Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 11, November 2024
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN IKLIM
ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG
Istiqomah1, Sigit Wahyudi2, Indiati3
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Waskita Dharma, Malang, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2,
[email protected]3
Abstrak
Proses pelayanan masyarakat sangat
dipengaruhi oleh keberadaan pegawai. Oleh karena itu, hasil kinerja karyawan
sangat penting untuk menentukan keberhasilan program yang dijalankan oleh
organisasi atau lembaganya. Ini karena karyawan merupakan bagian mikro sistem
yang sangat strategis dan memainkan peran yang signifikan dalam proses
pendidikan lembaga atau organisasi. Penelitian
ini bertujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja
serta iklil organisasi terhadap kinerja karyawan di
kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitafi jenis asosiatif, yang bertujuan
memeriksa apakah ada atau tidak pengaruh antar variable
yang dikaji. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada 41 staf kantor kecamatan
dampit sebagai responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
kepuasan kerja (X1) dan variabel iklim organisasi (X2) berpengaruh secara
positif terhadap kinerja karyawan (Y) di Kantor Kecamatan Burneh
Kabupaten Bangkalan. Hal ini didukung oleh hasil analisis statistik yang
menunjukkan nilai t-hitung yang signifikan (5,178 untuk X1 dan 7,355 untuk X2),
yang melebihi nilai ttabel (1,6849). Oleh karena itu,
dinyatakan bahwa baik kepuasan kerja maupun iklim organisasi berpengaruh secara
parsial terhadap kinerja karyawan. Therefore, it is stated
that both job satisfaction and organizational climate have a partial effect on employee performance.
Kata kunci: Kepuasan Kerja, Iklim Organisasi, Karyawan,
Kinerja
Abstract
The community service process is greatly
influenced by the existence of
employees. Therefore, employee performance results are very important to determine
the success of the program run by the
organization or institution. This is because employees
are a very strategic micro-part of the
system and play a significant role in the educational
process of an institution or organization.. This study aims to
determine the influence of job
satisfaction and organizational integrity on employee performance
at the Dampit District office, Malang Regency. This study uses an associative type quantitative research method, which aims to
examine whether or not there is
an influence between the variables
studied. Based on the research
conducted, there were 41 staff of the
Dampit sub-district office
as respondents. The results
of this study show that the
job satisfaction variable (X1) and the organizational climate variable (X2) have a positive effect on employee
performance (Y) at the Burneh District
Office, Bangkalan Regency. This is
supported by the results of
statistical analysis which showed a significant t-count value (5.178 for X1 and 7.355 for X2), which exceeded the t-table value
(1.6849).
Keywords: Job Satisfaction, Organizational Climate, Employees, Performance
Pendahuluan
Kepuasan kerja merupakan hal penting dalam konteks
manajemen sumber daya manusia
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi area-area
perbaikan yang spesifik untuk meningkatkan kepuasan kerja dan iklim organisasi,
serta mengarah pada perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan
demikian, upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan
publik di tingkat lokal dapat dijalankan dengan lebih baik, sesuai dengan
harapan masyarakat akan pelayanan yang responsif dan berkualitas dari instansi
pemerintah.
Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Hipotesis kerja
(Ha), diantaranya: (a) Terdapat pengaruh kepuasan
kerja terhadap kinerja pegawai secara parsial di Kantor Kecamatan
Dampit Kabupaten Malang (b) Terdapat pengaruh Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai
secara parsial di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang (c) Terdapat
pengaruh kepuasan kerja dan Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai
secara simultan di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. (2) Hipotesis nihil
(Ho) diantaranya: (a) Tidak terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai secara parsial di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang (b)
Tidak terdapat pengaruh Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai secara
parsial di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang (c) Tidak terdapat pengaruh
kepuasan kerja dan Iklim Organisasi terhadap kinerja pegawai secara simultan di
Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang
Dengan mempertimbangkan berbagai
aspek penting, penelitian ini secara komprehensif bertujuan untuk mengumpulkan
data dan fakta empiris tentang dampak kepuasan kerja dan lingkungan organisasi
terhadap kinerja karyawan di Kantor Kecamatan Gondonglegi,
Kabupaten Malang. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: untuk mengetahui pengaruh
kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai secara parsial di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, untuk mengetahui iklim
organisasi terhadap
kinerja pegawai secara parsial di Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang., dan untuk mengetahui pengaruh kepuasan
kerja dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai secara simultan di Kantor Kecamatan
Dampit Kabupaten
Malang.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
pemecahan permasalahan termasuk metode analisis. Keterangan gambar diletakkan
menjadi bagian dari judul gambar (figure caption) bukan menjadi bagian dari gambar.
Metode-metode yang digunakan dalam penyelesaian penelitian dituliskan di bagian
ini
Data
primer dikumpulkan melalui pengisian kuesioner oleh responden
Lokasi
penelitian adalah Kantor Kecamatan Dampit Kabupaten Malang di Jawa Timur.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam konteks lingkungan kerja
pemerintahan.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik
responden dalam penelitian ini berdasarkan
jenis kelamin: mayoritas responden adalah pria,
berjumlah 29 orang atau 70,73%, sedangkan perempuan berjumlah 12 orang atau
29,27%. Karakteristik responden berdasarkan usia: kelompok usia terbesar adalah
25 hingga 30 tahun, dengan 17 orang atau 41,46%. Kelompok usia lainnya adalah
<25 tahun (11 orang, 26,83%), 30 hingga 40 tahun (7 orang, 17,07%), dan 40
hingga 50 tahun (6 orang, 14,63%). Kraakteristik
responden berdasarkan pendiidkan terahir:
pendidikan terakhir responden didominasi oleh lulusan Diploma, dengan 17 orang
atau 41,46%. Latar belakang pendidikan lainnya adalah SMP (1 orang, 2,44%), SMA
(10 orang, 24,39%), S-1 (10 orang, 24,39%), dan Pascasarjana (3 orang, 7,32%).
Uji Validitas digunakan untuk
mengetahui apakah pernyataan pada kuesioner mampu mengukur variabel penelitian
dengan baik. Hipotesis yang digunakan: H0: Pertanyaan tidak dapat mengukur
aspek yang sama dan H1: Pertanyaan mengukur aspek yang sama. H0 ditolak jika \(
r_{\text{hitung}} > r_{\text{tabel}}
\), yang berarti pernyataan valid dan mampu mengukur aspek yang sama. Dengan
nilai α = 5% dan derajat bebas (df) = 39, \( r_{\text{tabel}} \) adalah 0,2043. Uji Reliabilitas digunakan
untuk mengetahui konsistensi internal jawaban responden. Hipotesis yang
digunakan: H0: Hasil pengukuran tidak konsisten H1: Hasil pengukuran konsisten.
H0 ditolak jika nilai Alpha Cronbach
lebih besar dari \( r_{\text{tabel}} \), yang berarti
variabel dinyatakan reliabel atau memiliki konsistensi internal. Analisis ini
dilakukan dengan bantuan IBM-SPSS 20 for Windows.
Hasil uji validitas dan reliabilitas disajikan dalam bentuk tabel untuk
memudahkan pembacaan dan interpretasi. Data lengkapnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap
Variabel Kepuasan kerja (X1)
|
Scale Mean
if Item Deleted |
Scale Variance
if Item Deleted |
Corrected Item- Total Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted |
X11 |
31,44 |
11,752 |
,434 |
,820 |
,737 |
X12 |
31,73 |
10,151 |
,459 |
,713 |
,725 |
X13 |
31,68 |
9,872 |
,467 |
,452 |
,724 |
X14 |
31,46 |
11,405 |
,539 |
,706 |
,726 |
X15 |
31,83 |
10,345 |
,376 |
,728 |
,743 |
X16 |
31,93 |
9,470 |
,522 |
,584 |
,712 |
X17 |
31,59 |
11,199 |
,470 |
,574 |
,728 |
X18 |
31,88 |
9,360 |
,511 |
,701 |
,716 |
Berdasarkan tabel uji validitas
nilai rhitungr_{\text{hitung}}rhitung yang ditunjukkan oleh Corrected
Item Total Correlation untuk setiap atribut variabel
kepuasan kerja (X1) lebih besar dari rtabelr_{\text{tabel}}rtabel sebesar
0,2043. Dengan demikian, kedelapan atribut variabel kepuasan kerja (X1)
dinyatakan valid. Uji reliabilitasnya yaitu: nilai Alpha
Cronbach untuk variabel kepuasan kerja (X1) adalah
0,753. Karena nilai ini lebih besar dari 0,7, maka variabel kepuasan kerja (X1)
dinyatakan reliabel.
