarenakan perusahaan perbankan tersebut memiliki dana terbatas diluar dari profitabilitas yang dimilikinya.

         Berdasarkan hasil uji statistik t menunjukkan nilai koefisien yang dimiliki variabel ESG disclosure yang dimoderasi oleh variabel CAR sebesar 0.010143 dan nilai sig yang dimiliki sebesar 0.3356 > 0.05, sehingga H4 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel CAR tidak dapat memperkuat pengaruh ESG disclosure terjadap ROA. ESG disclosure sendiri masih belum terlalu dilihat dalam investasi yang dilakukan investor di Indonesia, sehingga hal ini menyimpulkan bahwa ada atau tidak adanya variabel CAR tidak akan mengubah hasil dari variabel ESG disclosure terhadap ROA.

 

Kesimpulan

         Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang dihasilkan dari FinTech dan ESG disclosure yang dimoderasi oleh Capital adequacy ratio terhadap profitabilitas yang diukur dengan ROA. Peneliti menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2020 – 2022. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa FinTech memiliki pengaruh signifikan positif terhadap ROA, dimana variabel CAR tidak memperkuat pengaruh dan bersifat negatif terhadap ROA. Selain itu, ESG disclosure tidak memiliki pengaruh terhadap ROA dan variabel CAR tidak dapat memperkuat pengaruh ESG disclosure terhadap ROA. Disisi lain, variabel CAR sendiri memiliki pengaruh positif terhadap ROA. Terdapat keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan 90 data sampel perusahaan perbankan yang dikarenakan terdapat data outlier yang harus dibuang.

         Saran untuk peneliti selanjutnya adalah dampak menambahkan data sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya jika menggunakan sampel perusahaan perbankan dengan memperpanjang periode penelitian. Peneliti selanjutnya juga dapat menambahkan variabel independen lain yang diduga dapat memperkuat pengarauhnya terhadap profitabilitas.

 

BIBLIOGRAFI

 

Almeyda, R., & Darmansya, A. (2019). The Influence of Environmental, Social, and Governance (ESG) Disclosure on Firm Financial Performance. IPTEK Journal of Proceedings Series, 0(5), 278. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2019i5.6340

Amalia, S., & Nugraha, N. M. (2021). The Impact of Financial Ratio Indicators on Banking Profitability in Indonesia. Turkish Journal of Computer and Mathematics Education, 12(8), 580–588. https://doi.org/10.37817/ikraith-ekonomika.v6i2.2372

Arseto, D. (2022). The Effect of Capital Adequacy Rasio (CAR) and Liquidity on Profitability of Islamic Comercial Banks in Indonesia for The 2015-2019 Period. International Journal of Multidisciplinary Research and Analysis, 05(01), 909–915. https://doi.org/10.47191/ijmra/v5-i1-04

Dwivedi, P., Alabdooli, J. I., & Dwivedi, R. (2021). Role of FinTech Adoption for Competitiveness and Performance of The Bank: A Study of Banking Industry in UAE. International Journal of Global Business and Competitiveness, 16(2), 130–138. https://doi.org/10.1007/s42943-021-00033-9

Guo, P., & Zhang, C. (2023). The Impact of Bank FinTech on Liquidity Creation: Evidence from China. Research in International Business and Finance, 64. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2022.101858

Jalloh, M. A. (2024). Examining the Impact of Capital Adequacy on Bank’s Profitability in Sierra Leone. Economic Insights – Trends and Challenges, 2024(1), 61–70. https://doi.org/10.51865/eitc.2024.01.06

Jarah, B. A. F., Alghadi, M. Y., Al-Zaqeba, M. A. A., Mugableh, M. I., & Zaqaibeh, B. (2024). The influence of financial technology on profitability in Jordanian commercial banks. Humanities and Social Sciences Letters, 12(2), 176–188. https://doi.org/10.18488/73.v12i2.3661

Kurnia, W. I., Kurnia, R., Tuankotta, M. H., & Kisanjani, A. (2023). Implementasi BPOMM Dalam Mengevaluasi Level Kematangan Proses Bisnis UMKM. Metode Jurnal Teknik Industri, 9(2), 154–163. www.gerbangumkmborneo.com

Lamanda, G., & Tamásné Vőneki, Z. (2024). Is ESG disclosure associated with bank performance? Evidence from the Visegrad Four countries. Management of Environmental Quality: An International Journal, 35(1), 201–219. https://doi.org/10.1108/MEQ-02-2023-0064

Li, Z. (2022). Does Fintech Investment in Commercial Banks Improve Business Performance ? 2–3.

Liao, C. S. (2023). How Does Fintech Affect bank Efficiency in Taiwan? PLoS ONE, 18(8), 1–21. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0289629

Loan, B. T. T., Anh, T. T. L., & Hoang, T. (2024). ESG disclosure and financial performance: Empirical study of Vietnamese commercial banks. Banks and Bank Systems, 19(1), 208–220. https://doi.org/10.21511/bbs.19(1).2024.18

Loura, I. C. de. (2016). Fractal Sustainability. In Fractal Sustainability. https://doi.org/10.4324/9781315582900

Naser, H., Sultanova, G., & Nahar, S. (2024). The Impact of Fintech Innovation on Bank’s Performance: Evidence from the Kingdom of Bahrain. International Journal of Economics and Financial Issues, 14(1), 136–143. https://doi.org/10.32479/ijefi.15512

Nurdiati, N., Susilowati, D., Rokhayati, H., Soedirman, U. J., Soedirman, U. J., & Soedirman, U. J. (2023). The Effect of Environmental, Social, Governance (ESG) Disclosure on Company Performance. 32, 609–624.

Pham, P. T., Tran, B. T., Huynh, T. H., Popesko, B., & Hoang, D. S. (2024). Impact of Fintech’s Development on Bank Performance: An Empirical Study from Vietnam. Gadjah Mada International Journal of Business, 26(1), 1–22. https://doi.org/10.22146/gamaijb.71040

Pulino, S. C., Ciaburri, M., Magnanelli, B. S., & Nasta, L. (2022). Does ESG Disclosure Influence Firm Performance? Sustainability (Switzerland), 14(13), 1–18. https://doi.org/10.3390/su14137595

Siska, E. (2022). Financial Technology (FinTech) and Its Impact on Financial Performance of Islamic Banking. ARBITRASE: Journal of Economics and Accounting, 2(3), 102–108. https://doi.org/10.47065/arbitrase.v2i3.338

Spaseska, T., Hristoski, I., & Odzaklieska, D. (2022). The Impact Of Capital Adequacy Ratio On Banks’ Profitability In The Republic Of North Macedonia. Economy Series, 1, 15–37. https://www.utgjiu.ro/revista/ec/pdf/2022-01/02_Spaseska.pdf

Suchman, M. C. (1995). Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches. The Academy of Management Review, 20(3), 571. https://doi.org/10.2307/258788

Wahyudin, A., Kiswanto, K., & Nuhaaya, A. (2021). Net Interest Margin and Capital Adequacy ratio: Mediating influence of Bank Profitability. Jurnal Dinamika Akuntansi, 13(2), 196–204. https://doi.org/10.15294/jda.v13i2.32404

Wang, J. H., Wu, Y. H., Yang, P. Y., & Hsu, H. Y. (2023). Sustainable Innovation and Firm Performance Driven by FinTech Policies: Moderating Effect of Capital Adequacy Ratio. Sustainability (Switzerland), 15(11). https://doi.org/10.3390/su15118572

Yuen, M. K., Ngo, T., Le, T. D. Q., & Ho, T. H. (2022). The Environment, Social and Governance (ESG) Activities and Profitability Under COVID-19: Evidence from The Global Banking Sector. Journal of Economics and Development, 24(4), 345–364. https://doi.org/10.1108/jed-08-2022-0136

 

 

Copyright holder:

Julyani Suryani, Vinola Herawaty (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: