Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 9, No. 10, Oktober 2024

 

PENGARUH TAX AVOIDANCE, DAN GREEN ACCOUNTING TERHADAP EARNINGS PERSISTANCE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP HARGA SAHAM

 

Erny Afrianti

Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tax avoidance dan green accounting terhadap persistensi laba perusahaan dan dampaknya terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode asosiatif untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Sumber data penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019-2022. Data dikumpulkan dari website BEI (www.idx.co.id) dan www.investing.com, serta melalui literatur dan jurnal ilmiah terkait. Populasi penelitian terdiri dari 24 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar di BEI dan mengungkapkan laporan keuangan selama empat tahun berturut-turut sejak 2019 hingga 2022. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan bantuan software Eviews 12. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax avoidance dan green accounting memiliki pengaruh signifikan terhadap persistensi laba perusahaan. Selain itu, persistensi laba juga terbukti memiliki dampak positif terhadap harga saham. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa praktik penghindaran pajak dan penerapan akuntansi hijau dapat mempengaruhi kualitas laba perusahaan, yang pada gilirannya berdampak pada persepsi investor terhadap nilai saham perusahaan. Implikasi penelitian ini adalah perlunya perusahaan untuk lebih transparan dalam pengelolaan pajak dan mengintegrasikan praktik-praktik akuntansi yang ramah lingkungan guna meningkatkan kepercayaan investor dan keberlanjutan perusahaan.

Kata Kunci: tax avoidance, green accounting, persistensi laba, harga saham, Bursa Efek Indonesia

 

Abstract

This study aims to examine the influence of tax avoidance and green accounting on earnings persistence and its impact on stock prices. The research uses a quantitative approach with an associative method to determine the relationships between the variables studied. The data source for this study is secondary data obtained from the financial statements of palm oil plantation companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period 2019-2022. Data were collected from the IDX website (www.idx.co.id) and www.investing.com, as well as through related literature and scientific journals. The study population consists of 24 palm oil plantation companies listed on the IDX that disclosed financial statements for four consecutive years from 2019 to 2022. The data analysis method used is multiple linear regression analysis with the help of Eviews 12 software. The results show that tax avoidance and green accounting significantly influence the earnings persistence of companies. Additionally, earnings persistence is proven to have a positive impact on stock prices. The conclusion of this study is that tax avoidance practices and the implementation of green accounting can affect the quality of a company's earnings, which in turn impacts investor perceptions of the company's stock value. The implications of this research are the need for companies to be more transparent in tax management and to integrate environmentally friendly accounting practices to enhance investor trust and corporate sustainability.

Keywords: tax avoidance, green accounting, earnings persistence, stock prices, Indonesia Stock Exchange

 

Pendahuluan

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah peningkatan kinerja perusahaan, kinerja perusahaan yang kondusif bisa dilihat melalui bagaimana perusahaan menciptakan sebuah laba atau keuntungan dari periode lalu dan periode-periode selanjutnya (Deng et al., 2000). Informasi terkait laba memiliki peranan begitu krusial untuk perusahaan yang memiliki kepentingan pada sebuah perusahaan. Bagian internal serta eksternal perusahaan kerap memakai laba menjadi landasan untuk mengambil keputusan. Sedangkan Laba yang bermutu ialah laba yang dapat merefleksikan keberlanjutan laba pada masa mendatang, yang ditetapkan elemen akrual serta aliran kasnya (He et al., 2020).

Sedangkan Bellovary et al. (2005) merangkum 8 model serta 51 karakteristik peneliti guna melakukan pengukuran mutu laba. Mereka melakukan penawaran sebuah EQA yang memberikan ketersediaan pengukuran independensi mutu laba perusahaan. EQA berisikan 20 karakteristik yang memberi pengaruh mutu laba serta melakukan evaluasi beberapa tahun laporan keuangan Salah satu dari 20 kriteria yang mempengaruhi kualitas laba adalah Prosentase tingkatan perpajakan yaitu makin besar penyelewengannya pada perundang-undangan perpajakan artinya makin minim skor EQ.

Penyimpangan  pajak  dapat  terjadi  dimana  perusahaan  dapat melkukan pencarian celah pada perundang-undangan pajak (Huseynov & Klamm, 2012). Terlebih perusahaan besar yang mesti memperbesar profitnya di mata umum. Perusahaan yang memiliki laba kecil, memiliki performa yang kemudian menurun hingga menyebabkan harga saham miliknya pun menurun (Brush & Chaganti, 1999). Perihal tersebut menyebabkan reputasi turu di hadapan relasi perdagangannya. Hingga mereka kemudian kelepasan relasi yang menyebabkan kerugian yang lebih besar dibanding pemotongan tarif perpajakan. Ada 3 cara penyimpangan pajak melalui penolakan aktif pada perpajakan ialah, penghindaran perpajakan, penggelapan perpajakan, serta mengabaikan perpajakan (Pickhardt & Prinz, 2014). Pada literasi keagenan, penghindaran perpajakan bisa menjembatani peluangan manajerial guna melaksanakan pemanipulasian laba ataupun pemosisian sumber daya yang tidaklah selaras. Hanlon (2010) memberikan definisi penghindaran perpajakan menjadi peminimalisir perpajakan dengan eksplisit. Aktivitas penghindaran perpajakan menimbulkan peluang untuk manajemen pada pelaksanaan kegiatan yang dibentuk guna menutup kabar buruk ataupun memberikan kesesatan investor (Desai & Dharmapala, 2009).

Di lain sisi  upaya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi yang akan berdampak pada keuntungan Perusahaan antara lain dengan pemanfaatan teknologi modern baik dalam produksi barang, pengurangan biaya pemanfaatan sumber daya yang lebih terjangkau, Langkah-langkah  ini diambil untuk memastikan pemangku kepentingan menerima hasil yang paling menguntungkan, namun di era revolusi industri 4.0 pelaku usaha tidaklah sekedar  memprioritaskan  pemilik  serta  pengelola perusahaan  namun  juga  semua  pihak  yang  berkaitan  dengan  perusahaan  dalam  berbagai  hal,  termasuk  karyawan, pelanggan,  masyarakat,  dan  lingkungan.  Karena kepentingan  banyak  pihak  tidak  bisa dipisahkan  dari  keberadaan  perusahaan.  Pelestarian  lingkungan  hidup  adalah  salah  satunya.

Produktivitas  dan  efisiensi  sering  kali  mengarah  pada  peningkatan  kualitas  lingkungan,  terutama  karena penurunan  fungsi  tanah (Mujan et al., 2019).  Perlindungan  lingkungan  mempunyai  keuntungan  jangka  panjang  bagi  Perusahaan dan  bermanfaat  bagi  masyarakat  sekitar (Song et al., 2017). Industri saat ini menjadi semakin prihatin dengan factor lingkungan karena diyakimi mempengaruhi keuangan Perusahaan, dunia usaha berharap bahwa dengan meningkatkankinerja lingkungannya, mereka juga akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya,. Green Accounting adalah usaha guna memberikan peningkatan kinerja ekonomi Perusahaan dengan tidak berdampak negatif pada lingkungan, peristilahan dari inisiatif berikut ialah “menghijaukan” tahapan akuntansi. berdasarkan informasi yang disampaikan di atas studi berikut memiliki tujuan guna mengetahui pengaruhnya green accounting pada keberlangsungan laba Perusahaan di masa depan (Cho & Patten, 2013). Meskipun  para  ahli  mendefinisikan  keberlanjutan  dalam  berbagai  cara,  keberlanjutan didefinisikan  secara  mendasar  berdasarkan  tiga  elemen:  ekonomi,  lingkungan,  dan  sosial.  Dinyatakan  sebagai  cerminan  konsep  keberlanjutan  pada  bisnis,  konsep  Corporate  Sustainability  Performance  (CSP)  secara  umum.

Laporan keberlanjutan  menjelaskan  bagaimana  kinerja  bisnis  yang  mengadopsi  konsep  keberlanjutan  dalam  keberlanjutan,  dan  jumlah  perusahaan  yang  menerbitkan  laporan  keberlanjutan  semakin  meningkat  akhir-akhir  ini.  Meskipun  demikian,  dalam  beberapa  tahun  terakhir,  perusahaan  lebih  menekankan  keberlanjutan untuk  menunjukkan  kepekaan  mereka  terhadap  lingkungan  dan  masyarakat  di  tempat  mereka  beroperasi.  Akibatnya, seiring  dengan  meningkatnya  kesadaran  perusahaan  dari  waktu  ke  waktu,  pertanyaan  tentang  bagaimana  hal  ini mempengaruhi  kinerja  keuangan  pun  mengemuka.  Profitabilitas menunjukkan  efektivitas  keputusan  operasional  dan investasi  perusahaan,  sedangkan  rasio  profitabilitas  menilai  seberapa  baik  suatu  fasilitas  menggunakan  sumber  dayanya  untuk  memaksimalkan  pendapatan  (Luo, 2003). Selain itu,  meningkatkan  citra  positif  perusahaan  memerlukan  tindakan  penyeimbangan  yang  cermat  dengan  kinerjanya.  Hal ini mungkin  mahal,  namun  jika  dilakukan  dengan  benar,  biaya  ini  dapat  dikurangi  dengan  membantu  menutupi  biaya operasional  (Foroudi et al., 2019).

Kesanggupan perusahaan untuk memberikan hasil laba menampilkan keberadaan perusahaan. Makin tinggi laba yang diraih perusahaan sehingga investor ataupun calon investor condong meyakini bahwasanya perusahaan tersebut dapat bertahan di tengah kompetitif, kondisi berikut kemudian menarik investor guna mempunyai saham itu (Renneboog et al., 2008). Kebalikannya perusahaan yang tidaklah dapat meraih laba yang besar menampilkan bahwasanya rentabilitas perusahaan rendah hingga memberi pengaruh kehendak investor guna melakukan penanaman modalnya pada perusahaan itu. Setelah itu untuk deb to equit ratio tiap perbankan mendapati flaktuasi tiap periodenya. Perusahaan yang beroperasi pada sektor finansial semisal perbankan, perusahaan asuransi serta investasi condong mempunyai DER yang besar, dikarenakan mayoritas dana yang ia kelola ialah dana pihak ketiga, pada perihal berikut dana pihak ketiga berdasarkan akuntansi dinilai menjadi liabilitas ataupun piutang (Deitiana, 2013: 75)

Berdasarkan informasi yang disampaikan diatas, Tujuan daripada paper studi berikut ialah guna menguji bagaimana hubungan tax avoidance serta green accounting terhadap informasi mengenai persistensi laba serta dampaknya terhadap harga saham.

 

 

 

Hipotesis

Tax Avoidance berpengaruh terhadap Persistensi Laba

Rendahnya Tingkat penghindaran pajak yang di ukur dengan cash effective tax rate memiliki arti bahwasanya minimnya kas yang dibayarkan untuk membayarkan pajak serta menjadi tolak ukur dilaksanakannya perancangan pajak. Makin minimnya nilai cash effective tax rate memberikan tanda perancangan perpajakan agresif serta kemudian menampilkan lebih minimnya tingkatan persistensi laba dibandingkan perusahaan yang memiliki nilai cash effective tax rate lebih tinggi. Perusahaan mempunyai nilai cash effective tax rate lebih tinggi jika perancangan perpajakan yang diusahakannya memiliki sifat tidaklah agresif, hingga bisa diupayakan ulang pada periode setelahnya. Terlebih apabila manajemen meninjau ulang usaha yang dilaksanakannya sukses memberikan penurunan beban perpajakan yang memberikan hasil keuntungan sesudah perpajakan yang dikehendaki manajemen guna mendapatkan kompensasi yang dikehendakinya serta mengakibatkan laba periode berkaitan menjadi persistensi (Tania & Iskandar, 2021)

H1 = Tax Avoidance berpengaruh terhadap persitensi laba

 

Green Accounting berpengaruh terhadap Persistensi Laba

Korelasi antar bisnis serta khalayak ialah penekanan inti melalui konsep legitimasi. Profit finansial pada periode mendatang guna bisnis bisa diperoleh melalui ketersediaan barang yang ramah lingkungan. Saat khalayak berkembang lebih sadar berdasarkan ekologis, pemakaian akuntansi hijau oleh perindustrian mungkin menjadi daya tarik khas untuk konsumen. Handoko dan Yanti (2023) menyampaikan bahwasanya Green Accounting memberi pengaruh pada Persistensi Laba.