Item-Total Statistics
|
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item- Total
Correlation |
Squared Multiple Correlation |
Cronbach's Alpha if Item Deleted |
X21 |
32,4146 |
7,049 |
,317 |
,789 |
,763 |
X22 |
32,2927 |
6,662 |
,628 |
,855 |
,692 |
X23 |
32,2683 |
7,451 |
,410 |
,937 |
,734 |
X24 |
32,1951 |
7,361 |
,619 |
,694 |
,708 |
X25 |
32,5122 |
6,306 |
,492 |
,927 |
,723 |
X26 |
32,1707 |
7,795 |
,447 |
,915 |
,732 |
X27 |
32,3659 |
7,388 |
,412 |
,633 |
,733 |
X28 |
32,2683 |
7,501 |
,444 |
,503 |
,729 |
Berdasarkan dari tabel diatas: Nilai \( r_{\text{hitung}}
\) pada setiap atribut variabel kepuasan kerja lebih besar dari \( r_{\text{tabel}} \) sebesar 0,2043. Oleh sebab itu, kelima
atribut variabel kepuasan kerja dinyatakan valid. Nilai Alpha Cronbach untuk variabel kepuasan kerja adalah 0,723. Karena
nilai ini lebih besar dari \( r_{\text{tabel}} \),
maka variabel kinerja karyawan dinyatakan reliabel.
Untuk mengetahui keeratan hubungan
antar variabel digunakan analisis korelasi. Hal ini untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang dianalisis kuat
atau rendah dan searah atau tidak. Karena apabila hubungan tersebut kuat dan
searah, maka analisis selanjutnya dapat dilakukan. Sebaliknya apabila hubungan
yang dianalisis lemah maka dapat dipastikan pengaruh antar variabel juga sangat
rendah. Hasil uji korelasi terhadap variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel.
|
Kinerja |
Kepuasan kerja |
Iklim Organisasi |
|
|
Kinerja |
1,000 |
,721 |
,757 |
Pearson
Correlation |
Kepuasan
kerja |
,721 |
1,000 |
,523 |
|
Iklim Organisasi |
,757 |
,523 |
1,000 |
|
Kinerja |
. |
,000 |
,000 |
Sig. (1-tailed) |
Kepuasan
kerja |
,000 |
. |
,000 |
|
Iklim Organisasi |
,000 |
,000 |
. |
|
Kinerja |
41 |
41 |
41 |
N |
Kepuasan
kerja |
41 |
41 |
41 |
|
Iklim Organisasi |
41 |
41 |
41 |
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
korelasi antara variabel kepuasan kerja (X1) dengan kinerja karyawan (Y) sangat
tinggi. Begitu juga nilai korelasi antara variabel iklim organisasi (X2) dengan
kinerja karyawan (Y), yang menunjukkan nilai korelasi yang cukup kuat. Ketiga
nilai korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 5.7 bernilai positif dan mendekati
satu. Hal ini dapat diartikan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat penelitian sangat kuat dan searah, dimana
jika terjadi kenaikan pada variabel kepuasan kerja (X1) dan iklim organisasi
(X2), maka akan diikuti kenaikan pada variabel kinerja karyawan (Y).
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diduga bahwa kedua variabel bebas
memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Hal
ini akan dibuktikan kebenarannya pada analisis regresi linear berganda, uji F
dan uji t. Koefisien determinasi (R²) berguna untuk mengukur ketepatan atau
kecocokan suatu garis regresi yang diterapkan terhadap suatu kelompok data
hasil observasi. Makin besar nilai R² dikatakan model regresi semakin tepat
atau cocok, sebaliknya makin kecil nilai R² dikatakan model regresi tidak tepat
untuk mewakili data hasil observasi. Selain itu, R² juga berguna untuk mengukur
proporsi atau persentase dari jumlah variasi Y yang dapat diterangkan oleh
model regresi. Hasil uji koefisien determinasi simultan dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Uji Koefisien Determinant Simultan
Korelasi Berganda (R) |
Koefisien Determinant (R2) |
Koefisien Determinant yang
Disesuaikan (R2-adjusted) |
,847 |
,718 |
,703 |
Tabel 4
menunjukkan bahwa nilai korelasi berganda antara variabel bebas dengan variabel
terikat sebesar 0,847. Nilai korelasi tersebut bernilai positif dan mendekati
satu. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat sangat kuat dan searah. Hasil tersebut juga mengindikasikan bahwa
variabel kepuasan kerja (X1) dan iklim organisasi (X2) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Dugaan tersebut
dapat dibuktikan kebenarannya pada uji F. Adanya nilai korelasi berganda
sebesar 0,847 mengakibatkan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,718,
karena nilai koefisien determinasi merupakan kuadrat dari nilai korelasi
berganda. Nilai tersebut menjelaskan bahwa besarnya keragaman data yang mampu
dijelaskan oleh variabel bebas dalam model sebesar 71,8%. Sedangkan 28,2%
lainnya mampu dijelaskan oleh variabel atau faktor lain yang tidak terdapat
dalam model. Sedangkan nilai terkoreksi dari koefisien determinasi
(R²-adjusted) sebesar 0,703 artinya ketepatan model dalam menjelaskan keragaman
data sebesar 70,3%.
Secara
statistik, model persamaan regresi yang diajukan beserta hasil pengujian
hipotesisnya sudah dapat dikatakan memenuhi syarat, dalam arti eratnya hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Akan tetapi, agar model
persamaan tersebut dapat diterima secara ekonometrika
dari estimator-estimator yang diperoleh dengan metode
kuadrat terkecil (OLS) dan memenuhi syarat Best Linear Unbiased
Estimation (BLUE), maka harus juga memenuhi asumsi
bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas
dan autokorelasi. Salah satu asumsi model regresi
linear klasik adalah tidak terjadinya multikolinearitas
antara sesama variabel bebas yang ada dalam model atau dapat dikatakan tidak
adanya hubungan linear yang sempurna antara variabel bebas yang ada dalam
model. Pengertian multikolinearitas adalah terjadinya
korelasi yang sempurna maupun korelasi tidak sempurna tetapi relatif sangat
tinggi pada variabel bebas yang ada dalam penelitian ini. Adanya multikolinearitas sempurna akan berakibat bahwa koefisien
regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi akan menjadi tak
terhingga. Jika multikolinearitas kurang sempurna,
maka koefisien regresi meskipun berhingga akan mempunyai standar deviasi yang
besar, yang berarti pula koefisien-koefisiennya tidak dapat ditaksirkan dengan
mudah.
Untuk
mendeteksi multikolinearitas tersebut menurut Gujarati (1993:166) salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menguji adanya multikolinearitas dapat
dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation
Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka
variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas
dengan variabel bebas yang lainnya. Pada penelitian ini diperoleh nilai VIF
sebesar 1,376 pada kepuasan kerja, dan 1,376 pada iklim organisasi. Nilai
tersebut kurang dari 10, sehingga disimpulkan bahwa berdasarkan VIF, tidak
terjadi kasus multikolinearitas pada model regresi
yang diperoleh. Berdasarkan uji multikolinearitas
yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa model regresi yang diperoleh pada
penelitian ini bebas dari gangguan multikolinearitas.
Uji asumsi regresi berganda, heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah
model yang tidak terjadi heteroskedastisitas di
dalamnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, seperti metode Grafik, Park, Gleyser, Barlett dan Rank Spearman. Dalam penelitian
ini digunakan metode diagram pencar. Dengan menggunakan metode ini, Pemeriksaan
terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan
melihat pola diagram pancar. Jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola
tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Jika diagram pancar tidak membentuk pola acak maka regresi tidak mengalami
gangguan heteroskedastisitas.
Penggunaan uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross-sectional). Jika suatu model regresi terjadi kasus autokorelasi, maka akan menyebabkan uji F dan uji t menjadi tidak akurat. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Pada penelitian ini diperoleh nilai DW sebesar 1,702. Pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode statistik dari Durbin-Watson.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh
kepuasan kerja (X1) dan iklim organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) di
Kantor Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji
hubungan antara variabel-variabel tersebut. Sebelum melakukan analisis
regresi, dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan konsistensi
dan keabsahan dari pertanyaan yang terkait dengan kepuasan kerja, iklim
organisasi, dan kinerja karyawan. Hasil uji menunjukkan bahwa semua atribut
pertanyaan valid dan reliabel, memungkinkan penggunaan mereka dalam analisis
regresi.
Hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial maupun
simultan antara kepuasan kerja (X1) dan iklim organisasi (X2) terhadap kinerja
karyawan (Y). Model regresi yang dihasilkan adalah Y = -0,34 + 0,417X1 +
0,588X2, yang menunjukkan bahwa peningkatan satu satuan dalam variabel kepuasan
kerja atau iklim organisasi akan menghasilkan peningkatan kinerja karyawan
sesuai dengan koefisien masing-masing. Tingkat akurasi model regresi ini diukur dengan koefisien determinasi
(R2-adjusted) sebesar 0,703, yang berarti model mampu menjelaskan variasi data
sebesar 70,3%. Variabel kinerja karyawan sendiri memiliki R2 sebesar 0,718,
menunjukkan bahwa 71,8% variasi dalam kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
variabel bebas dalam model tersebut.
Sebelum model
digunakan secara luas, dilakukan uji asumsi klasik seperti multikolinearitas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
Hasilnya menunjukkan bahwa model tersebut memenuhi semua asumsi klasik yang
diperlukan untuk analisis regresi linear berganda, sehingga dapat diandalkan
untuk memprediksi perubahan variabel terikat dengan efektif. Pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan, kepuasan kerja (X1) dan
iklim organisasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
Hasil ini menguatkan bahwa variabel-variabel tersebut memainkan peran penting
dalam meningkatkan kinerja karyawan di Kantor Kecamatan Burneh
Kabupaten Bangkalan. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan bukti bahwa kepuasan kerja dan
iklim organisasi berkontribusi secara positif terhadap kinerja karyawan.
Implikasi dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan
manajemen sumber daya manusia dan meningkatkan efisiensi organisasi di tempat
kerja.
Kesimpulan
Variabel
kepuasan kerja (X1) berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan di
Kantor Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t-hitung untuk kepuasan kerja (X1) sebesar 5,178 yang
melebihi nilai ttabel (1,6849), sehingga disimpulkan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y).
Variabel iklim organisasi (X2) juga berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan di Kantor Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan. Nilai t-hitung untuk iklim organisasi (X2) sebesar 7,355, melebihi
nilai ttabel (1,6849), sehingga disimpulkan bahwa
iklim organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y).
Secara simultan, kedua variabel (X1 dan X2) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung
sebesar 48,435 yang lebih besar dari Ftabel (3,24),
serta nilai P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil
dari α (0,05). Oleh karena itu, disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan iklim
organisasi secara bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan secara signifikan.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat disarankan: Perlu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) dengan menjaga dan meningkatkan tingkat kepuasan
kerja karyawan. Kepuasan kerja yang tinggi dapat membantu memastikan bahwa
karyawan dapat mencapai kinerja optimal sesuai dengan harapan yang ditetapkan.
BIBLIOGRAFI
Adha,
S., & Didi Y. S. (2019). Pengaruh
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Esdm Kabupaten Pandeglang. Ekonomi
Vokasi, 2(1), 61–72.
Abdul, F. N. (2023). Metode Penelitian Kualitatif. In Вестник Росздравнадзора (Pertama, Vol. 4, Issue 1). CV. Harfa Creative.
Dyah & Erwan. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif.
Fitri, N. A., Basri, H., & Andriyani, I. (2023). Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening ( Studi Kasus pada Karyawan Kanca Bank Syariah Indonesia Palembang ). Ekombis Review-Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 11(2), 1087–1094.
Hidayat, F. N., & Ratmawati, D. (2019). Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Airlangga, 29(2), 94–107. https://doi.org/10.20473/jeba.V29I22019.6215
Hilamaya, M. P., Mursito, B., & Sarsono. (2021). Study on Technical Implementation Unit Employees of Central Region Flood Pump Area 1 Semarang City Public Works Office. International Journal of Economics, Bussiness and Accounting Research (IJEBAR), 5(3), 1–13.
Jafar, M. A., Trimulato, T., & Gani, I. (2023). The Influence Of Leadership And Motivation On Employee Performance Moderated By Work Environment. JPS (Jurnal Perbankan Syariah), 4(1), 20–34. https://doi.org/10.46367/jps.v4i1.1025
Khoiri, A. H., & Sobirin, A. (2023). Pengaruh Iklim Organisasional dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening di PT. Tripilar Betonmas. Jurnal Mahasiswa Bisnis & Manajemen, 02(01), 190–205.
Mansyur, Z., Yusuf, A., & Rifai, M. (2021). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai Puskesmas. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 575–584. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.657
Nimas, M. S. P. (2018). Kepuasan Kerja Karyawan : Studi Literatur. Diponorogo Journal Of Management, 7.
Sany, T. K., & Wahyudi, S. (2018). Analisis Kualitas Pelayanan Publik Pada Kendaraan Roda Dua (Sim C). JAMAK:Jurnal Administrasi Manajemen Dan Kepemimpinan, 5(2), 17–25.
Sjahruddin, H., & Toban, C. (2016). The Antecedent and Consequence of Organizational Commitment and Job Satisfaction. Journal of Business and Management Sciences, 4(2), 26–33. https://doi.org/10.12691/jbms-4-2-1
Supit, C. G., Pelleng., F. A. O., & Kalangi, J. A. F. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt Astra International Daihatsu – DSO Malalayang. Jurnal Administrasi Bisnis, 5(1), 1–7.
Yuniningsih, T., & Kharisma, D. (2017). Efektivita Organisasi Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. Majalah Kedokteran Indonesia, 54(7), 283–288.
Copyright holder: Istiqomah, Sigit Wahyudi, Indiati (2024) |
First publication
right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |