Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No.
11, November 2024
PENGARUH JOB INSECURITY, WORK STRESS DAN WORK OVERLOAD TERHADAP EMPLOYEE PERFORMANCE PADA
KARYAWAN PKWT PT PAL INDONESIA
Ayu Syarifah Indrawati
Universitas Surabaya, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari variabel
job insecurity, work stress, work overload pada employee performance.
Dasar teori yang digunakan
pada penelitian ini adalah Employee Performance. Penelitian
tergolong jenis penelitian causal research dengan
pendekatan kuantitatif.
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan non-probability sampling, dengan
jenis purposive sampling. Target populasi
yang dipakai pada penelitian
ini adalah karyawan PKWT serta pimpinan dari karyawan
PKWT yang bekerja pada PT PAL Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 110 responden karyawan PKWT serta pimpinan dari karyawan PKWT. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan memakai software smartPLS untuk menguji model pengukuran. Hasil
pada penelitian ini menunjukkan bahwa job
insecurity dan work overload signifikan negatif terhadap employee
performance, sedangkan work stress tidak signifikan terhadap employee performance karyawan
PKWT pada PT PAL Indonesia.
Kata kunci: job insecurity,
work stress, work overload, employee performance
Abstract
This study aims to
determine and analyze the effect of job insecurity, work stress, work overload
variables on employee performance. The theoretical basis used in this research
is Employee Performance. The research is classified as a type of causal research
with a quantitative approach. The sampling technique used in this research is
non-probability sampling, with purposive sampling. The target population used
in this study were PKWT employees and leaders of PKWT employees who worked at
PT PAL Indonesia. The sample used in this study was 110 respondents of PKWT
employees and leaders of PKWT employees. This study uses multiple linear
regression analysis using smartPLS software to test
the measurement model. The results in this study indicate that job insecurity
and work overload are significantly negative to employee performance, while
work stress is not significant to the employee performance of non-permanent
employees at PT PAL Indonesia.
Keywords: job insecurity, work
stress, work overload, employee performance
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan penentu penting keberhasilan atau kegagalan proses perubahan dalam organisasi atau perusahaan
Status
sumber daya manusia sendiri dibedakan menjadi dua yaitu karyawan kontrak dan karyawan tetap, yang mana setiap karyawan, baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak, diwajibkan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan. Namun, terkadang diperlukan biaya yang besar untuk mendapatkan
dan mempertahankan sumber daya manusia yang kompeten. Sedangkan setiap perusahaan pasti ingin mengurangi
biaya dalam proses operasi mereka dengan tetap menghasilkan
keuntungan yang setinggi-tingginya.
Sehingga menuntut perusahaan untuk selalu melakukan cara untuk beradaptasi
salah satunya adalah dengan efisiensi biaya, dimana terdapat
beberapa pilihan dalam menangani permasalahan yang muncul dan salah
satu cara yang diterapkan oleh banyak perusahaan saat ini ialah dengan ikatan kerja yang elastis. Sistem perjanjian kerja kontrak merupakan
salah satu struktur perjanjian kerja yang digunakan dalam hal ini.
Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja antara pekerja dan pengusaha untuk menjalin hubungan kerja selama waktu
tertentu atau untuk pekerjaan tertentu
Perjanjian kerja kontrak
diatur dalam kebijakan pemerintah Pasal 8
Setiap karyawan pastinya sangat menginginkan kenyamanan dan rasa aman saat bekerja. Dalam
hal ini, keamanan berarti tidak hanya aman
dari kecelakaan kerja tetapi juga rasa aman dari risiko
kehilangan pekerjaan
Upaya peneliti
untuk meneliti bagaimana job insecurity, work stress dan work
overload mempengaruhi employee performance
menjadi sangat berarti. Selain itu, dengan
menyelidiki mekanisme yang mendasari hubungan antara job insecurity, work stress dan work
overload dan employee performance. Fenomena
job insecurity, work stress dan work overload dalam
bekerja banyak ditemukan pada perusahaan yang memiliki karyawan dengan status kontrak, dimana sistem perjanjian
kerja kontrak ini juga digunakan pada salah satu perusahaan manufaktur kapal perang terbesar di Indonesia yaitu PT PAL Indonesia. PT PAL Indonesia sendiri
merupakan salah satu industri strategis milik BUMN yang memproduksi alat utama sistem
pertahanan Indonesia khususnya
untuk matra laut, dimana PT PAL Indonesia memiliki banyak Sumber Daya Manusia yang berkompeten yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Sesuai data yang ada per tanggal 31 Januari 2023, PT PAL memiliki
1.531 Karyawan PKWT (Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu) dan
PKWTT (Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu) diantaranya 444 karyawan memiliki status PKWT dan
1.083 memiliki status PKWTT. Selama
kontrak kerja yang disepakati, karyawan yang bekerja sebagai karyawan PKWT dapat dipromosikan menjadi karyawan PKWTT apabila memiliki prestasi kerja yang baik dan karyawan PKWT biasanya diangkat menjadi karyawan PKWTT dalam kurun waktu antara
3-5 tahun bekerja. Apabila dalam jangka
waktu 5 tahun karyawan PKWT tidak diangkat menjadi karyawan PKWTT maka kontrak kerja akan
berakhir.
Dengan perkembangan
teknologi yang serba cepat dan persaingan dunia bisnis yang semakin tinggi, PT PAL Indonesia diharapkan
selalu dapat beroperasi dengan efektif dan efisien untuk tetap bersaing,
maju, dan berkembang. Sehingga dengan adanya berbagai pertimbangan dalam hal-hal yang terkait pemulihan kestabilan perusahaan, serta untuk menempuh langkah efisiensi terhadap biaya operasional perusahaan dan mengoptimalkan tenaga kerja yang ada maka kesepakatan pemenuhan SDM dilakukan dengan prinsip “Zero Growth” yang baru
saja di tetapkan pada tahun 2023. Konsep zero growth
ini merupakan kebijakan yang digunakan perusahaan untuk tidak menambah jumlah karyawan PKWTT, sehingga sistem pengangkatan PKWT menjadi PKWTT dilakukan apabila terdapat karyawan PKWTT yang pensiun, meninggal ataupun mengundurkan diri. Tetapi fenomena
yang terjadi di PT PAL Indonesia selama
3 tahun terakhir menunjukan data turnover karyawan
PKWT tidak lebih dari 1% yang mana dapat dikatakan bahwa turnover di PT
PAL dianggap rendah. Hal ini menunjukan bahwa PT PAL Indonesia mampu mempertahankan sebagian besar karyawannya dalam jangka waktu
yang lama.
Namun di sisi
lain perusahaan juga tidak jarang merekrut karyawan baru yang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Sehingga dengan merekrut karyawan baru juga dapat menyebabkan karyawan merasa tidak aman tentang
pekerjaan mereka karena mereka takut
akan tersaingi oleh karyawan baru dan ditambah dengan semakin sedikitnya kesempatan untuk dapat diangkat menjadi karyawan PKWTT dikarenakan adanya kebijakan zero growth dan perekrutan
karyawan baru yang menimbulkan beberapa dampak terhadap karyawan. Selain itu apabila karyawan
tidak dapat mengendalikan apa yang mereka lakukan, stres dapat muncul
karena terlalu banyak tuntutan akan tugas, ketidakpastian
bagi karyawan, kesempatan kerja yang lebih sempit di masa depan, dan pengenalan teknologi baru, sehingga hal-hal inilah yang dapat membuat karyawan stress
Selain job insecurity dan work
stress yang lebih dirasakan
oleh karyawan PKWT, adanya ketidaksesuaian beban kerja diakibatkan ketika individu diberi pekerjaan tambahan oleh organisasi dalam jumlah yang tidak wajar dengan
waktu yang sedikit dan/atau pekerjaan di luar dari job description individu tersebut yang juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut
Metode Penelitian
Apabila dilihat dari jenis penelitian,
maka penelitian ini tergolong ke
dalam basic research kerena
penelitian ini bersifat menguji, memodifikasi, dan mengembangkan teori dan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian kuantitatif, menurut
Hasil
dan Pembahasan
Uji Validitas
Uji Validitas pada PLS (partial least square) memiliki 2 hasil yaitu convergent dan discriminant validity. Berikut ada hasil uji validitas:
a.
Convergent Validity
Hasil pada convergent
validity akan dinyatakan
pada hasil Average Variance Extracted (AVE), berikut hasil convergent
validity:
Tabel 1. Hasil Average Variance Extracted
Average Variance Extracted (AVE) |
|
Job Insecurity |
0.650 |
Work Overload |
0.599 |
Work Stress |
0.711 |
Employee Performance |
0.706 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Pada hasil Average Variance Extracted (AVE) terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai diatas 0,5. Hal ini menunjukan data telah valid pada convergent validity karena memenuhi syarat validitas yang baik yaitu memiliki nilai diatas 0,5.
b. Discriminant Validity
Hasil pada discriminant validity akan dinyatakan pada hasil fornell larcker dan cross loading, berikut hasil discriminant validity:
Tabel
2. Fornell Larcker Criterion
Employee Performance |
Job Insecurity |
Work Overload |
Work Stress |
|
Employee Performance |
0.840 |
|||
Job Insecurity |
-0.460 |
0.806 |
||
Work Overload |
-0.444 |
0.528 |
0.774 |
|
Work Stress |
-0.255 |
0.476 |
0.560 |
0.843 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Tabel
3. Cross Loading
Employee Performance |
Job Insecurity |
Work Overload |
Work Stress |
|
EP1 |
0.878 |
-0.431 |
-0.427 |
-0.223 |
EP2 |
0.820 |
-0.392 |
-0.371 |
-0.278 |
EP3 |
0.739 |
-0.252 |
-0.230 |
-0.121 |
EP4 |
0.827 |
-0.483 |
-0.478 |
-0.384 |
EP5 |
0.863 |
-0.362 |
-0.375 |
-0.202 |
EP6 |
0.885 |
-0.382 |
-0.367 |
-0.173 |
EP8 |
0.751 |
-0.342 |
-0.172 |
-0.021 |
EP9 |
0.845 |
-0.440 |
-0.451 |
-0.241 |
EP10 |
0.875 |
-0.479 |
-0.456 |
-0.320 |
EP11 |
0.835 |
-0.405 |
-0.326 |
-0.266 |
EP12 |
0.858 |
-0.481 |
-0.435 |
-0.228 |
EP13 |
0.862 |
-0.329 |
-0.372 |
-0.154 |
EP14 |
0.826 |
-0.266 |
-0.294 |
-0.176 |
EP15 |
0.853 |
-0.375 |
-0.360 |
-0.244 |
EP16 |
0.878 |
-0.340 |
-0.335 |
-0.121 |
EP18 |
0.829 |
-0.247 |
-0.329 |
-0.092 |
JI1 |
-0.424 |
0.772 |
0.491 |
0.399 |
JI3 |
-0.294 |
0.812 |
0.289 |
0.337 |
JI4 |
-0.452 |
0.816 |
0.526 |
0.405 |
JI5 |
-0.330 |
0.785 |
0.402 |
0.387 |
JI6 |
-0.261 |
0.797 |
0.401 |
0.419 |
JI7 |
-0.333 |
0.866 |
0.398 |
0.351 |
JI8 |
-0.424 |
0.843 |
0.426 |
0.403 |
JI9 |
-0.360 |
0.753 |
0.398 |
0.353 |
WO1 |
-0.416 |
0.380 |
0.747 |
0.355 |
WO3 |
-0.282 |
0.342 |
0.757 |
0.384 |
WO5 |
-0.330 |
0.476 |
0.821 |
0.492 |
WO6 |
-0.349 |
0.372 |
0.799 |
0.492 |
WO7 |
-0.256 |
0.344 |
0.728 |
0.355 |
WO8 |
-0.379 |
0.512 |
0.789 |
0.507 |
WS1 |
-0.055 |
0.357 |
0.482 |
0.760 |
WS2 |
-0.203 |
0.465 |
0.524 |
0.726 |
WS3 |
-0.202 |
0.442 |
0.504 |
0.847 |
WS4 |
-0.149 |
0.450 |
0.610 |
0.852 |
WS5 |
-0.178 |
0.381 |
0.447 |
0.853 |
WS6 |
-0.193 |
0.277 |
0.427 |
0.855 |
WS7 |
-0.328 |
0.400 |
0.443 |
0.871 |
WS8 |
-0.206 |
0.401 |
0.431 |
0.894 |
WS9 |
-0.229 |
0.436 |
0.475 |
0.915 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Pada discriminant validity yang dinyatakan pada fornell larcker dan cross loading, dimana syarat fornell larcker dan cross loading adalah setiap variabel dan indikator memiliki nilai diatas 0,7 dan saat dibandingkan dengan indikator dan variabel lain nilainya paling besar. Dan pada hasil tersebut dapat diketahui dimana keseluruhan dari data telah memenuhi kriteria yaitu memiliki nilai diatas 0,7 dan jika dibandingkan dengan indikator atau variabel lain nilainya paling tinggi.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada partial least square dengan penggunaan smartPLS 3.0 akan ditunjukan pada Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Berikut adalah hasil uji reliabilitas:
a.
Composite Reliability
Tabel
4. Hasil Composite Reliability
Composite Reliability |
|
Job Insecurity |
0.937 |
Work Overload |
0.900 |
Work Stress |
0.957 |
Employee Performance |
0.975 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Pada hasil composite reliability diperoleh hasil setiap variabel memiliki nilai diatas 0,7 dimana memenuhi syarat uji reliabilitas. Hal ini menunjukan dari hasil composite reliability data telah reliabel.
b. Cronbach’s Alpha
Tabel 5. Hasil Cronbach’s
Alpha
Cronbach’s Alpha |
|
Job Insecurity |
0.923 |
Work Overload |
0.867 |
Work Stress |
0.950 |
Employee Performance |
0.972 |
Sumber: Data Primer (2024)
Pada hasil Cronbach’s Alpha diperoleh hasil setiap variabel memiliki nilai diatas 0,7 dimana memenuhi syarat uji reliabilitas. Hal ini menunjukan dari hasil Cronbach’s Alpha data telah reliabel.
Hasil Uji Inner Model
Pada hasil Uji Inner Model akan ditunjukan hasil model fit dan r-square. Dimana pada tahap pengujian hasil inner model bertujuan untuk melakukan pengujian model structural yang bertujuan untuk uji kelayakan model dalam mengukur ketepatan fungsi dari regresi terhadap sampel dalam statistic dengan data aktual.
Model Fit
Tabel
6. Tabel Hasil Model Fit
|
Saturated Model |
Estimated Model |
SRMR |
0,080 |
0,080 |
NFI |
0,704 |
0,704 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Pada pemaparan diatas didapati SRMR mendapat nilai 0,080 dimana nilai tersbut memenuhi kriteria model
fit dimana nilai SRMR yaitu ≤0,08. Pada nilai NFI mendapat nilai 0,704, dimana nilai NFI telah mendekati 0,9. Maka dapat disimpulkan bahwa data telah memenuhi kriteria model fit.
R-Square
Tabel 7. Tabel R-Square
|
R Square |
R Square Adjusted |
Employee Performance |
0.272 |
0.251 |
Sumber:
Data Primer (2024)
Pada hasil diatas dapat
diketahui bahwa nilai R-Square Adjusted sebesar
0,251. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel job insecurity,
work stress dan work overload mampu mempengaruhi employee performance sebesar 25,1% dan sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian.
Hubungan Antar Variabel (Path Coefficient)
Berikut hasil perhitungan uji T melalui bootstrapping untuk hubungan antar variabel:
Tabel 8. Tabel Hasil Path
Coefficient
Path
Coefficient |
T Statistics |
P Values |
|
Job Insecurity -> Employee Performance |
-0.332 |
3.073 |
0.002 |
Work Stress -> Employee Performance |
0.078 |
0.629 |
0.530 |
Work Overload -> Employee Performance |
-0.312 |
2.079 |
0.038 |
Sumber: Data Primer (2024)
Gambar 1. Hasil Bootstrapping
a.
Hipotesis 1, pengaruh job insecurity terhadap
employee performance adalah signifikan negatif, dimana mendapatkan nilai t-statistic sebesar
3,073 dan p- values sebesar 0,002. Menjadikan Hipotesis 1 diterima, karena memenuhi syarat yaitu nilai t > 1,96, dengan tingkat signifikansi p-values < 0,05. Hal ini didukung dengan
hasil yang sama oleh
b.
Hipotesis 2, pengaruh
work stress terhadap employee performance adalah tidak signifikan,
dimana mendapatkan nilai t-statistic sebesar
0,629 dan p- values sebesar 0,530. Menjadikan Hipotesis 2 ditolak, karena tidak memenuhi syarat yaitu nilai
t > 1,96, dengan tingkat
signifikansi p-values < 0,05. Hasil ini tidak sejalan
dengan penelitian
c.
Hipotesis 3, pengaruh work overload terhadap
employee performance adalah signifikan negatif, dimana mendapatkan nilai t-statistic sebesar
2,079 dan p- values sebesar 0,038. Menjadikan Hipotesis 3 diterima, karena memenuhi syarat yaitu nilai t > 1,96, dengan tingkat signifikansi p-values < 0,05. Hal ini didukung dengan
hasil yang dari penelitian yang dilakukan oleh
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : (1) Sample pada penilitian ini berasal dari para karyawan PKWT di PT PAL Indonesia yang bergerak pada sektor manufaktur dengan didominasi 80% usia para karyawan berada pada rentang 21-30 tahun. Sedangkan untuk para pimpinan di PT PAL Indonesia mayoritas berada pada rentang usia 31-40 tahun dengan besarnya persentase 41%. (2) Performa pegawai atau employee performance pada Perusahaan PT PAL Indonesia akan diteliti dengan menggunakan variabel job insecurity, work stress, dan work overload pada para pegawai PKWT. (3) Pada hasil yang telah ditemukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa job insecurity dan work overload berpengaruh negatif dan signifikan terhadap employee performance pada Perusahaan PT PAL Indonesia. Dengan dibuktikannya pada hasil hipotesis nilai t statistic lebih dari 1,96 dan p-values kurang dari 0,05. Sedangkan untuk work stress didapati hasil bahwa tidak berpengaruh signifikan terhadap employee performance para karyawan PKWT di PT PAL Indonesia, dibuktikannya pada hasil hipotesis bahwa nilai t statistic kurang dari 1,96 dan p-value lebih dari 0,05.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar para pemimpin Perusahaan PT PAL Indonesia dapat memperhatikan 2 aspek yang meliputi job insecurity dan work overload yang dalam penelitian ini terbukti memiliki pengaruh terhadap employee performance pada pegawai PKWT di PT PAL Indonesia. Sehingga diharapkan dengan memperhatikan kedua aspek tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja para pegawai. Selain daripada itu, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu objek penelitian merujuk pada suatu perusahaan yaitu PT PAL Indonesia. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih luas dengan menambahkan objek penelitian lain. Serta penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambahkan variabel lain guna untuk mengetahui aspek lain yang bisa berpengaruh terhadap employee performance seperti gaya kepimpinan transformasional, lingkungan kerja, dan kepuasan kerja.
BIBLIOGRAFI
Arijanto, A., Marlita,
D., Suroso, A., & Purnomo, R. (2020). How is the Effect of Job
Insecurity, Work Stress, and the Work Environment on Turnover Intention: A
Case Study at the Company of Supplier Security System in Indonesia.
Asaloei, S. I., Wolomasi, A. K., & Werang, B. R. (2020). Work-related stress and performance among primary school teachers. International Journal of Evaluation and Research in Education, 9(2), 352–358. https://doi.org/10.11591/ijere.v9i2.20335
Booth, A. L., Francesconi, M., Frank, J., Beatson, M., Butcher, T., Card, D., Groshen, E., Jimeno, J., Jovanovic, B., Van Der Klaauw, W., Krueger, A., & Storrie, D. (2002). Temporary Jobs: Stepping Stones Or Dead Ends?*.
Brown, M., & Benson, J. (2005). Managing to overload? Work overload and performance appraisal processes. In Group and Organization Management (Vol. 30, Issue 1, pp. 99–124). https://doi.org/10.1177/1059601104269117
Duxbury, L., & Higgins, C. (2001). Work-Life Balance in the New Millennium: Where Are We? Where Do We Need to Go?
Ega, N. M., Riswandi, P. M., & Rahman, A. (2023). The Effect of Work Overload on Work Stress and Performance of Morowali District General Hospital Employees. International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS), 5(4), 451–458. https://doi.org/10.56338/ijhess.v5i4.4224
Farros, I. M., Sudiro, A., & Sunaryo. (2023). The relation of job insecurity and workload toward turnover intentions mediated by work stress. International Journal of Research in Business and Social Science (2147- 4478), 12(2), 148–157. https://doi.org/10.20525/ijrbs.v12i2.2352
Karatepe, O. M. (2013). The effects of work overload and work-family conflict on job embeddedness and job performance: The mediation of emotional exhaustion. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 25(4), 614–634. https://doi.org/10.1108/09596111311322952
Mallu, S. (2015). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Kontrak Menjadi Karyawan Tetap Menggunakan Metode Topsis. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan.
Mardewi, S., & Tricahyadinata, I. (2023). The effect of work stress and work conflict and social support on nurse performance.
Medysar, S., Asj’ari, F., & Samsiyah, S. (2019). Pengaruh Job Insecurity Terhadap Turnover Intention Melalui Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Karyawan Pt. Malidas Sterilindo Di Sidoarjo. Majalah Ekonomi, 24(2), 194-203.
Pandey, D. L. (2020). Work stress and employee performance: an assessment of impact of work stress. International Research Journal of Human Resource and Social Sciences, 7(05), 124-135.
Paramita, R., Rizal, N., & Sulistyan, R. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif.
PP RI No 35. (2021). Presiden Republik Indonesia.
Rinayanti, P, D. (2023). The influence of work overload, person-job fit, and work engagement on employee performance through job stress as a variable intervening in automotive companies. Jurnal Mantik, 7(2), 1175-1188.
Soelton, M., Wahyono, T., Oktaviar, C., Arief, H., Saratian, E. T. P., Cahyawati, I., & Syah, T. Y. R. (2021). Job Insecurity Anomaly on Turnover Intention and Employee Performance in The Organization Heavy Equipment Transportation Services. European Journal of Business and Management Research, 6(2), 211–216. https://doi.org/10.24018/ejbmr.2021.6.2.822
Suswati, E. (2020). The Influence Of Work Stress On Turnover Intention: Employee Performance As Mediator In Casual-Dining Restaurant. Jurnal Aplikasi Manajemen, 18(2), 391–399. https://doi.org/10.21776/ub.jam.2020.018.02.20
Tahir, T. M., & Ullah, K. I. (2021). Exploring The Work Engagementas Mediator In Finding Impact Ofjob Insecurity On Job Performance. Academic Journal of Social Sciences, 5, 109–124.
Copyright holder: Ayu Syarifah
Indrawati (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |