Syntax
Literate: Indonesian Scientific Journal p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
9, No. 8, Agustus 2024
PENGARUH
STABILISASI TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN FLY ASH BOTTOM ASH DITINJAU DARI NILAI CALIFORNIA
BEARING RATIO (CBR)
Angga Khaidarius1,
Yulindasari
Sutejo2*, Febrian Hadinata3
Universitas Sriwijaya,
Palembang, Indonesia1,2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2*, [email protected]3
Abstrak
Tanah gambut merupakan
salah satu tanah bermasalah yang memiliki kompresibilitas dan kandungan air
yang sangat tinggi. Tanah gambut juga memiliki kapasitas daya dukung tanah yang
rendah sehingga diperlukan teknik perbaikan. Pada
penelitian ini menggunakan bahan campuran Fly Ash, Bottom Ash, dan Fly
Ash+Bottom Ash. Penggunaan
fly ash dan bottom ash sebagai bahan campuran karena bahan ini memiliki butiran
yang halus, berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari hasil pembakaran batu bara
dengan kandungan unsur kimia antara lain silika (SiO2), alumina (Al2O3), Fero
oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO) serta memiliki kandungan unsur-unsur
lainnya. Penelitian ini menggunakan variasi kadar fly ash dan bottom ash yaitu
0%, 10%, 15%, 20%, 25%. Lokasi pengambilan sampel tanah gambut diambil di Desa
Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Pengujian laboratorium meliputi pengujian soil properties dan California
Bearing Ratio (CBR) Unsoaked.Hasil soil properties (lokasi 1) yaitu: Kadar air
(w) 550 ,64%, Kadar
Organik (OC) 49,54%, Kadar Abu (AC) 50,46%, Kadar Serat (FC) 42,03%, Berat
Jenis (Gs) 1,754 gr/cm3, dan Nilai pH 3. Hasil Pengujian CBR tanah
gambut asli sebesar 4.73 % (Lokasi 1) dan 4.55% (Lokasi 2). Nilai CBR Unsoaked
Tanah Gambut + fly ash yaitu 3,99%; 4,94%; 7,30%; 9,86%; 12,16%; 15,97%. Tanah
Gambut + bottom ash yaitu 3,99%; 4,44%; 6,66%; 8,32%; 10,57%; 13,86%. Tanah
Gambut + fly ash + bottom ash yaitu 3,99%; 5,43%; 7,84%; 10,03%; 12,95%;
18,72%.
Kata kunci: Tanah Gambut, Fly Ash, Bottom Ash, CBR
Unsoaked, Uji SEM, EDX
Abstract
Peat soil is a problematic soil that has very high
compressibility and water content. Peat soil also has a low soil carrying
capacity so repair techniques are needed. In this research, a mixture of Fly
Ash, Bottom Ash, and Fly Ash+Bottom Ash was used. The use of fly ash and bottom
ash as a mixture is because this material has fine grains, is grayish in color
and is obtained from burning coal containing chemical elements including silica
(SiO2), alumina (Al2O3), ferrous oxide (Fe2O3) and calcium oxide (CaO) and
contains other elements. This research uses variations in fly ash and bottom
ash levels, namely 0%, 10%, 15%, 20%, 25%. The location for taking peat soil
samples was taken in Parit Village, North Indralaya District, Ogan Ilir
Regency, South Sumatra Province. Laboratory testing includes soil properties
testing and California Bearing Ratio (CBR) Unsoaked. Soil properties results
(location 1) are: Water content (w) 550.64%, Organic Content (OC) 49.54%, Ash Content
(AC) 50 .46%, Fiber Content (FC) 42.03%, Specific Gravity (Gs) 1.754 gr/cm3,
and pH Value 3. CBR Test Results for original peat soil were 4.73% (Location 1)
and 4.55% (Location 2). The CBR value of Unsoaked Peat Soil + fly ash is 3.99%;
4.94%; 7.30%; 9.86%; 12.16%; 15.97%. Peat + bottom ash, namely 3.99%; 4.44%;
6.66%; 8.32%; 10.57%; 13.86%. Peat + fly ash + bottom ash, namely 3.99%; 5.43%;
7.84%; 10.03%; 12.95%; 18.72%.
Keywords:
Peat Soil, Fly Ash, Bottom Ash, CBR Unsoaked, SEM, EDX Test
Pendahuluan
Provinsi
Sumatera Selatan memiliki lahan gambut yang luas yaitu 1,3 Ha. Tanah gambut
sebagian besar berada dilokasi bagian timur yaitu Kabupaten Banyuasin, Muba,
Muara Enim, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir. Tanah gambut merupakan salah satu
tanah bermasalah yang memiliki kompresibilitas dan kandungan air yang sangat
tinggi (Rismawati et al., 2022; Tampubolon, 2020). Tanah gambut
juga memiliki kapasitas daya dukung tanah yang rendah sehingga diperlukan
teknik perbaikan dengan menggunakan tiang untuk memperkuat konstruksi diatasnya
(Waruwu & Pardosi, 2021). Meskipun
demikian, konstruksi pada tanah gambut tetap berbahaya dikarenakan penurunan
yang terjadi sangat besar dan terjadi dalam waktu yang sangat lama. Selain
penurunan, masalah stabilitas tanah gambut selama konstruksi seperti bearing
failure dan slip failure perlu diperhatikan (Duraisamy et al., 2007).
Stabilisasi
merupakan upaya untuk memperbaiki sifat dari tanah asli agar tanah yang
bermasalah tersebut mempunyai parameter tanah yang layak untuk digunakan dalam Pembangunan
konstruksi diatasnya (Hardiyatmo, 2006). Beberapa
penelitian pada stabilisasi tanah gambut yaitu: Amelya (2018) menggunakan
campuran Bios 44, (Freddy et al., 2016) campuran Gypsum, (Dwina et al., 2021) dengan campuran
Kapur dan Fly Ash, (Harwadi & Nurmalasari, 2023) campuran Fly Ash
dan Kapur, (Sarie & Hendri, 2022) menggunakan
campuran Kapur, Abu Terbang (Fly Ash) dan Styrofoam, (Rismawati, 2022) campuran Bottom
Ash, (Mochtar & Yulianto, 2014) campuran Caco 3
dan Pozolan, (Oktopani et al., 2024) campuran limbah
Abu Cangkang Kelapa Sawit, (Nuraisah, 2018) campuran Abu Terbang Batubara dan Kapur, (Posedung et al., 2020) campuran Bottom
Ash, dan (Prabowo, 2018) menggunakan
campuran Kapur dan Matos.
Berdasarkan
uraian diatas maka pada penelitian ini menggunakan bahan campuran Fly ash dan
bottom ash. Penggunaan fly ash dan bottom ash sebagai bahan campuran karena
bahan ini memiliki butiran yang halus, berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari
hasil pembakaran batu bara dengan kandungan unsur kimia antara lain silika
(SiO2), alumina (Al2O3), Fero oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO) serta
memiliki kandungan unsur-unsur lainnya. Penelitian ini direncakan menggunakan
variasi kadar fly ash dan bottom ash yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, 25%. Untuk
mengetahui pengaruh dari penambahan fly ash dan bottom ash pada tanah gambut
perlu dilakukan pengujian agar mendapatkan nilai
parameter yang dapat dibandingkan.
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kadar air, pH, berat
jenis, kadar organik, kadar abu, serta klasifikasi tanah gambut dan Pemadatan
standar untuk sampel tanah terganggu dan CBR (Unsoaked).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya. Tahapan pertama dalam penelitian adalah mencari literatur, seperti mempelajari penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, teori-teori yang menunjang korelasi antara beberapa parameter tanah, prosedur pengujian, dan teknik analisis data. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan lapangan yang berupa mempersiapkan material yang akan dipakai seperti pengambilan sampel tanah gambut di daerah Palemraya Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1). Sampel tanah yang diambil berupa sampel tanah yang terganggu dan tidak terganggu. Sampel tanah gambut tak terganggu di daerah Palemraya Inderalaya diambil pada dua lokasi pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel menggunakan metode block sampling (ASTM D: 7015-13) dengan tabung yang berdiameter 30 cm dan tinggi 30 cm. Gambar 2 memperlihatkan sampel tanah gambut yang tidak terganggu.
Gambar 1. Lokasi Pengambilan
Sampel Tanah Gambut
Gambar 2. Sampel Tanah Gambut
Selanjutnya
proses pekerjaan laboratorium (Sifat fisik, kimiawi, dan mekanis) dilakukan di
Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Sriwijaya di Indralaya. Pengujian California Bearing
Ratio (CBR) Unsoaked digunakan untuk
mengetahui sifat mekanis dari tanah gambut. Sampel tanah untuk bahan material
stabilisasi dimulai dari pengeringan, penumbukan serta penyaringan sampel
tanah. Bahan campuran fly ash dan bottom ash dipersiapkan dengan komposisi bahan
campuran fly ash, bottom ash, fly ash + bottom ash sebanyak 0%, 5%, 10%, 15%
dan 25% terhadap berat benda uji tanah gambut. Jumlah sampel pengujian CBR
Laboratorium Unsoaked terangkum dalah Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Sampel
Pengujian CBR Laboratorium Unsoaked
No. |
Jenis Pencampuran fly ash |
Jumlah Sampel |
Kode |
||
1. |
Tanah Gambut |
3 |
FA.0.0 |
||
2. |
Tanah Gambut
+ 5% fly ash |
3 |
FA.5.0 |
||
3. |
Tanah Gambut
+ 10% fly ash |
3 |
FA.10.0 |
||
4. |
Tanah Gambut
+ 15% fly ash |
3 |
FA.15.0 |
||
5. |
Tanah Gambut
+ 20% fly ash |
3 |
FA.20.0 |
||
6. |
Tanah Gambut
+ 25% fly ash |
3 |
FA.25.0 |
||
Jumlah |
18 |
||||
No. |
Jenis Pencampuran
bottom ash |
Jumlah Sampel |
Kode |
|
|
|
|||||
1. |
Tanah Gambut |
3 |
BA.0.0 |
|
|
2. |
Tanah Gambut + 5% bottom ash |
3 |
BA.0.5 |
|
|
3. |
Tanah Gambut + 10% bottom ash |
3 |
BA.0.10 |
|
|
4. |
Tanah Gambut + 15% bottom ash |
3 |
BA.0.15 |
|
|
5. |
Tanah Gambut + 20% bottom ash |
3 |
BA.0.20 |
|
|
6. |
Tanah Gambut + 25% bottom ash |
3 |
BA.0.25 |
|
|
Jumlah |
18 |
|
|||
No. |
Jenis Pencampuran
fly ash dan bottom ash |
Jumlah Sampel |
Kode |
||
1. |
Tanah
Asli |
3 |
FA+AB.0 |
||
2. |
Tanah Gambut + 5% fly ash dan bottom ash |
3 |
FA+AB.5 |
||
3. |
Tanah Gambut + 10% fly ash dan bottom ash |
3 |
FA+AB.10 |
||
4. |
Tanah Gambut + 15% fly ash dan bottom ash |
3 |
FA+AB.15 |
||
5. |
Tanah Gambut + 20% fly ash dan bottom ash |
3 |
FA+AB.20 |
||
6. |
Tanah Gambut + 25% fly ash dan bottom ash |
3 |
FA+AB.25 |
||
Jumlah |
18 |
Hasil dan Pembahasan
Pengujian index properties (sifat fisisk dan sifat kimiawi) tanah gambut dilakukan untuk mengidentifikasi tanah asli. Pengujian sifat fisik tanah antara lain pengujian kadar air, berat jenis, dan derajat keasaman. Pengujian sifat kimia tanah meliputi pemeriksaan kadar organik, kadar abu dan kadar serat. Hasil dari pengujian index properties tanah gambut di lokasi pengambilan sampel yaitu Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengujian kadar air, diperoleh nilai kadar air (w) tanah gambut pada desa Parit Lokasi 1 dengan nilai 550,64% dan titik 2 dengan nilai 465,53%. Tanah gabut dilokasi tersebut memiliki kadar air yang sangat tinggi. Selanjutnya hasil pengujian berat jenis (spesific gravity), didapat nilai berat jenis (Gs) tanah gambut dari lokasi Desa Parit yaitu lokasi 1 sebesar 1,754 dan titik 2 sebesar 1,706. Pada pengujian derajat keasaman (pH), didapat nilai pH dari tanah gambut di daerah desa Parit Kabupaten Ogan Ilir dengan nilai titik 1sebesar 3,70 dan lokasi 2 sebesar 3,02.
Kemudian pengujian Organic Content (OC) pada tanah gambut yang berasal dari desa Parit Kabupaten Ogan Ilir didapat hasil dengan nilai yaitu: lokasi 1 sebesar 49,54% dan Titik 2 sebesar 50,92%. Menurut Budi Susilo Soepandji (1996) dan A’azokhi Waruwu (2002) dalam Panjaitan (2013) didapat nilai kadar organik daerah Palembang dan Lampung berkisar 40%-60%. Nilai kadar organik termasuk ke rentang tersebut. Setelah itu hasil pengujian Ash Conten (AC), didapat nilai persentase kadar abu (AC) pada tanah gambut di desa Parit Kabupaten Ogan Ilir dengan nilai yaitu lokasi 1 sebesar 50,46% dan lokasi 2 sebesar 49,08%. Dari hasil pengujian Fiber Content (FC) didapat nilai kadar serat pada tanah gambut di Desa Parit Kabupaten Ogan Ilir yaitu pada lokasi 1 42,03% dan pada titik 2 41,2%. Selanjutnya Nilai berat isi basah () tanah gambut pada desa Parit Kabupaten Ogan Ilir dengan nilai yaitu lokasi 1 sebesar 1,088 gr/cm3 dan lokasi 2 sebesar 1,109 gr/cm3. Dan Tanah gambut di lokasi desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir memiliki nilai berat isi kering () yaitu lokasi 1 sebesar 0,616 gr/cm3 dan lokasi 2 sebesar 0,650 gr/cm3.
Tabel 2. Hasil
Pengujian Index Properties Tanah
Gambut
Parameter |
Simbol |
Lokasi
1 |
Lokasi
2 |
Kadar Air (%) |
w |
550,64 |
465,53 |
Berat Jenis |
Gs |
1,754 |
1,706 |
Derajat Keasaman |
pH |
3,000 |
3,020 |
Kadar Organik (%) |
OC |
49,54 |
50,92 |
Kadar Abu (%) |
AC |
50,46 |
49,08 |
Kadar Serat (%) |
FC |
42,030 |
41,200 |
Berat Isi Basah (gr/cm3) |
|
1,088 |
1,109 |
Berat Isi Kering (gr/cm3) |
|
0,616 |
0,650 |
Hasil Pengujian CBR Laboratorium untuk tanah gambut yang belum distabilisasi (tanah asli) pada lokasi Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara dapat dilihat pada Tabel 3. Tanah gambut asli pada lokasi Desa Parit pada kedua titik mempunyai nilai rata-rata CBR sebesar 4.73 % dan 4.55 %. Nilai CBR tersebut menunjukan bahwa tanah gambut pada lokasi tersebut memiliki daya dukung yang sangat rendah dan tidak cocok untuk digunakan sebagai subgrade pada konstruksi perkerasan jalan. Perlu diberikan beberapa beberapa langkah perbaikan kondisi tanah sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi diatasnya. Penelitian Arrosyid et al (2017) menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu sebesar CBR Unsoaked 3.72 % serta CBR Soaked 3.42%. Rekapitulasi hasil pengujian CBR dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai CBR Tanah Gambut
Desa
Parit |
Nilai
CBR (%) |
Rata-rata |
Lokasi
1 |
4.08 |
4.01 |
3.96 |
||
3.99 |
||
Lokasi
2 |
3.98 |
3.98 |
3.96 |
||
4.00 |
Sebelum dilakukan pengujian stabilisasi tanah gambut dengan uji CBR, dilakukan pengujian pemadatan tanah standar (PTS) terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kadar air optimum dan berat isi kering maksimum sebagai parameter kepadatan tanah. Pengujian pemadatan tanah standar ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Pengujian sampel tanah gambut di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan (Tabel 4). Berdasarkan hasil pada Tabel 4 tersebut bahwa hasil kadar air optimum memiliki nilai yang cukup besar dikarenakan partikel tanah gambut merupakan partikel yang dapat menyerap air dengan volume sangat tinggi.
Tabel
4. Hasil Pengujian Pemadatan Tanah Standar
Desa
Parit |
Kadar
Air Optimum (wopt,
%) |
Berat
isi kering maksimum (gd,
gr/cm3) |
Rata-Rata wopt |
Rata-Rata gd |
Lokasi
1 |
76.69 |
0.616 |
73.01 |
0.660 |
|
69.32 |
0.703 |
|
|
Lokasi
2 |
70.32 |
0.783 |
65.31 |
0.730 |
|
60.29 |
0.677 |
|
|
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada lokasi 1 Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir mempunyai hasil rata-rata kadar air optimum (wopt) sebesar 73.01% dan berat isi kering maksimum (gd) sebesar 0.660 gr/cm3 sedangkan pada lokasi 2 di lokasi Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir mempunyai hasil rata-rata kadar air optimum sebesar 65.31% dan berat isi kering maksimum 0.730 gr/cm3. Hasil pengujian ini sedikit berbeda dengan penelitian Ningsih (2019) dimana tanah gambut daerah Dusun III Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago Kota Palembang yang mempunyai nilai kadar air optimum sebesar 42.30 % dan berat isi kering maksimum sebesar 1.055 gr/cm3.
Tanah gambut di daerah Desa Parit Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan umumnya memiliki warna hitam dengan serat berwarna coklat agak kemerahan. Untuk dapat melihat tekstur dari tanah gambut maka dilakukan analisa SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDS (Energy Disversive X-Ray Spectroscopy) yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Alat untuk analisa SEM dan EDS yang dilakukan perbesaran 1000x, 2000x, dan 3000x. Gambar 3 menjelaskan hasil SEM tanah gambut, Fly Ash, Bottom Ash, Fly Ash+Bottom Ash pada perbesaran 2000x. Serta Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9 memperlihatkan hasil EDS.
|
|
Tanah Gambut Lokasi 1 |
Fly Ash |
|
|
Tanah Gambut Lokasi 2 |
Bottom Ash |
|
|
Tanah Gambut+ Fly Ash Lokasi 1 |
Tanah Gambut+ Bottom Ash Lokasi 1 |
|
|
Tanah Gambut+ Fly Ash Lokasi 2 |
Tanah Gambut+ Bottom Ash Lokasi 2 |
|
|
Tanah Gambut+ Fly Ash + Bottom Ash Lokasi
1 |
Tanah Gambut+ Fly Ash + Bottom Ash Lokasi
2 |
Gambar 3. Hasil SEM Tanah Gambut, Fly Ash,
Bottom Ash, Fly Ash+Bottom Ash
Tabel
7. Hasil EDS Tanah Gambut Asli
Lokasi 1 |
Lokasi 2 |
|
|
|
|
Tabel 8. Hasil EDS Fly Ash dan Bottom Ash
Fly Ash |
Bottom Ash |
|
|
|
|
Tabel 9. Hasil EDS Tanah Gambut + Fly Ash+Bottom Ash
25 %
Lokasi 1 |
Lokasi 2 |
|
|
|
|
Berdasarkan Tabel 7, pada hasil uji Scanning Electron Microscope pada material tanah gambut di lokasi 1 Desa Parit dengan pembesaran 2000 x dapat dilihat bahwa butiran tanah gambut pola yang tidak beraturan. Tanah gambut di lokasi 1 ini memiliki kandungan unsur kimia, yaitu elemen O (Oxygen) sebesar 42,6%, C (Carbon) sebesar 50,7% dan Si (silicon) sebesar 3,00%. Sedangkan untuk lokasi 2 Desa Parit dengan pembesaran 2000 x dapat dilihat bahwa butiran tanah gambut pola yang tidak beraturan cenderung menyerupai lembaran-lembaran. Fapat dianalisa bahwa material tanah gambut lokasi 2 memiliki elemen O (Oxygen) sebesar 38,8%, C (Carbon) sebesar 55,4% dan Si (silicon) sebesar 1,6%.
Hasil SEM material Fly Ash ini memiliki kandungan unsur kimia elemen O (Oxygen) sebesar 60,2%, C (Carbon) sebesar 6,5% dan Si (silicon) sebesar 0,8%. Elemen silicon yang cukup tinggi dapat membantu memberikan efek pada sifat mekanis tanah gambut tersebut. Dan untuk SEM material Bottom Ash dengan pembesaran 2000 x dapat dilihat bahwa butiran Bottom Ash berbentuk bola dan lebih bervariasi dibandingkan dengan Fly Ash. Material Bottom Ash ini memiliki kandungan unsur kimia elemen O (Oxygen) sebesar 52%, C (Carbon) sebesar 18,6 % dan Si (silicon) sebesar 1,6%. Elemen silicon yang cukup tinggi dibandingkan dengan material Fly Ash dapat membantu memberikan efek pada sifat mekanis tanah gambut tersebut.
Hasil uji Scanning Electron Microscope pada material Tanah Gambut + 25% Fly Ash + Bottom Ash di lokasi 1 Desa Parit dengan pembesaran 2000 x dapat dilihat bahwa butiran tanah gambut pola yang tidak beraturan. Lokasi 1 ini memiliki kandungan unsur kimia elemen O (Oxygen) sebesar 46,4%, C (Carbon) sebesar 37,6% dan Si (silicon) sebesar 12,6%. Terlihat bahwa elemen silicon mengalami penambahan yang lebih besar dibandingkan dengan tanah gambut asli yang dicampur hanya dengan Fly Ash atau Bottom Ash. Serta hasil uji Scanning Electron Microscope pada material Tanah Gambut + 25% Fly Ash + Bottom Ash di lokasi 2 Desa Parit dengan pembesaran 2000 x dapat dilihat bahwa butiran tanah gambut juga memiliki pola yang tidak beraturan. Kandungan unsur kimia yang dimiliki seperti elemen O (Oxygen) sebesar 40,3%, C (Carbon) sebesar 52,2% dan Si (silicon) sebesar 2,4%. Terlihat bahwa elemen silicon mengalami penambahan yang lebih besar dibandingkan dengan tanah gambut asli.
Rekapitulasi nilai CBR tanah campuran lokasi 1 dan lokasi 2 ditunjukkan dalam Tabel 5, Tabel 6, Gambar 3 dan Gambar 4. Pada tanah gambut lokasi 1 di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara setelah dicampur dengan Fly Ash, Bottom Ash, dan Fly Ash+Bottom Ash sebanyak (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) memberikan hasil yang meningkat. Nilai CBR pada tanah gambut lokasi 1 dicampur dengan 25% kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash memiliki nilai CBR terbesar diantara campuran hanya Fly Ash dan hanya Bottom Ash dengan nilai CBR sebesar 17,58%. Sedangkan nilai CBR tanah gambut lokasi 1 setelah dicampur dengan Fly Ash 25% sebesar 15,58% dan nilai CBR tanah gambut lokasi 1 setelah dicampur dengan Bottom Ash 25% sebesar 14,23%.
Pada tanah gambut lokasi 2 di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara setelah dicampur dengan Fly Ash, Bottom Ash dan kombinasinya (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) memberikan hasil yang cenderung meningkat secara linear. Nilai CBR pada tanah gambut lokasi 2 dicampur dengan 25% kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash memiliki nilai CBR terbesar diantara campuran hanya Fly Ash dan hanya Bottom Ash dengan nilai CBR sebesar 19,86%. Sedangkan nilai CBR tanah gambut lokasi 2 setelah dicampur dengan Fly Ash 25% sebesar 16,36% dan nilai CBR tanah gambut lokasi 1 setelah dicampur dengan Bottom Ash 25% sebesar 13,49%. Hasil pengujian CBR memperlihatkan nilai lebih dari 5%. Sehingga kekuatan tanah sebagai subgrade jalan dapat dikatakan bagus. Dimana dengan nilai ini, maka pemadatatan tanah di lapanagan secara normal tidak diperlukan untuk lalu lintas ringan.
Tabel 10. Rekapitulasi Nilai CBR Tanah Campuran Lokasi 1
Tanah Gambut + Fly Ash |
Nilai CBR |
Tanah Gambut + Bottom Ash |
Nilai CBR |
Tanah Gambut + Fly Ash +
Bottom Ash |
Nilai CBR |
0% |
4,01 |
0% |
4,01 |
0% |
4,01 |
5% |
4,78 |
5% |
4,25 |
5% |
5,46 |
10% |
7,22 |
10% |
6,87 |
10% |
7,90 |
15% |
9,73 |
15% |
8,47 |
15% |
10,24 |
20% |
12,20 |
20% |
10,74 |
20% |
13,12 |
25% |
15,58 |
25% |
14,23 |
25% |
17,58 |
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai CBR Tanah Campuran Lokasi 2
Tanah Gambut + Fly Ash |
Nilai CBR |
Tanah Gambut + Bottom Ash |
Nilai CBR |
Tanah Gambut + Fly Ash +
Bottom Ash |
Nilai CBR |
0% |
3,98 |
0% |
3,98 |
0% |
3,98 |
5% |
5,10 |
5% |
4,63 |
5% |
5,41 |
10% |
7,38 |
10% |
6,45 |
10% |
7,79 |
15% |
9,98 |
15% |
8,17 |
15% |
9,82 |
20% |
12,12 |
20% |
10,40 |
20% |
12,79 |
25% |
16,36 |
25% |
13,49 |
25% |
19,86 |
Gambar
4. Pengaruh Nilai CBR Desa Parit Lokasi 1 Setelah Dicampur
Gambar 5. Pengaruh Nilai CBR Desa Parit Lokasi 2 Setelah Dicampur
Pada tanah gambut lokasi 2 di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara setelah dicampur dengan Fly Ash, Bottom Ash dan kombinasinya (5%, 10%, 15%, 20%, 25%) memberikan hasil yang cenderung meningkat secara linear. Nilai CBR pada tanah gambut lokasi 2 dicampur dengan 25% kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash memiliki nilai CBR terbesar diantara campuran hanya Fly Ash dan hanya Bottom Ash dengan nilai CBR sebesar 19,86%. Sedangkan nilai CBR tanah gambut lokasi 2 setelah dicampur dengan Fly Ash 25% sebesar 16,36% dan nilai CBR tanah gambut lokasi 1 setelah dicampur dengan Bottom Ash 25% sebesar 13,49%. Hasil pengujian CBR memperlihatkan nilai lebih dari 5%. Sehingga kekuatan tanah sebagai subgrade jalan dapat dikatakan bagus. Dimana dengan nilai ini, maka pemadatatan tanah di lapanagan secara normal tidak diperlukan untuk lalu lintas ringan.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini diuraikan sebagai berikut: Tanah gambut di Desa Parit Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan
Ilir Sumatera Selatan diklasifikasi sebagai tanah gambut Fibrous
Peat karena tanah pada lokasi ini termasuk dalam tanah gambut yang mempunyai
kadar serat sebesar 42.03%, kadar abu
sebesar 50.46, nilai pH sebesar 3.00. Berdasarkan ASTM D-4427-92, menurut
kadar abu sampel tanah gambut termasuk dalam kategori high ash peat karena kadar abu ≥ 15%. Menurut nilai pH tanah sampel
tanah gambut termasuk dalam kategori highly
acidic karena pH tanah < 4,5. Menurut kadar seratnya sampel tanah gambut
termasuk dalam kategori Fibrous peat
karena memiliki kadar serat ≥ 20%. Desa Parit lokasi1 nilai kadar air optimum (wopt) sebesar 73.01% dan berat
kering maksimum (gd) = 0.660 gr/cm3. Titik 2 kadar air optimum =
65.31% dan berat kering maksimum = 0.730 gr/cm3.Rata-rata nilai CBR unsoaked
pada tanah gambut asli angka sebesar 4.73 untuk lokasi 1 dan 4.55 untuk Lokasi
2.
Nilai CBR pada tanah gambut lokasi 1 dicampur dengan 25% kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash memiliki nilai CBR terbesar sebesar 17,58%, dicampur dengan Fly Ash 25% sebesar 15,58%, dan nilai CBR dicampur dengan Bottom Ash 25% sebesar 14,23%. Untuk lokasi 2, nilai CBR pada tanah gambut yang dicampur dengan 25% kombinasi Fly Ash dan Bottom Ash sebesar 19,86%. Sedangkan nilai CBR setelah dicampur dengan Fly Ash 25% sebesar 16,36% dan nilai CBR setelah dicampur dengan Bottom Ash 25% sebesar 13,49%.
BIBLIOGRAFI
Amelya, D. R. (2018). Studi
Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Tanah Gambut Terhadap Penambahan Bios 44.
Duraisamy, Y., Huat, B. B. K., & Aziz,
A. A. (2007). Methods of utilizing tropical peat land for housing scheme.
Dwina, D. O., Nazarudin, N., Kumalasari,
D., & Fitriani, E. (2021). Stabilisasi Tanah Gambut Dengan Penambahan Kapur
dan Fly Ash Sisa Pembakaran Cangkang Sawit Sebagai Subgrade Jalan. Fondasi:
Jurnal Teknik Sipil, 10(1), 24–32.
Freddy, Z. I., Surjandari, N. S., &
Djarwanti, N. (2016). Stabilisasi Tanah Gambut Menggunakan Campuran Gypsum
Sintetis (CaSO4. 2H2O) dan Garam Dapur (NaCl) Ditinjau dari Pengujian Triaksial
UU. Matriks Teknik Sipil, 4(3).
Hardiyatmo, H. C. (2006). Soil Mechanics
I. Gadjah Mada University Press.
Harwadi, F., & Nurmalasari, N. (2023).
Fly Ash Dan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Pada Tanah Gambut Di Kabupaten
Bulungan. Civil Engineering Scientific Journal, 2(3).
Mochtar, N. E., & Yulianto, F. E.
(2014). Pengaruh usia stabilisasi pada tanah gambut berserat yang distabilisasi
dengan campuran CaCO3 dan pozolan. Jurnal Teknik Sipil ITB, 21(1),
57–64.
Nuraisah. (2018). Penggunaan Stabilizer
(Abu Terbang Batubara dan Kapur) Sebagai Bahan Perbaikan Tanah Gambut di Teluk
Selimau. Universitas Kalimantan Utara.
Oktopani, D., Sutejo, Y., & Hadinata,
F. (2024). Stabilization of Fibrous Peat Soils with Addition Palm Shell Ash
Waste. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 5(6), 2990–3004.
Posedung, A. C., Phengkarsa, F., &
Sandy, D. (2020). Pemanfaatan Bottom Ash Sebagai Bahan Substitusi Agregat Halus
Terhadap Kekuatan Beton. Paulus Civil Engineering Journal, 2(3),
187–195.
Prabowo, A. (2018). Pengaruh Stabilisasi
Tanah Menggunakan Kapur Dan Matos Terhadap Kuat Geser Dan Konsolidasi Tanah
Gambut.
Rismawati, M. S. (2022). Pengaruh
Penambahan Bottom Ash Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Gambut Terhadap Nilai
CBR. Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi Konstruksi, 8(1).
Rismawati, M. S., Dwina, D. O., &
Alfernando, O. (2022). Pengaruh Penambahan Bottom Ash Batu Bara Sebagai
Bahan Stabilisasi Tanah Gambut Terhadap Nilai CBR. Universitas Jambi.
Sarie, F., & Hendri, O. (2022).
Pengaruh Penambahan Kapur, Abu Terbang (Fly Ash), Dan Styrofoam Terhadap Nilai
Kepadatan Dan Cbr Tanah Gambut: Effect Of Addition Of Lime, Flying Ash, And
Styrofoam On The Value Of Density And Cbr Of Peat Soil. Jurnal Ilmiah Teknik
Sipil Transukma, 4(2), 69–75.
Tampubolon, R. (2020). Kuat Dukung Tanah
Gambut Terstabilisasi Kapur dan Evocrete Pada Kondisi Pemadatan Standar.
Universitas Islam Riau.
Waruwu, A., & Pardosi, S. Y. (2021).
Pengaruh Tiang Terhadap Kapasitas Dukung Pelat dan Modulus Reaksi Tanah-Dasar
pada Tanah Gambut: The Effect of Pile on the Bearing Capacity of the Plate and
the Modulus of Subgrade Reaction on Peat Soil. Jurnal Saintis, 21(02),
79–86.
Copyright holder: Angga Khaidarius, Yulindasari Sutejo,
Febrian Hadinata (2024) |
|
|
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
|
|
|
This article is licensed under: |
|