Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 11, November 2024
Helena Sandra Auirga1, Halomoan Harahap2
Universitas
Esa Unggul, Jakarta, Indonesia1,2
Email: [email protected]1
Abstrak
Manajemen komunikasi Public Relations (PR) menjadi tonggak perusahaan dalam mengelola krisis. Komunikasi krisis melalui PR menjadi sangat berpengaruh sebagai tindakan efektif menghentikan krisis dengan cepat, membatasi
kerugian, memulihkan dan mengembalikan kepercayaan publik serta meraih
kembali citra perusahaan yang sempat terganggu. Penelitian ini memiliki tujuan
mengetahui manajemen komunikasi PR dalam mengelola krisis PT EVOS
Indonesia sebagai startup esports terbesar
di Indonesia untuk menjaga citra perusahaan di era bubble
burst. Metode penelitian dalam kajian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.
Penelitian dilakukan melalui teknik pengumpulan data dari hasil wawancara, observasi dan studi literatur. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa PR EVOS Esports menentukan
strategi yang berbeda-beda untuk
setiap stakeholder perusahaan.
Media, dengan pengaruh yang
besar, membutuhkan strategi
defensif yang berfokus pada
aksi nyata. Strategi adaptif diterapkan pada karyawan yang mencakup restrukturisasi. Serta memperkuat
kepercayaan terhadap komunitas, fans dan klien melalui inovasi produk dan event perusahaan yang termasuk juga dalam strategi adaptif. Tujuan utama dari manajemen
komunikasi krisis lewat strategi komunikasi krisis yang berbeda adalah untuk mengelola
ekspektasi dan membangun kembali kepercayaan dari setiap stakeholder. Strategi
yang tepat untuk setiap stakeholder, akan membentuk persepsi masing-masing
stakeholder terhadap citra perusahaan. Dengan demikian citra perusahaan tetap terjaga atas persepsi
masing-masing stakeholder.
Kata
Kunci: Public
Relations, Manajemen Komunikasi
Krisis, Citra.
Abstract
Public
Relations (PR) communication management serves as the cornerstone for a
company’s crisis management effort. Crisis communication through PR is highly
influential as an effective measure to swiftly halt a crisis, limit damages,
restore and regain public trust, and recover the company’s image that may have
been compromised. This study aims to understand the PR communication management
in handling crises at PT EVOS Esports Indonesia, the largest esports startup in
Indonesia, to maintain the company’s image during the bubble burst era. The
research methodology employed in this study is qualitative, utilizing a case
study approach. Data collection techniques included interviews, observation and
literature review. The findings revealed that EVOS Esports’s PR adopts distinct
strategies for each stakeholder group. Media, with its significant influence,
requires a defensive strategy focused on concrete actions. An adaptive strategy
is applied to employees, encompassing restructuring. Furthermore, strengthening
trust within the community, fans and clients through product innovations and
company events is part of the adaptive strategy. The primary goal of crisis
management through varied crisis communication strategies is to manage
expectations and rebuild trust among all stakeholders. Appropriate strategies
for each stakeholder shape their respective perceptions of the company’s image,
thereby ensuring the company’s image is preserved according to the perceptions
of each stakeholder.
Keywords: Public Relations,
Crisis Communication Management, Image.
Pendahuluan
Bubble burst adalah
fenomena siklus ekonomi yang ditandai dengan adanya peningkatan
nilai pasar atau harga aset secara
cepat (Khan et al., 2022). Inflasi
nilai yang berubah secara signifikan diikuti dengan penurunan nilai secara drastis pula, yang biasanya diberi istilah market crash (Tsoukatos & Rand, 2006). Era marketing
horizontal mengakibatkan adanya
efek mengumpul (bubble) (Khorasani & Dadvand, 2017). Banyak pelaku bisnis startup melakukan
trend yang sama
dalam menciptakan produk sehingga berlomba mencari keuntungan besar. Bukan mendapat kesempatan untuk menjual dengan harga lebih mahal, tetapi justru harga
jual menjadi turun karena semua
pelaku bisnis mendapat kesempatan yang sama.
Hal serupa dirasakan
PT EVOS Esports Indonesia, salah satu startup di bidang
industri olahraga game mobile (esports). EVOS Esports sempat menjadi perusahaan dengan mendapat banyak perhatian kalangan kaum millennial dan
Gen-Z yang gemar bermain game online mobile. Kondisi
bubble burst menimpa
EVOS Esport yang merupakan
salah satu perusahaan esports terbesar
di Indonesia. Kondisi ini memaksa EVOS Esports harus lebih ketat mengelola
pengeluaran keuangan perusahaan. Jika tidak, sangat mungkin terjadi EVOS Esports akan mengalami kebangkrutan di kemudian hari.
Ternyata dampak dari bubble burst lebih luas
lagi (Ke et al., 2017). Tidak
hanya menyerang kondisi finansial perusahaan, tetapi juga mengganggu citra EVOS Esports. Tahun 2022 tampaknya menjadi tahun terberat
EVOS Esports. Ketidakstabilan ekonomi
memicu isu-isu yang bermunculan (Yurdakul, 2014). Mulai
dari isu hengkangnya investor hingga berita pemutusan hak kerja sempat
marak terdengar. Beberapa media online
pun sempat menyoroti isu tersebut. Namun
di dalam artikel yang beredar, tidak terdapat sumber kredibel yang mampu mengklarifikasi hal tersebut. Selain itu, mayoritas media online yang meliput
adalah situs media digital esports bukanlah portal berita resmi.
Gambar 1. Artikel VC
Gamers
Gambar 2. Artikel
Spin Esports
Meskipun minimnya pemberitaan kondisi finansial EVOS Esports, isu pemutusan hak
kerja hingga kebangkrutan perusahaan yang muncul di media menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak. Konsumen EVOS yang mayoritas kalangan millennial dan
Gen-Z begitu mudahnya terpengaruh akan pemberitaan media. Kekuatan media
dirasa mampu menggeser persepsi kaum muda terhadap
suatu fenomena (Singleton et al., 2016). Harahap,
H. (2017) pun menjelaskan semakin
muda umur seseorang, akan cenderung menggunakan media online dalam mencari informasi (Harahap, 2017). Maka isu-isu yang beredar di media
sangat mengganggu citra
EVOS Esports yang identik dengan
kegemaran anak muda.
Manajemen komunikasi Public
Relations menjadi tonggak
perusahaan dalam mengelola krisis EVOS Esports.
Tim Public Relations harus mampu meyakinkan
internal bahwa perusahaan mampu menghadapi fenomena bubble burst.
Pengakuan terhadap menurunnya finansial perusahaan harus mampu diakui oleh seorang Public
Relations untuk menciptakan
citra keterbukaan terhadap internal. Pengakuan ini diharapkan mendorong semangat kerja karyawan untuk dapat bekerja
sama, guna memperbaiki kondisi perusahaan.
Kemudian yang
paling utama, Public
Relations EVOS Esports harus melakukan
manajemen komunikasi kepada eksternal yakni para konsumen. Seorang Public
Relations harus mampu meningkatkan pemahaman publik mengenai kestabilan perusahaan menghadapi masalah bubble burst. Keterlibatan
masyarakat untuk tetap menggunakan jasa EVOS Esports menjadi faktor pendukung pemulihan kondisi perusahaan (Beiderbeck et al., 2021). Ini
merupakan ekosistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Public
Relations mempertahankan masyarakat
untuk tetap menggunakan jasa perusahaan, membuka peluang menemukan investor potensial yang diharapkan dapat menginvestasikan uang di perusahaan, menjadi bukti EVOS Esports mampu mempertahankan kualitas produk dan jasanya di era bubble burst.
Permasalahan
Tentunya tidak hanya manajemen
dari segi bisnis, sebuah perusahaan pasti juga melakukan manajemen komunikasi krisis untuk bisa mempertahankan
perusahaan (Johansen et al., 2012). Perusahaan startup tetap harus menjaga citranya
terhadap investor sebagai pemasok dana. Begitu juga menjaga citra terhadap
publik agar tetap dipercaya oleh konsumen untuk terus menggunakan
produk atau jasa perusahaan.
Manajemen krisis menjadi sangat berpengaruh dalam menjaga citra perusahaan
startup di masa bubble burst. Zainal Abidin (2005) menjelaskan
bahwa dalam manajemen komunikasi krisis, perusahan harus mampu memberikan
informasi yang jelas terkait terjadinya krisis. Perusahaan harus mampu meyakinkan stakeholder bahwa
adanya upaya-upaya yang akan dilakukan agar krisis tersebut bisa segera ditanggulangi.
Kemudian yang terpenting lagi meyakinkan bahwa krisis tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar lagi. Komunikasi
krisis menjadi sangat berpengaruh karena sebagai tindakan efektif menghentikan krisis dengan cepat,
membatasi kerugian, memulihkan dan mengembalikan kepercayaan publik serta meraih kembali
citra perusahaan yang sudah rusak atau
bahkan hilang.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Peneliti
Peneliti berpendapat bahwa komunikasi krisis menjadi salah satu alat untuk menjaga
citra perusahaan. Rhenald Kasali memaparkan tiga strategi komunikasi krisis untuk memulihkan krisis dan citra perusahaan akibat dari krisis itu
sendiri (Rizqiyah, 2017). Teori
ini yang kemudian digunakan peneliti untuk melihat strategi apa yang diambil EVOS Esports dalam melakukan manajemen komunikasi krisis untuk menjaga
citranya.
Krisis yang dialami EVOS Esports Indonesia tentu
memberikan dampak yang berbeda terhadap setiap stakeholder perusahaan. Maka EVOS Esports harus
memilih strategi komunikasi
krisis yang tepat untuk setiap stakeholder yang merasakan dampak. Berdasarkan teori Rhenald Kasali,
peneliti menjabarkan
strategi komunikasi krisis
yang digunakan untuk meneliti sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi krisis, mengetahui proses awal PT EVOS
Esports untuk mencari tahu bagaimana isu-isu perusahaan bisa terliput media dan tersebar di publik. Kemudian mengetahui proses identifikasi yang dilakukan PT
EVOS Esports guna menentukan
langkah penanggulangan dengan tepat sasaran.
2. Menganalisa krisis, proses identifikasi dengan bantuan formula 5W+1H oleh EVOS Esports guna
menjabarkan lebih mendalam penyebab krisis sampai dengan
hal yang perlu dilakukan.
3. Mengisolasi krisis, mengetahui tahapan pencegahan yang dilakukan EVOS
Esports agar krisis tidak meluas ke berbagai
sektor di perusahaan.
4. Strategi pemulihan:
a. Strategi defensif, digunakan bila EVOS Esports memilih untuk diam atau tidak berbuat
sesuatu dalam menghadapi krisis. Melihat cukup banyak
pemberitaan miring mengenai
perusahaan, peneliti ingin melihat respon
EVOS Esports dalam menghadapi
media online yang meliput
kondisi perusahaan. Sebab peneliti belum menemukan artikel atau pernyataan
resmi dari EVOS Esports.
Maka strategi ini dianggap peneliti cukup relevan sebagai teori dasar untuk
menganalisis manajemen komunikasi krisis EVOS Esports.
b. Strategi adaptif, strategi
yang diambil perusahaan dengan melakukan pengubahan kebijakan. Selain tanggapan perusahaan, peneliti juga belum mendapat bukti perubahan kebijakan yang secara resmi diumumkan EVOS Esports.
c. Strategi dinamis, digunakan perusahaan apabila EVOS Esports mengambil perubahan secara besar-besaran. Strategi ini biasanya digunakan bila citra perusahaan
tidak dapat lagi dipulihkan akibat krisis yang terjadi.
5. Program pengendalian,
langkah EVOS Esports mengevaluasi krisis untuk dijadikan pembelajaran dan melakukan pengendalian guna mencegah krisis kembali terjadi di era bubble burst.
Metodologi Penelitian
Paradigma konstruktivisme digunakan peneliti untuk mempelajari kebenaran suatu realitas sosial yang dilihat sebagai hasil konstruksi
oleh individu dan implikasi
dari konstruksi tersebut bagi kehidupan
individu dengan yang lain (Haddadi et al., 2017). Menurut
peneliti, konstruktivisme
sangat berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Sebab penelitian ini diharapkan dapat merekonstruksi suatu pemahaman mengenai manajemen komunikasi krisis suatu perusahaan
startup yang dapat
mempengaruhi citra perusahaan atas respon dari stakeholder perusahaan.
Penelitian ini dirancang menggunakan
pendekatan kualitatif untuk dapat menjelaskan
fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya pula (Kriyantono & Sos, 2014). Penelitian
lebih mengutamakan keaktifan periset untuk menentukan persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui secara rinci mengenai manajemen komunikasi krisis PT EVOS Esports Indonesia dalam
menjaga citra perusahaan (Kumar et al., 2017). Diharapkan
peneliti dapat menjelaskan secara mendalam fenomena tersebut dalam berupa kata-kata dan data hasil
interview mendalam dari manajemen perusahaan dalam konteks komunikasi
krisis di era bubble
burst.
Metode penelitian
yang digunakan adalah studi kasus (Ketokivi & Choi, 2014). Dalam
penelitian ini, studi kasus yang diangkat adalah fenomena bubble burst
dalam konteks bisnis perusahaan startup. Di mana pada masa pandemi tepatnya tahun 2021 hingga 2022, fenomena bubble burst
kembali terjadi. Meningkatnya jumlah startup dilanjutkan
dengan penurunan drastis bisnis startup itu sendiri. Tak sedikit startup yang akhirnya
harus gulung tikar karena besarnya
nominal pengeluaran dibandingkan
profit. Hal ini juga yang menyebabkan
beberapa startup
harus melakukan pemutusan hak kerja
secara masal jika ingin mempertahankan
roda bisnis. Kondisi yang tidak stabil tentu akan
mempengaruhi citra dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan
citra itu sendiri menjadi faktor pendukung sebuah perusahaan bisa bertahan berdiri.
Kemudian peneliti menggunakan tipe desain yang dikenal dengan multiple-case embedded. Desain ini digunakan dengan
membandingkan atau meneliti lebih dari satu kasus
dalam waktu yang bersamaan. Pada penelitian ini, unit analisis yang menjadi sumber data peneliti adalah tim Public Relation,
karyawan perusahaan dan mantan karyawan perusahaan. Beberapa unit analisis dipilih untuk menganalisis krisis PT EVOS Esports serta dampaknya ke berbagai
pihak. Unit analisis yang dipilih peneliti mempunyai korelasi terhadap krisis yang dialami EVOS Esports di masa bubble burst.
Sedangkan proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dengan key informan dan
informan serta studi literatur
yang berkaitan dengan manajemen komunikasi krisis (Andrew et al., 2018).
Penelitian ini menggunakan triangulation analysis sebagai teknik pemeriksaaan keabsahan data. Pertama, triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan membandingkan ulang derajat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Kriyantono & Sos, 2014). Pada penelitian ini, peneliti membandingkan hasil pengamatannya dengan wawancara yang dilakukan dengan subjek penelitian. Kedua, triangulasi teori dilakukan guna memanfaatkan beberapa teori untuk diadu atau
dipadu dengan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan (Kriyantono & Sos, 2014). Setelah
melakukan validitas data, peneliti menginterpretasi data ke dalam kata-kata yang dikenal dengan analisis deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Temuan data diperoleh peneliti melalui proses wawancara dengan tim PR & Marketing Communication Specialist sebagai key informan. Wawancara dengan narasumber pendukung yang dipahami sebagai informan, juga dilakukan peneliti guna memperoleh
data pembanding.
Tabel 1. Daftar Data Informan Penelitian
No. |
Informan |
Identitas/Inisial |
Jabatan |
1 |
I |
AZ |
Karyawan Startup |
2 |
II |
AR |
Karyawan Startup |
3 |
III |
DA |
Karyawan Startup |
4 |
IV |
RO |
Karyawan Startup |
5 |
V |
BY |
Mantan Karyawan Startup |
6 |
VI |
RB |
Mantan Karyawan Startup |
7 |
VII |
RL |
Mantan Karyawan Startup |
Peneliti kemudian menghubungkan teori Rhenald Kasali
mengenai strategi komunikasi
krisis dengan langkah-langkah yang dilakukan
EVOS dalam menjaga citra perusahaan.
Perusahaan startup, khususnya EVOS, tidak hanya fokus pada penanganan langsung saat krisis terjadi.
Tetapi juga pada upaya preventif dan evaluasi pasca-krisis. Berikut penjabaran korelasi antara hasil temuan
data dengan teori yang digunakan peneliti:
1.
Mengidentifikasi Krisis
Pada tahap ini,
EVOS melalui tim PR selalu melakukan monitoring isu dengan menelaah
bahwa artikel yang muncul di berbagai media sebagai bentuk respon publik. EVOS sebagai perusahaan startup pun mengakui
bahwa fenomena bubble burst tidak
dapat dihindari. Ditambah perkembangan perusahaan startup sedang menjadi sorotan publik karena di gencar-gencar dapat menyokong perekonomian Indonesia di kala pandemi
saat itu. EVOS dan tim PR menyadari bahwa efek bubble burst menimbulkan percakapan dan persepsi yang diwujudkan dalam bentuk berita atau
artikel.
Tim PR EVOS Esports mengaku bahwa persepsi publik adalah sesuatu
yang tidak bisa dikontrol. Persepsi muncul karena ada
pengaruh dari media yang menggiring. Di samping itu juga, publik memang mempunyai hak untuk berpendapat
dan memiliki persepsi sendiri. Maka pada tahap ini tim PR EVOS Esports mengambil langkah untuk tidak merespon
artikel yang meliput kondisi perusahaan. Tim PR EVOS
Esports menjelaskan bahwa tidak semua krisis
harus diselesaikan dengan mempublikasikan pernyataan publik ke media.
2.
Menganalisa Krisis
Pada strategi ini, EVOS melalui
tim PR mengidentifikasi krisis berdasarkan dampak yang ditimbulkan dari isu terhadap
bisnis operation
perusahaan. Ditemukan hasil bahwa pemberitaan
media tergolong high
issue yang artinya hanya
menimbulkan perbincangan di
publik dan tidak terlalu mengganggu bisnis operation.
EVOS dan tim PR memutuskan untuk fokus menjaga
kekhawatiran internal khususnya
karyawan dari isu yang beredar. PR EVOS Esports
menyatakan strategi yang perlu
diambil adalah bagaimana isu tidak
mempengaruhi kinerja karyawan. Maka EVOS sepakat untuk mengembangkan produk-produk perusahaan agar karyawan tetap fokus dalam pengembangan
bisnis perusahaan.
Fokus pembenahan
diri dan pengembangan produk perusahaan dilakukan guna memperkuat hubungan internal perusahan EVOS sendiri. Strategi ini diharapkan akan mencerminkan hal positif ke
publik sehingga secara tidak langsung
akan merubah persepsi publik. Tim PR EVOS
Esports menambahkan bahwa kondisi bubble burst
hanya bisa dipulihkan apabila perusahaan tetap fokus mengembangkan bisnis dan memperkuat hubungan internal guna menstabilkan kondisi perusahaan.
3.
Mengisolasi Krisis
Selaras dengan fokus perusahaan dalam memperkuat hubungan internal, sehingga tim PR dan EVOS memutuskan untuk tidak terpancing
oleh pemberitaan media yang beredar
seperti halnya:
Gambar 4. Artikel
SPIN Esports (a)
Gambar 5. Artikel
SPIN Esports (b)
Strategi mengisolasi krisis
dilakukan cukup dengan mengamati dan mengontrol sorotan, narasi maupun berita
yang beredar PR EVOS Esports menyatakan
bahwa sejauh ini narasi atau
berita yang ada cukup bisa dikontrol
dan tidak terlalu berpengaruh pada revenue
perusahaan. Maka langkah
pengembangkan produk dirasa tepat untuk
membuktikan bisnis perusahaan masih berjalan.
Bentuk nyata
pengelolaan krisis dilihat dengan keputusan EVOS untuk tidak memberikan pernyataan publik. Pernyataan ini menjadi jawaban mengapa tidak ada
pernyataan resmi dari pihak EVOS di media terkait isu yang beredar. Keputusan ini berhubungan dengan persepsi publik yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. tim PR & Marketing Communication Specialist EVOS
Esports berpendapat bahwa belum tentu statement yang diutarakan dapat menjawab kegelisahan atau bahkan langsung merubah persepsi publik.
Mengubah persepsi publik hanya bisa
dilakukan dengan tindakan nyata dan bukti konkret bahwa
bisnis EVOS tetap berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan EVOS mampu menggaet universitas ternama di
Jakarta. Kemudian membuat
acara khusus dengan mahasiswa yang dapat menarik minat brand untuk berkolaborasi dan menghasilkan revenue.
Gambar 6. Kolaborasi EVOS & VOKASI UI
4.
Strategi Pemulihan Krisis
Berdasarkan temuan data, dapat dibuktikan bahwa tim PR memiliki strategi pemulihan krisis yang berbeda untuk setiap
stakeholder. Setiap
stakeholder tentu
memiliki pandangan dan persepsi yang berbeda pula terhadap EVOS. Secara otomatis tim PR akan memiliki cara
penanganan yang harus disesuaikan dengan kebutuhan serta ekspektasi masing-masing stakeholder.
a. Media
Strategi defensif yang dipahami
sebagai langkah perusahaan untuk memilih diam dalam menghadapi krisis perusahaan, terbukti dilakukan oleh tim PR dan jajaran manajemen EVOS untuk melakukan manajemen krisis terhadap media. Bukan semata-mata tidak berbuat sesuatu,
EVOS hanya tidak mempublikasikan pernyataan publik ke media. Pernyataan publik bukan salah satu jaminan dapat merubah
persepsi publik atau “mendinginkan” suasana.
PR & Marketing Communication Specialist EVOS
Esports berpandangan bahwa media memiliki kekuatan tersendiri untuk dapat mengkonstruksi pemikiran publik. Maka solusi paling efektif dengan menunjukkan ke media tindakan nyata yang tengah dipersiapkan oleh EVOS. Kerjasama dengan
mahasiswa dan kegiatan CSR menjadi bukti bisnis
perusahaan masih berjalan. Aktivitas ini tentunya akan
kembali terekspos media sehingga media pun akan merubah narasi dengan sendirinya mengenai EVOS.
Gambar 7. Kolaborasi EVOS & Tirta Murni Nusantara
b. Karyawan dan Jajaran
Internal Perusahaan
Berbeda halnya
dengan strategi yang dilakukan
tim PR dan EVOS dalam menghadapi krisis terhadap internal perusahaan. Strategi adaptif
di mana perusahaan melakukan
pengubahan kebijakan dalam menghadapi krisis, dianggap sesuai untuk melakukan
manajemen krisis di kalangan karyawan dan jajaran internal perusahaan. EVOS
dengan tanggap melakukan pengubahan kebijakan yang dikenal dengan restrukturisasi melalui internal town
hall. Kondisi bubble
burst nampaknya memaksa
EVOS sebagai perusahaan startup untuk mengambil keputusan sulit demi mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Menghadapi tekanan finansial dan operasional yang meningkat, EVOS harus memilih langkah restrukturisasi, pengurangan tenaga kerja dan penyesuaian strategi bisnis.
Gambar 8. Internal Town Hall ATTN Holding Company
Akan tetapi, tim
PR dan EVOS tetap bertanggung
jawab atas bentuk kepedulian perusahaan terhadap karyawan yang terdampak. Hal ini dibuktikan dengan adanya database perusahaan
yang berisikan profil karyawan yang terdampak. Tim PR
dan Human Capital kemudian
bekerjasama untuk menyebarluaskan database
tersebut ke rekanan perusahaan lain. Tindakan
ini menjadi bukti konkret bahwa
pengurangan tenaga kerja bukan berdasarkan
performa karyawan yang buruk.
Perusahaan membuktikan dengan
mampu memberi rekomendasi dan opportunity
lapangan pekerjaan yang
baru (Helfat & Raubitschek, 2018). Langkah ini juga terbukti mendorong karyawan yang terdampak untuk ikut serta memulihkan
citra EVOS Esports. Perusahaan berharap
mereka merasakan dengan nyata bentuk
kepedulian EVOS, sehingga membantu meluruskan isu yang tengah beredar.
c. Komunitas, Fans dan Klien
Strategi yang sama diambil
oleh tim PR dan EVOS Esports untuk
menghadapi krisis terhadap komunitas, fans dan klien. Strategi adaptif dengan melakukan pengubahan kebijakan dalam menghadapi krisis dianggap mampu mengembalikan kepercayaan
serta persepsi target pasar
perusahaan. PR & Marketing Communication Specialist EVOS Esports memandang
pernyataan publik tidak akan sepenuhnya
memperkuat kepercayaan publik, khususnya target pasar perusahaan. Komunitas, fans bahkan klien akan
lebih percaya dengan bukti nyata
yang mencerminkan kestabilan
bisnis perusahaan.
Maka tim PR dan EVOS sepakat
untuk berinovasi atas produk dan jasa perusahaan. Selama ini gaming mobile identik dengan
berbagai macam event online. Memang
semasa pandemi, kebutuhan publik akan hiburan online meningkat drastis. Namun seiring dengan
kondisi lingkungan yang perlahan kembali normal, publik kembali membutuhkan jasa hiburan secara langsung.
Di tengah tekanan finansial, tim PR dan EVOS berusaha untuk dapat menciptakan acara-acara hiburan secara langsung (offline)
dengan cost terjangkau. Menggaet beberapa universitas ternama di
Jakarta seperti Universitas Indonesia serta Universitas adalah strategi
yang paling efektif. Menjalin
kerjasama dengan beberapa universitas relatif menekan cost atau modal perusahaan (Xu et al.,
2023). Ide ini yang kemudian oleh EVOS kembali dipromosikan ke klien sebagai bentuk
produk baru perusahaan. Tujuan dari inovasi ini
agar tetap mendapat simpatik dari klien
untuk bersedia bekerjasama dan mendatangkan revenue perusahaan.
Gambar 9. Kuliah Interaktif VOKASI UI dengan EVOS Esports
Gambar 10. EVOS Campus Intimate Universitas Pakuan
5.
Program Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian situasi pasca krisis menjadi
langkah terpenting setelah berhasil melakukan eksekusi strategi pemulihan krisis. Wujud refleksi tim PR & Marketing
Communication Specialist EVOS Esports atas fenomena bubble burst,
dengan melakukan pencatatan daftar potensial issue dan
crisis scenario serta
cara penanggulanganya. Pencatatan ini yang dikenal dengan istilah Crisis
Playbook dan PR Work Plan. Aktivitas pencatatan tersebut dapat menjadi panduan untuk dapat riset
lebih mendalam lagi terkait potential issue dan crisis
scenario yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang.
Serta perusahaan dapat lebih sigap dalam
mengatasi krisis.
Program pengendalian yang sedang dijalankan EVOS adalah memperkuat relasi dengan audience generasi muda (Grisaffi et
al., 2021), yang merupakan
target pasar utama perusahaan.
Namun, EVOS melihat kesempatan lain dari sekedar target pasar yang harus disasar. EVOS ingin menjadikan generasi muda sebagai aset
perusahaan, baik sebagai bagian dari karyawan maupun
tim atlet.
EVOS Esports membuka kesempatan bagi generasi muda
untuk berkontribusi dalam mengembangkan industri esports di
Indonesia. Aktivitas ini dilakukan guna mencari bibit-bibit muda yang memiliki semangat dan potensi untuk bergabung dan membesarkan EVOS Esports. Melalui
berbagai program kuliah interaktif, EVOS berupaya menciptakan wadah bagi generasi muda
untuk mengeksplorasi bakat mereka, belajar
dan berkarir di dunia esports. Sekaligus memperkuat
posisi EVOS sebagai pemimpin industri yang mendukung perkembangan talenta anak muda
Indonesia.
Kesimpulan
Disimpulkan bahwa Public
Relations PT EVOS Esports Indonesia telah menerapkan strategi komunikasi krisis yang efektif sesuai dengan teori
Rhenald Kasali. Public Relations
PT EVOS Esports sebagai perusahaan startup mampu mengimplementasikan teori manajemen komunikasi krisis dalam realita
operasional perusahaan.
Langkah menghadapi krisis,
EVOS Esports menyadari pentingnya
strategi komunikasi krisis
yang disesuaikan untuk setiap stakeholder.
Media, karyawan, komunitas,
fans hingga klien memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda.
Maka pendekatan yang diterapkan
juga pasti berbeda. Pendekatan yang bervariasi ini bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap kelompok menerima respon yang paling efektif dan relevan. Pada gilirannya akan membantu meminimalkan dampak krisis dan mempertahankan hubungan yang positif.
Ketika krisis melanda, perbedaan dalam penanganan menjadi lebih krusial. Media, dengan pengaruhnya yang besar, membutuhkan strategi defensif yang berfokus pada aksi nyata daripada
sekedar pernyataan publik. Tindakan nyata ini membantu membuktikan
bahwa bisnis perusahaan tetap berjalan dan memberikan narasi yang positif. Sedangkan bagi karyawan, strategi adaptif yang mencakup restrukturisasi dan dukungan berkelanjutan menjadi penting untuk menjaga moral dan produktivitas. Serta memberikan
rasa aman di tengah ketidakpastian. Strategi adaptif
juga diterapkan terhadap komunitas, fans dan klien tetapi dengan fokus
yang berbeda. Inovasi produk dan event melibatkan komunitas secara langsung menunjukkan bahwa EVOS tetap relevan dan peduli terhadap kebutuhan mereka. Langkah ini membantu memperkuat
kepercayaan dan loyalitas mereka. Sedangkan dari sisi klien,
inovasi yang dijalankan
juga berfungsi sebagai bukti konkret bahwa
perusahaan masih beroperasi dengan stabil dan dapat diandalkan sebagai mitra bisnis. Tujuan utama dari
strategi komunikasi krisis
yang berbeda-beda ini adalah untuk mengelola
ekspektasi dan membangun kembali kepercayaan dari setiap stakeholder. Manajemen komunikasi krisis memastikan bahwa semua kelompok merasa didengar dan diperhatikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan publik. Pendekatan yang tepat dapat mengurangi dampak negatif dari krisis, mempertahankan
hubungan yang kuat dan mengarahkan perusahaan menuju pemulihan yang lebih cepat dan berkelanjutan. Manajemen komunikasi krisis juga memastikan bahwa citra perusahaan tetap terjaga dan bahkan bisa meningkat
setelah melewati krisis.
BIBLIOGRAFI
Andrew, S. A., Arlikatti,
S., Chatterjee, V., & Ismayilov, O. (2018). Ebola crisis response in the
USA: Communication management and SOPs. International Journal of Disaster
Risk Reduction, 31, 243–250.
Beiderbeck, D., Frevel,
N., von der Gracht, H. A., Schmidt, S. L., & Schweitzer, V. M. (2021). The
impact of COVID-19 on the European football ecosystem–A Delphi-based scenario
analysis. Technological Forecasting and Social Change, 165,
120577.
Grisaffi, T., Farthing,
L., Ledebur, K., Paredes, M., & Pastor, A. (2021). From criminals to
citizens: The applicability of Bolivia’s community-based coca control policy to
Peru. World Development, 146, 105610.
Haddadi, A., Hosseini, A.,
Johansen, A., & Olsson, N. (2017). Pursuing value creation in construction
by research-A study of applied research methodologies. Procedia Computer
Science, 121, 1080–1087.
Harahap, H. (2017).
Preferensi Media Masyarakat Jabodetabek dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 21(1), 43–58.
Helfat, C. E., &
Raubitschek, R. S. (2018). Dynamic and integrative capabilities for profiting
from innovation in digital platform-based ecosystems. Research Policy, 47(8),
1391–1399.
Johansen, W., Aggerholm,
H. K., & Frandsen, F. (2012). Entering new territory: A study of internal
crisis management and crisis communication in organizations. Public
Relations Review, 38(2), 270–279.
Ke, W.-R., Kuo, Y.-M.,
Lin, C.-W., Huang, S.-H., & Chen, C.-C. (2017). Characterization of aerosol
emissions from single bubble bursting. Journal of Aerosol Science, 109,
1–12.
Ketokivi, M., & Choi,
T. (2014). Renaissance of case research as a scientific method. Journal of
Operations Management, 32(5), 232–240.
Khan, K., Su, C. W., &
Khurshid, A. (2022). Do booms and busts identify bubbles in energy prices? Resources
Policy, 76, 102556.
Khorasani, S., &
Dadvand, A. (2017). Effect of air bubble injection on the performance of a
horizontal helical shell and coiled tube heat exchanger: An experimental study.
Applied Thermal Engineering, 111, 676–683.
Kriyantono, R., & Sos,
S. (2014). Teknik praktis riset komunikasi. Prenada Media.
Kumar, R., Sachan, A.,
& Mukherjee, A. (2017). Qualitative approach to determine user experience
of e-government services. Computers in Human Behavior, 71,
299–306.
Rizqiyah, E. S. (2017). Analisis
Manajemen Krisis Public Relations PT. Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto dalam
Realisasi Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Universitas Airlangga.
Singleton, A., Abeles, P.,
& Smith, I. C. (2016). Online social networking and psychological
experiences: the perceptions of young people with mental health difficulties. Computers
in Human Behavior, 61, 394–403.
Tsoukatos, E., & Rand,
G. K. (2006). Path analysis of perceived service quality, satisfaction and
loyalty in Greek insurance. Managing Service Quality: An International
Journal, 16(5), 501–519.
Xu, A., Qiu, K., &
Zhu, Y. (2023). The measurements and decomposition of innovation inequality:
Based on Industry− University− Research perspective. Journal of Business
Research, 157, 113556.
Yurdakul, F. (2014).
Factors that trigger financial crises: The case of Turkey. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 109, 896–901.
Copyright holder: Helena Sandra Auirga, Halomoan Harahap (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed
under: |