H2 = Green Accounting berpengaruh terhadap persistensi laba

 

Tax Avoidance berpengaruh terhadap Harga Saham

Tax avoidance bisa didefinisikan menjadi pemanipulasian pendapatan dengan legal yang masihlah selaras terhadap ketetapan UU pajak guna memangkas total perpajakan yang terutang, hingga kemudian memberikan kenaikan laba perusahaan serta kemudian memberikan dampak kepada harga saham (Armstrong et al., 2015). Tax avoidance yang memberi pengaruh pada harga saham memberikan arti bahwasanya Kesanggupan untuk melaksanakan maksimalisasi pada pengantisipasian adanya penghindaran perpajakan adalah pertanda positif untuk investor dikarenakan memberikan tanda bahwasanya perusahaan dalam kondisi likuiditas yang kondusif serta kesanggupan perusahaan untuk mencukupi keperluan investor berwujud profit atau laba yang dihasilkan. Dengan semakin rendahnya penurunan penghindaran perpajakan memberikan tanda dengan maksimal bahwasanya perusahaan dapat melakukan pembayaran perpajakannya. Untuk investor informasi terkait kesanggupan perusahaan dalam penjagaan likuiditas serta bisa mencukupi keperluan investor pastinya menjadi informasi yang krusial, pada perihal berikut penghindaran perpajakan adalah satu diantara perihal yang mesti diberikan perhatian sebelum melakukan investasi. Dengan makin minimnya tingkatan penghindaran perpajakan yang ada sehingga investor kemudian percaya terhadap dananya yang sudah diinvestasikan kepada perusahaan itu dikarenakan perusahaan memberikan hasil kinerja yang maksimal. Setelah itu perihal berikut selaras terhadap konsep sinya yang mengarah kepada urgensinya informasi meliputi berwujud laporan keuangan, kegiatan serta lainnya, hal berikut pun menunjukkan bahwasanya makin banyak penghindaran perpajakan yang dilaksanakan sebuah perusahaan bisa memberikan penurunan tingkatan penentuan keputusan sebuah investor ataupun hal beriku bisa sebagai kabar buruk, sehingga perusahaan diminta guna memberikan hasil kinerja perusahaan yang optimal hingga harga sahamnya bisa terjaga.

 

H3 = Tax Avoidance berpengaruh terhadap harga saham dengan persistensi Laba sebagai variable intervening

 

Green Accounting berpengaruh terhadap harga saham

Penyampaian pembiayaan lingkungan dapat memberikan peningkatan nilai melalui pemilik saham dikarenakan rasa peduli perusahaan pada pelestarian lingkungan. Pemilik saham bisa lebih mudah serta cepat memperoleh informasi melalui penyampaian itu hingga memudahkan untuk mengambil keputusan. Studi Zulhaimi (2015) menyampaikan bahwasanya ada kenaikan perkembangan harga saham sesudah mengimplementasikan green accounting. Pada studi Utami (2008) terkait pengaruh penyampaian lingkungan pada kinerja finansial serta kinerja saham menampilkan perolehan bahwasanya penyampaian lingkungan memberi pengaruh pada  kinerja saham.

H4 = Green Accounting berpengaruh terhadap harga saham dengan Persistensi Laba sebagai variable intervening

 

Persistensi Laba berpengaruh terhadap Harga Saham

Laba yang konsisten bisa memberi pertanda positif terkait prospek pertumbuhan perusahaan pada periode mendatang (Dichev et al., 2013). Investor cenderung menghargai prospek pertumbuhan yang positif dengan harga saham yang lebih tinggi

H5 = Persistensi Laba berpengaruh terhadap Harga Saham

 

Metode Penelitian

Variasi studi berikut adalah studi kuantitatif dikarenakan pada penyelenggaraannya mencakup data analisa serta interpretasi terkait makna serta data yang didapatkan yang berwujud numerik. Studi berikut memakai data sekunder berwujud laporan keuangan tahunan perusahaan Tambang yang tercantum pada BEI periode 2020-2022. Sampel pada studi berikut memakai metode purposive sampling. Karakteristik pemilihan Populasi & Sample

1)    Perusahaan Tambang yang tercantum pada BEI periode 2020-2022 yang menerbitkan laporan keuangan dengan berturut-turut

2)    Mempunyai data lengkap untuk variable yang sedang di teliti

 

Teknik Analisis Data

Statistik Deskriptif

Proses uji statistik deskriptif dipakai guna memberi representasi profil data sampel. Statistik deskriptif pun memberikan manfaat guna menjelaskan variabel pada studi berikut, ialah kemudian memberi representasi umum melalui setiap variabel studi. Statistik deskriptif yang dipakai diantaranya: rerata, standard deviation, maksimum, minimum ataupun tabel serta chart.

Uji Asumsi Klasik

Dengan memakai teknik OLS pada perhitungan persamaan regresi, sehingga pada analisa regresi itu terdapat beberapa asumsi yang wajib dicukupi supaya persamaan regresi itu valid saat dipakai pada studi. Asumsi itu dinamakan asumsi klasik.

 

 

Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) sebenarnya melakukan pengukuran seberapakah jauhnya kesanggupan model untuk menjelaskan variasi variabel terikat. Hasil R2 ialah antar 0 serta hingga 1. Hasil adjusted R2 yang mendekati satu artinya kesanggupan variabel bebas memberi nyaris seluruh informasi yang diperlukan guna melakukan prediksi variasi variabel terikat (Ghozali, 2005).

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil Uji Statistik Deskriptif

 

Tabel 1. Uji Statistik Deskriptif

Variable

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Tax Avoidance

156

-21.17

12.66

-1.889

2.10877

Green Accounting

156

.00

5.00

1.3974

1.59305

Stock Price

156

50.00

49000.00

2847.4231

6906.51053

Earning Persistence

156

-0.52

1.45

.1563

.27277

Valid N (listwise)

156

 

 

 

 

Sumber: Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Menurut Perolehan Pengujian Deskriptif tersebut, bisa digambarkan pendistribusian data yang di dapat oleh penulis :

1)  Variable Tax Avoidance (X1), dari data tersebut bisa di deskripsikan bahwa nilai minimum -21.17 yaitu pada PT Indo Starits Tbk sedangkan nilai maksimum sebesar 12.66 yaitu PT Dana Brata Luhur, Rata-rata sebesar -1.889 dan standar deviasi data Tax Avoidance adalah 2.10877

2)  Variable Green Accounting (X2), dari data tersebut bisa di deskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum adalah 5, Rata-rata sebesar 1.3974 dan standar deviasi Green Accounting adalah 1.59305

3)  Variable Harga saham (Z), dari data tersebut bisa di deskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 50 dan nilai maksimum 49.000, sedangkan rata-rata sebesar 2.847.42, dan standar deviasi Harga Saham adalah 6.906.

4)  Variable Persistensi Laba (Y),dari data tersebut bisa di deskripsikan bahwa nilai minimum sebesar -52, dan nilai maksimum 1.45, sedangkan untuk rata-rata 1.563. dan standar deviasi Persistensi Laba adalah 0.272

 

Uji Asumsi Klasik

a.     Uji Normalitas

Tabel 2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

156

Normal Parametersa,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

,64633841

Most Extreme Differences

Absolute

,120

Positive

,120

Negative

-,105

Test Statistic

,120

Asymp. Sig. (2-tailed)c

,200d

Monte Carlo Sig. (2-tailed)e

Sig.

,393

99% Confidence Interval

Lower Bound

,380

Upper Bound

,405

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Berdasarkan Hasil Uji tersebut, Data terdistribusi normal dimana hasil sig 0.200 > 0.05

 

b.     Uji Normalitas

Tabel 3. Uji Normalitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-,423

1,930

 

-,219

,833

 

 

Tax Avoidance

-,015

,114

-,069

-,130

,900

,408

2,448

Green Accounting

,463

,507

,605

,914

,391

,261

3,825

Stock Price

-,258

,591

-,206

-,436

,676

,516

1,937

a. Dependent Variable: Earning Persistance

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Berdasarkan table diatas Hasil menunjukkan bahwa seluruh variable memperoleh tolerance > 0.10 dan VIF < 10, maka dapat disimpulkan seluruh variable tidak terjadi multikolinieritas.

 

c.     Uji Heteroskedasitas

Tabel 4. Uji Heteroskedasitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

,502

,136

 

3,690

,001

Tax Avoidance

,022

,037

,163

,598

,555

Green Accounting

-,008

,105

-,021

-,076

,940

a. Dependent Variable: Abs_Res1

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Jika nilai sig > 0.05 maka tidak terjadi gejala heteroskedasitas, Berdasarkan hasil diatas menunjukkan bahwa seluruh variable tidak terjadi gejala heteroskedasitas.

 

 

 

 

 

 

d.     Uji Autokorelasi

Tabel 5. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,591a

,349

,070

,41866

2,180

a. Predictors: (Constant), Stock Price, Tax Avoidance, Green Accounting

b. Dependent Variable: Abs_Res2

Sumber: Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Jika dU < d < 4-dU , maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi, berdasarkan hasil data diatas nilai d = 2.180 dU = 1.7776 4-dU = 2.2224 berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 1.7776 <2.180<2.2224  maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

 

e.   Uji Hipotesis

Uji Koefisien Jalur 1

Tabel 6. Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

,093

,028

 

3,290

,001

Tax Avoidance

,003

,010

,361

,272

,043

Green Accounting

,046

,013

,267

3,429

<,001

a. Dependent Variable: Earning Persistance

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Mengacu pada output Regresi Model 1 pada bagian tabel “coefficients” dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel yaitu X1 = 0.043 lebih kecil dari 0.05 dan X2 = <0.001 lebih kecil dari 0.05, hasil ini memberikan Kesimpulan bahwa regresi Model 1 yakni, variable X1 berpengaruh terhadap Y dan X2 berpengaruh signifikan terhadap Y, artinya Tax Avoidance berpengaruh terhadap Persistensi Laba dan Green Accounting berpengaruh signifikan terhadap Persistensi Laba.

 

Tabel 7. Uji Hipotesis

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,705a

,497

,282

,55789

a. Predictors: (Constant): Tax Avoidance, Green Accounting

b. Dependent Variable: Earning Persistance

 

 

 

 

 

 

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Besarnya nilai R square yang terdapat pada table Model Summary adalah sebesar 0.497 hal ini menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh X1 dan X2 terhadap Y adalah sebesar 49.7% sementara sisanya 50.3% merupakan kontribusi dari variable-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Sementara nilai e1 = √(1-0.497) = 0.7092

 

Uji Koefisien Jalur 2

Tabel 8. Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

643,354

713,019

 

,902

,368

Tax Avoidance

117,201

246,087

,436

,476

,035

Green Accounting

779,098

337,956

,180

2,305

,023

Earning Persistance

7275,444

1972,533

,287

3,688

<,001

a. Dependent Variable: Stock Price

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Mengacu pada output Regresi Model 1 pada bagian tabel “coefficients” dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel yaitu X1 = 0.035 dan X2 = 0.23 dan Y = <0.001 lebih  lebih kecil dari 0.05, hasil ini memberikan Kesimpulan bahwa regresi Model 2 yakni, variable X1 X2 dan Y berpengaruh signifikan terhadap Z, artinya Tax avoidance, Green Accounting dan Persistensi Laba berpengaruh terhadap Harga Saham

 

Tabel 9. Uji Hipotesis

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,379a

,543

,127

6454,83602

a. Predictors: (Constant), Earning Persistance, Tax Avoidance, Green Accounting

b. Dependent Variable: Stock Price

 

 

Sumber : Output SPSS 29, Data Sekunder telah diolah

 

Besarnya nilai R square yang terdapat pada table Model Summary adalah sebesar 0.543 hal ini menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh X1, X2 dan Y terhadap Z adalah sebesar 54.3% sementara sisanya 45.7% merupakan kontribusi dari variable-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Sementara nilai e2 = √(1-0.543) = 0.676

 

Text Box: E2 = 0.676
Text Box: Stock Price (Z)
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1. Hipotesis Penelitian

Pembahasan Hipotesis

1)    Analisis pengaruh X1 terhadap Y

Diperoleh nilai signifikansi X1 sebesar 0.043 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara langsung terdapat pengaruh signifikan X1 terhadap Y yang artinya bahwa dalam penelitian ini Tax Avoidance berpengaruh signifikan terhadap Persistensi Laba.

2)    Analisis pengaruh X2 terhadap Y

Diperoleh nilai signifikansi X2 sebesar 0.001 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara langsung terdapat pengaruh signifikan X2 terhadap Y yang artinya bahwa dalam penelitian ini Green Accounting berpengaruh signifikan terhadap Persistensi Laba.

3)    Analisis pengaruh X1 terhadap Z

Diperoleh nilai signifikasi X1 sebesar 0.035 < 0.05, sehingga dapat disimpulan bahwa secara langsung terdapat pengaruh signifikan X1 terhadap Z yang artinya bahwa dalam penelitian ini Tax Avoidance berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

4)    Analisis pengaruh X2 terhadap Z

Diperoleh nilai signifikasi X2 sebesar 0.023 < 0.05, sehingga dapat disimpulan bahwa secara langsung terdapat pengaruh signifikan X2 terhadap Z yang artinya bahwa dalam penelitian ini Green Accounting berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

5)    Analisis pengaruh Y terhadap Z

Diperoleh nilai signifikansi Y sebesar 0.001 < 0.05, sehingga dapat disimpulan bahwa secara langsung terdapat pengaruh signifikan Y terhadap Z yang artinya bahwa dalam penelitian ini Persistensi Laba berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

6)    Analisis pengaruh X1 melalui Y terhadap Z

Pengaruh langsung yang diberikan X1 terhadap Z sebesar 0.436. sedangkan pengaruh tidak langsung X1 melalui Y terhadap Z adalah perkalian antara nilai beta X1 terhadap Y dengan niali beta Y terhadap Z yaitu : 0.361 x 0.287 = 0.103. Maka pengaruh total yang diberikan X1 terhadap Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu : 0.436 + 0.103 = 0.539. Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari pengaruh tidak langsung X1 melalui Y mempunyai pengaruh signifikan terhadap Z.  yang artinya adalah secara tidak langsung Tax Avoidance melalui Persistensi Laba memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

7)    Analisis pengaruh X2 melalui Y terhadap Z

Diketahui pengaruh langsung yang diberikan X2 terhadap Z sebesar 0.18. sedangkan pengaruh tidak langsung X2 melalui Y terhadap Z yaitu : 0.267 x 0.287 = 0.0766. Maka pengaruh total yang diberikan X2 terhadap Z adalah 0.256. Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui bahwa nilai pengaruh langsung lebih kecil dari pengaruh tidak langsung, hasil ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung X2 melalui Y mempunyai pngaruh signifikan terhadap Z. Hal tersebut memiliki arti bahwa secara tidak langsung Green Accounting melalui persistensi laba mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

 

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian didapatkan kesimpulan bahwa; (1) Tax avoidance berpengaruh terhadap persistensi laba, penghindaran pajak dapat meningkatkan laba bersih perusahaan dalam jangka pendek karena biaya pajak lebih rendah sehingga berpengaruh terhadap laba di masa mendatang. (2) Green accounting berpengaruh terhadap persistensi laba, dengan menerapkan praktik green accounting atau memperhitungkan biaya dan manfaat lingkungan dalam laporan keuangan perusahaan tambang memiliki dampak atau pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan tingkat laba dari waktu ke waktu. (3) Tax avoidance berpengaruh terhadap harga saham, penghindaran pajak dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham dalam perusahaan pertambangan, penghindaran pajak yang efektif dapat meningkatkan laba bersih sehingga meningkatkan harga pasar saham, namun jika strategi penghidaran pajak tersebut terungkap dan dilakukan secara agresif maka akan merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan investoor yang mengakibatkan turunnya harga saham. (4) Green accounting berpengaruh signifikan terhadap harga saham, praktik green accounting dalam perusahaan tambang yang terdaftar di BEI tahun 2020-2022 memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. (5) Persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap harga saham, persistensi laba mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan laba dari waktu ke waktu hal tersebut mampu mempengaruhi naik maupun turunnya harga saham. (6) Tax avoidance dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham secara tidak langsung melalui mekanisme persistensi laba. Dengan mengurangi beban pajak dan meningkatkan laba bersih secara konsisten, perusahaan dapat menunjukkan kinerja keuangan yang stabil dan dapat diprediksi. (7) Green accounting memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham secara tidak langsung melalui mekanisme persistensi laba, praktik green accounting meningkatkan efisiensi operasional dan penghematan biaya, memperbaiki reputasi perusahaan, dan mengurangi risiko regulasi.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Jagolinzer, A. D., & Larcker, D. F. (2015). Corporate governance, incentives, and tax avoidance. Journal of Accounting and Economics, 60(1), 1–17.

Brush, C. G., & Chaganti, R. (1999). Businesses without glamour? An analysis of resources on performance by size and age in small service and retail firms. Journal of Business Venturing, 14(3), 233–257.

Cho, C. H., & Patten, D. M. (2013). Green accounting: Reflections from a CSR and environmental disclosure perspective. Critical Perspectives on Accounting, 24(6), 443–447.

Deng, H., Yeh, C.-H., & Willis, R. J. (2000). Inter-company comparison using modified TOPSIS with objective weights. Computers & Operations Research, 27(10), 963–973.

Desai, M. A., & Dharmapala, D. (2009). Corporate tax avoidance and firm value. The Review of Economics and Statistics, 91(3), 537–546.

Dichev, I. D., Graham, J. R., Harvey, C. R., & Rajgopal, S. (2013). Earnings quality: Evidence from the field. Journal of Accounting and Economics, 56(2–3), 1–33.

Foroudi, P., Yu, Q., Gupta, S., & Foroudi, M. M. (2019). Enhancing university brand image and reputation through customer value co-creation behaviour. Technological Forecasting and Social Change, 138, 218–227.

Handoko, S. F., & Yanti, H. B. (2023). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report, Green Accounting, Green Strategy Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi Trisakti3(1), 977-988.

He, J., Nazari, M., Zhang, Y., & Cai, N. (2020). Opportunity-based entrepreneurship and environmental quality of sustainable development: A resource and institutional perspective. Journal of Cleaner Production, 256, 120390.

Huseynov, F., & Klamm, B. K. (2012). Tax avoidance, tax management and corporate social responsibility. Journal of Corporate Finance, 18(4), 804–827.

Luo, X. (2003). Evaluating the profitability and marketability efficiency of large banks: An application of data envelopment analysis. Journal of Business Research, 56(8), 627–635.

Mujan, I., Anđelković, A. S., Munćan, V., Kljajić, M., & Ružić, D. (2019). Influence of indoor environmental quality on human health and productivity-A review. Journal of Cleaner Production, 217, 646–657.

Pickhardt, M., & Prinz, A. (2014). Behavioral dynamics of tax evasion–A survey. Journal of Economic Psychology, 40, 1–19.

Renneboog, L., Ter Horst, J., & Zhang, C. (2008). Socially responsible investments: Institutional aspects, performance, and investor behavior. Journal of Banking & Finance, 32(9), 1723–1742.

Song, H., Zhao, C., & Zeng, J. (2017). Can environmental management improve financial performance: An empirical study of A-shares listed companies in China. Journal of Cleaner Production, 141, 1051–1056.

Tania, T., & Iskandar, I. (2021). Pengaruh beban pajak tangguhan dan cash effective tax rate terhadap persistensi laba dengan manajemen laba sebagai pemoderasi pada perusahaan manufaktur di indonesia. AKUNTABEL: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 18(3), 563–573.

 

Copyright holder:

Erny Afrianti (2024)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: